Jawaban:
Sebelum melakukan wudhu dengan cara ini, perlu kita perhatikan teknis pensucian anggota wudhu ada dua
macam:
ْ ﭑﻏ ِﺴ ُﻠ
ﻮا ُو ُﺟﻮ َﻫﻜُ ۡﻢ َواﻳۡ ِﺪﻳَ ﻜُ ۡﻢ اﻟَﻰ ۡ اﻣﻨ ُٓﻮ ْا ا َذا ُﻗ ۡﻤﺘُ ۡﻢ اﻟَﻰ ٱﻟﺼﻠَ ٰﻮ ِة َﻓ َ ٰ َٓﻳﺎﻳﻬَ ﺎ ٱﻟ ِﺬ
َ ﻳﻦ َء
وﺳﻜُ ۡﻢ َوا ۡر ُﺟﻠَﻜُ ۡﻢ اﻟَﻰ ۡٱﻟﻜ َ ۡﻌ َﺒ ۡﻴ ۚ ِﻦ َوان ﻛُﻨﺘُ ۡﻢ ُﺟ ُﻨ ٗﺒﺎ ْ اﻓﻖ َو ۡٱﻣ َﺴ ُﺤ
ِ ﻮا ِﺑ ُﺮ ُء ِ ِ ٱﻟ َﻤ َﺮ
ۡ
ﺪ ﻣﻨﻜُﻢ ﻣ َﻦ ۡٱﻟ َﻐﺂ ِﺋ ِﻂ ا ۡوٞ ﺂء ا َﺣ َ وا َوان ﻛُﻨﺘُ ﻢ ﻣ ۡﺮ َﺿ ٰ ٓﻰ ا ۡو ﻋَ ﻠَ ٰﻰ َﺳ َﻔ ٍﺮ ا ۡو َﺟ ْ ۚ َﻓﭑﻃﻬ ُﺮ
ْ ﻮا َﺻ ِﻌﻴﺪٗ ا َﻃﻴ ٗﺒﺎ َﻓ ۡﭑﻣ َﺴ ُﺤ ْ ﺂء َﻓﺘَ َﻴﻤ ُﻤ ْ ُﺂء َﻓﻠَ ۡﻢ َﺗ ِﺠﺪ ٰ
ﻮﻫﻜُ ۡﻢِ ﻮا ِﺑ ُﻮ ُﺟ ٗ وا َﻣ َ ﻟَ َﻤ ۡﺴﺘُ ُﻢ ٱﻟﻨ َﺴ
َواﻳۡ ِﺪﻳﻜُﻢ ﻣﻨۡ ۚ ُﻪ َﻣﺎ ﻳُ ِﺮﻳﺪُ ٱ ُ ِﻟ َﻴ ۡﺠﻌَ َﻞ ﻋَ ﻠَ ۡﻴﻜُﻢ ﻣ ۡﻦ َﺣ َﺮ ٖج َو ٰﻟَ ِﻜﻦ ﻳُ ِﺮﻳﺪُ ِﻟ ُﻴ َﻄﻬ َﺮﻛُ ۡﻢ
َ َو ِﻟ ُﻴ ِﺘﻢ ِﻧ ۡﻌ َﻤﺘَ ُﻪۥ ﻋَ ﻠَ ۡﻴﻜُ ۡﻢ ﻟَﻌَ ﻠﻜُ ۡﻢ َﺗ ۡﺸﻜُ ُﺮ
ون
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan shalat, maka basuhlah wajahmu dan
tanganmu sampai ke siku, dan usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu
junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci);
usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur. (QS. Al-Ma’idah : 6)
Anggota wudhu yang wajib dibasuh adalah: wajah, tangan sampai siku dan kaki sampai ke mata kaki.
Selain empat anggota wudhu di atas, membasuh atau mengusapnya, hukumnya sunah menurut mayoritas ulama
(Jumhur).
Kemudian kita perlu ketahui, apa yang dimaksud al-ghoslu/membasuh dan al-mashu/mengusap dalam surat Al
Maidah ayat 6 di atas.
– Al-mashu: adalah membasahi anggota badan tanpa harus mengalirkan air padanya.
Ternyata ada perbedaan antara al-ghoslu dan al-mashu. Sebagaimana keterangan dalam kitab At-Tashil fi ‘Ulumit
Tanzil berikut,
أن اﻟﻤﺴﺢ إﻣﺮار اﻟﻴﺪﻳﻦ ﺑﺎﻟﺒﻠﻞ اﻟﺬي ﻳﺒﻘﻰ ﻣﻦ،واﻟﻔﺮق ﺑﻴﻦ اﻟﻐﺴﻞ و اﻟﻤﺴﺢ
وإن، واﻟﻐﺴﻞ ﻋﻨﺪ ﻣﺎﻟﻚ إﻣﺮار اﻟﻴﺪ ﺑﺎﻟﻤﺎء و ﻋﻨﺪ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ إﻣﺮار اﻟﻤﺎء،اﻟﻤﺎء
ﻟﻢ ﻳﺪﻟﻚ ﺑﺎﻟﻤﺎء
“Beda antara al-ghoslu dan al-mashu; al-mashu adalah membasahi tubuh dengan usapan tangan yang terbasahi
air. Adapun al-ghoslu, mengalirkan air dengan bantuan tangan, ini menurut Imam Malik. Adapun menurut Imam
Syafi’i, al-ghoslu cukup dengan mengalirkan air (tanpa harus dengan bantuan tangan, pent).” (At-Tashil fi ‘Ulumit
Tanzil, 1/228-229)
Yang perlu diperhatikan saat berwudhu dengan semprotan botol, adalah teknis membasuh. Mengingat minimnya
air yang digunakan, mungkin bisa terjadi kekeliruan dalam teknis membasuh. Yang seharusnya dibasuh, dia
sucikan dengan mengusapnya.
Anggota wudhu yang wajib dibasuh, harus dibasuh. Yaitu dengan cara mengalirkan air pada anggota wudhu
tersebut. Artinya, harus ada air berjalan di permukaan tubuh yang harus dibasuh. Jika diperlukan bantuan tangan
untuk menjangkau bagian yang sulit dijangkau aliran air, maka harus dilakukan. Tak cukup sekedar semprotan
tipis, yang hanya membasahi tidak sampai mengalirkan air. Karena seperti ini namanya al-mashu (mengusap)
yang hanya berlaku pada kepala dengan bantuan usapan tangan, bukan al-ghuslu (membasuh).
Ini yang harus menjadi garis tebal bagi kita yang berwudhu dengan semprotan botol. Silahkan, asal kedua teknis
pensucian anggota wudhu ini diperhatikan. Jika tidak, maka berdampak pada ketidak absahan wudhu kita.
Anggota wudhu yang diperintahkan Allah dibasuh, tidak sah hanya dengan dengan diusap. Karena membasuh
maknanya mengalirkan air pada tubuh. Ketika seorang tidak melakukan ini, maka tidak disebut membasuh.
Adapun mengusap tidak mengharuskan hal tersebut. Mengusap cukup dengan membasahi anggota tubuh
dengan air, tanpa harus mengalirkan air padanya.
***
Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk Android. Download Sekarang !!
REKENING DONASI : BNI SYARIAH 0381346658 / BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 a.n. YAYASAN YUFID
NETWORK
KONFIRMASI DONASI hubungi: 087-738-394-989
Ahmad Anshori, Lc
Beliau alumni Universitas Islam Madinah, Fakultas Syariah. Saat ini aktif mengisi kajian-kajian sekitar Yogyakarta, dan sekaligus
sebagai pengajar di PP. Hamalatul Quran Yogyakarta