MAPABA VI
( Masa Penerimaan Anggota Baru )
NAMA :
ALAMAT/DELEGASI :
NO.HP :
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
BRAHMA UNISLA Veteran
Masa Khidmah 203-2024
Salam Pergerakan...l!
Hidup Mahasiswa....!!!
Hidup PMIl...!!
Rosulillah Sayyidina Muhammad Ibni Abdillah Wa Ala Alihi wa Man Waalah. Amma Ba'du.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kekuatan kepada
Status anda sekarang sudah menjadi mahasiswa, bukan sekedar julukan untuk kaum
yang menuntut ilmu di perguruan tinggi, namun perannya harus lebih dari itu karena
peran kita sudah di tunggu oleh masyarakat langsung. Mahasiswa sebagai “Agen Of
lingkungan sekitarnya.
Kata mahasiswa terdiri dari dua kata, maha dan siswa. Maha yang berarti
tinggi, tingkatannya tidak bisa di samakan dengan siswa yang masih di tuntun oleh
pendidik/guru, terbiasa d arahkan. Sekarang bisa berfikir dan bergerak menuju masa
depan yang lebih cerah dengan kedewasaan dan kemandirian yang di milikinya serta
ikut serta menjunjung tinggi dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia yakni Pancasila.
memiliki orang-orang hebat yang dahulu ikut mendirikan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), dengan penuh perjuangan dan pengorbanan demi melepaskan diri
Ucapan terima kasih kami sampaikan terhadap semua pihak yang membantu
pengurus serta panitia masa penerimaan aggota baru yang telah berkomitmen
BRAHMA UNISLA Veteran, semoga kelak menjadi kader yang mu'takid dan ikut serta
dalam trabsformasi nilai-nilai dasar pergerakan dan cita-cita PMII khususnya guna
Sekali bendera di kibarkan hentikan ratapan dan tangisan, mundur satu langkah
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dan tidak lupa shalawat serta salamtetap kita haturkan kepada junjungan nabi
besar kita yaitu Nabi Muhammad,yang berhasil membawa agama islam ini menjadi
agama yang diakui kebenarannya dan kelak di akhirat kita mendapakatkan
syafa’atnya.
Kedua,atas nama panitia mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kinerja
panitia yangkurang efektif sehingga menyebabkan terganggunya kelancaran
mapaba tahun ini,tapi panitia berusaha sekeras mungkin untuk tetap bekerja agar
mapaba kali ini tetap lancar.
1. Tumbuhkan pada diri kalian keyakinan yang kuat di PMII PMII RAYON
“BRAHMA”
2. Tumbuhkan rasa keberanian yang tinggi agar terbentuk mental pejuang pada
calon anggota PMII RAYON “BRAHMA”
Umumnya,dan khususnya pada diri saya pribadi,sekali lagi mohon maaf sebesar-
besarnya. Sesuai motto saya “ meskipun tidak ada jalan,lalui! Dan pasti akan
menemukan jalan walau seujung tombak”. Tangan terkepal dan maju ke muka
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
Wallahul muwafiq illa aqwamitthoriq
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Biro-Biro
Biro Pengkaderan
Hasil Musyawarah mahasiswa nahdliyin di kota Surabaya 14-16 April 1960, memutuskan
hal-hal sebagai berikut:
1. Berdirinya organisasi mahasiswa nahdliyin, dan organisasi tersebut diberi nama Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
TRILOGI PMII :
TRI MOTTO: DZIKIR FIKIR AMAL SHOLEH
TRI KHIDMAD: TAQWA INTELEKTUAL PROFESIONAL
TRI KOMITMEN: KEBENARAN KEJUJURAN KEADILAN
Menatap PMII kedepan
Sebagai komponen masyarakat Indonesia yang sadar dan insyaf bahwa kemerdekaan adalah
hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan harus dihapuskan dari muka bumi, serta
sebagaimana apa yang diucapkan oleh Bung Karno bahwa kita belum pernah merdeka selama
masih ada bangsa lain yang dijajah. Maka PMII harus mampu melihat dan melawan segala
macam bentuk penjajahan dengan berpegang atas lima prinsip kebebasan pokok bagi setiap
insane ;
1. Hidzfual-nafs, jaminan atas jiwa (nyawa) rakyat.
2. Hidzfual-diin, jaminan beragama bagi rakyat.
3. Hidzfual-maal, jaminan atas harta benda rakyat.
4. Hidzfual-nasl, jaminan atas asal usul, identitas, garis keturunan setiap warga negara.
5. Hidzfual-Irdh, jaminan atas harga diri kehormatan dan profesi setiap warga negara.
Periodisasi PB PMII
Pencetus nama BRAHMA adalah sahabat Sirojul Munir dengan dibantu sahabat Hasan
‘Ali Husaini, sebelum nama BRAHMA di resmikan nama ini sudah dipikirkan oleh dua sahabat
ini untuk wadah kita kedepan dan Alhamdulillah sekarang sudah terbentuk, seluruh sahabat-
sahabat sepakat dengan nama tersebut. Nama ini dicetuskan bukan hanya asal-asalan tapi dari
sahabat-sahabat sudah memikirkan filosofi dan makna BRAHAMA.
Pengambilan nama ini diambil atas pertimbangan dari semua kalangan mulai dari
sahabat-sahabat Peternakan maupun dari sahabat PMII se-UNISLA dan alhamdulilah mendapat
dukungan. BRAHMA merupakan hewan Ruminansia atau sapi yang mempunyai keunggulan
tersendiri dibanding sapi-sapi yang lain. Sehubungan dengan diambilnya nama tersebut sahabat-
sahabat peternakan tidak mau meninggalkan hal-hal yang berhubungan dengan Peternakan,
diharapkan dengan pengambilan nama ini semoga bisa kita mencontoh dari karakter atau
keunggulan dari sapi BRAHMA, karena dalam bahasa orang jawa “Asmo kinaryo jopo” yang
artinya nama adalah do’a.
Dalam bahasa Latin Brahma sebenarnya adalah Brahman, tetapi orang jawa sering
mengucapkan Brahma yang tidak ada huruf N pada akhir katanya, begitu pula sahabat-sahabat
yang kebetulan banyak yang hidup desa jadi kita menggunakan nama “BRAHMA” bukan
Brahman yang sudah dipatenkan dalam bahasa yunani. Dan juga Brahma mempunyai
kepanjangan yaitu “Berani Hidupkan Masyarakat”.
Sapi ini mempunyai banyak keunggulan yang bisa menjadi motivasi bagi sahabat-sahabat
yang sedang berproses di dalam Rayon Brahma, keunggulan-keunggulan sapi ini sebagai
berikut :
Pertama : sapi ini sangat mudah beradaptasi sangat baik, meskipun ditempatkan di
tempat yang kering atau tandus. Kalau ditarik dalam organisasi kita sebagai
anggota ketika ditempatkan dimana saja kita bisa mudah beradaptasi dengan cepat
dan baik, seperti di lingkungan kampus maupun masyarakat.
Kedua : sapi Brahma mempunyai bentuk fisik yang berbeda dengan sapi-sapi
yang lain, sapi ini mempunyai punuk yang berfunsisebagai penyimpanan air, air
ini bisa di manfaatkan ketika sapi ini berada di tempat yang kering dan tidak ada
sumber air di tempat-tempat yang tandus dan kering. punuk pada sapi yang
berfunsi sebagai penyimpanan air, kalo kita tarik didalam organisasi kita sebagai
anggota mempunyai akal dan fikiran yang dikaruniai oleh Allah SWT, bisa
menyimpan ilmu yang kita pelajari di dalam organisasi maupun di manapun
berada.
Ketiga : sapi ini juga termasuk sapi yang sangat kuat. Ketika sudah terbentuk
organisasi ini rasa kekeluargaan dalam organisasi ini lebih erat dan juga kuat
dalam kodisi apapun,
Sumber ilmu
ASWAJA
Pada umumnya “Islam” dimengerti sebagai sebuah institusi agama dengan sekian ritual
keagamaan yang dilakukan oleh para pemeluknya. Pengertian semacam ini, Islam sebagai
sebuah institusi agama (organizedreligion) sebagaimana yang difahami oleh banyak orang,
mengakibatkan makna Islam menjadi sangat eksklusif dan menutup ruang bagi institusi agama
lain untuk memproklamirkan kebenaran agamanya dan ikut serta dalam kehidupan
sosialmasyarakat. Bahkan bagi sebagian pemeluknya ada anggapan bahwa seseorang yang
berada di luar institusi agama tertentu dianggap “musuh” dan “sesat”, karenanya harus diperangi
dan diselamatkan.
Padahal kalau kita melacak makna Islam yang terkandung dalam kitab suci Al Qur’an
akan kita dapatkan makna yang lebih universal dan membuka ruang bagi bertemunya agama-
agama (comment platform) serta kemungkinan dialog antar agama. Hal ini penting untuk
menyatukan visi kemanusiaan dan keadilan sebagai upaya transformasi sosial.
Di dalam Al Qur’an banyak dijumpai kata Islam yang menurut Djajaningrat berasal dari
kata kerja aslama “menyerahkan dengan tulus hati” atau “mengikhlaskan”. Dalam pengertian ini
kata Islam harus dibedakan antara Islam sebagai sikap jiwa seseorang dan Islam sebagai nama
sebuah agama. Surat Al Baqarah : 112, Jinn: 14, Ali Imran: 19 dan Al Maidah : 3 menegaskan
arti tersebut.
Terkait dengan pengertian Islam sebagai sikap jiwa seseorang, pemaknaan Islam yang
lebih umum, menurut kata generiknya adalah pasrah, tunduk kepada Tuhan, yaitu suatu
semangat ajaran yang menjadikan karakteristik pokok semua agama yang benar. Dasar semacam
inilah sebagaimana pandangan Al Qur’an bahwa semua agama yang benar adalah agama Islam,
dalam pengertian semuanya mengajarkan sikap pasrah kepada Tuhan.
Kata yang dekat dengan makna Islam adalah kata hanif yaitu condong atau cenderung.
Islam dalam pengertian hanif inilah yang dianut dan mempunyai tali persambungan dengan
ajaran nabi Ibrahim AS. Sedangkan Ibrahim sendiri tidak pernah mendakwahkan dirinya sebagai
seseorang yang memeluk agama formal baik Yahudi atau Nashrani. Ibrahim adalah seorang nabi
yang tunduk dan patuh kepada Tuhan karenanya dia disebut ”ber-Islam”.
Dengan demikian sikap pasrah dan tunduk adalah inti dari semua ajaran Tuhan yang
disampaikan oleh para Nabi. Hal ini menegaskan adanya titik temu agama-agama, meskipun nabi
dan masa mereka berbeda-beda. Sebab semua yang benar itu berasal dari sumber yang sama dan
semua para nabi membawa kebenaran ajaran yang sama. Perbedaan para nabi hanyalah dalam
bentuk responsi khusus tugas seorang rasul pada tuntutan zamannya.
1. Islam dan Transformasi Sosial
Manusia sebagai hamba Allah SWT, diciptakan dengan maksud untuk menjadi
khalifah di muka bumi ini. Penghambaan penuh atas nilai absolut Tuhan Yang Maha Esa
juga atas ekosistem dan alam jagat raya, selain itu manusia diwajibkan untuk melakukan
komunikasi dan bersosialisasi dengan sesamanya dalam rangka untuk saling ingat-
mengingatkan dalam kebaikan dan mencegah atas kemungkaran.
Tugas berat yang diberikan untuk manusia tidak semata selesai di dunia saja, akan
tetapi orientasi yang lebih tinggi adalah bagaimana manusia bisa hidup bahagia di akhirat
kelak. Islam dalam konteks ini adalah sebagi penyelamat. Kepasrahan secara total atas
ke-Maha Esa-an Tuhan pencipta alam semesta menjadi hal yang mutlak. Sebagai agama
yang diturunkan untuk penyempurna atas agama-agama sebelumnya, Islam diharapkan
bisa menjadi rambu dan pedoman bagi umat manusia dalam menjaga tatanan kehidupan
di dunia ini sebagai bekal di akherat (alIslamuya’luwalayu’la ‘alaih).
Keberadaan Islam pada konteks masa Nabi Muhammad adalah sebagai seruan
moral dalam memberantas kaum jahiliyah yang tidak lagi memperdulikan nilai-nilai
Menurut Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses sosial yang terjadi bila kelompok
sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing yang berbeda. Syarat
terjadinya proses akuturasi adalah adanya persenyawaan yaitu penerimaan kebudayaan tanpa
rasa terkejut, kemudian adanya keseragaman seperti nilai baru yang tercerna akibat
keserupaan tingkat dan corak budaya.
Dalam perkembangannya, ada tiga periode akulturasi yang terjadi di Indonesia ini.
Sebelum dijajah bangsa asing, Indonesia terdiri atas beberapa kerajaan yang merdeka.
Diantara kerajaan-kerajaan itu ada yang kekuasaanya meliputi seluruh nusantara, seperti
sriwijaya dan majapahit.
Kekayaan hasil alam Indonesia berupa rempah-rempah menarik bangsa asing untuk
datang ke Indonesia. Mereka membeli rempah rempah di Indonesia, kemudian menjualnya
kembali ke Eropa dengan harga yang lebih tinggi. Bangsa asing yang datang ke Indonesia
tersebut adalah Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda, dan Jepang.
Portugis adalah bangsa asing yang pertama datang ke Indonesia. Mereka mendarat di
kepulauan Maluku yang kaya akan rempah-rempah pada tahun 1511 dan akhirnya menguasai
perdagangan di kepulauan tersebut. Tidak lama kemudian bangsa spanyol juga datang ke Maluku
pada tahun 1521.
Tahun 1596, Belanda datang ke Indonesia, dipimpin oleh Cornelis deHoutman. Belanda
mendarat di pelabuhan Banten, Jawa Barat. Belanda ingin menguasai perdagangan, lalu belanda
mendirikan perkumpulan dagang yang disebut VOC (VereenigdeOostIndischeCompagnie) atau
Perserikatan Dagang Hindia Timur. Dalam hitungan tahun belanda sudah meluaskan
kekuasaanya sehingga berhasil menguasai wilayah Nusantara. Belanda menggunakan cara
menghasut dan memfitnah atau politik adu domba dengan memanfaatkan para raja dan pembantu
dekat raja, sehingga terjadi konflik diantara mereka. Para raja dan pembantu dekat raja terlena
dengan hadiah dan iming-iming dari kaum penjajah.
Selain menggunakan politik adu domba, belanda juga melakukan sistem kerja paksa atau
kerja Rodi. Pada system kerja paksa ini rakyat Indonesia dipaksa bekerja membangun jalan raya
dari Anyer sampai Panarukan sepanjang 1000 km tanpa mendapatkan upah, yang dipimpin oleh
Jenderal Daendels, banyak korban yang mati kelaparan, kehausan, dan dicambuk.
Disamping kewajiban kerja paksa, penjajah belanda juga menerapkan system tanam
paksa yang diciptakan oleh Van De Bosch. Dalam sistem ini, rakyat harus menyediakan
sebagaian tanahnya untuk ditanami tanaman-tanaman yang laku dijual di Eropa, seperti kopi,
tembakau, tebu dan lainnya. Keuntungan uang dari penjualan yang amat besar mengalir ke
negeri Belanda.
Melihat situasi dan semakin sewenang wenangnya Belanda menghisap rakyat Indonesia,
para tokoh tokoh di berbagai daerah di Indonesia tiadak tinggal diam dan melakukan perlawanan
dan bertekad mengusir penjajah, seperti :
a) Perjuangan Sultan Agung, Raja Mataram pada tahun 1629 dengan 20.000 prajurit.
b) Perjuangan Pattimura dari Maluku pada tahun 1817 dengan dibantu dengan pejuang
putri bernama Kristina Marta Tiahahu.
c) Perjuangan Untung Suropati terjadi di daerah Jawa Tengah sampai Jawa Timur pada
sekitar tahun 1686.
g) Perjuangan Rakyat Aceh, dimulai tahun 1873. Perlawanan ini dipelopori oleh Teuku
Umar, Cut Nya Dien, Teuku Cik Di Tiro, Panglima Polem dan Cut Mutia.
h) Perlawanan Sisingamangaraja XII dan rakyat Batak. Perang berlangsung antara 1883-
190.7
b. Penderitaan dan kesengsaraan rakyat akibat penjajah, karena rakyat Indonesia merasa senasib
sepenanggungan karena di jajah dan bersama-sama menentang penjajah.
d. Pengaruh kemenangan jepang atas Rusia (1901-1905) yang memberi kepastian bahwa bangsa
asia mampu mengalahkan bangsa barat, hal ini mengangkat dan mengembalikan kepercayaan
bangsa Indonesia.
e. Berkembangnya gerakan nasional dan perjuangan kemerdekaan di negara lain dalam upaya
melawan kekuasaan asing, seperti :
g. Gerakan nasional Cina yang dipelopori oleh Sun Yat Sen h. Gerakan nasional Turki yang
dipelopori oleh Mustafa Kemal Pasha.
a. Paham baru yang berkembang di Eropa, seperti nasionalisme, demokrasi dan liberalisasi
masuk ke negara Asia-Afrika. Pengaruh paham baru membuka pola pikir rakyat Indonesia untuk
menggunakan kemampuannya melawan ketidakadilan dan perampasan, sehingga ada
kebangkitan melawan penindasan penjajah untuk mewujudkan hidup yang merdeka.
b. Bentuk organisasi pergerakan nasional Indonesia yang muncul akibat pengaruh paham baru
antara lain: Budi Utomo (20 mei 1908), didirikan oleh Dr.SoetomoSuradji, Gunawan
Mangunkusomo, yang waktu itu sebagai mahasiswa Stovia. Budi Utomo bergerak di bidang
sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Dan tujuan dari Budi Utomo adalah kemajuan bagi Indonesia
yang harmonis bagi nusa dan bangsa. Sarekat Islam (1912) Faktor didirikannya Sarekat Islam :
a) Faktor ekonomi, yaitu memperkuat diri menhadapi pedagang Cina yang melakukan
monopoli, dan merugikan pedagang pribumi. Faktor agama, yaitu memajukan agama
islamkerana para penjajah semakin meningkatkan gerakan penyebaran agama kristen untuk
mempengaruhi pedagang pribumi.
SI Putih yaitu SI yang tetap berlandaskan pada asas perjaunganislam dipimpin oleh
HOS Cokroaminoto.
SI Merah yaitu, kelompok SI yang berhaluan marxisme dipimpin oleh Semaoen dan
Darsono, kelompok ini lebih bersifat radikal.
Pada bulan desember 1920, ISDV berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia.
Tahun 1926 PKI melancarkan pemberontakan terhadap pemerintahan kolonial Belanda. Pada
tanggal 13 november 1926 meletus pemberontakan PKI di Jakarta. Tindakan kekerasan terjadi di
Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Akibat pemberontak yang dilakukan oleh PKI
diberbagai daerah, akhirnya PKI dinyatakan sebagai organisasi terlarang.
E. Pancasila dan posisi Indonesia di era perang dunia II (1939- 1945), diawal-awal
proklamasi kemerdekaan, ancaman agresi militer Belanda dan dinamika negara baru
(1945-1959), dan perang dingin (1946-1991)
Pada masa-masa akhir perang dunia II, kekalahan Jepang pada sekutu dalam perang
pasifik tak lagi bisa disembunyikan. Pada 6 Agustus 1945, 2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di
Jepang, Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Ini menyebabkan Jepang menyerah
kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk
memproklamasikan kemerdekaannya. 7 Agustus - BPUPKI berganti nama menjadi PPKI
(Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan
RadjimanWedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka
dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan
kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus. Sementara itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah
mendengar berita lewat radio pada tanggal 10 Agustus 1945, bahwa Jepang telah menyerah
kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan
menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Saat Soekarno, Hatta dan
Radjiman kembali ke tanah air pada tanggal 14 Agustus 1945, Syahrir mendesak agar Soekarno
segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang
telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah
yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.
15 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang
masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di
Indonesia ke tangan Belanda. Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, yang tergabung
dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945
mereka menculik Soekarno dan Hatta, dan membawanya ke Rengasdengklok, yang kemudian
F. Era Kemerdekaan
Berita proklamasi tersebar melalui radio, pamphlet, dan selebaran. Syahrudin, seorang
wartawan kantor berita domei, sejak pagi telah memperoleh salinan naskah proklamasi dan
menyampaikan kepada bagian radio domei. sementara angkatan tentara Indonesia, Pasukan
Pembela Tanah Air (PETA), serta para pemuda dan lain-lainnya berangkat untuk
mempertahankan kediaman Sukarno.
1. Sidang PPKI pertama pada tanggal 18 agustus 1945, menghasilkan tiga keputusan
sebagai berikut : a. mengesahkan UUD 1945, b. Memilih dan menetapkan Ir.Soekarno sebagai
Presiden dan Drs. Moh Hatta sebagai wakil presiden, c. sebelum terbentuknya MPR, untuk
sementara pekerjaan presiden dibantu oleh KNIP.
2. Sidang PPKI kedua pada tanggal 19 agustus 1945, menghasilkan dua keputusan
sebagai berikut : a. menetapkan 12 kementrian, b. membagi daerah RI menjadi 8 provinsi, yaitu
Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda kecil, Maluku, Sulawesi, dan
Kalimantan.
3. Sidang PPKI yang ketiga pada tanggal 22 agustus 1945, menghasilkan keputusan
sebagai berikut: a. membentuk KNIP, b. Membentuk Partai Nasional Indonesia, c. membentuk
Badan Keamanan Rakyat. Pada 29 Agustus 1945, kumpulan tersebut melantik Soekarno sebagai
Presiden Indonesia, dengan Mohammad Hatta sebagai wakilnya, melalui lembaga yang
dirancang beberapa hari sebelumnya.
Arti kemerdekaan dapat kita refleksikan dari para tokoh kemerdekaan Indonesia sebagai
berikut; Ki Hajar Dewantara menulis; “Dalam pendidikan harus senantiasa diingat bahwa
kemerdekaan bersifat tiga macam: berdiri sendiri (zelstandig), tidak tergantung pada orag lain
(onafhankelijk), dan dapat mengatur dirinya sendiri (vrijeid, zelfsbeschikking).” Kalau istilah
Belanda itu diterjemahkan kedalam jargon yang lebih dikenal sekarang, maka ketiga komponen
kemerdekaan itu ialah selfreliance, independence, dan self-determination. Sukarno lebih
menekankan independence, yaitu terlepasnya Indonesia dari penguasaan oleh suatu bangsa dan
penguasaan asing. Hatta dan Syahrir lebih menekankan self-reliance yaitu otonomi setiap
individu dalam memutuskan apa yang harus dikerjakan. Tan Malaka selepas sekolah guru di
Harlem, Belanda, memilih menjadi guru untuk anak-anak para kuli kontrak di perkebunan Deli,
melihat kemerdekaan sebagai self-determination, yaitu kesanggupan setiap kelompok sosial
menentukan nasibnya sendiri dan tidak menggantungkan peruntungannya pada kelompok sosial
lainnya. Perbedaan tekanan itu menjadi lebih jelas kalau dilihat dari hubungan dengan apa yang
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan Moh. Hatta memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia ditengah keadaan politik dunia yang tidak stabil pasca perang dunia II.
Keadaan politik yang tidak stabil pasca perang mempengaruhi keadaan politik dan keamanan
bangsa Indonesia yang baru saja merdeka. Hal ini membuat kemerdekaan Indonesia seakan tidak
berjalan mulus. Sesaat setelah Indonesia merdeka timbul berbagai ancaman baik dari dalam
negeri maupun dari dunia internasional yang melihat Indonesia sebagai bekas wilayah jajahan
Jepang yang harus dikembalikan kepada sekutu.
Setelah Jepang menyerah tanpa syarat, tentara Inggris dan Belanda datang ke Jakarta
dengan pengawalan Netherlands-IndiesCivilAdministration atau yang disingkat NICA. Selain
itu, AlliedForcesNetherlandsEastIndies atau AFNEI yang awalnya bertugas hanya untuk
membebaskan warga negara sekutu yang ditawan Jepang dan menghukum penjahat-penjahat
perang Jepang, justru seakan bekerja sama dengan NICA untuk membangun Indonesia sebagai
negara persemakmuran Belanda yang berbentuk federasi. Hal ini memicu kecurigaan rakyat
Indonesia yang memicu pertempuran-pertempuran yang terjadi di dalam negeri.
Dalam menghadapi kedatangan NICA, para kyai juga membutuhkan forum musyawarah
untuk menentukan sikap. Pada saat itu, rapat baru bias dimulai pada 21 oktober, setelah para
Kyai dari Jawa-Madura berkumpul semua. Sebelumnya, Hadhratus Sya
ikhKH.HasyimAsy‟ari meminta para Kyai lainnya untuk menunggu beberapa Kyai
terkemuka yang datang dari Jawa Barat, seperti Kyai Abbas Buntet, Kyai Satori Arjawinangun,
Kyai Amin BabaganCiwaringin, dan Kyai Suja‟I Indramayu. Waktu itu, perjalanan ke Surabaya
hanya mengandalkan jasa kereta api yang masih sangat sederhana.
Setelah rapat darurat yang dipimpin oleh Kyai Wahab Hasbulloh menemukan titik temu,
pada tanggal 23 oktober, HadhratusSyaikhKH.HasyimAsy‟ari atas nama PB (pengurus besar)
organisasi NU mendeklarisakan sebuah seruan jihad fi sabilillah yang belakangan terkenal
dengan istilah Resolusi Jihad.
2) Republik Indonesia sebagai satu-satunya pemerintahan yang sah, wajib dibela dan
diselamatkan, meskipun meminta pengorbanan harta dan jiwa.
3) Musuh musuh republik Indonesia, terutama belanda yang dating dengan membonceng
tugas tugas tentara sekutu (Amerika-Inggris) dalam hak tawanan perang bangsa Jepang, tentulah
akan menggunakan kesempatan politik dan militer untuk kembali menjajah Indonesia.
4) Umat islam, terutama warga NU, wajib mengangkat senjata melawan Belanda dan
kawan-kawannya yang hendak kembali menjajah Indonesia.
5) Kewajiban tersebut adalah jihad yang menjadi kewajiban bagi tiap-tiap orang islam
(fardlu „ain) yang berada dalam jarak radius 94 km (yakni jarak dimana umat islam boleh
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
melakukan sholatjama‟ dan qasar). Adapun bagi mereka yang berada diluar jarak tersebut,
berkewajiban membantu saudara saudaranya yang berada dalam jarak 94 km tersebut.
Terdapat berbagai pertempuran yang terjadi pada saat masuknya Sekutu dan NICA ke
Indonesia, yang saat itu baru menyatakan kemerdekaannya. Pertempuran yang terjadi di
antaranya adalah:
c. Perjuangan Gerilya Jenderal Soedirman, meliputi Jawa Tengah dan Jawa Timur
Sehingga negara yang baru saja merdeka ini tidak hanya dihadapkan dengan politik dunia
yang tidak stabil pasca perang, tapi juga rakyat yang masih bergejolak dan sistem pemerintahan
dalam negeri yang harus segera dibentuk sebagai negara yang berdaulat.
Agresi Militer I Pada tanggal 27 Mei 1947, Belanda mengirimkan Nota Ultimatum, yang
harus dijawab dalam 14 hari, yang berisi:
Republik Indonesia harus mengirimkan beras untuk rakyat di daerah daerah yang
diduduki Belanda;
Agresi Militer II terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap
Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu, serta penangkapan Soekarno, Moh Hatta, Sjahrir dan
beberapa tokoh lainnya. Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan dibentuknya Pemerintah
Darurat Republik Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara.
Akibat dari Agresi Militer tersebut, pihak internasional melakukan tekanan kepada Belanda,
terutama dari pihak Amerika Serikat yang mengancam akan menghentikan bantuannya kepada
Belanda, akhirnya dengan terpaksa Belanda bersedia untuk kembali berunding dengan RI. Pada
tanggal 7 Mei 1949, Republik Indonesia dan Belanda menyepakati Perjanjian Roem Royen.
Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antara pemerintah Republik Indonesia dan
Belanda yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda dari 23 Agustus hingga 2 November 1949.
Yang menghasilkan kesepakatan:
Dinamika Negara Baru (1945-1959) Pada masa 1945 – 1959 merupakan awal dari
berdirinya berbagai institusi perwakilan rakyat seperti Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang
merupakan representasi atau perwakilan dari rakyat. Sehingga DPR dipandang perlu untuk
menjadi fungsi legalitas terhadap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Dalam demokrasi
liberal juga diharapkan menegakkan hak – hak individu, namun dalam implementasinya
kebijakan yang diwujudkan oleh pemerintah seringkali bersinggungan dengan hak individu
rakyat.
Istilah sistem pemerintahan berasal dari gabungan dua kata sistem dan pemerintahan.
Kata sistem merupakan terjemahan dari kata system (bahasa Inggris) yang berarti susunan,
tatanan, jaringan, atau cara. Sedangkan Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan yang
berasal dari kata perintah. Dan dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata-kata itu berarti:
2) Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah, atau, Negara.
Maka dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan
oleh badan-badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif di suatu Negara dalam rangka mencapai
tujuan penyelenggaraan negara. Dalam arti yang sempit, pemerintahan adalah perbuatan
memerintah yang dilakukan oleh badan eksekutif beserta jajarannya dalam rangka mencapai
tujuan penyelenggaraan negara. Sistem pemerintaha diartikan sebagai suatu tatanan utuh
yang terdiri atas berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantungan dan
memengaruhi dalam mencapaian tujuan dan fungsi pemerintahan.
Tujuan pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan
negara. Misalnya, tujuan pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
1. Periode 1945-1949
Pada awal deklarasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 ,
Indonesia menjalankan sistem presidensial yang merujuk pada UUD 1945 yang
menyatakan bahwa Presiden memiliki kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan.
Namun pada tanggal 23 Agustus 1945 , Belanda dan negara sekutu mendarat di
Indonesia. Adapun negara selain Belanda bermaksud untuk mengamankan Indonesia
pasca penetapan kemerdekaannya . Namun lain halnya dengan Belanda, ia kembali ke
Indonesia dengan maksud untuk kembali menguasai Indonesia. Tentunya hal ini
merupakan tantangan bagi deklarator kita Soekarno untuk mempertahankan Indonesia
dan wilayah – wilayah yang telah disepakati sebagai bagian dari Indonesia.
Pada masa kabinet parlementer ini Sutan Sjahrir mengambil banyak peran
terutama melakukan diplomasi dengan pihak Belanda untuk mengakui Indonesia
sebagai negara merdeka. Adapun pada periode ini sistem pemerintahan dinilai tidak
stabil , karena terjadi penguasaan terhadap wewenang kepada Perdana Menteri.
Sehingga terjadi tiga kali pergantian perdana menteri, yakni : Sutan Sjahrir , Amir
Syarifuddin , dan Muhammad Hatta. Untuk periode ini , Indonesia menjalankan
sistem pemerintahan semi-parlementer karena kondisi tersebut yang tidak
memungkinkan untuk menjalankan sepenuhnya , dan tentunya dipengaruhi faktor
politik yakni untuk membuka jalan diplomasi dengan pihak Belanda.
Selain itu pada periode ini dibentuk KNIP yang merupakan lembaga yang
menjadi cikal bakal DPR yang berfungsi sebagai badan legislatif . Hal ini sesuai
dengan Pasal 4 Aturan Peralihan dalam UUD 1945 dan maklumat Wakil Presiden
Nomor X pada tanggal 16 oktober 1945, yang memutuskan bahwa KNIP diserahi
kekuasaan legislatif, karena MPR dan DPR belum terbentuk.
2. Periode 1949 – 1950
Pada periode ini sistem pemerintahan Indonesia masih menggunakan sistem
pemerintahan parlementer yang merupakan lanjutan dari periode sebelumnya (1945-
1949). Sistem ini menganut sistem multi-partai. Hal ini didasarkan pada konstitusi
RIS yang menetapkan sistem parlementer kabinet semu (quasyparlementary) sebagai
sistem pemerintahan RIS. Perlu diketahui bahwa sistem pemerintahan yang dianut
pada masa konstitusi RIS bukanlah kabinet parlementer murni karena dalam sistem
parlementer murni, parlemen mempunyai kedudukan yang sangat menentukan
terhadap kekuasaan pemerintah.
Diadakannya perubahan Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi
negara serikat ini adalah merupakan MODUL MAPABA “UMAR TAMIM”
UNIPDU JOMBANG- 60 konsekuensi sebagai diterimanya hasil Konferensi Meja
Bundar (KMB). Perubahan ini dituangkan dalam Konstitusi Republik Indonesia
Serikat (RIS). Hal ini karena adanya campur tangan dari PBB yang memfasilitasinya.
Wujud dari campur tangan PBB tersebut adanya konfrensi KMB yaitu :
1) Indonesia merupakan Negara bagian RIS
2) Indonesia RIS yang di maksud Sumatera dan Jawa
UUDS ini merupakan adopsi dariUUD RIS yang mengalami sedikit perubahan,
terutama yang berkaitan dengan perubahan bentuk negara dari negara serikat ke
negara kesatuan. Setelah peralihan dari Republik Indonesia Serikat (RIS) menjadi
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Indonesia mulai menganut sistem
demokrasi liberal dimana dalam sistem ini pemerintahan berbentuk parlementer
sehingga perdana menteri langsung bertanggung jawab kepada parlemen (DPR) yang
terdiri dari kekuatan-kekuatan partai. Anggota DPR berjumlah 232 orang yang terdiri
dari: Masyumi (49 kursi), PNI (36 kursi), PSI (17 kursi), PKI (13 kursi), Partai
Katholik (9 kursi), Partai Kristen (5 kursi), dan Murba (4 kursi), sedangkan sisa kursi
dibagikan kepada partai-partai atau perorangan, yang tak satupun dari mereka
mendapat lebih dari 17 kursi. Adapun kabinet yang telah dibentuk pada periode ini
(1950 – 1959) antara lain:
1) 1950-1951 - Kabinet Natsir
2) 1951-1952 - Kabinet Sukiman-Suwirjo
3) 1952-1953 - Kabinet Wilopo
Dalam konteks ini, prinsip kemanusiaan menurut alam pemikiran Pancasila menjadi
sintesis antara pendukung ajaran declarationof American independence dan manifesto komunis.
Dalam pidato Soekarno di PBB, pada 30 September 1960,” To Buildthe World A new” yang
memperkenalkan Pancasila kepada dunia. Dari pengalaman kami sendiri dan dari sejarah bangsa
kami sendiri sesusatu tumbuh, yang lantas lebih cocok, yang kami namakan Pancasila, suatu
gagasan dan cita-cita itu, sudah terkandung dalam bangsa kami ribuan tahun yang lalu sebelum
imperialisme menenggelamkan kami pada saat kelemahan nasional. (Soekarno). Sementara itu
Hatta dalam pidatonya, Mendayung diantara Dua Karang. Dia menyimpulkan bahwa pro kontra
terhadap kedua persetujuan antara pemerintahan Indonesia yang baru merdeka dan pemerintah
belanda itu, menggambarkan begitu konkritdinamikapolitik internasionalyang di warnai
pertentangan politik antara dua adikuasa, AS da Uni Soviet.
Gerakan non blok ini didirikan berdasarkan sepuluh prinsip dasar yang di sepakati dalam
KTT Asia-Afrika yang di kenal dengan sebutan Dasasila Bandung. Kesepuluh prinsip itu adalah:
3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar atau
kecil.
5. Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara sendirian
maupun kolektif, yang sesuai dengan piagam PBB.
Pelebelan bahwa laki-laki itu kuat dan rasional sementara Perempuan itu lemah dan
emosional merupakan sebuah konstruksi budaya. Citra tersebut bukanlah kodrat, sehingga tidak
permanen dan bisa diubah. Konstruksi budaya diatas sering disalah artikan sebagai kodrat yang
bersifat permanen sehingga menimbulkan sebuah ketidakadilan yang menindas salah satu baik
itu laki-laki maupun perempuan. PMII memiliki komitmen terhadap keadilan gender dan
diwujudkan melalui adanya gerakan perempuan yang disebut KOPRI.
Istilah gender akhir-akhir ini sering didengar atau dibaca orang. Namun masih banyak
yang kadang salah memahami dalam arti. Dalam banyak kasus gender masih dipahami sama
dengan soal seksualitas. Padahal Gender itu merupakan perbedaan antara laki-laki dengan
perempuan dalam segi sifaf-sifat, ciri-ciri khusus, fungsi-fungsi khusus, peran, kedudukan, tugas,
tanggung jawab yang dapat diubah sesuai dengan kontruksi budaya, adat istiadat serta
kepercayaan dan kebiasaan masyarakat.
Misalnya atribut laki-laki itu, kuat, kasar, berwibawa, tegas, , pemarah, rasional.
Sedangkan atribut perempuan itu lemah, halus, penurut, ramah , emosional, irasional. Disamping
itu dari fungsinya dikatakan bahwa laki-laki adalah tulang punggung, pencari nafkah, pelindung,
dan pemimpin. Sedangkan perempuan dalam banyak budaya khususnya budaya jawa wanita
mempunyai fungsi 3M yakni masak , macak ,manak (memasak, bersolek dan melahirkan). Maka
menjadi jelas bahwa gender terbentuk karena kontruksi masyarakat, bukan terbentuk secara
alami, oleh sebab itu dari waktu ke waktu dapat saja berubah sesuai dengan perubahan yang
terjadi atas keadaan sosio kultur dan budaya yang berkemabng di masyarakat.
Sedangkan kalau seks itu berkaitan erat dengan jenis kelamin, laki-laki atau perempuan.
Perbedaan ini lebih bersifat dari unsur biologis atau bawaan yang melekat pada masing-masing
jenis kelamin yang bersifat permanen dan tidak dapat dipertukarkan.
KESETARAAN GENDER
Kesetaraan gender berarti kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk
memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan
berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan
KEADILAN GENDER
Keadilan gender merupakan suatu proses dan perlakuan adil terhadap perempuan dan
laki-laki. Dengan keadilan gender berarti tidak ada pembakuan peran, beban ganda, subordinasi,
marginalisasi dan kekerasan terhadap perempuan maupun laki-laki. Terwujudnya kesetaran dan
keadilan gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki
dengan demikian mereka memiliki akses, kesempatan berpartisipasi, dan kontrol atas
pembangunan serta memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan.
Memiliki akses dan partisipasi berarti memiliki peluang atau kesempatan untuk
menggunakan sumber daya dan memiliki wewenang untuk mengambil keputusan terhadap cara
penggunaan dan hasil sumber daya tersebut. Memiliki kontrol berarti memiliki kewenangan
penuh untuk mengambil keputusan atas penggunaan dan hasil sumber daya. Sehingga
memperoleh manfaat yang sama dari pembangunan.
1. Marginalisasi (Peminggiran)
Merupakan kondisi atau proses peminggiran terhadap salah satu jenis kelamin dari arus
utama yang berakibat kemiskinan.
Diskriminasi yang dialami kaum perempuan, yang terjadi dalam lingkup keluarga
hingga lingkup negara perempuan dipandang kaum kelas kedua. Seperti dalam
memberi kesampatan belajar, bekerja, harta warisan, pengambilan keputusan, bahkan
hingga menentukan plihan hidup. Sementara laki-laki di prioritaskan dibanding
perempuan
Adat istiadat yang berlaku di masyarakat bahkan menempatkan perempuan dibawah
derajat kaum laki-laki
2. Surbodinasi (Penomorduaan)
Merupakan suatu penilaian atau tanggapan bahwa suatu peran yang dilakukan olehsatu
jenis kelamin lebih rendah dari yang lain. Karena budaya yang ada di masyarakat
memandang bahwa perempuan sebagai kelommpok yang bersifat irasional , lemah, tidak
cekatan , cengeng, emosiona, yang berbeda dengan sifat yaang dimiliki oleh laki-laki
Pembagian beban kerja dan tanggung jawab yang tidakseimbang antara laki-laki dan
perempuan. Dalam banyak kasus perempuan diberi beban kerja dan tanggung jawab yang
lebih banyak daripada laki-laki . Misalnya dalam urusan rumah tangga, semua urusan
domestik adalah tanggung jawab perempuan seperti, mengepel, memasak, mencuci
hingga menjaga anak.
Kopri merupakan wadah bagi kader-kader putri PMII untuk mengembangkan segala
potensi yang dimiliki, baik dalam hal wacana, politik serta dalam aspek-aspek lain yang
merupakan Hak itrah dari seorang manusia. Sehingga tidak terkesan bahwa perempuan
merupakan sub gender dari laki-laki.
Kopri berstatus BSO atau (Badan Seni Otonom) yang mempunyai kekhususan untuk
mebentuk struktur organisasi di sesuaikan dengan hierarki struktur yang menagani persoalan
perempuan PMII dan isu peremuan secara umum. Badan ini bersifat Hierarki dan bertanggung
jawab kepada ketua umum PMII disetiap jenjangnya (BAB 1 Ketentuan Umum Pasal 1---
PeraturanOrganisasi).
SEJARAH KOPRI
Pada saat PMII didirikan KOPRI memang belum ada. Yang ada hanya divisi
keputrian. Hal ini bukan lantaran peran perempuan sangat kecil, melainkan lebih
dikarenakn kepraktisan semata. Maksudnya dalam divisi keputrian ini dikalangan
perempuan PMII bisa lebih fokus memusatkan perhatiannya menangani masalah-masalah
yang berkaitan dengan dunianya. Sayang sekali saat itu dunia perempuan hanya sebatas
menjahit, memasak dan dapur. Dalam divisi keputrian tadi, yang menangani semua
permasalahan didalamnya tentu saja harus perempuan. Namun walau demikian tidak
menutup kemungkinan perempuan menempati posisi di struktur PMII. Tapi lagi-lagi
karena kesiapan Sumber Daya Manusia dan profesionalitas perempuan yang kurang
menyebabkan jumlah mereka secara kuantitias masih sedikit. Dimaklumi, karena waktu
itu memang sangat sedikit kaum perempuan yang dapat melanjutkan pendidikan ke
jenjang perguruan tinggi. Kondisi yang terjadi saat itu antara laki-laki dan perempuan
saling bahu-membahu (guyub) dalam menutupi kekurangan di organisasi. Termasuk pula
guyub dalam pengambilan keputusan serta beberapa hal yang mengharuskan mereka
bekerja sama mempertaruhkan nama organisasi.
Lahirnya KOPRI berawal dari keinginan kaum perempuan untuk memiliki ruang
sendiri dalam beraktifitas, sehingga mereka dapat bebas mengeluarkan pendapat atau
apapun. Keinginan tersebut didukung sepenuhnya oleh kaum laki-laki saat itu. Korps
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI) lahir pada tanggal 25 November
1967 di Semarang, dengan status Badan Semi Otonom yang sebelumnya merupakan
followup atas dilaksanakannya Training Kursus keputrian di Jakarta pada tanggal 16
Februari 1966 yang melahirkan Panca Norma KOPRI. Disisi lain, kondisi gerakan
perempuan pada saat berdirinya KOPRI baru sebatas emansipasi perempuan dalam
Pada saat pertama kali berdiri, sebagaimana organisasi perempuan yang ada pada
waktu itu, KOPRI hanya semata-mata sebagai wadah mobilisasi perempuan. Alasan
mengapa ada KOPRI tak lain karena dirasa perlu untuk mengorganisir kekuatan
perempuan PMII untuk bisa menopang organisasi yang menaunginya (PMII). Hal ini
seperti juga terjadi di organisasi-organisasi lain baik organisasi mahasiswa, ormas
keagamaan, dan organisasi politik. Akan tetapi ada pada perkembangan selanjutnya
menunjukkan hubungan yang dianggap problematis. Dengan gagasan otonomisasi di
tingkat pusat (Pengurus Besar) sekilas nampak dualisme organisasi, karena KOPRI
memiliki program terpisah dan kebijakan yang berbeda dari PMII. Beberapa kalangan
menganggap perkembangan ini sebagai suatu yang positif, karena KOPRI telah bergerak
dari organisasi dengan pola ketergantungan terhadap PMII menuju organisasi yang
mandiri. Sedangkan kalangan lain menanggapi dengan nada minor, karena KOPRI
dianggap melakukan pelanggaran konstitusi dan telah menjadi kendaraan politik menuju
posisi strategis di PMII.
BentukGeraka
Periodesasi
n Gagasan
KOPRIPBPMIImembuatbukudakwahKOP
RIsebagaipanduandalammelakukangerakan
culturalKOPRIdalammengahadapikencang
nyaislamtransnasionaldanarusglobalisasi.
2016 KOPRI Dan
jugamembuatbukupanduanadvokasisekalig
uslembagaLP3A
(LembagaPerlindungandanPemberdayaanP
erempuan&Anak)
1. Pola Hubungan PMII dan KOPRI ditunjukan garis koordinasi dan instruksi
2. KOPRI mempunyai kewenangan sendiri dalam mengatur kebijakan internal terkait
persoalan administrasi organisasi
3. Perwakilan Pengurus KOPRI merupakan bagian anggota pleno PMII
4. KOPRI mempunyai kepengurusan di tingkat PB/PKC/PC/PK/PR dengan sistem
koordinasi antar masing-masing level kepengurusan.(BAB IV Pasal 6)
TUJUAN KOPRI
Tujuan Kopri sama dengan tujuan PMII, yaitu “Terbentuknya pribadi muslim indonesia yang
1)Bertaqwa kepada Allah SWT, 2) Berbudi luhur, 3)Berilmu, 4)Cakap, 5) Bertanggung jawab
dalam mengamalkan ilmu pengetahuannya, serta komitmen memperjuangkan cita-cita
kemerdekaan indonesia”
Visi Kopri
Terciptanya masyarakat yang berkeadilan berlandaskan kesetaraan dan menjunjung tinggi nilai-
nilai kemanusiaan
Misi Kopri
Mengideologisasikan nilai kaedilan gender dan mengkonsolidasikan gerakan perempuan di PMII
untuk membangun masyarakat berkeadilan gender
Analisis sosial atau yang lebih akrab dikenal ansos ini merupakan sebuah proses atau
mekanisme yang akan membahas problematika-probelmatika yang terjadi pada sebuah objek
analisa dan pada akhirnya akan menghasilkan apa sebenarnya yang menjadi akar permasalahan
atas problematika-problematika tersebut. Dari sana, kita dapat menentukan apa sebenarnya yang
dibutuhkan untuk dicari kansolusi yang tepat.
Inilah yang terucap kali tidak dilalui oleh para problem solver. Mereka sering kali
menghasilkan solusi atas problematika yang hadir bukan berdasarkan hasil analisis mendalam
namun hanya berdasar kandugaan yang argumentasinya lemah atau bahkan hanya berdasarkan
pada kemauannya saja. Mungkin permasalahan yang nyata di lapangan akan terselesaikan,
namun karena ia tak akan menyentuh sampai keakarnya maka akan hadir permasalahan-
permasalahan baru atau bahkan permasalahan yang nyata tersebut tidak hilang sama sekali.
PENGERTIAN ANSOS
Analisis sosial merupakan usaha untuk menganalisis sesuatu keadaan atau masalah sosial
secara objektif. Analisis sosial diarahkan untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai situasi
sosial dengan menelaah kaitan-kaitan histories, struktural dan konsekuensi
masalah. Analisissosial akan mempelajari struktur sosial, mendalamifenomena-fenomenasosial,
kaitan-kaitanaspek politik, ekonomi, budaya, dan agama. Sehingga akan diketahuisejauh mana
terjadiperubahansosial, bagaimanainstitusisosial yang menyebabkanmasalah-masalahsosial, dan
jugadampaksosial yang munculakibatmasalah sosial
Padadasarnyasemuarealitassosialdapatdianalisis, namundalamkontekstransformasisosial,
maka palingtidakobjekanalisasosialharusrelevandengantargetperubahansosial yang direncanakan
yang sesuaidenganperubahan. Secara umum objek sosial yang dapat dianalisis antara lain;
- Sistem sosial, seperti : tradisi, usaha kecil atau menengah, sistem pemerintahan, sistem
pertanian.
- Lembaga-lembaga sosial seperti sekolah layanan rumah sakit, lembaga pedesaan. Kebijakan
publik seperti : dampak kebijakan BBM, dampak perlakuan sebuah UU.
LANGKAH-LANGKAH ANSOS
Pemilihan sasaran masalah harus berdasarkan pada pertimbangan rasional dalam arti
realitas yang dianalisis merupakan masalah yang memiliki signifikansi sosial dan sesuai dengan
visi atau misi organisasi.
Untuk dapat menganalisis masalah secara utuh, maka perlu didukung dengan data dan
informasi penunjang yang lengkap dan relevan, baik melalui dokumen media massa, kegiatan
observasi maupun investigasi langsung di lapangan. Recek data atau informasi mutlak dilakukan
untuk menguji validitas data.
Merupakan tahap menganalisis objek berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Pemetaan
beberapa variable, seperti keterkaitan aspek politik, ekonomi, budaya, dan agama dilakukan pada
tahap ini. Melalui analisis secara komphrehensif diharapkan dapat memahami subtansi masalah
dan menemukan saling keterkaitan antara aspek.
Mengembangkan presepsi :
Setelah diidentifikasi berbagai aspek yang mempengaruhi atau terlibat dalam masalah,
selanjutnya dikembangkan presepsi atas masalah sesuai cara pandang yang objektif. Pada tahap
Menarik kesimpulan :
Pada tahap ini telah diperoleh kesimpulan tentang ; akar masalah, pihak mana saja yang
terlibat, pihak yang diuntungkan dan dirugikan, akibat yang dimunculkan secara politik, sosial
dan ekonomi serta paradigma tindakan yang bisa dilakukan untuk proses perubahan sosial.
ANTROPOLOGI KAMPUS
LAGU-LAGU PERGERAKAN
Mars PMII Masa Depan ditanganmu
DenganmuPMII Siap..!!
PergerakankuIlmudanbaktikuberikan
satu angkatan dan satu jiwa Menegakkan Kalimat Tuhan. (2X– pada
ulangan kedua)
putera bangsa bebas merdeka
(kembali ke # <dibaca 2x
tangan terkepal dan maju kemuka
(kembali ke reff)
Himne PMII
Reff-
Mereka dirampas haknya
Mari sahabat, Mari kita kabarkan
Tergusur dan lapar
Di tangan kita, tergemgam arah
bangsa Bunda relakan darah juang
kami
Mari sahabat , Mari kita pekikkan
sebuah lagu... Tuk membebaskan rakyat
(kembali ke Reff )
SUMPAH MAHASISWA