GURU PENGAMPU
NING SAUDAH AL AMILAH KHOLISOH AFIFI, S.Pdi,
M.Pdi
Khittah artinya garis, yakni garis yang diikuti, garis yang biasa
ditempuh, dan garis yang selalu ditempuh. Jika kata khittah dirangkai
dengan nahdlatul ulama, Maka artinya adalah garis yang diikuti, yang
biasa ditempuh, dan selalu ditempuh oleh nahdllatul ulama dan
warganya (Nahdliyin) dalam kiprahnya mewujudkan cita cita
berdasarkan paham Ahlusunah Wal Jamaah.
1
B. Isi dan kandungan Khitthah Nahdlatul Ulama
1. Mukaddimah
2. Pengertian
3. Dasar-dasar Paham Keagamaan NU
4. Sikap Kemasyarakatan NU
5. Perilaku yang dibentuk oleh dasar keagamaan dan sikap
kemasyarakatan NU
6. Ikhtiar-ikhtiar yang dilakukan NU
7. Fungsi Organisasi dan kepemimpinan Ulama didalam NU
8. NU dan Kehidupan Berenegara
9. Khattimah.
2
C. Mengamalkan dan Menyebar luaskan Khittah NU
1. Bidang keagamaan
2. Bidang Kemasyarakatan
3
MABADI KHAIRA UMMAH
A. Pengertian Mabadi Khairu Ummah
4
B. Isi dan Kandungan Mabadi’ Khaira Ummah
1. As Shidqu
3. Al ‘Adalah
4. At Ta’awun
5. Al Istiqomah
5
C. Pengamalan Dan Penyebarluasan Mabadi’ Khaira Ummah
6
KONSEP UKHUWAH
A. Pengertian Dan Macam Macam Ukhuwah Menurut Nu
2. Al Lamzu (Mengejek)
4. Al Ghibah (Menggunjing)
5. At Tajassus (Curiga)
6. Ar Takabbur (Sombong)
7
B. Macam Macam Ukhuwah Menurut NU
8
C. Mengamalkan dan Menyabarkanluaskan Ukhuwah Menurut NU
9
Pengertian dan Dalil Tentang Barokah dan Karomah
A. Pengertian Barokah dan Karomah
a) Pengertian Barokah
Barokah secara etimologis berarti semakin bertambahnya
kebaikan dan manfaat. Sesuatu yang dianggap bermuatan barokah
berarti dirasakan ada nilai tambah meskipun pada lahirnya tidak ada,
atau malah berkurang.
b) Pengertian Karomah
Karomah merupakan karunia dari Allah kepada para wali
(kekasih) Nya tanpa ada sebab dan juga tanpa ada tantangan dari
orang lain, sehingga mereka yang dikaruniai karomah tidak boleh
mempromosikan diri sebagai wali atau kekasih Allah.
Keluarnya karomah dari seorang wali justru diakui oleh
kebanyakan oleh kaum muslimin dan bisa diterima secara aqli dan
dibenarkan secara naqli. Secara aqli sangat mungkin Allah SWT
memberikan karomah kepada wali (kekasih Nya) yang pada
hakikatnya datang dari Allah. Adapun secara naqli, banyak ayat ayat
al quran yang menggambarkan karomah yang diberikan allah kepada
orang orang sholeh yang menjadi kekasih Nya, antara lain:
1) Dzul Qornain, seorang penakluk dari Macedonia
2) Ashif bin Burkhiya (seorang ahli kitab Taurat dan Zabur) yang
mapu membawa lari singgasana Ratu Bilqis.
3) 7 orang pemuda Ash-Habul Kahfi yang tidak makan minum
selama 300 tahun karena tertidur didalam gua untuk
meyelamatkan aqidahnya dari tirani Raja Diqyanus, penguasa
Roma pada masa itu.
4) Siti Maryam yang masih remaja tekun beribadah di Mihrab
Masjidil Aqsha.
10
12
Mengamalkan Tradisi Ziaroh Para Ulama dan
Auliya’
A. Tradisi ziarah kepada para Ulama dan Auliya’
Memuliakan para ulama dan auliya itu banyak sekali macamnya,
salah satunya yaitu ziarah kepada para ulama dan auliya yang masih
hidup (sowan) maupun yang sudah meninggal (ziarah kubur).
Sowan merupakan tradisi kaum santri berkunjung kepada
seorang kyai dengan tujuan meminta petunjuk atas permasalahan
yang sedang dihadapi, meminta barokah doa dari kyai, atau hanya
sekedar silaturrahim seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Tentunya banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari
tradisi sowan kepada para ulama dan auliya (yang masih hidup),
diantaranya :
1. Dapat menimba ilmu dari mereka, Abu Yazid Al Busthomi
berkata: “Barang siapa yang tidak memiliki sandaran guru dalam
bimbingan agamanya, maka tidak ada keraguan lagi bahwa gurunya
adalah setan.”
2. Dapat memperoleh fatwa, nasihat atau wejangan dari mereka.
3. Hanya dengan menatap wajah sang kyai (ulama dan auliya)
ataupun sebaliknya sudah sedikit banyak membawa barokah kepada
kita.
4. Dapat meminta barokah doa atau arahan kepada mereka.
5. Dapat mencium tangan mereka seperti dalam riwayat Abu Daud
yang bersumber dari sahabat Zari’ bahwasanya “suatu ia menjadi
salah seorang delegasi suku Abdul Qois, ketika melihat Rasulullah
SAW maka rombongannya segera turun dari kendaraan masing
masing, lalu berebutan mencium tangan dan kaki beliau. Soal
mencium kaki dan tangan merupakan makna “mubalagha” (sungguh
sungguh mencium tangan)
13
B. Dalil dalil Ziarah Kubur
Dalam hadits riwayat muslim pada kajian tentang jenazah (bab
Nabi SAW meminta izin kepada tuhannya untuk ziarah ke makam
ibunya). Hadits tersebut menunjukkan legalitas ziarah kubur,
sehingga para ulama menyepakatinya sebagai amalan sunnah bagi
kaum laki laki, karena merupakan sarana untuk mengingatkan
kepada akhirat serta dapat melunakkan hati lantaran ingat kepada
mati beserta hiruk pikuknya sebagaimana diterangkan dalam
beberapa hadits yang lain.
Dalam tradisi ziarah ke makam para ulama atau auliya juga dapat
diperoleh pelajaran bagaimanakah seharusnya seorang santri
menghormati guru gurunya. Dalam kubur itu terbaring sosok sosok
yang telah menghabiskan usianya untuk berdakwah dan mengajar.
14
VISI PERJUANGAN NU
A. Visi Perjuangan NU Di bidang AGAMA
15
B. Visi Perjuangan NU di bidang Politik
Sebagai am’iyah dinyah ijtima’iyah (Organisasi Keagamaan dan
Kemsyarakatan), NU secaa organisatoris tidak terikat dengan
organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan manapun.Karena
itu, visi perjuangan NU di bidang politik adalah memberikan hak hak
politik kepada waganya sebagaimana hak hak politik bagi seluruh
warga negara indonesia yang dilindungi oleh undang undang
Nadhotul Ulama memberikan pedoman beepolitik bagi warga
NU sebagaimana hasil Keputusan Muktamar ke-28 di Yogyakarta
yaitu:
1. Berpolitik bagi warga NU, mengandung arti keterlibatan warga
negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Politik bagi NU adalah politik yang berwawasan kebangsaan dan
menuju integrasi bangsa
3. Politik bagi NU adalah pengembangan nilai nilai kemerdekan yang
hakiki dan demokratis
4. Berpoltik bagi warga NU haruslah dilakukan dengan moral etika
dan budaya ber-Ketuhanan yang maha Esa.
5. Berpoltik bagi NU haruslah dilakukan demga kejujuran urani dan
moral agama
6.Berpolitik bagi warga NU dilakukan untuk meperkokoh knsensus
konsensus Nasional
7. Berpolitik bagi warga NU tidak boleh mengorbankan kepentingan
bersama dan memecah belah persatuan
8. Perbedaan pandangan di antara aspirasi aspirasi poltik waga NU
haruslah tetap berjalan dalam suasana persaudaraan
9. Berpolitik bagi waga NU menuntut adanya komunikasi timbal balik
16
C. Visi Perjuangan NU Di bidang Sosial Dan Kemasyarakatan
Nahdhatul ulama memilih 4 bidang utama kegiatannya sebagai
ikhtiar mewujudkan cita-cita dan tujuan berdirinya, baik tujuan yang
bersifat keagamaan (diniyah) maupun kemasyarakatan (ijtimaiyah),
yaitu :
a. Peningkatan silaturrahim antar ulama’
b. Peningkatan kegiatan dibidang keilmuan atau pendidikan
c. Peningkatan penyiaran islam, membangun sarana-sarana
peribadatan dan pelayanan sosial
d. Peningkatan taraf dan kualitas hidup masyarakat melalui
kegiatan yang terarah
17
E. Mengamalkan dan menyebarluaskan visi perjuangan NU
diberbagai bidang.
Jam’iyah NU dimaksudkan untuk memberi arah bagi perjuangan
dan pengembangannya untuk mewujudkan keadaan yang diinginkan
baik dalam jangka pendek (antar muktamar) maupun jangka panjang.
Adapun pengembangan jangka pendek meliputi bidang-bidang :
1. Diniyah (keagamaan)
2. Pendidikan dan kebudayaan
3. Dakwah
4. Mabarrot (sosial)
5. Perekonomian
6. Pertanian, nelayan, dan transmigrasi
7. Generasi muda
8. Kewanitaan
9. Pengembangan sumber daya manusia
Adapun pengembangan jangka panjang atau dari masa ke masa
yaitu :
1. Peningkatan pemahaman dan pengamalan khittah NU sesuai
bidang keahlian dan lingkup tanggung jawabnya.
2. Peningkatan kemampuan kelembagaan NU sebagai jam’iyah, baik
secara mandiri maupun kerja sama dengan pihak lain dalam
membangun masyarakat
3. Peningkatan amal dan prestasi NU baik secara kuantitatif maupun
kualitatif untuk kemaslahatan bersama
4. Perluasan silaturrahim dan kerja sama dengan semua pihak
sebagai perwujudan tri ukhuwah Nahdliyah untuk melaksanakan
amar ma’ruf nahi munkar dan memecahkan masalah-masalah
kemasyarakatan
5. Peningkatan sumber daya warga NU untuk lebih berprestasi dan
produktif dalam memecahkan masalah yang dihadapinya
6. Peningkatan ikhtiar menuju terbangunnya jati diri, kepribadian
dan harkat kemanusiaan dengan senantiasa menerapkan prinsip-
prinsip mabadi khaira ummah dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
18
Tanggung Jawab Warga NU Terhadap Jami’iyah
NU
A. Pengertian tanggung jawab warga NU terhadap Jami’iyah NU
Sebagai salah satu bentuk tanggung jawab terhadap jami’iyah NU,
maka setiap warga atau anggota NU seharusnya memiliki keyakinan,
pandangan, sikap, dan perilaku sesuia ciri khas dan karakter
keagamaan yang dimiliki dan diajarkan oleh NU.
19
B. Bentuk bentuk tanggung jawab warga NU
1. Tanggung jawab keagamaan
Beberapa contoh bentuk manifestasi dari ketiga karakter (At
Tawasuth, Al I’tidal, dan At Tawazun) :
a.)Dibidang Aqidah
b.)Dibidang Syariah
c.) Dibidang Akhlak atau Tasawuf
2. Tanggung jawab kemasyarakatan
Sikap kemasyarakatan (At Tawasuth wal I’tidal, At Tasamuh, At
Tawazun dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar), dijabarkan dalam bentuk
perilaku ciri khas kepribadian warga NU.
20