ك ِم ْن آثَ ِام ِه ْم َشْيئًا ِ ومن دعا إِىَل ضاَل لٍَة َفعلَي ِه ِمن اإْلِ مْثِ ِمثْل آثَ ِام من اتَّبعه اَل يْن ُق
َ ص ذَل
ُ َ ََُ ْ َ ُ ْ َْ َ ََ ْ ََ
“Barangsiapa mengajak kepada kesesatan maka baginya dosa seperti dosa yang
mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun”.
Selama video atau link yang disebarkan itu tidak dihapus dan masih ditonton orang maka
selama itulah dosanya akan mengalir kepada orang yang men-share video atau link tersebut.
Wahbah al-Zuahili menyebutkan dalam tafsir al-Munir Jilid 20 halaman 205 mengenai tafsir
surat al-Ankabut ayat 13
الدنْيا َواآْل ِخَر ِة َواللَّهُ َي ْعلَ ُم َوأَْنتُ ْم اَل َت ْعلَ ُمو َن
ُّ يم يِفِ ِ َّ ِ يِف ِ ِ إِ َّن الَّ ِذ
ٌ ذاب أَل
ٌ ين َآمنُوا هَلُ ْم َع َ ين حُي بُّو َن أَ ْن تَش
َ يع الْفاح َشةُ الذ َ
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan yang sangat keji itu (berita bohong)
tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang pedih di dunia
dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.
Ibnu ‘Asyur dalam al-Tahrir wa al-Tanwir menjelaskan kenapa orang yang suka agar
keburukan orang lain tersebar itu berhak mendapatkan azab karena kesukaannya itu
menunjukan akan buruknya niat orang tersebut.
5. Share status tanpa tabayyun atau klarifikasi
Kita sering menerima broadcast di sosmed kemudian men-share kembali ke grup-grup lain
tanpa cek and ricek terlibih dahulu, padahal yang kita sebarkan itu belum tentu kebenarannya,
mungkin benar mungkin juga salah. Perbuatan ini akan mendapatkan dosa sebagaimana yang
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sabdakan dalam Sunan Abi Daud