Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI KADERISISI PMII BERBASIS JURUSAN

DAN POTENSI LOKALISASI KAMUS


(Tian Kadarisman- PC PMII CIAMIS-PANGANDARAN)

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) fungsi dasarnya adalah


kaderisasi, sesuai dengan tugas PMII “terbentuknya pribadi muslim yang bertakwa
kepada Allah SWT, berbudi luhur, cakap dan bertanggungjawab, mengamalkan ilmunya
dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia (Tujuan PMII, Pasal 4
AD/ART). kaderisisasi merupakan hal yang esensial bagi suatu organisasi, karena
merupakan inti dari kelanjutan perjuangan organisasi ke masa depan. Tanpa kaderisasi,
rasanya sulit dibayangkan sebuah organisasi dapat bergerak dan melakukan tugas-tugas
keorganisasiannya dengan baik dan dinamis. Kaderisasi adalah sebuah keniscayaan dan
mutlak diperlukan dalam membangun struktur kerja yang mandiri dan berkelanjutan.
Fungsi kaderisasi adalah mempersiapkan calon-calon (embrio atau regenerasi) yang siap
melanjutkan tongkat estafet perjuangan sebuah organisasi. Kader suatu organisasi
adalah orang yang telah dilatih dan dipersiapkan dengan berbagai keterampilan dan
disiplin ilmu, sehingga dia memiliki kemampuan yang diharapkan. Bung Hatta pernah
menyatakan tentang kaderisasi dalam kerangka kebangsaan, “kaderisasi sama artinya
dengan menanam bibit”. Berarti untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan,
pemimpin pada masanya harus dipersiapkan.

Pada hakikatnya kaderisasi dalam PMII adalah upaya–upaya secara totalitas


yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan untuk membina serta
mengembangkan potensi dzikir, fikir dan amal sholeh pada setiap warga pergerakan.
Dalam organisasi PMII melaksanakan kaderisasi yang terstruktur dan sistematis.
Kaderisasi dalam PMII merupakan ujung tombak perkembangan dan kemajuan
organisasi. Kaderiasi dalam PMII sendiri terbagi menjadi tiga jenis, yaitu kaderisasi
formal, kaderisasi informal, dan kaderisasi nonformal. Dalam berbagai jenjang
tingkatan baik rayon, komisariat, cabang, koordinator cabang, maupun tingkatan
pengurus besar melaksanakan yang namanya kaderisasi. Sistem kaderisasi PMII di
seluruh Indonesia telah diatur sebagaimana mestinya yang ditetapkan oleh pusat.
Karena begitu luasnya Indonesia dan perbedaan kultur baik dari segi SDM dan kampus
mengharuskan setiap daerah menyesuaikan ketentuan-ketentuan kaderisasi yang
ditetapkan dalam skala nasional untuk diramu sesuai dengan lokalisdem masing-masing.
Akan tetapi dalam penyesuaian sistem kaderisasi tersebut juga harus mengarah ke garis
haluan kaderisasi nasional.

Kabupaten Pangandaran sendiri tergolong kabupaten yang masih baru.


Pangandaran ini dideklarasikan pada tahun 2012, untuk PMII Kabupaten Pangandaran
masih ikut ke PC PMII Ciamis dan belum bisa mekar dari kabupaten ciamis, kami
mempunyai du komisatirat STITNU Al Farabi Pangandaran dan Komisariat UNPAD
Pdajajaran. Perbedaan yang paling umum diantaranya jumlah mahasiswa sedikit,
mayoritas mahasiswa lokal, organisasi ekstra kampus yang masih minim. Perbedaan
tersebutlah yang menjadi faktor sistem kaderisasi yang hasrus disesuaikan dengan
lokalisdem daerah, kami PMII Pangandaran lebih fokus dalam perekrutan pada
kuantitas. Hal itu dilakukan untuk memenuhi syarat minimal jumlah kader untuk
menjadi cabang.

Penguatan Pengetahuan Kader


Jika berbicara tentang pengetahuan kader sangat sesuai dengan yang termaktub
dalam Tujuan PMII sebagaimana termaktub dalam Anggaran Dasar (AD PMII) BAB IV
pasal 4 Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT,
berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya
serta komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Dalam tujuan PMII jelas terdapat poin berilmu yang berarti kader PMII dituntut untuk
belajar yang salah satunya adalah penguatan pengetahuan. Penguatan pengetahuan PMII
pada umumnya dilakukan melalui kaderisasi. Tidak hanya pengetahuan tentang PMII
dan ideologi yang diantunya saja, tetapi berbagai jenis pengetahuan lain sebagai proses
pengkualitasan kader juga ditempuh.
Jika berbicara penguatan pengetahuan PMII Pangandaran sangatlah relevan dengan
visinya kaderisasi saat ini. Saat ini PMII Pangandaran tengah menggenjot
pengkualitasan kader dengan penguatan pengetahuan. Diantar realisasinya yaitu kajian
yang mulai digalakkan, budaya membaca buku yang dibumikan, dan penguatan
pengetahuan sejarah lokal Rembang yang dimetamorfosakan ke dalam program Sekolah
Sejarah.
Langkah yang paling lazim digunakan untuk penguatan pengetahuan di Rembang yaitu
dengan diskusi. Diskusi yang dilakukan kebanyakan dalam forum-forum yang tidak
resmi. Berbagai jenis pembahasan dilakukan dalam diskusi-diskusi yang masuk dalam
kategori kaderisasi nonformal tersebut, baik berupa filsafat, politik, sosial, keagamaan,
maupun pengetahuan tentang ke-PMII-an.

Pendampingan dan Penguatan Skill Kader di PMII Pangandaran

Kader dan anggota di Pangandaran berasal dari berbagai jenis latar belakang
yang bersifat heterogen. Dalam pengawalan kader, pengkader biasanya melakukan
analisa latar belakang setiap kadernya. Jika sudah mengantongi data-data tentang
mereka akan mudah untuk melakukan pendampingan dan penguatan skill setiap kader.
Pada tingkatan komisariat, penguatan skill dilakukan sesuai dengan potensi diri setiap
kader masing-masing. PMII menjadi salah satu wadah penyaluran dan pengembangan
potensi diri kader dengan berbagai metode, baik melalui diskusi maupun
mempertemukan dengan alumni yang sesuai dengan minat dan bakat kader. Contoh saja
kader yang memiliki skill di bidang jurnalistik dilakukan pendampingan dengan
mengkoneksikan dengan alumni yang expert di bidang jurnalistik. Alumni tersebut yang
kemudian memberikan pengetahuan kejurnalistikan dan memberikan saran bahkan
pengawalan. Untuk kader dengan bidang lain dilakukan dengan pola yang hampir sama.

Manifestasi Gerakan dan Distribusi Kader


Dalam melakukan pergerakan, PMII menggunakan NDP (Nilai Dasar
Pergerakan) sebagai landasan bergeraknya. Empat poin dalam NDP yang menjadi
landasan PMII yaitu ketauhidan, habluminallah, habluminannas, dan habluminal alam.
Manifestasi gerakan tersebut khususnya di Rembang diwujudkan dengan kegiatan-
kegiatan positif yang positif sesuai dengan poin-poin NDP.
Perwujudan gerakan secara nyata PMII Pangandaran diimplementasikan dengan peran-
peran PMII sebagai agen of change. PMII Pangandaran yang merupakan organisasi
ekstra kampus terbesar ikut serta dalam pengawasan kebijakan-kebijakan pemerintah.
Setiap terdapat kebijakan yang merugikan masyarakat, PMII turut hadir menyuarakan.
PMII juga mengambil peran strategis dalam organisasi kepemudaan di Pangandaran.
Semua keterlibatan PMII ini di dasari oleh keyakinan, bahwa proses perubahan tidak
mungkin hanya dilakukan oleh satu organisasi, melainkan harus ada keterlibatan semua
komponen.
Untuk penguatan kaderisasi dan pengetahuan kader, PMII melakukan distribusi kader
ke berbagai posisi strategis. DiPMII Pangandaran hal itu telah dilakukan. Di kampus-
kampus yang sudah ada PMII sebagian posisi strategis sudah mampu diisi oleh kader-
kader PMII. Dengan distribusi kader tersebut secara otomatis perekrutan maupun
kaderisasi akan lebih mudah dan lancar. Dikarenakan mayoritas mahasiswa kampus di
Pangandaran merupakan mahasiswa lokal Pangandaran, distribusi kader juga dilakukan
di desa/daerah masing-masing. Hal ini sangat efektif untuk mengetahui keadaan sosial
di masyarakat dan juga mengamalkan ilmu yang di dapatkan dari PMII.

Anda mungkin juga menyukai