PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Periode liberal Belanda
4
kalinya mengatur perlindungan hukum terhadap kaum pribumi dari
kesewenang-wenangan pemerintahan jajahan. Hal ini dapat ditemukan
dalam (Regeringsreglement) RR 1854 yang mengatur tentang
pembatasan terhadap eksekutif (terutama Residen) dan kepolisian, dan
jaminan terhadap proses peradilan yang bebas.
5
zaman penjajahan Jepang tidak sempat mengeluarkan berbagai peraturan
perundang-undangan karena masa menjajah hanya 31/2 (tiga setengah)
tahun kecuali Undang-Undang Nomor 1 tahun 1942 yang berisi
pemberlakuan berbagai peraturan perundangan yang ada pada zaman
Hindia Belanda.
UUDS 1950 yang telah mengakui hak asasi manusia.Namun pada masa
ini pembaharuan hukum dan tata peradilan tidak banyak terjadi, yang ada
adalah dilema untuk mempertahankan hukum dan peradilan adat atau
mengkodifikasi dan mengunifikasinya menjadi hukum nasional yang
peka terhadap perkembangan ekonomi dan tata hubungan internasional.
Kemudian yang berjalan hanyalah unifikasi peradilan dengan
menghapuskan seluruh badan-badan dan mekanisme pengadilan atau
penyelesaian sengketa di luar pengadilan negara, yang ditetapkan melalui
6
UU No. 9/1950 tentang Mahkamah Agung dan UU Darurat No. 1/1951
tentang Susunan dan Kekuasaan Pengadilan.
7
4. Periode Pasca Orde Baru (1998 – Sekarang)
8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
9
kali mengangkat pejabat Negara dalam hal ini Panglima, Kapolri, Jaksa
Agung dan lain sebagainya mesti harus Fit and proper Test oleh lembaga
legislatif, dengan tujuan agar supaya gaya kepemimpinan otoriter pada masa
era orde baru tidak terulang kembali. Sehingga wewenang Presiden disatu sisi
tidak otonom.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.lombalomba.com/?s=penegakan+hukum+orde+lama
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Orde_Baru
3. Bisri, Ilham , 2004, Sistem Hukum Indonesia (Prinsip-Prinsip &
Implementasi Hukum di Indonesia), Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada
11