Anda di halaman 1dari 5

Khutbah Cara Shalat Istisqa Lengkap dengan Teks Khutbahnya

Ustadz Abdul Wahab Ahmad,


Wakil Katib PCNU Jember dan Peneliti Bidang Aqidah di Aswaja NU Center Jawa Timur

Cara Shalat Istisqa Lengkap dengan Teks Khutbahnya Dalam prosesi shalat istisqa, kita dianjurkan
untuk memperbanyak istighfar. Untuk menyelenggarakan shalat istisqa’ atau shalat untuk memohon
hujan, perlu diketahui bahwa ada proses yang harus dilakukan sebelum shalat dan ada proses yang
dilakukan di dalam shalat dan khutbah agar permohonan hujan lebih memungkinkan untuk
dikabulkan Allah. Kedua proses tersebut sebagai berikut:
Proses Sebelum Shalat
• Imam mengajak masyarakat untuk bertobat, memperbanyak istighfar, bersedekah, menghentikan
maksiat dan kezaliman, serta berdamai dengan Muslim lain yang dimusuhi.
• Dianjurkan juga agar imam beserta masyarakat berpuasa selama tiga hari sebelum melakukan
shalat.
• Di hari keempat setelah berpuasa, imam beserta masyarakat bersama ke luar menuju lapangan
untuk shalat dengan menggunakan pakaian reguler yang dipakai bekerja setiap harinya, bukan
pakaian bagus.
• Orang tua, anak kecil, serta orang-orang yang lemah secara fisik dibawa serta untuk ikut shalat.
• Bagi yang mempunyai ternak, dianjurkan membawa serta ternaknya ke lokasi shalat dan
ditempatkan di tempat yang sekiranya tidak mengganggu jamaah. Proses Shalat dan Khutbah
ِ ِ ‫إِ َمامًا‬/ ‫ْن َمأْم ُْومًا‬
• Shalat dua rakaat dengan niat istisqa’. Lafal niatnya adalah: ‫لِل َت َعالَى‬ َ ُ‫أ‬
ِ ‫صلًِّْ ُس َّن َة االِسْ ِتسْ َق‬
ِ ٌ‫اء َر ْك َع َت‬
“Aku berniat shalat sunnah minta hujan dua rakaat sebagai makmum (atau imam), karena Allah
SWT.”
• Tata cara shalat istisqa’ mirip seperti shalat id. Pada rakaat pertama, takbir tujuh kali sebelum
membaca surat al-Fatihah. Pada rakaat kedua, takbir lima kali sebelum membaca surat al-Fatihah.
• Khutbah dua kali (tapi boleh juga sekali) setelah shalat. Khutbah ini boleh dilakukan sebelum shalat
tetapi tidak utama, sebaiknya dilakukan setelah shalat seperti halnya shalat id. Rukun khutbah sama
seperti rukun khutbah pada umumnya.
• Mengawali khutbah pertama, khatib membaca istighfar sembilan kali. Mengawali khutbah kedua,
َ ‫أَسْ َت ْغ ِف ُر‬
khatib membaca istighfar tujuh kali. Bacaan istighfarnya adalah: ‫هللا ْالعَظِ ٌ َم الَّذِي الَ إِل َه إِالَّ ه َُو ْال َحًَّ ْال َقٌُّو َم‬
‫َوأَ ُتوبُ إِلَ ٌْ ِه‬
• Khatib memperbanyak bacaan doa dan istighfar dalam khutbah. Bacaan imbauan beristighfar yang
sebaiknya diulang adalah: ‫ ٌُرْ سِ ِل ال َّس َما َء َعلَ ٌْ ُك ْم م ِْد َرارً ا‬. ‫ان َغ َّفارً ا‬
َ ‫اسْ َت ْغ ِفرُوا َر َّب ُك ْم إِ َّن ُه َك‬
• Ketika khatib berdoa, makmum mengangkat tangan sambil mengucap amin.
• Pada perkiraan dua pertiga khutbah kedua, khatib disunnahkan menghadap kiblat lalu membalik
posisi selendang surbannya dari bahu kanan ke bahu kiri dengan posisi terbalik, bagian bawah
diletakkan di atas dan bagian dalam diletakkan di luar. Setelah itu kembali meneruskan khutbah. ***
Naskah Khutbah Istisqa’ Khutbah I

َ َ ‫هللا َالع ِظ ْي َم الذي َال اله اِ َّال ُه َو‬


‫الح ُّي َالك ُّـي ُوم َو َا ُت ْو ُب اِ ل ْي ِه‬ َ ‫ا ْص َت ْغ ِف ُر‬
َ ‫‌ َ ْع َ َ ْو ِت َ ِ َّو ِ ي َ ِل َم َ ٓال َ ًء ِّل َك ْو ٍمم َ ْش َ ُع‬
.‫وو‬ َ ْ ‫الش َ ِا َ ًءا َ َأ ْ َي ِ ِه ْ َأاال‬
َّ َ ِ َ ‫ْال َح ْ ُ ِل َّ ِه َّال ِذي َأا َز‬
ُ َ ُ ‫َأا ْ َ ُ َأا ْو َال َل َه َّال‬
.‫هللا َو ْ َ ُ َال َ ِر ْ َم ل ُه َو َأا ْ َ ُ َأا َّو ُ َح َّ ًء ا َ ْ ُ ُ َو َ ُص ْول ُه‬ ِّ ِ ّ
ْ ‫َأ‬ ْ ٓ
َ ‫ال ّ ُ َّم َ و َو َص ِ ْم َ ل َ ْ ِ َ َو َ ُص ْو ِل َم َص ّي ِ ُ َح َّ ٍم َو َ ل ا ِل ِه َو َ ح ِه ا َ ِع ْي‬
َ
ِ ْ‫ا َّ َ ْع ُ َ َِي َ َا هللا ُأا ْو ْي ُن ْم َو َّ َي َتكو‬.‫َأ‬
َ‫هللا َ َك ْ َ َا ال ُ َّت ُك ْوو‬ ِ َ ِ ِ
ِ ِ

Hadirin sekalian, saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan kepada para hadirin sekalian, marilah
kita tingkatkan takwa kita kepada Allah subhânahu wa ta’âlâ dengan selalu menjalankan perintah-
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.
Para hadirin, sesungguhnya Allah subhânahu wa ta’âlâ adalah Dzat yang Maha Pemurah, Maha
Pengasih dan Maha Penyayang sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya:
‫ِ َّ ُه َه َو ِ ُن ْم َ ِ ي ًء‬

“Sesungguhnya Allah Maha Penyayang terhadap kalian.” (QS. al-Isra’: 66).

Dan, berulang kali dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa Allah Maha-Rahman dan Maha-Rahim. Ini
semua adalah garansi dari Allah bahwa Allah akan memberikan aneka nikmat pada para hambanya
yang dikehendaki dengan berbagai kenikmatan yang tak mungkin bisa dihitung jumlahnya,
seperti dinyatakah dalam Al-Qur’an:
َ‫َو ْو َت ُع ُّ وا ِ ْع َ َت ال َّ ِه َال ُت ْح ُصوه‬
ِ
“Kalau kalian menghitung nikmat-nikmat Allah, maka kalian tak mungkin bisa menuntaskannya” (QS.
Ibrahim: 34).
Akan tetapi, mengapa kita lihat banyak sekali orang-orang yang ditimpakan kesengsaraan? Mengapa
kita lihat di sekeliling kita banyak yang tertimpa musibah? Dan mengapa saat ini kita tidak mendapat
hujan yang biasanya telah membasahi bumi kita, mengairi sungai-sungai kita, menjadi minuman bagi
tanaman, ternak dan kita sendiri?
Untuk menjawabnya, marilah kita ingat firman Allah subhânahu wa ta’âlâ berikut:

َ َ َّ ‫َ َ َأ‬
‫هللا ل ْم َ ُم ُ َغ ِّي ًءرا ِ ْع َ ًء َأا ْ َع َ َ َ َ ل َل ْو ٍمم َ َّتل ُ َغ ِّي ُروا َ ِ َأ ْ ُف ِش ِ ْم َو َأا َّو ال َّ َه َص ِ ٌعيي َ ِ ٌعيم‬ ‫ِلم ِ و‬
(Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah
sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa-
apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui” (QS. al-Anfal: 53).
Ayat di atas menjelaskan bahwa memang pada dasarnya Allah Maha Pemurah dan Penyayang
sehingga senantiasa memberikan aneka nikmatnya kepada para hambanya. Namun demikian,
Apabila kemudian hamba-hamba tersebut mendustakan nikmat-Nya, melakukan berbagai maksiat,
melakukan aneka kezaliman yang kesemuanya dilarang Allah, maka saat itulah Allah kemudian
berubah dari asalnya memberi nikmat berubah menjadi memberi hukuman. Bukan Allah yang
berubah menjadi tidak penyayang, tetapi manusia itu sendirilah yang berubah menjadi sosok yang
tak layak disayangi lagi. Akhirnya, sesuai firman tersebut, Allah akan memberikan beragam kesulitan
dan kesengsaraan kepada manusia.
Karena itulah, marilah senantiasa kita bertobat kepada Allah.

‫الش َ َا َ َ ْي ُن ْم ِ ْ َ ا ًء ا‬
َّ ‫ ُ ْر ِص ِو‬. ‫ْاص َت ْغ ِف ُروا َ َّ ُن ْم ِ َّ ُه َه َو َغ َّف ًء ا‬
Tentang air hujan, Imam Ibnu Majah meriwayatkan dari Abdullah ibnu Umar bahwasanya Rasulullah

‫ ﷺ‬bersabda:

.......... َّ ‫َ َ ْع َ َر ال ُ َ ِ ِر ْ َ َ ْ ٌعس ِ َ ا ا ْ َت َ ْي ُت ْم ِ ِ َّ َو َأا ُ ْو ُ ِ ِا َأا ْو ُت ْ ِ ُه ْو ُه‬


َ َ ٓ َّ َ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ ْ ‫َ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َ َ َ َأ‬
‫الش َ ِا َول ْو ال ال َ َ ِئ ُم ل ْم ُ ْ َط ُر ْوا‬ ‫……ولم نعوا اه ة ا وا ِل ِ م ِ ال ِنعوا الكطر‬

“Wahai kaum Muhajirin! Ada 5 perkara di mana jika telah menimpa kalian maka tiada lagi kebaikan
bagi kalian. Dan aku berlindung dengan Allah S.W.T agar kalian tidak menemui zaman itu.
Di antara lima hal itu:
…. Dan tidaklah mereka menahan zakat mal melainkan ditahan juga air hujan dari langit untuk
mereka. Jika seandainya bukan karena binatang yang hidup di muka bumi ini niscaya tidak
diturunkan hujan.” (H.R. Ibnu Majah)

Dalam hadits ini disebutkan bahwa orang-orang yang tidak mengeluarkan zakat mal menjadi salah
satu penyebab air hujan ditahan untuk turun. Artinya kemaksiatan yang kita lakukan berupa
menahan hak-hak kaum fakir miskin akan berbalik efek buruknya pada masyarakat sendiri. Ketika
kita tak lagi peduli dengan orang sekitar, maka Allah tak lagi peduli dengan kita.
Sebagaimana disebutkan dalam suatu hadits:
ْ ْ
‫هللا ِ ي َ ْو ِو ال َع ْ ِ َ َه َو ال َع ْ ُ ِ ي َ ْو ِو َأا ِ ِيه‬
ُ ‫َو‬
“Allah akan selalu menolong seorang hamba, selama hamba tersebut menolong saudaranya”.
(HR. Muslim)
Karena itulah, mari kita tunaikan kewajiban zakat kita, kita tingkatkan kadar sedekah kita, kita saling
bantu meringankan beban orang-orang yang tidak mampu. Dengan begitu, kita bisa berharap agar
kemarau ini terangkat dan hujan segera turun kembali. Dan terakhir yang paling penting, marilah kita
perbanyak membaca istighfar, memohon ampun atas dosa-dosa dan kesalahan yang telah kita buat,
baik disengaja atau tidak. Itulah di antara hal yang dapat membuat Allah menganugerahkan hujan
pada manusia. Allah berfirman:
‫الش َ َا َ َ ْي ُن ْم ِ ْ َ ا ًء ا‬
َّ ‫ ُ ْر ِص ِو‬. ‫ْاص َت ْغ ِف ُروا َ َّ ُن ْم ِ َّ ُه َه َو َغ َّف ًء ا‬
Mohonlah ampun kepada Tuhan kalian, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia
akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat” (QS. Nuh: 10-11).
Dengan istighfar yang sungguh-sungguh, dengan tobat yang nasuhah, insyaallah dosa kita akan
diampuni dan pada akhirnya berbagai nikmat Allah, salah satunya adalah hujan kembali lagi kita
dapat.

‫ًء‬
‫ال َّ ُ َّم ْاص ِك َن َو َأا ِغ ْح َن ال َّ ُ َّم ْاص ِك َن َغ ْي ًءح ُ ِغ ًءيح َه ِنيًئ َو َ ًءي َ ِ ًءيع َو َ ًءن َط َ ًءك َغ َ ًءل ُ ْغ ِ ًءل َ ًّ َه ِن ًّي َ ِر ًّ َ ِر ًءع‬
َ ْ ‫ًء‬ ‫ًء ًء‬ ‫ًء ًء‬
‫َ ْرَت ًءع َوا ِ ًل َ ِ ًل ُ ْش ِ ًل ُ َج ِّ ًل َاا ِئ ًء َا َ ًء ا َ ِ ًءع َغ ْي َر َض ّ ٍم َ ِ ًل َغ ْي َر َ ا ِ ٍمث َغ ْي ًءح ال َّ ُ َّم ُت ْح ِي ـي ِ ِه ال ِ ًل َا‬
ْ ْ َ ْ ُ َُ
‫يث ِ ِه ال ِع َ َا َو َت ْج َع ُ ُه َ ًل ًءغ ِل َح ِض ِر ِ َّن َوال َ ِا ال َّ ُ َّم َأا ْ ِز ْ ِ ي َأا ْ ِض َن ِا َن َت َ َو َأا ْ ِز ْ َ َ ْي َن ِ ي َأا ْ ِض َن‬ ‫وت ِغ‬
ْ
.‫الش َ ِا َ ًءا َط ُ و ًء ا ُت ْح ِي ـي ِ ِه َ َ ًءة َ ْي ًءت َو ْاص ِك ِه ِ َّ َ َ ْك َت َأا ْ َع ًء َو َأا َ ِص َّي َهـ ِح ًءيرا‬
َّ َ ِ ‫َص َن َن َ ال َّ ُ َّم َأا ْ ِز ْ َ َ ْي َن‬
ْٓ ْ ُ ُ َ َ َّ ّ ‫ ال َّ ُ َّم َ َ ل ُ ُاوو‬. ‫ال َّ ُ َّم َ َو َال ْي َن َو َال َ َ ْي َن‬
.‫وو َأاال ْو ِا َ ِ َو ُ ُ و ِ اال َه ِم‬ ِ ‫ط‬ ‫و‬ ‫ر‬ِ ‫ج‬ ‫ال‬ ‫ت‬ َ
‫ن‬ َ
ِ ِ ِ ِ ِ‫و‬َ ‫اب‬ ‫ر‬َ ‫الظ‬
ٓ
‫ب الع ل ي‬ ‫اي‬

KHUTBAH KE II
َ َ ‫هللا َالع ِظ ْي َم الذي َال اله اِ َّال ُه َو‬
٧( ‫الح ُّي َالك ُّـي ُوم َو َا ُت ْو ُب اِ ل ْي ِه‬ َ ‫ا ْص َت ْغ ِف ُر‬
َ َ ُ ‫َو َأا ْ َ ُ َأا ْو َال اِ َل َه َّال‬
‫الح ِا َ َل ِ ْ َش ِ ِه َوال ُّ ْن ُر ل ُه َ َل َت ْو ِ ْي ِك ِه َواِ ْ ِت َن ِ ِه‬. ‫هللا َو ْ َ ُ َال َ ِر ْ َم ل ُه‬ ُ ‫هللا َو‬
َِ
ُ
‫ ال م ِو ل ص ِي ِ ح ٍم ِو ل ا ِل ِه وا ح ِ ِه‬.‫َو َأا ْ َ ُ ٔا َّو َص ِّي َ ح ا و صوله ال ا ِ ل َلل ِ ضوا ِ ِه‬
َ ْ ‫َأ‬ َ َ َ َ َّ َ ُ َ ّ َ َ َ ّ َ َّ ُ َ ْ َّ ُ ْ ُ َ َ ُ ُ ْ َ ‫ًء‬ َّ َ ُ
‫هللا َأا َ َر ُه ْم ِ َأ ْ ٍمر َ َ َأا‬
َ ‫هللا ِ ْي َ َأا َ َر َوا ْ َت ُ ْوا َ َّ َ َ ل َوا ْ َ ُ ْوا َأا َّو‬ َ ‫َو َص ِّ ْم َت ْش ِ ْي ًء ِهـ ْحي ًءرا َأا َّ َ ْع ُ َ ي َ َا ُّ َ َّالن ُو اِ َّت ُكوا‬
ٓ َّ ٓ ٓ َ َّ َ َ َ َ َ َ ْ ُ َ ٓ َ َ َ َ ْ َ ْ
‫هللا َو َ ًل ِئ َنـ َت ُه ُ َص ُّ ْو َو َ َل َّالن ِ ل َا ُّ َ ال ِذ ْ َ ا َ ُن ْوا َ ُّ ْوا‬ ‫ِ ي ِه ِ نف ِش ِه وجـنل ِ ًل ِئنـ ِت ِه ِ ك ِص ِه ول تع لل ِ و‬
‫ َ َ ْي ِه َو َص ِّ ُ ْوا َت ْش ِ ْي ًء‬. ‫هللا َ َ ْي ِه َو َص ِّ ْم َو َ َ ل ٓا َص ِّي ِ َ ُ َح َّ ٍم َو َ َ ل َا ْ ِ ي ٓ ِئ َم‬ ُ ‫ال ُ َّم َ ّو َ َ ل َص ّي ِ َ ُ َح َّ ٍم َ َّ ل‬
ِ
ِ ِ
ْ ْ ‫َأ‬ َ َ ُ ْ ّ َ ْ َ ٓ
ِ ‫‌ ال ُ َّم َ ِ الخ ف ِا َّالرا ِ ِ ْ َ ا ِ ل َ ن ٍمر َو ُ َ ر َو ُ ح َ و َو َ ِ ل َو َ ْ َ ِك َّي‬ َ ْ ‫َو ُ ُص ِ َم َو َ ًل ِئن ِ ال ُ ك َّر ْي َ َوا‬
ِ
‫َأ‬
َ ‫‌ َ َّن َ َع ُ ْم َر ْ َ ِت َم َ ا ْ َ َم َّالرا ِ ْي‬ َ ْ َ َ َ
ْ ِّ ‫الص َح َ ِ َو َّالت ِع ْي َ َو َت ِعي َّالت ِع ْي َ ل ُ ْم ِ ْ َش و اِ لل َ ْوم ال‬. َّ
ِ ِ ‫ا‬ ‫و‬ ِ ِ ‫ٍم‬ ِ ِ ِ ِ

---waktu membalik selendang surban dengan menghadap kiblat--


‫اب َو َال َ ْح ٍمق َو َال َ ًَل ٍما َو َال َه ْ ٍمم َو َال َغ ٍمرق؛ ال ُ َّم َ َ ل‬ ‫ذ‬ ‫ال ُ َّم ا ْ َع ْ َ ُص ْك َي َ ْ َ َو َال َت ْج َع ْ َ ُص ْك َي َ َ‬
‫ٍم‬ ‫ٍم‬
‫ُ َّ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َّ ْ َ ْ ًء ُ ًء َ ًء‬
‫وو اال ْو ِا َ ِ ؛ ال م والين وال ين ال م اص ِكن غيح غيح ِر ًئ‬ ‫َأ‬ ‫ط‬ ‫ُ‬ ‫الظ َراب َو ٓاال َه م َو َ َن ِت ال َّ َجر و ُ‬ ‫ّ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫َ ِر ًءع َص َّح َ ًّ َغ َ ًءل َط َ ًءك ُ َج ِّ ًءًل َاا ِئ ًء لل َ ْو ِم ال ِّ ِ ؛ ال ُ َّم ْاص ِك َن َالغ ْي َث َو َال َت ْج َع َن ِ َ ال َك ِ ِطي َ ؛‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫يم؛ ال ُ َّم َأا ْ ِ ْت ل َن َّالز ْ َع َو َأا ِا َّ ل َن‬ ‫الض ْن ِم َ َال َ ْ ُنو َّال َل َ‬ ‫ال ُ َّم َّو ْل ِع َ ا َوال ًَلا َ ْال ُج ْ َو ْال ُجوع َو َّ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ ِ ِ ِ‬
‫ْ‬ ‫الش َ ِا َو َأا ْ ْت َل َن ِ ْ َ َر َه ِت َأاال ْ‬
‫‌ َو ْاه ِ ْف َ َّن ِ َ ال َ ًَل ِا َ َال َ ْن ِ ُف ُه‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َّ‬ ‫ت‬ ‫ِ‬
‫الض ْر َع َو َأا ْ ز ْ َ َ ْي َن ْ َ َر َ‬
‫ه‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َّ‬
‫َّ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ًء ٓ‬ ‫َأ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫َغ ْي ُر َ ؛ ال ُ َّم ِ ْشتغ ِف ُر ِ م هنت غف ًء ا ْ ِص ِو الش ا ين ِ ا ا‪ .‬ا ي ب الع ل ي‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬
‫ْ‬ ‫ْ ٓ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ٓ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫هللا َ ِأ ُ ُرَ ِ َلع ْ ِ َوا ِإل ْ َش ِو َو ِ ْ ت ِا ِ ي ا ُلك ْر َل َو َ ْن َ ل َ ِ ا َلف ْح ِا َوال ُ ْن َن ِر َوال َ ْغي َ ِع ُظ ُن ْم‬ ‫ِ َ َاهللا َّو َ‬
‫ِ‬
‫ْ‬ ‫َأ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ َّ َ‬
‫ل َع ُن ْم َتذ َّه ُرو َو َوا ه ُروا هللا ا َلع ِظ ْي َم َ ذه ْره ْم َوا ن ُرو ُ َ َل ِ َع ِ ِه َ ِز ْاه ْم َول ِذه ُر ِ‬
‫هللا اه َ ْر‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬

Anda mungkin juga menyukai