Anda di halaman 1dari 8

NAHDLOTUNNISA

Oleh :
Winda Nurmaulida S, S.Pd
Ketua Kopri PKC Jawa Barat
Masa Khidmat 2021-2023
1. PENGERTIAN NAHDLOTUN NISA

Secara etimologi Nahdlatun Nisa berarti kebangkitan perempuan dari masa ke masa
yang kemudian gerakannya menjadi pembaharu tanpa membongkar tradisi. Selain itu,
nahdlatun nisa adalah sebuah gerakan sebagai bentuk kesadaran para wanita muslim
dalam melakukan perubahan di masa yang akan datang.

2. LANDASAN TEORI DAN HISTORIS NAHDLOTUN NISA

LANDASAN TEORI
Di tengah anggapan bahwa HAM dan gender mendapat tempat yang tinggi, sebagian
ayat dalam Al Qur’an mengisyaratkan ketidakcocokan dengan isu tersebut. Praduga
tersebut tak lepas dari praduga diskriminasi terhadap kaum perempuan, Q. S an Nisa’:
3-4, tentang isyarat dibolehkannya poligami, Q.S al Baqarah : 180, tentang hak
penerimaan waris bagi perempuan yang lebih rendah daripada laki-laki, Q.S an Nisa’ :
34, tentang penempatan laki-laki sebagai kepala rumah tangga dan lain sebagainya.
3. HISTORIS NAHDLOTUN NISA

 Gerakan perempuan masa pra-kemerdekaan


Perlakuan ketidak adilan yang dialami perempuan Indonesia, khususnya dalam lingkup keluarga,
ditulis pada surat-surat kartini dari tahun 1878 sampai 1904 yang dibukukan pada permulaan
abad ke-20. Kartini menetapkan permasalahan penindasan perempuan pada permasalahan system
budaya masyarakat. Strategi perjuangan yang dilakukan oleh kartini untuk mengatasi
permasalahan yang dialami kaumnya adalah dengan melalui pendekatan pendidikan. Pada 1928
dikatakan sebagai titik balik perjuangan perempuan, tepatnya saat diselenggarakannya Kongres
Perempuan Pertama di Dalem Djojodipuran , Yogyakarta.
 Gerakan Perempuan Pasca Proklamasi
Sorotan pada masa ini adalah Gerwani, organisasi wanita yang aktif di Indonesia
pada tahun 1950-an dan 1960-an. Kelompok ini memiliki hubungan yang kuat
dengan Partai Komunis Indonesia, tetapi sebenarnya merupakan organisasi
independen yang memperhatikan masalah-masalah sosialisme dan feminisme,
termasuk reformasi hukum perkawinan, hak-hak buruh, dan nasionalisme Indonesia
 Gerakan perempuan rezim Orde Baru
gerakan ini diarahkan pada upaya pembinaan kesehatan, gizi, hygiene dan
menambah pengetahuan tentang pendidikan anak serta menambah keterampilan
untuk menambah penghasilan.

 Gerakan perempuan era Reformasi

Organisasi perempuan masa kini sudah lebih berkonsentrasi pada permasalahan


yang bersifat sosial kemasyarakatan, pendidikan serta aspek lain yang dirasa
perlu dalam usaha pemberdayaan perempuan.
3. FAKTOR – FAKTOR TERJADINYA KETIMPANGAN
GENDER

Kemiskinan ekonomi terhadap


mengedepankan sifat patriarki
perempuan.

Tindak kekerasan (violence)


terhadap perempuan
4. ASWAJA SEBAGAI SPIRIT GERAKAN PEREMPUAN

Berdasarkan kurikulum PB Kopri PMII, terdapat tiga pilar yang harus


diperjuangkan oleh kader putri.

1 Al-Hurriyah atau pembebasan (kemerdekaan).

Al-Adalah atau keadilan, adil sejak dalam pikiran


2 apalagi perbuatan.

3 Al-Musawah atau kesetaraan


5. PROBLEM PEREMPUAN DI INDONESIA DAN TUNTUTAN YANG
HARUS DI PERJUANGKAN

Mengabaikan Pendidikan Kekerasan Terhadap


Perempuan

Kesenjangan Upah Berdasarkan Rendahnya Tingkat Kepercayaan


Gender Diri Perempuan
TUNTUTAN YANG HARUS DI PERJUANGKAN

 Undang-Undang tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU


PKDRT)
 Undang-Undang tentang Perlindungan Anak
 Undang-Undang tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA)
 Undang-Undang Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (UU PTPPO)
 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). 
 Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS)

Anda mungkin juga menyukai