Anda di halaman 1dari 151

HUKUM AGRARIA

Selamat bertemu dalam mata


kuliah Hukum Agraria
Iswantoro., S.H., M.H.
BAB II
PENGERTIAN DAN DEFINISI HK
AGRARIA
 Istilah Agraria : Akker (Belanda), Agros
(Yunani),Agger (Latin)
 Arti: tanah pertanian, perladangan, persawahan.
 Dalam UUPA (UU No 5 Th 1960), tidak ada
pengertian Agraria, Tapi hanya memberikan
ruang lingkup, meliputi bumi, air, ruang
angkasa, dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya.
RUANG LINGKUP AGRARIA/SDA/SD AGRARIA MNRT
TAP MPR RI NO IX/MPR/2001 TENTANG PEMBARUAN
AGARIA DAN PENGELOLAAN SDA
 Bumi ps 1 ay (4) UUPA adl permukaan bumi, termasuk tubuh
bumi dibawahnya serta yang ada dibawah air, permukaan
bumi menurut ps 4 ayat (1) UUPA adalah tanah.
 Air ps 1 ay (5) UUPA yaitu perairan pedalaman, air yang
berada di laut Indonesia.
 Ruang angkasa ps 1 ay (6) UUPA, ruang diatas bumi wil
Indonesiadan ruang diiatas air Indonesia. Ps 48 UUPA ruang
diatas bumi dan air yang mengandung tenaga dan unsur2…..
 Kekayaan yang terkandung didalamnya yaitu disebut bahan,
unsur2 kimia/mineral, bijih2, dan sgl macam batuan (batu
Mulia) (UU No 11 Th 1967 tentang Ketentuan2 Pokok
Pertambangan
PENGERTIAN HUKUM
AGRARIA
 Prof E. Utreacht, SH
 Hk agraria ( Hk tanah ) Adl menjadi bagian HAN, yang mengkaji
hubungan2 Hukum terutama yang akan memungkinkan para pejabat
yang bertugas mengurus soal-soal Agraria

 2. Prof. Subekti SH/Tjitrosubono, SH


 Hk agraria adalah keseluruhan dari ketentuan hokum, yang mengatur
hubungan antara orang yang 1 dengan yang lain, termasuk badan hokum
dan bumf, air, dan ruang angkasa dalam seluruh wilayah dan mengatur
pula wewenang yang bersumber Pd hubungan tersebut

 3. Prof. Budi HarsonoSH


 " Hk Agraria menurut UUPA, Adl keseluruhan kaedah2 baik
 Tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur agraria
PENGERTAN AGRARIA DALAM
ARTI LUAS
Diatur dalam ps 1 ay2 yang meliputi bumi, air, dan
ruang
angkasa
 a. bumi meliputi permukaan bumi, tubuh bumi dan
bawahnya
tubuh bumi, yang berarti dibawah air
 b. Pengertian air : meliputi perairan pedalaman, laut
wilayah Indonesia, hal tersebut diatas diatur dalam Ps 1
ay 4,5 UUPA
 c. Pengertian ruang angkasa, adalah ruang diatas bumi
PENGERTIAN AGRARIA DALAM
ARTI SEMPIT

 Hanya mencakup " hk Pertanahan : UU no 5 Th 60


yaitu bidang hokum yg mengatur hak-hak
Penguasaan atas tanah.
Hak penguasaan : hak yang memberi wewenang
Kepada pemegang hak ybs untuk
berbuat semata dengan tanah yang dikuasai
CARD SORT
 Dalam Actif Learning pembelajaran dalam
rangka penjajagan mahasiswa, efektif
menggunakan metode ini :
 Dapat mengetahui seberapa jauh penguasaan
mahasiswa terhadap materi kuliah
 Mnentukan metode pembelajaran
selanjutnya
 Evaluasi
TUGAS CARD SORT
 PAHAMI MATERI, 10 menit
 KARTU DIBAGIKAN,cermati makna, korelasi,esensi,
dll
 MENCARI PASANGAN dr kartu sesuaikan makna ,
JUMLAH MISAL 3,4,5,7 KARTU
 SHARING DAN DISKUSI KELOMPOK
 MENCARI TEMA ATAU JUDUL
 Presentasi,kelompok lain membahas
 KUMPULKAN LEMBAR KERJA/PORTOFOLIO
kelompok
KELOMPOK B
RUANG LINGKUP HK AGRARIA
MENURUT UUPA/UUPA DALAM
 1. BUMI ARTI LUAS
 2. AIR
 3. RUANG ANGKASA
 4. KEKAYAAN ALAM YANG
TERKANDUNG DIDALAMNYA
KELOMPOK II
PENGERTIAN AGRARIA MENURUT
UUPA DAPAT BERARTI LUAS
1. PERMUKAAN BUMI
2. TUBUH BUMI DIBAWAHNYA
3. TUBUH BUMI YANG BERARI AIR
4. PERAIRAN PEDALAMAN
5. LAUT WILAYAH INDONESIA
6. RUANG DIATAS BUMI
KELOMPOK III
PENGERTIAN HUKUM AGRARIA
MENURUT BUDI HARSONO
1. SATU KELOMPOK BERBAGAI BIDANG
HUKUM
2. MASING-MASING MENGATUR HAK
PENGUASAAN TANAH
3. SUMBER-SUMBER DAYA ALAM TERTENTU
4. MISAL: HK TANAH, HK AIR, HK PERIKANAN
DLL
5. HK ATAS PENGUASAAN ATAS TENAGA DAN
6. UNSUR-UNSUR DALAM RUANG ANGKASA
HK AGRARIA
DLM ARTI LUAS KEL C
 HUKUM PERTANAHAN
 HUKUM PENGAIRAN
 HUKUM PERIKANAN
 HUKUM PERTAMBANGAN
 HUKUM PENGUASAAN ATAS TENAGA
DAN UNSUR2 RUANG ANGKASA
KELOMPOK G
HIERARKHI HAK-HAK PENGUASAAN ATAS
TANAH DALAM HK TANAH NASIONAL
1. HAK BANGSA INDONESIA ATAS TANAH
2. HAK MENGUASAI DARI NEGARA ATAS TANAH

3. HAK ULAYAT MASYARAKAT HUKUM ADAT

4. HAK-HAK PERSEORANGAN:

aHAK-HAK ATAS TANAH perorangan


bWAKAF TANAH HAK MILIK
cHAK JAMINAN ATAS TANAH
dHAK MILIK ATAS SATUAN RUMAH SUSUN
KELOMPOK K
PEMBAGIAN GOL PENDUDUK PS
131 DAN 163(1) IS JAMAN HINDIA
BELANDA
1. GOLONGAN INDONESIABUMI
PUTRA/INLANDERS
2. GOLONGAN EROPA
3. GOLONGAN TIMUR ASING:
TIONGHOA
4. GOLONGAN TIMUR ASING: NON
TIONGHOA
KELOMPO J
PERATURAN TANAH JAMAN
HINDIA BELANDA YG DIHAPUS
1.
UUPA
AGRARISCHE WET
2. DOMEIN VERKLARING
3. ALGEMENE DOMEIN VERKLARING
4. DOMEIN VERKLARING
5. KONINLIJK BESLUIT
6. BUKU KE 2 KUH PERDATA
MENGATUR TANAH
KELOMPOK H
SUMBER-SUMBER TERTULIS
HUKUM AGRARIA
1. PASAL 33 (3) UUD 1945 : “BUMI, AIR, SERTA
KEKAYAAN …….”
2. UU NO. 5 TAHUN 1960,sebelumnya didahului
dualisme hk.
3. PERATURAN PELAKSANA/ORGANIK DARI
UUPA
4. PERATURAN LAMA BERDASAR PS II
ATURAN PERALIHAN UUD 1945 , “SEGALA
PERATURAN DAN BADAN NEGARA……..”
KELOMPOK VIII
TUJUAN UUPA/UU NO. 5 TAHUN
1960
1. MELETAKKAN DASAR-DASAR BAGI
PENYUSUNAN HK AGRARIA
NASIONAL
2. MENGADAKAN UNIFIKASI DAN
KESEDERHANAAN HK PERTANAHAN
3. MEMBERIKAN KEPASTIAN HUKUM
TENTANG HAK ATAS TANAH
SB HKM AGRARIA TIDAK
TERTULIS KEL I
 KEBIASAAN STLH UUPA BERLAKU
 YURISPRUDENSI
 DOKTRIN
 PRAKTEK AGRARIA
 HK ADAT LAMA YG CACATNYA SUDAH
DIBERSIHKAN
SEBELUM UUPA BERLAKU
KEL F
 HK AGRARIA ADAT
 HK AGRARIA BARAT
 HK AGRARIA ADMINISTRATIF
 HK AGRARIA SWAPRAJA
 HUKUM AGRARI ANTAR GOLONGAN
ISTILAH AGRARIA
KEL A
 AKKER
 AGROS
 AGGER
 AGRARIUS
 AGRARIAN
 AGRARIA
ADMINISTRASI
PERTANAHAN
 Administrasi Pertanahan termasuk dalam bidang
Administrasi Negara (Public Administration). Administrasi
Negara sebagai keseluruhan yang dilakukan oleh seluruh
Aparatur Pemerintah dan suatu Negara dalam usaha
mencapai tujuan Negara.
 Dalam fungsinya, administrasi Negara mempunyai tugas
utama yakni:
 Menentukan tujuan menyeluruh yang hendak dicapai
(organizasional goal);
 Menentukan kebijaksanaan umum yang menyangkut seluruh
organisasi (general and over allpolicies).
FILOSOFI PERATURAN
AGRARIA BELANDA
 LIBERALISME
 PROTEKSIONALISME
 INDIVIDULAISME
 FEODALISME
Administrasi Pertanahan pada
Zaman Pemerintahan Belanda
 Administrasi pertanahan dijalankan
berpedoman pada politik hokum pertahan
colonial pada waktu itu. Dasar peraturan yang
berlaku dengan berpedoman pada pasal 131
dan 163 (1) IS (Indische Staatsregeling), yang
membagi tiga golongan masyarakat:
1. Golongan Indonesia
2. Golongan Eropa
3. Golongan Timur Asing
SISTEMATIKA BW
 BUKU I, PERIHAL ORANG/VAN PERSONEN
(HK PERORANGAN DAN KELUARGA)
 BUKU II, PERIHAL BENDA/VAN ZAKEN
(HUKUM BENDA DAN HK WARIS)
 BUKU III, PERIHAL PERIKATAN/VAN
VERBINNTENISSEN
 BUKU IV, PERIHAL PEMBUKTIAN DAN
KADALUWARSA (ALAT PEMBUKTIAN DAN
AKIBAT LEWAT WAKTU TERHADAP HUB2
HUKUM
 Akibat adanya penggolongan masyarakat
diatas, menimbulkan hokum yang beraneka
ragam yang berlaku.Dari pasal 163 dan pasal
131 IS berlaku dua macam hokum yaitu:
1. Hukum tertulis atau hokum undang-undang.
Sebagian besar terdapat dalam Burgerlijk
Wetboek (BW)
2. Hukum yang tidak tertulis atau hokum agraria
yang terdapat dalam hokum adat
PASAL 1320 BW
 SYARAT SYAHNYA PERJANJIAN;
 1 SEPAKAT MEREKA YANG
MENGIKATKAN DIRI
 2 KECAKAPAN UNTUK MEMBUAT
SUATU PERIKATAN
 3 SUATU HAL TERTENTU
 4 SUATU SEBAB YANG HALAL
 Adapun hokum agararia yang berlaku pada zaman pemerintah
Belanda adalah:
1. Agrarische Wet (Stb. 1870 - 55 )
2. Domein Verklaring ( S. 1870-118 a) / pernyataan Domein ,lht
ps 519,520 BW
3. Algemene Domein Vewrklaring ( S. 1875-119a )
4. DomeinVerklaring untuk Sumatera Ps 1 dari S. 1874-94 f
5. Domein Verklaring untuk Residentie Manado dim Ps 1 dari
1877-55
6. Domein Verklaring untuk Residentie Zwider en Ooster
fdeling van Borneo ( ps 1. S. 1888-8 )
Koninklijk Besluit/ keputusan raja tgl 16 april 1872 no 29 S. 1872­
117 dan peraturan pelaksanaannya.
8. Buku II KUH Perdata
 Ad. I Agrarisch Wet bertujuan

a. memperhatikan perusahaan swasta yang bermodal besar dengan


jalan memberikan tanah2 negara dengan hak Erfpacht s/d 75 th
b. memberikan kemungkinan bagi pengusaha untuk menyewakan
tanah adat.
c. memperhatikan kepentingan rakyat asli
d. melindungi hak2 tanah rakyat asli
e. memberi kesempatan pd rakyat asli untuk memperoleh hak
tanah baru ( Agrarische Eigendom )
 Ad. II DomeinVerklaring ( Pernyataan Domein )
Yaitu Asas " semua tanah yang tidak dapat dibuktikan adanya hak
eligendom atas tanah tsb oleh orang lain adalah domein negara "
 Jadi Berdasar hk adat: tidak mempunyai bukti otomatis mjd tanah negara
( Domein Negara ) jadi tidak sama dengan ps 570 BW yaitu Hak
Eigendom/Hak Milik yaitu Hak untuk menikmati kegunaan sesuatu
kebendaan dengan leluasa, dan untuk berbuat bebas terhadap kebendaan itu
dengan kedaulatan sepenuhnya asal tidak bertentangan dengan UU dst.......
 Ad III. Koninkljk Besluit/ Keputusan Raja
 Hak agrarische Eigendom
Yaitu Hak yang bertujuan memberi kpd pribumi suatu hak yang kuat atas
sebidang tanah
 
B.Administrasi Pertanahan pada masa sesudah
kemerdekaan sebelum berlakunya UUPA (1945-1960)
 Pada masa ini semula urusan agraria menjadi
kewenangan Menteri Dalam Negeri.Tanggal 29 Maret
1955 dengan Kepres No. 55/1955, dibentuk Kementerian
Agraria.Perlu diketahui bahwa pada masa ini yang
berlaku adalh UUDS 1950 dengan sistem pemerintahan
parlementer. Hal ini berlaku sampai dikeluarkannya
Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959, dan berlaku kembali
UUD 1945 dan sejak saat itu berlaku ketentuan pasal 33
ayat 3 UUD 1945.
. Administrasi Pertanahan menurut UUPA (UU No. 5 tahun 1960)
 Untuk mengakhiri politik, tujuan,asas-asas hukum agraria jajahan, maka
dibentu hukum tanah nasionalyang berdasar hukum adat tentang tanah
dengan memberikan wewenang hak menguasai negara atas dasar
ketentuan pasal 33 aayt 3 UUD 1945. Hak Menguasai dari Negara
memberi wewenang untuk:
 Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan
dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut
 Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-
orang dengan bumi air dan ruang angkasa
 Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antar orang-
orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan
ruang angkasa
 
Asas nasionalisme
 Yaitu suatu asas yang menyatakan bahwa
hanya warga Negara Indonesia saja yang
mempunyai hak milik atas tanah atau yang
boleh mempunyai hubungan dengan bumi dan
ruang angkasa dengan tidak membedakan
antara laki-laki dengan wanita serta sesama
warga Negara baik asli maupun keturunan.
Asas dikuasai oleh Negara
 Yaitu bahwa bumi, air dan ruang angkasa
termasuk kekayaan alam yang terkandung
didalamnya itu pada tingkat tertinggi dikuasai
oleh Negara sebagai organisasi kekuasaan
seluruh rakyat (pasal 2 ayat 1 UUPA)
Asas fungsi social
 Yaitu suatu asas yang menyatakan bahwa
penggunaan tanah tidak boleh bertentangan
dengan hak-hak orang lain dan kepentingan
umum, kesusilaan serta keagamaan(pasal 6
UUPA)
Asas kebangsaan atau
(demokrasi)
 Yaitu suatu asas yang menyatakan bahwa stiap
WNI  baik asli maupun keturunan berhak
memilik hak atas tanah
Asas non diskriminasi (tanpa
pembedaan)
 Yaitu asas yang melandasi hukum Agraria
(UUPA).UUPA tidak membedakan antar
sesame WNI baik asli maupun keturunanasing
jadi asas ini tidak membedakan-bedakan
keturunan-keturunan anak artinya bahwa
setiap WNI berhak memilik hak atas tanah.
Asas gotong royong
 Bahwa segala usaha bersama dalam lapangan
agrarian didasarkan atas kepentingan bersama
dalam rangka kepentingan nasional, dalam
bentuk koperasi atau dalam bentuk-bentuk
gotong royong lainnya, Negara dapat bersama-
sama dengan pihak lain menyelenggarakan
usaha bersama dalam lapangan agraria (pasal
12 UUPA)
Asas unifikasi
 Hukum agraria disatukan dalam satu UU yang
diberlakukan bagi seluruh WNI, ini berarti
hanya satu hukum agraria yang berlaku bagi
seluruh WNI yaitu UUPA.
Asas pemisahan horizontal
(horizontale scheidings beginsel)
 Yaitu suatu asas yang memisahkan antara pemilikan hak
atas tanah dengan benda-benda atau bangunan-bangunan
yang ada diatasnya. Asas ini merupakan kebalikan dari
asas vertical (verticale scheidings beginsel ) atau asas
perlekatan yaitu suatu asas yang menyatakan segala apa
yang melekat pada suatu benda atau yang merupakan
satu tubuh dengan kebendaan itu dianggap menjadi satu
dengan benda iu artnya dala sas ini tidak ada pemisahan
antara pemilikan hak atas tanah dengan benda-benda
atau bangunan-bangunan yang ada diatasnya.
HAK ULAYAT MASYARAKAT
HUKUM ADAT DALAM HUKUM
TANAH NASIONAL
 Penertian secara Teknis Yuridis
 Adalah hak yang melekat sebagai
kompetensi Khas pada masing-masing hak
adat, wewenang/ kekuasaan megurus dan
mengatur tanah seisinya, dengan daya laku
kedalam maupun keluar. ( Lap. Penel
Integrasi Hak Ulayat kedalam Yurisdiksi
UUPA, DEPDAGRI- UGM, 1978)
 Pengertian hak ulayat dapat kita lihat pada
Pasal 3 Undang-Undang Pokok Agraria yang
menetapkan bahwa “hak ulayat dan hak-hak
yang serupa itu dari masyarakat hukum adat”
masih tetap dapat dilaksanakan oleh
masyarakat hukum adat yang bersangkutan
sepanjang jak ulayat itu “menurut kenyataan
masih ada”.
 Di dalam penjelasan Pasal 67 UU No 24
Tahun 2003 tentang Kehutanan, menyatakan
bahwa “sebagai masyarakat hukum adat,
diakui keberadaannya jika menurut
kenyataannya memenuhi unsur, antara lain:
 1.     
1.      masyarakatnya masih dalam bentuk paguyuban
(rechsgemeenschap)
 2.     
2.      ada kelembagaan dalam bentuk perangkat
penguasa adatnya
 3.      ada wilayah hukum adat yang jelas
3.     
 4.     
4.      ada pranata dan perangkat hukum, khususnya
peradilan adat yang masih ditaati
 5.     
5.      masih mengadakan pemungutan hasil hutan di
wilayah hutan sekitarnya untuk pemenuhan kebutuhan
hidup sehari-hari.”
PMA/ Kep. BPN No. 5 th. 1999 tentang
pedoman penyelesaian masalah hak
ulayat masyarakat hokum adat
 HAK ULAYAT: ADALAH KEWENANGAN
YANG MENURUT HUKUM ADAT
DIPUNYAI OLEH MASYARAKAT
HUKUM ADAT TERTENTU ATAS
WILAYAH TERTENTU YANG
MERUPAKAN LINGKUNGAN HIDUP
PARA WARGANYA UNTUK MENGAMBIL
MANFAAT DARI SDA, TERMASUK
TANAH, ADALAH WILAYAH TERBUT,
 BAGI KELANGSUNGAN HIDUP DAN
KEHIDUPANNYA, YANG TIMBUL DARI
HUBUNGAN SECARA LAHIRIAH DAN
BATINIAH TURUN TEMURUN DAN
TIDAK TERPUTUS ANTARA
MASYARAKAT HUKUM ADAT
TERSEBUT DENGAN WILAYAH YBS.
 BAGAIMANA BILA TANAH ITU
SUDAH ADA PEMEGANG HAKNYA
ATAU TANAH ITU SUDAH
DIBEBASKAN?
PELAKSANAAN HAK ULAYAT
TIDAK DAPAT DILAKUKAN:
1. TANAH YANG SUDAH DIPUNYAI OLEH
PERORANGAN / BADAN HUKUM DENGAN
SESUATU HAK ATAS TANAH MENURUT
PASAL 16 UUPA
2. BIDANG2 TANAH YANG SUDAH
DIPEROLEH ATAU DIBEBASKAN OLEH
INSTANSI PEMERINTAH, BADAN HUKUM
ATAU PERSEORANGAN SESUAI DENGAN
KETENTUAN DAN TATA CARA YANG
BERLAKU
 Ciri cirri masyarakat hokum adat
 Adanya kelompok masyarakat
 Mempunyai kekayaan sendiri terlepas dari
kekayaan perorangan
 Mempunyai batas wilayah tertentu
 Mempunyai kewenangan tertentu
 Jadi wewenang dari hak ulayat berisi
 Mengatur dan menyelenggarakan penggunaan
tanah {pemukiman, bercocok tanam. dsb }
 Mengatur dan menentukan hubungan hokum
antara orang dengan tanah ( memberikan hak
tertentu pada subyek tertentu ).
 Mengatur dan menetapkan hubungan hukum
antara orang-orang dengan perbuatan2 hukum yg
berkenaan dengan tanah (jual beli, warisan dsb ).
 Dasar hukum hak ulayat ada dim pasal 3
UUPA
 Pengakuan Hak Ulayat Lebih Lanjut
 PMA/ Kep. BPN No. 5 th. 1999 tentang
pedoman penyelesaian masalah hak ulayat
masyarakat hokum adat
 Pasal 3.
 Dengan mengingat ketentuan-ketentuan dalam
pasal 1 dan 2 pelaksanaan hak ulayat dan hak-
hak yang serupa itu dari masyarakatmasyarakat
hukum adat, sepanjang menurut kenyataannya.
masih ada, harus sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan kepentingan nasional dan Negara, yang
berdasarkan atas persatuan bangsa serta tidak
boleh bertentangan dengan Undang-undang dan
peraturan-peraturan lain yang lebih tinggi.
PELAKSANAAN HAK ULAYAT
MASYARAKAT HUKUM ADAT
MASIH ADA BILA :
1. TERDAPAT SEKELOMPOK ORANG
YANG MASIH TERIKAT OLEH
TATANAN HUKUM ADATNYASEBAGAI
WARGA BERSAMA SUATU
PERSEKUTUAN HUKUM TERTENTU,
YANG MENGAKUI DAN MENERAPKAN
KETENTUAN2 PERSEKUTUAN
TERSEBUT DALAM KEHIDUPAN
SEHARI2.
2. TERDAPAT TANAH ULAYAT
TERTENTU YANG MENJADI
LINGKUNGAN HIDUP PARA WARGA
PERSEKUTUAN HUKUM TERSEBUT
DAN TEMPATNYA MENGAMBIL
KEPERLUAN HIDUPNYA SEHARI2.
3. TERDAPAT TATANAN HUKUM ADAT
MENGENAI PENGURUSAN,
PENGUASAAN DAN PENGGUNAAN
TANAH ULAYAT YANG BERLAKU DAN
DITAATI OLEH PARA WARGA
PERSEKUTUAN HUKUM TERSEBUT.
 BAGAIMAN TEKNIK/ CARA
MENENTUKAN ADANYA HAK
ULAYAT DALAM MASYARAKAT
HUKUM ADAT?
UNTUK MENENTUKAN HAL
TERSEBUT:
 PERLU PENELITIAN OLEH PEMDA DENGAN
MENGIKUTSERTAKAN PARA PAKAR
HUKUM ADAT DAERAH YBS, LSM DAN
INSTANSI2 YANG MENGELOLA SDA
 DINYATAKAN DALAM PETA DASAR
PENDAFTARAN TANAH DENGAN
MEMBUBUHKAN SUATU TANDA
KARTOGRAFI DAN BILA MUNGKIN
MENGGAMBARKAN BATAS2NYA DAN
MENCATATNYA DALAM DAFTAR TANAH
PASAL 4
 Penguasaan Undang – Undang Tanah yang
termasuk Tanah Ulayat sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 oleh perseorangan dan badan
hukum dapat dilakukan :
 Oleh warga masyarakat hukum adat yang
bersangkutan dengan hak penguasaan menurut
ketentuan, hukum adatnya yang berlaku, yang
apabila dikehendaki oleh pemegang haknya dapat
didaftar sebagai hak atas tanah sesuai menurut
ketentuanUndang – Undang Pokok Agraria ;
 Oleh Instansi Pemerintah, badan hukum dan
perseorangan bukan warga masyarakat hukum
adat yang bersangkutan dengan hak atas tanah
menurut ketentuan Undang – Undang Pokok
Agraria berdasarkan pemberian hak dari
Negara setelah tanah tersebut dilepaskan oleh
masyarakat hukum adat itu oleh warganya
sesuai dengan ketentuan dan tata cara hukum
ada pun yang berlaku.
 Pelepasan Tanah Ulayat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf (b) untuk
keperluan Pertanian dan keperluan lain
yang memerlukan hak guna usaha atau
hakpakai, dapat dilakukan oleh masyarakat
hukum adat dengan penyerahan
penggunaan tanah untuk jangka waktu
tertentu.
TUGAS
1. MENCARI DASAR HUKUM TTG EKSISTENSI
HUKUM ADAT DAN HAK ULAYAT DALAM UUPA
2. MENCARI KONSEPSI HUKUM ADAT YANG
DIMUAT/DIADOPSI DALAM UUPA
3. MENCARI PERATURAN PELAKSANA/ORGANIK
YANG MENGATUR HUKUM ADAT/HAK ULAYAT
4. MENCARI IMPLEMENTASI MATERI PERATURAN
PERUNDAND-UNDANGAN YANG
MENGADOPSI/MENGAKOMODASI NILAI-NILAI
DALAM HUKUM ADAT
1.JAWABAN PERATURAN POKOK YANG
ADA DI UUPA TERKAIT DENGAN
HUKUM ADAT/HAK ULAYAT
 Dalam pasal 3 UUPA, hokum tanah nasional
mengakui adanya hak ulayat dan yang serupa
dengan itu dari masyarakat hokum adat,
sepanjang pada kenyataannya masih ada,dan
demi kepentingan nasional dan negara,asal
tidak bertentangan dengan UU dan peraturan
lain yang lebih tinggi.
PERATURAN POKOK
 dalam mukadimah UUPA 1960 menyatakan
bahwa berhubungan dengan apa yang tersebut
dalam pertimbangan-pertimbangan di atas
perlu adanya Hukum Agraria Nasional, yang
berdasar atas hukum adat tentang tanah, yang
sederhana dan menjamin kepastian hukum
bagi seluruh rakyat Indonesia, denga tidak
mengabaikan unsur – unsur yang bersandar
pada hukum agama.  
PERATURAN POKOK
 Penjelasan Umum III Nomor 1
yaitu:”….dengan sendirinya hukum agararia
baru harus sesuai dengan kesadaran hukum
daripada rakyat banyak Oleh karena rakyat
Indonesia sebagian terbesar tunduk pada
Hukum Adat , maka Hukum graria yang baru
tersebut akan didasarkan pula pada ketentuan
hukum adat itu,…”
PERATURAN POKOK
 Pasal 5 UUP mengatur bahwa “Hukum Agraria
yang berlaku atas bumi, air dan ruang angkasa ialah
hukum adat, sepanjang tidak bertentangan dengan
kepentingan nasional dan negara, yang berdasarkan
atas persatuan bangsa, dengan sosialisme Indonesia
serta dengan peraturan – peraturan yang tercantum
dalam undang – undang ini, dan dengan peraturan
perundangan lainnya, segala sesuatu dengan
mengindahkan unsure-unsur yang bersandar pada
hukum agama.”
2.KONSEPSI HUKUM ADAT YANG
DIADOPSI DALAM UUPA
 Pasal 2 UUPA sebenarnya berasal dari konsepsi hak
ulayat yaitu adanya hubungan negara dengan
BARAKA. (Dalam Hk Adat hub manusai dg kekayaan
alam bersifat religiomagis yi kekayaan alam tsb
karunia Tuhan yang dianugerahkan dlm masy hk adat).
 Hak Ulayat adalah hak dari masyarakat hukum adat
yang berisi kewenangan dan kewajiban untuk
menguasai, menggunakan, dan memelihara kekayaan
alam yang ada di lingkungan wilayah hak ulayat
tersebut.
 Dalam Hukum Adat selain hak ulayat juga ada
hak perseorangan yang kemudian diadopsi
dalam UUPA yaitu dalam Pasal 4 dan 16
 Pasal 4 UUPA: Atas dasar hak menguasai dari
negara”…. Ditentukam macam2 hak atas
permukaan bumi yang disebut tanah,…”
 Pasal 16 UUPA: tentang Hak-hak Atas Tanah:
Hak Milik, HGU,HGB, dst.
 Dalam Hukum Adat dikenal asas “didalam hak
individu terlekat hak masyarakat”. Artinya hak
individu harus memperhatikan hak masyarakat,
lihat Pasal 6 UUPA “semua hak atas tanah
mempunyai fungsi sosial”
 Dalam hukum adat juga dikenal asas gotong
royong, ini mencegah persainga yang mampu
dg yang tdak mampu, selanjutnua dimuat dalam
Pasal 12 ayat (1) UUPA.
3.PERATURAN
PELAKSANA/ORGANIK
 PMA/Kep BPN No. 5 tahun 1999 tentang
pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat
Masyarakat Hukum Adat.
 Hukum agraria nasional tidak hanya tercantum
dalam UUPA 1960 saja, tetap juga terdapat
dalam peraturan perundang – undangan
lainnya yang mengatur tentang perjanjian –
perjanjian ataupun transaksi – transaksi yang
berhubungan dengan tanah.
 Undang – Undang Nomor 2 tahun 1960 tentang
Perjanjian Bagi Hasil Pertanian.Diatur dalam
Penjelasan Umum yaitu: “……dalam perjanjian
yang hukumnya berlaku sebagai ketentuan-
ketentuan hukum adat yang tidak tertulis…..”
 Undang – Undang Nomor 2 tahun 1960 tentang
Penetapan Ceiling Tanah dan Gadai tanah
pertanian.
 Undang – Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU No.23 Tahun
1997), hukum adat juga dijadikan dasar penetapan
dan pembentukannya. Dimana dalam Pasal 9 UU
No.23 Tahun 1997 disebutkan bahwa pemerintah
menetapkan Kebijaksanaan nasional tentang
pengelolaan lingkungan hidup dan penataan ruang
dengan tetap memperhatikan nilai-nilai agama, adat
istiadat, dan lain – lain yang hidup dalam
masyarakat.
KESIMPULAN
 A.    Menurut UUPA mengakui adanya hak ulayat sebagaimana
Pasal 3 UUPA. Pengakuan terhadap tanah merupakan suatu hal
yang memang dilindungi sesuai dengan yang dimaksud oleh
Pasal 18 B ayat (2) UUD 1945, bahwa Negara mengakui dan
menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta
hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai
dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia, namun pengakuan hak ulayat
tersebut dibatasi yaitu hak ulayat yang masih selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban sebagaimana Pasal 28 I
UUD 1945 dan tidak didaftar.
     Bentuk perlindungan hukumnya bila diperlukan
untuk kepentingan umum sebagaimana Padal 18
UUPA, maka masyarakat pemegang hak ulayat
diberi penggantian berupa pembangunan fasilitas
umum atau bentuk lain yang bermanfaat bagi rakyat
setempat sesuai dengan Pasal 14 Perpres No. 36
Tahun 2005 yang telah dirubah oleh Perpres No. 65
Tahun 2006, yang penggunaannya untuk
kepentingan seluruh pemegang hak ulayat atas tanah
tersebut.
 Kawasan Hutan Lindung tidak termasuk dalam
kriteria kepentingan umum seperti yang ada dalam
pasal 5 Perpres 65 tahun 2006, hanya saja Kawasan
Hutan Lindung termasuk dalam lingkup Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional. Untuk itu apabila di
dalam kawasan hutan lindung tersebut terdapat hak
ulayat masyarakat hukum adat, maka ketentuan
mengenai penyerahan dan pelepasan hak atas tanah
untuk kepentingan umum tidaklah berlaku.
 bila ada hak ulayat di area kawasan hutan lindung yang seharusnya dilakukan adalah melalui cara jual beli, tukar menukar, atau cara lain yang disepakati
secara sukarela oleh pihak-pihak yang bersangkutan, karena konsep pencabutan tidak berlaku dalam hal pengadaan hutan lindung yang ada hak ulayat di
dalamnya.
 aturan Dasar Pokok-pokok Agraria.

[1][1] Surat Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional, yang Ditujukan Kepada Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tk. II, Jakarta, 24
Juni 1999.
 [2][2] Badan Peratanahan Nasional Kanwil Provinsi Kalteng, Seminar Langkah-Langkah Admnistrasi Perlindungan Tanah Adat, Palangkaraya, 2007, h. 4.
 [3][3] Soerjono Wigjodipuro, Asas-Asas Hukum Adat, Sumur Bandung, Jakarta, 1983, h. 197.
 Written by Reny Diaz at 21.57 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
 Tidak ada komentar:
 Poskan Komentar
 Link ke posting ini
 Buat sebuah Link
 Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
 Langganan: Poskan Komentar (Atom)
 Jumlah Pengunjung Blog (Σ (Σ Visitors...)
 8258

HUKUM AGRARIA
NASIONAL
A. MENGGUNAKAN KEBIJAKSANAAN DAN
TAFSIR BARU YAITU YG SESUAI DG JIWA
PANCASILA DAN PS 33 AY 3 UUD 1945
 CONTOH HUBUNGAN NEGARA DENGAN
TANAH DIMANA NEGARA TDK
MENERAPKAN DOMEIN
VERKLARING/NEGARA SBG PEMILIK TANAH
TETAPI NEGARA SBG ORGANISASI
KEKUASAAN YG MENGUASAI TANAH
B. PENGHAPUSAN HAK-HAK KONVERSI
YAITU LEMBAGA KONVERSI UTK
KARESIDENAN SURAKARTA DAN
YOGYAKARTA. TANAH TERSEBUT OLEH
RAJA DISEWAKAN UTK PENGUSAHA ASING
DAN SEKALIGUS MENGATUR DAN ORANG
ASING TERSEBUT MEMPEROLEH HAK
KONVERSI, BERDASAR UU NO 5 TH 1950
LEMBGA KONVERSI DAN YG MEMBEBANI
(HIPOTHEEK) DIHAPUS.
C. PENGHAPUSAN TANAH PARTIKELIR
HAK PERTUANAN DLM TANAH
PARTIKELIR(SEAKAN2 TANAH PARTIKELIR
TERSEBUT SEOLAH2 MERUPAKAN NEGARA DLM
NEGARA) DIHAPUS KRN BANYAK TUAN2 YANAH
MENYALAHGUNAKAN HAKNYA YG BERAKIBAT
PENDERITAAN RAKYAT. JD PEM RI MELAKUKAN
PEMBELIAN TANAH2 PATIKELIR TP DANA TDK
CUKUP
BERDASAR UU NI 1 TH 1958 TENTANG PENGHAPUSAN
TANAH PARTIKELIR, JD SEBENARNYA UU NO 1 TH
1958 ADL PENCABUTAN HAK DAN KPD PEMILIK
TANAH PARTIKELIR DIBERI GANTI RUGI.
 D. PERUBAHAN PERATURAN PERSEWAAN
TANAH RAKYAT
E. PERATURAN TAMBAHAN UNTUK
MENGAWASI PEMINDAHAN HAK ATAS
TANAH (UU NO 24 TH 1954)
F. PERATURAN DAN TINDAKAN MENGENAI
TANAH2 PERKEBUNAN (UU NO 29 TH 1956)
AGAR TANAH2 PERKEBUNAN DIUSAHAKAN
SCR BAIK
G. PERATURAN PERJANJIAN BAGI HASIL (UU
NO 2 TH 1960 AGAR DIBUAT SCR TERTULIS
UUPA SEBAGAI HUKUM AGRARIA
NASIONAL
 UUPA MRP PELAKSANAAN PS 33 AY 3
UUD 1945 SESUAI PS 2 AY 1 UUPA
YAITU ATAS DASAR KETENTUAN PS 33
AY3 UUD DST BUMI, AIR….
 PS 33 AY 3 MRP LANDASAN
KONSTITUSIONILBG PEMBENTUKAN
POLITIK HUKUM AGRARIA NASIONAL
UUPA MENGENAL PANCA
PROGRAM AGRARIA REFORM

INDONESIA
PEMBAHARUAN AGRARIA MELALUI UNIFIKASI UKUM YG
BERKONSEP NASIONAL DAN JAMINAN KEPASTIAN HUKUM
 PENGHAPUSAN HAK2 ASING DAN KONSESI2 KOLONIAL ATAS
TANAH
 MENGAKHIRI PENGHISAPAN FEODAL SCR BERANGSUR-
ANGSUR
 PEROMBAGAN PEMILIKAN DAN PENGUASAAN ATAS TANAH
DAN HUB HUKUM YG BERHUB DG PENGUASAAN TANAH DLM
MEWUJUDKAN KEMAKMURAN DAN KEADILAN (DIKENAL DG
LANDREFORM)
 PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PERUNTUKAN BUMI, AIR,
DAN KEKAYAAN ALAM YG TERKANDUNG DIDALAMNYA SCR
TERENCANA, SESUAI DG DAYA DUKUNG DAN
KEMAMPUANNYA
KRITERIA BAHWA UUPA SBG
UU PEMBAHARUAN DLM HK
AGRARIA
 UUPA MENCABIUT PERATURAN/KEPUTUSAN
YG DIBUAT PEM HINDIA BLD
 UUPA MENEMPATKAN NEGARA BUKAN SBG
PEMILIK SD AGRARIA TP SBG ORGANISASI
KEKUASAAN YG BERWENANG MENGUASAI
SD AGRARIA
 UUPA MEWUJUDKAN UNIFIKASI DAN
KESEDERHANAAN HK AGRARIA, JAMINAN
HAK ATAS TANAH, PENDAFTARAN TANAH
DAN MENEMPATKAN HK ADAT SBG DASAR
PEMBENTUKANNYA
 UUPA MEWUJUDKAN JAMINAN
KEPASTIAN HUKUM MELALUI
PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN
TANAH DI INDONESIA
 UUPA MENJABARKAN NILAI2
PANCASILA SBG ASAS KEROHANIAN
BANGSA YG TERMUAT DLM
KONSIDERANS UIPA
PERATURAN/KEPUTUSAN
YANG DICABUT UUPA
 AGRARISCHE WET Stb.1870 NO 55 YG TERMUAT PD PS
51 IS Stb 1925 NO 447
 PERATURAN2 TENTANG DOMEIN VERKLARING YG
UMUM DAN KHUSUS
 KONINKLIJK BESLUIT (KEPUTUSAN RAJA) TGL 16
APRIL 1872 NO 29 DAN PERATURAN
PELAKSANAANYA
 BUKU KE II KUH PERDATA INDONESIA SEPANJANG
MENGENAI BUMI, AIR, SERTA KEKAYAAN ALAM YG
TERKANDUNG DIDLMNYA KECUALI TENTANG
HYPOTHEEK YG MSH BERLAKU PD MULAINYA UUPA
TUJUAN UUPA
 MELETAKKAN DASAR2 BG PENYUSUANA HK
AGR NASIONAL UNTUK KEMAKMURAN,
KEBAHAGIAN DAN KEADILAN BG NEGARA
DAN RAKYAT
 MELETAKKAN DASAR= UNTUK
MENGADAKAN KESATUAN DAN
KESEDERHANAAN DLM HK PERTANAHAN
 MELETAKKAN DASAR2 UTK MEMBERIKAN
KEPASTIAN HUKUM MENGENAI HAT BG
RAKYAT
ASAS2 DLM UUPA
 ASAS KENASIONALAN
 ASAS PD TINGKATAN TERTINGGI, BUMI, AIR,
RUANG ANGKASA, DAN KEKAYAAN ALAM
YG TERKANDUNG DIDLMNYA DIKUASAI
OLEH NEGARA
 ASAS MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN
NASIONAL DR PAD KEPENTINGAN PRIBADI
 ASAS SEMUA HAT MEMPUNYAI FUNGSI
SOSIAL
 ASAS HANYA WNI YG MEMPUNYAI HAK
MILIK ATAS TANAH
 ASAS PERSAMAAN BG SETIAP WNI
 ASAS TANAH PERTANIAN HRS
DIKERJAKAN DAN DIUSAHAKAN SCR
AKTIF OLEH PEMILIKNYA SENDIRI
DAN MENCEGAH CARA2 YG BERSIFAT
PEMERASAN
 ASAS TATA GUNA
TANAH/PENGGUNAAN TANAH SCR
BERENCANA
KONVERSI
 APA
 MENGAPA
 BAGAIMANA
 DASAR HUKUM APA
 KONSEKUENSI APA
BAB V
KONVERSI
 PENGERTIAN
PERUBAHAN HAK LAMA ATAS
TANAH MENJADI HAK BARU ATAS
TANAH SESUAI AMANAT UUPA atau
Penyesuaian dari hak2 atas tanah yg pernah
tunduk kpd sistem hak atas tanah sebelum
berlakunya UUPA kpd sistem hak2 atas
tanah yg diatur oleh UUPA
 Konversi Hak tanah yang diatur adalah tanah2
ex BW, maupun ex hukum adat dan tanah2
yang dipunyai oleh pemerintah / badan usaha
pemerintah
PRINSIP2 KONVERSI
1. PRINSIP NASIONALITAS YAITU UTK MDP HAK ATAS
TANAH HRS WNI PD SAAT UUPA DAN PP 10 TH 1961(SKRG
DG PP 24 TH 1997,BERLAKU MULAI 8 – 10 – 1997)
2. PRINSIP PENGAKUAN HAK2 ATAS TANAH TERDAHULU,
UUPA MENGAKUI HAK ATAS TERDAHULU
3. KEPENTINGAN UMUM, BIARPUN YG MDP HAK ATAS
TANAH ADL NON WNI MEREKA HRS DIHORMATI DAN
HRS MELEPASKAN HAK ATAS TANAHNYA
4. PENYESUAIAN KPD KETENTUAN KONVERSI
5. STATUS QUO HAK2 TANAH TERDAHULU , SETELAH
BERLAKU PP 10 TH 1961 MK TDK MUNGKIN DITERBITKAN
LAGI SISTEM HAK ATAS ANAH SEBELUMNYA
PENGATURAN KONVERSI
1. BAB KE IV TENTANG KETENTUAN-
KETENTUAN PERALIHAN BAGIAN KE
DUA MULAI PASAL 1 S/D PASAL IX UUPA
2. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NO. 3 TAHUN 1979 TENTANG
KETENTUAN-KETENTUAN MENGENAI
PERMOHONAN DAN PEMBERIAN HAK
BARU ATAS TANAH ASAL KONVERSI
HAK-HAK BARAT
3. PMA NOMOR 2 TAHUN 1960 TENTANG
PELAKSANAAN BEBERAPA
KETENTUAN UUPA
4. PMA NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG
PENAMBAHAN KETENTUAN-
KETENTUAN PMA NOMOR 2 TAHUN
1960
KETENTUAN-
KETENTUANNYA
1. HAK EIGENDOM ATAS TANAH SEJAK
UU INI BERLAKU DI KONVERSI
MENJADI HAK MILIK SESUAI PASAL 21
2. HAK EIGENDOM KEPUNYAAN
PEMERINTAH NEGARA ASING, YANG
DIPAKAI UNTUK KEDIAMAN
KEDUTAAN DLL DIKONVERSI MENJADI
HAK PAKAI SESUAI PASAL 41
 STATUS DWIKEWARGANEGARAAN
ATAU ORANG ASING SEBAGAI PEMILIK
BERSAMA ATAS TANAH DG ORANG IN
DONESIA MEREKA ARUS MELEPASKAN
TANAHNYA DENGAN ANCAMAN
PEMBATALAN DLM JANGKA WAKTU 1
THN
 UNTUK MENENTUKAN
KEWARGAEGARAAN INDONESIA,
MAKA PELEPASAN
KEWARGANEGARAAN (RRC)
DITENTUKAN HAKIM YG DITUNJUK PN
SETEMPAT
 PP 38 TH 1963 TTG PENUNJUKAN
BADAN2 HYUKUM YANG DAPAT
MEMPUNYAI HM ATAS TANAHYAITU:
PERBANKAN, KOPERASI PERTANIAN
DAN USAHA KEAGAMAAN DAN SOSIAL
DIKONVERSI MENJADI HAK MILIK
 KETURUNAN CINA YG SUDAH MENJADI
PNS TIDAK PERLU MELEPASKAN
HAKNYA TAPI MEMBUAT PERMOHONAN
 TIDAK DIPERLUKA LAGI BUKTI HAK
EIGENDOM YG BARU DG BERLAKUNYA
PP 10 AHUN 1961, CUKUP
DISELESAIKAN OLEH KANOR
PENDAFTARAN TANAH DAN PMA 13 TH
1961 LANGSUNG DIBUATKAN BUKU
TANAH ATAS PERMINTAAN YBS
 DENGAN KEPPRES 32 TAHUN 1979 TTG
POKOK2 KEJAKSAAN DALAM RANGKA
PEMBERIAN HAK BARU ATAS TANAH
ASAL KONVERSI HAK2 BARAT YAITU:
HAT YG TUNDUK KPD BW
DINYATAKAN TELAH BERAKHIR, DAN
YBS DIBERIKAN HAK BARU ATAS
TANAH SESUAI UUPA
 RUMAH/KANTOR ASING DIKONVERSI MJD
HAK PAKAI
 HAK ERPACHT/HAK USAHA (PS 720 BW) DAN
HAK OPSTAL/HAK NUMPANG KARANG (PS
711 BW), HANYA BERLAKU SD 24 EPTEMBER
1980
 PEMEGANG KONSESI DAN HAK SEWA UNTUK
PERKEBUNAN BESAR HARUS MEGAJUKAN
PERMOHONAN UNTUK MENDAPAT HGU
 HAK VRUCHTGEBRUIK,GEBRUIK/HAK
PAKAI, GRANT CONTROLEUR,
BRUIKLEEN /PINJAM DIKONVERSI MJD
HAK PAKAI
 HAK EFPACHT KOTA DIKONVERSI MJD
HGB UNTUK WAKTU 20 TAHUN
 HAK EIGENDOM ORANG ASING
PENDUDUK INDONESI DIKONVERSI MJD
HAK PAKAI
3. HAK EIGENDOM (PS 570 BW)
KEPUNYAAN ORANG ASING,
DISAMPING KEWARGANEGARAAN
INDONESIA TERMASUK BADAN
HUKUM SESUAI PASAL 21 AYAT 2
DIKONVERSI MENJADI HAK GUNA
BANGUNAN SESUAI PASAL 35 AYAT 1
DENGAN JANGKA WAKTU 20 TAHUN
4. HAK-HAK HIPOTEK, SURVITUT,
VRUCHGEBRUIK DLL YANG MEMBEBANI HAK
EIGENDOM TETAP MEMBEBANI HAK MILIK
DAN HAK GUNA BANGUNA TERSEBUT
5. HAK OPSTAL DIKONVERSI MENJADI HAK GUNA
BANGUNAN DENGAN SISA JANGKA WAKTUNYA
6. HAK ERFPACHT UNTUK SKALA BESAR
DIKONVERSI MENJADI HAK GUNA USAHA
DENGAN SISA JANGKA WAKTUNYA DAN
SELAMA2NYA 20 TAHUN
JENIS KONVERSI
1. KONVERSI HAK ATAS TANAH HAK
BARAT MISAL HAK EIGENDOM, HAK
OPSTAL, HAK ERFPACHT DLL
2. KONVERSI HAK ATAS TANAH BEKAS
HAK INDONESIA
3. KONVERSI HAK ATAS TANAH BEKAS
SWAPRAJA
CATATAN

 KONVERSI HAK ATAS TANAH BEKAS HAK TANAH


BARAT AKAN BERAKHIR TGL 24 SEPTEMBER 1980
 KHUSUS BEKAS TANAH INDONESIA YANG TUNDUK
PADA HUKUM ADAT DAN BERSIFAT TURUN
TEMURUN MISAL: INLAND BEZIT/KEPUNYAAN
PRIBUMI, YASAN, ANDARBENI, PESINI, GRANT
SULTAN DIKONVERSI MENJADI HAK MILIK
 PERMOHONAN KONVERSI UNTUK HAK INDONESIA
ATAS TANAH TIDAK DIBATASI WAKTU, BIASANYA
BERSAMAAN DENGAN PERMOHONAN SERTIFIKAT
TANAH
TUGAS KONSEP MAPING
 KONVERSI
 UUPA
 TANAH EXS BARAT
 TANAH EKS INDONESIA
 PS 33 (3) UUD 1945
TEHNIK KONSEP MAPING
 MEMBUAT 5 KATA KUNCI
 MASING2 KATA KUNCI SALING TERHUBUNG
 HUBUNGAN BERBENTUK GARIS ANAK
PANAH
 SETIAP GARIS DIBERI JUDUL
 SIFAT HUBUNGAN ADALAH SEPERTI
“SISTEM”
 MEMBERIKAN JUDUL KONSEP MAPING
 DIKUMPULKAN
LAND REFORM

 Definisi Landreform
 Secara harfiah, perkataan landreform berasal dari bahasa Inggris
yaitu; Land artinya Tanah dan Reform artinya Perubahan,
perombakan. Namun menurut Prof. Arie Sukanti Hutagalung,
bila kita mencoba menerjemahkan definisi landreform secara
harfiah, kita akan menghadapi suatu hal yang membingungkan,
karena istilah Land itu sendiri mempunyai arti yang berbagai
macam. Sedangkan istilah Reform berarti mengubah dan
terutama mengubah kearah yang lebih baik. Jadi landreform
berkaitan dengan perubahan struktur secara institusional yang
mengatur hubungan manusia dengan tanah.
 Prof. Boedi Harsono, memberikan perbedaan
landreform dalam arti luas dan landreform dalam
arti sempit. UUPA bukan hanya memuat ketentuan-
ketentuan mengenai perombakan hukum agraria,
melainkan memuat juga lain-lain pokok persoalan
agraria serta penyelesaiannya. Penyelesaian
persoalan-persoalan tersebut pada waktu
terbentuknya UUPA, merupakan program revolusi
dibidang agraria, yang disebut Agrarian Reform
Indonesia.
 Agrarian reform Indonesia itu meliputi 5 program (Panca
Program), yaitu:
1. Pembaharuan hukum agraria, melalui unifikasi hukum yang
berkonsepsi nasional dan pemberian jaminan kepastian hukum;
2. Penghapusan hak-hak asing dan konsesi-konsesi kolonial atas
tanah;
3. Mengakhiri penghisapan feodal secara berangsur-angsur;
4. Perombakan pemilikan dan penguasaan tanah serta hubungan-
hubungan hukum yang bersangkutan dengan penguasaan tanah
dalam mewujudkan pemerataan kemakmuran dan keadilan;
5. Perencanaan persediaan dan peruntukan bumi, air dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya serta penggunaanya secara
terencana, sesuai dengan daya dukung dan kemampuannya.
 Program yang ke-empat, lazim disebut program landreform.
Bahkan keseluruhan program landreform tersebut seringkali
disebut program landreform. Maka ada sebutan lendreform
dalam arti luas dan landreform dalam arti sempit.

Landreform dalam arti sempit, adalah merupakan


serangkaian tindakan dalam rangka Agrarian Reform
Indonesia. Dalam tulisan ini, yang dipergunakan adalah
pengertian landreform dalam arti sempit, yaitu meliputi
perombakan mengenai pemilikan dan penguasaan tanah serta
hubungan-hubungan hukum yang bersangkutan dengan
penguasaanya.
 Bila ditinjau secara seksama maka akan jelaslah bahwa UUPA
(terutama pasal 7, 10 dan 17) merupakan induk dari ketentuan
landreform Indonesia, baik mulai dari menimbang hingga pasal 19 dan
ketentuan-ketentuan Konversi Hak atas Tanah. Dengan membaca
konsiderans maupun Penjelasan dari UUPA dan pasal 1 hingga pasal
19 UUPA, mapun Ketentuan Konversi akan jelas tentang penetapan
dari landreform di Indonesia (A.P.Parlindungan, 1987:4).Sebagai
tindak lanjut dari ketentuan pasal 17 UUPA tentang batas maksimum-
minimum pemilikan tanah dikeluarkan Undang-Undang No.56 Prp
Tahun 1960 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian, dikenal sebagai
UU Landreform. Kemudian terhadap pemberian ganti kerugian
kepada bekas pemilik tanah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
No.224 tahun 1961 tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan
Pemberian Ganti Kerugian.
 PS 7 UUPA TANAH YANG MELAMPAUI BATAS
 PS 10 TANAH PERTANIAN HARUS DIKERJAKAN
SENDIRI DAN MENCEGAH CARA2 PEMERASAN
 PS 17 PENENTUAN TANAH PERTANIAN
MINIMAL DAN MAKSIMAL
 PS 19 PENDAFTARAN TANAH
 BAB KE IV TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN
PERALIHAN BAGIAN KE DUA MULAI PASAL 1
S/D PASAL IX UUPA TENTANG KONVERSI
 Perkembangan lebih lanjut dari landreform di Indonesia dalam
pelaksanaannya mengalami stagnasi, tersendat-sendat dan tidak
tuntas terkesan dianaktirikan dalam kebijakan pembangunan
bahkan baru pada tahun 1978 kemudian tahun 1983 dalam GBHN
secara tegas dinyatakan landreform sebagai suatu kemauan
politik. Perubahan jaman dengan adanya liberalisasi perdagangan
menempatkan tanah sebagai komoditi membuat masalah
ketimpangan penguasaan dan pemilikan tanah semakin kompleks
dimana rakyat terutama petani kecil diposisikan sebagai korban
arus kapitalisme global. Fenomena di atas terlihat jelas, dimana
rejim orde baru sejal awal langkah pemerintahannya telah
meninggalkan roh dan semangat UUPA yang populis dan diganti
dengan kebijakan memfasilitasi akumulasi modal.
KONTRADIKTIF
 Mentan RI dlm Kedaulatan Rakyat Sabtu 6
April 2013
 Ada 7,2 juta ha Lahar terindikasi terlantar, yg
potensial terlantar 4,8 juta ha, tapi yg clean and
clear hanya 0,18% atau 13.000 ha.
 Petani kita memiliki lahan 0,3 ha/KK, idealnya
minimal 2 ha/KK. Thailand rata2 lahan 3
ha/KK.
 Realisasi penerima beras miskin 60% petani
PERKEMBANGAN
LANDREFORM DI INDONESIA
 Landreform Jaman Orde Lama
 Secara historis, Orde Lama telah menempatkan landreform sebagai
kebijakan revolusioner dalam pembangunan semestanya. Bahwa
syarat pokok untuk pembangunan tata perekonomian adalah
antara lain pembebasan berjuta-juta kaum tani dan rakyat pada
umumnya dari pengaruh kolonialisme, imperialisme, feodalisme
dan kapitalisme dengan melaksanakan landreform menurut
ketentuan hukum nasional Indonesia, seraya meletakkan dasar-
dasar bagi industrialisasi, terutama industri dasar dan industri
berat yang harus diusahakan dan dikuasai negara. TAP MPRS RI
Nomor II/MPRS/1960 dan Manifesto Politik menyebut tiga
landasan filosofis pembangunan pada masa ini yaitu: anti
penghisapan atas manusia oleh manusia (Iâ exploitation de Iâ
homme per Iâ homme); kemandirian ekonomi; dan anti
kolonialisme, imperialisme, feodalisme dan kapitalisme dengan
landreform sebagai agenda pokoknya.
Landreform Jaman Orde Baru
 Rezim Orde Baru, sejak awal langkah pemerintahannya,
telah meninggalkan roh dan semangat Undang-undang
Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 (UUPA) yang populis dan
digantikan dengan kebijakan memfasilitasi akumulasi modal.
Kebijakan tersebut dapat dilihat dengan banyak
dikeluarkannya peraturan perundang-undangan yang
ditujukan untuk eksploitasi sumber-sumber agraria dengan
menyandarkan aktivitasnya kepada lembaga-lembaga
pembangunan multilateral dan lembaga keuangan
internasional. Bahkan didapati, peraturan perundang-
undangan berkenaan dengan alokasi sumber-sumber agraria
tersebut justru sama sekali tidak merujuk UUPA dan
menjadikan pengaturan masalah ini menjadi masalah
sektoral.
 Selain itu, dalam hal pendaftaran tanah, rezim ini
juga kemudian mengganti Peraturan Pemerintah
Nomor 10 Tahun 1961 menjadi Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah, yang dinilai banyak pihak
merupakan agenda Bank Dunia dan lembaga
keuangan internasional lainnya di Indonesia.
Berbeda dengan produk Orde Lama yang
bertujuan untuk kepentingan penataan
penguasaan tanah melalui landreform, produk
hukum Orde Baru tentang pendaftaran tanah ini
adalah demi yang disebut kepastian hukum dari
pemilikan hak atas tanah melalui sertifikat.
Landreform di Era Reformasi
 Landreform kembali masuk dalam program penting
pembaruan agraria, yaitu disebutkan dalam pasal 5
TAP MPR RI No. IX/MPR/2001 bahwa salah satu
arah kebijakan pembaruan agraria adalah:
 melaksanakan penataan kembali penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah (landreform) yang berkeadilan
dengan memperhatikan kepemilikan tanah oleh rakyat;
 menyelenggarakan pendataan pertanahan melalui
inventarisasi dan registrasi penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah secara
komprehensif dan sisematis dalam rangka pelaksanaan
landreform
 Selanjutnya pada masa pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono, redistribusi tanah pun kembali diagendakan.
Berdasarkan catatan Kompas, pembagian 8,15 juta hektar
lahan ini akan dilakukan pemerintah tahun 2007 hingga
2014. Diperkirakan, 6 juta hektar lahan akan dibagikan
pada masyarakat miskin. Sisanya 2,15 juta hektar
diberikan kepada pengusaha untuk usaha produktif yang
melibatkan petani perkebunan. Tanah yang di bagian ini
tersebar di Indonesia, dengan prioritas di Pulau Jawa,
Sumatera, dan Sulawesi Selatan. Tanah itu berasal dari
lahan kritis, hutan produksi konversi, tanah telantar,
tanah milik negara yang hak guna usahanya habis,
maupun tanah bekas swapraja.
KEL 3 KELEBIHAN ORBA
 TERCAPAINYA SWASEMBADA PANGAN
 PEMERATAAN PENDUDUK DG LAHAN
BARU, TRANSMIGRASI
 KEBIJAKAN FOKUS PD BIDANG
EKONOMI
KEL 4 KEKURANGAN ORBA
 MENINGGALKAN ROH AGRARIA TP HANYA
AKUMULASI MODAL
 KEBIJAKAN TANAH DENGAN STELSEL
POSITIF “SEAKAN2” ADA HK ADAT TIDAK
TERTULIS
 BERPUSAT NEGARISASI, PEMILIK MODAL
BESAR YANG DIPERHATIKAN
SENTRALISTIK, KAPITALISTIK
 KEWENANGAN MENEJEMEN SENTRALISTIK
KEL 5 KELEBIHAN ORDE
REFORMASI
 PENATAAN KEMBALI TANAH OBYEK
LAND REFORM,
 PENGEMBALIAN TANAH PD POSISI
RAKYAT
 PENEMPATAN TANAH KOMPREHENSIF
 ROH PLURALISME HUKUM TUMBUH
LAGI, HAK ULAYAT DIKEMBANGKAN
LAGI
KEL 6 KEKURANGAN ORDE
REFORMASI
 LEMAHNYA PARTISIPASI POLITIK/ELIT
POLITIK DALAM PENGEMBANGAN
LANDREFORM
 ORMAS TANI LEMAH
 KETERSEDIAAN DATA AGRARIA
MISKIN
 ANGGARAN KECIL
KEL I KELEBIHAN ORLA
 MELETAKKAN DASAR2
UNIVERSAL/KESATUAN HK
PERTANAHAN NASIONAL
 MEMBERIKAN KEPASTIAN HAT,
PENDAFTARAN TANAH
 MENGHINDARI MONOPOLI TANAH
DARI SESEORANG
KEL 2 KEKURANGAN ORLA
 PENGUASAAN DAN KEPEMILIKAN
 STRATEGI POLITIK
TUGAS KELOMPOK
 KEL I MENGANALISA KELEBIHAN
ORBA
 KEL II MENGANALISA KEKURANGAN
ORBA
 KEL III MENGANALISA KELEBIHAN
ORDE REFORMASI
 KEL IV MENGANALISA
KEKURANGAN ORDE REFORMASI
1. Jelaska istilah agraria, hukum agraria dan hukum
tanah
2. Bagaimana administerasi pertanahan jaman belanda
, masa sesuadah kemerdekaan sebelum UUPA
berlaku dan menurut UUPA, dan hak-hak atas tanah
3. Sebutkan hak-hak atas tanah menurut UUPA
4. Apa yang dimaksud hak ulayat masyarakat hukum
adat
5. Bagaimana Hak milik menurut hukum Islam
6. Jelaskan apa itu pendaftaran tanah
7. Apa yang anda ketahui tentang konversi
8. Apa iti landreform
9. Jelaskan siapa yang dapat mempunuyai dan
hapusnya HM, HGB, HGU
10. Peraturan apa saja yang dihapus UU 5 th
1960
 HAK BANGSA INDONESIA
 SIFAT KOMUNALISTIK
 SIFAT RELIGIUS PS 1 AY UUPA
 ABADI
 MRP INDUK
HAK MENGUASAI DARI
NEGARA
 MENGATUR DAN MENYELENGGARAKAN
PERUNTUKAN PENGGUNAAN PERSEDIAAN
DAN PEMELIHARAAN TANAH
 MENENTUKAN DAN MENGATUR HUB2
HUKUM ANTARA ORANG2 DG TANAH
 MENENTUKAN DAN MENGATUR HUB2
HUKUM ANTARA ORANG2 DENGAN
PERBUATAN2 HUKUM MENGENAI TANAH
HAK ULAYAT MASYARAKAT
HUKUM ADAT
 Menteri Agraria / Kepala BPN
Peraturan Nomor : 5 tahun 1999 .
Tentang Pedoman Penyelesaian masalah Hukum Adat, Hak ulayat masyarakat dapat
dipergunakan sebagai pedoman dalam daerah melaksanakan urusan pertanahan
khususnya hubungan dengan masalah hak ulayat masyarakat, Hukum adat yang nyata
– nyata masih ada di daerah yang bersangkutan dengan penyelesaian sebagai berikut :
Mengenai muatan lokal pokok dan maksud dikeluarkannya peralihan peraturan ini
memuat kebijaksanaan yang memperjelas prinsif pengakuan terhadap “ Hak ulayat dan
hak- hak serupa itu dari masyarakat, Hukum Adat “ sebagaimana di maksud dalam
pasal 3 undang – undang nomor. 5 Tahun 1960 tentang peraturan dasar pokok – pokok
agraria ( Undang – Undang pokok Agraria ).
Kebijaksanaan tersebut meliputi :
yang Penyamaan Persepsi mengenai “ Hak Ulayat “ ( Pasal 1 ).
 Krateria dan penentuan masih adanya hak ulayat dan hak – hak yang serupa dan
masyarakat Hukum Adat ( Pasal 2 dan Pasal 5 ).

 PELAKSANAAN PENGUASAAN TANAH ULAYAT

Pasal 2
Pelaksanaan hak ulayat sepanjang pada kenyataannya masih ada dilakukan oleh
masyarakat Hukum Adat yang masih bersangkutan menurut ketentuan Hukum Adat
setempat.
 Hak ulayat hukum adat dianggap masih ada apabila :
 Terdapat sekelompok orang yang masih terikat oleh tatanan hukum adatnya sebagai
warga bersama suatu persekutuan hukum tertentu yang mengakui dan menerapkan
ketentuan – ketentuan persekutuan tersebut dalam kehidupannya sehari – hari.
 Terdapat tanah ulayat tertentu yang menjadi lingkungan hidup para warga
persekuatuan hukum tersebut dan tempatnya mengambil keperluan hidupnya sehari
– hari.
 Terdapat tatanan Hukum Adat mengenai pengurusan dan penggunaan tanah ulayat
berlaku dan ditaati oleh para warga persekutuan hukum tersebut.
KELOMPOK PRO
 PENGATURAN DAN PENERAPAN HAK
HAK ULAYAT MASYARAKAT HUKUM
ADAT DIKORELASIKAN DENGAN
KEADILAN, HAM, KEPASTIAN HUKUM
DAN KEMANFAATAN DALAM
MASYARAKAT
 ANALISA DAPAT BERUPA SOSIOLOGIS,
YURIDIS, FILOSOFIS ATAU KASUS-KASUS
TERKAIT DENGAN PERMASALAHAN
KELOMPOK KONTRA
 PENGATURAN DAN PENERAPAN HAK
HAK ULAYAT MASYARAKAT HUKUM
ADAT DIKORELASIKAN DENGAN
KEADILAN, HAM, KEPASTIAN HUKUM
DAN KEMANFAATAN DALAM
MASYARAKAT
 ANALISA DAPAT BERUPA SOSIOLOGIS,
YURIDIS, FILOSOFIS ATAU KASUS-KASUS
TERKAIT DENGAN PERMASALAHAN
HASIL KONTRA
 PERATURAN HAK ULAYAT TIDAK
RELEVA DG SEKARANG
KELOMPOK JURI
 KESIMPULAN DAN SARAN
(MENGKONKLUSIKAN PENDAPAT
PRO DAN KONTRA SEHINGGA DAPAT
MENEMUKAN SOLUSI TERBAIK)
DENGAN MEMPERTIMBANGKAN
PENDAPAT PRO DAN KONTRA
SIMPULAN
 EKSISTENSI HAK ULAYAT, MENIMBULKAN
PERSOALAN TERAKAIT SDM, TEKNOLOGI,
SULUSI DG PENYULUHAN DAN PENDIDIKAN
DARI PEMERINTAH
 PERBEDAAN MACAM2 HUKUM ADAT,
MASYARAKAT PUNYA TRADISI SENDIRI,
SOLUSI TOLERANSI SANGAT TINGGI,
MASING2 MENGHARGAI KEARIFAN LOKAL
 TUJUAN HAK ULAYAT, YAITU KEBEBASAN
MENGATUR TANAH ADATNYA,
BAB VI
HAK-HAK ATAS TANAH
SSUDAH UUPA DAN MENURUT HUKUM
ISLAM
 Hak milik (ps 20 )

 Adalah hak turun temurun, terkuat dan


terpenuh (psikologis emosional ) yang dapat
dipunyai orang atas tanah yang mengingat ps
6.
 Ps 6 : semua hak atas tanah mempunyai fungsi
social
 Hapusnya HM : (ps 27 )
 1. Tanah jatuh kepada negara
 2. karena pencabutan hak berdasar ps 18
 3. karena penyerahan sukarela oleh pemiliknya
 4. karena diterlantarkan
 5. karena ps 21 ayat 3 yi : orang asing ...
 ps 26 ayat 2 yi : jual bell, hibah, dsb
 6. Tanahnya Musnah
 HGU (Ps 28)
 adalah hak untuk mengukuhkan tanah yang dikuasai
langsung oleh negara, selama jangka waktu yang
tersebut dan ps 29, guna perusahaan pertanian,
perikanan, peternakan.
 Ps 29: 1. HGU max 25 tahun
 2. untuk perusahaan karena waktu lama dapat dengan
 35 tahun
 3. dapat diperpanjang max 25 tahun.
 Yang dapat mempunyai HGU adalah:
 1. Wni
 2. badan2 yang didirikan menurut hk Indonesiadan berkedudukan di Indonesia.
 Terjadmya HGU karena penetapan pemerintah
 HGU dapat dijadikan/ dibebankan hak tanggungan
 Hapusnya HGU
 a. jangka waktunya berakhir
 b. dihentikan sebelum berakhir karena sesuatu syarat tidak
 terpenuhi
 c. dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya
 berakhir
 d. dicabut untuk kepentingan umum
 e. diterlantarkan
 f. tanah musnah
 HGB: (ps 35 )
 yi : hak untuk mendirikan dan mempunyai
bangunan2 atas tanah yang bukan miliknya
sendiri, dengan jangka waktu paling lama 30
tanhun, hal ini atas peraturan penanggung hak
bisa diperpanj ang 20 tanhun
Yang dapat mempunyai HGB
 a. WNI
 b. Badan hokum yang didirikan menurut hokum Indonesia dan
 berkedudukan di Indonesia
 c. WN asing yang bertempat tinggal di Indonesia, dibatasi
 luas dan jumlah bidang tanah yang dikuasai, khusus untuk
 bertempat tinggal.
 d. BH yang didirikan menurut hokum asing dan mempunyai
 perwalian di Indonesia untuk kegiatan yang menguntungkan
 bagi kepentingan Nasional.
 e. Badan Perwakilan Negara Asing dan organisasi resmi
 Internasional
Hapusnya HGB
 . jangka waktunta berakhir
 b. dihentikan sebelum berakhir karena sesuatu syarat tidak
 terpenuhi
 c. dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka
waktunya
 berakhir
 d, dicabut untuk kepentingan umum
 e. diterlantarkan
 f tanah musnah
 g. ketentuan dlm ps 36 ay 2. (Yi : org / BH yang tidak
 memenuhi syarat ... )
. Hak Pakai (ps 41)
 adalah : hak untuk menggunakan dan / atau
memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung
oleh negara atau tanah milik orang lain, yang
memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan
dalam keputusan pemberiannya oleh pej abat yang
berwenang memberikannya atau dan perj anj ian
dengan pemilik tanahnya, yang bukan perj anj ian
sewa­menyewa atau perjanjian pengolahan tanah,
segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan jiwa
dan ketentuan UU 'Mi.
. Hukum Islam mengenal tiga jenis
kepemilikan, yakni kepemilikan

individu, negara dan publik:
Kepemilikan individu adalah izin syar’i sehingga seseorang
bisa menguasai tanah secara mutlak, termasuk
menggunakan, menjual, menghadiahkan, mewakafkan serta
mewariskannya berdasarkan syara’. Hak perolehan tanah
untuk individu dalam Islam ada lima macam, yaitu didapat
dari: (1) menghidupkan tanah mati; yang disebut tanah mati
adalah tanah tanpa pemilik (baik individu maupun negara)
yang tidak menopang fungsi publik; (2)pemberian negara;
negara berhak menghadiahkan tanah kepada orang-orang
yang dipandang pantas dan memerlukannya, misalnya
kepada petani yang lahannya longsor; (3) jual-beli; (4)
warisan; (5) hibah.
 KEPEMILIKAN NEGARA ATAS TANAH
HANYA TERBATAS PADA YANG
DIPERLUKAN UNTUK MENJALANKAN
RODA PEMERINTAHAN SEPERTI LAHAN
INSTALASI NEGARA DAN TANAH YANG
DISERAHKAN KEPADA NEGARA
UNTUK DIURUSI
 Ada pun tanah publik adalah semua tanah
yang bukan milik individu maupun negara. Ini
adalah tanah ”milik Allah”, di mana pada
prinsipnya semua warga negara memiliki hak
atas fungsi yang dimilikinya.
Cara-cara memperoleh hak milik
menurut Hukum Islam
 Dengan usaha sendiri
 Yaitu dengan membuka tanah baru yang tidak ada
pemiliknya sama sekali, dan harus dikerjaka 3
tahun berturut-turut sejak pengklaimannya, bila
tidak dipenuhi gugur hak kepemilikannya.
 Akad
 Pemindahan hak milik dari seseorang kepada orang
lain dengan cara dibenarkan syara’ yang
menetapkan adanya akibat hukum pada objek
(tanah) misal denga akad jual beli.
 Waris
 Hibah
Hapusnya Hak Milik Menurut
Hukum Islam
 Tanah diterlantarkan oleh pemiliknya selama 3
tahun
 Orang yang menanami lahan yang bukan miliknya

 Kepentingan umum

Anda mungkin juga menyukai