Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
M.Yusuf Baidhowi
M.Ali Nurdin
FAKULTAS SYARIAH
2023
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………...i
Daftar Isi……………………………………………………………………………….……ii
Bab I Pendahuluan
Daftar Pustaka………………………………………………………………………….11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
melaksanakan amar ma’ruf nahi al-Munkar dan menegakkan agama adalah karena
waktu itu menyimpulkan bahwa kelemahan ekonomi ini bermula dari lemahnya
disimpulkan ada beberapa prinsip ajaran Islam yang perlu ditanamkan kepada
warga NU agar bermental kuat sebagai modal perbaikan sosial ekonomi yang
disebut Mabadi Khaira Ummah, atau langkah awal membangun umat yang baik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
tujuan NU maka harus ada dukungan dari umat yang memiliki sifat-sifat terpuji,
mental kejuangan yang tinggi, dan mampu mengemban tugas agama maupun
Khaira Ummah itu muncul pada saat Kongres PBNU ke-13 yang juga
adanya pembinaan umat lebih dulu sebagai basis dari usaha pembentukan Khaira
Ummah. Pada sisi yang lain gerakan memasyarakatkan Mabadi Khaira Ummah,
dampak ke dalam tetapi juga mempunyai dam pak ke luar, yaitu suatu umat yang
ranting. Dan melalui instruksi yang dilakukan oleh NU seperti tertuang dalam
Buah yang dapat dipetik dari upaya tersebut sungguh membanggakan, meskipun
secara kuantitas jumlah warga NU tidak sebanyak saat ini. Hal ini dapat dilihat
dari berbagai hal antara lain : semangat berorganisasi semakin tumbuh dan
2
berkembang, kegiatan organisasi dalam berbagai bidang makin semarak, kesetiaan
warga semakin kuat dan para kyai pemimpin NU semakin solid. Jika ada selisih
pendirian bukan perbedaan kepentingan. Semua ini membawa akibat yang sangat
baik bagi pembinaan internal (ke dalam) maupun dalam upaya pengembangan NU
pecahnya Perang Dunia Kedua, dan sampai NU menjadi partai politik, gerakan ini
terdengarnya suara ajakan untuk kembali ke khittah, namun suara ini kembali tak
bertekad bulat kembali ke khittah 1926 pada tahun 1985, keinginan untuk
dikembangkan lagi. Mabadi Khaira Ummah yang pada asalnya hanya terdiri atas
tiga asas, yaitu : Asshidqu, Al Amanah / Alwafa bil Ahdi, dan Atta’awun
sebagaimana yang dirumuskan oleh K.H. Mahfudz Shiddiq selaku Ketua NU pada
tahun 1935. Kemudian dalam Munas di Lampung tahun 1992. Tiga asas tersebut
ditambah dua pin lagi yakni Aladalah dan Alistiqamah, sehingga menjadi lima
3
Dasar pemikiran adanya penambahan tersebut adalah perbedaan tantangan
situasional yang berbeda antara tahun 1935 dan tahun-tahun mendatang. Selain itu
juga adanya perbedaan sasaran yang ingin dicapai. Sasaran pada waktu itu hanya
pembentukan jati diri dan watak warga, sedangkan sekarang ini diharapkan
sebagai modal dasar bagi pembentukan tata kehidupan baru yang lebih baik.
pembentukan terhadap watak, sikap dan perilaku umat dengan ciri khusus yang
perilaku yang khusus ini sangat penting untuk membedakan mana warga
nahdliyyin dan mana yang tidak. Pada sisi lain, mengingat kondisi Indonesia saat
itu belum merdeka dan setiap warga negara diharapkan perjuangan dan
dipandang perlu.
Untuk itu, para ulama dan tokoh-tokoh panutan NU, berusaha untuk
perilaku ini menjadi ciri khas warga nahdliyyin. Perumusan konsep tentang watak
dasar ini kemudian dibahas oleh ulama NU, sehingga menghasilkan konsep yang
Mabadi khaira ummah, arti harfiahnya adalah dasar, asas atau prinsip-
prinsip umat yang terbaik. Istilah Mabadi Khaira Ummah digunakan oleh NU
untuk menggambarkan ciri ideal warga NU di mana pun berada dan dengan ciri-
4
ciri itulah warga NU diharapkan akan dikenal. Mabadi Khaira Ummah juga
mewujudkan citra ideal warga NU. Dengan kata lain, Mabadi Khaira Ummah
terbaik (Khaira Ummah), suatu umat yang mampu melaksanakan tugas amar
makruf nahi munkar. Identitas dan karakter yang dimaksudkan dalam gerakan ini
adalah bagian terpenting dari sikap kemasyarakatan yang termuat dalam Khittah
NU, yang harus dimiliki oleh setiap warga Nu dan dijadikan landasan berfikir,
Ummah, yaitu :
Dasar Alqurannya adalah firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 110 yang
artinya : “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia menyuruh
kepada yang makruf dan mencegah yang munkar, dan beriman kepada Allah”.
2. Sunnah Rasul
Sedangkan dasar sunnahnya adalah misi utama. Rasulullah yang berupaya
memperbaiki akhlaq manusia sebagaimana sabda Rasulullah saw yang
berbunyi : “Dan tidaklah aku diutus, kecuali untuk menyempurnakan
keutamaan akhlaq yang mulia”. (Al-Hadis)
3. Uswah Hasanah para Ulama Salaf
5
Sedangkan dasar meniru dan mencontoh perilaku mulia para ulama salaf adalah
dapat dilakukan dengan cara meniru akhlaq mulianya baik melalui buku cerita,
kepribadian para ulama salaf tersebut dengan melalui silaturrahim atau muhibah.
Adapun isi dan kandungan Mabadi Khaira Ummah atau Mabadiul Khamsah serta
1. Asshidqu
perbuatan. Apa yang dilahirkan sama dengan apa yang ada di dalam hati.
Jujur itu meliputi ucapan, perbuatan, dan sikap yang ada didalamnya.
Sebagaimana firman Allah dalam Surat Attaubah ayat 119, yang artinya :
Berasal dari dua kata, Al-amanah yang memiliki pengertian yang lebih
umum yakni meliputi semua beban yang harus dilaksanakan, baik ada
6
perjanjian maupun tidak, sedangkan alwafa bil ahdi hanya berkaitan
dengan sesuatu yang terdapat perjanjian. Namun, kedua istilah itu
digabungkan menjadi satu kesatuan. Yang pengertiannya meliputi dapat
dipercaya, setia, dan tepat janji.
sesama anggota keluarga dan setiap individu. Allah SWT berfirman dalam
berhak menerimanya”.
3. Al-adalah
yang salah dan membenarkan yang benar. Bersikap adil dituntut dari
7
dikerjakannya. Pemberian hak dan pelaksanaan kewajiban bagi setiap
4. Attaawun
Attaawun merupakan sendi utama dalam tata kehidupan masyarakat,
manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan pihak lain. Pengertian
ta’awun meliputi tolong-menolong, setia kawan, dan gotong royong dalam
kebaikan dan ketakwaan. Ta’awun juga mengandung pengertian timbal
balik dari masing-masing pihak untuk memberi dan menerima. Oleh
kaerna itu, sifat ta’awun mendorong setiap orang untuk berusaha dan
bersikap kreatif agar dapat memiliki sesuatu yang dapat dikembangkan
kepada orang lain. Firman Allah dalam Surat Al-Maidah ayat 2, yang
artinya : “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran”.
5. Al-istiqamah
dan berkelanjutan. Keajegan adalah tetap dan tidak bergeser dari jalur
sesuai dengan yang ditentukan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya serta
keterkaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain dan antara
satu mata rantai yang tak terpisahkan dan slaing menopang. Sedangkan
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
karakter warga NU, melalui penanaman nilai-nilai yang dapat dijadikan prinsip-
berbangsa dan bernegara. Mabadi Khaira Ummah berdasar atas tiga pokok yaitu
Prinsip-prinsip yang diajarkan dalam konsep Mabadi Khaira Ummah, terdiri atas :
9
4. Alistiqamah (memegang teguh terhadap prinsip-prinsip utama walau
dalam kondisi apapun). Konsistensi ini akan berjalan terus tidak
mengalami perubahan walaupun di goyahkan oleh godaan apapun yang
dapat merubah terhadap prinsip dasar Mabadi Khaira Ummah.
10
DAFTAR PUSTAKA
Surabaya : Khalista.
11