Anda di halaman 1dari 80

Nama

Jurusan
Fakultas
Alamat

MAPABA RAYA 2017

KOMISARIAT PMII SUNAN KALIJAGA MALANG

Memperkokoh Ruh Perjuangan melalui Pergerakan


Tim Penyusun

Pelindung: Ahmad Sofiuddin

Penanggungjawab: Eko Yusup Edi Wijaya

Pengembang: Stering Commite

- Zahroul Aini
- Ahmad Akhson Mukhlisin
- Slamet Rianto
- Muhammad Firdaus
- Maratus Sholehah
- Yovi Rijal Khosiin

Supported

Rayon PMII Al-Maturidi

Rayon PMII Al-Haddad

Rayon PMII Al-Ghozali

Rayon PMII Ibnu Sina

Rayon PMII Ibnu Kholdun

Rayon PMII Ibnu Nafis

Rayon Al-Biruni
MAPABA RAYA 2017

Sambutan Ketua Organizing Committee (OC)

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan innayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan modul mapaba raya ini
dapat tersusun hingga selesai yang bertemakan Memperkokoh Ruh Perjuangan melalui
Pergerakan.
Terima kasih atas dukungan moral dan material beserta waktu yang yang telah di
luangkan untuk menyusun modul ini kepada:
1. Pengurus bidang 1 komisariat PMII Sunan Kalijaga, selaku pembimbing SC
dan OC
2. Segenap panitian SC mapaba raya, selaku pendamping OC
3. Dan segenap panitia OC mapaba raya yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan modul ini dan sudah menyiapkan semua keperluan demi
kelancaran acara ini
Modul ini di buat untuk pegangan peserta yang akan mengikuti acara mapaba raya pada
tanggal 3-4 februari yang bertepatan pada hari jumat pukul 15.00 WIB sampai minggu pukul
12.00 WIB. Modul ini terdapat materi yang akan disampaikan pada acara mabapa raya dan atas
kerja keras SC yang telah berkontribusi untuk internalisasi kepada pemateri dan juga melakukan
pendampingan kepada setiap sie.
Ada beberapa materi dalam modul ini:
1. Kemahasiswaan dan tanggung jawab sosial
2. Keorganisasian PMII
3. Nilai Dasar Pergerakan
4. Islam Indonesia
5. Sejarah negara bangsa Indonesia
6. Mars PMII, Hymne PMII, Berjuanglah PMII, dan lagu-lagu kemahasiswaan
Semoga modul ini dapat membantu peserta dalam memahami materi yang akan
disampaikan. Pesan dan kesan saya jangan pernah berhenti membaca dan jangan pernah lelah
dikritik karena itu adalah satu langkah untuk sebuah pembelajaran dan evaluasi diri, jangan
pernah menyerah tetaplah berjuang untuk mendapatkan apa yang engkau inginkan. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak kekurangan dalam

i
MAPABA RAYA 2017

modul ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan modul ini.

Wallahul Muwaffieq Ilaa Aqwamieth Thorieq


Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Koordinator OC,

Mokhammad Fiky Romadhon

ii
MAPABA RAYA 2017

Sambutan Koordinator Stering Committee (SC)

Assalamualaikum Wr.Wb.

Innal hamdalillahi nahmaduhu wanasta'inuhu wanastaghfiruhu wana'udubillahi min syururi


anfusinaa wamin sayyiati a'maalinaa, man yahdihillaahu falaa mudhillalah, wamayyudhlil
falaa haadiyalah, asyhadu allaa illaa ha illallahu wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa
rosuuluh

Salam Pergerakan!!!

Rasa syukur tak terhingga kami ucapkan kepada Dzat yang Maha Mengetahui. Atas limpahan
rahmatNya, kami bisa merampungkan MODUL MAPABA ini.

Kemudian kami sampaikan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dari
mulai perumusan hingga penyusunan modul mapaba ini.

Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, besar harapan kami agar modul ini dapat menjadi
pegangan sahabat/I sekalian dalam memahami berbagai hal tentang PMII. Semoga Ruh PMII
senantiasa merasuki sahabat/I semua.

Membacalah seperti bernafas, yang bila kau tinggal maka kau perlahan mati.

Kritik dan saran sangat kami tunggu untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Koordinator SC,

Zahroul Aini

iii
MAPABA RAYA 2017

Sambutan Wakil Ketua Bidang Internal

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Salam Pergerakan!!!

Syukur alhamdulillah kepada Allah SWT dzat maha kuasa yang memberikan
kemudahan dan keistiqomahan kepada kami untuk tetap berproses di PMII. Dengan semangat
memperbaiki kaderisasi, meningkatkan kualitas serta kuantitas anggota baru, maka kami selaku
bidang internal PMII Komisariat Sunan Kalijaga Malang sejak awal kepengurusan
berkomitmen untuk membuat konsep sematang mungkin dalam kegiatan pelatihan kaderisasi
formal (MAPABA dan PKD). Semangat perjuangan dari Sahabat/i Komisariat PMII Sunan
Kalijaga berbuah terselenggaranya MAPABA RAYA 2017.

Untuk mempermudah proses pemahaman materi-materi yang disampaikan dalam


kegiatan MAPABA ini kita persembahkan MODUL sebagai bahan bacaan Sahabat/i anggota
baru. Salam tadzim serta terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada Sahabat
Nur Abadi dan Sahabat Muhammad Najih yang telah membimbing dan memfasilitasi team
kaderisasi dalam agenda TOT TOF untuk mengkonsep MAPABA ini dengan baik. Tak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada team SC dan para Fasilitator yang telah bekerja keras untuk
terkumpulnya bahan bacaan ini. Bahan bacaan yang tersusun dalam MODUL ini hanya sebagai
referensi awal untuk sahabat/i berdiskusi. Kedepan tentu harus sahabat/i kembangkan tersendiri
untuk mencari referensi-referensi lain dalam hal pemahaman terhadap materi MAPABA.

Dilatar belakangi mulai lunturnya semangat perjuangan dari para Sahabat/i warga
Komisariat PMII Sunan Kalijaga Malang, dalam MAPABA RAYA ini kami mengusung tema
besar Memperkokoh Ruh Perjuangan Melalui Pergerakan. Dari tema tersebut, besar harapan
kami sematkan kepada Sahabat/i anggota baru nantinya akan menjadi pejuang-pejuang yang
tangguh melalui jalan berproses di PMII. Hal tersebut karena tantangan kedepan tentu akan
lebih mengerikan kalau sahabat/i tidak segera menata diri untuk memperbaiki kaderisasi dan
memperkokoh semangat perjuangannya. Maka bisa jadi kedepan sahabat/i akan tergerus oleh
zaman dan kini PMII LIGA yang menjelma sebagai organisasi ekstra kampus terbesar di UM
tidak mustahil akan kalah saing dalam hal kualitas dan semangat perjuangan dengan omek
lainnya. Menjadi tanggung jawab bersama sebagai kader PMII untuk ikut andil dalam proses
kaderisasi sebagai penyiapan generasi penerus perjuangan sahabat/i pengurus saat ini.

Setiap perjalanan tentu akan kita hadapi berbagai rintangan, dengan semangat
perjuangan dan kesatuan tujuan bukan tidak mungkin Komisariat PMII Sunan Kalijaga bukan
hanya dipandang sebagai Komisariat tertua di Kota Malang, tetapi kedepan dapat menjadi
Komisariat rujukan dalam hal Kuantitas dan Kualitas kader, amiiiiiiiiinnnnn. Semoga sahabat/i
anggota baru kedepan tetap istiqomah untuk berjuang bersama PMII.

Akhirnya, kepada para anggota baru kami ucapkan selamat datang, selamat berproses
dan selamat berjuang bersama PMII. Satu pesan dari kami, jangan pernah menganggap setelah
MAPABA ini sudah selesai berproses, tetapi MAPABA ini adalah awal sahabat/i membuka

iv
MAPABA RAYA 2017

gerbang untuk masuk rumah besar yang benama PMII. Semoga bahan bacaan ini dapat
bermanfaat untuk sahabat/i anggota baru khususnya dan sahabat/i PMII umumnya sebagai
referensi berproses di PMII. Bait-bait tulisan ini tentu masih banyak kekurangan, besar harapan
kritik dan saran yang membangun dari sahabat/i pembaca untuk kami sebagai team penyusun
sehingga kedepan kami dapat memperbaikinya.

Selagi matahari masih terbit dari timur, selagi masih bisa bernafas,
mari kita terus berjuang untuk kebaikan diri dan organisasi PMII tercinta

Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamith Thorieq


Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Malang, 29 Januari 2017


Wakil Ketua Bidang Internal

(Eko Yusup Edi Wijaya)

v
MAPABA RAYA 2017

Sambutan Ketua Komisariat PMII Sunan Kalijaga Malang

CUAP-CUAP

Bismillahirrohmanirrohiim..

Assalamualaikum Warahmatullohi Wabarokatuh..

Salam silaturrahim kami sampaikan kepada seluruh pembaca yang budiman, terkhusus
kepada para peserta Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) Komisariat PMII Sunan
Kalijaga yang telah meniatkan diri untuk berproses sebagai mahasiswa ideal dalam bingkai
pergerakan.

Alhamdulillahirobbil Alamiin binimatil iman wal islam, ucapan rasa syukur tak
terhingga kepada Allah tuhan semesta alam yang senantiasa memberikan nikmat, ridlo, dan
rahmat-Nya kepada kita semua sehingga kita bisa beraktifitas dan berjuang sebagai mahasiswa
ideal. Shalawat serta salam selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW,
pemimpin revolusioner yang membawa kita menuju jalan Islam. Semoga nur beliau tetap
menyinari hari-hari kehidupan kita dan kita mendapat syafaatnya kelak di yaumul hisab. Amin.

Terima kasih kepada Pengurus Komisariat PMII Sunan Kalijaga Bidang Pengkaderan
yang telah senantiasa mencurahkan perhatian, pemikiran, tenaga, materi, dan bentuk kontribusi
lainya sehingga buku kumpulan materi Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) dapat
tersusun rapi dengan tema Memperkokoh Ruh Perjuangan melalui Pergerakan.

Berbicara mengenai mahasiswa, banyak hal yang harus diketahui dan juga dipahami
oleh mahasiswa. Ketika sudah memutuskan pilihan untuk menjadi mahasiswa, akan melekat
pula sebuah tanggung jawab akan apa yang telah disandangnya. Sebagai seorang yang belajar
di Perguruan Tinggi, mahasiswa mempunyai tanggung jawab sosial kepada masyarakat
disekitarnya. Sejarah telah membuktikan bahwa mahasiswa adalah golongan yang bisa
merubah suatu tatanan sosial dalam masyarakat. Tentunya mereka (mahasiswa) berjuang tidak
hanya dengan bekal apa yang mereka dapatkan di dalam kampus. Diperlukan adanya semangat
atau ruh yang dapat memperkokoh perjuangan. Buku ini merupakan bacaan yang insylloh akan
mengantarkan sahabat-sahabati menjadi mahasiswa yang diharapkan oleh masyarakat dan
bangsa.

Harapan saya Mapaba ini merupakan proses yang mengantarkan sahabat-sahabati untuk
mengerti peran dan tanggung jawab sebagai mahasiswa. Saya ucapkan selamat bergabung dan

vi
MAPABA RAYA 2017

bersama-sama memperkokoh perjuangan sebagai penerus bangsa. Sekian dari saya, kiranya ada
salah dan kurang berkenan saya sampaikan mohon maaf. Wallahu Alam.

Tangan terkepal dan maju ke muka

Wallahul muwafieq ila aqwamitthoriq

Wassalamu alaikum warahmatullohi wabarokatuh

Malang, 29 Januari 2017


Ketua PK. PMII Sunan Kalijaga Malang

(Ahmad Sofiuddin)

vii
MAPABA RAYA 2017

DAFTAR ISI

1. Sambutan
1.1 Sambutan Ketua Organizing Committee (OC)..................................................i
1.2 Sambutan Ketua Stering Committee (SC).........................................................iii
1.3 Sambutan Wakil Bidang Internal ......................................................................iv
1.4 Sambutan Ketua Komisariat Sunan Kalijaga Malang.......................................vi
2. Daftar Isi..................................................................................................................1
3. Lirik Lagu
3.1 Mars PMII .........................................................................................................2
3.2 Hymne PMII......................................................................................................2
3.3 Berjuanglah PMII..............................................................................................2
3.4 Lagu An-Nashih ................................................................................................2
3.5 Buruh Tani.........................................................................................................3
3.6 Darah Juang.......................................................................................................3
3.7 Mars Mahasiswa................................................................................................3
4. Materi
4.1 Mahasiswa dan Tanggung Jawab Sosial ..........................................................4
4.2 Ke-PMII-an .......................................................................................................9
4.3 Nilai Dasar Pergerakan PMII ............................................................................20
4.4 Keislaman..........................................................................................................28
4.5 Keindonesiaan ...................................................................................................35
5. AD/ART ..................................................................................................................40
6. Catatan

1
MAPABA RAYA 2017

Lirik Lagu

Mars PMII Berjuanglah PMII


Inilah kami wahai Indonesia Berjuanglah PMII Berjuang
Satu barisan dan satu cita Marilah kita bina Persatuan 2X
Pembela bangsa, penegak agama Hancur leburkanlah angkara murka,
Tangan terkepal dan maju kemuka perkokohlah barisan kitasiap
Habislah sudah masa yang suram Reff.
Selesai sudah derita yang lama Sinar api Islam kini menyala
Bangsa yang jaya Tekat bulat kita membara 2X
Islam yang benar Berjuanglah PMII Berjuang
Bangun tersentak dari bumiku subur Menegakkan lalimat Tuhan
*Reff : Berjuanglah PMII Berjuang 2X
Denganmu PMII Marilah kita bina Persatuan
Pergerakanku Hancur leburkanlah angkara murka,
Ilmu dan bakti, ku berikan perkokohlah barisan kitasiap
Adil dan makmur kuperjuangkan Reff.
Untukmu satu tanah airku Sinar api Islam kini menyala
Untukmu satu keyakinanku Tekat bulat kita membara 2X
Inilah kami wahai Indonesia Berjuanglah PMII Berjuang
Satu angkatan dan satu jiwa Menegakkan kalimat Tuhan
Putera bangsa bebas merdeka
Tangan terkepal dan maju kemuka
`

Hymne PMII A.A.A


Bersemilah, Bersemilah A.A.A
Tunas PMII
Tumbuh subur, tumbuh Subur Kami bersama didalam kehidupan
Kader PMII Melawan penindasan dan jadi jiwa yang mulia
Masa depan Kita rebut Tangan terkepal dan selalu maju ke muka
Untuk meneruskan perjuangan
Bersemilah, bersemilah Penidasan 2X
kaulah harapan bangsa Rakyat yang jadi korban
Bersemilah, Bersemilah Penindasan 2X
Tunas PMII Kami pasti melawan
Tumbuh subur, tumbuh Subur
Kader PMII Pergerakan kami bukan omong belaka
Masa depan Kita rebut Pergerakan kami bukan untuk bergaya
Untuk meneruskan perjuangan Kami akan berbakti demi negri ini
Bersemilah, bersemilah Kami akan berjuang bersama PMII
kaulah harapan bangsa
cipta sahabat faris:an-nashih

2
MAPABA RAYA 2017

Buruh Tani Darah Juang


Buruh, tani, mahasiwa, rakyat miskin kota Disini negeri kami
Bersatu padu tuntut perubahan
Tempat padi terhampar
Bersatu tekad dalam satu suara
Demi tugas suci yang mulia Samuderanya kaya raya
Negeri kami subur Tuhan
Hari-hari esok adalah milik kita
Terciptanya masyarakat sejahtera Di negeri permai ini
Terbentuknya tatanan masyarakat Berjuta rakyat bersimbah luka
Indonesia baru tanpa ORBA Anak kurus tak sekolah
Pemuda desa tak kerja
Marilah kawan Mari kita kabarkan
Di tangan kita tergenggam Arah bangsa
Marilah kawan mari kita nyanyikan Mereka dirampas haknya
Sebuah lagu tentang pembebasan Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Di bawah rezim tirani Tuk bebaskan rakyat
Ku susuri garis jalan ini
Berjuta kali turun aksi
Mereka dirampas haknya
Bagiku satu langkah pasti..
Berjuta kali turun aksi Tergusur dan lapar
Bagiku satu langkah pasti.. Bunda relakan darah juang kami
Padamu kami berjanji
Padamu kami berbakti

Darah Juang
Disini negeri kami
Tempat padi terhampar
Samuderanya kaya raya
Negeri kami subur Tuhan

Di negeri permai ini


Berjuta rakyat bersimbah luka
Anak kurus tak sekolah
Pemuda desa tak kerja

Mereka dirampas haknya


Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Tuk bebaskan rakyat

Mereka dirampas haknya


Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Padamu kami berjanji
Padamu kami berbakti

3
MAPABA RAYA 2017

MAHASISWA dan TANGGUNG JAWAB SOSIAL


Oleh: Atoillah Sholahuddin

A. Definisi Mahasiswa
Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut
atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat disebut sebagai
mahasiswa.
Tetapi pada dasarnya makna mahasiswa tidak sesempit itu. Menyandang gelar
mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan
tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa begitu besar. Pengertian mahasiswa tidak bisa
diartikan kata per kata, Mahasiswa adalah Seorang agen pembawa perubahan. Menjadi
seorang yang dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh suatu
masyarakat bangsa di berbagai belahan dunia.

B. Peran dan Fungsi Mahasiswa


Sebagai mahasiswa berbagai macam lebel pun disandang, ada beberapa macam label
yang melekat pada diri mahasiswa, misalnya:
1. Direct Of Change, mahasiswa bisa melakukan perubahan langsung karena SDMnya yg
banyak
2. Agent Of Change, mahasiswa agent perbahan,maksudnya sdm2 untuk melakukan
perubahan
3. Iron Stock, sumber daya manusia dari mahasiswa itu ga akan pernah habis.
4. Moral Force, mahasiswa itu kumpulan orang yg memiliki moral yg baik.
5. Social Control, mahasiswa itu pengontrol kehidupan sosial,cntoh mengontrol kehidupan
sosial yg dilakukan masyarakat.

Namun secara garis besar, setidaknya ada 3 peran dan fungsi yang sangat penting bagi
mahasiwa, yaitu :
Pertama, peranan moral, dunia kampus merupakan dunia di mana setiap mahasiswa dengan
bebas memilih kehidupan yang mereka mau. Disinilah dituntut suatu tanggung
jawab moral terhadap diri masing-masing sebagai indidu untuk dapat menjalankan
kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang hidup dalam
masyarakat.
Kedua, adalah peranan sosial. Selain tanggung jawab individu, mahasiswa juga memiliki
peranan sosial, yaitu bahwa keberadaan dan segala perbuatannya tidak hanya
4
MAPABA RAYA 2017

bermanfaat untuk dirinya sendiri tetapi juga harus membawa manfaat bagi
lingkungan sekitarnya.
Ketiga, adalah peranan intelektual. Mahasiswa sebagai orang yang disebut-sebut sebagai
insan intelek haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam ranah kehidupan
nyata. Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi dasar mahasiswa adalah bergelut
dengan ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan yang lebih baik dengan
intelektualitas yang ia miliki selama menjalani pendidikan.

C. TYPE MAHASISWA
Tipe Kupu-Kupu
Mahasiswa ini selalu hadir di kelas. Jarang nitip absen. Tapi begitu dia keluar kelas,
dia langsung menghilang. Aktivitasnya ya kuliah-pulang-kuliah-pulang.

Tipe Kunang-Kunang
Mahasiswa dengan tipe kunang-kunang ini maksudnya kuliah nangkring-kuliah
nangkring. Mahasiswa jenis ini menguasai tempat-tempat nongkrong di kampus atau Mall.
Biasanya, waktu yang dihabiskan buat nongkrong itu lebih banyak dari waktu kuliah
ataupun waktu ngerjain tugasnya.

Tipe Aktivis
Kegiatannya sehari-hari tidak luput dari seputar organisasi. Dia bisa aja ada di kampus
sampai tengah malam buat ngurusin organisasi, atau sekedar ngobrol yang topiknya nggak
jauh-jauh dari hal yang berbau politik. Kadang, pas moment-moment tertentu mereka juga
demo. Biasanya, mereka juga kritis dan nggak takut buat ngasih kritik kemanapun, dan
kepada siapapun. Merekalah yang menguasai jabatan di organisasi kampus. Biasanya,
mahasiswa kayak gini lulusnya lama, dan kalau kuliah pagi sering dateng telat. Soalnya
mereka sering begadang buat rapat-rapat.

Tipe 'Konfrensi'
Berikutnya ada mahasiswa dengan tipe konfrensi. ada bedanya sama tipe 'aktivis'?
Beda dong, kamu baca dulu nih kriteria mereka. Jangan heran kalau hari ini dia ada di kelas,
tapi besoknya tahu-tahu dia ada di luar negeri atau luar kota.

5
MAPABA RAYA 2017

Tipe 'Seleb'
Kalau kuliah di Jakarta, kita akan terbiasa lihat artis yang biasa kita liat di TV nongol
di kampus kita jadi mahasiswa

Tipe 'diskusi & pendebat'


Dia ini sering dateng ke acara-acara diskusi apa aja. Dia bisa nguasain banyak topik.
Mulai filsafat, politik, agama, seni dan barangkali topik yang nggak kamu pikirkan
sebelumnya. Tipe orang kayak gini sering keliatan menonjol di forum-forum karena terbiasa
ngomong dan menguasai wacana.

Tipe 'misterius'
Dia adalah mahasiswa dengan kriteria yang tampak seperti mahasiswa biasa yang
dateng ke kampus. Tapi, kita semua nggak tau pas dia ke kampus aktifitasnya apaan.
Barangkali dia adalah seorang agen intelegen yang lagi undercover dan sedang menjalankan
sebuah konspirasi.

D. SEJARAH GERAKAN MAHASISWA DI INDONESIA

Era Pra Kemerdekaan


1) Gerakan 1908
Didirikan di Jakarta, 20 Mei 1908 oleh pemuda, pelajar, dan mahasiswa sebagai
refleksi sikap kritis dan keresahan intelektual yang bertujuan untuk kemajuan bangsa,
terutama di bidang pendidikan, pertanian, peternakan dan dagang, teknik dan industri, serta
kebudayaan.

2) Gerakan 1928
Diinspirasi oleh pembentukan Kelompok Studi Surabaya dan Bandung, menyusul
kemudian Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), prototipe organisasi yang
menghimpun seluruh elemen gerakan mahasiswa yang bersifat kebangsaan tahun 1926,
Kelompok Studi St

Era Kemerdekaan
1) Gerakan 1945
Salah satu peran angkatan muda 1945 yang bersejarah, dalam kasus gerakan kelompok
bawah tanah yang antara lain dipimpin oleh Chairul Saleh dan Soekarni saat itu, yang terpaksa

6
MAPABA RAYA 2017

menculik dan mendesak Soekarno dan Hatta agar secepatnya memproklamirkan kemerdekaan,
peristiwa ini dikenal kemudian dengan peristiwa Rengasdengklok.
2) Gerakan 1966
Sejak kemerdekaan, muncul kebutuhan akan aliansi antara kelompok-kelompok
mahasiswa, di antaranya Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI), dibentuk
melalui Kongres Mahasiswa yang pertama di Malang tahun 1947. Selanjutnya, dalam masa
Demokrasi Liberal (1950-1959), seiring dengan penerapan sistem kepartaian yang majemuk
saat itu, organisasi mahasiswa ekstra kampus kebanyakan merupakan organisasi dibawah
partai-partai politik.GMKI Gerakan Mahasiswa kristen Indonesia, PMKRI Perhimpunan
Mahasiswa Katholik Republik Indonesia dengan Partai Katholik, Gerakan Mahasiswa
Nasional Indonesia (GMNI) dekat dengan PNI, Concentrasi Gerakan Mahasiswa
Indonesia (CGMI) dekat dengan PKI, Gerakan Mahasiswa Sosialis Indonesia (Gemsos)
dengan PSI, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berafiliasi dengan Partai
NU, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dengan Masyumi, dan lain-lain.

Era Orde Baru


1) Gerakan 1974
Realitas berbeda yang dihadapi antara gerakan mahasiswa 1966 dan 1974, adalah bahwa
jika generasi 1966 memiliki hubungan yang erat dengan kekuatan militer, untuk generasi 1974
yang dialami adalah konfrontasi dengan militer. Gerakan mahasiswa saat itu, melancarkan
berbagai kritik dan koreksi terhadap praktek kekuasaan rezim Orde Baru, seperti:

Golput yang menentang pelaksanaan pemilu pertama pada masa Orde Baru
pada 1972 karena Golkar dinilai curang.
Gerakan "Mahasiswa Menggugat" yang dimotori Arif Budiman, Adnan Buyung
Nasution, Asmara Nababan. yang progaram utamanya adalah aksi pengecaman
terhadap kenaikan BBM, dan korupsi.
2) Gerakan 1977-1978
Setelah peristiwa Malari, hingga tahun 1975 dan 1976, berita tentang aksi protes
mahasiswa nyaris sepi. Mahasiswa disibukkan dengan berbagai kegiatan kampus disamping
kuliah sebagain kegiatan rutin, dihiasi dengan aktivitas kerja sosial, Kuliah Kerja Nyata
(KKN), Dies Natalis, acara penerimaan mahasiswa baru, dan wisuda sarjana. Menjelang
Pemilu 1977, barulah muncul kembali pergolakan mahasiswa yang berskala masif.
Pemerintah berusaha untuk melakukan pendekatan terhadap mahasiswa, maka pada tanggal

7
MAPABA RAYA 2017

24 Juli 1977 dibentuklah Tim Dialog Pemerintah yang akan berkampanye di berbagai
perguruan tinggi.

Era Reformasi
Gerakan 1998 menuntut reformasi dan dihapuskannya "KKN" (korupsi, kolusi dan
nepotisme) pada 1997-1998, lewat pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa,
akhirnya memaksa Presiden Soeharto melepaskan jabatannya. Berbagai tindakan represif
yang menewaskan aktivis mahasiswa dilakukan pemerintah untuk meredam gerakan ini di
antaranya: Peristiwa Cimanggis, Peristiwa Gejayan, Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi
I dan II , Tragedi Lampung. Gerakan ini terus berlanjut hingga pemilu 1999.

E. NILAI YANG HARUS ADA DALAM DIRI MAHASISWA


Nilai-nilai kebenaran ilmiah yang didapatkan mahasiswa dibangku kuliah kemudian
melandasi cara berpikir dan bertindak mahasiswa termasuk dalam menyikapi kondisi sosial
masyarakat. Nilai-nilai kebenaran ilmiah ini kemudian melahirkan suatu Idealisme
Mahasiswa. Konsekuensi logis dari idealisme mahasiswa ialah tanggungjawab sebagai
seorang yang menuntut ilmu harus dipenuhi dan peran sebagai sosial kontrol harus tetap
dijaga.

Dalam peran sebagai sosial kontrol, tidak jarang mahasiswa harus berbenturan
langsung dengan aparat sebagai kaki tangan penguasa. Pada kondisi seperti ini kita sebagai
mahasiswa akan diperhadapkan pada penindasan dan perlawanan yang nantinya kita akan
memilih antara Lawan atau Tertindas
Mahasiswa sebagai penerus roda pembangunan dituntut untuk memberikan yang terbaik
untuk Republik ini baik skill, ilmu, materi atau bahkan darah kita.

8
MAPABA RAYA 2017

Ke-PMII-an
Oleh: Ahmad Sofiuddin

SEJARAH PERKEMBANGAN PMII DALAM SETTING PERUBAHAN SOSIAL

Historisitas PMII

PMII, atau yang disingkat dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Indonesian
Moslem Students Movement), dalam bahasa jawanya adalah Anak Cucu organisasi NU yang
lahir dari rahim Departemen perguruan Tinggi IPNU.

Lahirnya PMII bukannya berjalan mulus, banyak sekali hambatan dan rintangan.
Hasrat mendirikan organisasi NU sudah lama bergolak. namun pihak NU belum
memberikan green light. Belum menganggap perlu adanya organisasi tersendiri buat
mewadahi anak-anak NU yang belajar di perguruan tinggi. melihat fenomena yang ini,
kemauan keras anak-anak muda itu tak pernah kendur, bahkan semakin berkobar-kobar saja
dari kampus ke kampus. hal ini bisa dimengerti karena, kondisi sosial politik pada dasawarsa
50-an memang sangat memungkinkan untuk lahirnya organisasi baru. Banyak organisasi
Mahasiswa bermunculan dibawah naungan payung induknya. misalkan saja HMI yang
dekat dengan Masyumi, SEMI dengan PSII, KMI dengan PERTI, IMM dengan
Muhammadiyah dan Himmah yang bernaung dibawah Al-Washliyah. Wajar saja jika
kemudiaan anak-anak NU ingin mendirikan wadah tersendiri dan bernaung dibawah panji
bintang sembilan, dan benar keinginan itu kemudian diwujudkan dalam bentuk IMANU
(Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama) pada akhir 1955 yang diprakarsai oleh beberapa tokoh
pimpinan pusat IPNU.
Namun IMANU tak berumur panjang, dikarenakan PBNU menolak keberadaannya.
ini bisa kita pahami kenapa Nu bertindak keras. sebab waktu itu, IPNU baru saja lahir pada
24 Februari 1954. Apa jadinya jika organisasi yang baru lahir saja belum terurus sudah
menangani yang lain? hal ini logis seakli. Jadi keberatan NU bukan terletak pada prinsip
berdirinya IMANU atau PMII, tetapi lebih pada pertimbangan waktu, pembagian tugas dan
efektifitas organisasi.
Oleh karenanya, sampai pada kongres IPNU yang ke-2 (awal 1957 di pekalongan) dan
ke-3 (akhir 1958 di Cirebon). NU belum memandang perlu adanya wadah tersendiri bagi
anak-anak mahasiswa NU. Namun kecenderungan ini nsudah mulai diantisipasi dalam
bentuk kelonggaran menambah Departemen Baru dalam kestrukturan organisasi IPNU, yang
kemudian dep[artemen ini dikenal dengan Departemen Perguruan Tinggi IPNU.
Dan baru setelah konferensi Besar IPNU (14-16 Maret 1960 di kaliurang), disepakati
untuk mendirikan wadah tersendiri bagi mahsiswa NU, yang disambut dengan
berkumpulnya tokoh-tokoh mahasiswa NU yang tergabung dalam IPNU, dalam sebuah
musyawarah selama tiga hari(14-16 April 1960) di Taman Pendidikan Putri
Khadijah(Sekarang UNSURI) Surabaya. Dengan semangat membara, mereka membahas
nama dan bentuk organisasi yang telah lama mereka idam-idamkan.

9
MAPABA RAYA 2017

Bertepatan dengan itu, Ketua Umum PBNU KH. Idam Kholid memberikan lampu
hijau. Bahkan memberi semangat pada mahasiswa NU agar mampu menjadi kader
ahlussunnah waljamaah, lahirlah organisasi Mahasiswa dibawah naungan NU pada tanggal
17 April 1960. Kemudian organisasi itu diberi nama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
( PMII ).
Dari paparan diatas bisa ditarik kesimpulan atau pokok-pokok pikiran dari
makna dari kelahiran PMII:
Bahwa PMII karena ketidakmampuan Departemen Perguruan Tinggi IPNU dalam
menampung aspirasi anak muda NU yang ada di Perguruan Tinggi .
PMII lahir dari rekayasa politik sekelompok mahasiswa muslim ( NU ) untuk
mengembangkan kelembagaan politik menjadi underbow NU dalam upaya
merealisasikan aspirasi politiknya.
PMII lahir dalam rangka mengembangkan paham Ahlussunah Waljamaah
dikalangan mahasiswa.
Bahwa lahirnya PMII merupakan wujud kebebasan berpikir, artinya sebagai
mahasiswa harus menyadari sikap menentukan kehendak sendiri atas dasar pilihan
sikap dan idealisme yang dianutnya.

Dengan demikian ide dasar pendirian PMII adalah murni dari anak-anak muda NU
sendiri Bahwa kemudian harus bernaung dibawah panji NU itu bukan berarti sekedar
pertimbangan praktis semata, misalnya karena kondisi pada saat itu yang memang nyaris
menciptakan iklim dependensi sebagai suatu kemutlakan. Tetapi, keterikatan PMII kepada
NU memang sudah terbentuk dan sengaja dibangun atas dasar kesamaan nilai, kultur, akidah,
cita-cita dan bahkan pola berpikir, bertindak dan berperilaku.

Kemudian PMII harus mengakui dengan tetap berpegang teguh pada sikap Dependensi
timbul berbagai pertimbangan menguntungkan atau tidak dalam bersikap dan berperilaku
untuk sebuah kebebasan menentukan nasib sendiri.

Oleh karena itu haruslah diakui, bahwa peristiwa besar dalam sejarah PMII adalah
ketika dipergunakannya istilah Independent dalam deklarasi Murnajati tanggal 14 Juli 1972
di Malang dalam MUBES III PMII, seolah telah terjadi pembelahan diri anak ragil NU dari
induknya.

Sejauh pertimbangan-pertimbangan yang terekam dalam dokumen historis, sikap


independensi itu tidak lebih dari dari proses pendewasaan. PMII sebagai generasi muda
bangsa yang ingin lebih eksis dimata masyarakat bangsanya. Ini terlihat jelas dari tiga butir
pertimbangan yang melatar belakangi sikap independensi PMII tersebut.

Pertama, PMII melihat pembangunan dan pembaharuan mutlak memerlukan insan-


insan Indonesia yang berbudi luhur, taqwa kepada Allah SWT, berilmu dan cakap serta
tanggung jawab, bagi keberhasilan pembangunan yang dapat dinikmati secara merata oleh
seluruh rakyat. Kedua, PMII selaku generasi muda indonesia sadar akan perannya untuk ikut
serta bertanggungjawab, bagi keberhasilan pembangunan yang dapat dinikmati secar merata

10
MAPABA RAYA 2017

oleh seluruh rakyat. Ketiga, bahwa perjuangan PMII yang senantiasa menjunjung tinggi
nilai-nilai moral dan idealisme sesuai deklarasi tawangmangu, menuntut berkembangnya
sifat-sifat kreatif, keterbukaan dalam sikap, dan pembinaan rasa tanggungjawab.

Berdasarkan pertimbangan itulah, PMII menyatakan diri sebagai organisasi


Independent, tidak terikat baik sikap maupun tindakan kepada siapapun, dan hanya
komitmen terhadap perjuangan organisasi dan cita-cita perjuangan nasional yang
berlandaskanPancasila.

Identitas dan citra diri PMII

APA itu identitas PMII, seperti empat huruf kata 'PMII', yaitu Suatu wadah atau
perkumpulan organisasi kemahasiswaan dengan label 'Pergerakan' yang Islam dan Indonesia
yang mempunyai tujuan:

Terbentuknya Pribadi Muslim Indonesia Yang;

(1) Bertaqwa kepada Allah swt


(2) Berbudi luhur
(3) Berilmu
(4) Cakap, dan
(5) Bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmu pengetahuannya. (Bab IV AD PMII)
Menuju capaian ideal sebagai mahluk Tuhan, sebagai ummat yang sempurna, yang kamil,
yaitu mahluk Ulul Albab.

Kata 'Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia' jika diudar lebih lanjut adalah:

1. Pergerakan bisa didefinisikan sebagai 'lalu-lintas gerak', gerak dalam pengertian fisika
adalah perpindahan suatu titik dari ordinat A ke ordinat B. Jadi 'Pergerakan' melampaui
'gerak' itu sendiri, karena pergerakan berarti dinamis, gerak yang terus-menerus.
Ilustrasinya demikian, Misalnya seorang Alexandro Nesta menendang bola,
mengarahkannya kepada Zambrotta, itu berarti suatu gerakan bola dari Nesta ke Zambrotta
(hanya itu). Bandingkan, Nesta menendang bola ke Zambrotta, lalu mengoperkan bola itu
kepada Vieri, dengan trik cantik Vieri menendang bola persis di pojok atas kanan gawang
dan Itu yang namanya pergerakan bola. Kesimpulannya, pergerakan meniscayakan
dinamisasi, tidak boleh stagnan (berhenti beraktivitas) dan beku, beku dalaam pengertian
kaku, tidak kreatif-inovatif. Prasyarat kreatif-inovatif adalah kepekaan dan kekritisan, dan
kekritisan butuh kecerdasan.
Kenapa 'Pergerakan' bukan 'Perhimpunan'?, kalau berhimpun terus kapan bergeraknya..
Artinya bahwa, 'pergerakan' bukan hanya menerangkan suatu perkumpulan/organisasi
tetapi juga menerangkan sifat dan karakter organisasi itu sendiri.

11
MAPABA RAYA 2017

2. Mahasiswa adalah sebutan orang-orang yang sedang melakukan studi di perguruan tinggi,
dengan predikat sebutan yang melekat, mahasiswa sebagai 'wakil' rakyat, agen perubahan,
komunitas penekan terhadap kebijaakan penguasa dll
3. Islam, Agama Islam yang dijadikan basis landasam sekaligus identitas bahwa PMII adalah
organisasi mahasiswa yang berlandaskan agama. Karenanya jelas bahwa rujukan PMII
adalah kitab suci agama Islam ditambah dengan rujukan selanjutnya, sunnah nabi dan para
sahabat, yang itu terangkum dalam pemahaman jumhur, yaitu ahlussunnah waljama'ah. Jadi
Islam ala PMII adalah Islam yang mendasarkan diri pada aswaja --dengan varian
didalamnya-- sebagai landasan teologis (keyakinan keberagamaan).
4. Indonesia. Kenapa founding fathers PMII memasukkan kata 'Indonesia' pada organisasi
ini, tidak lain untuk menunjukkan sekaligus mengidealkan PMII sebagai organisasi
kebangsaan, organisasi mahasiswa yang berpandangan nasionalis, punya tanggung-jawab
kebangsaan, kerakyataan dan kemanusiaan. Juga tidak tepat jika PMII hanya dipahami
sebagai organisasi keagamaan semata. Jadi keislaman dan keindonesiaan sebagai landasan
PMII adalah seimbang.

(kalo' mencari organisasi mahasiswa yang nasionalis dan agamis maka pilihan itu jatuh
pada PMII)

Jadi PMII adalah pergerakan mahasiswa yang Islam dan yang Indonesia, yang
mendasarkan pada agama Islam dan sejarah, cita-cita kemerdekan dan laju perjalanan bangsa
ini kedepan.

Islam-Indonesia (dua kata digabung) juga bisa dimaknai Islam yang bertransformasi ke
ranah Nusantara/Indonesia, Islam Indonesia adalah Islam lokal --bukan Islam Arab secara
persis--, tapi nilai universalitas Islam atau prinsip nilai Islam yang 'bersinkretisme' dengan
budaya nusantara menjadi Islam Indonesia. Ini adalah karakter Islam PMII yang sejalan dengan
ajaran aswaja.

Kesimpulaan:

Identitas PMII adalah Keislaman dan Keindonesia (kebangsaan)

Kata Kunci: Pergerakan, Mahasiswa, Islam, dan Indonesia

Landasan Teologis dan Filosofis PMII

Landasan filosofis dan teosofis PMII sebenarnya tergali dalam rumusan NDP dan
turunannya kebawah. Artinya bahwa NDP dibangun atas dasar dua sublimasi besar yaitu ke-
Islaman dan ke-Indonesiaan. Sublimasi ke-Islaman berpijak dari kerangka paradikmatik bahwa
Islam memiliki kerangka besar yang universal, transendental, trans-historis dan bahkan trans-

12
MAPABA RAYA 2017

personal. Universalisme atau variasi-variasi identitas Islam lainnya yang dimaksud bermuara
pada satu gagasan besar, bagaimana membangun masyarakat yang berkeadilan.

Namun, harus disadari bahwa sungguhpun Islam memiliki universalitas atau yang lainnya,
ia juga menampakkan diri sebagai entitas dengan identitas sangat kultural, antropologis,
historis, sosiologis dan bahkan politis. Dua gambaran tentang Islam yang paradoks
menghadapkan believer pada tingkat minimal untuk melakukan human exercise bagaimana
Islam dalam identitas yang ganda itu mampu disandingkan, dan bahkan dileburkan menjadi
satu identitas besar, rahmatan lil alamin.

Dari sini, mengharuskan PMII untuk mengambil inisiatif dengan menempatkan Islam
sebagai salah satu sublimasi identitas kelembagaan. Ini berarti, PMII menempatkan Islam
sebagai landasan teologis untuk dengan tetap meyakini universalitas, transhistoris dan bahkan
transpersonalnya. Lebih dari itu, Keyakinan teologis tersebut tidak semata-mata ditempatkan
sebagai landasan normatifnya, melainkan disertai upaya bagaimana Islam teologis itu mampu
menunjukkan dirinya dalam dunia riel. Ini berarti, PMII akan selalu menempatkan Islam
sebagai landasan normatif yang akan selalu hadir dalam setiap gerakan-gerakan sosial dan
keagaamaan yang dimilikinya. Selain itu, PMII sebagai konstruksi besar juga begitu menyadari
bahwa ia tidaklah hadir dalam ruang hampa, kosong, berada diawang-awang dan jauh dari latar
sosial dan bahkan politik. Tetapi, ia justru hadir dan berdiam diri dalam satu ruang identitas
besar, Indonesia dengan berbagai kemajemukan watak kulturalnya, sosiologis dan hingga
antropologisnya.

Oleh karena, identitas diri yang tak terpisahkan dengan identitas besar Indonesia
mengharuskan PMII untuk selalu menempatkan identitas besar itu menjadi salah satu sublimasi
selain ke-Islaman. Penempataan itu berarti menempatkan PMII sebagai institusi besar yang
harus selalu melakukan pembacaan terhadap lingkungan besarnya, "Indonesia". Hal ini dalam
rangka membangun aksi-aksi sosial, kemasyarakatan, dan kebangsaan yang selalu relevant,
realistik, dan transformatik.

Dua penjelasan kaitannya dengan landasan sublimatif PMII diatas, dapat ditarik kedalam
satu konstruksi besar bahwa PMII dalam setiap bangunan gerakan dan institusionalnya tetap
menghadirkan identitas teologisnya, identitas Islam. Tetapi, lebih dari itu, landasan teologis
Islam justru dihadirkan bukan hanya sebatas dalam bentuk pengaminan secara verbal dan
normatif, melainkan bagaimana landasan teologis ini menjadi transformable dalam setiap
gerakan dan aksi-aksi institusionalnya. Dengan begitu, mau tidak mau PMII harus
mempertimbangkan tempat dimana ia lahir, berkembang, dan melakukan eksistensi diri,
tepatnya ruang ke-Indonesiaan. Yang berarti, secara kelembagaan PMII harus selalu
mempertimbangkan gambaran utuh konstruksi besar Indonesia dalam membangun setiap aksi-
aksi kelembagaanya.

Endingnya, proses yang runut transformasi landasan teologis Islam dan konstruksi besar ke-
Indonesia-an sebagai medium pembacaan objektifnya, maka akan muncul citra diri kader atau
citra diri institusi yang ulil albab. Citra diri yang tidak hanya semata-mata menampilkan diri
secara personal sebagai manusia beriman yang normatif dan verbalis, melainkan juga sebagai

13
MAPABA RAYA 2017

believer kreatif dan membumi-kontekstual. Citra diri personal ini secara langsung akan
mengujudkan PMII secara kelembagaan sebagai entitas besar yang juga ulil albab.

Kesimpulan:

1. Landasan teologis PMII adalah Islam-Keindonesiaan.


2. Identitas filosofis PMII adalah citra diri yang dibangun melalui Islam sebagai teologi
transformatif dan Ruang ke-Indonesia-an sebagai media pembacaan objektif.
3. Tranformasi dua hal, landasan teologis dan identitas filosofis akan berakhir dengan
tampilnya identitas personal dan kelembagaan yang ulil albab.

Produk Hukum PMII

1. NDP(Nilai Dasar Pergerakan)


Secara esensial NDP adalah suatu sublimasi nilai Ke-Islaman dan Ke-Indonesiaan dengan
kerangka pemahaman keagamaan Ahlussunnah Wal Jamaah yang menjiwai berbagai
aturan, memberi arah dan pendorong, serta penggerak seluruh kegiatan PMII. Sebagai
pemberi keyakinan dan pembenar mutlak, islam mendasari dan menginspirasikan NDP
ini, meliputi cakupan akidah, syariah dan ahlaq dalam upaya kita memperoleh
kesejahteraan hidup dunia dan akhirat. Dan sebagai upaya dalam memahami, menghayati
dan mengamalkan islam tersebut, PMII menjadikan ASWAJA sebagai pemahaman
keagamaan yang paling benar.
Fungsi NDP yaitu :

a. Landasan Berpijak, bahwa NDP menjadi landasan setiap gerak langkah dan
kebijaksanaan yang harus dilakukan
b. Landasan Berfikir, Bahwa NDP menjadi landasan pendapat yang dikemukakan
terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi.
c. Sumber Motifasi, bahwa NDP menjadi pendorong kepada anggota untuk berbuat dan
bergerak sesuai dengan nilai yang terkandung didalamnya.
Kedudukan NDP yaitu :

a. Rumusan nilai yang seharusnya dimuat dan menjadi aspek ideal dalam berbagai aturan
dan kegiatan PMII
b. Landasan dan dasar pembenar dalam berfikir, bersikap dan berperilaku.
2. AD/ART PMII
Adalah suatu aturan-aturan teknis yang menjadi pedoman dalam menjalankan fungsi
organisasi sehari-hari baik intern maupun ekstern. AD/ART ini dibuat, dirubah dan
disyahkan dalam forum tertinggi PMII yaitu Kongres PMII yang dilaksanakan dua tahun
sekali.
Adapun isi dari AD/ART itu antara lain :

aturan organisasi tingkat PB sampai Rayon


14
MAPABA RAYA 2017

sistem kaderisasi formal PMII


PPTA (Pedoman penyelenggaraan tertib administrasi), dsb.

Citra diri mahluk ulul albab

Kader pmii dapat mewujudkan:

Tri motto: dzikir fikir amal sholeh

Tri khidmad: taqwa intelektual profesional

Tri komitmen: kebenaran kejujuran keadilan

Landasan filosofis lambang pmii

Pencipta lambang : h. Said budairy

Makna lambang :

I. Bentuk
Perisai berarti ketahanan dan keampuhan mahasiswa islam terhadap berbagai
tantangan dan pengaruh dari luar.
Bintang adalah perlambang ketinggian dan semangat cita-cita yang selalu memancar.
5 (lima) bintang sebelah atas, menggambarkan rasulullah dengan empat sahabat
terkemuka (khulafaur rasyidin)
4 (empat) bintang sebelah bawah menggambarkan empat madzhab yang berhaluan
ahlussunnah wal jamaah.
9 (sembilan) bintang secara keseluruhan dapat berarti ganda, yaitu:
a. Rasulullah dengan empat orang sahabatnya serta empat imam madzhab aswaja itu
laksana bintang yang selalu bersinar cemerlang, mempunyai kedudukan tinggi dan
penerang umat manusia.

15
MAPABA RAYA 2017

b. Sembilan bintang juga menggambarkan sembilan orang pemuka penyebar agama


islam di indonesia yang disebut wali songo.
II. Warna
Biru tua / biru laut, sebagaimana tulisan pmii, berarti kedalaman ilmu pengetahuan
yang harus dimiliki dan digali oleh warga pergerakan, biru juga menggambarkan
lautan indonesia yang mengelilingi kepulauan indonesia dan merupakan kesatuan
wawasan nusantara.
Biru muda, sebagaimana dasar perisai sebelah bawah berarti ketinggian ilmu, budi
pekerti dan taqwa.
Kuning, sebagaimana perisai sebelah atas, berarti identitas mahasiswa yang menjadi
sifat dasar pergerakan, lambang kebesaran dan semangat yang selalu menyala serta
penuh harapan menyongsong masa depan.

PMII Malang dan Komisariat Sunan Kalijaga


Pergerakan PMII di kota Malang dimulai sejak tahun 1964, empat tahun setelah PMII
mendeklarasikan kelahiranya dan sebelum itu sedang dalam proses membentuk jati dirinya
sebagai organisasi kemahasiswaan yang kukuh untuk memperjuangkan rakyat dibawah
pengapnya ketiak tirani yang memebelenggu dan rakus. Tepatnya di Jl. Jaksa Agung
Suprapto 10 A Celaket (kini SMA Shalahuddin), sebuah tempat suci (sekretariat) awal
dimana junta anak manusia memahatkan dirinya dalam tangis dan tawa, suka dan duka
membela bangsa di bawah bendera kuning yang terkibar begitu gagahnya. Sahabat KH.
Hasyim Muzadi (Mantan ketua PBNU), Sahabat KH. Marzuki Mustamar ( Ketua PCNU
Kota Malang), sahabat KH. Zawawi, sahabat Prof. Dr. Rofiuddin (Rektor UM), sahabat
EN Sjahid Wiyoto (Ketua PC PMII Kota Malang 1967-1968), serta ribuan sahabat/i lainnya
yang kini masih berdiri tegap membela tumpah darah tanah air Indonesia menjadi saksi
proses mereka di PMII. Merekalah tunas tunas awal kebesaran PMII Kota Malang yang
kini telah berdiri kokoh di Jl. Mayjend Pandjaitan 164 mulai awal 90 an.

Komisariat PMII Sunan Kalijaga dikenal sebagai komisariat tertua di Indonesia.


Meskipun belum ada sumber yang menyebutkan pada tanggal berapa tepatnya Komisariat
PMII Sunan Kalijaga berdiri, namun banyak sumber tulis dan lisan yang menyebutkan
Komisariat PMII Sunan Kalijaga adalah komisariat tertua yang berdiri pada tahun 60-an.
Komisariat PMII Sunan Kalijaga dulunya bernama Komisariat PMII IKIP Malang
sehubungan dengan nama Kampus yaitu IKIP Malang. Setelah nama sebelumnya Fakultas
Pendidikan UNAIR dan berganti menjadi IKIP Malang. Komisariat PMII IKIP Malang
berganti menjadi Komisariat PMII Sunan Kalijaga pada tahun 80-an, tepatnya pada masa
kepengurusan sahabat Sakban Rosidi (Budayawan malang).

Setiap pergantian kepengurusan di komisariat tentunya membawa cerita dan karakter


yang berbeda-beda tiap tahunnya. Diusia yang diperkirakan sudah menginjak setengah
abad, Komisariat PMII Sunan Kalijaga sudah mendirikan tujuh rayon, yang masing-masing
berjuang ditataran fakultas di Universitas Negeri Malang. Tujuh rayon tersebut ialah Rayon
Al-Maturidi, Rayon Ibnu Sina, Rayon Ibnu Kholdun, Rayon Al-Haddad (berdiri diwaktu
yang sama februari 1992), Rayon Al-Ghozali (satu bulan setelahnya, maret 1992), Rayon

16
MAPABA RAYA 2017

Al-Biruni (2010), dan Rayon Ibnu Nafis (2016). Kini PMII Sunan Kalijaga siap
mewujudkan salah satu mimpinya, tentunya dengan segala bentuk Doa dan Ikhtiar, kita
yakin dan pastiakan menggapai mimpi tersebut. Bergeraklah selalu PMII Liga-ku gapai
terus mimpi-mimpimu, Karena sekali engkau bergerak tak akan ada yang mampu
menghentikanmu. Move-on dan Exist selalu.

SEJARAH KETUA PMII LIGA

NO. KETUA KOMISARIAT PMII SUNAN MASA KHIDMAT


KALIJAGA MALANG
1. Roisudin 1975-1976
2. Lukman Hakim 1977
3. Kadim Masyur 1979
4. Samsul Islam 1980
5. Ishom Ihsan 1980-1981
6. Rofiq 1982
7.
8.
9.
10.
11.
12. Abdul Karim 1989-1990
13. Suratno 1990-1991
14. Soni Sudiro 1991-1992
15. Sayuti 1992-1993
16. Mujib Adikara 1993-1994
17. Abu Amar Bustomi 1994-1995
18. Subingan Adi 1995-1996
19. Syukron Fikri 1996-1997
20. Zainal Arifin 1997-1998
21. Suretno 1998-1999
22. M. Jauhar 1999-2000
23. Ariful Ulfi 2000-2001
24. (Alm) Husni Mubarok 2001-2002
25 M.Khusen Yusuf 2002-2003
26 Muda Prasetya 2003-2004
27 Ahmad Ahdiansyah 2004-2005
28 Abdul Kholiq 2005-2006
29 M. Basrhi 2006
30 Zainal Musthofa 2007-2008
31 M. Farih Sulaiman 2008-2009
32 Arif Rahman Hudaifi 2009-2010
33 M. Nur Wahid Abdulloh 2010-2011
34 Habiburrahman El-Stiffianni 2011-2012

17
MAPABA RAYA 2017

35 Aribatul Isnaini 2012-2013


36 M. Mahfud Ali S. 2013-2014
37 Ilham Muhtadi 2014-2015
38 Ragil Setyo Cahyono 2015-2016
39 Ahmad Sofiuddin 2016-Sekarang

SEJARAH KETUA PC PMII KOTA MALANG

NO. KETUA PC PMII KOTA MALANG MASA KHIDMAT


1. E.N Sjahid Wiyoto Ba 1967-1968
2. A Ghofa Rachman 1969-1982
3. Drs. Suroso 1982-1985
4. Drs. Damanhuri 1985-1989
5. Abdul Haris Wiryoguno 1989-1990
6. Masud Said 1990-1992
7. Fauzan Alfas 1992-1994
8. Robikin Emhas 1994-1995
9. Rifai 1995-1996
10. Andry Dewanto Ahmad 1996-1997
11. Malik Haramain 1997-1999
12. Syukron Fikri 1999-2000
13. Badi Zamanil 2000-2001
14. Hasanuddin Wahid 2001-2002
15. Abdussalam 2002-2003
16. Agus Khudori 2003-2004
17. M. Khusen Yusuf 2004-2005
18. Fauzan Fuady 2005-2006
19. Ali Jamal 2006
20. Zaini Mustakim 2006-2007
21. Fery Firmansyah 2007-2009
22. Fairouz Huda 2009-2010
23. Aliful Maarif 2010-2011
24. Iden Robert Ulum 2011-2012
25. Dwi Fitri Wiyono 2012-2013
26. Habiburrahman El-Stiffianni 2013-2015
27. Alif Khafi Nur Naqti 2015-2016
28. M. Fariz Abdul Aziz 2016-Sekarang

18
MAPABA RAYA 2017

SEJARAH KETUA PB PMII

NO. KETUA PB PMII MASA KHIDMAT


1. (Alm) Mahbub Djunaidi 1960-1967
2. (Alm) M. Zamroni, Ba 1967-1973
3. Drs. Abduh Paddere 1973-1977
4. Ahmad Bagdja 1977-1981
5. Muhyiddin Arubusman 1981-1985
6. Suryadharma Ali 1985-1988
7. (Alm) Iqbal Assegaf 1988-1991
8. Ali Masykur Moesa 1991-1994
9. Muhaimin Iskandar 1994-1997
10. Saiful Bahri Anshori 1997-2000
11. Nusron Wahid 2000-2003
12. A. Malik Haramain 2003-2005
13. Hery Haryanto Azzumi 2005-2008
14. M.Rodli Kaelani 2008-2011
15. Jauharudin 2012-2014
16. Aminuddin Maruf 2014-2016

Wallahu Alam

19
MAPABA RAYA 2017

NILAI DASAR PERGERAKAN (NDP)


PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
Oleh: Ragil Setyo Cahyono

Mukaddimah
Berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
berusaha menggali sumber nilai dan potensi insan warga pergerakan untuk dimodifikasi di
dalam tatanan nilai baku yang kemudian menjadi citra diri yang diberi nama Nilai Dasar
Pergerakan (NDP) PMII. Hal ini dibutuhkan di dalam memberikan kerangka, arti dan
motivasi dan wawasan pergerakan dan sekaligus memberikan dasar pembenar terhadap apa
saja yang akan dan mesti dilakukan untuk mencapai cita-cita perjuangan sesuai dengan
maksud didirikannya organisasi ini.

Insaf dan sadar bahwa semua itu adalah kejarusan bagi setiap fungsionaris maupun
anggota PMII untuk memahami dan menginternalisasikan nilai dasar PMII itu, baik secara
orang perorang maupun bersama-sama.

BAB I
Arti, Fungsi, dan Kedudukan

1. Arti :
Secara esensial Nilai Dasar Pergerakan ini adalah suatu sublimasi nilai ke-Islaman dan
ke-Indonesiaan dengan kerangka pemahaman keagamaan Ahlussunnah wal jamaah yang
menjiwai berbagai aturan, memberi arah dan mendorong serta penggerak kegiatan-kegiatan
PMII.Sebagai pemberi keyakinan dan pembenar mutlak, Islam mendasari dan menginspirasi
Nilai Dasar Pergerakan ini meliputi cakupan aqidah, syariah dan akhlak dalam upaya kita
memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Dalam upaya memahami, menghayati
dan mengamalkan Islam tersebut, PMII menjadikan Ahlussunnah wal jamaah sebagai
pemahaman keagamaan yang paling benar.

20
MAPABA RAYA 2017

2. Fungsi :
i. Landasan berpijak:
Bahwa NDP menjadi landasan setiap gerak langkah dan kebijakan yang harus
dilakukan.

ii. Landasan berpikir :


Bahwa NDP menjadi landasan pendapat yang dikemukakan terhadap persoalan-
persoalan yang dihadapi.

iii. Sumber motivasi :


Bahwa NDP menjadi pendorong kepada anggota untuk berbuat dan bergerak sesuai
dengan nilai yang terkandung di dalamnya.

3. Kedudukan :
i. Rumusan nilai-nilai yang seharusnya dimuat dan menjadi aspek ideal dalam berbagai
aturan dan kegiatan PMII.
ii. Landasan dan dasar pembenar dalam berpikir, bersikap, dan berprilaku.

BAB II
Rumusan Nilai Dasar Pergerakan

TAUHID

Meng-Esakan Allah SWT, merupakan nilai paling asasi yang dalam sejarah agama
samawi telah terkandung sejak awal keberadaan manusia. Allah adalah Esa dalam segala
totalitas, dzat, sifat-sifat, dan perbutan-perbuatan-Nya. Allah adalah dzat yang
fungsional.Allah menciptakan, memberi petunjuk, memerintah, dan memelihara alam
semesta ini.Allah juga menanamkan pengetahuan, membimbing dan menolong
manusia.Allah Maha Mengetahui, Maha Menolong, Maha Bijaksana, Hakim, Maha Adil,
dan Maha Tunggal.Allah Maha Mendahului dan Maha Menerima segala bentuk pujaan dan
penghambaan.

Keyakinan seperti itu merupakan keyakinan terhadap sesuatu yang lebih tinggi dari
pada alam semesta, serta merupakan kesadaran dan keyakinan kepada yang ghaib.Oleh
karena itu, tauhid merupakan titik puncak, melandasi, memadu, dan menjadi sasaran
keimanan yang mencakup keyakinan dalam hati, penegasan lewat lisan, dan perwujudan

21
MAPABA RAYA 2017

dalam perbuatan.Maka konsekuensinya Pergerakan harus mampu melarutkan nilai-nilai


Tauhid dalam berbagai kehidupan serta terkomunikasikan dan merambah ke
sekelilingnya.Dalam memahami dan mewujudkan itu, Pergerakan telah memiliki
Ahlussunnah wal jama'ah sebagai metode pemahaman dan penghayatan keyakinan itu.

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALLAH

Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Dia menciptakan manusia dalam bentuk
sebaik-baik kejadian dan menganugerahkan kedudukan terhormat kepada manusia di
hadapan ciptaan-Nya yang lain. Kedudukan seperti itu ditandai dengan pemberian daya fikir,
kemampuan berkreasi dan kesadaran moral.Potensi itulah yang memungkinkan manusia
memerankan fungsi sebagai khalifah dan hamba Allah.Dalam kehidupan sebagai khalifah,
manusia memberanikan diri untuk mengemban amanat berat yang oleh Allah ditawarkan
kepada makhluk-Nya.Sebagai hamba Allah, manusia harus melaksanakan ketentuan-
ketentauan-Nya.Untuk itu, manusia dilengkapi dengan kesadaran moral yang selalu harus
dirawat, jika manusia tidak ingin terjatuh ke dalam kedudukan yang rendah.

Dengan demikian, dalam kehidupan manusia sebagai ciptaan Allah, terdapat dua
pola hubungan manusia dengan Allah, yaitu pola yang didasarkan pada kedudukan manusia
sebagai khalifah Allah dan sebagai hamba Allah. Kedua pola ini dijalani secara seimbang,
lurus dan teguh, dengan tidak menjalani yang satu sambil mengabaikan yang lain. Sebab
memilih salah satu pola saja akan membawa manusia kepada kedudukan dan fungsi
kemanusiaan yang tidak sempurna. Sebagai akibatnya manusia tidak akan dapat
mengejawentahkan prinsip tauhid secara maksimal.

Pola hubungan dengan Allah juga harus dijalani dengan ikhlas, artinya pola ini
dijalani dengan mengharapkan keridloan Allah.Sehingga pusat perhatian dalam menjalani
dua pola ini adalah ikhtiar yang sungguh-sungguh.Sedangkan hasil optimal sepenuhnya
kehendak Allah.Dengan demikian, berarti diberikan penekanan menjadi insan yang
mengembangkan dua pola hubungan dengan Allah.Dengan menyadari arti niat dan ikhtiar,
sehingga muncul manusia-manusia yang berkesadaran tinggi, kreatif dan dinamik dalam
berhubungan dengan Allah, namun tetap taqwa dan tidak pongah Kepada Allah.

Dengan karunia akal, manusia berfikir, merenungkan dan berfikir tentang ke-Maha-
anNya, yakni ke-Mahaan yang tidak tertandingi oleh siapapun. Akan tetapi manusia yang
dilengkapi dengan potensi-potensi positif memungkinkan dirinyas untuk menirukan fungsi

22
MAPABA RAYA 2017

ke-Maha-anNya itu, sebab dalam diri manusia terdapat fitrah uluhiyah - fitrah suci yang
selalu memproyeksikan tentang kebaikan dan keindahan, sehingga tidak mustahil ketika
manusia melakukan sujud dan dzikir kepadaNya, Manusia berarti tengah menjalankan
fungsi Al Quddus. Ketika manusia berbelas kasih dan berbuat baik kepada tetangga dan
sesamanya, maka ia telah memerankan fungsi Arrahman dan Arrahim. Ketika manusia
bekerja dengan kesungguhan dan ketabahan untuk mendapatkan rizki, maka manusia telah
menjalankan fungsi Al Ghoniyyu. Demikian pula dengan peran ke-Maha- an Allah yang
lain, Assalam, Al Mukmin, dan lain sebagainya. Atau pendek kata, manusia dengan anugrah
akal dan seperangkat potensi yang dimilikinya yang dikerjakan dengan niat yang sungguh-
sungguh, akan memungkinkan manusia menggapai dan memerankan fungsi-fungsi Asma'ul
Husna.

Di dalam melakukan pekerjaannya itu, manusia diberi kemerdekaan untuk memilih


dan menentukan dengan cara yang paling disukai. 14) Dari semua pola tingkah lakunya
manusia akan mendapatkan balasan yang setimpal dan sesuai yang diupayakan, karenanya
manusia dituntut untuk selalu memfungsikan secara maksimal kemerdekaan yang
dimilikinya, baik secara perorangan maupun secara bersama-sama dalam konteks kehidupan
di tengah-tengah alam dan kerumunan masyarakat, sebab perubahan dan perkembangan
hanyalah milikNya, oleh dan dari manusia itu sendiri.15)

Sekalipun di dalam diri manusia dikaruniai kemerdekaan sebagai esensi


kemanusiaan untuk menentukan dirinya, namun kemerdekaan itu selalu dipagari oleh
keterbatasan-keterbatasan, sebab perputaran itu semata-mata tetap dikendalaikan oleh
kepastian-kepastian yang Maha Adil lagi Maha Bijaksana,yang semua alam ciptaanNya ini
selalu tunduk pada sunnahNya, pada keharusan universal atau takdir. 16 ) Jadi manusia bebas
berbuat dan berusaha ( ikhtiar ) untuk menentukan nasibnya sendiri, apakah dia menjadi
mukmin atau kafir, pandai atau bodoh, kaya atau miskin, manusia harus berlomba-lomba
mencari kebaikan, tidak terlalu cepat puas dengan hasil karyanya. Tetapi harus sadar pula
dengan keterbatasan- keterbatasannya, karena semua itu terjadi sesuai sunnatullah, hukum
alam dan sebab akibat yang selamanya tidak berubah, maka segala upaya harus diserrtai
dengan tawakkal.Dari sini dapat dipahami bahwa manusia dalam hidup dan kehidupannya
harus selalu dinamis, penuh dengan gerak dan semangat untuk berprestasi secara tidak
fatalistis.Dan apabila usaha itu belum berhasil, maka harus ditanggapi dengan lapang dada,
qona'ah (menerima) karena disitulah sunnatullah berlaku.Karenanya setiap usaha yang
dilakukan harus disertai dengan sikap tawakkal kepadaNya.17 )

23
MAPABA RAYA 2017

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN MANUSIA

Kenyataan bahwa Allah meniupkan ruhNya kepada materi dasar manusia


menunjukan, bahwa manusia berkedudukaan mulia diantara ciptaan-ciptaan Allah.
Memahami ketinggian eksistensi dan potensi yang dimiliki manusia, anak manusia
mempunyai kedudukan yang sama antara yang satu dengan yang lainnya. Sebagai warga
dunia manusia adalah satu dan sebagai warga negara manusia adalah sebangsa , sebagai
mukmin manusia adalah bersaudara. 18)

Tidak ada kelebihan antara yang satu dengan yang lainnya, kecuali karena
ketakwaannya. Setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan, ada yang menonjol pada
diri seseorang tentang potensi kebaikannya, tetapi ada pula yang terlalu menonjol potensi
kelemahannya, agar antara satu dengan yang lainnya saling mengenal, selalu memadu
kelebihan masing-masing untuk saling kait mengkait atau setidaknya manusia harus
berlomba dalam mencari dan mencapai kebaikan, oleh karena itu manusia dituntut untuk
saling menghormati, bekerjasama, tolong menolong, menasehati, dan saling mengajak
kepada kebenaran demi kebaikan bersama.

Manusia telah dan harus selalu mengembangkan tanggapannya terhadap


kehidupan.Tanggapan tersebut pada umumnya merupakan usaha mengembangkan
kehidupan berupa hasil cipta, rasa, dan karsa manusia.Dengan demikian maka hasil itu
merupakan budaya manusia, yang sebagian dilestarikan sebagai tradisi, dan sebagian
diubah.Pelestarian dan perubahan selalu mewarnai kehidupan manusia.Inipun dilakukan
dengan selalu memuat nilai-nilai yang telah disebut di bagian awal, sehingga budaya yang
bersesuaian bahkan yang merupakan perwujudan dari nilai-nilai tersebut dilestarikan,
sedang budaya yang tidak bersesuaian diperbaharui.

Kerangka bersikap tersebut mengisyaratkan bergerak secara dinamik dan kreatif


dalam kehidupan manusia.Manusia dituntut untuk memanfaatkan potensinya yang telah
dianugerahkan oleh Allah SWT.Melalui pemanfaatan potensi diri itu justru manusia
menyadari asal mulanya, kejadian, dan makna kehadirannya di dunia.

Dengan demikian pengembangan berbagai aspek budaya dan tradisi dalam


kehidupan manusia dilaksanakan sesuai dengan nilai dalam hubungan dengan Allah,
manusia dan alam selaras dengan perekembangan kehidupandan mengingat perkembangan

24
MAPABA RAYA 2017

suasana.Memang manusia harus berusaha menegakan iman, taqwa dan amal shaleh guna
mewujudkan kehidupan yang baik dan penuh rahmat di dunia. Di dalam kehidupan itu
sesama manusia saling menghormati harkat dan martabat masing-masing, berderajat,
berlaku adil dan mengusahakan kebahagiaan bersama. Untuk diperlukan kerjasama yang
harus didahului dengan sikap keterbukaan, komunikasi dan dialog antar sesama.Semua
usaha dan perjuangan ini harus terus -menerus dilakukan sepanjang sejarah.

Melalui pandangan seperti ini pula kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan


bernegara dikembangkan. Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara merupakan
kerelaan dan kesepakatan untuk bekerja sama serta berdampingan setara dan saling
pengertian. Bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dimaksudkan untuk mewujudkan cita-
cita bersama: hidup dalam kemajuan, keadilan, kesejahteraan dan kemanusiaan. Tolok ukur
bernegara adalah keadilan, persamaan hukum dan perintah serta adanya permusyawaratan.

Sedangkan hubungan antara muslim dan non muslim dilakukan guna membina
kehidupan manusia dengan tanpa mengorbankan keyakinan terhadap universalitas dan
kebenaran Islam sebagai ajaran kehidupan paripurna. Dengan tetap berpegang pada
keyakinan ini, dibina hubungan dan kerja sama secara damai dalam mencapai cita-cita
kehidupan bersama umat manusia.

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam hubungan antar manusia tercakup dalam


persaudaraan antar insan pergerakan, persaudaraan sesama Islam, persaudaraan sesama
warga bangsa dan persaudaraan sesama ummat manusia. Perilaku persaudaraan ini, harus
menempatkan insan pergerakan pada posisi yang dapat memberikan kemanfaatan maksimal
untuk diri dan lingkungan persaudaraan.

25
MAPABA RAYA 2017

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM

Alam semesta adalah ciptaan Allah SWT. Dia menentukan ukuran dan hukum-
hukumnya. Alam juga menunjukan tanda-tanda keberadaan, sifat dan perbuatan Allah.
Berarti juga nilai tauhid melingkupi nilai hubungan manusia dengan alam.

Sebagai ciptaan Allah, alam berkedudukan sederajat dengan manusia. Namun Allah
menundukan alam bagi manusia, dan bukan sebaliknya. Jika sebaliknya yang terjadi, maka
manusia akan terjebak dalam penghambaan terhadap alam, bukan penghambaan terhadap
Allah. Karena itu sesungguhnya berkedudukan sebagai khalifah di bumi untuk menjadikan
bumi maupun alam sebagai obyek dan wahana dalam bertauhid dan menegaskan dirinya.

Perlakuan manusia terhadap alam tersebut dimaksudkan untuk memakmurkan


kehidupan di dunia dan diarahkan kepada kebaikan di akhirat, di sini berlaku upaya
berkelanjutan untuk mentransendensikan segala aspek kehidupan manusia. Sebab akhirat
adalah masa masa depan eskatologis yang tak terelakan. Kehidupan akhirat akan dicapai
dengan sukses kalau kehidupan manusia benar-benar fungsional dan beramal shaleh.

Kearah semua itulah hubungan manusia dengan alam ditujukan. Dengan sendirinya
cara-cara memanfaatkan alam, memakmurkan bumi dan menyelenggarakan kehidupan pada
umumnya juga harus bersesuaian dengan tujuan yang terdapat dalam hubungan antara
manusia dengan alam tersebut. Cara-cara tersebut dilakukan untuk mencukupi kebutuhan
dasar dalam kehidupan bersama. Melalui pandangan ini haruslah dijamin kebutuhan
manusia terhadap pekerjaan, nafkah dan masa depan. Maka jelaslah hubungan manusia
dengan alam merupakan hubungan pemanfaatan alam untuk kemakmuran bersama. Hidup
bersama antar manusia berarti hidup dalam kerja sama, tolong menolong dan tenggang rasa.

Salah satu hasil penting dari cipta, rasa, dan karsa manusia yaitu ilmu pengetahuan
dan teknologi (iptek). Manusia menciptakan itu untuk memudahkan dalam rangka
memanfaatkan alam dan kemakmuran bumi atau memudahkan hubungan antar manusia
.Dalam memanfaatkan alam diperlukan iptek, karena alam memiliki ukuran, aturan, dan
hukum tertentu; karena alam ciptaan Allah bukanlah sepenuhnya siap pakai, melainkan
memerlukan pemahaman terhadap alam dan ikhtiar untuk mendayagunakannya.

Namun pada dasarnya ilmu pengetahuan bersumber dari Allah. Penguasaan dan
pengembangannya disandarkan pada pemahaman terhadap ayat-ayat Allah.Ayat-ayat
tersebut berupa wahyu dan seluruh ciptaanNya.Untuk memahami dan mengembangkan

26
MAPABA RAYA 2017

pemahaman terhadap ayat-ayat Allah itulah manusia mengerahkan kesadaran moral, potensi
kreatif berupa akal dan aktifitas intelektualnya. Di sini lalu diperlukan penalaran yang tinggi
dan ijtihad yang utuh dan sistimatis terhadap ayat-ayat Allah, mengembangkan pemahaman
tersebut menjadi iptek, menciptakan kebaruan iptek dalam koteks kemanusiaan, maupun
menentukan simpul-simpul penyelesaian terhadap masalah-masalah yang ditimbulkannya.
Iptek merupakan perwujudan fisik dari ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia, terutama
digunakan untuk memudahkan kehidupan praktis.

Penciptaan, pengembangan dan penguasaan atas iptek merupakan keniscayaan yang


sulit dihindari. Jika manusia menginginkan kemudahan hidup, untuk kesejahteraan dan
kemakmuran bersama bukan sebaliknya. Usaha untuk memanfaatkan iptek tersebut
menuntut pengembangan semangat kebenaran, keadilan , kmanusiaan dan kedamaian.
Semua hal tersebut dilaksanakan sepanjang hayat, seiring perjalanan hidup manusia dan
keluasan iptek. Sehingga, berbarengan dengan keteguhan iman-tauhid, manusia dapat
menempatkan diri pada derajat yang tinggi

BAB III
PENUTUP

Itulah Nilai Dasar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang dipergunakan


sebagai landasan teologis normatif, etis dan motivatif dalam pola pikir, pola sikap dan pola
perilaku warga PMII, baik secara perorangan maupun bersama-sama dan kelembagaan.
Rumusan tersebut harus selalu dikaji dan dipahami secara mendalam, dihayati secara utuh
dan terpadu, dipegang secara teguh dan dilaksanakan secara bijaksana.

Dengan Nilai Dasar Pergerakan tersebut dituju pribadi muslim yang berbudi luhur,
berilmu, bertaqwa, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmu
pengetahuannya, yaitu sosok ulul albab Indonesia yang sadar akan kedudukan dan
peranannya sebagai khalifah Allah di bumi dalam jaman yang selalu berubah dan
berkembang, beradab, manusiwi, adil penuh rahmat dan berketuhanan.

27
MAPABA RAYA 2017

BICARA (TENTANG) ISLAM DAN ASWAJA 1


Oleh : Aliyul Murtadlo2
Islam adalah agama. Agama itu penting, pokok dan mendasar. Agama memuat
informasi yang tidak dapat diketahui jika tidak ada agama. Karena begitu pokok dan
mendasarnya lah tak heran kecintaan terhadap label agamanya lebih besar pada kecintaan dalam
mengamalkan agama itu sendiri.
Agama tentu berbeda dengan religion yang memandang agama hanya ritus-ritus
keagamaan. Agama lebih sepadan dengan ad-din bahkan makna ad-din lebih luas.
Agama berasal dari bahas sanksekerta yang berarti tidak bercerai-berai, dengan makna ini
agama tidak hanya dipandang sebagai ritus, agama juga sebuah jalan hidup. Ad-din memiliki
makna yang lebih luas. Selain berarti agama, ad-din juga berarti hari pembalasan, seperti pada
surat alfatihah ayat 4. Ad-Din juga memiliki kesamaan huruf dengan ad-dain yang berarti
hutang3. Orang beragama memili keadaran bahwa dirinya berhutang kepada Allah SWT ketika
ada di dalam alam ruh alastu birobbikum? Qoolu bala, syahidna dan kebanyakan manusia
banyak yang lalai pada hari pembalasan. Sebuah makna penting dalam beragama ada
berkeyakinan pada hari seteleh kematian.
Dalam tulisan ini akan berbicara tentang Islam. Berbicara tentang Islam tidak lah
dimaksudkan untuk mendoktrin, tapi untuk menambah wawasan kita. Dengan wawasan yang
luas, kita bisa menjadi bijak dalam bersikap. Tulisan ini tidak pula luput dari kesalahan
Sehingga, yang ada di dalam teks ini tidaklah lepas dari kritik.

A. Latar Belakang Islam di Indonesia


Islam bukanlah agama baru di Indonesia. Sebelum Hindu dan Budha, masyarakat Indonesia
telah memiliki kesadaran beragama yang tinggi. Kepercayaan Kapitayan adalah agama (red.
Kepercayaan) asli bangsa Indonesia, orang barat menyebut sebagai animisme dan dinamisme.
Hindu dan Budha hanyalah agama kerajaan. Sedangkan rakyatnya masih berkepercayaan
kapitayan.4
Masuknya Islam di Indonesia ada banyak teori. Ada yang mengatakan abad ke 7 (berdasar
berita arab), abad 12 (berdasar berita arab) abad ke-14 dan lain-lain. Perantaranya pun berbeda,
ada yang menyatakan bahwa penyebaran Islam di Indonesia oleh pedagang dari Persia, Arab,

1
Disampaikan saat Mapaba Raya PMII Sunan Kalijaga 2017 tanggal 35 Februari 2017
2
Pengurus Cabang PMII Kota Malang Biro Kajian dan Dakwah 20162017
3
Syed Naquib Alatas. Islam dan Sekulerisme
4
Agus Sunyoto. Atlas Walisongo

28
MAPABA RAYA 2017

dan Gujarat serta China. Bukti datangnya Islam di Indonesia seperti berita, Makan nisan Binti
Maimun di Gresik, dll.
Perlu jadi catatan bahwa perkembangan Islam di Indonesia tidak lepas dari faktor budaya
masyarakat. Keutamaan dakwah wali songo, masing-masing wali memiliki metode tersndiri
dalam menentukan metode dakwahnya masing-masing. Berbeda dengan sebelumnya Islam
sebelumnya yang kurang pesat sebelum abad ke-14. Islam masih kental dengan budaya
Arabnya, sehingga sulit masuk ke kultur Indonesia. Menurut Ahmad Sugiri (1996:43),
keberhasilan proses Islamisasi di Indonesia ini memaksa Islam sebagai pendatang, untuk
mendapatkan simbol-simbol kultural yang selaras dengan kemampuan penangkapan dan
pemahaman masyarakat yang akan dimasukinya dalam pengakuan dunia Islam.5
Saluran Islamisasi kesenian misalnya melalui seni seperti seni bangunan, seni pahat
atau ukir, seni tari, musik dan seni sastra. Misalnya pada seni bangunan ini telihat pada masjid
kuno Demak, Sendang Duwur Agung Kasepuhan di Cirebon, masjid Agung Banten,
Baiturrahman di Aceh, Ternate dan sebagainya. Contoh lain dalam seni adalah dengan
pertunjukan wayang yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga untuk media dakwahnya. Seni
gamelan juga digunakan nama Sunan Bonang, begitu juga Sunan Kudus, yang menggunakan
Menara mirip Pura dan tempat Wudhu Kebo Gumarang.
Perkembangan Islam di Indonesia juga didukung dengan aspek pemerintahan Kerajaan
Islam. Ketika seorang raja memeluk agama Islam, maka rakyat juga akan mengikuti jejak
rajanya. Rakyat memiliki kepatuhan yang sangat tinggi dan raja sebagai panutan bahkan
menjadi tauladan bagi rakyatnya. Misalnya di Sulawesi Selatan dan Maluku, kebanyakan
rakyatnya masuk Islam setelah rajanya memeluk agama Islam terlebih dahulu. Pengaruh
politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini.
Meski Islam kini menjadi agama mayoritas di Indonesia, Islam bisa jadi hanya bungkus
belaka. Kepercayaan lokal (kapitayan) masih menancap kuat di hati masyarakat. Kalau agama
hindu mendatangkan pengelompkkan berdasarkan kasta. Datangnya Islam harus diakui
menghasilkan antara santri dengan abangan.

5
Ahmad Sugiri, Proses Islamsisasi dan Percaturan Politik Umat Islam di Indonesia, dalam Al-Qalam,
Majalah Ilmiah Bidang Keagamaan dan Kemasyarakatan, No. 59/XI/1996, (Serang: IAIN SGD, 1996), hlm.
43 dikutip dari artikel berjudul sejarah Masuknya Islam ke Indonesia oleh Rahayu Permana, S.Ag, M.Hum

29
MAPABA RAYA 2017

B. Ahlus Sunnah Wal Jamaah


Aswaja adalah singkatan dari ahlus Sunnah wal Jamaah. Dari segi bahasa ahlu
berarti kelurga al-Sunnah berarti cara (jalan) Nabi, al- Jamaah berarti kelompok
yang terorganisir. Menurut eksiklopedi Islam (a) merupakan salah satu aliran yang teologi
Islam yang timbul karena reaksi terhadap golongan Mutazilah; (b) merupakan nama aliran
dari paham Asyariyah dan Maturidi yang berpegang teguh pada tradisi Nabi SAW dan para
sahabatnya dan merupakan aliran mayoritas umat Islam 6.
Menurut pandangan ulama NU, aswaja adalah umat Islam yang selalu berpegang
teguh kepada kitab Allah (Al-Quran) dan sunnah Nabi Muhammad SAW, serat kepada
para sahabatnya yang melaksanakan petunjuk berdasarkan Al-Quran dan Sunnah tersebut.
Menurut KH. Ahmad Siddiq merupakan suatu pembaharuan atau penelusuran terhadap
penyelewengan, penyimpangan, kekacauan-kekacauan pikiran dan pendapat dalam memahami
Al-Quran dan Hadits. Menurut salah satu pemikir Islam, yakni Harun Nasution adalah
penganut tradisi Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang dilakukan oleh mayoritas Umat
Islam.
Aspek-apek Aswaja yang sebagaimana yang tertera pada ummul hadits yang
menanyakan mengenai iman, islam dan ihsan.
* Lelaki : Wahai Muhammad, jelaskan kepadaku tentang Islam.
* Nabi SAW :Islam adalah hendaknya kamu bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali
Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan berhaji ke Baitullah apabila kamu mampu
dalam perjalanannya.
* Lelaki :Kamu benar. Lalu jelaskan tentang iman.
* Nabi saw : Iman adalah, hendaknya kamu beriman kepada Allah, kepada para
malaikat, para rasul, kitab-kitab Allah, hari akhir dan kamu beriman kepada
ketentuan Allah, baik dan buruknya.
* Lelaki : Jelaskan tentang ihsan.
* Nabi saw : Ihsan ialah hendaknya kamu beribadah kepada Allah seolah-olah
kamu melihat-Nya, dan apabila kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia
melihatmu.7

6
Modul Halaqoh Aswaja PMII Kota Malang tahun 2013
7
Hadits ini juga dinamakan hadits jibril. Musnad Ahmad hadits nomor 179, 186; Shahih Muslim hadits nomor 9;
Sunan Al-Tirmidzi hadits nomor 2535;Sunan Al-Nasa`i hadits nomor 4904; Sunan Abi Dawud hadits nomor
4075 dan Sunan Ibn Majah haditsnomor 62. Nama lain dari hadits ini diantaranya: 1) Induk semua hadits
(umm al-ahadits), 2) Induk hadits-hadits yang komprehensif (umm al-ahadits al-jawami), 3) Menghimpun

30
MAPABA RAYA 2017

Dan lebih tegas lagi, Al-Habib Zain ibn Ibrahim ibn Sumaith Ba-Alwi (ulama
kontemporer dari Madinah Al-Munawwarah) mengatakan: Ketahuilah, bahwasanya hadits
tersebut disamping memuat tiga perkara yang menjadi pilar agama yaitu islam, iman dan
ihsan, hadits tersebut juga memuat tiga macam ilmu pengetahuan Islam yaitu: (1) Ilmu fiqih,
yaitu pengetahuan tentang hukum-hukum syariah yang praktis yang menjadi kewajiban
kaum Muslimin (2) Ilmu tauhid, yaitu pengetahuan tentang hal-hal keimanan dan kepercayaan
semua mukallaf,yaitu hal-hal yang berkaitan dengan ketuhanan, kenabian dan samiyyat
(hal-hal yang ditetapkan oleh dalil-dalil naqli dari Al-Quran dan Al-Sunnah). (3) Ilmu
tashawuf, yaitu pengetahuan tentang akhlak hati, baik akhlak yang berfungsi sebagai
penyelamat yang harus menjadi hiasan setiap hamba, maupun akhlak yang dapat
mencelakakan yang harus dihindari olehnya.
1. Aqidah
Dalam segi akidah, Imam al-Asyari adalah imam utama aswaja, belau yang
dahulu mu,tazilah tampil berkhotbah menyampaikan pemikiran-pemikiran teologi
Islamnya sebagai koreksi atas pemikiran teologi Mutazilah dalam beberapa hal
yang dianggap bidah atau menyimpang, maka dengan serta merta masyarakat
Islam menyambutnya dengan positif, dan akhirnya banyak umat Islam menjadi
pengikutnya yang kemudian disebut dengan kelompok Asyariyah dan terinstitusikan
dalam bentuk Madzhab Asyari.8
Di tempat lain yakni di Samarqand Uzbekistan, juga muncul seorang Imam Abu
Manshur al-Maturidi (w. 333 H) yang secara garis besar rumusan pemikiran teologi
Islamnya paralel dengan pemikiran teologi Asyariyah, sehingga dua imam inilah
yang kemudian diakui sebagai imam penyelamat akidah keimanan, karena karya
pemikiran dua imam ini tersiar ke seluruh belahan dunia dan diakui sejalan dengan
sunnah Nabi saw, serta petunjuk para sahabatnya,
Akhirnya para ulama menjadikan rumusan akidah Imam Asyari dan Maturidi
sebagai pedoman akidah yang sah dalam Aswaja. Meskipun sama-sama ulama
Ahlussunnah Waljamaah, sebenarnya mash terdapat ikhltilaf diantara mereka. Tertama
tentang kehendak Tuhan dan Kehendak Manusia. Tetapi mayoritas sependapat dalam
bidang Sifat dan wujud Allah, Surga dan Neraka dan lain-lain.9

terhadap bahasan syariah, hakikah dan thariqah, 4) Rujukan seluruh bidang studi ilmu keislaman, hadits salah
satu pokok agama. 5) hadits salah satu kaedah agama
8
Fauzan Abbas. Sejarah Pemikiran Islam
9
Fauzan Abbas. Sejarah Pemikiran Islam

31
MAPABA RAYA 2017

Secara materiil banyak produk pemikiran Mutazilah yang, karena


metodenya lebih mengutamakan akal daripada nash (Taqdm al-Aql al al-Nash),
dinilai tidak sejalan dengan sunnah, sehingga sarat dengan bidah, maka secara
spontanitas para pengikut imam tersebut bersepakat menyebut sebagai kelompok
Aswaja, meskipun istilah ini bahkan dengan pahamnya telah ada dan berkembang
pada masa-masa sebelumnya, tetapi belum terinstitusikan dalam bentuk mazhab.
Karena itu, secara historis term aswaja baru dianggap secara resmi muncul dari periode
ini. Setidaknya dari segi paham telah berkembang sejak masa Ali bin Abi Thalib ra.,
tetapi dari segi fisik dalam bentuk mazhab baru terbentuk pada masa al-Asyari, al-
Maturidi, dan al-Thahawi
2. Fikih
Ruang lingkup yang kedua adalah fiqh, artinya sama dengan al-fahmu, yakni
pemahaman dan pengertian. Secara itilah fikih adalah memahami ketentuan-ketentuan
syaiah yang bersift aplikatif dengan mengetahui dalilnya secra terperinci10. Karena
Islam agama yang tidak hanya mengajarkan tentang keyakinan tetapi juga
mengajarkan tentang tata cara hidup sebagai seorang yang beriman yang
memerlukan komunikasi dengan Allah swt., dan sebagai makhluk sosial juga perlu
pedoman untuk mengatur hubungan sesama manusia secara harmonis, baik dalam
kehidupan pribadi maupun sosial.
Yang dimaksud dengan (fikih) ibadah adalah tuntutan formal yang
berhubungan dengan tata cara seorang hamba berhadapan dengan Tuhan, seperti shalat,
zakat, haji, dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan (fikih) mumalah adalah
bentuk ibadah yang bersifat sosial, menyangkut hubungan manusia dengan sesama
manusia secara horisontal, misalnya dalam hal jual beli, pidana-perdata, social-
politik, sains dan sebagainya.
Dalam konteks historis, ruang lingkup yang kedua ini disepakati oleh
jumhur ulama bersumber dari empat mazhab, yakni Hanafi, Maliki, Syafii dan
Hanbali. Secara substantif, ruang lingkup yang kedua ini sebenarnya tidak terbatas
pada produk hukum yang dihasilkan dari empat madzhab diatas, produk hukum
yang dihasilkan oleh imam-imam mujtahid lainnya, yang mendasarkan penggalian
hukumnya melalui al-Quran, Hadits, dan ijtihad (Ijma dan Qiyas) seperti, Hasan
Bashri, Awzai, dan lain-lain tercakup dalam lingkup pemikiran Aswaja, karena

10
Zahroh dalam tim dosen PAI UM,Pendidikan Islam Transformatif; menuju perkembangan pribadi berkarakter

32
MAPABA RAYA 2017

mereka memegang prinsip utama Taqdm al-Nash al al-Aql (mengedepankan nash


daripada akal).
Haruskah umat Islam bermadzhab? Sebelum kita menjawab, alangkah baiknya
kita melihat kondisi umat Islam, jika dilihat akan terbagi menjadi 3 golongan, yang
pertama orang awam, yang kedua orang terpelajar (santri) dan yang ketiga ialah
Mujtahid. Jika diihat maka mayoritas umat Islam ada adalah orang awam, orang awam
akan kesulitan memutuskan permasalahan kehidupan sehari-hari. Sedangkan mujtahid
dan santri bisa jadi tidak kesulitan menghadapi masalah sehari-hari yang kenaan di
kehidupan sehari-hari. Melihat relaita yang ada, alangkah lebih bijaksana apabila kita
mengikuti orang yang memiliki dasar keilmuan yang mantab untuk memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari.11.
3. Tasawuf
Ruang lingkup ketiga dari Aswaja adalah akhlak atau tasawuf. Wacana ruang
lingkup yang ketiga ini difokuskan pada wacana akhlaq yang dirumuskan oleh
Imam al-Ghazali, Abu Yazid al-Busthami, dan al-Junayd al-Baghdadi, serta ulama-
ulama sufi yang sepaham. Ruang lingkup ketiga ini dalam diskursus Islam dinilai
penting karena mencerminkan faktor ihsan dalam diri seseorang. Iman
menggambarkan keyakinan, sedang Islam menggambarkan syariah, dan ihsan
menggambarkan kesempurnaan iman dan Islam. Iman ibarat akar, Islam ibarat
pohon. Artinya manusia sempurna, ialah manusia yang disamping bermanfaat untuk
dirinya, karena ia sendiri kuat, juga memberi manfaat kepada orang lain (transformasi
kesholehan individuan menuju kesholehan sosial). Ini yang sering disebut dengan insan
kamil. Kalau manusia memiliki kepercayaan tetapi tidak menjalankan syariat, ibarat
akar tanpa pohon, tetapi pohon yang berakar dan rindang namun tidak menghasilkan
buah, juga kurang bermanfaat bagi kehidupan. Jadi ruang lingkup ini bersambung
dengan ruang lingkup yang kedua, sehingga keberadaannya sama pentingnya
dengan keberadaan ruang lingkup yang pertama dan yang kedua, dalam membentuk
insan kamil.

11
Tim PAI UM.Pendidikan Transformatif;menuju pengembangan pribadi berarakter.

33
MAPABA RAYA 2017

C. Nilai-Nilai Universalitas Islam


Terlepas dari pemaknaan secara formal, Islam tidak lahir dari sebuah ruang
hampa. Ada beberapa latar belakang yang menjadi penyebab mengapa agama samawi tersebut
turun. Factor yang paling dominan adalah sosio-kultural tempat di mana ia turun yakni di
semenanjung Arabia. Di tempat gersang dengan perilaku masyarakatnya yang jahil inilah
diutus seorang agung keturunan Quraisy Muhammad SAW. Dibalik itu Islam akan
berkembang jika ditunkan di Arab, kondisinya kurang subur. Sehingga Islam akan mudah
didakwahkan ke penjuru Bumi.
Karena Islam merupakan Agama misi, agama untuk seluruh alam dengan
mengedepankan pokok ajaran utama dalam Islam. Harus dibedakan mana yang ghoyah (tujun)
mana yang washilah (perantara/media), mana kebenaran qothi dan mana kebenaran dhonni.
Sehingga tercipta Islam Romatan lil alamin mengedepankan nilai-nilai Islam (qothi) tanpa
menutup mata dengan keadaan sosial budaya yang selalu berkembang (dhonni). Dengan
demikian tidak diherankan bahwa Islam bisa diterima seluruh kalangan umat manusia. Islam
tidak sekonyong-konyong datang dari langit dalam satu paket untuk diterapkan secara tektualis.
Tetapi Islam disampaikan dengan rasa kasih sayang tanpa mengurangi nilai-nilai penting
kehidupan syariat Islam
D. Aswaja Sebagai Sistem Nilai
Dalam perkembangan selanjutnya Aswaja ditawarkan sebagai Manhajul Fikr. Meski
masih tetap mengikuti aswaja sebagai madzhab, aswaja tidak diposisikan sebagai teks yang
haram disentuh. Karenanya, harus ada cara pandang baru dalam memahami aswaja.
Bahwa dalam setiap ajaran (doktrin) punya nilai substansi yang sifatnya lintas batas
karena universalitasnya (qothi). Hal ini bisa dilihat dari tiga nilai dasar aswaja; yakni
tawasuth, tawazun, dan itidal. Diketahui, nilai-nilai itu nyatanya amat fleksibel dan bisa
diterapkan dalam situasi dan kondisi, bahkan tempat apapun (dzonni). Selain itu, dalam
aplikasinya, tiga nilai itu menuntut kerja intelektual agar bisa diterapkan dengan baik. Nilai-
nilai ini bila dikembangkan akan menyebabkan aswaja semakin shalih likulli zamn wa makn,
aplikabel di setiap masa dan ruang. Pun, aswaja bisa tampil dengan gaya yang enak dan diterima
umum sebagai sebuah jalan keluar. Selain itu, Sunni yang mayoritas, bisa melakukan tugasnya
menjaga stabilitas sosial keagamaan.

34
MAPABA RAYA 2017

KEINDONESIAAN
Oleh: Suprapto

A. Sejarah Singkat Indonesia


Indonesia terkenal dengan negara yang indah dan kaya raya. Bagi rakyat yang hidup di
pesisir pantai bisa mencari nafkah di laut untuk membiayai kebutuhan hidupnya dan bagi rakyat
yang hidup di perbukitan dapat mencari nafkah dengan menanam tanaman-tanaman. dan
Indonesia juga terkenal dengan budayanya yang bagus dan diwariskan oleh leluhur kita. dan
yang paling kita banggakan dari Indonesia adalah Bapak presiden pertama Indonesia yang
memerdekakan bangsa Indonesia yaitu Ir. Soekarno beliau juga tidak menyenangkan bangsa
Indonesia Sendiri akan tetapi juga negara lain yaitu Arab saudi, Uni sofiet atau sekarang kita
sebut sebagai negara Rusia.
Kalian pasti tahu tentang hari merdeka negara Indonesia yaitu pada tanggal 17 Agustus
1945. pada tanggal tersebut Indonesia telah bebas dari penjajahan diatas dunia dan ada yang
belum terselesaikan oleh Indonesia yaitu memberantas para PKI yang ada di Indonesia dan
beserta ormas-ormas nya, PKI adalah Singkatan dari Partai Komunis Indonesia yang ingin
memerdekakan negara Indonesia sendiri dan mengganti bendera Indonesia.

B. Sebelum Berdirinya Indonesia


Indonesia terletak di 2 Benua yaitu benua Asia dan benua Australia dan terletak di 2 samudra
yaitu samudra Hindia dan Samudra Pacific, jadi negara Indonesia adalah letak yang strategis
bagi penjajah-penjajah Indonesia untuk menjajah Indonesia apalagi di Indonesia banyak
rempah-rempah yang di cari oleh para penjajah eropa untuk menjajah. dan rempah-rempah
menurut bangsa eropa adalah sebanding dengan emas bagi bangsa eropa zaman dahulu, dan
tujuan bangsa eropa adalah menyebarkan agama Katholik atau nasrani.

Negara yang pertama ke Indonesia adalah negara Portugis atau sekarang kita sebut sebagai
Portugal yang di pimpin oleh Magellan pada tahun 1522. dan pada tahun tersebut juga
bertepatan dengan terselesainya penjajahan oleh Magellan. dan yang kedua adalah negara
spanyol yang berhasil menepi di daerah Maluku pada tahun 1521 daerah Maluku terbagi
menjadi 2 kerajaan Ternate dan Tidore dua kerajaan tersebut di adu domba oleh Portugis. dan
pada saat itu disambut hangat oleh rakyat Tidore dan merencanakan untuk bersekutu melawan
rakyat Ternate, dan rakyat Ternate bersekutu dengan bangsa Portugis, dua negara yang berasal
dari bangsa eropa ini juga sama tujuannya. akan tetapi mereka ingin menguasai daerah nya

35
MAPABA RAYA 2017

untuk diambil sendiri, dan akhirnya di adakan perjanjian Saragosa atau perjanjia Gianti yang
berisi bahwa bangsa spanyol memperoleh wilayah yang ada di negara Filipina dan bangsa
Portugis akan tetap berada di wilayah Maluku.

Negara yang ke-tiga ke Indonesia adalah negara Belanda. Negara Belanda adalah negara yang
paling lama menjajah negara Indonesia yaitu 350 tahun. Setelah negara Belanda sudah tiba ke
Indonesia, negara Belanda ingin membuat sebuah perusahaan yang bernama VOC (Verenigde
Oost Indische Compagnie) yang membuat rakyat Indonesia sengsara dan pada saat itu banyak
Pemberontakan dari rakyat Indonesia. Pahlawan yang memimpin ketika pemberontakan adalah
:

(1)Kapitan Patimura atau Thomas Matulesi pemimpin rakyat Maluku

(2)Tuanku Imam Bonjol

(3)Mahmud Badaruddin II

(4)Sutan Syahrir

(5)Sultan ageng Tirtayasa, Dll.

Bangsa Inggris adalah bangsa yang ke-empat yang ke Indonesia, yang sudah menguasai
Indonesia sejak tahun 1811 dan mengangkat Thomas Stamford Raffels sebagai Gubernur
Jendral Indonesia. Penyerahan kembali wilayah Indonesia yang dikuasai Inggris akan di
kembalika olen Belanda dengan perjanjian. Pemerinth Inggris di wakili oleh John Fendall
sedangkan dari pihak Belanda di wakili oleh Van Der Cappelen. pada tahun 1816 berakhirlah
kekuasaan Inggris di wilayah Indonesia.

Setelah berakhirnya kekuasaan negara Inggris di wilayah Indonesia, masa Penjajahan Jepang
sudah berkuasa menguasai Indonesia di mulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tahun 17
agustus 1945 yang bertepatan dengan hari kebebasan Indonesia atau kemerdekaan Indonesia.
setelah kota penting di Jepang di Bom oleh sekutu yaitu Kota Hiroshima pada tanggal 6 agustus
1945 dan kota Nagasaki pada tanggal 9 agustus 1945.

36
MAPABA RAYA 2017

Naskah proklamasi di rancang di rumah laksamana Maeda dari Jepang yang memberi simpati
atau dukungan untuk memerdekakan bangsa Indonesia di jalan Imam bonjol no.1 dan para
tokoh yang merumuskan adalah : Soekarno, Hatta, dan Mr. Ahmad Subarjo. Perumusan naskah
Proklamasi di saksikan oleh : Sukarni, Mbah diro, dan B.M. Diah. Setelah itu naskah
proklamasi di tanda tangani oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. dan
kemudian di ketik oleh Sayuti melik. dan ada kata-kata yang dirubah seperti : kata "Tempoh"
menjadi "Tempo" ; "Wakil-wakil Bangsa Indonesia" menjadi "atas nama bangsa Indonesia" ;
tulisan "Djakarta, 17-08-05" menjadi "Djakarta, Hari 17 Boelan 8 tahun'05".Naskah yang sudah
diketik dan sudah di tanda tangani oleh Soekarno dan Hatta di sebut naskah Otentik.

Pada tanggal 17 agustus 1945 pukul 10.00 WIB, Teks Proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno
dan didampingi oleh Moh. Hatta di Jl. Pegangsaan timur. dan sekarang Jl. Proklamasi 56.
setelah pembacaan teks proklamasi, adalah upacara yang selanjutnya pengibaran bendera merah
putih. yang di kibarkan oleh S. Suhud dan Sudanco Latif, sebelumnya bendera tersebut di jahit
oleh Ibu Fatmawati Soekarno

C. KEINDONESIAAN
Indonesia dan ke-Indonesiaan merupakan nama atau penamaan dari konsep tentang orang,
bangsa, dan wilayah negara kita yang berbentuk republik dengan susunan organisasi negara
kesatuan. Karena itu, negara kita disebut Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai wadah
bersama bagi segenap warga bangsa kita mengasosiasikan diri dan mengikatkan diri dalam satu
persekutuan hukum organisasi negara di tengah pergaulan antar bangsa dan antar negara di
dunia. Ke-Indonesiaan berisi kandungan pengertian kebersamaan dan muatan perasaan
kebangsaan yang mengatasi kebhinnekaan dalam ruang hidup di atas tanah dan air nusantara
dalam satu kesatuan barisan berhadapan dengan dunia luar, dengan bangsa-bangsa dan negara-
negara lain dalam dinamika pergaulan regional dan global. Spirit kebersamaan dan perasaan
sebangsa dan setanah-air itulah yang biasa kita namakan dengan Indonesia dan ke-Indonesiaan.
Namun demikian, jika diperhatikan, penamaan Indonesia itu sendiri tidaklah sepenuhnya
identik dengan pengertian kita mengenai organisasi negara. Indonesia dan ke-Indonesiaan,
karena sejarahnya, tidaklah identik dengan wilayah nusantara, dengan negara Indonesia atau
pun semata-mata dengan pengertian bangsa Indonesia. Indonesia dan ke-Indonesiaan
mencakup semua konsep dimaksud, dan bahkan dapat mencakup lingkup pengertian yang lebih
dinamis dari ketiganya.

37
MAPABA RAYA 2017

Dulunya, sebutan kata Indonesia itu sendiri kita dapatkan dari penamaan yang diberikan dan
diperkenalkan oleh sarjana Inggeris dan Jerman bagi wilayah dan penduduk yang hidup di atas
wilayah nusantara. Ketika itu, Indonesia dan ke-Indonesiaan tidak terkait dengan pengertian
negara tertentu. Ketika Sumpah Pemuda dicetuskan pada tahun 1928, kata Indonesia secara
resmi mulai dipakai untuk menyebut nama bagi kesatuan bangsa penduduk nusantara yang
dinamakan sebagai bangsa Indonesia, dan kesatuan tanah dan air wilayah nusantara yang
dinamakan tanah tumpah darah Indonesia, diiringi dengan tekad untuk menjunjung bahasa
persatuan yang dinamakan sebagai bahasa Indonesia. Karena itu, ke-Indonesiaan dalam
semangat Sumpah Pemuda mencakup pengertian kewilayahan tanah air Indonesia, pengertian
kebangsaan bangsa Indonesia, dan pengertian kebahasaan sebagai bahasa pemersatu, bahasa
Indonesia.

D. Sejarah Penetapan Dasar Negara Indonesia


Konstitusi negara Indonesia dibuat sebenarnya tidak melulu oleh para pakar sarjana hukum
belaka. Kalau kita melihat para pakar hukum yang andil dalam menentukan dasar hukum
diantaranya hanya Moh. Yamin dan Soepomo, justru yang dominan dalam proses penetapannya
adalah Ir. Soekarno yang latar belakang pendidikanya non hukum. Ketika waktu itu terjadi
perdebatan yang hebat antara founding father sehingga memecah menjadi dua kubu, yakni kubu
yang menginginkan negara Indonesia menjadi negara sekular dan yang lain adalah negara
Agama. Negara sekular memisah antara urusan negara dengan urusan agama, menurut paham
sekularisme agama merupakan hak pribadi yang tidak dapat diintervensi oleh pihak manapun
sekalipun negara itu sendiri sebagaimana di Perancis, Turki dan Amerika. Sedangkan yang
dimaksud dengan negara Agama adalah negara yang didirikan atas dasar agama dan untuk
agama itu sendiri, misal di Vatikan dan Saudi Arabia.

Alasan yang mendasari terjadinya perbedaan tersebut sangat kuat. Kala waktu itu model sistem
ketatanegaraan memang dua sistem tersebut yang menonjol. Kubu negara agama beranggapan
bahwa demokrasi dibangun atas dasar mayoritas, sedangkan penduduk Indonesia mayoritas
beragama Islam. Kubu lain beranggapan bahwa Indonesia terdiri dari berbagai suku dan agama.
Kemudian dengan Arif para founding father kita menetapkan bahwa dasar negara Indonesia
adalah pancasila, tidak mengikut kepada sekularis maupun agama akan tetapi memadukan segi-
segi positif kedua sistem tersebut. Indonesia bukan merupakan negara agama namun tidak
hampa dengan agama, ada spirit keagamaan yang membimbing jalannya sebuah negara. Sistem
inilah kemudian yang disepakati dan dijalankan sampai hari ini dan akan dipertahankan sampai
ahir.

38
MAPABA RAYA 2017

Bahan diskusi :

(Video)

dalam kasusnya telah terjadi kebudayaan-kebudayaan dulu hingga sekarang masih terawatt
bahkan dengan perkembangan tehnologi yang sekarang, dengan berbagai perkembangan dan
kemajuan tentang tehnologi namun bangsa kita masih melestarikan budaya asli kita. Walaupun
tanpa adanya perhatian dari pemerintah ataupun tanpa adanya dorongan yang melatar belakangi
dari pihak pemerintahan.

Dari video yang anda lihat simpulkan menurut pandangan anda berdasarkan sisi pandang
keindonesian, dari sisi karakter dan bagaimana kita seharusnya menyikapi itu. Serta apa langkah
kita untuk menjaga kebudayaan asli bangsa Indonesia.

39
MAPABA RAYA 2017

ANGGARAN DASAR
DAN ANGGARAN
RUMAH TANGGA
(AD/ART)
PERGERAKAN
MAHASISWA ISLAM
INDONESIA

40
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART)
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

ANGGARAN DASAR

MUKADDIMAH :

Insyaf dan sadar bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dan
permusyawaratan/perwakilan dan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan
ideology negara dan falsafah bangsa Indonesia. Sadar dan yakin bahwa Islam merupakan
panduan bagi umat manusia yang kehadirannya memberikan rahmat sekalian alam. Suatu
keharusan bagi umatnya mengejewantahkan nilai Islam dalam pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara serta dalam kehidupan masyarakat dunia.

Bahwa keutuhan komitmen keisalaman dan keindonesiaan merupakan perwujudan


kesadaran beragama dan berbangsa bagi setiap insan muslim Indonesia dan atas dasar itulah
menjadi keharusan untuk mempertahankan bangsa dan negara dengan segala tekad dan
kemampuan, baik secara perseorangan maupun bersama-sama.

Mahasiswa Islam Indonesia sebagai salah satu eksponen pembaharu bangsa dan
pengemban misi intelektual berkewajiban dan bertanggung jawab mengemban komitmen
keislaman dan keindonesiaan demi meningkatkan harkat dan martabat umat manusia dan
membebaskan bangsa Indonesia dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan baik
spiritual maupun material dalam segala bentuk.

Maka atas berkat rahmat Allah SWT, dibentuklah Pergerakan Mahasiswa Islam
Indoensia yang berhaluan Ahlussunnah wal-jamaah dengan Anggaran Dasar (AD) dan
Anggaran Rumah Tangga (ART) sebagai berikut:

BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1

1. Organisasi ini bernama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang disingkat PMII.
2. PMII didirikan di Surabaya pada tanggal 21 Syawal 1379 Hijriyah, bertepatan dengan
tanggal 17 April 1960 M. dengan jangka waktu yang tidak terbatas.
3. PMII berpusat di Ibukota Republik Indonesia.

BAB II
ASAS
Pasal 2

PMII berasaskan Pancasila.

BAB III
SIFAT
Pasal 3
PMII bersifat keagamaan, kemahasiswaan, kebangsaan, kemasyarakatan, independen,
dan profesional.

BAB IV
TUJUAN DAN USAHA
Pasal 4
TUJUAN

Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi
luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen
memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Pasal 5
USAHA

1. Menghimpun dan membina mahasiswa Islam sesuai dengan sifat dan tujuan PMII serta
peraturan perundang-undangan dan paradigma PMII yang berlaku.
2. Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam berbagai bidang sesuai dengan asas dan tujuan
PMII serta upaya mewujudkan pribadi insan ulul albab.

BAB V
ANGGOTA DAN KADER
Pasal 6

1. Anggota PMII
2. Kader PMII

BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 7
Struktur organisasi PMII terdiri dari :

1. Pengurus Besar (PB)


2. Pengurus Koordinator Cabang (PKC)
3. Pengurus Cabang (PC)
4. Pengurus Komisariat (PK)
5. Pengurus Rayon (PR)

BAB VII
PERMUSYAWARATAN
Pasal 8

Permusyawaratan dalam organisasi ini, terdiri dari:

1. Kongres
2. Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas)
3. Rapat Kerja Nasional (Rakernas)
4. Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas)
5. Konferensi Koordinator Cabang (Konkorcab)
6. Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspimda)
7. Rapat Kerja Daerah (Rakerda)
8. Konferensi Cabang (Konfercab)
9. Musyawarah Pimpinan Cabang (Muspimcab)
10. Rapat Kerja Cabang (Rakercab)
11. Rapat Tahunan Komisariat (RTK)
12. Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR)
13. Kongres Luar Biasa (KLB)
14. Konferensi Koorcab Luar Biasa (Konkorcab LB)
15. Konferensi Cabang Luar Biasa (Konfercab LB)
16. Rapat Tahunan Komisariat Luar Biasa (RTK LB)
17. Rapat Tahunan Anggota Rayon Luar Biasa (RTAR LB)

BAB VIII
PENGEMBANGAN PMII PUTRI
Pasal 9

1. Pengembangan PMII Putri diwujudkan dengan pembentukan wadah kader putri PMII
yaitu Korps PMII Putri yang selanjutnya disingkat KOPRI.
2. KOPRI adalah wadah perempuan yang didirikan oleh kader putrid PMII melalui
kelompok kerja sebagai keputusan kongres PMII XIV.
3. KOPRI didirikan pada tanggal 29 September 2003 di asrama haji Pondok Gede Jakarta
dan merupakan kelanjutan sejarahdari KOPRI yang didirikan pada 26 November 1967.
4. KOPRI berstatus Badan Semi Otonom pada setiap level kepengurusan PMII.

BAB IX
PERUBAHAN DAN PERALIHAN
Pasal 10

Anggaran Dasar ini dapat dirubah oleh kongres dengan dukungan sekurang-kurangnya
2/3 suara yang hadir.

Pasal 11

1. Apabila PMII terpaksa harus dibubarkan dengan keputusan kongres atau referendum yang
khususnya diadakan untuk itu, maka hak milik dan kekayaan organisasi diserahkan
kepada organisasi yang lain yang asas dan tujuannya tidak bertentangan.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Aggaran Rumah
Tangga, serta peraturan peraturan organisasi lainnya.

Wallahul Muafieq ila Aqwamithorieq


Ditetapkan di : Jambi
Pada tanggal : 9 Juni 2014

Pimpinan Kongres XVIII


Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

Addin Jauharudin A. Jabidi Ritonga


Ketua Umum Sekretaris Jendral
PENJELASAN ANGGARAN DASAR

UMUM

A. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai Hukum Dasar Organisasi.

Anggaran Dasar adalah hukum dasar yang tertulis, yaitu aturan dasar yang timbul dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan organisasi.

B. Pokok Pikiran dalam Pembukaan

Organisasi sebagai bagian dari bangsa Indonesia mengakui adanya ideologi dan
falsafah hidup bangsa yang terumuskan dalam pancasila.

Sebagai organisasi yang menganut nilai ke-Islaman, yang senantiasa menjadikan


Islam sebagai panduan dan sekaligus menyebarkan dan mengejawantahkan kedalam
pribadi, masyarakat, bangsa dan negara.

Bahwa nilai ke-Indonesiaan dan ke-Islaman merupakan paduan unsur yang tidak
dapat dipisahkan dari Indonesia, maka kewajiban bagi setiap orang adalah
mempertahankannya dengan segala tekad dan kemampuan, baik secara pribadi maupun
bersama-sama.

Sebagai organisasi yang mengemban misi perubahan dan intelektual, Mahasiswa


Islam wajib bertanggung jawab membebaskan bangsa Indonesia dari keterbelakangan dan
keterpurukan kepada kemajuan, kemakmuran dan keadilan.

Kewajiban dan tanggung jawab ke-Islaman, ke-Indonesiaan dan Intelektual,


menginspirasikan terbentuknya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia sebagai
Organisasi Mahasiswa Islam yang berhaluan Ahlussunah Wal Jamaah.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup Jelas

Pasal 3

Ke-Islaman adalah nilai-nilai Islam Ahlussunah Wal Jamaah.


Kemahasiswaan adalah sifat-sifat yang dimiliki mahasiswa, yaitu idealisme,
perubahan, komitmen, keperdulian sosial dan kecintaan kepada hal-hal yang bersifat
positif.
Kebangsaan adalah nilai-nilai yang bersumber dari kultur, filosofi, sosiologi dan
yuridis bangsa Indonesia.
Kemasyarakatan adalah bersifat include dan menyatu dengan masyarakat dengan
masyarakat. Bergerak dari dan untuk masyarakat.
Independen adalah berdiri secara mandiri, tidak bergantung kepada pihak lain, baik
secara perorangan maupun kelompok.
Profesional adalah distrubusi tugas dan wewenang sesuai dengan bakat, minat,
kemampuan dan keilmuan masing-masing.
Pasal 4
Cukup Jelas

Pasal 5

(1) Cukup Jelas


(2) Pribadi ulul albab adalah seseorang yang selalu haus akan ilmu, dengan
senantiasa berdzikir kepada Allah, berkesadaran historis-primordial atas relasi Tuhan-
manusia-alam, berjiwa optimis transendental sebagai kemampuan untuk mengatasi
masalah kehidupan, berpikir dialektis, bersikap kritis dan bertindak transformatif.

Pasal 6
Cukup Jelas

Pasal 7
Cukup Jelas

Pasal 8
Cukup Jelas

Pasal 9

Yang dimaksud dengan Badan Semi Otonom adalah badan tersendiri yang dibentuk
pada setiap tingkatan kepengurusan PMII yang menangani persoalan perempuan di
PMII dan issue perempuan secara umum serta bertanggungjawab pada pleno PMII
pada setiap level kepengurusan PMII. Selanjutnya ketentuan lain tentang badan semi
otonom diatur oleh peraturan organisasi.

Pasal 10
Cukup Jelas

Pasal 11
Cukup Jelas
ANGGARAN RUMAH TANGGA
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

BAB I
ATRIBUT
Pasal 1

1. Yang dimaksud dengan artibut PMII adalah Lambang, bendera, mars dan hymne
2. Untuk lebih jelas diatur dalam peraturan organisasi

BAB II
USAHA
Pasal 2

1. Melakukan dan meningkatkan amar maruf nahi munkar.


2. Mempertinggi mutu ilmu pengetahuan Islam dan IPTEK.
3. Meningkatkan kualitas kehidupan umat manusia dan umat Islam melalui kontekstualisasi
pemikiran, pemahaman dan pengalaman ajaran agama Islam sesuai dengan
perekembangan budaya masyarakat.
4. Meningkatkan usaha-usaha dan kerjasama untuk kesejahteraan umat manusia, umat Islam
dan mahasiswa serta usaha sosial kemasyarakatan.
5. Mempererat hubungan dengan ulama dan umara demi terciptanya ukhuwah Islamiyah,
ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah insaniyah.
6. Memupuk dan meningkatkan semangat nasionalisme melalui upaya pemahaman, dan
pengamalan pancasila secara kreatif dan bertanggung jawab.

BAB III
KEANGGOTAAN

Bagian I
Anggota dan Kader
Pasal 3

1. Anggota biasa adalah :


a. Mahasiswa Islam yang tercatat sebagai mahasiswa pada suatu perguruan tinggi dan
atau yang sederajat dan telah mengikuti Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA).
b. Mahasiswa Islam yang telah menyelesaikan program studi pada perguruan tinggi dan
atau yang sederajat dan belum melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun.
c. Anggota yang dimaksud pada poin (a) dan (b) belum melampaui usia 35 tahun.
2. Kader adalah anggota yang telah mengikuti dan dinyatakan lulus Pelatihan Kader Dasar
(PKD) dan followup-nya.

bagian II
Penerimaan Anggota
Pasal 4

Penerimaan anggota dilakukan dengan cara :


1. Calon anggota mengajukan permintaan secara tertulis atau mengisi formulir untuk
menjadi calon anggota PMII kepada panitia pelaksana MAPABA.
2. Seseorang sah menjadi anggota PMII setelah mengikuti Masa Penerimaan Anggota Baru
(MAPABA) dan mengucapkan baiat persetujuan dalam suatu upacara pelantikan.
3. Apabila syarat-syarat yang tersebut dalam ayat (1) dan (2) di atas dipenuhi kepada
anggota tersebut diberikan tanda anggota oleh Pengurus Cabang.
4. Tanda Sebagaimana dimasud dalam ayat (3) dapat berupa sertifikat, kartu anggota atau
label sebagai kader Mutaqid

Pasal 5

Jenjang Pengkaderan dilakukan dengan cara :


1. Calon kader mengajukan permintaan tertulis atau mengisi formulir PKD kepada pengurus
cabang dan atau panitia pelaksana PKD.
2. Seseorang telah syah menjadi kader apabila dinyatakan Lulus mengikuti PKD dan diikuti
pernyataan baiat.

Bagian III
Masa Keanggotaan
Pasal 6

1. Masa keanggotaan berakhir apabila:


a. Meninggal dunia.
b. Atas permintaan sendiri secara tertulis yang disampaikan kepada Pengurus Cabang.
c. Diberhentikan sebagai anggota, baik secara terhormat maupun secara tidak terhormat.
d. Telah selesai masa keanggotaan sebagai anggota biasa sebagaimana diatur dalam
pasal 3 ayat 1 ART ini.
2. Bentuk dan tata cara pemberhentian anggota diatur dalam Peraturan Organisasi (PO).
3. Anggota yang telah selesai masa keanggotaannya pada saat masih menjabat sebagai
pengurus diperpanjang masa keanggotaannya hingga berakhirnya masa kepengurusan.
4. Anggota yang telah selesai masa keanggotaannya disebut Alumni PMII.
5. Hubungan PMII dengan Alumni PMII adalah hubungan historis, kekeluargaan dan
kesetaraan.

Bagian V
Hak dan Kewajiban Anggota
Pasal 7

Hak Anggota:

Anggota berhak atas pendidikan, kebebasan berpendapat, perlindungan, dan pembelaan serta
pengampunan.

Kewajiban Anggota:

1. Membayar uang pangkal dan iuran pada setiap bulan yang besarnya ditentukan oleh
Pengurus Cabang.
2. Mematuhi AD/ART, NDP, Paradigma Gerakan serta produk hukum organisasi lainnya.
3. Menjunjung tinggi dan mempertahankan nama baik Islam, Negara dan organisasi.

Pasal 8
Hak Kader :

1. Berhak memilih dan dipilih.


2. Berhak mendapat pendidikan, kebebasan berpendapat, perlindungan, dan pembelaan serta
pengampunan.
3. Berhak mengeluarkan pendapat, mengajukan usulan dan pertanyaan-pertanyaan secara
lisan maupun tulisan.

Kewajiban Kader :

1. Melakukan dinamisasi organisasi dan masyarakat melalui gerakan pemikiran dan


rekayasa sosial secara sehat dan mulia.
2. Membayar uang pangkal dan iuran pada setiap bulan yang besarnya ditentukan oleh
Pengurus Cabang.
3. Mematuhi dan menjalankan AD/ART, NDP, Paradigma Gerakan dan produk hukum
organisasi lainnya.
4. Menjunjung tinggi dan mempertahankan nama baik agama Islam, negara dan organisasi.

Bagian V
Perangkapan Keanggotaan dan Jabatan
Pasal 9

1. Anggota dan Kader tidak dapat merangkap dengan keanggotaan organisasi mahasiswa
lain yang bertentangan dengan nilai-nilai yang diperjuangkan oleh PMII.
2. Pengurus PMII tidak dapat merangkap sebagai pengurus partai politik, calon anggota
legislatif,calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), calon Presiden/Wakil
Presiden, calon gubernur/wakil Gubernur, dan calon Bupati/Wakil Bupati dan atau calon
Walikota/Wakil Walikota.
3. Perangkapan keanggotaan atau jabatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dan (2)
di atas dikenakan sanksi pemberhentian keanggotaan dan atau kepengurusan.

Bagian VI
Penghargaan dan Sanksi Organisasi
Pasal 10
Penghargaan

1. Penghargaan organisasi dapat diberikan kepada anggota yang berprestasi dan atau
mengangkat citra dan mengharumkan nama organisasi.
2. Bentuk dan tata cara penganugrahan dan penghargaan di atur dalam ketentuan tersendiri.

Pasal 11
Sanksi organisasi

1. Sanksi organisasi dapat diberikan kepada anggota karena: Melanggar ketentuan AD/ART
serta peraturan-peraturan PMII dan mencemarkan nama baik organisasi.
2. Sanksi yang diberikan pada anggota berbentuk scorsing atau pemberhentian keanggotaan.
3. Anggota yang diberi sanksi organisasi dapat mengajukan banding atau pembelaan dalam
suatu mekanisme organisasi yang ditentukan
4. Tata cara dan tentang mekanisme banding diatur dalam peraturan organisasi.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI, SUSUNAN PENGURUS, TUGAS DAN WEWENANG

Bagian I
Struktur Organisasi
Pasal 12

Struktur organisasi PMII adalah:


1. Pengurus Besar (PB)
2. Pengurus Koordinator Cabang (PKC)
3. Pengurus Cabang (PC)
4. Pengurus Komisariat (PK)
5. Pengurus Rayon (PR)

Bagian II
Susunan, Tugas, Wewenang dan Persyaratan Pengurus

Pasal 13
Pengurus Besar

1. Pengurus Besar adalah pimpinan tertinggi PMII pengemban amanat kongres.


2. Masa jabatan Pengurus Besar adalah 2 (dua) tahun.
3. Pengurus Besar terdiri dari :
a. Ketua umum
b. Ketua- ketua sebanyak 10 (sepuluh) Orang
c. Sekretaris jenderal.
d. Sekretaris-sekretaris sebanyak 10 (sepuluh) orang.
e. Bendahara Umum
f. Bendahara-bendahara sebanyak 3 (Tiga) orang
g. Biro-biro
h. Badan Semi Otonom yaitu KOPRI
i. Lembaga semi otonom seperti LBH, Koperasi, Jurnal, Cyber, dll.
4. Ketua-ketua seperti yang dimaksud ayat (3) poin (b) membidangi :
a. Kaderisasi Nasional.
b. Penataan aparatur organisasi
c. Pengembangan pemikiran, ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Keagamaan dan hubungan antar umat beragama.
e. Hubungan luar negeri dan jaringan internasional.
f. Pengembangan ekonomi dan pemberdayaan kelompok professional.
g. Komunikasi Organ Gerakan, Kepemudaan, LSM dan Ormas.
h. Kajian hokum dan advokasi kebijakan publik.
i. Pengembangan jaringan kampus dan profesi akademik.
j. Kajian dan pengembangan sumberdaya alam dan lingkungan hidup
5. Jumlah bidang seperti dimaksud pada pasal 13 point (4) diatas, dapat ditambah sesuai
dengan kebutuhan organisasi.
6. Ketua umum dipilih oleh Kongres.
7. Ketua umum PB tidak dapat dipilih kembali lebih dari 1 (satu) periode.
8. Pengurus Besar memiliki tugas dan wewenang :
a. Ketua umum memilih sekretaris jenderal dan menyusunan perangkat kepengurusan
secara lengkap dibantu 9 (Sembilan) orang formatur yang dipilih kongres selambat
lambatnya 14 x 24 jam.
b. Formatur PB PMII sebagaimana dimaksud dalam ayat (8) point (a) diatas dipilih
olehpeserta kongres dengan memperhatikan keterwakilan region.
c. Pengurus Besar berkewajiban menjalankan segala ketentuan yang yang ditetepkan
kongres, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan peraturan peraturan
organisasi lainnya, serta memperhatikan nasehat, pertimbangan dan saran Majelis
Pembina Nasional (Mabinas).
d. Pengurus besar berkewajiban mengesahkan susunan pengurus Koordinator Cabang
dan Pengurus Cabang.
9. Persyaratan Pengurus Besar adalah:
a. Pendidikan formal kaderisasi minimal telah mengikuti PKL.
b. Pernah aktif menjadi pengurus di tingkat PC, PKC atau PB PMII minimal satu
periode.
c. Mendapat rekomendasi dari cabang asal.
d. Membuat pernyataan bersedia aktif di PB secara tertulis.

Pasal 14
Pengurus Koordinator Cabang

1. PKC merupakan perwakilan PC di wilayah koordinasinya.


2. Wilayah koordinasi PKC minimal satu Provinsi dan atau gabungan Provinsi terdekat yang
belum ada PKC nya.
3. PKC dapat dibentuk manakala terdapat 3 (Tiga) cabang definitif atau lebih dalam wilayah
koordinasinya. Tata cara pembentukan PKC diatur dalam peraturan organisasi.
4. PKC berkedudukan di Ibu kota Provinsi.
5. Masa jabatan PKC adalah 2 (dua) tahun.
6. PKC terdiri dari kader terbaik dari PC dalam wilayah koordinasi.
7. PKC terdiri dari:
a. Ketua Umum;
b. Ketua sebanyak 3 orang;
c. Sekretaris Umum;
d. Sekretaris sebanyak 3 orang;
e. Bendahara Umum;
f. Wakil Bendahara;
g. Biro-biro;
h. Badan semi otonom yaitu KOPRI
i. Lembaga semi otonom
8. Tiga orang ketua sebagaimana dimasud dalam ayat (7) membidangi:
a. Bidang Internal;
b. Bidang Eksternal;
c. Bidang Keagamaan.
9. Bidang internal sebagaimana dimasud ayat (8) point (a) membidangi:
a. Biro kaderisasi dan pengembangan sumber daya anggota;
b. Biro Pendayagunaan potensi dan kelembagaan organisasi;
c. Biro kajian, pengembangan intelektual dan eksplorsi teknologi; dan
d. Biro pemberdayaan ekonomi dan kelompok profesional.
10. Bidang eksternal sebagaimana dimasud ayat (8) point (b) membidangi:
a. Biro hubungan pemerintah dan kebijakan public;
b. Biro komunikasi Organisasi gerakan, kepemudaan dan perguruan tinggi;
c. Biro pengembangan media dan informasi;
d. Biro Hubungan dan kerja sama LSM; dan
e. Biro advokasi, HAM dan lingkungan hidup.
11. Bidang Keagamaan sebagaimana dimasud ayat (8) point (c) membidangi:
a. Biro dakwah dan kajian islam;
b. Biro komunikasi dan hubungan pesantren;
c. Biro hubungan dan komunikasi lintas agama.
12. Lembaga semi otonom dapat dibentuk berdasarkan azas lokalitas kebutuhan seperti
bulletin, koperasi, LBH, dll.
13. Ketua umum PKC dipilih oleh Konferensi Koorrdinator Cabang (Konkorcab).
14. Ketua umum memilih Sekretaris Umum dan menyusun PKC selengkapnya, dibantu 6
(enam) orang formatur yang dipilih oleh Konkorcab dalam waktu selambatnya 724 jam.
15. PKC baru syah setelah mendapat pengesahan dari PB PMII.
16. Ketua Umum PKC tidak dapat dipilih kembali lebih dari satu Periode.
17. Persyaratan kepengurusan PKC:
a. Pendidikan formal kaderisasi minimal telah mengikuti PKL.
b. Pernah aktif di kepengurusan cabang minimal satu periode.
c. Mendapat rekomendasi dari cabang asal.
d. Membuat pernyataan bersedia aktif di kepengurusan PKC secara tertulis.
18. PKC memiliki tugas dan wewenang:
a. PKC melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan tentang berbagai masalah
organisasi di lingkungan koordinasinya.
b. PKC berkewajiban melaksanakan AD /ART, keputusan kongres, keputusan
muspimnas, keputusan Konkorcab, peraturan peraturan organisasi dan memperhatikan
nasehat serta saran-saran Msjelis Pembina Daerah (Mabinda)
c. PKC berkewajiban menyampaikan laporan kepada PB PMII 6 (enam) bulan sekali
dalam Rapat Koordinasi Nasional dan Muspimnas.
d. Pelaporan yang disampaikan PKC meliputi perkembangan cabang, komisariat dan
kampus serta aktivitas internal dan eksternal.
e. Mekanisme pelaporan lebih lanjut akan ditentukan dalam Peraturan Organisasi.

Pasal 15
Pengurus Cabang

1. Pengurus Cabang dapat dibentuk di kabupaten/kota di daerah yang ada perguruan


tingginya.
2. Cabang dapat dibentuk apabila sekurang kurangnya ada 2 (dua) komisariat.
3. Dalam keadaan dimana ayat (2) di atas tidak dapat dilaksanakan cabang dapat dibentuk
apabila telah mencapai 50 (lima puluh) anggota.
4. Point (1) dan (2) harus dengan usulan dan rekomendasi dari PKC dan atau cabang
terdekat, untuk selanjutnya Pengurus Besar dapat menunjuk carteker.
5. Selanjutnya tata cara pembentukan PC diatur dalam peraturan organisasi.
6. Masa jabatan PC adalah setahun.
7. Cabang dapat diturunkan statusnya menjadi persiapan dan atau pengguguran cabang
apabila tidak dapat memenuhi klasifikasi dan kriteria yang ditetapkan oleh PB yang
menyangkut standar Program Minimum.
8. Sekurang-kurangnya dalam jangka waktu setahun tidak menyelenggarakan kaderisasi
formal/MAPABA dan followup nya serta kaderisasi informal.
9. Dan sekurang-kurangnya dalam masa kepengurusan tidak menyelenggarakan konferensi
cabang maka akan diturunkan statusnya menjadi cabang persiapan.
10. Jika dalam jangka waktu 6 bulan pasca diturunkan statusnya, jika tidak melaksanakan
konferensi cabang maka akan dilakukan pengguguran cabang.
11. Cabang dan Pengurus Cabang dapat dianggap sah apabila telah mendapat pengesahan
dari PB melalui Rekomendasi PKC dan apabila terdapat cabang didaerah provinsi yang
belum terbentuk PKC maka dapat meminta langsung dari PB.
12. PC terdiri dari:
a. Ketua Umum;
b. Ketua sebanyak 3 orang;
c. Sekretaris Umum;
d. Sekretaris sebanyak 3 orang;
e. Bendahara Umum;
f. Wakil Bendahara;
g. Biro-biro;
h. Badan semi otonom yaitu KOPRI
i. Lembaga semi otonom
13. Tiga orang ketua sebagaimana dimasud dalam ayat (12) membidangi:
a. Bidang Internal;
b. Bidang Eksternal;
c. Bidang Keagamaan.
14. Bidang internal sebagaimana dimasud ayat (13) point (a) membidangi:
a. Biro kaderisasi dan pengembangan sumber daya anggota;
b. Biro Pendayagunaan potensi dan kelembagaan organisasi;
c. Biro kajian, pengembangan intelektual dan eksplorasi teknologi; dan
d. Biro pemberdayaan ekonomi dan kelompok profesional.
15. Bidang eksternal sebagaimana dimasud ayat (13) point (b) membidangi:
a. Biro hubungan dan komunikasi pemerintah dan kebijakan publik;
b. Biro hubungan dan komunikasi Organisasi gerakan, kepemudaan dan perguruan
tinggi;
c. Biro pengembangan media dan informasi;
d. Biro Hubungan dan kerja sama LSM; dan
e. Biro advokasi, HAM dan lingkungan hidup.
16. Bidang Keagamaan sebagaimana dimasud ayat (13) point (c) membidangi:
a. Biro dakwah dan kajian islam;
b. Biro komunikasi dan hubungan pesantren;
c. Biro hubungan dan komunikasi lintas agama.
17. Lembaga semi otonom dapat dibentuk berdasarkan azas lokalitas kebutuhan seperti
bulletin, koperasi, LBH, teater, grup music, dll.
18. Ketua Umum dipilih oleh Konferensi Cabang.
19. Ketua Umum memilih sekretaris Umum dan menyusun PC selengkap-lengkapnya dibantu
6 (enam) orang formatur yang dipilih konfercab dalam waktu selambat lambatnya 7 x 24
jam.
20. Ketua Umum PC tidak dapat dipilih kembali lebih dari 1 (satu) periode.
21. Pengurus cabang memiliki tugas dan wewenang :
a. Menjalankan keputusan AD/ART kongres, keputusan Muspimnas, keputusan
Konfercab dan memperhatikan nasehat, pertimbangan dan saran Majelis Pembia
Cabang (Mabincab).
b. Menyampaikan pemberitahuan kepengurusan kepada PKC serta kepada PB secara
periodik empat bulan sekali.
c. Pemberitahuan yang disampaikan kepada PKC meliputi; perkembangan jumlah
anggota, aktivitas internal dan eksternal.
d. Mekanisme pemberitahuan lebih lanjut akan ditentukan dalam Peraturan Organisasi.
22. Persyaratan Pengurus Cabang :
a. Pendidikan formal kaderisasi minimal telah mengikuti PKD.
b. Pernah aktif di kepengurusan Pengurus Komisariat (PK) atau Pegurus Rayon (PR)
minimal satu periode.
c. Mendapat rekomendasi dari PK atau PR asal.
d. Membuat pernyataan bersedia aktif di pengurus cabang secara tertulis.

Pasal 16
Pengurus Komisariat

1. Komisariat dapat dibentuk disetiap perguruan tinggi.


2. Komisariat dapat dibentuk apabila sekurang-kurangnya telah ada 2 (dua) pengurus rayon.
3. Dalam keadaan dimana ayat 2 di atas tidak dapat dilaksanakan komisariat dapat dibentuk
apabila sekurang kurangnya 25 orang.
4. Komisariat dan PK dapat dianggap sah setelah mendapatkan pengesahan dari PC.
5. Masa Jabatan PK adalah setahun.
6. PK merupakan PR di wilayah koordinasinya.
7. PK terdiri dari:
a. Ketua;
b. Wakil ketua sebanyak (3) orang;
c. Sekretaris;
d. Wakil Sekretaris sebanyak (3) orang;
e. Bendahara;
f. Wakil bendahara;
g. Biro-biro;
h. Lembaga semi otonom.
8. Tiga orang wakil ketua sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) meliputi:
a. Bidang internal yang membawahi:
1) Biro kaderisasi dan pembinaan sumber daya anggota;
2) Biro Pendayagunaan aparatur dan potensi organisasi; dan
3) Biro keagamaan.
b. Bidang eksternal yang membawahi:
1) Biro hubungan komunikasi instansi kampus di wilayahnya
2) Biro hubungan komunikasi Organ gerakan dalam kampus.
c. Bidang keagamaan yang membawahi biro dakwah dan kajian islam.
9. Konsentrasi penuh PK semata-mata adalah melakukan pendampingan dan pemberdayaan
kepada Rayon-rayon di bawah koordinasinya.
10. Ketua PK dipilih oleh rapat tahunan komisariat.
11. Ketua memilih sekretaris dan menyusun PK selengkapnya, dibantu 3 (tiga) orang
formatur yang dipilih oleh RTK dalam waktu selambatnya 324 jam.
12. Ketua PK tidak dapat dipilih kembali lebih dari satu periode.
13. Persyaratan Pengurus Komisariat :
a. Pendidikan formal kaderisasi minimal telah mengikuti PKD.
b. Pernah aktif di kepengurusan PR minimal satu periode.
c. Mendapat rekomendasi dari PR asal, membuat pernyataan tertulisbersedia aktif di
pengurus komisariat
Pasal 17
Pengurus Rayon

1. Pengurus Rayon dapat dibentuk di setiap fakultas atau setingkatnya.


2. Pengurus Rayon sudah dapat dibentuk ditempat yang dianggap perlu oleh PK apabila
telah memiliki sekurang kurangnya 10 (sepuluh) anggota.
3. Pengurus Rayon dianggap sah apabila telah mendapat pengesahan dari PC.
4. Masa Jabatan PR adalah setahun.
5. Ketua Rayon dipilih oleh Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR).
6. PR terdiri dari:
a. Ketua;
b. Wakil ketua;
c. Sekretaris;
d. Wakil sekretaris;
e. Bendahara;
f. wakil bendahara;
g. Biro-biro yang disesuaikan dengan studi minat, hobby, profesi, kesejahteraan, bakti
kemasyarakatan dan keagamaan.
7. PR memiliki tugas dan wewenang:
a. PR berkewajiban melaksanakan AD/ART, keputusan kongres dan RTAR;
b. PR berkewajiban menyampaikan laporan kepada PK dengan tembusan kepada PC
secara periodik;
c. Pelaporan yang disampaikan PR kepada PKmeliputi perkembangan jumlah anggota,
aktivitas internal dan eksternal.
d. Mekanisme pelaporan lebih lanjut akan ditentukan dalam peraturan organisasi.

BAB V
LEMBAGA SEMI OTONOM
Pasal 18

1. Lembaga semi otonom adalah badan yang dibentuk oleh ketua umum di setiap tingkat
kepengurusan berdasarkan azas lokalitas kebutuhan.
2. Pengurus Lembaga semi otonom bertanggungjawab kepada pleno badan pengurus harian
pada tingkat kepengurusan masing-masing.
3. Lembaga semi otonom sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatas dapat berupa:
a. LBH;
b. Koperasi;
c. Group musik;
d. Teater;
e. Dan atau lainnya.
4. Pemimpin lembaga semi otonom yang selanjutnya bisa disebut direktur atau ketua
ditunjuk oleh ketua umum dengan meminta pertimbangan pleno dan di-SK-kan oleh
ketua umum PMII pada tingkatan masing-masing.
5. Kepengurusan lembaga semi otonom sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris
dan bendahara.
6. Lembaga semi otonom tidak punya struktur hierarki kebawah.
7. Pedoman dan tata kerja lembaga disusun oleh lembaga masing-masing.
8. Kebijakan tentang tata kerja, pola koordinasi dan mekanisme organisasi lembaga semi
otonom akan diatur kemudian dalam ketentuan tersendiri.
BAB VI
PENGISIAN LOWONGAN JABATAN ANTAR WAKTU
Pasal 19

1. Apabila terjadi lowongan jabatan antar waktu, maka lowongan tersebut diisi oleh anggota
pengurus yang berada dalam urutan langsung di bawahnya.
2. Apabila ketua Umum PB, PKC, PC, PK, PR berhenti atau mengundurkan diri maka
jabatannya digantikan oleh:
a. Apabila Ketua Umum PB, jabatan digantikan Ketua Bidang Pengkaderan.
b. Apabila Ketua Umum PKC, jabatan digantikan Ketua Bidang Internal.
c. Apabila ketua Umum PC, Jabatan digantikan Ketua Bidang Internal.
d. Apabila Ketua PK digantikan wakil ketua bidang internal.
e. Apabila Ketua PR digantikan wakil Ketua.
3. Dalam kondisi dimana tidak dapat dilakukan pengisian lowongan jabatan antar waktu,
maka lowongan jabatan dapat diisi oleh anggota pengurus lainnya berdasarkan keputusan
rapat badan pengurus harian yang khusus diadakan untuk itu.

BAB VII
KUOTA KEPENGURUSAN
Pasal 20

1. Kepengurusan disetiap tingkat harus menempatkan anggota perempuan 1/3 dari


keseluruhan anggota pengurus.
2. Setiap kegiatan PMII harus dilaksanakan dengan memperhatikan keterwakilan perempuan
minimal 1/3 dari keseluruhan anggota.

BAB VIII
KORP PMII PUTRI
Pasal 21

1. Korp PMII Putri selanjutnya disingkat KOPRI.


2. KOPRI diwujudkan dalam badan semi otonom yang secara khusus menangani
pengembangan Kader putrid berperspektif keadilan dan kesetaraan gender.
3. Selanjutnya pengertian semi otonom dijelaskan dalam Bab penjelasan.

Pasal 22

1. Pengurus KOPRI terdiri dari seorang ketua, seorang Sekretaris, seorang Bendahara dan
sejumlah biro-biro sesuai dengan kebutuhan.
2. Pengurus KOPRI disahkan dengan SK ketua umum disetiap level kepengurusan.
a. Pengurus KOPRI PB PMII, Disahkan oleh ketua umum PB PMII
b. Pengurus KOPRI PKC PMII, Disahkan oleh ketua umum PKC PMII
c. Pengurus KOPRI PC PMII, Disahkan oleh ketua umum PC PMII
3. Ketua KOPRI dipilih oleh kongres yang dilakukan oleh seorang utusan kader putri dari
seluruh pengurus PKC dan PC yang sah.
4. Ketua KOPRI berkewajiban menyusun komposisi kepengurusan selambat-lambatnya
14x24 jam dengan memperhatikan keterwakilan daerah.
5. Keterwakilan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatas adalah utusan kader
putrid dari PKC dan atau PC yang belum berbentuk PKC.
Pasal 23

1. Ketua dan Sekretaris KOPRI masuk dalam anggota pleno badan pengurus harian PB
PMII.
2. KOPRI bertanggungjawab kepada ketua umum PB PMII.
3. Ketentuan lebih lanjut tentang system administrasi KOPRI diatur dalam peraturan
organisasi.

BAB X
MAJELIS PEMBINA
Pasal 24

1. Majelis pembina adalah badan yang terdapat ditingkat organisasi PB, PKC dan PC.
2. Majelis pembina ditingkat PB disebut Majelis Pembina Nasional (Mabinas).
3. Majelis pembina ditingkat PKC disebut Majelis Pembina Daerah (Mabinda).
4. Majelis pembina tingkat PC disebut Majelis Pembina Cabang (Mabincab).

Pasal 25

1. Tugas dan fungsi Majelis Pembina :


a. Memberikan nasehat, gagasan pengembangan dan saran kepada pengurus PMII baik
diminta maupun tidak.
b. Membina dan mengembangkan secara informal kader kader PMII dibidang
Intelektual dan profesi.
2. Susunan Majelis pembina terdiri dari:
a. Satu orang ketua merangkap anggota.
b. Satu orang sekretaris merangkap Anggota.
c. Jumlah anggota sesuai dengan kebutuhan.
3. Kenggotaan Majelis dipilih dan ditetapkan pengurus di tingkat masing-masing.

BAB XI
PERMUSYAWARATAN
Pasal 26

Musyawarah dalam organisasi PMII terdiri dari dari :


1. Kongres
2. Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas)
3. Rapat Kerja Nasional (Rakernas)
4. Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas)
5. Konferensi Koordinator Cabang (Konkorcab)
6. Rapat Kerja Daerah (Rakerda)
7. Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspimda)
8. Konferensi Cabang (Konfercab)
9. Musyawarah Pimpinan Cabang (Muspincab)
10. Rapat Kerja Cabang (Rakercab)
11. Rapat Tahunan Komisariat (RTK)
12. Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR)
13. Kongres Luar Biasa (KLB)
14. Konferensi Koorcab Luar Biasa (Konkorcab LB)
15. Konferensi Cabang Luar Biasa (Konfercab LB)
16. Rapat Tahunan Komisariat Luar Biasa(RTK LB)
17. Rapat Tahunan Anggota Rayon Luar Biasa (RTAR LB)

Pasal 27
Kongres

1. Kongres merupakan forum musyawarah tertinggi dalam organisasi.


2. Kongres dihadiri oleh PKC, PC dan peninjau.
3. Kongres diadakan tiap 2 (dua) tahun sekali.
4. Kongres syah apabila dihadiri oleh sekurangnya separuh lebih dari satu jumlah peserta
yang sah.
5. Kongres memiliki kewenangan:
a. Menetapkan/merubah AD/ART PMII.
b. Menetapkan dan merubah NDP PMII.
c. Menetapkan paradigma gerakan PMII dan aswaja.
d. Menetapkan strategi pengembangan PMII
e. Menetapkan kebijakan umum dan GBHO.
f. Menetapkan sistem pengkaderan PMII.
g. Menetapkan Ketua Umum PMII dan Ketua KOPRI dan Tim Formatur.
h. Menilai Laporan Pertanggungjawaban PB PMII

Pasal 28
Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas)

1. Muspimnas adalah forum tertinggi setelah kongres.


2. Muspim dihadiri oleh Pengurus Besar, PKC dan PC.
3. Muspimnas diadakan paling sedikit satu kali dalam satu periode kepengurusan.
4. Muspimnas menghasilkan ketetapan organisasi dan Peraturan Organisasi (PO).
5. Muspimnas membentuk Badan Pekerja Kongres.

Pasal 29
Rapat Kerja Nasional (Rakernas)

1. Rakernas dilaksanakan oleh PB PMII.


2. Rakernas dilaksanakan setidaknya satu kali atau lebih selama satu periode.
3. Peserta Rakernas adalah Pengurus Harian PB PMII, biro-biro, badan semi otonom dan
lembaga semi otonom.
4. Rakernas memiliki kewenangan membuat dan menetapkan action planning berdasarkan
program kerja yang diputuskan di Kongres.

Pasal 30
Rapat Koordinasi Nasional

1. Rakornas adalah rapat yang dihadiri oleh pimpinan PB PMII dengan PKC yang berfungsi
untuk merumuskan kebijakan strategis yang menyangkut kebijakan internal dan eksternal
organisasi
2. Rakornas diadakan setiap 6 (enam) bulan sekalidan atau sesuai dengan
kebutuhanorganisasi.
Pasal 31
Konferensi Koordinator Cabang (Konkorcab)

1. Dihadiri oleh utusan PC.


2. Dapat berlangsung apabila dihadiri oleh 2/3 dari jumlah PC yang sah.
3. Diadakan setiap 2 tahun sekali.
4. Konkorcab memiliki wewenang.
a. Menyusun program kerja PKC dalam rangka pelaksanaan program dan kebijakan
PMII.
b. Menilai laporan pertanggung jawaban PKC.
c. Memilih ketua umum PKC dan tim formatur.

Pasal 32
Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspimda)

1. Muspimda adalah forum tertinggi setelah Konkorcab.


2. Muspimda dihadiri PKC dan PC yang berada dalam wilayah koordinasinya.
3. Muspimda diadakan paling sedikit sekali dalam satu periode kepengurusan.
4. Musyawarah Pimpinan Daerah memiliki kewenangan:
a. Menetapkan dan merubah peraturan organisasi yang mengikat kondisi lokal,
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi.
b. Evaluasi program selama satu semester baik bidang internal maupun eksternal.
c. Mengesahkan laporan organisasi dari berbagai wilayah koordinasi.

Pasal 33
Rapat Kerja Daerah (Rakerda)

1. Rakerda dilaksanakan oleh PKC paling sedikit sekali dalam masa kepengurusan.
2. Rakerda berwenang merumusken action plan berdasarkan program kerja yang diputuskan
di konkorcab.

Pasal 34
Konferensi Cabang (Konfercab)

1. Konfercab adalah forum musyawarah tertinggi di tingkat PC.


2. Konfercab dihadiri oleh utusan PK dan PR.
3. Apabila cabang dibentuk berdasarkan ART pasal 15 ayat 3 maka konfercab dihadiri oleh
setengah anggota yang ada ditambah satu.
4. Konfercab dianggap sah apabila dihadiri oleh 2/3 peserta atau suara yang sah.
5. Konfercab diadakan satu tahun sekali.
6. Konfercab memiliki wewenang:
a. Menyusun program kerja cabang dalam rangka pelaksanaan program kerja umum dan
kebijakan PMII.
b. Menilai Laporan Pertannggung jawaban kepengurusan PC.
c. Memilih ketua umum dan formatur.

Pasal 35
Musyawarah Pimpinan Cabang (Muspimcab)

1. Muspimcab adalah forum tertinggi setelah Konfercab.


2. Muspimcab dihadiri oleh PC, PK dan PR.
3. Muspimcab diadakan paling sedikit sekali dalam satu periode kepengurusan.
4. Muspimcab memiliki kewenangan:
a. Menetapkan dan merubah peraturan organisasi yang menyangkut kondisi lokal,
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi.
b. Evaluasi program Pengurus Cabang selama catur wulan.
c. Mengesahkan laporan organisasi dari PK dan Pengurus Rayon.

Pasal 36
Rapat Kerja Cabang (Rakercab)

1. Menyusun dan menetapkan action planning selama satu periode berdasarkan hasil dari
Konfercab.
2. Rakercab dilaksanakan oleh PC.
3. Peserta Rakercab adalah seluruh jajaran pengurus harian dan badan-badan di lingkungan
PC.

Pasal 37
Rapat Tahunan Komisariat (RTK)

1. RTK adalah forum musyawarah tertinggi di tingkat komisariat


2. RTK dihadiri oleh utusan-utusan rayon.
3. Apabila Komisariat dibentuk berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam pasal 16 ayat
3 maka RTK dihadiri oleh anggota komisariat
4. RTK berlangsung dan dianggap sah apabila dihadiri minimal 2/3 rayon yang sah
5. RTK diadakan setahun sekali
6. RTK memiliki wewenang :
a. Menyusun program kerja PK dalam rangka pelaksanaan program kerja umum dan
kebijakan PMII.
b. Menilai Laporan Pertanggungjawaban pengurus komisariat.
c. Memilih ketua komisariat dan tim formatur.

Pasal 38
Rapat Tahunan Anggota Rayon

1. RTAR dihadiri oleh Pengurus Rayon dan anggota PMII dilingkungannya.


2. Diadakan setahun sekali.
3. Dapat berlangsung dan dianggap sah apabila dihadiri minimal 2/3 jumlah anggota.
4. Menyusun program kerja rayon dalam rangka penjabaran program dan pelaksanaan
program umum dan kebijakan PMII.
5. Menilai laporan kegiatan pengurus rayon.
6. Memilih ketua dan tim formatur.
7. Setiap satu anggota mempunyai satu suara.

Pasal 39
Kongres Luar Biasa (KLB)

1. KLB merupakan forum yang setingkat dengan Kongres.


2. KLB diadakan apabila terdapat pelanggaran terhadap Konstitusi (AD/ART dan/atau
Peraturan Organisasi) yang dilakukan oleh Pengurus Besar.
3. Ketentuan pelanggaaran Konstitusi ditetapkan oleh Mahkamah Tingkat Tinggi PMII,
yang akan diatur dalam peraturan organisasi.
4. KLB diadakan atas usulan 1/2+1 dari jumlah cabang yang sah.
5. Sebelum diadakan KLB, setelah syarat sebagaimana disebut dalam point 2 dan 3
terpenuhi, kepengurusan PB diambil alih oleh Majelis Pembina Nasional (Mabinas), yang
kemudian membentuk panitia KLB yang terdiri dari unsur Mabinas dan cabang-cabang.

Pasal 40
Konferensi Koordinator Cabang Luar Biasa (Konkoorcab-LB)

1. Konkorcab-LB merupakan forum yang setingkat dengan Konkoorcab.


2. Konkoorcab-LB diadakan apabila terdapat pelanggaran terhadap Konstitusi (AD/ART
dan/atau Peraturan Organisasi) yang dilakukan oleh Pengurus Koordinator Cabang.
3. Ketentuan pelanggaaran Konstitusi ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi PMII, yang
akan diatur dalam peraturan organisasi.
4. Konkoorcab-LB diadakan atas usulan 2/3 dari jumlah cabang yang sah.
5. Sebelum diadakan Konkoorcab-LB, setelah syarat sebagaimana disebut dalam poin 2 dan
3 terpenuhi, kepengurusan Korcab didomisioner dan diambil alih oleh Pengurus Besar,
yang kemudian membentuk panitia Konkorcab-LB yang terdiri dari unsur PB dan
cabang-cabang.

Pasal 41
Konferensi Cabang Luar Biasa (Konpercab- LB)

1. Konpercab-LB merupakan forum yang setingkat dengan Konpercab.


2. Konpercab-LB diadakan apabila terdapat pelanggaran terhadap Konstitusi (AD/ART
dan/atau Peraturan Organisasi) yang dilakukan oleh Pengurus Cabang.
3. Ketentuan pelanggaran Konstitusi ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi PMII, yang akan
diatur dalam peraturan organisasi.
4. Konpercab-LB diadakan atas usulan 2/3 dari jumlah komisariat yang sah.
5. Sebelum diadakan Konpercab-LB, setelah syarat sebagaimana disebut dalam poin 2 dan 3
terpenuhi, kepengurusan Cabang didomisioner dan diambil alih oleh PB atau PB
Menunjuk PKC PMII sebagai pejabat sementara (Pjs), yang kemudian membentuk panitia
Konfercab-LB yang terdiri dari unsur Pengurus Korcab dan Komisariat-komisariat.

Pasal 42
Rapat Tahunan Komisariat Luar Biasa (RTK-LB)

1. RTK-LB merupakan forum yang setingkat dengan RTK.


2. RTK-LB diadakan apabila terdapat pelanggaran terhadap Konstitusi (AD/ART dan /atau
Peraturan Organisasi) yang dilakukan oleh Pengurus Komisariat.
3. RTK-LB diadakan atas usulan 2/3 dari jumlah Rayon yang sah.
4. Ketentuan pelanggaaran Konstitusi ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi PMII, yang
akan diatur dalam peraturan organisasi. Sebelum diadakan RTK-LB, setelah syarat
sebagaimana disebut dalam poin 2 dan 3 terpenuhi, kepengurusan Komisariat
didomisioner dan diambil alih oleh Pengurus Cabang, yang kemudian membentuk panitia
RTK-LB yang terdiri dari unsur Pengurus Cabang dan rayon-rayon.
Pasal 43
Rapat Tahunan Anggota Rayon Luar Biasa (RTAR-LB)

1. RTAR-LB merupakan forum yang setingkat dengan RTAR.


2. RTAR-LB diadakan apabila terdapat pelanggaran terhadap Konstitusi (AD/ART dan/atau
Peraturan Organisasi) yang dilakukan oleh Pengurus Rayon.
3. Ketentuan pelanggaaran Konstitusi ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi PMII, yang
akan diatur dalam peraturan organisasi.
4. RTAR-LB diadakan atas usulan 2/3 dari jumlah anggota.
5. Sebelum diadakan RTAR-LB, setelah syarat sebagaimana disebut dalam poin 2 dan 3
terpenuhi, kepengurusan Rayon didomisioner dan diambil alih oleh Pengurus Cabang,
yang kemudian membentuk panitia RTK-LB yang terdiri dari unsur Pengurus Komiasriat
dan anggota Rayon.

Pasal 44
Penghitungan Anggota

1. Setiap anggota dianggap mempunyai bobot kuota manakala telah ditetapkan oleh PB
berdasarkan pelaporan organisasi yang disampaikan PKC dan PC.
2. Ketentuan pelaporan anggota akan ditentukan dalam peraturan organisasi.

Pasal 45
Quorum dan Pengambilan Keputusan

1. Musyawarah, konferensi dan rapat-rapat seperti tersebut dalam pasal 26 ART ini adalah
sah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah peserta.
2. Pengambilan keputusan pada dasarnya diusahakan sejauh mungkin secara musyawarah
untuk mufakat dan apabila hal ini tidak tercapai maka keputusan diambil berdasarkan
suara terbanyak.
3. Keputusan mengenai pemilihan seseorang dilaksanakan secara bebas dan rahasia.
4. Dalam hal pemilihan terdapat suara yang seimbang, maka pemilihan diulang kembali.
5. Manakala dalam pemilihan kedua masih terdapat suara yang sama, maka akan ditentukan
dengan mekanisme undi (qurah) yang dipimpin pimpinan sidang dengan asas
musyawarah dan kekeluargaan.

PERUBAHAN DAN PERALIHAN


Pasal 46
Perubahan

1. Perubahan ART ini hanya dapat dilakukan oleh Kongres dan Referendum yang khusus
diadakan untuk itu.
2. Keputusan ART baru sah apabila disetujui oleh 2/3 jumlah cabang yang sah.

Pasal 47
Peralihan

1. Apabila segala badan-badan dan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh ART ini belum
terbentuk, maka ketentuan lama akan tetap berlaku sejauh tidak bertentangan dengan
ART ini.
2. Untuk melaksanakan perubahan organisasi harus dibentuk penitia pembubaran, guna
menyelesaikan segala sesuatu diseluruh jajaran organisasi.
3. Kekayaan PMII setelah pembubaran diserahkan kepada organisasi yang seazas dan
setujuan.

BAB XII
PENUTUP
Pasal 46

1. Hal-hal yang belum diatur dalam ART ini akan ditetapkan oleh PB dalam peraturan
Organisasi.
2. ART ini ditetapkan oleh Kongres dan berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Wallahul Muafieq ila Aqwamithorieq


Ditetapkan di : Jambi
Pada tanggal : 9 Juni 2014

Pimpinan Kongres XVIII


Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

Addin Jauharudin A. Jabidi Ritonga


Ketua Umum Sekretaris Jendral
Catatan:
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Catatan:
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Catatan:
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Catatan:
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Catatan:
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Catatan:
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Catatan:
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Catatan:
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Catatan:
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai