Anda di halaman 1dari 6

Kisi- kisi tasawuf

1. Apa definisi akhlak dan tasawuf

Bedanya akhlak, moral, etika, dan susila. Persamaannya terus hubungan akhlak
dan tasawuf

2. Contoh – contoh akhlak mahmudan dan mazmumah??

3. Cara –cara memperbaiki akhlak (takhali, tahali, tajali) 7 makhamatnya harus


hafal

4. Jelaskan tentang beberapa konsep tasawuf ma’rifat, mahabat, insan kamil

5. Relefansikan / manfaat yang disarankan dalam mempelajari tasawuf dalam


kehidupan

1). Akhlak  Dari sudut kebahasaan, akhlak berarti budi pekerti, adat kebiasaan, perangai,
muru’ah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabi’at.

Dari segi istilah adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan

Tasawwuf  sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana,
rela berkorban untuk kebaikan dan selalu bersikap bijaksana.

Perbedaan Akhlak dengan etika, moral, dan susila

Perbedaanya terletak pada sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Jika dalam
etika, ppenilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran, dan pada moral dan
susila berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum dimasyarakat, maka pada akhlak
ukuran yang digunakan untuk menentukan baik dan buruk itu adalah al-Qur’an dan al-
hadis. Perbedaan lainnya terlihat pada sifat dan kawasan pembahasannya. Jika etika,
lebih banyak bersifat teoritis, maka pada moral dan susila lebih banyak bersifat praktis.
Etika memandang tingkah laku manusia secara umum, sedangkan moral dan susila
bersifat local dan individual.
Persamaan Akhlak dengan etika, moral dan susila

Dari Semua Persamaannya adalah dapat di simpulkan semuanya membahas tentang


perbuatan baik buruk.

Hubungan antara akhlak dan tasawwuf

Ketika mempelajari tasawwuf ternyata pula bahwa al-qur’an dan al-hadis mementingkan akhlak.
Al-qur’an dan al-hadis menekankan nilai-nilai kejujuran, kesetiakawanan, persaudaraan, rasa
kesocialan, keadilan, tolong-menolong, dll. Nilai-nilai serupa ini harus dimiliki oleh seorang
muslim, dan dimasukkan ke dalam dirinya dari semasa ia kecil. Tasawwuf mempelajari masalah
ibadah. Ibadah yang dilakukan dalam rangka tasawwuf itu ternyata erat hubungannya dengan
akhlak. Ibadah dalam al-qur’an dikaitkan dengan takwa, dan takwa berarti melaksanakan
perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya, yaitu orang yang berbuat baik dan jauh dari yang
tidak baik. Tegasnya orang yang bertakwa adalah orang yang berakhlak mulia.

2. Contoh – contoh akhlak mahmudan dan mazmumah??


Akhlak Mahmudah

Akhlak-akhlak baik (mahmudah) meliputi : ikhlas, sabar, syukur, khauf (takut kemurkaan Allah), Roja’
(mengharapkan keridhaan Allah), jujur, adil, amanah, tawadhu (merendahkan diri sesama muslim),
bersyukur.

Keikhlasan seseorang , akan menghasilkan kemenangan dan kejayaan.


Anggota masyarakat yang mengamalkan sifat ikhlas, akan mencapai kebaikan
lahir-bathin dan dunia-akhirat, bersih dari sifat kerendahan dan mencapai
perpaduan, persaudaraan, perdamaian serta kesejahteraan.
Amanah Sosial:
Yaitu bergaul dengan menegakkan sistem kemasyarakatan yang Islami, jauh
dari tradisi yang bertentangan dengan nilai Islam, menegakkan amar ma’ruf dan
nahi munkar, menepati janji serta saling menasihati dalam kebenaran, kesabaran
dan kasih-sayang (QS 23: 8).
Amanah Pertahanan dan Kemanan:
Yaitu membina fisik dan mental, dan mempersiapkan kekuatan yang dimiliki agar
bangsa, negara dan ummat tidak dijajah oleh imperialisme kapitalis maupun
komunis dan berbagai musuh Islam lainnya (QS. 8:27).

Akhlak Mazmumah

Selain menjaga akhlak mahmudah, seorang muslim juga harus menghindari akhlak mazmumah yang
meliputi: tergesa-gesa, riya (melakukan sesuatu dengan tujuan ingin menunjukkan kepada orang lain),
dengki (hasad), takabbur (membesarkan diri), ujub (kagum dengan diri sendiri), bakhil, buruk sangka,
tamak dan pemarah.

Sikap suka menghasud dan mengadu domba terhadap sesama. Menghasud adalah
tindakan yang jahat dan menyesatkan, karena mencemarkan nama baik dan
merendahkan derajat seseorang dan juga karena mempublikasikan hal-hal jelek
yang sebenarnya harus ditutupi. Saudaraku (sidang pembaca) tahukah antum,
bahwa iri, dengki dan hasud itu adalah suatu penyakit. Pada mulanya iri yaitu
perasaan tidak suka terhadap kenikmatan yang dimiliki orang lain. Kemudian,
jika dibiarkan tumbuh, iri hati akan berubah menjadi kedengkian. Penyakit
kedengkian jika dibiarkan terus akan berubah menjadi penyakit yang lebih buruk
lagi, yaitu hasud

3. Cara-Cara memperbaiki akhlak (takhali,tahali, tajalli)

1. TAKHALI

Takhali, digambarkan sebagai sikap untuk mengosongkan, memperbaiki sikap dan perilaku, serta
meninggalkan pola-pola kehidupan yang lama yang tidak atau kurang sesuai dengan norma, tata
aturan atau syar’at.

Proses ini meliputi proses pengosongan diri dari sifat-sifat hewani, seperti rakus, tamak, buas dan
tak tahu malu, pemarah, pengumpat, pendendam, pendengki serta sifat grasa-grusu (tidak
sabaran).

Takhali juga meliputi upaya untuk mengendalikan sifat-sifat syaitoniyah yang ada pada diri dan
hati kita, seperti sifat sombong, ujub, takabur, riya dan malas beramal shaleh.

2. TAHALI

Tahali digambarkan sebagai suatu aktivitas untuk mengisi kembali hati yang telah dibersihkan
dengan proses Takhali dengan hal-hal baru yang lebih baik.
Sifat rakus dan tamak diganti dengan sifat Qana’ah, sifat buas diganti dengan sifat santun, sifat
tak tahu malu diganti dengan sifat beradab, sifat pemarah, pengumpat, pendendam dan
pendengki diganti dengan sifat pemaaf, serta sifat grasa-grusu diganti dengan sifat penyabar.

3. TAJALI
Tajali diartikan pemberdayaan sifat-sifat Rabbaniyah yang sudah terbentuk dalam proses tahali,
sehingga bukan hanya bermanfaat untuk dirinya semata, tapi juga bermanfaat untuk orang lain
dan lingkungannya.
Ketika kita sudah bisa berlaku Qana’ah dan kemudian ini kita tularkan kepada orang lain, insya
Allah, tidak akan ada lagi kerakusan, kebuasan, nafsu serakah yang memangsa nilai-nilai
kemanusian dalam bentuk korupsi, dalam bentuk diktator dan lainnya.

7 Mahkamat :

1). Zuhud  tidak mengutamakan keduniawian (materi), lebih mengutamakan khidupan akhirat yang
kekal abadi.

2). Taubah  memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan disertai janji yang sungguh-sungguh tidak
akan mengulangi perbuatan dosa tersebut, yang disertai melakukan amal kebajikan.

3). Wara  menjauhkan diri dari perbuatan dosa.

4). Kefakiran  tidak meminta lebih dari apa yang telah ada pada diri kita.

5). Sabar  menjauhkan diri dari hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Allah, tetapi tenang ketika
mendapatkan cobaan.

6). Twakkal  menyerahkan diri pada qada dan keputusan Allah.

7). Kerelaan  menerima qada dan qadar dengan hati senang.

4. Jelaskan tentang beberapa konsep tasawuf ma’rifat, mahabat, insan kamil


KONSEP MA’RIFAT

Konsep ma’rifah menurut Dzu al-Nun adalah pengetahuan yang hakiki dan hanya bisa dimiliki oleh sufi
yang sanggup melihat Tuhannya dengan hati sanubarinya, sanggup menerima pengetahuan tersebut.

KONSEP MAHABBAH

Mahabbah berasal dari kata ahabba, yuhibbu, mahabbatan, yang secara harfiah
berarti mencintai secara mendalam. Dalam mu’jam al-falsafi, Jamil Shaliba
mengatakan mahabbah adalah lawan dari al-baghd, yakni cinta lawan dari benci. Al
mahabbah dapat pula berarti al wadud yakni yang sangat kasih atau penyayang.

Mahabbah pada tingkat selanjutnya dapat pula berarti suatu usaha sungguh-sungguh
dari seseorang untuk mencapai tingkat ruhaniah tertinggi dengan tercapainya
gambaran yang Mutlak, yaitu cinta kepada Tuhan.

KONSEP INSAN KAMIL

konsep insan kamil menurut Murtadha Muthahhari athlah kehidupan yang seimbang antara
keperluan rohani dan jasmani, tidak cenderung pada suatu nilai secara berlebihan tanpa
mempedulikan nilai-nilai yang lain, karena manusia mempunyai kecenderungan yang normal yang
tidak bertentangan dengan agama. Manusia yang hanya mengembangkan cinta saja bukan insan
kamil, namun ia adalah sufi yang ekstrem. Manusia yang memuja akal secara berlebihan juga
bukanlah insan kamil, namun ía adalah filosof . Manusia yang mengagungkan keberanian saja
untuk mencapai kekuasaan ia juga bukan insan kamil, ía adalah monster yang menakutkan. Dan
upaya pembentukannya adalah dengan mempelajari ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits mengenai
insan kamil dan juga mencontoh dan sosok insan kamil itu sendiri, yaitu Rasulullah saw.

5. Relefansikan / manfaat dalam mempelajari tasawuf dalam kehidupan


Relevansi Tasawuf dalam kehidupan adalah :

1. karena Tasawuf secara seimbang memberikan kesejukan batin dan disiplin syari’ah sekaligus. Ia
bisa difahami sebagai pembentuk tingkah laku melalui pendekatan Tasawuf suluky, dan bisa
memuaskan dahaga intelektuil melalui pendekatan Tasawuf falsafy.
2. Ia bisa diamalkan oleh setiap muslim, dari lapisan sosial manapun dan di tempat manapun. Secara
fisik mereka menghadap satu arah, yatiu Ka’bah, dan secara rohaniah mereka berlomba lomba
menempuh jalan (tarekat) melewati ahwal dan maqam menuju kepada Tuhan yang Satu, Allah
SWT.
3. Tasawuf adalah kebudayaan Islam, oleh karena itu budaya setempat juga mewarnai corak
Tasawuf sehingga dikenal banyak aliran dan tarekat.
4. Dalam upaya memelihara agar tidak keluar dari koridor Al-Qur’an maka baik Tasawuf maupun
Psikologi (Islam) perlu selalu menggali konsep nafs (dan manusia) menurut Al-Qur’an dan hadis.

1. Menetapkan criteria perbuatan yang baik dan buruk.


5. 2. Membersihkan diri dari perbuatan dosa dan maksiat.
6. 3. Mengarahkan dan mewarnai berbagai aktivitas kehidupan manusia.
7. 4. Memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam
mengetahui perbuatan yang baik atau buruk.

Anda mungkin juga menyukai