Dosen Pengampu:
Anshor Bahary, MA
Disusun Oleh:
Abdul Somad
FAKULTAS USHULUDDIN
JAKARTA
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
Haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksankan bagi orang yang
mampu. Jika syara-syarat haji telah terpenuhi dalam dirinya, maka tidak halal baginya
untuk menunda pelaksanaan haji karena perintah Allah dan Rasul-Nya. Sebaiknya
menyegerakan ibadah haji adalah sebuah keharusan, karena manusia tidak tahu kapan
waktunya Allah panggil, kapan ia tidak ada uang dan kapan ia akan sakit.1
Menurut Imam Abi Abdillah Muhammad bin Qosim al-Ghozi dalam Kitab fathul
qorib Ibadah haji adalah mengunjungi Baitullah di Makkah untuk melakukan amal
ibadah tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula.
Diantara hikmah disyari’atkannya haji adalah memebersihkan jiwa seorang
muslim dari dosa-dosa sehingga jiwa layak menerima kemuliaan Allah SWT di dunia
dan di akhirat. Tentunya kemuliaan tersebut diperoleh dengan usaha yang maksimal
hingga seseseorang yang melaksanakan ibadah haji memperoleh perdikat haji yang
mabrur.
1
Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Tuntunan Tanya Jawab Akidah, Shalat, Zakat,Puasa dan
Haji. (Darul Falah: Jakarta, 2010), hal. 529
3
Ibadah menurut pendapat para ulama terbagi menjadi tiga. Pertama adalah ibadah
badaniah yang bersifat mahdhah, seperti shalat dan puasa. Kedua, ibadah maliah yang
bersifat mahdhah yaitu seperti zakat. Ketiga, ibadah yang terdiri dari ibadah badaniah
dan maliah yaitu seperti haji. Menurut bahasa, kata haji berasal dari bahasa Arab yang
mempunyai arti berziarah, berkunjung. Sedangkan menurut istilah haji adalah
beriarah ke ka’bah di Mekkah untuk beribadah kepad Allah SWT dengan melakukan
ihram, thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina, melontar
jamarat dan tahalul. 2
Jadi ibadah haji merupakan perjalanan seseorang berkunjung ke ka’bah untuk
melakukan serangkaian ibadah kepada Allah SWT pada waktu dan yang telahg
ditentukan, yang merupakan rukun Islam kelima dan hukumnya ajib bagi yang
mampu menjalankannya. Adapun umrah, menurut bahasa berarti ziarah atau
berkunjung. Sedangkan menurut istilah adalah berkunjung ke Ka’bah untuk beribadah
kepada Allah SWT dengan melakukan ihram, thawaf, sa’i dan tahalul.
B. Sejarah
Pada masa Nabi Ibrahim as. diutus sebagai Nabi dan Rasul, Allah memberi
petunjuk kepadanya untuk membawa keluarganya ke sebuah lembah tandus dan
kering kemudian mereka tinggal di sana. Kemudian ia diperintahkan untuk
membangun Baitullah persis di tempat yang pernah dibanguni oleh anak-anak
Adam. Bangunan itupun diberi nama Ka’bah. Setelah selesai membangun Ka’bah,
Allah memerintahkannya untuk mensucikan tempat itu dari perbuatan-perbuatan
terlarang (najis dan syirik) guna memberi kenyamanan kepada orang-orang yang
akan thawaf, shalat, ruku, dan sujud di tempat itu. Selanjutnya, Allah
memerintahkan kepada Ibrahim agar memanggil orang untuk mendatangi tempat
itu guna melaksanakan ibadah yang kemudian disebut dengan ibadah haji.
Sebagaimana yang diabadikan dalam QS. Al-Hajj/22: 26-27.
Menurut al-Sayyid Sabiq, ibadah haji disyariatkan pertama kali dalam Islam
pada tahun ke- 6 Hijriyah. Ditandai dengan turunnya firman Allah dalam QS. Al-
Baqarah: 196. Sedangkan menurut Ibnu Qayyim alJauziyyah pensyariatan haji
terjadi pada tahun ke-9 Hijriyah. Pendapat tersebut didukung oleh Wahbah al-
Zuhaily dalam kitabnya al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuh, bahwa haji disyariatkan
pada akhir tahun ke-9 Hijriyah. Ditandai dengan turunnya firman Allah SWT
dalam QS. Ali Imran/3: 97. Menurut pendapat mayoritas ulama tafsir ayat ini
turun di tahun “al-wufud” di akhir tahun ke-9 Hijriyah. Namun karena ayat ini
2
Ahmad Kartono dan Sarmidi Husna, Ibadah Haji Perempuan Menurut Para Ulama Fikih
(Jakarta: Siraja Prenada Media Group, 2013), 13.
4
turun setelah berlalunya waktu pelaksanaan ibadah haji, maka Nabi saw. baru
menjalankannya di tahun ke-10 Hijriyah.3
D. Sabab Nuzul
3
Wahbah al-Zuhailiy, al-Fiqh al-Islam>i >wa Adillatuh , Juz. 3, h. 2065.
5
b. Al-Baqarah 158
«كنا نرى: فقال،أخرج البخاري عن أنس بن مالك رضي هللا عنه أنه سئل عن الصفا والمروة
إِ َّن الصَّفا َو ْال َمرْ َوةَ ِم ْن َشعائِ ِر: فأنزل هللا، أمسكنا عنهما، فلما جاء اإلسالم،أنهما من أمر الجاهلية
ِ هَّللا
al-Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu'anhu bahwa ia ditanya
tentang Shafa dan Marwa. Maka dia menjawab; Aku menganggap keduanya sebagai
perkara jahiliah, tatkala Islam datang, keduanya kami tinggalkan lalu turunlah
firman Allah, "Sesungguhnya Shafa dan Marwa adalah sebagian dari syi'ar Allah.
Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-'umrah, Maka tidak
ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya." (QS. Al-Baqarah 158).5
bahwa seseorang tidak mengapa untuk tidak bertawaf (sa'iy) antara kedua bukit itu.
'Aisyah radhiallahu'anha berkata, "Bukanlah begitu. Seandainya ayat ini maksudnya
sebagaimana yang kamu katakan itu, berarti tidak berdosa bila ada orang yang tidak
melaksanakan sa'iy antara keduanya. Sesungguhnya ayat ini turun berkenaan dengan
Kaum Anshar yang dahulu mereka berniat haji untuk patung Manat (yang mereka
sembah) di daerah sekitar Qudaid. Lantas mereka merasa berdosa bila harus sa'i
antara bukit Ash-Shafaa dan Al Marwah. Setelah Islam datang, mereka bertanya
kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam masalah itu, maka kemudian Allah
Ta'ala menurunkan ayat ("Sesungguhnya Ash-Shafaa dan Al Marwah adalah sebagian
dari syi'ar-syi'ar Allah. )6
وقد، ونحن محرمون، كنا مع النّبي صلّى هللا عليه وسلّم\ بالحديبية:وروى\ أحمد عن كعب قال
فم ّ\ر بي النّبي صلّى هللا، فجعلت الهوام تسّاقط\ على وجهي، وكانت لي وفرة،حصر المشركون
فَ َم ْن كانَ ِم ْن ُك ْم: ونزلت هذه اآلية: قال، أيؤذيك هوام رأسك؟ فأمره أن يحلق: فقال،عليه وسلّم
ٍ أَوْ نُس،ص َدقَ ٍة
.ُك َ ْ أَو،يام
ٍ ص ِ فَفِ ْديَةٌ ِم ْن،ى ِم ْن َر ْأ ِس ِه
ً َم ِريضا ً أَوْ بِ ِه أَذ
6
Ibid
7
Ibid, hal 195
7
F. Tafsir Ayat
a. Ali Imron ayat 97
Ibnu Katsir mengatakan bahwa Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
ِ اس ِحجُّ ْالبَ ْي
ت َم ِن ا ْستَطَا َع إِلَ ْي ِه َسبِيال ِ ََّوهَّلِل ِ َعلَى الن
Menurut jumhur ulama ini adalah ayat tentang kewajiban haji, dan telah banyak.
Hadits mengenai haji bahwasanya dia adalah salah satu rukun Islam, menjadi
ijma’ kaum muslimin bahwa Haji hukumnya wajib, dan kewajiban itu hanyalah 1
kali dalam seumur hidup berdasarkan Nash dan ijma’.11
Adapun firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
ََو َم ْن َكفَ َر فَإِ َّن هَّللا َ َغنِ ٌّي َع ِن ْال َعالَ ِمين
8
Ibid
9
Ibid, hal 49
10
Ibid, hal 192
11
Ibnu Katsir. Tafsir al-Quran al-Azhim ( Dar Taybah. 199 ) Jilid 2 hal 81
8
Ibnu Abbas, Mujahid dan yang lain mengatakan barangsiapa yang menentang
kewajiban Haji maka dia telah kafir dan Allah Ta'ala tidak memerlukan itu.12
b. Al-Baqarah 158
Dalam Tafsir Muyassar disebutkan:
Sesungguhnya Shafa dan Marwah ( dua bukit dekat Mekah dari arah timur )
adalah petunjuk-petunjuk agama Allah yang jelas, yang mana para hamba
menyembah Allah dengan Saí ( lari kecil ) diantara keduanya , maka barang siapa
menuju Mekah untuk berhaji atau umroh maka tidak ada dosa baginya saí
diantara keduanya bakan itu adalah wajib, barangsiapa mengerjakan ketaatan
maka sesungguhnya Allah membalas amal yang sedukit dengan pahala yang
banyak dan mengetahui amal-amal hambanya, maka Dia tidak akan menyia-
nyiakannya.13
hari ke-10 dan hari tasyrik setelah nya. Barangsiapa di antara kalian yang sakit atau
ada gangguan di kepalanya yang memerlukan untuk dicukur sedangkan dia ihram
maka dia boleh mencukur dan yang wajib mengeluarkan fidyah yaitu puasa 3 hari
atau bersedekah pada ada 6 orang miskin setiap orang miskin setengah sha’ makanan
atau menyembelih kambing untuk orang-orang fakir tanah haram. Jika kamu dalam
keadaan aman dan sehat , Maka orang-orang yang yang bersenang-senang dengan
umrah kemudian haji (yang demikian itu membolehkan apa yang diharamkan ke
atasnya dengan sebab ihram setelah selesai umroh nya) maka dia wajib menyembelih
hewan sembelihan, K3 dia tidak mendapatkan hewan sembelihan maka dia wajib
berpuasa 3 hari di bulan haji dan 7 hari ketika telah selesai dari amal haji dan pulang
ke keluarga kalian, yang demikian adalah 10 hari yang sempurna yang harus
dikerjakan, Sembelihan Dan puasa itu bagi orang yang keluarganya tidak tinggal di
tanah haram. dan takutlah kepada Allah dan jagalah perintahnya dan jauhilah
larangannya, dan ketahuilah bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala sangat keras siksanya
bagi orang yang menentang perintahnya dan menerjang apa yang dilarang. 15
6. Ibadah haji bisa mengahpus dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Dijelaskan
dalam hadist:
7. “Bukankah kamu mengetahui – wahai ‘Amru – bahwa (agama) Islam itu
menghapus (dosa-dosa) di masa lalu? Dan bukankah hijrah itu (juga)
menghapuskan (dosa-dosa) di masa lalu ? Dan bukankah haji itu (juga)
menghapuskan (dosa-dosa) di masa lalu?” (HR Imam Muslim no. 321)
8. Dan hadist dari Abu Hurairah berkata “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam bersabda, “Umrah satu ke umrah lainnya adalah penebus
dosa antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada pahala baginya selain
surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)
BAB III
PENUTUP
Dari apa yang sudah di jelaskan di atas kita bisa mengambil kesimpulan
bahwasanya ibadah haji sangat perlu di lakukan bahkan menjadi suatu kewajiban
(bagi yang mampu dalam hal materi). Meskipun kita tidak mampu, jika kita
mengusahakan untuk melakukan ibadah ini pasti Allah mampukan. Ibadah haji hanya
di lakukan satu kali dalam seumur hidup, waktu dan tempatnya sudah ditentukan.
Terlebih banyak hikmah dan manfaat jika kita melakukan ibadah ini.
12
Daftar Pustaka
Kartono, Ahmad dan Sarmidi Husa. 2013. Ibadah Haji Perempuan Menurut Para
Ulama Fikih. Jakarta: Siraja Prenada Media Group
Muhammad. 2010. Tuntunan Tanya Jawab Akidah, Shalat, Zakat,Puasa dan Haji.
Darul Falah: Jakarta