Anda di halaman 1dari 11

ETIKA PROFESI

HUKUM
Definisi Etika
• Etika (Ethics) yang mengandung arti : Ilmu tentang kesusilaan,
yang menentukan bagaimana patutnya manusia hidup dalam
masyarakat; ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral; kumpulan asas atau nilai
yang berkenaan dgn akhlak; nilai mengenai benar dan salah
yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
• bahasa Yunani kuno Ethos yang berarti kebiasaan, adat,
akhlak, watak, perasaan, sikap.
Fungsi Etika
• fungsi utama etika, sebagaimana disebutkan Magnis Suseno
(1991 : 15), yaitu untuk membantu kita mencari orientasi
secara kritis dalam berhadapan dengan moralitas yang
membingungkan.
Profesi
• Profesi dalam kamus besar bahasa indonesia adalah bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejuruan dan sebagainya) tertentu. jenis profesi yang dikenal
antara lain : profesi hukum, profesi bisnis, profesi kedokteran,
profesi pendidikan (guru).
Ciri-Ciri Profesi
• suatu bidang yang terorganisir dari jenis intelektual yang terus
menerus dan berkembang dan diperluas;
• suatu teknis intelektual;
• penerapan praktis dari teknis intelektual pada urusan praktis ;
• suatu periode panjang untuk suatu pelatihan dan sertifikasi;
• beberapa standar dan pernyatan tentang etika yang dapat
diselenggarakan;
• kemampuan memberi kepemimpinan pada profesi sendiri;
• asosiasi dari anggota-anggota profesi yang menjadi suatu kelompok
yang akrab dengan kualitas komunikasi yang tinggi antar anggota;
• pengakuan sebagai profesi;
• perhatian yang profesional terhadap penggunaan yang bertanggung
jawab dari pekerjaan profesi;
• hubungan erat dengan profesi lain.
Etika Profesi
Etika profesi adalah bagian dari etika sosial, yaitu filsafat atau
pemikiran kritis rasional tentang kewajiban dan tanggung jawab
manusia sebagia anggota umat manusia (Magnis Suseno et.al.,
1991 : 9). untuk melaksanakan profesi yang luhur itu secara baik,
dituntut moralitas yang tinggi dari pelakunya ( Magnis Suseno
et.al., 1991 : 75). Tiga ciri moralitas yang tinggi itu adalah :
• Berani berbuat dengan bertekad untuk bertindak sesuai
dengan tuntutan profesi.
• Sadar akan kewajibannya, dan
• Memiliki idealisme yang tinggi.
Profesi Hukum
• Profesi hukum adalah profesi yang melekat pada dan dilaksanakan
oleh aparatur hukum dalam suatu pemerintahan suatu negara (C.S.T.
Kansil, 2003 : 8). profesi hukum dari aparatur hukum negara
Republik Indonesia dewasa ini diatur dalam ketetapan MPR
II/MPR/1993 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara.
• Pengemban profesi hukum harus bekerja secara profesional dan
fungsional, memiliki tingkat ketelitian, kehati-hatian, ketekunan.
kritis, dan pengabdian yang tinggin karena mereka bertanggung
jawab kepada diri sendiri dan sesama anggota masyarakat, bahkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pengemban profesi hukum bekerja
sesuai dengan kode etik profesinya, apabila terjadi penyimpangan
atau pelanggaran kode etik, mereka harus rela
mempertanggungjawabkan akibatnya sesuai dengan tuntutan kode
etik. Biasanya dalam organisasi profesi, ada dewan kehormatan yang
akan mengoreksi pelanggaran kode etik.
Nilai Moral Profesi Hukum
Franz Magnis Suseno mengemukakan lima kriteria nilai moral yang kuat yang mendasari kepribadian
profesional hukum.
• Kejujuran
a. Sikap terbuka, berkenaan dengan pelayanan klien, kerelaan/keikhlasan melayani atau secara
cuma-cuma
b. Sikap wajar. Ini berkenaan dengan perbuatan yang tidak berlebihan, tidak otoriter, tidak sok
kuasa, tidak kasar, tidak menindas, tidak memeras.
• Otentik
a. tidak menyalahgunakan wewenang;
b. tidak melakukan perbuatan yang merendahkan martabat (malkukan perbuatan tercela;
c. mendahulukan kepentingan klien;
d. berani berinsiatif dan berbuat sendiri dengan bijaksana, tidak semata-mata menunggu atasan;
e. tidak mengisolasi diri dari pergaulan sosial.
• Bertanggung Jawab
a. kesediaan melakukan dengan sebaik mungkin tugas apa saja yang termasuk lingkup profesinya ;
b. bertindak secara proporsional, tanpa membedakan perkara bayaran dan perkara cuma-cuma
(prodeo);
c. kesediaan memberikan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kewajibannya.
• Kemandirian Moral
mandiri secara moral berarti tidak dapat dibeli oleh pendapat mayoritas, tidak terpengaruhi oleh
pertimbangan untung rugi (pamrih), penyesuaian diri dengan nilai kesusilaan dan agama.
• Keberanian Moral
a. menolak segala bentuk korupsi, kolusi suap, pungli;
b. menolak segala bentuk cara penyelesaian melalui jalan belakang yang tidak sah.
Etika Profesi Hukum
• suatu deskripsi umum, bahwa ada titik temu antara etika dan
dengan hukum. Keduanya memiliki kesamaan substansial dan
orientasi terhadap kepentingan dan tata kehidupan manusia. Dalam
hal ini etika menekankan pembicaraannya pada konstitusi soal baik
buruknya perilaku manusia. Perbuatan manusia dapat disebut baik,
arif dan bijak bilamana ada ketentuan secara normatif yang
merumuskan bahwa hal itu bertentangan dengan pesan-pesan etika.
Begitupun seorang dapat disebut melanggar etika bilamana
sebelumnya dalam kaidah-kaidah etika memeng menyebutkan
demikian. Sementara keterkaitannya dengan hukum, Paul Scholten
menyebutkan, baik hukum maupun etika kedua-duanya mengatur
perbuatan-perbuatan manusia sebagai manusia sebagai manusia,
yaitu ada aturan yang mengharuskan untuk diikuti, sedangkan di sisi
lain ada aturan yang melarang seseorang menjalankan sesuatu
kegiatan, misalnya yang merugikan dan melanggar hak-hak orang
lain.
Teori Hukum dalam Kaitannya
dengan Etika
• Salah satu teori hukum yang memiliki keterkaitan signifikan
dengan etika adalah "teori hukum sibernetika". Teori ini
menurut Winner, hukum itu merupakan pusat pengendalian
komunikasi antar individu yang bertujuan untuk mewujudkan
keadilan. Hukum itu diciptakan oleh pemegang kekuasaan,
yang menurut premis yang mendahuluinya disebut sebagai
central organ. Perwujudan tujuan atau pengendalian itu
dilakukan dengan cara mengendalikan perilaku setiap individu,
penghindaran sengketa atau dengan menerapkan sanksi-
sanksi hukum terhadap suatu sengketa. Dengan cara
demikian, setiap individu diharapakan berperilaku sesuai
dengan perintah, dan keadilan dapat terwujud.
Eksistensi Etika Profesi Hukum
Profesi hukum memiliki tempat yang istimewa ditengah
masyarakat, apalagi jika dikaitkan dengan eksistensi
konstitusional kenegaraan yang telah mendeklarasikan diri
sebagai negara hukum (rechstaat). Profesi hukum pun
berangkat dari suatu proses, yang kemudian melahirkan pelaku
hukum yang andal. Penguasaan terhadap perundang-undangan,
hukum yang sedang berlaku dan diikuti dengan aspek
aplikatifnya menjadi substansi profesi hukum. Tanggung jawab
seorang yang profesional, menurut Wawan Setiawan, paling
tidak harus bertanggung jawab kepada :
1. Klien dan masyarakat yang dilayaninya;
2. Sesama profesi dan kelompok profesinya;
3. Pemerintah dan negaranya.

Anda mungkin juga menyukai