Anda di halaman 1dari 27

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Konstitusi adalah aturan main organisasi, yang terdiri dari :


a. Anggaran Dasar disingkat AD
b. Anggaran Rumah Tangga disingkat ART

2. Anggaran Dasar (AD) adalah aturan dasar organisasi kemahasiswaan intra Perguruan Tinggi
yang bersifat umum, selanjutnya dijadikan acuan untuk menyusun aturan teknisnya dalam
Anggaran Rumah Tangga (ART)

Pasal 2

Organisasi Kemahasiswaan Intra Perguruan Tinggi yang dimaksud adalah Lembaga


kemahasiswaan

BAB II

NAMA, WAKTU DAN TEMPAT

Pasal 3
NAMA

Organisasi Kemahasiswaan IAIN Metro bernama:


1. Senat Mahasiswa disingkat SEMA
2. Dewan Eksekutif Mahasiswa disingkat DEMA
3. Unit Kegiatan Mahasiswa/ Khusus disingkat UKM/ UKK
4. Himpunan Mahasiswa Jurusan disingkat HMJ

Pasal 4
WAKTU

ORMAWA didirikan di Metro pada tahun 2017

Pasal 5
TEMPAT

Berkedudukan dikampus IAIN Metro


BAB III

ASAS, TUJUAN, SIFAT

Pasal 6
ASAS

Organisasi Kemahasiswaan IAIN Metro berasaskan Pancasila.

Pasal 7
TUJUAN

Organisasi Kemahasiswaan didirikan bertujuan:


1. Membentuk mahasiswa yang bertaqwa kepada Allah SWT, memiliki integritas keilmuan,
keIslaman, dan keIndonesiaan.
2. Mendorong mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik
dan/ atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan/ atau kesenian yang bernuansa Islami.
3. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, minat bakat dan
mengupayakan penggunanannya untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat / memperkaya budaya lokal dan nasional yang bernuansa Islami dan
berwawasan kebangsaan.
4. Memperjuangkan kepentingan hak-hak mahasiswa dan membangun komunikasi antar
civitas akademika.

Pasal 8
SIFAT

Organisasi Kemahasiswaan IAIN Metro bersifat Akademis dan Independen.

BAB IV

KEDUDUKAN DAN FUNGSI

Pasal 9
KEDUDUKAN

Organisasi Kemahasiswaan ini berkedudukan di IAIN Metro.

Pasal 10
FUNGSI

1. Menyalurkan aspirasi Mahasiswa IAIN Metro


2. Pengembangan potensi dan kreatifitas Mahasiswa
BAB V

KEANGGOTAAN

Pasal 11
ANGGOTA

Keanggotaan Organisasi Kemahasiswaan adalah Mahasiswa strata-1 (S1) & diploma tiga (D3)
IAIN Metro yang masih berstatus aktif sebagai mahasiswa.

BAB VI

ORGANISASI

Pasal 12
JENIS ORGANISASI KEMAHASISWAAN

1. Organisasi Kemahasiswaan terdiri dari Organisasi Legislatif, Organisasi Eksekutif, dan


Organisasi Peminatan dan Bakat.
2. Organisasi Legislatif terdiri dari:
a. Senat Mahasiswa Institut (SEMA-I)
b. Senat Mahasiswa Fakultas (SEMA-F)
3. Organisasi Eksekutif terdiri dari:
a. Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut (DEMA-I)
b. Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (DEMA-F)
c. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)
4. Organisasi Peminatan dan Bakat adalah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Unit
Kegiatan Khusus (UKK) di tingkat Institut, sedangkan Organisasi Peminatan dan
Keilmuan lainnya di tingkatan Fakultas/ Jurusan, diatur lebih lanjut oleh SEMA
Fakultas dengan mempertimbangkan tujuan dan asas manfaatnya, berkoordinasi
dengan UKM/UKK di tingkat Institut dan harus mendapatkan pengesahan oleh Dekan
Fakultas.
Pasal 13
STRUKTUR ORGANISASI KEMAHASISWAAN

1. Organisasi kemahasiswaan di tingkat Institut terdiri dari:


a. Senat Mahasiswa Institut (SEMA-I)
b. Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut (DEMA-I)
c. Unit Kegiatan Mahasiswa/ Khusus (UKM/UKK)
2. Organisasi Kemahasiswaan di tingkat Fakultas terdiri dari:
a. Senat Mahasiswa Fakultas (SEMA-F)
b. Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (DEMA-F)
c. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)
d. Organisasi Peminatan dan Keilmuan yang disahkan oleh Dekan Fakultas
BAB VII

KEKUASAAN

Pasal 14

Kekuasaan tertinggi Organisasi Kemahasiswaan berada pada Musyawarah Perwakilan


Mahasiswa Institut disingkat MPMI.

BAB VIII

KEPENGURUSAN DAN MEKANISME KEPENGURUSAN

Pasal 15

Kepengurusan Organisasi Kemahasiswaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga organisasi


kemahasiswaan.

BAB IX

KEUANGAN DAN HARTA BENDA

Pasal 16
KEUANGAN

1. Keuangan Organisasi Kemahasiswaan bersumber dari:


a. Anggaran PTAI yang sudah ditentukan oleh IAIN Metro.
b. Usaha lain yang halal dan tidak mengikat
2. Semua kekayaan dan/atau inventaris yang disediakan dan/atau dibeli dari kedua sumber
tersebut menjadi aset IAIN dan tidak dapat dipindah tangankan.

Pasal 17
PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN

1. Organisasi Kemahasiswaan wajib membuat laporan pertanggungjawaban pengelolaan


keuangan.
2. Keuangan Organisasi Kemahasiswaan harus dikelola secara transparan, akuntabel,
efektif, dan efisien.
3. Pertanggungjawaban keuangan disampaikan kepada pimpinan Institut dan/atau
Fakultas
BAB X

MUSYAWARAH

Pasal 18
MUSYAWARAH

Musyawarah Organisasi Kemahasiswaan terdiri dari:


a. Musyawarah Perwakilan Mahasiswa Institut disingkat MPMI
b. Musyawarah Perwakilan Mahasiswa Fakultas disingkat MPMF
c. Musyawarah Unit Kegiatan Mahasiswa/ Khusus

BAB XI

ATRIBUT ORGANISASI

Pasal 19
BENDERA, LAMBANG, LAGU, DAN ALMAMATER

1. Bendera dan lambang Organisasi Kemahasiswaan adalah bendera dan lambang yang
disahkan oleh IAIN Metro.
2. Bendera dan lambang yang tidak disahkan oleh IAIN Metro dilarang keberadaannya di dalam
kampus.
3. Lagu resmi Organisasi Kemahasiswaan IAIN Metro adalah Mars IAIN Metro.
4. Jaket resmi Organisasi Kemahasiswaan adalah jaket almamater.

BAB XII

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 20

1. Perubahan Anggaran Dasar dapat dilakukan dalam MPMI.


2. Usulan perubahan terhadap pasal-pasal Anggaran Dasar dapat diagendakan dalam sidang
Musyawarah Perwakilan Mahasiswa Institut (MPMI) apabila diajukan oleh sekurang-
kurangnya satu pertiga dari anggota MPMI.
3. Setiap perubahan pasal-pasal Anggaran Dasar diajukan secara tertulis dan ditunjukkan
dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.
4. Untuk mengubah pasal-pasal Anggaran Dasar, sidang MPMI dihadiri oleh sekurang-
kurangnya dua pertiga anggota MPMI.
5. Putusan untuk mengubah pasal-pasal Anggaran Dasar dilakukan dengan persetujuan
peserta sidang sekurang-kurangnya ½ + 1 dari jumlah peserta penuh.
BAB XIII

ATURAN PERALIHAN

Pasal 21

1. Dengan disahkannya Anggaran Dasar Organisasi Kemahasiswaan ini, maka segala


peraturan atau ketentuan yang pernah ada dinyatakan tidak berlaku.
2. Ketentuan dan aturan lain yang bertentangan atau menyimpang dari Anggaran Dasar
Organisasi Kemahasiswaan ini dinyatakan tidak berlaku.

BAB XIV

PENUTUP

Pasal 22

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga Organisasi Kemahasiswaan, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Anggaran.
ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Anggaran Rumah Tangga (ART) adalah aturan penjabaran dari Anggaran Dasar (AD) yang
bersifat penafsiran dan merupakan petunjuk teknis Lembaga Kemahasiswaan ORMAWA
IAIN Metro dalam menjalankan aktifitas kepengurusan lembaga kemahasiswaan.

Pasal 2

NAMA ORGANISASI DI TINGKAT INSTITUT

1. Senat Mahasiswa Institut disingkat SEMA-I


2. Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut disingkat DEMA-I
3. Unit Kegiatan Mahasiswa/Khusus disingkat UKM/UKK, terdiri dari:
a. Unit Kegiatan Khusus Resimen Mahasiwa (MENWA)
b. Unit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Ro’yuna
c. Unit Kegiatan Khusus Praja Muda Karana (PRAMUKA)
d. Unit Kegiatan Mahasiswa Ikatan Mahasiswa Pecinta Seni (IMPAS)
e. Unit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
f. Unit Kegiatan Khusus Korp Suka Rela Palang Merah Indonesia (KSR PMI)
g. Unit Kegiatan Mahasiswa Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA)
h. Unit Kegiatan Mahasiswa Ikatan Mahasiswa Pecinta Olahraga (IMPOR)

Pasal 3

1. Senat Mahasiswa Fakultas disingkat SEMA-F, terdiri dari:


a. SEMA-F Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
b. SEMA-F Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI)
c. SEMA-F Syariah (FS)
d. SEMA-F Ushuludin Adab dan Dakwah (FUAD)
2. Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas disingkat DEMA-F, terdiri dari:
a. DEMA-F Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
b. DEMA-F Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI)
c. DEMA -F Syariah (FS)
d. DEMA -F Ushuludin Adab dan Dakwah (FUAD)
e.
3. Nama-nama Himpunan Mahasiswa Jurusan disesuaikan dengan Nama Jurusan yang ada
di fakultas masing-masing.

4. Nama-nama Organisasi Peminatan dan Keilmuan lainnya di tingkatan Fakultas/ Jurusan,


diatur lebih lanjut oleh SEMA Fakultas dengan mempertimbangkan tujuan dan asas
manfaatnya, berkoordinasi dengan UKM/UKK di tingkat Institut dan harus mendapatkan
pengesahan oleh Dekan Fakultas.

BAB II

KEANGGOTAAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN

Pasal 5
DEFINISI ANGGOTA

1. Seluruh mahasiswa strata-1 (S1) dan Diploma Tiga (D3) IAIN Metro yang masih berstatus
aktif sebagai mahasiswa adalah anggota Organisasi Kemahasiswaan.
2. Anggota organisasi kemahasiswaan sebagaimana yang disebutkan di ayat (1) dibuktikan
dengan kepemilikan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan/atau Kartu Rencana Studi
(KRS).

Pasal 6
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

1. Setiap anggota berhak untuk:


a. Menyampaikan pendapat baik secara lisan maupun tulisan
b. Membela diri dan dibela
c. Memilih dan dipilih
d. Melaksanakan, mengikuti kegiatan, dan bentuk partisipasi lain yang diadakan oleh
organisasi kemahasiswaan IAIN Metro
e. Berserikat dan berkumpul dalam suatu wadah di Organisasi Kemahasiswaan IAIN
Metro yang diatur dalam AD/ART Organisasi Kemahasiswaan Institut Agama Islam
Negeri Metro
2. Setiap anggota berkewajiban untuk:
a. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik IAIN Metro
b. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik Organisasi Kemahasiswaan Institut
Agama Islam Negeri Metro.
c. Menaati AD/ART atau segala ketentuan yang ditetapkan dalam MPMI.
d. Menaati kode etik mahasiswa, dan peraturan perundangan lain yang berlaku di IAIN
Metro.
3. Mahasiswa yang telah terbukti melakukan pelanggaran kode etik dan peraturan
perundangan yang berlaku di IAIN Metro, tidak mendapatkan hak sebagaimana yang
diatur dalam ayat (1)
Pasal 7
MASA KEANGGOTAAN

1. Masa keanggotaan organisasi kemahasiswaan berlaku sejak mahasiswa terregistrasi


sampai dinyatakan lulus.
2. Masa keanggotaan organisasi kemahasiswaan gugur karena:
a. Meninggal dunia
b. Dikeluarkan dari IAIN Metro berdasarkan keputusan Rektor
c. Telah lulus
d. Mengundurkan diri sebagai mahasiswa IAIN Metro.

BAB III

MUSYAWARAH PERWAKILAN MAHASISWA

Pasal 10
STATUS

1. MPM merupakan musyawarah tertinggi Organisasi Kemahasiswaan.


2. MPM bersifat perwakilan kolektif-kolegial.
3. Pada ayat (2), maksud dari kolektif adalah pengambilan keputusan yang dilakukan
melalui persidangan MPM. Sedangkan kolegial adalah tidak adanya stratifikasi di antara
anggota MPM.

Pasal 11
WEWENANG MPM

1. MPM Institut berwenang:


a. Meminta, menerima atau menolak pertanggungjawaban DEMA-I
b. Membahas dan menetapkan AD/ART Organisasi Kemahasiswaan IAIN Metro
apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya satu pertiga dari anggota MPMI
c. Membahas dan menetapkan Rencana Strategis (RENSTRA) Organisasi Kemahasisaan
IAIN Metro.
d. Membahas dan menetapkan Rekomendasi-rekomendasi terkait Kemahasiswaan, Tri
Dharma Perguruan Tinggi, dan Penguatan IAIN sebagai World Class University.
2. MPM Fakultas berwenang:
a. Meminta, menerima atau menolak pertanggungjawaban DEMA-F dan HMJ
b. Membahas dan menetapkan Rencana Strategis (RENSTRA) Organisasi Kemahasisaan
Fakultas
c. Membahas dan menetapkan Rekomendasi-rekomendasi terkait dengan
Kemahasiswaan, Tri Dharma Perguruan Tinggi, dan Penguatan kelembagaan di
lingkungan Fakultas
Pasal 12
PESERTA MPM

1. Peserta MPM terdiri dari Peserta Penuh dan Peserta Peninjau.


2. Peserta Penuh MPM Institut terdiri dari:
a. Perwakilan Pengurus DEMA Institut
b. Perwakilan Pengurus SEMA Institut
c. Perwakilan pengurus SEMA Fakultas
d. Perwakilan pengurus DEMA Fakultas
e. Perwakilan pengurus UKM dan UKK
3. Peserta Penuh MPM Fakultas terdiri dari:
a. Perwakilan Pengurus DEMA Fakultas
b. Perwakilan Pengurus SEMA Fakultas
c. Perwakilan pengurus HMJ
d. Perwakilan pengurus Organisasi Peminatan dan Keilmuan yang disahkan oleh Dekan
Fakultas
4. Peserta peninjau adalah peserta yang direkomendasikan oleh Wakil Rektor/ Dekan
bidang Kemahasiswaan.

Pasal 13
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA

1. Peserta Penuh MPM IAIN Metro mempunyai hak bicara dan hak suara.
2. Peserta Peninjau MPM IAIN Metro mempunyai hak bicara.
3. Setiap peserta wajib mentaati tata tertib yang disahkan saat berlangsungnya MPM IAIN
Metro.

Pasal 14
PERSIDANGAN

1. Persidangan MPM dilaksanakan paling cepat tiga bulan dan paling lambat dua bulan
sebelum periode kepengurusan organisasi kemahasiswaan berakhir.
2. Pengurus SEMA dalam masa bakti yang sedang berjalan mempersiapkan MPM dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Membentuk panitia MPM
b. Memandat SC yang sekaligus mempersiapkan Materi/draft MPM
c. Mengundang peserta penuh untuk menghadiri MPM
3. Pimpinan Sidang MPM terdiri dari Pimpinan Sidang Sementara dan Pimpinan Sidang
Tetap.
4. Pimpinan Sidang Sementara adalah SC yang dimandat oleh SEMA.
5. Pimpinan Sidang Tetap dipilih dari dan oleh peserta penuh MPM melalui mekanisme
forum.
6. Persidangan MPM akan diatur secara rinci dalam tata tertib persidangan.
7. Formateur atau ketua umum yang terpilih bertanggung jawab membentuk susunan
kepengurusan
8. Ketua umum terpilih menyelenggarakan pelantikan serah terima jabatan dan rapat kerja.

BAB IV

KEPENGURUSAN

Pasal 15

SEMA I

SEMA adalah lembaga dalam struktur organisasi kemahasiswaan yang memegang


fungsi kontrol terhadap pelaksanaan Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) lembaga
kemahasiswaan di Institut Agama Islam Negeri Metro. SEMA sekaligus sebagai lembaga
normatif atau legislatif dan perwakilan tertinggi di lingkungan mahasiswa Institut Agama
Islam Negeri Metro, yang memiliki fungsi menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa,
dan memiliki peran legislasi sebagai subsistem kelembagaan non-struktural di tingkat institut.
Sistem kerjanya adalah “kolektif-kolegial”. Kolektif berarti bahwa dalam mengambil
ketetapan dan keputusan yang mengatasnamakan SEMA harus dilakukan melalui sebuah
persidangan yang melibatkan anggota-anggotanya. Sedangkan yang dimaksud dengan
kolegial adalah tidak adanya stratifikasi antar anggota, tidak ada perbedaan hak dan
kewajiban, kecuali pada tanggung jawab fungsional administratif yang telah disepakati.

Pasal 16

TUGAS

SEMA memiliki tugas:

1. Sebagai mitra kerja DEMA dalam melaksanakan kebijakan organisasi kemahasiswaan di


IAIN Metro.
2. Menyerap dan mengakomodir aspirasi mahasiswa dan menyalurkannya pada pihak-pihak
yang terkait.
3. Memperjuangkan hak-hak akademik dan kemahasiswaan.
4. Merumuskan norma-norma dan aturan-aturan dalam pelaksanakan kegiatan
kemahasiswaan yang tidak bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi.
5. Merumuskan AD/ART organisasi mahasiswa di Institut Agama Islam Negeri Metro
dengan tetap berdasarkan pada peraturan dan perundangan yang berlaku.
6. Menetapkan garis-garis besar program kerja SEMA.
Pasal 17

WEWENANG

Wewenang SEMA ialah:

1. Melakukan koordinasi dengan Senat Mahasiswa Fakultas (SEMA-F) di tingkat institut.


2. Menyelenggarakan musyawarah sebagai wujud kedaulatan tertinggi organisasi
mahasiswa.
3. Meminta progress report DEMA atas pelaksanaan program kerjanya.

Pasal 18

PERTANGGUNG JAWABAN

Pertanggungjawaban SEMA:

1. Sebagai badan normatif dan perwakilan tertinggi lembaga mahasiswa, SEMA wajib
menyampaikan pertanggungjawaban kepada mahasiswa dalam sidang paripurna.
2. Mekanisme sidang paripurna diatur lebih lanjut oleh senat mahasiswa dan disetujui
melalui keputusan Rektor.
3. Sebagai subsistem kelembagaan non-struktural tingkat institut, SEMA bertanggungjawab
kepada Rektor/ Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama. SEMA Fakultas
bertanggungjawab kepada Dekan/ Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.

Pasal 19

MEKANISME PEMILIHAN SEMA

1. Anggota Senat Mahasiswa:


a. Anggota Senat Mahasiswa Institut berasal dari utusan Fakultas.
b. Anggota Senat Mahasiswa Fakultas berasal dari utusan HMJ.
2. Pemilihan anggota Senat Mahasiswa dilaksanakan melalui perwakilan dengan proporsi:
Masing - masing fakultas wajib mendelegasikan 1 wakil apabila jurusan lebih dari 4, dan
apabila Fakultas yang memiliki jurusan kurang dari 4 maka berhak mendelegasikan 2
wakil pada tiap Jurusan untuk menjadi Pengurus Senat Mahasiswa Institut

Pasal 20

SISTEM PEMILIHAN DAN SYARAT PEMILIHAN

1. Panitia pemilihan menjaring mahasiswa bakal calon ANGGOTA Senat Mahasiswa Institut
2. Pemilihan Senat Mahasiswa Institut dilaksanakan dengan menggunakan sistem pemilihan
oleh anggota setiap jurusan masing – masing.
3. Untuk memilih Senat Mahasiswa akan dilakukan pemungutan suara terhadap Calon
Senat Mahasiswa yang sudah ditetapkan oleh Panitia Pemilihan
4. Peraih suara terbanyak disesuaikan dengan jumlah kursi, secara otomatis ditetapkan
menjadi Senat Mahasiswa IAIN Metro 2018/2019.

Pasal 21

TATA CARA PEMILIHAN KETUA SENAT MAHASISWA:

1. Ketua Senat Mahasiswa Institut dipilih dari dan oleh anggota SEMA Institut
2. Pemilihan Ketua SEMA Institut berdasarkan musyawarah mufakat
3. Apabila musyawarah mufakat tidak menemukan hasil maka dilakukan voting oleh anggota
SEMA Institut.
4. Ketua terpilih menyusun komposisi pengurus SEMA Institut.
5. Pengurus SEMA Institut disahkan oleh Rektor.

Pasal 22

SYARAT

Syarat-syarat Calon Pengurus/Perwakilan

1. Berstatus sebagai mahasiswa aktif;


2. Memiliki IPK minimal 3,25;
3. Duduk pada semester V – VII;
4. Mampu membaca al-Qur’an dibuktikan dengan surat keterangan Unit Pembinaan
Keislaman IAIN Metro;
5. Pernah menjadi pengurus Ormawa intra kampus yang dibuktikan dengan Surat
Keputusan (SK);
6. Surat Keterangan Sehat jasmani dan rohani dari Puskesmas;
7. Bersedia dicalonkan dan/atau mencalonkan diri secara tertulis;
8. Menyatakan kesediaan secara tertulis untuk tidak menjadi pengurus pada organisasi
ekstra kampus atau partai politik selama menjabat;
9. Tidak pernah melanggar tata tertib dan kode etik mahasiswa;
10. Memiliki visi, misi, dan program yang jelas;
11. Mendapatkan rekomendasi tertulis dari Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama.

Pasal 23

KEPENGURUSAN SEMA

Kenggotaan:
1. Anggota SEMA-I adalah perwakilan dari masing-masing Fakultas yang dipilih
melalui Pemilihan Umum Mahasiswa yang diatur dalam aturan tersendiri.
2. Anggota SEMA-I disahkan oleh MPM ke-I IAIN METRO.
3. Anggota SEMA-I dibagi dalam komisi-komisi dengan masa jabatan satu periode
kepengurusan.
4. Keanggotaan SEMA-I gugur apabila:
a. Meninggal dunia
b. Tidak lagi menjadi mahasiswa IAIN METRO
c. Mengundurkan diri secara prosedural
d. Cuti kuliah.
5. Kenggotaan SEMA-I dapat dicabut apabila:
a. Melanggar AD/ART MPM IAIN METRO.
b. Menyalahgunakan hak dan wewenangnya.
6. Pencabutan keanggotaan SEMA-I dilakukan pada sidang paripurna yang dihadiri oleh
2
seluruh anggota SEMA-I yang disetujui 3 anggota.

Pasal 24

Susunan Kepengurusan:
1. SEMA-I terdiri sekurang-kurangnya terdiri atas ketua merangkap anggota, wakil ketua
merangkap anggota, sekertaris merangkap anggota dan bendahara merangkap anggota.
2. Anggota SEMA-I dibagi menjadi 4 (empat komisi) yaitu:
a. Komisi I (bidang pendidikan,litbang, kajian strategis dan kebijakan)
b. Komisi II (bidang advokasi dan perundang-undangan)
c. Komisi III ( bidang penetapan dan pengembangan organisasi)
d. Komisi IV (bidang informasi dan komunikasi).
3. Pembetukan komisi-komisi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan

Pasal 25
KELENGKAPAN

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya SEMA-I mempunyai kelengkapan berupa:


1. Sidang paripurna
2. Rapat pimpinan
3. Rapat komisi
4. Rapat koordinasi SEMA-I dan DEMA-I
5. Rapat koordinasi komisi SEMA-I dan bidang DEMA-I

Pasal 26

1. Sidang paripurna merupakan persidangan yang dihadiri oleh seluruh anggota SEMA-I
untuk mengambil keputusan yang mengikat seluruh anggota SEMA-I.
2. SEMA-I berhak mewakili mahasiswa IAIN METRO baik kedepannya denga
berkonsultasi terlebih dahulu kepada lembaga IAIN.
3. SEMA-I wajib melaksanakan dan menjunjung tinggi AD/ART MPM IAIN METRO.
4. SEMA-I wajib melaksanakan segala ketetapan dan keputusan MPM ke-I IAIN METRO.
5. SEMA-I wajib mengadakan koordinasi dengan DEMA-I, SEMA-F, DEMA-F, HMJ,
UKM, UKK dan Rektor IAIN METRO.
6. SEMA-I wajib menyusun RAB-I bersama-sama dengan DEMA-I.
7. Ketua SEMA-I berhak menjadi anggota Senat Institut.

Pasal 27

Rapat pimpinan adalah rapat yang dihadiri oleh ketua SEMA-I bersama para ketua komisi
untuk mengagendakan dan merumuskan agenda persidangan.

Pasal 28

1. Rapat komisi adalah rapat yang dilaksanakan untuk menentukan dan merumuskan
berbagai persoalan sesuai dengan bidangnya masing-masing.
2. Rapat komisi dipimpin oleh ketua komisi.

Pasal 29

Rapat koordinasi SEMA-I dengan DEMA-I adalah rapat yang diselenggarakan untuk
mengkoordinasi kebijakan.

Pasal 30

Rapat koordinasi komisi SEMA-I dan bidang DEMA-I merupakan rapat dengan pendapat
antara Komisi SEMA-I dengan pengurus bidang DEMA-I terkait dalam rangka meminta
penjelasan tentang perencanaan dan realisasi program kerja.

Pasal 31

DEMA

Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) adalah organisasi yang berkewajiban untuk melaksanakan
ketetapan Senat Mahasiswa (SEMA). DEMA merupakan organisasi eksekutif mahasiswa di tingkat
Institut.

A. Status Dewan Eksekutif Mahasiswa adalah:


1. Organisasi yang mengkoordinasikan kegiatan kemahasiswaan tingkat Institut.
2. Subsistem kelembagaan non-struktural tingkat Institut.

B. Fungsinya adalah:
1. Sebagai pelaksana program organisasi kemahasiswaan.
2. Sebagai lembaga yang mengkordinasikan dan menginstruksikan pelaksanaan kegiatan
kemahasiswaan di tingkat Institut.
3. Memberikan instruksi kepada UKM/ UKK dalam rangka pelaksanaan kegiatan-
kegiatan kemahasiswaan di tingkat institusi sesuai dengan program masing-masing
UKM/UKK.

C. Dalam melaksanakan fungsinya, DEMA bertugas:


1. Menjabarkan dan melaksanakan program organisasi dan ketetapan SEMA lainnya
dalam bentuk program kerja.
2. Mengkomunikasikan dan menginformasikan kegiatan kemahasiswaan di tingkat
Institusi.
3. Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan kemahasiswaan.

D. Pertanggungjawaban DEMA:
1. DEMA menyampaikan laporan kegiatan dalam sidang paripurna SEMA.
2. Sebagai subsistem kelembagaan non-struktural tingkat Institut, DEMA bertanggung
jawab kepada Rektor/ Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan kerjasama. DEMA
Fakultas bertanggung jawab kepada Dekan/Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama.

Pasal 32

A. Tata Cara Pemilihan Ketua DEMA


1. Senat Mahasiswa membentuk panitia pemilihan berdasarkan tata tertib pemilihan dan
diusulkan ke Rektor Institut Agama Islam Negeri Metro untuk ditetapkan.
2. Tata tertib pencalonan ketua DEMA diatur oleh Senat Mahasiswa tingkat institusi.
3. Komposisi panitia terdiri atas Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Anggota.
4. Tugas panitia melaksanakan penjaringan bakal calon, penetapan calon, dan pelaksanaan
pemilihan ketua DEMA.
5. Unsur panitia terdiri atas perwakilan organisasi kemahasiswaan.
6. Kriteria panitia:
a. Berstatus sebagai mahasiswa aktif yang dibuktikan dengan menunjukkan KRS dan
KTM.
b. Pernah menjadi pengurus lembaga intra kampus.
c. Bersedia menjadi panitia yang dibuktikan dengan pernyataan tertulis.
d. Tidak diperkenankan mencalonkan diri sebagai kandidat/calon ketua DEMA.
e. Minimal menduduki semester IV dan maksimal semester VIII
7. Panitia menyampaikan hasil pemilihan kepada Senat Mahasiswa untuk diteruskan
kepada Rektor Institut Agama Islam Negeri Metro dengan melampirkan berita acara
pemilihan.
8. Penyampaian hasil pemilihan dilakukan paling lambat 7 hari setelah pemilihan.
9. Rektor IAIN Metro menetapkan dan melantik pengurus DEMA terpilih.
10. Pemilihan Ketua DEMA dilaksanakan dengan menggunakan sistem perwakilan. Yang
dimaksud dengan sistem perwakilan ialah:
a. Bahwa Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa dipilih oleh wakil dari Jurusan.
b. Wakil dari masing-masing Jurusan atau Program Studi diutus oleh HMJ.
Pasal 33

TATIB PEMILIHAN

1. Pemilihan Ketua Dewan Mahasiswa dilaksanakan dengan menggunakan sistem


perwakilan.
2. Perwakilan yang dimaksud pada poin 1 (satu) adalah delegasi yang di utus oleh masing-
masing HMJ sebanyak 3 orang per-Jurusan
3. Setiap Delegasi dari jurusan harus mendapat surat mandat dari Ketua HMJ dengan
persetujuan Ketua Jurusan atau Wadek III
4. Untuk memilih Ketua Dewan Mahasiswa akan dilakukan pemungutan suara terhadap
Calon Ketua Dewan Mahasiswa yang sudah ditetapkan oleh Panitia Pemilihan
5. Hak pilih/hak suara hanya ada pada setiap perwakilan Jurusan dengan ketentuan 1 (satu)
suara/orang (one man on vote)
6. Perwakilan yang tidak hadir dapat digantikan dengan orang lain dari jurusan yang sama
dengan surat mandat dari ketua HMJ bersangkutan.
7. Peraih suara terbanyak secara otomatis ditetapkan menjadi Ketua Dewan Mahasiswa IAIN
8. Apabila suara terbanyak sama besar antara 2 orang calon atau lebih, maka akan dilakukan
pemilihan ulang terhadap calon yang meraih suara yang sama.
9. Apabila setelah pemilihan ulang masih terdapat suara sama besar maka akan dilakukan
pengundian.

Pasal 34
SYARAT

A. Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) dan HMJ


1. Syarat-Syarat Calon Ketua
a. Berstatus sebagai mahasiswa aktif.
b. Memiliki IPK minimal 3,25.
c. Duduk pada semester V – VII.
d. Mampu membaca al-Qur’an dibuktikan dengan surat keterangan Unit Pembinaan
Keislaman IAIN Metro;
e. Pernah menjadi pengurus Ormawa intra kampus yang dibuktikan dengan Surat
Keputusan (SK);
f. Surat Keterangan Sehat jasmani dan rohani dari Puskesmas;
g. Bersedia dicalonkan dan atau mencalonkan diri secara tertulis.
h. Menyatakan kesediaan secara tertulis untuk tidak menjadi pengurus pada organisasi
ekstra kampus atau partai politik selama menjabat.
i. Tidak pernah melanggar tata tertib dan kode etik mahasiswa.
j. Memiliki visi, misi dan program yang jelas.
k. Mendapatkan rekomendasi tertulis dari Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama.
B. Tata Cara Pemilihan Ketua DEMA
1. Senat Mahasiswa membentuk panitia pemilihan berdasarkan tata tertib pemilihan dan
diusulkan ke Rektor Institut Agama Islam Negeri Metro untuk ditetapkan.
2. Tata tertib pencalonan ketua DEMA diatur oleh Senat Mahasiswa tingkat institusi.
3. Komposisi panitia terdiri atas Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Anggota.
4. Tugas panitia melaksanakan penjaringan bakal calon, penetapan calon, dan pelaksanaan
pemilihan ketua DEMA.
5. Unsur panitia terdiri atas perwakilan lembaga-lembaga kemahasiswaan.
6. Kriteria panitia:
a. Berstatus sebagai mahasiswa aktif yang dibuktikan dengan menunjukkan KRS dan
KTM .
b. Pernah menjadi pengurus lembaga intra kampus.
c. Bersedia menjadi panitia yang dibuktikan dengan pernyataan tertulis.
d. Tidak diperkenankan mencalonkan diri sebagai kandidat/calon ketua DEMA.
e. Minimal menduduki semester IV dan maksimal semester VIII
7. Panitia menyampaikan hasil pemilihan kepada Senat Mahasiswa untuk diteruskan
kepada Rektor Institut Agama Islam Negeri Metro dengan melampirkan berita acara
pemilihan.
8. Penyampaian hasil pemilihan dilakukan paling lambat 7 hari setelah pemilihan.
9. Rektor IAIN Metro menetapkan dan melantik pengurus DEMA terpilih.
10. Pemilihan Ketua DEMA dilaksanakan dengan menggunakan sistem perwakilan. Yang
dimaksud dengan sistem perwakilan ialah:
a. Bahwa Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa dipilih oleh wakil dari Jurusan.
b. Wakil dari masing-masing Jurusan atau Program Studi diutus oleh HMJ.

Pasal 34

Susunan Kepengurusan:
1. DEMA-I sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Wakil Wakil Ketua, Sekjen,
Bendarahara dan Bidang.
2. Jumlah Bidang disesuaikan dengan kebutuhan.
3. DEMA-I merupakan lembaga koordinasi bagi UKM dan UKK.
4. Bidang adalah mahasiswa yang diangkat oleh Ketua DEMA-I.

Pasal 35
MASA JABATAN

Masa Jabatan Ketua Dema adalah satu tahun sejak tanggal di tetapkan.

Pasal 36

1. Setelah enam bulan menjabat Ketua Dema wajib melaporkan kerjanya kepada SEMA-I
2. Ketua DEMA-I bertanggung jawab kepada mahasiswa melalui Kongres MPM ke-I IAIN
METRO
Pasal 37

A. Struktur dan mekanisme kerja DEMA-I diatur dalam peraturan organisasi DEMA-I.
1. Formasi pengurus DEMA sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, wakil ketua,
sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, wakil bendahara, dan bidang-bidang.
2. Hasil Open Recruitment sebagaimana yang disebutkan dalam huruf (b), (c), dan (d)
diajukan kepada pimpinan bidang kemahasiswaan di tingkat masing-masing untuk
dijadikan Surat Keputusan
3. Pengurus yang telah dibentuk secara lengkap disahkan melalui Surat Keputusan Rektor
untuk DEMA-I dan Surat Keputusan Dekan untuk DEMA-F.
4. Pengurus DEMA yang telah terbentuk disahkan oleh Rektor untuk DEMA-I dan Dekan
untuk DEMA-F dalam acara pelantikan.
5. Fakultas (PMF) untuk mahasiswa Fakultas, yang telah ditetapkan pada rapat paripurna
SEMA di tingkat masing-masing
6. DEMA-I menyelenggarakan Rapat Kerja Pimpinan setiap awal kepengurusan
bersama DEMA Fakultas dan mengundang SEMA-I sebagai peninjau
7. DEMA-F menyelenggarakan Rapat Kerja Pimpinan setiap awal kepengurusan
bersama HMJ/HMPS dan mengundang SEMA-F sebagai peninjau
8. Pelaksanakan Rapat Kerja Internal DEMA setiap awal kepengurusan bersama SEMA
sebagai peninjau pada tingkatan masing-masing
9. Menyelenggarakan Training Organisasi yang diikuti oleh Mahasiswa IAIN/ Fakultas
sebagai wadah pengkaderan Organisasi Mahasiswa
10. Melaksanakan Rapat Paruh Tahun DEMA tingkatan masing-masing setiap semester
kegiatan, selama periode berlangsung bersama SEMA tingkatan masing-masing
11. Melaksanakan Rapat rutin DEMA minimal dua minggu sekali dalam 1 (satu) bulan,
selama periode berlangsung
12. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada SEMA melalui Musyawarah
Perwakilan Mahasiswa di tingkat masing-masing dan kepada public

B. Pengurus DEMA berhak:


1. Berhak melakukan kegiatan yang mengatasnamakan Organisasi Kemahasiswaan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta selama tidak bertetangan dengan AD/ART Organisasi
Kemahasiswaan IAIN Metro dan ketentuan lainnya yang sah
2. DEMA-I berhak mengajukan draft Peraturan Mahasiswa Institut (PMI) untuk
Mahasiswa IAIN, dan DEMA-F berhak mengajukan draft Peraturan Mahasiswa
Fakultas (PMF) untuk mahasiswa Fakultas, yang akan ditetapkan di rapat paripurna
SEMA di tingkat masing-masing
3. Melibatkan SEMA pada tingkatan masing-masing sebagai Steering Committe dalam
pelaksanaan kegiatan DEMA.
Pasal 38
UKM

A. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)


UKM adalah organisasi wadah pengembangan kegiatan minat, bakat, dan keterampilan
mahasiswa di tingkat Institut. Keanggotaannya terdiri dari para mahasiswa lintas fakultas dan
jurusan/prodi. Unit kegiatan ini berfungsi sebagai wadah bagi mahasiswa Institut Agama Islam
Negeri Metro yang memiliki kesamaan orientasi dalam pengembangan minat, bakat, dan
keterampilan. Kepengurusannya adalah otonom masing-masing unit sesuai dengan AD/ART
masing-masing.

B. Status Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) adalah:


1. Organisasi pengembangan kegiatan minat, bakat, dan keterampilan mahasiswa di
tingkat Institut sesuai dengan pengembangan bakat minat dan keahlian.
2. Subsistem kelembagaan non-struktural tingkat Institut.

C. Fungsinya adalah:
1. Sebagai pelaksana program organisasi kemahasiswaan secara spesifik untuk
pengembangan bakat, minat dan keahlian mahasiswa.
2. Berkoordinasi dan mentaati perintah (instruksi) DEMA untuk terlaksananya kegiatan
kemahasiswaan di tingkat Institut.

D. Dalam melaksanakan fungsinya, UKM bertugas:


1. Menjabarkan dan melaksanakan program organisasi dan ketetapan DEMA dalam
bentuk program kerja.
2. Mengkomunikasikan dan menginformasikan kegiatan kemahasiswaan di tingkat institut
dengan DEMA.

E. Pertanggungjawaban UKM:
1. UKM sebagai unit kegiatan mahasiswa otonom, maka bertanggungjawab kepada
anggotanya sesuai dengan AD/ART masing-masing.
2. Sebagai subsistem kelembagaan non-struktural tingkat Institut, UKM
bertanggungjawab kepada Rektor/ Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama dan Ketua DEMA.

BAB VI
MUSAWARAH UMUM ANGGOTA UKM DAN UKK

Pasal 39
Status:
1. MUA diselenggarkan menurut AD/ART masing-masing UKM dan UKK.
2. MUA memegang kekuasaan tertinggi pada organisasi UKM dan UKK.
Pasal 40

Kekuasaan dan Wewenang:


1. Meminta, mendengarkan,mengevaluasi dan mengesahkan LPJ pengurus UKM dan
UKK periode sebelumnya dan mendemisionerknnya.
2. Meninjau dan menetapkan rancangan Garis-Garis Besar Haluan Kerja (GBHK) UKM
dan UKK menjadi GBHK UKM dan UKK.
3. Memilih kutua personalia pengurus UKM dan UKK dengan dibantu peserta MUA.

Pasal 41
UKM dan UKK
A. Syarat-Syarat Calon Ketua
1. Berstatus sebagai mahasiswa aktif.
2. Memiliki IPK minimal 3,25.
3. Duduk pada semester V – VII.
4. Mampu membaca al-Qur’an dibuktikan dengan surat keterangan Unit Pembinaan
Keislaman IAIN Metro;
5. Pernah menjadi pengurus Ormawa intra kampus yang dibuktikan dengan Surat
Keputusan (SK);
6. Surat Keterangan Sehat jasmani dan rohani dari Puskesmas;
7. Bersedia dicalonkan dan atau mencalonkan diri secara tertulis.
8. Menyatakan kesediaan secara tertulis untuk tidak menjadi pengurus pada organisasi
ekstra kampus atau partai politik selama menjabat.
9. Tidak pernah melanggar tata tertib dan kode etik mahasiswa.
10. Memiliki visi, misi dan program yang jelas.
11. Mendapatkan rekomendasi tertulis dari Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama.

Pasal 42

Pembentukan dan Pembubaran:


1. UKM dan UKK dapat dibentuk apabila:
a. Terdapat kesepakatan sekurang-kurangnya 50 mahasiswa dibuktikan dengan tanda
tangan dan KTM setiap mahasiswa tersebut
b. Minimal sudah memiliki draf atau rancangan AD/ART
c. Disetujui minimal ½+1 dari anggota SEMA-I

2. UKM dan UKK dapat dibubarkan apabila:


a. Mencemarkan nama baik MPM IAIN METRO.
b. Bertentangan atau melanggar dengan MPM IAIN METRO.
Pasal 43
UKK
A. Unit Kegiatan Khusus (UKK)
Secara fungsional wadah kegiatan kemahasiswaan UKK sama dengan UKM. Hanya saja unit
kegiatan kemahasiswaan yang berada di bawah unit ini secara struktural juga memiliki jalur
organisatoris di luar kampus, seperti: Praja Muda Karana (PRAMUKA), Resimen Mahasiswa
(MENWA), Korp Suka Rela Palang Merah Indonesia (KSR-PMI) yang mempunyai hubungan
struktural di luar kampus.

B. Status Unit Kegiatan Khusus (UKK) adalah:


1. Organisasi pengembangan kegiatan minat, bakat, dan keterampilan mahasiswa di
tingkat Institut yang bersifat khusus.
2. Subsistem kelembagaan non-struktural tingkat Institut.

C. Fungsinya adalah:
1. Sebagai pelaksana program organisasi kemahasiswaan secara khusus yang tidak
ditangani secara spesifik oleh UKM.
2. Berkordinasi dan mentaati perintah (instruksi) DEMA untuk terlaksananya kegiatan
kemahasiswaan Institut Agama Islam Negeri Metro.

D. Dalam melaksanakan fungsinya, UKK bertugas:


1. Menjabarkan dan melaksanakan program organisasi dan ketetapan DEMA dalam
bentuk program kerja.
2. Mengkomunikasikan dan menginformasikan kegiatan kemahasiswaan di tingkat Institut
bersama dengan DEMA.

E. Pertanggungjawaban UKK:
1. UKK sebagai unit kegiatan mahasiswa otonom, maka bertanggungjawab kepada
anggotanya sesuai dengan AD/ART masing-masing.
2. Sebagai subsistem kelembagaan non-struktural tingkat Institut, UKK bertanggungjawab
kepada Rektor/ Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama dan Ketua
DEMA.

Pasal 44
SEMA F

A. Senat Mahasiswa Fakultas (SEMA-F)


SEMA-F sebagai organisasi normatif di tingkat fakultas menampung dan menyalurkan aspirasi
dalam bentuk peran-peran legislasi yang merupakan subsistem kelembagaan non-struktural di
tingkat fakultas.

B. Status SEMA-F adalah:


1. Organisasi normatif mahasiswa tingkat fakultas.
2. Organisasi perwakilan tertinggi organisasi mahasiswa di tingkat fakultas.
3. Subsistem kelembagaan non-struktural di tingkat fakultas.
C. Fungsi SEMA-F adalah:
1. Sebagai penyalur aspirasi mahasiswa di tingkat fakultas.
2. Sebagai perencana dan penetap kebijakan organisasi kemahasiswaan di tingkat
fakultas/jurusan.
3. Sebagai badan koordinasi dan evaluasi kegiatan DEMA-F /HMJ

D. Tugas SEMA-F adalah:


1. Merumuskan norma-norma yang berlaku di lingkungan lembaga kemahasiswaan
tingkat fakultas.
2. Menetapkan kebijakan organisasi di tingkat fakultas.

E. Wewenang SEMA-F adalah:


1. Menyelenggarakan musyawarah organisasi mahasiswa tingkat fakultas.
2. Mengontrol kinerja DEMA-F, HMJ dalam melaksanakan kebijakan organisasi.
3. Menyelenggarakan musyawarah mahasiswa di tingkat fakultas/jurusan.
4. Meminta progress report DEMA-F, HMJ atas pelaksanaan program kerjanya.
5. Menyelenggarakan musyawarah terkait dengan fungsi normatif.

F. Pertanggungjawaban SEMA-F:
1. Sebagai organisasi perwakilan mahasiswa fakultas, SEMA-F bertanggungjawab kepada
mahasiswa dalam sidang paripurna.
2. Mekanisme sidang paripurna diatur lebih lanjut oleh mahasiswa dan disetujui melalui
keputusan Dekan/Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.
3. Sebagai subsistem kelembagaan non-struktural tingkat fakultas, SEMA-F
bertanggungjawab kepada Dekan/Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama.

Pasal 45

DEMA F

A. Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (DEMA-F)


Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (DEMA-F) berfungsi sebagai pelaksana harian kegiatan
mahasiswa di tingkat fakultas dan berkewajiban untuk melaksanakan garis-garis besar program
kerja mahasiswa fakultas. Untuk kegiatan internal, DEMA-F memiliki hak otonomi, sedangkan
yang menyangkut kegiatan eksternal yang membawa nama Institut harus berkoordinasi dengan
DEMA. Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan terpusat yang dilaksanakan oleh DEMA, DEMA-F
berada di bawah koordinasi DEMA Institut.

B. Pertanggungjawaban DEMA-F
1. Sebagai lembaga eksekutif mahasiswa fakultas dalam melaksanakan GBPK, DEMA-F
bertanggungjawab kepada mahasiswa dalam sidang paripurna SEMA-F.
2. Sebagai subsistem kelembagaan non-struktural tingkat fakultas, DEMA-F
bertanggungjawab kepada Dekan/ Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama.

Pasal 46

HMJ

A. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)


Lembaga ini merupakan lembaga eksekutif di tingkat jurusan/program studi. HMJ berfungsi
sebagai pelaksana kegiatan mahasiswa di tingkat jurusan. HMJ memiliki jalur koordinatif kegiatan
dengan DEMA-F. Tata kerja HMJ adalah otonom ke anggota di masing-masing jurusan.

B.Status HMJ adalah:

1. Lembaga kemahasiswaan di tingkat jurusan sebagai pelaksana program kerja kegiatan


kemahasiswaan sesuai dengan bidang jurusan.
2. Subsistem kelembagaan non-struktural tingkat jurusan.

C. Fungsi HMJ adalah:


1. Sebagai wadah untuk menjabarkan, melaksanakan, dan mengembangkan kegiatan
kemahasiswaan sesuai dengan jurusan.
2. Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan kemahasiswaan di tingkat jurusan.

Tugas HMJ adalah menjabarkan, melaksanakan, dan mengembangkan kegiatan


kemahasiswaan sesuai dengan jurusan sebagaimana digariskan oleh GBPK.

Pertanggungjawaban HMJ:

a. Sebagai lembaga organisasi kemahasiswaan di tingkat jurusan/prodi, HMJ bertanggungjawab


kepada mahasiswa yang disampaikan dalam musyawarah mahasiswa jurusan.
b. Sebagai subsistem kelembagaan non-struktural jurusan, HMJ bertanggungjawab kepada
Ketua Jurusan.

KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU)

(1) KPU merupakan organisasi Ad-Hoc yang dibentuk oleh SEMA Institut.
(2) KPU terdiri dari KPU Institut dan KPU Fakultas dan saling terintegrasi.

(3) Tugas KPU meliputi:


a. Menyiapkan dan menyelenggarakan Pemilihan Umum Mahasiswa
b. Menjaring nama-nama bakal calon dan calon anggota SEMA
c. Menjaring nama-nama bakal calon dan calon Ketua dan Wakil Ketua Organisasi
Eksekutif
d. Bertanggungjawab mewujudkan pemilihan umum mahasiswa yang aman dan tertib
e. Menyelenggarakan Rapat Anggota SEMA terpilih untuk membentuk Badan Pengurus Harian
SEMA dan ketua-ketua Komisi

(4) Wewenang KPU meliputi:


a. KPU Institut berwenang membentuk KPU Fakultas
b. Menetapkan tahapan dan jadwal Pemilihan Umum Mahasiswa
c. Menetapkan aturan Pemilihan Umum Mahasiswa sesuai dengan AD/ART Organisasi
Kemahasiswaan
d. Menetapkan nama-nama Bakal Calon dan Calon yang resmi
e. Menetapkan nama-nama Bakal Calon dan Calon yang didiskualifikasi jika terbukti
melakukan pelanggaran dan/ atau yang tidak memenuhi persyaratan
f. Menetapkan dan mengumumkan hasil Pemilihan Umum Mahasiswa

(5) Syarat dan ketentuan anggota KPU Institut:


a. Mahasiswa strata-1 (S1) IAIN METRO yang masih terregistrasi
b. Memiliki IPK minimal 3,00 dibuktikan dengan transkrip IPK dan telah diverifikas
oleh pihak akademik pusat dan ketua jurusan
c. Mahasiswa semester III sampai semester VIII, dibuktikan dengan surat aktif kuliah
d. Bersedia dicalonkan dan/atau mencalonkan diri secara tertulis
e. Telah mengikuti orientasi pengenalan akademik kampus, dibuktikan dengan
salinan/fotocopy sertifikat PBAK
f. Pernah menjadi pengurus Organisasi Kemahasiswaan intra kampus yang dibuktikan
dengan SK dan/atau pelatihan organisasi yang diadakan oleh organisasi intra kampus
g. Tidak sedang menjabat sebagai BPH organisasi kemahasiswaan intra kampus
h. Tidak pernah melakukan pelanggaran kode etik mahasiswa dan pelanggaran/
kejahatan lainnya dibuktikan dengan surat keterangan dari Dekan Fakultas

(6) Syarat dan ketentuan anggota KPU Fakultas:


a. Mahasiswa strata-1 (S1) IAIN Metro yang masih terregistrasi
b. Memiliki IPK minimal 3,00 dibuktikan dengan transkrip IPK dan telah diverifikasi
oleh pihak akademik pusat dan ketua jurusan
c. Mahasiswa semester III sampai semester VII, dibuktikan dengan surat aktif kuliah
e. Bersedia dicalonkan dan/atau mencalonkan diri secara tertulis
f. Telah mengikuti orientasi pengenalan akademik kampus, dibuktikan dengan
salinan/fotocopy sertifikat PBAK
g. Pernah menjadi pengurus Organisasi Kemahasiswaan intra kampus yang dibuktikan
dengan SK dan/atau pelatihan organisasi yang diadakan oleh organisasi intra kampus
h. Tidak sedang menjabat sebagai BPH organisasi kemahasiswaan intra kampu
i. Tidak pernah melakukan pelanggaran kode etik mahasiswa dan pelanggaran/
kejahatan lainnya dibuktikan dengan surat keterangan dari pimpinan Fakultas

(7) Syarat dan ketentuan Badan Pengurus Harian KPU Institut:


a. Lulus dari fit and proper test yang diadakan oleh badan khusus yang independen
dibentuk oleh Rektor
b. Mahasiswa semester III sampai semester VII, dibuktikan dengan surat aktif kuliah
(8) Syarat dan ketentuan Badan Pengurus Harian KPU Fakultas:
a. Lulus dari fit and proper test yang diadakan oleh badan khusus yang independen
dibentuk oleh Dekan
b. Mahasiswa semester III sampai semester VII, dibuktikan dengan surat aktif kuliah

(9) Anggota KPU Institut adalah mahasiswa yang mengikuti Open Recruitment anggota
KPU yang merupakan representasi Mahasiswa Fakultas.

(10) Anggota KPU Fakultas adalah mahasiswa yang mengikuti Open Recruitment anggota
KPU yang merupakan representasi Mahasiswa Jurusan.

BAB VII
ATRIBUT

Pasal 47
1. Gambar bendera, lambang, dan kop surat yang sah diatur dalam
Pedoman Khusus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari AD/ART Organisasi
Kemahasiswaan IAIN Metro.
2. Bendera, lambang, dan kop surat yang sah sebagaimana dijelaskan di ayat (1) adalah
bendera dan lambang SEMA, DEMA, UKM, dan HMJ.
3 Bendera, lambang, atribut, dan simbol/ identitas yang mencirikan Organisasi Mahasiswa
selain yang dijelaskan pada ayat (2) dalam bentuk gambar, kata, dan nyanyian dilarang
dibawa, dipamerkan, dikibarkan, dipajang, dan disebarkan di dalam kampus.

BAB VIII
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 22
1 Perubahan/ Amandemen Anggaran Rumah Tangga dapat dilakukan dalam MPMI.
2 Usulan perubahan terhadap pasal-pasal Anggaran Rumah Tangga dapat diagendakan
dalam sidang Musyawarah Perwakilan Mahasiswa Institut (MPMI) apabila diajukan
oleh sekurang-kurangnya satu pertiga dari anggota MPMI.
3 Setiap perubahan pasal-pasal Anggaran Rumah Tangga diajukan secara tertulis dan
ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.
4 Untuk mengubah pasal-pasal Anggaran Tangga, sidang MPMI dihadiri oleh sekurang-
kurangnya dua pertiga anggota MPMI .
5 Putusan untuk mengubah pasal-pasal Anggaran Rumah Tangga dilakukan dengan
persetujuan peserta sidang sekurang-kurangnya ½ + 1 dari peserta penuh.

BAB IX
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 48
1 Pasal-pasal tentang Organisasi dalam ART dijabarkan lebih lanjut dalam pedoman-
pedoman Organisasi Kemahasiswaan IAIN Metro.
2 Pedoman-pedoman yang menjabarkan pasal-pasal dalam AD/ART Organisasi
Kemahasiswaan adalah:
a. Pedoman Atribut
b. Pedoman Administrasi dan Kesekretariatan
c. Pedoman Kepengurusan
d. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
e. Pedoman Pemilihan Umum Mahasiswa
f. Pedoman Pemilihan Ketua Senat Mahasiswa
g. Pedoman Musyawarah Perwakilan Mahasiswa
h. Pedoman PBAK

BAB IX
PENUTUP

Pasal 49
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dalam
Pedomanpedoman Organisasi Kemahasiswaan, dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi
Kemahasiswaan IAIN METRO.

Anda mungkin juga menyukai