Daftar Isi
Modul MAPABA 2013
Susunan Pengurus
PMII Rayon Abdurrahman Wahid………………………………………… 35
Posisi NDP;
Implementasi Nilai Praksis Kader Pergerakan …………………………. 45
Salam peregerakan...!!!
Hidup mahasiswa.....!!! Hidup rakyat Indonesia....!!!!
Yang kami hormati sahabat/i pengurus PMII Kordinator Cabang Jawa
Tengah
Yang kami hormati sahabat/i pengurus PMII Cabang Kota Semarang
Yang kami hormati sahabat/i pengurus PMII Komisariat Walisongo
Semarang
Yang kami hormati seluruh kader serta senior pergerakan PMII Rayon
Abdurrahman Wahid
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat iman,
islam, ihsan dan kesehatan bagi seluruh warga pergerakan yang sampai
saat ini masih bisa bergerak mengemban amanat seb agai khalifah di bumi
sehingga kita mampu melaksanakan acara Masa Penerimaan Anggota
Baru (MAPABA) 2013.
Harapan besar kami kepada sahabat/i yang mempunyai jiwa merdeka dan
militansi tinggi terhadap pergerakan, sahabt/i adalah generasi penerus
bangsa yang nantinya mampu menjadi aktor penggerak bagi seluruh
elemen masyarakat dan menjadi pribadi muslim yang bertaqwa kepada
Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam
mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita
kemerdekaan Indonesia.
Dan juga, harapan kami kepada sahabat/i dalam acara MAPABA 2013 ini
agar bisa maksimal mengikuti serta memperhatikan seluruh materi dan
serangkaian acara MAPABA yang sudah disiapkan oleh panitia dan
nantinya terbentuklah loyalitas, integritas dan intelektualitas sahabat/i guna
memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan.
Kiranya itu yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat bagi kita
semua, kami tunggu kiprah dan perjuangan sahabat/i di pergerakan
mahasiswa islam indonesia (PMII) rayon abdurrahman wahid, selamat
bergabung dan berproses di PMII.
Imam syafi’i
Ketua Umum
Abdullah Auhad
Ketua SC
Tujuan
Secara umum mahasiswa peserta MAPABA diharapkan menjadi anggota berkualitas Mu‟takid,
yakni anggota yang memiliki loyalitas dan kesetiaan terhadap organisasi. Maksud anggota PMII yang
Mu‟takid adalah meyakini PMII sebagai wadah pergerakan yang tepat untuk memperjuangkan
kebenaran sesuai akidah Islam Ahlussunnah wal Jama‟ah dan menegakkan martabat bangsa sesuai
cita-cita kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (sebagaimana tujuan PMII dalam Bab 4
AD PMII).
Secara khusus, setelah mengikuti MAPABA anggota diharapkan:
1. Memiliki keyakinan bahwa PMII adalah organisasi kemahasiswaan yang paling tepat untuk
pengembangan diri mahasiswa Islam.
2. Memiliki keyakinan bahwa PMII adalah organisasi mahasiswa Islam yang paling tepat untuk
memperjuangkan idealisme.
3. Mengikuti Ahlussunnah wal Jama‟ah (ASWAJA) sebagai prinsip pemahaman, pengamalan dan
penghayatan Islam di Indonesia.
Referensi: Menjadi Anggota Mu’takid; Percaya Diri Menghadapi Tantangan Zaman, Bidang Kaderisasi
PKC PMII Jawa Tengah 2010
Penanggungjawab:
Ketua Umum PMII Rayon Abdurrahman Wahid Komisariat Walisongo Semarang Periode 2013-2014
Dokumen Sejarah menjadi sangat penting untuk ditinjau ulang sebagai referensi atau
cerminan masa kini dan menempuh masa depan, demikian halnya Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sebagai organisasi kemahasiswaan yang gerak
perjuangannya adalah membela kaum mustadh’afin serta membangun kebangsaan yang
lebih maju dari berbagai aspek sesuai dengan yang telah dicita-citakan.
Proses kelahiran PMII terkait dengan tidak lagi efektif, serta tidak cukup kuat
perjalanan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama menampung aspirasi mahasiswa NU (sepak
(IPNU), yang lahir pada 24 Februari 1954, dan terjang kebijakan masih harus terikat dengan
bertujuan untuk mewadahi dan mendidik kader- struktural PP IPNU), akhirnya pada Konferensi
kader NU demi meneruskan perjuangan NU. Besar IPNU di Kaliurang, 14-16 Maret 1960,
Namun dengan pertimbangan aspek psikologis disepakati berdirinya organisasi tersendiri bagi
dan intelektualitas, para mahasiswa NU mahasiswa NU dan terpisah secara struktural
menginginkan sebuah wadah tersendiri. dengan IPNU. Dalam Konferensi Besar
Sehingga berdirilah Ikatan Mahasiswa tersebut ditetapkanlah 13 orang panitia sponsor
Nahdhatul Ulama (IMANU) pada Desember untuk mengadakan musyawarah diantaranya
1955 di Jakarta, yang diprakarsai oleh adalah:
beberapa Pimpinan Pusat IPNU, diantaranya 1. A. Cholid Mawardi (Jakarta).
Tolchah Mansyur, Ismail Makky dll. 2. M. Said Budairi (Jakarta).
Namun akhirnya IMANU tidak berumur 3. M. Subich Ubaid (Jakarta).
panjang, karena PBNU tidak mengakui 4. M. Makmun Sjukri, BA (Bandung).
keberadaanya. Hal itu cukup beralasan 5. Hilman (Bandung).
mengingat pada saat itu baru saja dibentuk 6. H. Ismail Makky (Yogyakarta).
IPNU pada tanggal 24 Februari 1954, “apa 7. Munsif Nachrowi (Yogyakarta).
jadinya kalau bayi yang baru lahir belum 8. Nurul Huda Suaidi, BA (Surakarta).
mampu merangkak dengan baik sudah 9. Laili Mansur (Surakarta).
menyusul bayi baru yang minta diurus dan 10. Abdul Wahab Djaelani (Semarang).
dirawat dengan baik lagi.”. 11. Hizbullah Huda (Surabaya).
Dibubarkannya IMANU tidak membuat 12. M. Cholid Marbuko (Malang).
semangat mahasiswa NU menjadi luntur, akan 13. Ahmad Husein (Makassar).
tetapi semakin mengobarkan semangat untuk Lalu berkumpulah tokoh-tokoh mahasiswa
memperjuangkan kembali pendirian organisasi, yang tergabung dalam organisasi IPNU
sehingga pada Kongres IPNU ke-3 di Cirebon, tersebut untuk membahas tentang nama
27-31 Desember 1958, diambillah langkah organisasi yang akan dibentuk.
kompromi oleh PBNU dengan mendirikan Sebelum musyawarah berlangsung,
Departemen Perguruan Tinggi IPNU untuk beberapa orang dari panitia tersebut meminta
menampung aspirasi mahasiswa NU. Namun restu kepada Dr. KH. Idham Cholid, Ketua
setelah disadari bahwa departemen tersebut Umum PBNU, untuk mencari pegangan pokok
ANGGARAN DASAR
MUKADDIMAH :
Insyaf dan sadar bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dan permusyawaratan perwakilan
dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan ideology negara dan falsafah bangsa
Indonesia.
Sadar dan yakin bahwa Islam merupakan panduan bagi umat manusia yang kehadirannya memberikan
rahmat sekalian alam. Suatu keharusan bagi umatnya mengejewantahkan nilai islam dalam pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dalam kehidupan masyarakat dunia.
Mahasisiwa Islam Indonesia sebagai salah satu eksponen pembaharu bangsa dan pengemban misi
intelektual berkewajiban dan bertanggung jawab mengemban komitmen keislaman dan keindonesiaan
demi meningkatkan harkat dan martabat umat manusia dan membebaskan bangsa Indonesia dari
kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan baik spiritual maupun material dalam segala bentuk.
Maka atas berkat rahmat Allah SWT, dibentuklah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang
berhaluan Ahlussunah Wal-jamaah dengan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART)
sebagai beriokut :
BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Organisasi ini bernama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang disingkat PMII.
PMII didirikan di Surabaya pada tanggal 21 Syawal 1379 Hijriyah, bertepatan dengan tanggal 17 April
1960 dengan jangka waktu yang tidak terbatas.
PMII berpusat di Ibukota Republik Indonesia.
BAB II
ASAS
Pasal 2
PMII berasaskan pancasila.
BAB III
SIFAT
Pasal 3
PMII bersifat keagamaan, kemahasiswaan, kebangsaan, kemasyarakatan independen dan profesional.
Pasal 4
TUJUAN
Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu,
cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita
kemerdekaan Indonesia.
Pasal 5
USAHA
1. Menghimpun dan membina mahasiswa Islam sesuai dengan sifat dan tujuan PMII serta peraturan
perundang-undangan dan paradigma PMII yang berlaku.
2. Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam berbagai bidang sesuai dengan asas dan tujuan PMII
serta upaya mewujudkan pribadi insan ulul albab.
BAB V
ANGGOTA DAN KADER
Pasal 6
1. Anggota PMII.
2. Kader PMII.
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 7
Struktur organisasi PMII terdiri dari :
1. Pengurus Besar (PB)
2. Pengurus Koordinator Cabang (PKC)
3. Pengurus Cabang (PC)
4. Pengurus Komisariat (PK)
5. Pengurus Rayon (PR)
BAB VII
PERMUSYAWARATAN
Pasal 8
Permusyawaratan dalam organisasi ini terdiri dari :
1. Kongres
2. Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas)
3. Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas)
4. Konferensi Koorsinator Cabang (Konkorcab)
5. Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspimda)
6. Musyawarah Kerja Koordinator Cabang (Muker Korcab)
7. Konferensi Cabang (Konfercab)
8. Musyawarah Pimpinan Cabang (Muspimcab)
9. Rapat Kerja Cabang (Rakercab)
10. Rapat Tahunan Komisariat (RTK)
11. Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR)
12. Kongres Luar Biasa (KLB)
BAB VIII
WADAH PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Pasal 9
1. Wadah ini adalah badan otonom yang secara khusus menangani pengembangan dan
pemberdayaan kader PMII dan isu perempuan
2. selanjutnya pengertian otonom dijelaskan dalam bab penjelasan
BAB IX
PERUBAHAN DAN PERALIHAN
Pasal 10
Anggaran ini dapat dirubah oleh kongres dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 suara yang hadir
Pasal 11
1. apabila pmii terpaksa harus dibubarkan dengan keputusan kongres atau referendum yang
khususnya diadakan untuk itu, maka hak milik dan kekayaan organisasi diserahkan kepada
organisasi yang lain asas dan tujuannya tidak bertentangan
2. hal-hal yang belum diatur dalam anggaran dasar ini akan diatur dalam angaran rumah tangga,
serta peraturan-peraturan organisasi lainnya
anggaran dasar ini ditetapkan oleh kongres dan berlaku sejak waktu dan tanggalnya ditetapkan
UMUM
I. Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga sebagai Hukum Dasar Organisasi
Anggaran Dasar adalah hukum dasar yang tertulis, yaitu aturan dasar yang timbul dan terpelihara
dalam praktek penyelenggaraan organisasi
Sebagi organisasi yang menganut nilai ke-Islaman, yang senantiasa menjadikan Islam sebagai
panduan dan sekaligus menyebarkan dan mengejawantahkan kedalam pribadi, masyarakat, bangsa
dan negara
Bahwa nilai ke-Indonesiaan dan ke-Islaman merupakan paduan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari
Indonesia, maka kewajiban bagi setiap orang adalah mempertahankannya dengan segala tekad dan
kemampuan, baik secara pribadi maupun bersama-sama
Sebagai organisasi yang mengemban misi perubahan dan intelektual, Mahasiswa Islam wajib
bertanggung jawab membebaskan bangsa Indonesia dari keterbelakangan dan keteruruikan kepada
kemajuan, kemakmuran dan keadilan
Pasal 1
Cukup Jelas
Pasal 2
Cukup Jelas
Pasal 3
- Ke-aslaman adalah nilai-nilai Islam ahlussunah wal Jamaah
- Kemahasiswaan adalah sifat-sifat yang dimiliki mahasiswa yaitu idealisme, perubahan, komitmen,
kepedulian sosial dan kecintaan kepada hal-hal yang bersifat positif
- Kebangsaan dalah nilai-nilai yang bersumber dari kultur, filosofi, sosiologi dan yuridis bangsa
indonesia
- Kemasyarakatan adalah bersifat incude dan menyatu dengan masyarakat dengan
masyarakat.bergerak dari dan untuk masyarakat
- Independen adalah berdiri secara mandiri, tidak bergantung kepada pihak lain, baik secara
perorangan maupun kelompok
- Profesional adalah distribusi tugas dan wewenang sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan
keilmuan masing-masing
Pasal 4
Cukup Jelas
Pasal 5
Pribadi ulul albab adalah seseorang yang selalu haus akan ilmu, dengan senantiasa berdzikir kepada
allah, berkesadaran historis primordial atas relasi tuhan-manusia-alam, berjiwa optimis transendental
sebagai kemampuan untuk mengatasi masalah kehidupan, berfikir dialektis, bersikap kritis dan
bertindak transformatif
Pasal 6
Cukup Jelas
Pasal 7
Cukup Jelas
Pasal 8
Cukup Jelas
Pasal 9
Yang dimaksud otonom adalah menangani persoalan khusus dalam hal ini persoalan perempuan di
PMII dan isu perempuan secara umum dalam rangka mempercepat tercapainya keadilan gender di
PMII dan masyarakat luas, bersifat hierarkis dan bertanggung jawab kepada pleno PMII.
Pasal 11
Cukup Jelas
BAB I
ATRIBUT
Pasal 1
1. Lambang PMII sebagaimana yang terdapat dalam anggaran rumah tangga ini
2. Lambang seperti tersebut pada ayat (1) diatas dipergunakan pada bendera, jaket, badge, vandel,
logo PMII dan benda atau tempat-tempat dengan tujuan menunjukan identitas PMII
3. Bendera PMII adalah seperti yang terdapat dalam lampiran
4. Mars PMII adalah seperti yang terdapat dalam lampiran Anggaran Rumah Tangga PMII
BAB II
USAHA
Pasal 2
1. Melakukan dan meningkatkan amar ma‟ruf nahi munkar
2. Mempertinggi mutu ilmu pengetahuan Islam dan IPTEK
3. Meningkatkan kualitas kehidupan umat manusia dan umat islam melalui kontekstualisasi
pemikiran, pemahaman, dan pengalaman ajaran agama islam sesuai dengan perkembangan
budaya masyarakat
4. Meningkatkan usaha-usaha dan kerja sama untuk kesejahteraan umat manusia, umat islam dan
mahasiswa serta usaha sosial kemasyarakatan
5. Mempererat hubungan dengan ulama dan umara demi terciptanya ukhuwah islamiyah, ukhuwah
wathoniyah dan ukhuwah insaniyah
6. Memupuk dan meningkatkan semangat nasionalisme melalui upaya pemahaman dan pengamalan
pancasila secara kreatif dan bertanggung jawab
BAB III
KEANGGOTAAN
BAGIAN I
ANGGOTA
Pasal 3
1. Anggota Biasa adalah :
a. Mahasiswa islam yang tercatat sebagai mahasiswa pada suatu perguruan tinggi dan atau
yang sederajat
b. Mahasiswa islam yang telah menyelesaikan program studi pada perguruan tinggi dan atau
yang sederajat atau telah mencapai gelar kesarjanaan S1, S2 atau S3 tetapi belum melampaui
jangka waktu 3 tahun
c. Anggota yang belum melampaui usia 35 tahun
2. Kader adalah :
a. Telah dinyatakan berhasil menyelesaikan Pelatihan Kader Dasar (PKD) dan Follow Upnya
BAGIAN II
PENERIMAAN ANGGOTA
Pasal 4
Penerimaan anggota dilakukan dengan cara :
1. Calon anggota mengajukan permintaan secara tertulis atau mengisi formulir untuk menjadi calon
anggota PMII kepada Pengurus Cabang
2. Seseorang syah menjadi anggota PMII setelah mengikuti Masa Penerimaan Anggota Baru
(MAPABA) dan mengucapkan bai‟at persetujuan dalam suatu acara pelantikan
3. Dalam hal-hal yang sangat diperlukan, Pengurus Cabang dapat mengambil kebijaksanaan lain
yang jiwanya tdak menyimpang dari ayat (1) dan ayat (2) tersebut diatas
4. Apabila syarat-syarat yang tersebut dalm ayat (1) dan (2) diatas dipenuhi kepada anggota tersebut
diberikan tanda anggota oleh Pengurus Cabang
Pasal 5
Jenjang pengkaderan dilakukan dengan cara :
1. Calon kader mengajukan permintaan tertulis atau mengisi formulir PKD
2. Seseorang telah syah menjadi kader apabila dinyatakan berhasil mengikuti PKD dan diikuti
pernyataan bai‟at persetujuan secara lisan dalam suatu upacara pelantikan kader yang dilakukan
oleh Pengurus Cabang
BAGIAN III
MASA KEANGGOTAAN
Pasal 6
1. Anggota berakhir masa kenggotaan :
a. Meninggal dunia
b. Atas permintaan sendiri secara tertulis yang disampaikan kepada Pengurus Cabang
c. Diberhentikan sebagai, baik secara terhormat maupun secara tidak terhormat
d. Telah habis masa keanggotaan sebagai anggota biasa sebagaimana diatur dalam pasal 3 ayat
1 ART ini
2. Bentuk dan tata cara pemberhentian diatur dalam ketentuan sendiri
3. Anggota yang telah habis masa keanggotaan nya pada saat masih menjabat sebagai pengurus
dapat diperpanjang masa keanggotaannya hingga berakhirnya masa kepengurusan
4. Anggota yang telah habis masa keanggotaannya disebut ALUMNI PMII
5. Hubungan PMII dan Alumni PMII adalah hubungan historis, kekeluargaan dan kualitatif
BAGIAN IV
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 7
Hak Anggota :
Anggota berhak atas pendidikan, kebebasan berpendapat, perlindungan dan pembelaan serta
pengampunan (rehabilitasi)
Pasal 8
Hak Kader :
1. Berhak memilih dan dipilih
2. Berhak mendapat pendidikan, kebebasan berpendapat, perlindungan, dan pembelaan serta
pengampunan (rehabilitasi)
3. Berhak mengeluarkan pendapat, mengajukan usul-usul dan pertanyaan-pertanyaan secara lisan
maupun tulisan
Kewajiban Kader :
1. Melakukan dinamisasi organisasi dan masyarakat melalui gerakan pemikiran dan rekayasa sosial
secara sehat mulya
2. Membayar uang pangkal dan iuran pada setiap bulan yang besarnya ditentukan oleh Pengurus
Cabang
3. Mematuhi dan menjalankan AD/ ART, NDP, Paradigma gerakan dan produk hukum organisasi
lainnya
4. Menjunjung tinggi dan mempertahankan nama baik agama Islam, Negara dan organisasi
BAGIAN V
PERANGKAPAN KEANGGOTAAN DAN JABATAN
Pasal 9
1. Anggota dan kader tidak dapat merangkap dengan keanggotaan organisasi mahasiswa dan atau
organisasi kemasyarakatan lain yang bertentangan dengan nilai-nilai yang diperjuangkan oleh PMII
2. Pengurus PMII tidak dapat merangkap sebagai pengurus partai politik dan atau sebagai calon
legislatif, calon presiden, calon gubernur dan calon bupati/ walikota
3. Perangkapan keanggotaan dan atau jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) diatas
dikenakan sanksi pemberhentian keanggotaan
BAGIAN VI
PENGHARGAAN DAN SANKSI ORGANISASI
Pasal 10
Penghargaan
1. Penghargaan organisasi dapat diberikan kepada anggota yang berprestasi dan atau mengangkat
citra dan mengharumkan nama organisasi
2. Bentuk dan tata cara penganugrahan dan penghargaan diatur dalam ketentuan sendiri
Pasal 11
Sanksi Organisasi
1. Sanksi organisasi dapat diberikan kepada anggota karena : melanggar ketentuan AD/ ART serta
peraturan-peraturan PMII, mencemarkan nama baik organisasi
2. Sanksi yang diberikan kepada anggota berbentuk scorsing dan pemberhentian keanggotaan
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI, SUSUNAN
PENGURUS, TUGAS DAN WEWENANG
BAGIAN I
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 12
Struktur organisasi PMII adalah :
1. Pengurus Besar
2. Pengurus Koordinator Cabang
3. Pengurus Cabang
4. Pengurus Komisariat
5. Pengurus Rayon
BAGIAN II
SUSUNAN, TUGAS, WEWENANG DAN
PERSYARATAN PENGURUS
Pasal 13
Pengurus Besar
1. Pengurus Besar adalah pimpinan tertinggi PMII pengemban amanat konggres dan badan ekskutif
2. Masa jabatan Pengurus Besar adalah 2 (dua) tahun
3. Pengurus Besar terdiri dari :
a. Ketua Umum
b. Ketua-Ketua sebanyak 9 (sembilan) orang
c. Sekretaris Jendral
d. Sekretaris-Sekretaris sebanyak 9 (sembilan) orang
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara
g. Pengurus Lembaga-Lembaga
4. Ketua-Ketua seperti yang dimaksud ayat 3 point (b) membidangi :
a. Pengkaderan dan pengembangan sumber daya anggota
b. Organisasi, hubungan organisasi umum dan kelembagaan politik
c. Pengembangan pemikiran dan IPTEK
d. Pendayagunaan potensi organisasi
e. Hubungan luar negeri dan kerja sama internasional
f. Pendayaan ekonomi dan kelompok profesional
g. Komunikasi organ gerakan, kepemudaan dan perguruan tinggi
h. Advokasi Kebijakan Publik
5. Ketua Umum dipilih oleh konggres
6. Ketua Umum PB tidak dapat dipilih kembali lebih dari 1 periode
7. Pengurus Besar memiliki tugas dan wewenang
a. Ketua Umum memilih Sekretaris Jenderal dan menyusun perangkat pengurusan secara
lengkap dibantu 6 orang formatur yang dipilih Konggres selambat-lambatnya 3 x 24 jam pasca
formatur terbentuk
Pasal 14
Pengurus Koordinator Cabang
1. PKC merupakan perwakilan PC di wilayah koordinasinya
2. Wilayah koordinasi PKC minimal satu Provinsi
3. PKC dapat dibentuk manakala terdapat 2 Cabang atau lebih dalam wilayah koordinasi
4. PKC berkedudukan di Ibu Kota Provinsi
5. Masa jabatan PKC adalah 2 tahun
6. PKC pengurusnya terdiri dari kader terbaik dari PC-PC dalam wilayah koordinasinya
7. PKC terdiri dari : Ketua Umum, 3 Ketua-Ketua, 3 Sekretaris, Bendahara Umum dan 1 Wakil
Bendahara dan Biro-Biro
8. Bidang-Bidang PKC : Bidang Internal, Bidang Eksternal dan Bidang Keagamaan
9. Bidang Internal meliputi : Kaderisasi dan Pengembangan Sumber Daya Anggota, Pendayagunaan
potensi dan kelembagaan organisasi, Kajian pengembangan intelektual, Eksplorasi tekhnologi dan
pendayaan ekonomi dan Kelompok profesional.
10. Bidang Eksternal meliputi : Hubungan dan komunikasi pemerintah dan kebuijakan public, Organ
Gerakan, Kepemudaan dan Perguruan tinggi, Hubungan lintas agama dan komunikasi informasi,
Hubungan dan kerja sama LSM, advokasi, HAM dan Lingkungan hidup
11. Ketua Umum PKC dipilih oleh Konferensi Koorcab
12. Ketua Umum memilih Sekretaris Umum dan menyusun PKC selengkapnya dibantu 6 orang
formatur yang dipilih oleh konferensi koorcab dalam waktu selambatnya 3 x 24 jam
13. PKC baru sah setelah mendapatkan pengesahan dari PB PMII
14. Ketua Umum PKC tidak dapat dipilih kembali lebih dari satu periode
15. Ketua Umum KOPRI wilayah merupakan anggota pleno PKC dan berhubungan koordinatif dengan
Ketua Umum PKC dengan garis terputus-putus
16. Persyaratan Pengurus Korcab :
a. Pendidikan formal kaderisasi minimal telah mengikuti PKL
b. Pernah aktif di kepengurusan Cabang minimal satu periode
c. Mendapat rekomendasi dari Cabang bersangkutan
d. Membuat pernyataan bersedia aktif di Pengurus Koorcab secaa tertulis
17. PKC memiliki tugas dan wewenang :
a. PKC melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan tentang berbagai masalah
organisasi di lingkungan kordinasinya
b. PKC berkwajiban melaksanakan AD/ ART, keputusan kongres, keputusan konferensi koorcab,
peraturan-peraturan organisasi, dan memperhatikan nasehat serta saran-saran Mabinas/
Mabinda
c. PKC berkwajiban menyampaikan laporan kepada PB PMII 6 (enam) bulan sekali
d. Pelaporan yang disampaikan PKC meliputi, perkembangan jumlah anggota, aktifitas internal
dan eksternal
e. Mekanisme pelaporan lebih lanjut akan ditentukan dalam peraturan organisasi
Pasal 16
Pengurus komisariat
1. Komisariat dapat dibentuk di setiap Perguruan Tinggi
Pasal 17
Pegurus Rayon
1. Rayon dapat dibentuk disetiap Fakultas dan atau Jurusan atau setingkatnya apabila terdapat
sekurang-kurangnya 10 orang anggota
2. Rayon sudah dapat dibentuk ditempat yang dianggap perlu oleh PK apabila telah memiliki
sekurang-kurangnya 10 anggota
3. Pengurus Rayon dianggap sah apabila telah mendapat pengesahan dari PC
4. Masa jabatan PR setahun
5. Ketua Rayon dipilih oleh RTAR
6. PR terdiri dari ; Ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara dan beberapa beberapa
departemen yang disesuaikan dengan studi minat, hobbi, profesi, kesejahteraan, bhakti
masyarakat dan keagamaan
7. Persyaratan pengurus Rayon :
Pendidikan formal kaderisasi minimal telah mengikuti PKD dan atau MAPABA
Membuat pernyataan bersedia aktif di pengurus rayon secara tertulis
8. PR memiliki tugas dan wewenang :
BAB V
LEMBAGA-LEMBAGA
Pasal 18
1. Lembaga adalah badan yang dibentuk dan hanya berada di tingkat PB berfungsi sebagai
laboratorium dan pengembangan sesuai dengan bidangnya.
2. Lembaga tersebut terdiri dari :
a. Lembaga Pengembangan Kaderisasi dan Pelatihan (LPKP)
b. Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LITBANG)
c. Lembaga Kajian dan Pengembangan Ekonomi dan Kewiraswastaan (LPEK)
d. Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan (LSIK)
e. Lembaga Kebijakan Publik dan Otonomi Daerah (LKPOD)
f. Lembaga Kajian Masalah Internasional (LKMI)
g. Lembaga Kajian Sosial Budaya (LKSB)
h. Lembaga Sains dan Tekhnologi Informasi (LSTI)
i. Lembaga Pers, Penerbitan dan Jurnalistik (LP2J)
j. Lembaga Bantuan Hukum (LBH)
k. Lembaga Studi Advokasi Buruh, Tani dan Nelayan (LSATN)
3 Lembaga berstatus semi otonom di bawah koordinasi dan bertanggung jawab kepada PB
4 Lembaga tidak punya etruktur hierarki ke bawah
5 Lembaga sekurang-kurangnya terdiri dari; ketua, sekretaris dan bendahara.
6 Kedudukan lembaga ditentukan oleh PB setelah mendapat persetujuan PC ditempat lembaga akan
didudukan
7 Pedoman dan tat kerja lembaga disusun oleh lembaga masing-masing dengan mengacu pada
ketentuan atau kebijaksanaan yang ditetapkan PB
8 Kebijaksanaan tentang tata kerja, pola koordinasi dan mekanisme organisasi lembaga-lembaga
akan diatur kemudian dalam ketentuan tersendiri.
BAB VI
PENGISIAN LOWONGAN JABATAN ANTAR WAKTU
Pasal 19
1. Apabila terjadi lowongan jabatan antar waktu, maka lowongan tersebut diisi oleh anggota pengurus
yang berada dalam urutan langsung dibawahnya.
2. Apabila Ketua Umum PB, PKC, PC, PK, PR berhenti atau mengundurkan diri maka jabatannya
digantikan oleh :
a. Apabila ketua umum PB jabatan digantikan ketua bidang pengkaderan
b. Apabila ketua umum PKC jabatan digantikan ketua bidang internal
c. Apabila ketua umum PC jabatan digantikan ketua bidang internal
d. Apabila ketua PK digantikan wakil ketua
e. Apabila ketua PR digantikan wakil ketua
BAB VII
KUOTA KEPENGURUSAN
Pasal 20
1. Kepengurusan disetiap tingkat harus menempatkan anggota perempuan minimal sepertiga
keseluruhan anggota pengurus.
2. setiap kegiatan PMII harus menempatkan anggota perempuan minimal sepertiga dari keseluruhan
anggota
BAB VIII
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Pasal 21
1. Pemberdayaan perempuan PMII diwujudkan dengan pembentukan wadah perempuan yaitu
KOPRI.
2. Wadah perempuan tersebut diatas selanjutnya diatur dalam PO.
BAB IX
WADAH PEREMPUAN
Pasal 22
Wadah perempuan bernama KOPRI
KOPRI adalah wadah perempuan yang didirikan oleh kader-kader putri PMII melalui kelompok kerja
sebagai keputusan kongres PMII XIV
KOPRI didirikan pada 29 September 2003 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta dari KOPRI yang
didikan pada 26 November 1967
KOPRI bersifat otonom dalam hubungannya dengan PMII
Struktur KOPRi terdiri dari:
- PB KOPRI
- PKC KOPRI
- PC KOPRI
6 Kelengkapan KOPRI diatur kemudian dalam AD/ART dan kongres PMII
BAB X
MAJELIS PEMBINA
Pasal 23
1. Majelis Pembina adalah badan yang terdapat ditingkat organisasi PB Koorcab dan Cabang
2. Majelis Pembina ditingkat PB disebut MABINAS
3. Majelis Pembina ditingkat Koorcab disebut Mabinda
4. Majelis Pembina ditingkat Cabang disebut Mabincab
pasal 24
1. Tugas Dan Fungsi Majelis Pembina:
Memberikan nasehat, gagasan pengembangan dan saran kepada pengurus PMII baik diminta
ataupun tidak
BAB XI
PERMUSAWARATAN
Pasal 25
Musyawarah dalam organisasi PMII terdiri dari:
1. Kongres
2. Musyawarah Pimipinan Nasional
3. Musyawarah Kerja Nasional
4. Konferensi Koordinator Cabang
5. Musyawarah Pimipinan Daerah
6. Rapat Kerja Koorcab
7. Konferensi Cabang
8. Musyawarah Pimpinan Cabang
9. Rapat Kerja Cabang
10. Rapat Tahunan Komisariat
11. Rapat Tahunan Anggota Rayon
12. Kongres Luar Biasa
13. Konferensi Koorcab Luar Biasa
14. Konferensi Cabang Luar Biasa
15. Rapat Tahunan Komisariaat Luar Biasa
16. Rapat Tahunan Anggota Rayon Luar Biasa
Pasal 26
Kongres
1. Kongres merupakan forum musyawarah tertinggi dalam organisasi.
2. Konggres dihadiri oleh utusan cabang dan peninjau.
3. Konggres diadakan tiap dua tahun sekali.
4. Konggres syah apabila dihadiri oleh sekurangnya separuh lebih satu dari jumlah cabang yang
syah.
5. Konggres memiliki kewenangan :
a. Menetapkan/ Merubah AD/ ART PMII.
b. Menetapkan dan merubah NDP PMII.
c. Menetapkan paradigma gerakan PMII.
d. Menetapkan strategi pengembangan PMII.
e. Menetapkan kebijakan umum dan GBHO.
f. Menetapkan sistem pengkaderan PMII.
g. Menetapkan Ketua Umum dan Tim Formatur.
h. Memilih dan menetapkan Ketua KOPRI PB PMII dan formatur.
i. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi.
Pasal 28
Musyawarah Kerja Nasional
1. Mukernas dilaksanakan oleh PB PMII.
2. Mukernas dilaksanakan setidaknya satu kali atau lebih selama satu periode.
3. Peserta Mukernas adalah Pengurus Harian PB dan lembaga-lembaga.
4. Mukernas memiliki kewenangan: membuat dan menetapkan action planning berdasarkan program
kerja yang diputuskan di Konggres.
Pasal 29
Konferensi Koorcab
Konferensi Koorcab :
1. Dihadiri oleh utusan Cabang.
2. Dapat berlangsung apabila dihadiri oleh 2/3 dari jumlah cabang yang sah.
3. Diadakan setiap 2 tahun sekali.
4. Konferkoorcab memili wewenang. :
a. Menyusun prgram kerja koorcab dalam rangka pelaksanaan program dan kebijakan PMII.
b. Menilai laporan pertanggung jawaban PKC dan PKC KOPRI.
c. Memilih ketua umum koorcab dan tim formatur.
d. Memilih dan menetapkan Ketua KOPRI PKC PMII.
Pasal 30
Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspimda)
1. Musyawarah Pimpinan Daerah adalah forum tertinggi atau institusi tertinggi setelah Konferkoorcab.
2. Musyawarah Pimpinan Daerah dihadiri semua PKCm PKC KOPRI dan Ketua Umum PC dan PC
KOPRI yang berada dalam wilayah koordinasinya.
3. Musyawarah pimpinan daerah diadakan paling sedikit enam bulan sekali, sebelum pelaksanaan
Muspimnas.
4. Musyawarah Pimpinan Daerah memili2ki kewenangan:
a. Menetapkan dan merubah peraturan organisasi yang mengikat kondisi local, sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi.
b. Evaluasi program selama satu semerter baik bidang internal maupun eksternal.
c. Mengesahkan laporan organisasi dari berbagai wilayah koordinasi.
Pasal 31
Musyawarah Kerja Koorcab
1. Muker Koorcab dilaksanakan oleh PKC paling sedikit satu kali dalam masa kepengurusan
2. Muker Koorcab berwenang merumuskan action plan berdasarkan program kerja yang diputuskan
di Konferkoorcab
Pasal 33
Musyawarah Pimpinan Cabang (Muspimcab)
1. Musyawarah pimpinan cabang adalah forum tertinggi atau institusi tertinggi setelah konfercab.
2. musyawah pimpinan cabang dihadiri semua PC dan ketua umum PK dan ketua umum Rayon.
3. musyawarah pimpinan cabang diadakan diadakan paling sedikit empat bulan sekali, sebelum
pelaksanaan muspimda.
4. musyawarah pimpinan cabang memiliki kewenangan:
- menetapkan dan merubah peraturan organisasi yang menyangkut kondisi local, sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi.
- Evaluasi progam pengurus cabang selama catur wulan.
- Mengesahkan laporan organisasi dari PK dan Pengurus Rayon.
Pasal 34
Musyawarah Kerja Cabang
1. Menyusun dan menetapkan action plan selama satu periode berdasarkan hasil dari konvercab.
2. Mukercab dilaksanakan PC.
3. Peserta Mukercab adalah seluruh pengurus harian dan badan-badan dilingkungan PC.
Pasal 35
Rapat Tahunan Komisariat
1. RTK adalah forum musyawarah tertinggi di tingkat komisariat.
2. RTK dihadiri oleh utusan-utusan rayon-rayon.
3. Apabila Komisariat dibentuk berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam pasal 16 ayat 3 maka
RTK dihadiri oleh anggota komisariat.
4. RTK berlangsung dan dianggap sah apabila dihadiri minimal 2/3 rayon yang sah.
5. RTK diadakan satu tahun sekali.
6. RTK memiliki wewenangan:
a. menyusun porgam kerja komisariat dalam rangka pelaksanaan progam kerja umum dan
kebijakan PMII
b. Menilai laporan pertanggung jawaban pengurus komisariat.
c. Memilih ketua komisariat dan tim formatur.
Pasal 36
Rapat Tahunan Anggota Rayon
1. RTAR dihadiri oleh pengurus rayon dan anggota PMII dilingkungannya.
Pasal 37
Konggres Luar Biasa (KLB)
1. KLB merupakan forum yang setingkat dengan kongres.
2. KLB diadakan apabila terdapat pelanggaran terhadap konstitusi (AD/ART dan atau Peraturan
Organisasi) yang dilakukan oleh pengurus besar.
3. Ketentuan pelanggaran Konstituti ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi PMII, yang akan diatur
dalam peraturan organisasi.
4. KLB diadakan atas usulan 2/3+1 dari jumlah cabang yang sah.
5. Sebelum diadakan KLB, setengah syarat sebagaimana disebut dalam point 2 dan 3 terpenuhi,
kepengurusan PB diambil alih oleh Majelis Pembina Nasional (Mabinsa), yang kemudian
membentuk panitia KLB yang terdiri dari unsur Mabinsa dan cabang-cabang.
Pasal 38
Konferensi Koordinator Cabang Luar Biasa (konkoorcab-LB)
1. Konkoorcab-LB merupakan forum yang setingkat dengan Konkoorcab.
2. Konkoorcab-LB diadakan apabila terdapat pelanggaran terhadap Konstitusi (AD/ART dan atau
peraturan organisasi) yang dilakukan oleh Pengurus Koordinator Cabang.
3. Ketentuan pelanggaran Konstitusi ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi PMII, yang akan diatur
dalam peraturan organisasi.
4. Konkoorcab-LB diadakan atas usulan 2/3 dari jumlah cabang yang sah.
5. Sebelum diadakan Konkoorcab-LB, setengah syarat sebagaimana disebut dalam point 2 dan 3
terpenuhi, kepengurusan Korcab didomisioner dan diambil alih oleh Pengurus Besar, yang
kemudian membentuk panitia Konkoorcab-LB yang terdiri dari unsur PB dan cabang-cabang.
Pasal 39
Konferensi Cabang Luar Biasa (konpercab-LB)
1. Konpercab-LB merupakan forum yang setingkat dengan Konvercab.
2. Konpercab -LB diadakan apabila terdapat pelanggaran terhadap Konstitusi (AD/ART dan atau
peraturan organisasi) yang dilakukan oleh Pengurus Cabang.
3. Ketentuan pelanggaran Konstitusi ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi PMII, yang akan diatur
dalam peraturan organisasi.
4. Konpercab -LB diadakan atas usulan 2/3 dari jumlah komisariat yang sah.
5. Sebelum diadakan Konpercab -LB, setengah syarat sebagaimana disebut dalam point 2 dan 3
terpenuhi, kepengurusan cabang didomisioner dan diambil alih oleh Pengurus Besar, yang
kemudian membentuk panitia Konpercab-LB yang terdiri dari unsur Pengurus korcab dan
komisariat-komisariat.
Pasal 40
Rapat Tahunan Komisariat Luar Biasa (RTK-LB)
1. RTK-LB merupakan forum yang setingkat dengan RTK.
2. RTK-LB diadakan apabila terdapat pelanggaran terhadap Konstitusi (AD/ART dan atau peraturan
organisasi) yang dilakukan oleh Pengurus Komisariat.
Pasal 41
Rapat Tahunan Anggota Rayon Luar Biasa
(RTAR-LB)
1. RTAR-LB merupakan forum yang setingkat dengan RTAR
2. RTAR-LB didakan apabila terdapat pelanggaran terhadap konstitusi (AD/ ART dan atau peraturan
organisasi) yang dilakukan oleh pengurus rayon
3. Ketentuan pelanggaran konstitusi ditetapkan oleh mahkamah konstitusi PMII, yang akan diatur
dalam peraturan organisasi
4. RTAR-LB diadakan atas usulan 2/3 dan jumlah anggota
5. Sebelum diadakan RTAR-LB, setelah syarat sebagaimana disebut dalam point 2 dan 3 terpenuhi,
kepengurusan rayon didomisioner dan diambil alih oleh pengurus cabang, yang kemudian
membentuk panitia RTK-LB yang terdiri dari unsur pengurus komisariat dan anggota rayon
Pasal 42
Perhitungan Anggota
1. Setiap anggota dianggap mempunyai bobot manakala telah ditetapkan oleh PB berdasarkan
pelaporan organisasi yang disampaikan PKC dan PC
2. Ketentuan pelaporan anggota akan ditentukan dalam peraturan organisasi
Pasal 43
Quorum dan Pengambilan Keputusan
1. Musyawarah, Konferensi dan rapat-rapat seperti tersebut dalam pasal 25 ART ini adalah sah
apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah anggota
2. Pengambilan keputusan pada dasarnya diusahakan sejauh mungkin secara musyawarah untuk
mufakat dan apabila hal itu tidak tercapai maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak
3. Keputusan mengenai pengambilan seseorang dilaksanakan secara bebas dan rahasia
4. Dalam hal pemilihan terdapat suara yang seimbang, maka pemilihan diulang kembali. Manakala
dalam pemilihan kedua masih terdapat suara yang sama, maka akan ditentukan dengan
mekanisme undi (qur‟ah) yang dipimpin pemimpin sidang dengan asas musyawarah dan
kekeluargaan.
Pasal 45
Peralihan
1. Apabila segala badan-badan dan peraturan-peratuaran yang di tetapkan oleh ART ini belum dapat
terbentuk, maka ketentuan lama akan berlaku sejauh tidak bertentangan dengan ART ini.
BAB XII
Penutup
Pasal 46
1. Hal-hal yang belum diatur dalam ART ini akan ditetapkan oleh PB dalam peraturan orgasisasi.
2. ART ini ditetapkan oleh kongres sejak tanggal ditetapkan.
RANCANGAN
PENJELASAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 1
Cukup Jelas
Pasal 2
Cukup Jelas
Pasal 3
Cukup Jelas
Pasal 4
Cukup Jelas
Pasal 5
Cukup Jelas
Pasal 6
Cukup Jelas
Pasal 7
Cukup Jelas
Pasal 8
Cukup Jelas
Pasal 9
Cukup Jelas
Pasal 10
a. Berjasa kepada organisasi adalah perhatian dan kontribusi kepada organisasi yang dilakuka secra
intensif dan berulang-ulang dan/atau telah turut serta menyelamatkan organisasi dalam keadaan
dan situasi tertentu dan/atau telah membantu memajukan, mengharumkan dan menyebarluaskan
nama baik organisasi kepada masyarakat dan dunia internasional
b. Penghargaan dapat diberikan dalam bentuk sertifikat, cinderamata, bintang kehormatan dan
medali.
Pasal 12
Cukup Jelas
Pasal 13
Cukup Jelas
Pasal 14
Cukup Jelas
Pasal 15
Cukup Jelas
Pasal 16
Cukup Jelas
Pasal 17
Cukup Jelas
Pasal 18
Cukup Jelas
Pasal 19
Cukup Jelas
Pasal 20
Cukup Jelas
Pasal 21
Cukup Jelas
Pasal 22
Cukup Jelas
Pasal 23
Cukup Jelas
Pasal 24
Cukup Jelas
Pasal 25
Cukup Jelas
Pasal 26
Cukup Jelas
Pasal 28
Cukup Jelas
Pasal 29
Cukup Jelas
Pasal 30
Cukup Jelas
Pasal 31
Cukup Jelas
Pasal 32
Cukup Jelas
Pasal 33
Cukup Jelas
Pasal 34
Cukup Jelas
Pasal 35
Cukup Jelas
Pasal 36
a. (Mekanisme KLB)
Penandatanganan petisi dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut :
- Bila telah terkumpul tanda tangan PC sekurang-kurangnya 50 % + 1, selanjunya dikirim utusan
untuk menyampaikan petisi tersebut kepada Mabinas.
- Mabinas diwajibkan untuk melakukan vertifikasi tentang keabsahan petisi tersebut.
- Apabila petisi tersebut dinyatakan valid, Mabinas wajib membentuk kepanitiaan yang terdiri
dari unsur Mabinas dan Pengurus Cabang.
- Selanjutnya Panitia mengagendakan waktu pelaksanaan dan mengundang PC untuk
mengadakan KLB.
Pasal 37
Cukup Jelas
Pasal 38
Cukup Jelas
Pasal 39
Cukup Jelas
Pasal 40
Cukup Jelas
Pasal 42
Cukup Jelas
Pasal 43
Cukup Jelas
Pasal 43
Cukup Jelas
Pasal 44
Cukup Jelas
gg
Penasehat
1. Prof. Dr.Ibnu Hadjar, M.Ed 3. Drs. Ah. Ismail Outman, M.Ag
2. Prof. Dr. Erfan Soebahar, M.Ag 4. Dr. Abdul Wahib, M.Ag
Pembimbing
1. Dr. Suja‟i, M.Ag 11. Ahmad Muthohar, M.Ag
2. Dr. Darmu‟in, M.Ag 12. Dr. Mustofa, M.Ag
3. Dr. Ruswan, M.A 13. Drs. Abdul Wahid, M.Ag
4. Dr. Raharjo, M. Ed. st 14. Drs. Abdurahman, M. Ag
5. Abdul Kholiq, M.Ag 15. Dr. Hamdani Mu‟in, M. Ag
6. Drs. Fatah Syukur, M.Ag 16. Muslam, M. Ag
7. Drs. Ikhrom, M.Ag 17. Fahrurrozi, M. Ag
8. Drs. Ismail SM, M.Ag 18. Ridwan, M. Ag
9. Dra. Muntholi‟ah, M.Pd 19. Mahfudz Junaidi, M. Ag
10. Mursid,M.Ag 20. Nur Asiyah, S. Ag. M.SI
Pembina
1. Ruchman Basori, M.SI 9. Amin Suroso, SPd.I
2. Suyadi, S.Pd.I 10. Ali Imron, S.Pd. I
3. Syaifudin Zuhri, S.Pd. I 11. Abdullah Hadziq, S.Pd.I
4. Ali Anshori, M. Ag 12. Ahwan Ahadi Ihsan
5. Rosidi, M.SI 13. Sigit Wahyono, S.Pd.I
6. Asep Cuwantoro, M.Pd 14. Ainur Rofiq, S.Pd
7. Zuyyina Laili, SPd.I 15. Ahmad Afandi, S.Pd
8.
Litbang
1. M Aidris Saputro 12. A. Munadzif
2. Junaidi 13. Abdul Halim
3. Rifki Musshofa 14. Amri Zarois Ismail
4. Qowimul Adib, S.Pd 15. Istiqomah Retna
5. Ade Lukmono, S.Pd 16. Arif Hidayatullah
6. Ahmad Rouf 17. M. Irchamuddin
7. M. Husni Mushonnifin 18. Muchammmad Solechan
8. Imam Wahyudi 19. Ta‟at Rifani
9. M. Busro Asmuni 20. Mas Akhi Sofiuddin
10. M. Andi Hachim 21. Saifudin Wafa
11. Ahmad Hakim 22. Nafi‟
Biro-Biro
Biro Pengkaderan
Ketua 1. Miftachul Ichwan 9. Ahmad Qosim
Sekretaris 2. Shofan adiharta 10. Millati Aska
Anggota 3. Mahya Afiyati 11. Alfi Roihana
4. Khoirun Ni‟am 12. M. Saiful Mujahiddin
5. Khoirul Umam 13. M. Faiz Lathiful Anam
6. Nur Rohimin 14. Niswaturrohmah
7. Velga Taufik
8. Abdul Latif
Biro Kewirausahaan
Pembimbing
Pembina
1. Nur Lailatut Taqwa, S.Pd.I 7. Nur Laila Hafidhoh, S. Pd
2. Hafidz afrizal S.Pd. 8. Witi Muntari, S. Pd
3. Eko Herma, S.Pd. 9. Vina Inayatul Z. S.Pd
4. Sa‟diyah, S.Pd.I. 10. Supriyanto S.Pd.
5. Nurul Intani, S. Pd. 11. Kusiana Isnaini
6. Humam Adib Luthfi, S. Pd.
Litbang
A. Divisi Kajian
Koordinator 1. Dwi Wahyuningsih
Sekretaris 2. Nanda Agnesti A.
Anggota 3. Novia Uswatun
4. Abu Na‟im
5. Makrufiana
6. Nelly Rahmawati
7. Dwi Wanti A.
8. Rajevi Ambar L.
9. Agus .
B. Divisi Advokasi
LKaP (Lembaga Kajian dan Penerbitan) adalah lembaga semi otonom dari PMII Rayon
Abdurrahman Wahid komisariat Walisongo. Lembaga ini berdiri pada tahun 2011
ketika RTAR XXX PMII Rayon Abdurrahman Wahid yang saat itu masih bernama PMII
Rayon Tarbiyah.
Lembaga yang dipelopori oleh direktur LKaP kajian. Memasuki periode kedua, divisi dalam
pertama (Sahabat Eko Supraptyo) dan sahabat- LKaP mengalami perkembangan yang
sahabati lainya dengan dukungan para senior sebelumnya hanya fokus dalam kajian dan
dilatar belakangi oleh 2 hal, yaitu struktural dan penerbitan, kemudian lahir divisi baru bernama
kultural. Masalah struktural rayon ketika itu terjadi “Divisi Jaringan Luar” yang berorientasi pada
tumpang tindih peran, karena departemen pengenalan LKaP secara eksternal rayon.
pengkaderan dan pendidikan rayon yang
seharusnya mengakomodir seluruh kegiatan LKaP Periode 2013
rayon, justru lebih condong pada pembenahan Pada periode ini LKaP yang digawangi oleh
SDM melalui kajian. Sedangkan masalah kultural Sahabati Endah Kartika Ratnasari tetap fokus
rayon ada karena menjamurnya komunitas kajian dalam menjalankan misinya yaitu berkonsentrasi
yang tidak jelas wadahnya. Melalui dua latar menjaga tradisi intelektual. Seiring bergantinya
belakang tersebut, tercetuslah LKaP sebagai periode, divisi dalam LKaP mengalami perubahan
lembaga semi otonom diluar departemen yang sebelumnya terdapat divisi Jaringan Luar,
pengkaderan dan pendidikan rayon yang secara kini tergantikan dengan lahirnya divisi “Cyber”
resmi mengakomodir kajian intelektual serta yang bergerak dalam bidang media online.
menjaga tradisi intelektual kampus. Sampai saat ini divisi penerbitan dalam LKaP
telah menerbitkan beberapa produk, diantaranya
Perkembangan LKaP dari Masa ke Masa adalah buletin “Kosmopolit”, LKaP News, Bunga
Saat ini LKaP memasuki periode ke-3. Periode Rampai, serta Modul tahunan MAPABA.
pertama dipimpin oleh sahabat Eko Supraptyo, Sedangkan divisi kajian bergelut dalam bidang
dilanjutkan periode ke-2 dipimpin oleh Sahabati diskusi wacana yang diantaranya diskusi filsafat,
Malikhah, dan periode ketiga Sahabati Endah Islam, sosiologi dan politik serta diskusi
Kartika Ratnasari sebagai direktur utamanya. pendidikan yang rutin diselenggarakan setiap
Divisi yang diakomodir oleh LKaP pada periode minggu. Untuk divisi Cyber berkonsentrasi
pertama hanya fokus pada divisi kajian dan dibidang Online yang aktif menginformasikan isu-
penerbitan. Dalam divisi kajian, LKaP mewadahi isu terkait internal serta eksternal rayon. Untuk
para pemikir kritis yang berminat besar dalam info lebih lanjut dapat mengunjungi akun FB
kegiatan diskusi-diskusi wacana kontemporer (LKaP pmii gusdur), Twitter (@LKaP_GD) dan
yang bergerak pada fokus kajian intelektual. blog lkappmiirata.blogspot.com dan website
Sedangkan divisi penerbitan mewadahi sahabat/i pmiigusdur.com.
yang aktif dalam jurnalistik serta dokumentasi
Pembimbing:
1. Abdul Kholiq, M. Ag. 3. Rikza Chamami, M. SI.
2. Drs. Syamsul Ma‟arif, M. Ag. 4. Lulut Widyaningrum, M.Pd.
Pembina:
1. Fauzul Adzim, S. Pd.I. 7. Ali Mahmudi
2. Asep Cuwantoro, M. Pd 8. M. Idris, S.Pd.
3. M. Syakur,S.Pdi 9. Abdul Jalil
4. Hasan Ubaidillah, S. Pd.I. 10. M. Risya Islami
5. Sofyan An-Nasr, S. Pd.I. 11. Bayu Ren Warin
6. Teguh Wibowo, S.Pd.
Litbang:
1. Eko Supraptio 7. Ahmad Wakhid
2. Waliyadin 8. Nurul Inayah
3. Shofiyuddin Rifni 9. M. Yunus M.
4. M. Mudhofar 10. Zeaul Riska
5. Malicha 11. Khusnul Kholifah
6. Novita Nur Inayah
Pengurus Harian:
Direktur : Endah Kartika Ratnasari
Sekretaris : Harni
Wk. Sekretaris : Naharir
Bendahara : Diyah Suci
Wk. Bendahara : Dewi Haryani
Divisi-Divisi
Divisi Kajian
Koordinator : Oftiana Irayanti Wardhani Yulizar Farid Firdaus
Sekretaris : Abdul Ghofar Ulfatul Qoyyimah
Anggota : Faizatul Laili Fuadah M. Asroful Arif
Waras Sriyanti Wahid
M. Ali Furqon Kholifah
Divisi Penerbitan
Koordinator : M. Fikri Huda Bachtiar Laili Nurin N.
Sekretaris : Ahmad Basuki Nabila Quway
Anggota : Lutfiyah Nur Zain Almas
Hanita Masithoh Siti Khotijah
Rohimah
Divisi Cyber
Koordinator : Ria Khoiriyyah Esti Aryani
Sekretaris : M. Irfan M. Sabiq
Anggota : Rifqi Ghozali Ana Rizki Saputri
Laila Fatiyyah Danang Arif
Secara esensial, PMII merupakan berkah dari anugerah Tuhan yang mampu menggali
sumber-sumber nilai, yang kemudian dijadikan nilai gerak, landasan berfikir dan
kemudian dinamakan Nilai-nilai Dasar Pergerakan (NDP) itu sendiri.
Ibarat orang muslim, NDP itu adalah Al- 2. NDP menjadi pusat argumentasi dan
Qur‟annya PMII, jadi kemanapun kader-kader pengikat kebenaran dari kebebasan berfikir,
melangkah tidak boleh lepas dari NDP. berucap dan bertindak.
Manusia sebagai mandataris Tuhan (khalifah fil 3. NDP sebagai rujukan, landasan dan cara
ardhi), tentunya memiki fungsi untuk mengabdi berfikir.
kepada Allah, namun lebih daripada itu
manusia juga harus mampu menjaga Rumusan-Rumusan NDP
hubungan baik dengan manusia, dan juga 1. Tauhid
dengan alam sebagai sama-sama makhluk Meng-Esakan Allah SWT, merupakan nilai
Tuhan. paling asasi yang dalam sejarah agama
samawi telah terkandung sejak awal
Fungsi NDP keberadaan manusia.
Allah adalah Esa dalam segala totalitas,
1. Landasan berpijak: dzat, sifat-sifat, dan perbutan-perbuatan-Nya.
Bahwa NDP menjadi landasan setiap gerak Allah menciptakan, memberi petunjuk,
langkah dan kebijakan yang harus memerintah, dan memelihara alam semesta ini.
dilakukan. Allah juga menanamkan pengetahuan,
2. Landasan berpikir : membimbing dan menolong manusia.
Bahwa NDP menjadi landasan pendapat Keyakinan seperti itu merupakan keyakinan
yang dikemukakan terhadap persoalan- terhadap sesuatu yang lebih tinggi dari pada
persoalan yang dihadapi. alam semesta, serta merupakan kesadaran
3. Sumber motivasi : dan keyakinan kepada yang ghaib. Oleh
Bahwa NDP menjadi pendorong kepada karena itu, tauhid merupakan titik puncak,
anggota untuk berbuat dan bergerak sesuai melandasi, memadu, dan menjadi sasaran
dengan nilai yang terkandung di dalamnya. keimanan yang mencakup keyakinan dalam
hati, penegasan lewat lisan, dan perwujudan
Kedudukan NDP dalam perbuatan. Maka konsekuensinya
Pergerakan harus mampu melarutkan nilai-nilai
1. NDP menjadi sumber kekuatan ideal-moral
Tauhid dalam berbagai kehidupan serta
dari aktifitas pergerakan.
terkomunikasikan dan merambah ke
sekelilingnya. Dalam memahami dan
mewujudkan itu, Pergerakan telah memiliki
harus didahului dengan sikap keterbukaan, berpegang pada keyakinan ini, dibina
komunikasi dan dialog antar sesama. Semua hubungan dan kerja sama secara damai dalam
usaha dan perjuangan ini harus terus -menerus mencapai cita-cita kehidupan bersama umat
dilakukan sepanjang sejarah. manusia.
Melalui pandangan seperti ini pula kehidupa Nilai -nilai yang dikembangkan dalam
n bermasyarakat,berbangsa dan bernegara hubungan antar manusia tercakup dalam
dikembangkan. Kehidupan bermasyarakat, persaudaraan antar insan pergerakan,
berbangsa dan bernegara /merupakan persaudaraan sesama Islam, persaudaraan
kerelaan dan kesepakatan untuk bekerja sama sesama warga bangsa dan persaudaraan
serta berdampingan setara dan saling sesama ummat manusia. Perilaku
pengertian. Bermasyarakat, berbangsa dan persaudaraan ini , harus menempatkan insan
bernegara dimaksudkan untuk mewujudkan pergerakan pada posisi yang dapat
cita-cita bersama: hidup dalam kemajuan, memberikan kemanfaatan maksimal untuk diri
keadilan, kesejahteraan dan kemanusiaan. dan lingkungan persaudaraan.
Tolok ukur bernegara adalah keadilan,
persamaan hukum dan perintah serta adanya 4. Hubungan Manusia dengan Alam
permusyawaratan. Manusia yang diberi anugerah cipta, rasa,
Sedangkan hubungan antara muslim dan dan karsa, yang merupakan syarat sahnya
non muslim dilakukan guna membina sebagai khalifah diberi wewenang dan hak
kehidupan manusia dengan tanpa untuk memanfaatkan alam bagi kebutuhan
mengorbankan keyakinan terhadap hidupnya. Namun pemanfaatan ini tidak boleh
universalitas dan kebenaran Islam sebagai berlebih-lebihan apalagi merusak ekosistem.
ajaran kehidupan paripurna. Dengan tetap Hak ini dinamakan sebagai hak isti’mar, yaitu
Studi Advokasi
dalam Diskursus Transformasi Sosial
Oleh: Safi’atul Laila Masaroh*
Ayo Mengaji
Kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh LPSAP
bersama anak-anak di resosialisasi Sunan Kuning