Anda di halaman 1dari 18

MATERI UJIAN KOMPREHENSIF

BIDANG KEUSHULUDDIN
Dosen Penguji: Dr. Saifuddin, M.Ag.
Nama : Muhammad Aulia Gazali
NIM : 170104020136

A. Akhlak Tasawuf
1. Pengertian akhlak tasawuf baik dari sudut bahsa maupun istilah
Menurut bahasa: saf (barisan), sufi (suci), sophos (hikmah), suf (kain wol kasar,
ahlu suffah (orang yang pindah dengan Nabi). Dapat disimpulakn tasawuf yaitu sikap
mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela
berkorban untuk kebaikan dan selalu bersikap bijaksana.
Menurut istilah: (manusia makhluk terbatas)= upaya mensucikan diri dengan cara
menjauhkan pengaruh kehidupan dunia, dan memusatkan perhatian hanya kepada
Allah. (manusia makhluk berjuang)= upaya memperindah diri dengan akhlak yang
bersumber dari ajaran agama dalam rangka menndekatkan diri kepada Allah.
(manusia makhluk bertuhan)= kesadaran fitrah yang dapat mengarahkan jiwa agar
tertuju kepada kegiatan-kegiatan yang dapat menghubungkan manusia dengan Tuhan.

2. Akhlak sebagai inti Ajaran Islam


Islam bertujuan menyempurnakan akhlak, karena itulah inti dari ajaran agama
adalah tentang akhlak. Dalam islam akhlak memiliki posisi yang sangat penting yaitu
sebagai salah satu rukun agama. Islam pada hakikatnya ialah sebagai aliran etika,
islam memperbaiki budi pekerti manusia sedemikian rupa sehingga manusia sanggup
menjadi anggota masyarakat pergaulan bersama. Islam menanamkan bibit cinta kasih
sayang di dalam jiwa manusia. Dalam alquran pun memberi penekanan khusus
terhadap akhlak. Hadis juga demikian, dalam hadis sebanyak 40.000 berkenaan
dengan akhlak dan muamalah. Jadi risalah islam memperjuangkan kesempurnaan,
kebaikan dan keutamaan akhlak. Karena Nabi pun diutus untuk menyempurnakan
akhlak.
3. Ukuran baik dan buruk
Baik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan yang luhur, bermartabat,
menyenangkan dan disukai manusia. Adapun buruk ialah sesuatu yang berhubungan
dengan sesuatu yang rendah, hina menyusahkan dan dibenci manusia. Ukuran baik
dan buruk berbeda-beda sebab sangat dipengaruhi oleh perbedaan geografis
lingkungan yang berbeda diantarnya aliran naturalisme, hedonisme dan teologis.
Dalam baik dan buruk ada beberapa hal yang menjadi tolak ukurnya, yaitu:
a. Adat istiadat/sosialisme/pendapat umum= apabila sesuai dengan adat baik jika
tidak berarti buruk
b. Aliran hedonisme= baik itu menimbukan kelezatan, nikmat dan menjadi tujuan
manusia/ mengutamakan kebahagiaan.
c. Paham intusme/humanisme/batin= baik itu sesuai hati nurani/kekuatan batin
dalam dirinya, buruk jika menurut hati nurani buruk.
d. Utilitarianisme= baik jika berguna buruk jika tidak.
e. Paham ultalisme= baik jika mencerminkan kekuatan/kekuasaan
f. Paham religiosisme= baik jika sesuai kehendak Tuhan
g. Aliran evolusi= baik jika dekat dengan cita-cita.
Dalam islam ukuran baik dan buruk ialah al-Qur’an dan As-Sunah. Segala sesuatu
yang baik menurut Al-Qur’an dan As-Sunah, itulah yang baik untuk menjadi
pegangan sehari-hari. Sedangkan segala Sesuatu yang buruk menurut Al-Qur’an dan
As-Sunah berarti tidak baik dan harus dihindari. Di dalam al-Qur’an akhlak baik dan
buruk digambarkan dalam periwayatan manusia. Seperti prilaku orang mulia
digambarkan dengan kehidupan mereka yang tertib adil. Luhur dan mulia. Sedang
akhlak buruk digambarkan dengan munafik, kafir, zalim.

4. Tujuan Risalah Muhammad saw


Untuk memperbaiki akhlak manusia, innama buitstu liutammima makarimal akhlaq

5. Hubungan Akhlak dengan Iman dan Amal Shaleh


Akhlak dengan iman dan amal shaleh saling berhubungan, karena iman sendiri
adalah apa yang diyakini, diucapkan dan diamalkan dengan anggota tubuh. Orang
beriman pasti memiliki akhlak yang baik karena iman juga berkaitan dengan akhlak.
Iman tanpa amal shaleh pun juga tidaklah sempurna, karena buah dari iman adalah
akhlak dan amal sheleh.

6. Pembinaan Akhlak Perspektif Ilmu Tasawuf


Dengan takhalli, tahalli, dan tajalli.
Dengan menggunakan sarana peribadatan yang diarahkan kepada pembinaan
akhlaq. yakni: rukun iman, keteladanan, Syair, akhlak Nabi.

7. Akhlak Baik sebagai Asas Kebahagiaan


Akhlak berinduk pada tiga perbuatan yaitu hikmah/bijaksana, syaja’ah/perwira,
iffah/menjaga diri dari perbuatan maksiat.
Mafaat berakhlak mulia: An-nahal: 97, kahfi:88, m’min: 40. Orang yang
berakhlak mulia akan memperoleh kehidupan yang baik, rezeki yang melimpah ruah,
dan pahala yang berlipat ganda. Manfaat dari akhlak mulia tsb adalah membawa
kebahagian hidup didunia dan akhirat.

8. Akhlak Buruk sebagai Pangkal Kesengsaraan


Jika berakhlak buruk maka kehancuran akan menghampirinya. Yang menanam
benih akan tumbuh benih yang menanam duri akan tumbuh duri.

9. Taat Lahir dan Taat Batin


Taat lahir: melaksanakan kewajiban formal seperti shalat, puasa, zakat, haji dll.
Taat batin: iman, ihsan dll.

10. Maksiat Lahir dan Maksiat Batin


Maksiat lahir: maksiat yang dilakukan oleh anggota lahir
Maksiat batin: maksiat yang dilakukan oleh hati/ penyakit hati

11. Tasawuf Akhlaki/Amali dan Tasawuf Nazhari


Tasawuf amali adalah tasawuf yang membahas tentang bagaimana cara
mendekatkan diri kepada Allah. Tasawuf amali seperti yang dipraktikkan dalam
kelompok tarekat, yang didalamnya terdapat para sufi yang mendapat bimbingan dari
guru tentang amalan yng harus dilakukan. Tokohnya: rabiatul adawiyah, dzunun
mishri. Tasawuf akhlaqi adalah membersikan tingkah laku atau saling membersihkan
tingkah laku. Tokohnya: Hasan Bashri. Tawasuf amali: tasawuf yang membahas
tentang bagaimana cara mendekatkan diri kepada Allah.
Tasawuf nazahari: tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis
dan visi rasional pengasasnya. Tokohnya: ibnu Arabi, dengan; wahdatul wujud,
haqiqah muhammadiyah, wahdatul adyan. Al- Jili, insan kamil.

12. Takhalli, Tahhalli dan Tajalli


Takhalli: mengosongkan/penarikan diri dari sifat tercela dan kotoran penyakit hati
yang merusak.
Tahalli: menghiasi/mengisi diri dengan kebaikan, meditasi, meleburkan kesadaran
yang dipusatkan pada perenungan Tuhan. Diisi dengan perbuatan baik, yakni: zuhud,
tawakal, sabar, qanaah, dll.
Tajalli/penyempurnaan kesucianjiwa: penyingkapan tabir dengan alam ghaib/
Tuhan, dan seseorang hatinya terbebas dari sifat-sifat manusia.

13. Syariat, Tarikat, Hakikat dan Makrifat


Syariat: hukum dan aturan (Islam) yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat
Muslim. Syariat segala aturan yang sudah ditentukan oleh Allah atau aturan yang
sudah dilegalisasi oleh Rasullullah yang berkenaan dengan soal akidah, hukum, baik
halal haram, syarat atau rukun yang mengatur hubungan manusia dengan hubungan
pencipta-Nya atau sesama manusia.
Tarekat: tarekat berasal dari kata thariqah yang artinya jalan, maksudnya jalan
untuk menjadi orang yang bertaqwa. Tarekat ada dua yaitu wajib dan tarekat sunnah.
Hakikat: kebenaran, kenyataan. Hakikat menyaring dan memusatkan aspek-aspek
yang lebih rumit menjadi keterangan yang gamblang dan ringkas. Hakikat berarti
kebenaran atau benar-benar ada. Orang-orang sufi menjadikan Allah sebagai sumber
kebenaran, dan meyakini seyakin-yakinnya tiada yang lebih indah selain mencintai
Allah dan mentaatinya. Hakikat akan dicapai seseorang setelah mencapai makrifat
yang sebenar-benarnya, dalam tingkatan ini tiada lagi tabir atau hijab dengan Allah.
Ibarat buah biji benih adalah syariat, pada tingkatan tarikat menjadi batang yang
bercabang, berdaun jika pada tingkatan ini kita amalkan buah dari tharikat, akhlak,
bisa menahan nafsu, sabar, tawaduk kita akan memperoleh buah.
Ma’rifat: mengetahui atau mengenal Allah ketika shufi mencapai maqam dalam
tasawuf.

14. Maqamat dan Ahwal


Maqamat: tempat Istilah: jalan panjang yang harus ditempuh untuk berada yang
dekat dengan Allah. Maqamat 7: taubat, wara, zuhud, faqr, tawakal, ridha, sabar.
Ahwal: adalah situasi kejiwaan yang diperoleh seseorang sebagai karunia Allah
bukan dari usahanya. Ahwal ada 8: muraqabah, khauf, raja’, syauq, al-uns,
thoma’ninah, musyahadah dan yakin.
Hal: keadaan mental seperti senang, sedih, takut dsb. Yang biasa disebut hal
yaitu: takut, rendah hati, patuh, ikhlas, rasa berteman, gembira dan syukur.
Hal tidak sama dengan maqam. ia diperoleh bukan karena usaha tapi didapat
sebagai anugrah dan rahmat dari Tuhan. Bersifat sementara, datang dan pergi.
Setelah itu baru sufi melakukan riyadhah, mujahadah, khalwat, uzlah, muraqabah,
suluk.

B. Pengantar filsafat Islam


1. Pengertian, Ruang Lingkup dan Arti Penting Filsafat Islam
Filsafat menurut filosof adalah berfikir logis, bebas, sistematis, radikal dan
universal tentang apa saja yang ada. Filsafat Islam adalah hasil pemikiran para
filosofis yang berada dilingkungan kekuasaan Islam tentang hakikat sesuatu dalam
suatu aturan pemikiran yang logis dan sistematis.

2. Akal dan Wahyu sebagai sumber Basis Filsafat Islam


Karena akal (dengan ijtihad) memiliki kedudukan yang penting dalam ajaran
Islam, bahkan menjadi sumber hukum setelah al-Qur’an dan hadits. Wahyu memiliki
kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan akal, karena wahyu membawa kebenaran
hakiki/mutlak sedang akal memberikan kebenaran relatif. Islam tidak memisahkan
antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan. Keduanya merupakan bagian dari Islam
yang harus dikuasai.

3. Lahir dan tumbuh berkembangnya filsafat Islam


Pendorong lahirnya filsafat islam ada yang bersal dari islam sendiri dan ada
berasal dari luar islam. Yang bersal dari islam sendiri yaitu dalam alquran di
dalamnya banyak ayatayat alquran yang menyuruh orang untuk berfikir dan
menggunakan akal. Sedang faktor dari luar islam sendiri yaitu dari penerjemahan
buku-buku filsafat yunani yang berbahasa yunani ke dalam bahasa Arab.
Pada masa Daulah Abasiyah perhatian umat islam sudah terhadap ilmu
pengetahuan dan kebudayaan berasal dari luar islam, khususnya ilmu pengetahuan
dan filsafat Yunani diantarnya Harun Al-Rasyid salah seorang yang punya perhatian
besar terhadap filsafat Yunani ketika beliau menjadi klahifah ia mengadakan kegiatan
penerjemahan buku-buku ilmu pengetahan Yunani secara resmi. Dengan
penterjemahan itulah filsafat Yunani mulai dikenal di dunia islam dan pemikir islam
tertarik untuk mempelajarinya hingga ada sebagian dari mereka yang memunculkan
pemikiran yang bersifat rasional dan filosofis yang muncul itu kemudian dinamakan
filsafat islam. Salah satunya al-kindi dan setelah itu munculah tokoh-tokoh filsafat
islam yang lain.

4. Akar-akar pemikiran Filsafat dalam Islam


Wahyu dan Akal

5. Tradisi berfilsafat dalam Islam


Tradisi ini lahir sebagai hasil dari:
a. Interaksi intelektual antara bangsa Arab muslim dengan bangsa disekitarnya,
khususnya yang disebelah utara: syiria, Mesir, Persia.
b. Gerakan penerjemahan karya Yunani
c. Upaya mengatasi kelemahan berdebat

6. Filsafat al-Kindi : integrasi Filsafat dan Agama


Al-Kindi berpendapat bahwa antara filsafat dan agama terdapat aspek persamaan,
dan filsafat tidak bertentangan dengan agama. Agama mengajarkan kebenaran utama
(Tuhan), dan filsafat dalam pembahasannya juga membahas tentang Tuhan. Apabila
filsafat dalam membahas Tuhan berhasil mencapai kebenaran, maka kebenaran yang
dihasilkan sama dengan kebenaran yang diajarkan agama.
Alkindi membagi ilmu kepada dua macam yaitu ilmu Ilahi dan ilmu Insani. Ilmu
iahi bersumber dari tuhan sumbernya ialah wahyu. Sedangkan ilmu insani ialah ilmu
yang dihasilkan oleh pemikiran manusia sumbernya akal dari sini terdapat perbedan
antar fisafat dan agama.
- Agama bersifat pasti dan kebenarannya mutlak sedangkan fisafat bersifat spekulatif
dan kebenarannya relatif.
- Agama fungsinya menyampaikan kebenaran sedang filsafat mencari kebenaran
- Agama mengajarkan tentang kebenaran utama yaitu tuhan. Dan dalam filsafat juga
membahas tentang tuhan jadi apabila dalam mencapai kebenaran itu maka kebenaran
filsafat itu sama dengan kebenaran yang diajarkan oleh agama

7. Filsafat Al-Farabi: Teori Emansi/limpahan


Teori emanasi dikemukakan oleh Al-Farabi adalah untuk menjawab suatu
pertanyaan filosofis yaitu bagaimana alam yang plural (banyak dan beragam) dan
materi ini muncul dari tuhan yang Esa dan Immateri.
Menurut Al-Farabi Tuhan merupakan Wujud pertama yang tunggal dan immateri.
Tuhan sebagai Wujud Pertama berpikir tentang diri-Nya maka melimpahlah wujud
kedua yaitu akal prtama. Wujud kedua/akal pertama berpikir tentang wujud
pertama/Tuhan maka muncul wujdu ketiga /akal kedua maka muncul langit pertama.
Wujud ke tiga/akal kedua berpikir tentang wujud pertama maka munculah wujud
keempat akal ketiga. Wujud ke tiga akal ke dua berpikir tentang dirinya maka
muncullah bintang-bintang. Wujud keempat/akal ke tiga berfikir tentang wujud
pertama/Tuhan maka munculah wujud ke lima/akal ke empat. Wujud keempat juga
berpikir tentang dirinya maka munculah saturnus. Wujud ke lima akal keempat
berpikir tentang wujud pertama maka lahirlah wujud ke enam akal kelima. Wujud ke
lima berpikir tentang diirinya maka munculah Jupiter. Wujud keenam akal kelima
berpikir tentang wujud pertama maka munculah wujud ke tujuh akal ke enam. Wujud
ke enam berpikir tentang dirinya maka munculah Mars. Wujud ketujuh akal ke enam
berpikir tentang wujud pertama maka munculah wujud kedelapan akal ketujuh.
Wujud ke tujuh berpikir tentang dirinya maka munclah matahari. Wujud ke delapan
akal ke tujuh berpikir tentang wujud pertama maka munculah wujud ke Sembilan akal
ke delapan. Wujud ke delapan berpikir tentang diirnya maka munculah venus. Wujud
kesembilan akal ke delapan berpikir tentang wujud pertama maka munculah wujud ke
sepuluh akal ke Sembilan. Wujud kesembilan berpikir tentang dirinya maka
munculah Mercury. Wujud ke sepuluh akal kesembilan berpikir tentang wujud
pertama maka munculah wujud ke sebelas akal ke sepuluh. Wujud kesepuluh berpikir
tentang dirinya maka munculah bulan. Wujud keseblas akal kesepuluh berhenti
memunculkan akal-akal tapi dari akal ke sepuluh munculah bumi, oh-roh dan materi
pertama seperti air api tanah dan udara.

8. Filsafat Ibnu Sina : Hakekat Jiwa


Ibnu sina dalam membuktikan adanya jiwa ia mengemukakan empat macam
argument
a. Psikofisik yang terbagi dua yaitu gerak terpaksa-badan manusia-jiwa. Kedua
gerak tidak terpaksa: batu yang jatuh. Argument pisikofisik yaitu gerak dapat
dibedakan kepada gerak terpaksa dan tidak terpaksa gerak tidak terpaksa seperti
sesuai hukum alam dan melawan hukum alam. Gerak yang menetang hukum alam
itulah yang disebut jiwa.
b. Argumen aku dan fenomena psikologis: manusia tidur-aku-jiwa. Argumen “aku”
an kesatauan fenomena psikologis yaitu dengan membedakan aku sebagai jiwa
dan aku sebagai alat misalnya aku sedang tidur maka aku disini adalah
keseluruhan yaitu jiwa dan kekuatannya Argumen “aku” an kesatauan fenomena
psikologis yaitu dengan membedakan aku sebagai jiwa dan aku sebagai alat
misalnya aku sedang tidur maka aku disini adalah keseluruhan yaitu jiwa dan
kekuatannya
c. Kontinuitas: hidup rohani terkait dengan kemaren. Bukti adanya jiwa adanya daya
ingat, jiwa tidak pernah berubah. Argument kontinuitas yaitu hidup rohaninya kita
hari ini berkaitan dengan hidup kita kemaren tanpa ada tidur dan kekosongan
untuk membuktikan bahwa jiwa tidak putus-putus maka ibnu sina
membandingkan antara jiwa dan badan badan apabila tidak diberi makan maka
akan turun berat tapi jiwa tidak.
d. Manusia terbang. Argument manusia terbang diudara

9. Filsafat Al-Ghazali : Kritik terhadap Filsafat Peripatetik


Al-Ghazali mengatakan bahwa pendapat para filosof banyak yang bertentangan
dengan ajaran islam, Karena itu wajib ditolak menurutnya terdapat 20 pendapat yang
ditolak 17 diantaranya bid’ah dan 3 diantaranya membawa kekafiran
1. Pendapat mereka bahwa alam adalah qadim. Qadim berarti ada sejak azali adanya
tidak punya permulaan sedangkan tuhan menciptakan alam semesta ini dari tiada
kepada ada.
2. Tuhan tidak mengetahui perincian atau hal-hal yang particular yang terjadi di
alam. Hal ini menurut alGhazali bertentangan dengan surah al hujrat ayat 16
bahwa Allah mengtahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan
Allah maha mengetahui segala sesuatu.
3. Tidak ada kebangkitan jasmani di akhirat. Hal ini bertentangan dengan surah
yasin ayat 78-79 bahwa tuhan mampu membangkitkan kembali tubuh dan tulang
belulang manusia yang telah hancur menajdi tanah ke dalam bentuk semula.

10. Filsafat Ibnu Thufail : Teori kebenaran


Kebenaran dapat diperoleh dari salah satu dari dua jalan. Filsafat dengan akal,
agama dengan wahyu.

11. Filsafat Ibnu Rusyd : Pembelaan Filsafat dan kritikan al-Ghazali


a. Alam diciptakan dari yang ada menjadi ada dalam bentuk lain.
b. Al-Ghazali salah faham, yang benar pengetahuan tuhan tidak sama dengan
pengetahuan manusia tentang perincian itu. Karena pengetahuan manusia
diperoleh melalui panca indera. Sedangkan pengetahuan Tuhan tidak dibatasi
waktu. Tuhan tidak dapat diberi sifat kulliyah/juz’iyyah.
c. Bukan menolak tapi kebangkitan dalam bentuk rohani.
Ibnu Rusyd membela terhadap filosof dan filsafat dari kritik serangan Al Ghazali
1. Alam adalah qadim menurud ibnu rusyd tuhan menciptakan sesuatu dari sesuatu yang
telah ada bukan dari tiada kepada ada seperti dalam surah hud ayat 77 bahwa Allah
menciptakan bumi dari enam masa sebelum ada wujud langit dan bumi telah ada
wujud air tahta dan masa. Dan di dalam ayat lain disebut uap sehingga bumi dijadikan
dari air dan uap dari sesuatu yang sudah ada bukan dari tiada kepada ada.
2. Tentang tuhan tidak mengetahui perincian yang terjadi di alam. Menurut Ibnu Rusy al
Ghazali dalam hal ini salah paham yang dikatakan filosof bahwa pengetahuan tuhan
terhadap perincian yang terjadi di alam tidak sama dengan pengetahuan manusia
tentang perincian itu. Tuhan mengetahui segala sesuatu dengan cara yang berbeda
dengan mansia. Tuhan telah mengetahui sebelum sesuatu itu terjadi. Sedang manusia
baru mengetahui setelah sesuatu itu terjadi. Penegtahuan manusia terbatas sedang
pengetahuan Tuhan tidak terbatas.
3. Tidak ada kebangkitan jasmani menurut ibnu Rusyd filosof tidak menolak adanya
kebangkitan di akhirat hanya saja menurut mereka dalam bentuk rohani mereka tidak
menentang adanya kebangkitan di akhirat maka pendapat mereka tidak bisa di
kafirkan. Menurut ibnu rusyd kebangkitan diakhirat dalam wujud rohani saja namun
tidak menafikan kemungkinan kebangkitan jasmani bersamaan dengan rohani tetapi
jasad yang tersebut bukanlah jasad yang ada di dunia

12. Filsafat Suhrawardi : Hikmah al-Isyraq/teori iluminasi/penyinaran


Teori hikamah alisraq yaitu teori filsafat iluminasi dimulai dari nur al anwar yaitu
Tuhan. Nur al anwar hanya memancarkan sebuah cahaya yang disebut Nur al-Aqrab
(cahaya terdekat) dan ia merupakan cahaya pertama cahaya pertama memancarkan
cahaya ke dua cahaya kedua memancarkan cahaya ke tiga dan seterusnya hingga
mencapai jumlah cahaya yang sangat banyak pada setiap tingkat menerima pencaran
langsung dari nur al anwar. Suhrawadi juga membagi alam semesta menjadi 3 yaitu
alam akal, jiwa, dan benda.
Dalam teori emanasi membentuk susunan alam (kosmos) yang terpancar dari
cahaya-cahaya dalam setiap tingkatan. Caya pertama muncul langit-langit, cahaya
kedua muncul bintang-bintang cahaya ketiga muncul saturnus, cahaya empat muncul
Jupiter, dari cahaya lima muncul Mars, dari cahay aenam muncul matahari, dari
cahaya tujuh muncul Venus dari cahaya delapan muncul bulan dan dari cahaya
sepuluh muncul bumi dan ruang diantara langit dan bumi.
Suwardi juga membagi alam semesta kepada tiga macam pertama alam akal-akal
kedua alam malaikat, ketiga alam benda atau materi. Alam akal dan alam jiwa-jiwa
merupakan alam cahya sedang alama materi merupakan alam kegelapan. Manusia
terbagi dari roh (alam cahaya) dan jasad (alam kegelapan). Sehinnga kehidupan
rohani harus menguasai jasad.

13. Filsafat Mulla Sadra : Hiikmah Muta’aliyyah (filsafat transendren)


a. Filsafat wujud
1). Ashalah al wujud/ prinsip pokok
- mahiyyah ashil, wujud i’tibari
2). Wahdah wujud: konsep yang menyatakan bahwa hanya ada satu wujud, yaitu
wujud yang Esa, wujud yang lain hanya manifestasi dari wujud yang Esa.
3). Tasykik wujud: menjelaskan tentang kesatuan dan kebenaran. Wujud itu
banyak, dan keberagaman itu konsekuensi dari prinsip wujud sendiri/ prinsip
kesatuan atau persamaan serta prinsip keberagamaan dan perbedaan.
b. epistemologi
Tiga jalan untuk memperoleh kebenaran/pengetahuan:
1). Jalan wahyu= al-Qur’an
2). Jalan ta’aqul= penggunaan akal
3). Musyahadah= penyaksian qalbu penyingkapan kata hati.

14. Filsafat Syed Naquib al-Attas : Islamisasi Ilmu


Pembebasan ilmu dari penafsiran-penafsiran yang didasarkan atas ideologi
sekuler dari makna dan ungkapan manusia sekuler. Islamisasi ilmu menurut al-Attas
sebagai dekonstuksi atas sekularisasi ilmu dan dilakukan rekonstruksi dengan cara
meletakkan pondasi ontologi yang kokoh atas dasar prinsip tauhid. Ilmu berasal dari
yang satu yaitu Tuhan.
- Langkah yang diambil al-Attas
1. Mengasingkan unsur-unsur barat
2. Mengisi dengan unsur dan konsep kunci Islam
3. Pencantuman dan pemindahan dengan sains dengan prinsip Islam
4. Merumuskan dan memadukan unsur-unsur Islam yang utama

C. Pengantar ilmu kalam


1. Latar belakang sejarah timbulnya persoalan-persoalan kalam dan faktor-faktor
pendorong lahirnya aliran-aliran Kalam.
Sejarah timbulnya ilmu kalam dipicu oleh persoalan politik yang menyangkut
peristiwa pembunuhan Utsman bin Affan yang berbuntut pada penolakan Muawiyah
atas kehalifahan Ali bin Abi Thalib menjadi perang dan berakhir dengan tahkim.
Pasukan Ali terpecah atas Tahkim tersebut, berpihak pada Ali disebut syiah dan yang
menolak ali disebut khawarij. Khawarij memandang bahwa orang-orang yang terlibat
dalam tahkim adalah kafir sehingga persoalan yang pertama kali muncul ialah siapa
yang kafir dan bukan kafir maka setelah itu menimbulkan tiga aliran teologi khawarij,
Murjiah dan mu’tazilah.
Faktor pendorong terbagi dua faktor internal yaitu dorongan dan pemahaman
dalam Al-Qur’an dan persoalan politik. Faktor eksternal yaitu persoalan penafsiran
ayat yang muhkam dan mutasyabih.

2. Sejarah lahirnya aliran khawarij, tokoh-tokoh dan pemikiran-pemikirannya


Khawarij merupakan pengikut ali yang keluar meninggalkan barisan karena tidak
sepakat atas keputusan Ali yang menerima arbitrase dalam perang siffin dengan
kelompok Muawiyah perihal persengketaan khalifah. Awalnya khawarij memandang
pasukan Ali adalah yang orang yang benar karena sudah dipilih oleh mayoritas umat
Islam. Sedangkan muawiyah kelompok yang salah karena memberontak khalifah
yang sah. Dalam berjalannya waktu mereka menentang Ali karena dianggap lemah
dalam mengakkan kebenaran karena menerima arbitrase. Tokoh-tokoh khawarij
Abdullah Ibnu Wahab al-Rasibi (tidak ada hukum selain hukum Allah, yang tidak
berhukum dengan hukum Allah kafir ), Nafi bin Azraq (orang Islam yang tidak
sependapat dengan mereka musyrik, pelaku dosa besar kafir millah), Najdan ibnu
Amir (dosa kecil yang dilakukan berulang-ulang maka menjadi dosa besar: musyrik),
Abdul Karim Ibnu Ajrad (kisah Nabi Yusuf bukan bagian dari al-Qur’an) Qathur bin
Fajdah, Abu Thaluf Abu Fudaik.
Pemikiran khawarij yaitu orang islam yang melakukan dosa besar adalah kafir,
orng-orang yang terlibat dalam perang jamal dan para pelaku tahkim termasuk yang
menerima dan yang membenarkanya dihukumkan kafir dan khalifah harus dipilih
langsung oleh rakyat.

3. Sejarah lahirnya aliran Syia’ah ekstrim/ghulat, tokoh-tokohnya, dan pemikiran-


pemikirannya.
Munculnya syiah ghulat berkaitan dengan bukti utama tentang sahnya Ali sebagai
penerus Nabi yaitu pada peristiwa Ghadir khumm. Diceritakan ketika kembali dari
haji terakhir dalam perjalannya dari makkah ke madinah disuatu padang pasir yang
bernama Ghadir Khumm Nabi memilih ali sebagai penggantinya dihadapan masa
yang menyertai beliau. Pada peristiwa itu nabi tidak hanya menetapkan ali sebagai
pemimpin umat umat melainkan menjadikan ali sebagaimana nabi sendiri sebagai
pelindung mereka. Syiah menganggap Ali lah yang sebenarnya berhak menjadi
khalifah namun realitanya tidak sesuai apa yang disampaikan nabi. Syiah ghulat ialah
mereka yang mendukung Ali yang ajaran-ajarannya berlebihan bahkan melampaui
batas dalam memuja Ali yang menganggap Ali merupakan Ali bukan manusia biasa
melaikan jelmaan Tuhan bahkan menyatakan Tuhan itu sendiri. Tokoh tokohnya
Abdullah bin saba.
Pokok-pokok ajarannya yaitu Roh Allah pindah ke tubuh imam-imamnya, Allah
mengubah kehendaknya sejalan dengan perubahan ilmunya, imam Mahdi akan datang
ke bumi, menyerupakan salah seorang imam mereka dengan Tuhan, Tuhan menjelma
dalam diri imam.

4. Sejarah lahirnya Syi’ah Imamiyah Itsna ‘Asyariyah, Isma’Iliyah dan Zaidiyah.


Tokoh-tokohnya dan pemikiran-pemikirannya.
Syi’ah itsna Asy’ariyah memliki doktrin tentang imam (pemimpin) sebanyak 12
orang yaitu Ali, hasan, husin, Ali zainul Abidin bin Husin, muhammad al-Baqir,
ja’fal al-sadiq, Musa al-Kazim, Ali al-Ridha, Muhammad al-Jawwad, Ali al-Hadi,
Hasan al-Askari, dan Muhammad al-Muntazar. Imam yang terakhir nanti akan
muncul kembali sebagai imam Mahdi.
Syiah Isma’iliyyah mengakui Ismail bin ja’far sebagai Imam yang ketujuh setelah
Ja’far Shadiq. Setelah imam ketujuh tidak ada lagi imam.
Syiah zaidiyah ialah syiah yang mengakui Zaid bin Ali Zainul Abidin sebagai
Imam setelah Husein bin Ali. Menurut syiah zaidiyah imam tidaklah ditentukan oleh
Nabi, tetapi hanya sifat-sifatnya.
Itsna asy’ariyah dan isma’iliyyah tidak mengakui kepmimpinan abu bakar, umar
dan usman, sedangkan zaidiyah mengakui kepemimpinan mereka, hanya mereka
adalah imam yang mafdhul. Itsna asy’ariyah dan ismailiyyah mengakui adanya
kepemimpinan Imam yang tersembunyi sedangkan zaidiyah hanya mengakui
kepemimpinan yang nyata.

5. Sejarah lahirnya aliran murjiah, tokoh-tokohnya dan pemikiran-pemikirannya.


Murjiah secara bahasa artinya memberi pengharapan/menangguhkan. Lahirnya
aliran murjiah adalah dari peritiwa tahkim, murjiah adalah orang-orang yang bersikap
netral. Mereka tidak ikut-ikutan mengkafirkan, mereka menyerahkan/menangguhkan
segala persoalan tersebut kepada Tuhan.
Murjiah terbagi dua yaitu moderat yang pemikirannya adalah bahwa orang Islam
yang berdosa besar tidak kafir dan tidak akan kekal dineraka. Mereka hanya disiksa
sesuai dengan kadar dosanya, namun jika Tuhan mengampuni bisa saja mereka tidak
masuk neraka sama sekali. Orang islam yang berdosa besar masih tetap mukmin,
tidak menjadi kafir. Yang kedua golongan ekstrim, mereka berpendapat bahwa iman
itu cukup di dalam hati, jika hati telah meyakini Tuhan, meskipun lidahnya
menyatakan kekafiran dan perbuatannya kafir, ia tetaplah beriman dan termasuk
golongan syurga.
Tokoh-tokoh murjiah ekstrim yaitu: jahm bin shafwan, abu al-Hasan shallih,
Yunus ibnu Aun dan Ubaid bin Mahran.
Yaitu karena adanya perbedaan pendapat antara orang-orang syiah dan khawarij
yang mana mengkafirkan pihak-pihak yang ingin merebut kekuasaan Ali dan
mengkafirkan orang yang terlihat dan menyetujui tahkim dalam perang Siffin, karna
adanya pendapat yang menyalahkan Aisyah dan kawan-kawan yang menyebabkan
terjadinya perang jamal dan adanya penadapat yeng menyalahkan orang yang ingin
merebut kekuasaan Utsman bin Affan tokoh-tokohnya yaitu Hasan bin Bilal Abu
Sallat al-Samman dan Dirar bin Umar.

6. Sejarah lahirnya Aliran/Paham Qadariyah, tokoh-tokoh dan pemikiran-pemikirannya.


Qadariyah adalah paham yang menyatakan bahwa manusia kuasa atau mampu
dalam melakukan perbuatan. Perbuatan manusia dilakukan oleh manusia sendiri
dengan kehendak dan kemampuannya. Manusia memiliki kebebasan dalam
berkehendak dan dalam melakukan perbuatan. Tuhan tidak ikut campur tangan
didalam perbuatan manusia tersebut. Baik atau buruk nasib yang akan diterima
tergantung pada perbuatan yang ia lakukan.
Tokohnya: paham ini pertama kali dilontarkan oleh Ma’bad al-Juhani dan
disebarluaskan oleh Ghailan al-Dimasyqi.

7. Sejarah lahirnya aliran Jabariyah, tokoh-tokohnya dan pemikiran-pemikirannya.


Jabariyah artinya pemaksaan. Jabariyah menafikan perbuatan bagi manusia secara
hakiki, dan menyandarkan perbuatan manusia kepada Tuhan. Perbuatan manusia
bukan diwujudkan oleh manusia sendiri melainkan diciptakan oleh Tuhan dan dengan
kehendak Tuhan.
Menurut golongan ekstrim: jika seseorang melakukan ibadah maka itu bukanlah
atas kemampuannya melainkan timbul dari kehendak Tuhan, begitu pula jika
melakukan perbuatan jahat, maka bukan karena kehendaknya melainkan karena
kehendak Tuhan. Perbuatan manusia pada hakikatnya bukan perbuatan manusia
melainkan perbuatan Tuhan dan terwujud atas kehendak Tuhan.
Menurut golongan moderat/al-Husain ibnu Muhammad al-Najjar: Tuhanlah yang
menciptakan perbuatan-perbuatan manusia, baik perbuatan jahat maupun perbuatan
baik, tetapi manusia mempunyai bagian dalam perwujudan perbuatan itu.
Tokohnya: dikemukakan oleh al-Ja’d Ibnu Dirham dan disebarkan oleh Jahm bin
Shafwan.

8. Sejarah lahirnya aliran Mu’tazilah, tokoh-tokoh dan pemikiran-pemikirannya.


Mu’tazilah artinya mengasingkan diri. Karena saat Hasan Bashri memberikan
pengajian Washil bin Atha mengasingkan diri dari pengajian itu. Mereka
mempersoalkan status orang yang berdosa besar, Hasan Bashri mengatakan orang
yang melakukan dosa besar adalah munafik sedang menurut washil bin atha adalah
fasik, karna perbedaan inilah Hasan Bashri mengatakan washil telah mengasingkan
diri dari kita, karena itulah mereka disebut mu’tazilah.
Tokohnya: washil bin Atha dan Amar ibnu Ubaid.
Pemikirannya dikenal dengan ushul khamsah yaitu:
a. Tauhid: yang qadim hanyalah Tuhan, menafikan sifat-sifat bagi Tuhan, al-Qur’an
adalah makhluk.
b. Adil: perbuatan Tuhan semuanya baik, perbuatan manusia dilakukan oleh
manusia sendiri, Tuhan berkewajiban mengutus rasul.
c. Al-Wa’d wa al-Wa’id (Janji dan ancaman): menjanjikan pahala bagi yang berbuat
baik dan menjanjikan (ancaman) bagi yang durhaka.
d. Al-Manzilah baina al-Manzilatain/ posisi dintara dua posisi: orang yang berbuat
dosa besar bukan kafir bukan mukmin tapi fasik.
e. Amar ma’ruf nahi munkar/ perintah berbuat baik dan mencegarah perbuatan
buruk: dengan seruan, namun ada juga yang dengan kekerasan.

9. Sejarah lahirnya aliran Asy’ariyah, tokoh-tokoh dan pemikirannya.


Pendiri aliran asy’ariyyah yaitu Abu al-Hasan al-Asy’ari. Dahulunya beliau
adalah pengikut aliran mu’tazilah dan merupakan murid kesayangan dari al-Jubba’i.
Kemudian beliau keluar dari aliran mu’tazilah dan mendirikan aliran baru yaitu aliran
asy’ariyyah. Alasan beliau keluar dari mu’tazilah adalah:
a. Bermimpi bertemu Rasullullah
b. Tidak puas atas jawaban yang diberikan al-Jubba’i terkait masalah teologi
c. Aliran mu’tazilah tidak dapat diterima secara umum dikalangan masyarat
umum.
d. Al-Asy’ari kalah bersaing dengan Hasyim anak al-Jubba’i untuk menjadi
pemimpin mu’tazilah.
Tokoh-tokoh asy’ariyyah: Abu Hasan al-Asy’ari, al-Baqillani, al-Juwaini.
Pemikiran asy’ariyyah berbeda dengan mu’tazilah yaitu: Menetapkan sifat bagi
Allah, kalam Allah itu qadim, menetapkan ru’yah (dapat melihat Tuhan dengan mata
kepala), perbuatan manusia diciptakan oleh Tuhan, kekuasaan Tuhan bersifat mutlak
dan Tuhan boleh menggunakannya semutlak-mutlaknya, keadilan Tuhan terserah
kepada Tuhan, Tuhan tidak berkewajiban memenuhi janji dan ancaman-Nya, pelaku
dosa besar adalah masih mukmin, hadits ahad dapat dijadikan hujjah.
Tentang iman ada dua pendapat, 1. Dengan lisan dan perbuatan. 2. Cukup
membenarkan didalam hati saja.

10. Sejarah lahirnya aliran Maturidiyah, tokoh-tokoh dan pemikiran-pemikirannya.


Pendiri aliran maturidiyyah adalah al-Maturidi. Tokoh lainnya adalah al-Bazdawi.
Aliran ini sama seperti aliran asy’ariyyah yaitu melawan aliran mu’tazlah, namun
sebagian lagi pemikirannya sama dengan mu’tazilah.
Pemikirannya yaitu: menetapkan sifat bagi Tuhan, Tuhan bersifat dengan kalam,
Tuhan dapat dilihat, perbuatan manusia dilakukan oleh manusia sendiri, Tuhan
membatasi kekuasaan dan kehendak mutlak-Nya, keadilan Tuhan; tidak boleh tidak,
Tuhan pahala dan siksaaan wajib diberikan, janji dan ancaman; orang yang bertaqwa
dimasukkan ke surga dan yang kafir ke neraka, Tuhan tidak boleh memberi beban
diluar kemampuan manusia, pelaku dosa besar tetap mukmin, hakikat iman adalah
dalam tashdiq hati, dan hadis ahad dapat diijadikan hujjah.

11. Sejarah aliran Salafiyah, tokoh pelopor dan pemikiran-pemikirannya


Salaf artinya terdahulu. Salafiyah adalah aliran yang berpendirian untuk
memulihkan kejayaan umat Islam harus kembali kepada ajaran umat Islam yang
masih murni seperti yang diamalkan generasi pertama. Istilah ini muncul beberapa
abad setelah rasul wafat. Orang-orang salafi tidak mempermasalahkan apa yang
tersirat dalam al-Qur’an, mereka hanya mengimani yang tersurat sehingga mereka
tidak menghendaki adanya takwil, zat, sifat dan af’alNya.
Tokohnya: Ahmad bin Hanbal, taqiyyuddin abu al-Abbas Ahmad bin Abdul
Halim bin Abd as-Salam bin Abdullah bin Muhammad bin Taimiyah al-Hanbali.
Pemikiran salafi:
a. Bertahkim pada teks-teks al-Qur’an dan hadis
b. Mengembalikan yang mutasyabihat kepada yang muhkam
c. Memahami masalah furu’ berdasarkan berdasarkan ushul dan kulli
d. Berseru kepada ijtihad dan pembaharuan

12. Sejarah lahirnya aliran wahabiyah, tokoh pelopornya dan pemikirannya.


Aliran wahabi dinisbatkan kepada Muhammad bin Abdul Wahab bin Sulaiman
an-Najdi. Gerakan ini muncul melawan kemampuan umat Islam dalam masalah
akidah dan syari’ah.
Secara umum wahabi mengikis habis segala bentuk takhayul, bid’ah, dan khurafat
dan bentuk penyimpangan pemikiran dan praktik keagamaan umat Islam yang dinilai
telah keluar dari ajaran Islam.
Doktrinnya yaitu: menyerupakan Allah dengan makhluk, Allah adalah benda yang
duduk diatas arasy, segala objek peribadatan Allah adalah palsu dan siapa saja yang
melakukannya harus menerima hukuman mati, orang yang berusaha memperoleh
kasih Tuhan dengan cara mengunjungi kuburan orang suci bukanlah oang yang
bertauhid, bertawassul kepda Nabi dan orang shaleh dalam berdoa kepada Allah
termasuk syirik.

Anda mungkin juga menyukai