Anda di halaman 1dari 10

DASAR-DASAR HUKUM PERDATA

• Hukum Perdata  Hukum yang mengatur


kepentingan perseorangan.
• Sejarah Hukum Perdata di Indonesia : Pendudukan
Perancis atas Belanda maka diberlakukan hukum
perdata Perancis (Code Civil). Setelah
pendudukan selesai, Belanda menyusun hukum
sipil Belanda : Burgerlijk Wetboek (BW) dan
Wetboek van Koophandel (WvK)
• Berdasarkan Asas Konkordansi, maka kodifikasi
hukum sipil Belanda (diumumkan pada tanggal
30/4/1847) ini berlaku di Indonesia (Hindia
Belanda), pada tanggal 1 Mei 1848.
SISTEMATIKA HUKUM PERDATA
• KUH Perdata (BW) terdiri atas 4 (empat) buku :
A. Buku I tentang Orang (van personen)
memuat hukum perseorangan dan hukum keluarga.
B. Buku II tentang Benda (van Zaken)
memuat hukum benda dan hukum waris.
C. Buku III tentang Perikatan (van Verbintennissen)
memuat hukum harta kekayaan yang mengenai hak
dan kewajiban yang berlaku terhadap orang-orang
D. Buku IV tentang Pembuktian dan Kadaluwarsa atau
Lewat Waktu (van Bewijs en Verjaring)
memuat ketentuan alat bukti dan akibat lewat waktu
terhadap hubungan-hubungan hukum.
HUKUM PERORANGAN
Mengatur tentang Orang (nama orang,
tempat tinggal, kecakapan hukum) dan
badan hukum sebagai subyek hukum.
Seorang manusia sebagai subyek hukum
sejak dia dilahirkan hingga saat dia
meninggal dunia.
HUKUM KELUARGA
• Memuat segala peraturan-peraturan hukum yang
timbul dari pergaulan hidup suatu keluarga.
• Keluarga dalam arti sempit adalah kesatuan
masyarakat kecil yang terdiri dari suami-istri dan
anak yang berdiam dalam satu tempat tinggal.
• Keluarga dalam arti luas apabila dalam satu
tempat tinggal berdiam pula pihak lain akibat dari
suatu perkawinan.
• Pembahasan hukum keluarga lebih mengacu
kepada UU No. 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan.
HAL-HAL YANG DIATUR DALAM HUKUM
KELUARGA
 Kekuasaan/kewajiban Orang Tua
a. wajib mengasuh dan mendidik anak-anak.
b. kewajiban tetap berjalan meskipun perkawinan
kedua orang tua putus.
c. anak wajib hormat dan patuh pada orang tua, wajib
memelihara ortu dan keluarga dalam garis lurus ke
atas, bila ortu memerlukan bantuan.
 Perwalian  pengawasan atau pengurusan terhadap
pribadi anak di bawah umur atau belum dewasa yang
tidak di bawah kekuasaan ortu serta pengurusan harta
benda anak sebagaimana diatur dalam undang-undang.
.
• Perwalian dapat terjadi karena :
1. Perkawinan ortu putus (meninggal dunia atau bercerai)
2.` Kekuasaan ortu dicabut. Maka Hakim / Pengadilan dapat
mengangkat wali.

• Dasar-dasar Perkawinan :
1. Tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia
dan kekal.
2. perkawinan sah apabila dilakukan menurut hukum masing-
masing agamanya dan kepercayaannya, dan harus dicatat menurut
aturan perundangan yang berlaku.
3. Asas Monogami
4. Usia Perkawinan
5. Mempersukar perceraian
6. Hak dan Kedudukan Istri
HUKUM BENDA
• Benda  segala sesuatu yang berguna
bagi subyek hukum dan dapat menjadi
obyek dalam suatu hubungan hukum.
• Benda dapat dibedakan atas Benda
bergerak dan benda tetap/tidak bergerak.
• Beberapa contoh hak atas tanah :
a. hak milik
b. hak guna usaha
c. hak guna bangunan
HUKUM PERIKATAN
• PERIKATAN adalah hubungan hukum antara
dua pihak atau lebih yaitu antara kreditur dan
debitur di bidang harta kekayaan, dimana
pihak yang satu (kreditur) berhak atas suatu
prestasi dan pihak yang lain (debitur)
berkewajiban memenuhi prestasi.
• Obyek perikatan adalah “prestasi”
• Macam prestasi :
a. menyerahkan sesuatu
b. berbuat sesuatu
c. tidak berbuat sesuatu
• Debitur dikatakan wanprestasi :
a. tidak memenuhi prestasi sama sekali
b. memenuhi prestasi tetapi terlambat
c. memenuhi prestasi tapi salah/keliru.

• Apabila debitur wanprestasi, Kreditur dapat memilih


beberapa kemungkinan tuntutan (gugatan) :
a. pemenuhan prestasi
b. pemenuhan prestasi + ganti kerugian
c. ganti kerugian
d. pembatalan perjanjian timbal balik
e. pembatalan + ganti kerugian
HUKUM PEMBUKTIAN DAN
DALUWARSA
• Pasal 1865 KUH Perdata : “barang siapa menyatakan bahwa
ia mempunyai hak atas sesuatu atau meneguhkan haknya
sendiri maupun membantah suatu hak orang lain, diwajibkan
membuktikan hak-hak tersebut”.
• Macam-macam alat bukti :
a. bukti tertulis atau surat
b. bukti kesaksian
c. bukti persangkaan
d. bukti pengakuan
e. bukti sumpah : sumpah menentukan, dan sumpah
tambahan.
• Daluwarsa : suatu alat untuk memperoleh sesuatu atau untuk
dibebaskan dari suatu perikatan dengan lewatnya atau
lampaunya waktu tertentu dan atas syarat-syarat yang
ditentukan oleh undang-undang.

Anda mungkin juga menyukai