Anda di halaman 1dari 35

Allah swt menciptakan semua makluk

agar menyembah-Nya dan tidak


menyekutukan-Nya dengan apapun. Untuk
itulah Allah mengutus para rasul dan
menurunkan kitab-kitab suci.
Allah swt berfirman dalam surat Az-Zariyat
ayat 56 :
      
Artinya :
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia,
selain untuk beribadah kepada-Ku”

Dalam ayat lain Allah berfirman :


       
Artinya :
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun ”

Allah menyuruh semua makhluk untuk beribadah kepada-Nya saja dan


meninggalkan penyembahan kepada selain Dia.
Pengertian Tauhid

Tauhid secara bahasa berasal dari kata "wahhada -yuwahhidu" yang


artinya menjadikan sesuatu satu/tunggal/esa (menganggap sesuatu esa).
Secara istilah, Tauhid berarti mengesakan Allah dalam hal Mencipta,
Menguasai, Mengatur dan mengikhlaskan (memurnikan) peribadahan hanya
kepada-Nya, meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya serta menetapkan
Asma’ul Husna (Nama-nama yang Bagus) dan Shifat Al-Ulya (sifat-sifat yang
Tinggi) bagi-Nya dan mensucikan-Nya dari kekurangan dan cacat.
Macam-macam Tauhid

1
Tauhid terbagi kepada 3 macam :
Pertama : Tauhid Rububiyyah
Tauhid Rububiyyah adalah keyakinan bahwa hanya Allah sebagai
Pencipta, Pemberi rezki, Pengatur semesta alam, Dia berbuat sekehendaknya
tanpa ada yang menghalangi.
Keyakinan seperti ini sebenarnya telah diakui oleh orang musyrik pada
zaman Rasulullah Saw, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Az-
Zukhruf ayat 87 :
         
Artinya :
“Dan sesungguhnya jika kamu bertanya kepada mereka : “Siapakah
yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab : “Allah”, Maka
bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?”

Dan Allah adalah pemberi rezeki bagi seluruh binatang dan manusia,
Firman-Nya :
          
      
Artinya :
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah
yang memberi rezkinya”.(Q.S.Hud : 6)

Kedua : Tauhid Uluhiyyah


Tauhid Uluhiyyah yaitu keyakinan bahwa Allah sajalah yang patut disembah.
Ketiga : Tauhid Asma’ dan Sifat
Allah memberikan nama untuk diri-Nya dengan nama-nama yang baik
yang disebut dengan Asmaul Husna dan mensifati diri-Nya dengan sifat-sifat
yang sempurna dalam Al-Qur’an.
Demikian juga Rasulullah telah menjelaskan dalam hadits-haditsnya.
Penamaan Allah dengan nama-nama yang baik (Asmaul Husna) serta
pensifatannya dengan sifat-sifat yang sempurna itu disebut dengan Tauhid
Asma’ dan Sifat. Hal ini wajib diakui dan diimani oleh setiap muslim.

2
Syarat-syarat Sahnya Keimanan

Aqidah atau keimanan tidak sah kecuali dengan dua syarat :


Pertama : Mutaba’ah ( ‫) المتابعة‬
Mutaba’ah adalah setiap muslim wajib mengikuti Kitabullah dan Sunnah
Rasulullah saw sebagai sumber aqidah mereka, artinya tidak boleh mengikut
kepada orang yang dianggap baik saja, berupa orang shaleh atau nenek
moyang.
Kedua : Ikhlas ( ‫) اإلخالص‬

Kepercayaan itu harus murni karena Allah saja dalam semua pekerjaan
dan meninggalkan sifat riya’ dan nifaq.
Allah berfirman :

        


        
Artinya :
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan
zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.”
(Q.S.Al-Bayyinah : 5)

Kedua syarat ini harus menjadi dasar setiap pekerjaan yang dilakukan
setiap orang muslim dalam mendekatkan dirinya kepada Allah sebagai
Rabb/Tuhan dan sebagai penciptanya.

A. Peranannya.

3
Kalimat ini mengandung
pokok Aqidah Islamiyyah, dia
merupakan sendi keimanan,
sekaligus sebagai rukun Islam
yang pertama dan merupakan
pembatas antara orang mukmin
dan orang kafir. Siapa yanga
mengucapkan
dengan benar, yakin dan ikhlas karena Allah saja, maka dia termasuk orang
mukmin lagi muslim.
Rasulullah bersabda :

}‫من شهد أن الإله إال هللا و أن محمدا رسول هللا حرم هللا عليه النار {رواه مسلم‬

Artinya :
???????”Siapa yang telah bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah,
dan Muhammad Rasulullah, Allah mengharamkan untuknya neraka”.

Hadits ini adalah sebagai jaminan tidak masuk neraka untuk orang
yang telah mengucapkan dua kalimah syahadat, dan selalu konsisten dalam
keimanannya.
Ibnu Taimiyah mengatakan : ”Hakikat Tauhid adalah kecendrungan
hati terhadap Allah Swt dan selalu bertobat kepada Allah dengan taubat
nasuha di saat dia menyadari telah berbuat kesalahan. Dua kalimah
syahadah ini kalau diucapkan berdasarkan keyakinan yang tulus dan
sempurna, seseorang tidak akan mau sedikitpun untuk berbuat salah.
Sesungguhnya keikhlasan yang sempurna serta keyakinan yang kuat,
sudah pasti akan membawa kepada sikap cinta kepada Allah lebih dari
segalanya. Ketika itu, tidak akan timbul lagi kemauan untuk memperbuat
apa yang diharamkan Allah, dan sebaliknya, tidak akan timbul lagi sikap
benci terhadap segala apa yang diperintahkan Allah. Orang yang

4
keyakinannya seperti inilah yang diharamkan oleh Allah masuk neraka,
sekalipun sebelumnya dia pernah berbuat dosa.

 Makna ‫الإله إالهللا‬

‫ الإل]]ه إالهللا‬artinya ”tidak satupun yang berhak disembah selain Allah”.


Kalimat yang luar biasa ini mengandung pengertian nafi dan istbat. Dia
menafikan uluhiyyah (yang tidak berhak untuk disembah) selain Allah,
dan menetapkan bahwa Allah sajalah yang wajib disembah. Al-Qur’an
Al-Karim dari awal sampai akhir menetapkan pengertian ini,
menjelaskan dan mendakwahkan kepadanya.
Allah berfirman dalam surat Ali-Imran ayat 18 :

         


         
Artinya :
”Allah telah memastikan bahwa tiada Tuhan selain Dia, dan para
malaikat serta orang-orang yang berilmu (mengakuinya). Allah
menegakkan keadilan. Tidak ada Tuhan yang lain, hanyalah Dia yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

Seluruh Nabi juga mendakwahkan aqidah tauhid. Semua Nabi


berkata :
‫ياقوم] اعبدوا هللا مالكم من إله غيره‬
Artinya :
”Wahai kaumku, sembahlah Allah, tiada Tuhan selain Dia”.

Allah berfirman dalam surat al-Anbiya’ ayat 25


           
   

Artinya :
”Tiadalah kami utus seorang Rasulpun sebelum engkau, kecuali
telah kami wahyukan kepada mereka : bahwasanya tidak ada
Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku”.

5
 Makna Ibadah

Ibadah artinya tunduk dan patuh kepada zat yang disembah. Pengertian
ini sebagaimana terdapat dalam surat Yaasin ayat 60-61 :
          
    
      
Artinya :
”Bukankah telah Aku ingatkan kepadamu wahai bani Adam, agar
kamu tidak menyembah syetan karena sesungguhnya syetan itu adalah
musuh kamu yang amat nyata. Sembahlah aku, inilah jalan yang lurus.

”Artinya : ”Jangan kamu patuhi syetan   


”Artinya : ”Patuhlah kamu kepada Saya  
Maka kalimat ‫ الإله إالهللا‬artinya adalah :

Pertama : Kepatuhan kita hanyalah kepada Allah, kita tidak boleh


mengharamkan kecuali apa yang diharamkan Allah,
sebaliknya kita tidak boleh menghalalkan selain yang
dihalalkan Allah.
Kedua : Kita tidak boleh menerima syari’at kecuali syari’at yang ada
dalam kitab Allah dan sunnah Rasulullah, yaitu syari’at Islam.
Ketiga : Tidak boleh ridha kepada aturan yang bertentangan dengan
aturan Islam.
 Makna ‫محمد رسول هللا‬

Yaitu pengakuan dan pembenaran bahwa Muhammad saw adalah


utusan Allah Swt.
Kalimat ini merupakan pengakuan kedua dalam dua kalimah
syahadah yang artinya ”pengakuan dan pembenaran bahwa Muhammad
sebagai rasul utusan Allah”.
Sewaktu orang yang shalat menyebut : ‫ و أشهد أن محمدا رسول هللا‬,
kalimat ini mengandung dua sifat Nabi. Yaitu sifat ’Ubudiyyah, artinya
Muhammad juga sebagai seorang hamba yang wajib beribadah kepada

6
Allah, dan sifat risalah yaitu sebagai penyampai apa yang dia terima dari
Allah berupa syariat untuk disampaikan kepada manusia. Allah
berfirman dalam surat al-Kahfi ayat 110 :

          

Artinya :
”Katakanlah, saya hanyalah seorang manusia seperti kamu.
Diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah satu”

Beriman kepada risalah yang dibawa oleh nabi Muhammad saw


konsekwensinya adalah taat kepada Muhammad sebagai Rasulullah,
melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Tidak boleh
mendahulukan perkataan orang lain dari perkataannya, karena patuh
kepada Rasulullah termasuk patuh kepada Allah.
Allah berfirman dalam surat an-Nisa’ ayat 80 :
          
  
Artinya :
”Siapa yang taat kepada rasul, maka ia telah mentaati Allah, dan
siapa yang berpaling, maka kami tidak mengutus engkau untuk
menjaga mereka”.

B. Rukun Syahadatain

a. Rukun Syahadat ‫الإله إالهللا‬


‫ الإله إالهللا‬mempunyai dua rukun :
1. An-Nafyu atau peniadaan, yaitu penolakan terhadap seluruh bentuk
ilah yang diikuti dengan mengukuhkan Allah saja sebagai satu-
satunya ilah.
2. Al-Itsbat (penetapan) yaitu menetapkan bahwa tidak ada yang
berhak disembah kecuali Allah.
Makna dua rukun syahadat ini disebutkan dalam ayat al-Qur’an :

7
            
       
      
Artinya :
” Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.
karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman
kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali
yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi
Maha mengetahui”. (Q.S. Al-Baqarah : 256)
b. Rukun Syahadat ‫محمد رسول هللا‬

‫ محمد رسول هللا‬mempunyai dua rukun :


1. ‫(عبده‬hamba-Nya)
Muhammad adalah manusia yang diciptakan dari bahan yang
sama dengan bahan ciptaan manusia lainnya. Muhammad juga sama
dengan manusia lainnya, butuh makan, minum, tidur dan lain-
lainnya. Sebagaimana firman Allah swt :
    
: Artinya
“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu”.
(Q.S. Al-Kahfi : 110)

2. ‫(رسوله‬utusan-Nya)
Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah yang
menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia.
Dua rukun ini menafikan ifrath (berlebih-lebihan) dan tafrith
(meremehkan) pada hak Rasulullah saw. Beliau adalah hamba dan
Rasul-Nya. Beliau adalah makhluk yang paling sempurna dalam dua
sifat yang mulia ini.

C. Syarat-syarat Syahadatain

a. Syarat Syahadat ‫الإله إالهللا‬


Bersaksi dengan lailahaillallah harus dengan tujuh syarat.

8
1. ‘Ilmu (mengetahui) yang menafikan jahl (Kebodohan)
Artinya memahami makna dan maksudnya. Mengetahui apa
yang ditiadakan dan apa yang ditetapkan, yang menafikan
ketidaktahuannya dengan hal tersebut.
2. Yaqin (yakin) yang menafikan syak (keraguan)
Orang yang mengikrarkannya harus meyakini kandungan
syahadat itu. Manakala ia meragukannya maka sia-sia belaka
persaksian itu.
3. Qabul (menerima) yang menafikan radd (penolakan)
Menerima kandungan dan konsekuensi dari syahadat;
menyembah Allah semata dan meninggalkan ibadah kepada selain-
Nya.
4. Inqiyad (patuh) yang menafikan tark (meninggalkan)
Menyerahkan dirinya kepada Allah dalam artian tunduk dan
patuh dengan kandungan makna syahadat.

5. Shidq (jujur) yang menafikan kadzib (dusta)


Mengucapkan kalimat ini dan hatinya juga membenarkannya.
Manakala lisannya mengucapkan, tetapi hatinya mendustakan, maka
ia adalah munafik dan pendusta.
6. Ikhlas yang menafikan syirik
Membersihkan amal dari segala debu-debu syirik, dengan jalan
tidak mengucapkannya karena mengingkari isi dunia, riya’ atau
sum’ah.
7. Mahabbah (kecintaan) yang menafikan baghdha’ (kebencian)
Mencintai kalimat ini serta isinya, juga mencintai orang-orang
yang mengamalkan konsekuensinya.

9
b. Syarat Syahadat ‫محمد رسول هللا‬

1. Mengakui kerasulannya dan meyakininya di dalam hati.


2. Mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan.
3. Mengikutinya dengan mengamalkan ajaran kebenaran yang telah
dibawanya serta meninggalkan kebatilan yang telah dicegahnya.
4. Membenarkan segala yang dikabarkan dari ha-hal yang gaib, baik
yang sudah lewat maupun yang akan datang.
5. Mencintainya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, harta, anak,
orang tua serta seluruh umat manusia.
6. Mendahulukan sabdanya atas segala pendapat dan ucapkan orang lain
serta mengamalkan sunnahnya.

D. Hal-hal Yang Membatalkan Syahadatain

Yaitu hal-hal yang membatalkan Islam, karena syahadatain itulah


yang membuat seseorang masuk Islam.
Mengucapkannya adalah pengakuan terhadap kandungannya dan
konsisten mengamalkan konsekuensinya berupa segala macam syiar-syiar
Islam. Jika ia menyalahi ketentuan ini, berarti ia telah membatalkan
perjanjian yang telah diikrarkannya ketika mengucapkan syahadatain
tersebut.
1. Syirik dalam beribadah kepada Allah
2. Orang yang menjadikan antara dia dan Allah perantara – perantara. Ia
berdoa kepada mereka dan bertawakal kepada mereka.
3. Orang yang tidak mau mengkafirkan orang-orang musyrik dan orang
yang masih ragu terhadap kekufuran mereka atau membenarkan
madzhab mereka.
4. Orang yang meyakini bahwa selain petunjuk nabi lebih sempurna dari
petunjuk beliau, atau hukum yang lain lebih baik dari hukum beliau.

10
Seperti orang-orang yang mengutamakan hukum para thaghut di atas
hukum Rasulullah, mengutamakan hukum atau perundang-undangan
manusia di atas hukum Islam.
5. Orang yang membenci sesuatu dari ajaran yang dibawa oleh Rasulullah
sekalipun ia juga mengamalkannya.
6. Orang yang menghina sesuatu dari ajaran Rasul atau pahala maupun
siksanya.
7. Sihir, di antaranya sharf dan ‘athf (barangkali) yang dimaksud adalah
amalan yang bisa membuat suami benci kepada istrinya atau membuat
wanita cinta kepadanya / pelet.
8. Mendukung kaum musyrikin dan menolong mereka dalam memusuhi
umat Islam.
9. Orang yang meyakini bahwa sebagian manusia ada yang boleh keluar
dari syariat Nabi Muhammad.
10.Berpaling dari agama Allah, tidak mempelajarinya dan tidak pula
mengamalkannya.
E. Konsekuensi Syahadatain

1. Konsekuensi Syahadat ‫الإله إالهللا‬


Yaitu meninggalkan ibadah kepada selain Allah dari segala
macam yang dipertuhankan sebagai keharusan dari peniadaan la ilaha
illallah. Dan beribadah kepada Allah semata tanpa syirik sedikitpun,
sebagai keharusan dari penetapan illallah.

2. Konsekuensi Syahadat ‫محمد رسول هللا‬


Yaitu mentaatinya, membenarkannya, meninggalkan apa yang
dilarangnya, mencukupkan diri dengan mengamalkan sunnahnya, dan
meninggalkan yang lain dari ha-hal bid’ah dan mudhasat (baru), serta
mendahulukan sabdanya diatas segala pendapat orang lain.

11
A. Pengertian

Dosa besar adalah segala sesuatu yang dilarang oleh Allah dan Rasul-
Nya yang tercantum di dalam al-Qur’an dan Hadist serta Atsar dari para
ulama yang shaleh.
Dosa besar juga diartikan setiap dosa yang mengharuskan adanya had
di dunia atau yang diancam oleh Allah dengan neraka atau laknat atau
murka-Nya.

12
Had bentuk jama’nya adalah hudud, yaitu sangsi hukum atau
hukuman yang sudah ditentukan jenis dan ukurannya oleh syara’, seperti
rajam, cambuk, potong tangan dan sebagainya.
Sungguh Allah menjanjikan kepada orang yang dapat memelihara diri
dari dosa-dosa besar yang dilarang oleh Allah swt, niscaya semua dosa kecil
yang pernah ia perbuat akan diampuni oleh Allah swt, sebagaimana firman
Allah swt :
        
   

Artinya :
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang
dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-
kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke
tempat yang mulia (surga)”. (Q.S. An-Nisa’ : 31)

Ada juga yang berpendapat bahwa dosa besar itu adalah semua
perbuatan yang berat yang dihukum had di dunia seperti membunuh,
berbuat zina, mencuri atau yang diancam azab di akhirat atau mendapat
murka atau laknat Allah, semuanya itu termasuk dosa besar.
B. Macam-macam

Dalam hadist Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda :

‫ااجتنبوا السبع الموبقات الشرك باهلل و السحر و قتل النفس التي حرم هللا ااال بالحق و اكل م]]ال الي]]تيم‬
‫و اكل الربا و التوالى يوم الزحف و قذف المحصنات الغافالت المؤمنات‬
Artinya :
“Jauhilah olehmu tujuh dosa yang membinasakan. Mereka bertnya, Apa
itu? Beliau menjawab, syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang d
haramkan oleh Allah kecuali dengan benar, memakan riba, memakan harta
anak yatim, melarikan diri pada waktu peperangan, menuduh berzina
wanita-wanita suci yang mukmin dan lalai dari kemaksiatan”.

Dalam hadis lain Rasulullah saw juga bersabda :

13
‫اال انبئكم باكبر] الكبائر ؟ ثالثا قلنا بلى يا رسول هللا قال االشراك باهلل و عقوق الوالدين و كان متك]]اء‬
‫فجلس فقال اال و قول الزور و شهادة الزور فمازال] يكررها حتى قلنا ليته سكت‬
Artinya :
“Maukah aku tunjukkan kepadamu tentang dosa-dosa yang paling
besar? “(beliau mengulangi tiga kali) (lalu) menjawab : “baiklah ya
Rasullah”, lalu beliau bersabda “menyekutukan Allah, durhaka kepada
kedua oran tua”. Lalu beliau duduk seraya berkata lagi : “ingatlah bahwa
ucapan dusta dan sumpah palsu (termasuk juga)”, lalu beliau dengan terus
menerus mengulanginya sampai kami berharap beliau agar berhenti atau
diam”

Berdasarkan hadist di atas maka macam-macam dosa besar itu adalah

1. Syirik
Syirik menurut arti bahasa persekutuan, bagian. Sedang menurut
istilah agama ialah mempersekutukan Allah dengan yang lainNya. Ada
juga yang mengatakan bahwa syirik artinya kufur, di samping itu ada
yang mengatakan juga bahwa syirik adalah salah satu di antara macam-
macam kekufuran.
Dosa yang paling besar itu ialah menyekutukan Allah (syirik).
Allah berfirman dalam Q.S. An-Nisa’ : 48 yang berbunyi :
             
       
Artinya :
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan
Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa
yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah,
Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”.

2. Sihir

Sihir adalah suatu tata cara yang bertujuan untuk merusak rumah
tangga orang lain atau menghancurkan manusia dengan jalan meminta

14
bantuan kepada setan. Hal ini termasuk perbuatan terlarang dan dosa
besar. Sebagaimana Allah berfirman :
         
      
        
          
        
           
          
           
 
Artinya :
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan
pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa
Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak
mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan
sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang
diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil Yaitu Harut dan
Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada
seorangpun sebelum mengatakan:
"Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu
kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua Malaikat itu apa yang
dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami)
dengan isterinya. dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat
dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. dan
mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya
dan tidak memberi manfaat. Demi, Sesungguhnya mereka telah meyakini
bahwa Barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu,
Tiadalah baginya Keuntungan di akhirat, dan Amat jahatlah perbuatan
mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.(Q.S.
Al-Baqarah : 102)

Menurut Ibnu Mas’ud ada tiga bentuk sihir, yang terdapat dalam
hadis Rasulullah saw
‫الرقى] والتمائم و التولة شرك‬
Artinya :
“(Sesungguhnya) Jampi-jampi, Jimat-jimat dan Tiwalah itu
adalah termasuk syirik”(H.R. Ahmad dan Abu Daud)

15
Tiga bentuk sihir dalam hadis di atas adalah :

a. Ruqoyyah, ialah memohon kekuatan kepada kekuatan alam.


b. Tama’im ialah benda-benda tertentu yang dipercayai dapat
menolak diri dari gangguan roh halus.
c. Tiwalah ialah sejenis sihir yang dipergunakan untuk merobah
seseorang perempuan sehingga dapat tergila-gila cintanya kepada
seorang laki-laki.

3. Membunuh
Allah melarang manusia untuk membunuh orang dengan sengaja
baik dengan alasan karena dendam, iri hati, karena pernah dihina dan
lain-lain. Tanpa adanya suatu alasan yang dibenarkan oleh agama.
Apabila seseorang melakukan pelanggaran ini, niscaya ia akan
mendapatkan laknat dari Allah dan di akhirat kelak akan mendapatkan
siksaan yang pedih.
Allah swt berfirman dalam al-Qur’an yang berbunyi :
       
        
Artinya :
“Dan Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan
sengaja Maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya
dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta
menyediakan azab yang besar baginya”.(Q.S. An-Nisa’ : 93)

4. Riba

Riba dalam arti bahasanya ialah tambahan. Yang dimaksud


dengan riba di sini adalah hutang piutang atau pinjam meminjam uang
atau barang dengan syarat ada pungutan bunganya. Tentang laranga riba
ini ditegaskan Allah dalam firman-Nya :
       
     

16
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah
supaya kamu mendapat keberuntungan”.(Q.S. Ali-Imran : 130)

5. Memakan Harta Anak Yatim

Yang dimaksud dengan anak yatim adalah anak yang ditinggal


mati ayahnya jetika masih kecil (belum dewasa). Adapun anak yang
ditinggal mati ibunya ketika masih kecil bukanlah termasuk anak yatim,
sebab bila kita lihat arti kata yatim itu sendiri ialah kehilangan induknya
yang menanggung nafkah.

Di dalam Islam yang menjadi penanggung jawab urusan nafkah ini


ialah ayah, bukan ibu. Al-Qur’an telah menjelaskan adanya larangan
memakan harta anak yatim dengan cara zalim,
sebagaimana firman Allah :
        
     
Artinya :
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim
secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh
perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-
nyala (neraka)”.(Q.S. An-Nisa’ : 10)

6. Lari Dari Peperangan

Setiap orang Islam berkewajiban memelihara, menjaga dan


membela agamanya, apabila akan dirusak oleh orang lain. Demikian juga
jika Islam diperanginya maka pemeluknyapun berhak menahan serangan
itu atau memerangi musuh-musuh yang lebih dahulu melancarkan
serangannya. Pasukan Islam dilarang melarikan diri dari pertempuran,
kecuali dengan alasan yang dibenarkan agama yakni untuk mengatur
taktik peperangan atau bergabung dengan pasukan lain, dan lain-lain.

17
Jika salah seorang dari pasukan Islam terjadi melarikan diri tanpa
diizinkan oleh agama, berarti ia telah melakukan dosa besar dan akan
mendapat ancaman siksa yang pedih di akhirat nanti. Allah berfirman :
       
          
  

Artinya :
“Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu,
kecuali berbelok untuk (sisat) perang atau hendak
menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, Maka
Sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan
dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. dan Amat
buruklah tempat kembalinya”.(Q.S. Al-Anfal : 16)

7. Menuduh berzina wanita-wanita suci yang mukmin dan lalai dari


maksiat.
Yang dimaksud dengan perempuan baik ialah para wanita
mukminat yang senantiasa menjaga kehormatannya dari perbuatan keji
(zina). Kemudian wanita-wanita seperti ini dituduh orang berbuat zina
tanpa adanya bukti-bukti yang nyata. Maka dengan tuduhan itulah ia
berarti telah menuduh wanita baik berbuat zina. Yang berarti telah
melakukan dosa besar yang akan diancam dengan siksaan yang sangat
pedih seperti firman Allah swt :
      
        
      

Artinya :
“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-
baik, yang lengah[1033] lagi beriman (berbuat zina), mereka
kena la'nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang
besar,Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi

18
saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan”.
(Q.S. An-Nuur : 23-24)

8. Durhaka kepada Kedua Orang Tua


Orang yang durhaka kepada orang tua (bapak atau ibunya) itu
termasuk melakukan dosa besar yang berat hukumannya di hari kiamat
nanti. Di dalam Al-Qur’an banyak ayat-ayat yang menyinggung soal ini
yaitu :
         
         
         
        
 
Artinya :

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan


menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada
ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara
keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan
yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil".(Q.S. Al-Isra’ : 23-24)

9. Sumpah Palsu

Yang dimaksud dengan sumpah palsu ialah ucapan resmi yang


disertai kesaksian Allah untuk membenarkan keadaan yang
dipertahankan dan kalau melihat pengertian palsu itu sendiri yakni
sesuatu yang menyalahi kebenaran atau keadaan sebenarnya. Hal yang
demikian itu digolongkan sebagai perbuatan dosa besar dan akan
mendapat ancaman siksa dari Allah yang amat pedih seperti firman Allah
di dalam surat ali-Imran ayat 77 :

19
       
          
        

Artinya :
“Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan)
Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka
itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan
berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka
pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. bagi mereka
azab yang pedih”.

10. Berbohong atau Dusta

Yang dimaksud dengan berdusta ialah menyatakan sesuatu yang


tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Perbuatan dusta ini
merupakan salah satu dosa yang akan menjadi sarana menuju ke neraka.
Seperti firman Allah dalam surat Az-Zumar ayat 60 :
         
     
Artinya :
“Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang
berbuat Dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam
neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang
menyombongkan diri?”

DOSA KECIL

Dosa kecil yaitu segala dosa yang tidak mempunyai had di dunia, juga
tidak terkena ancaman khusus di akhirat. Adapula yang berpendapat bahwa
dosa kecil adalah setiap kemaksiatan yang dilakukan karena alfa atau lalai dan
tidak henti-hentinya orang itu menyesali perbuatannya, sehingga rasa
kenikmatannya dengan maksiat tersebut terus memudar.

20
Dalil tentang dosa kecil adalah :
        
   

Artinya :
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang
dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu
(dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia
(surga)”.(Q.S. An-Nisa’ : 31)

DAMPAK MAKSIAT TERHADAP IMAN

Maksiat adalah lawan ketaatan, baik itu dalam bentuk meninggalkan


perintah maupun melakukan suatu larangan. Sedangkan iman kepada Allah
merupakan hubungan yang agung antara manusia dengan rabbnya. Karena
manusia adalah makhluk termulia yang ada di muka bumi ini, sesuatu atau hal
yang paling mulia dalam diri manusia adalah hati dan akalnya, semula-mulanya
yang ada dalam hati adalah iman, dan yang paling mulia yang terdapat dalam
akal adalah tadabbur.
Iman merupakan anugerah terindah yang diberikan Allah kepada
manusia. Iman mempunyai cabang atau bagian yang sangat banyak, ta’at
merupakan bagian dari iman, Rasulullah saw berkata : iman mempunyai 73
atau 79 bagian, yang paling tinggi adalah kalimat ‫الإله إالهللا‬, yang paling rendah
adalah menyingkirkan duri dari jalan, dan malu merupakan sebagian dari iman.

Pengaruh perbuatan maksiat terhadap iman


Maksiat adalah keluar dari ketaatan kepada Allah, setiap orang yang
melakukan maksiat besar, atau kecil secara terus menerus dinamakan maksiat,
oran yang melakukan maksiat tidak keluar dari kategori iman akan tetapi dia
mukmin yang berbuat maksiat (mukmin ashin) yang mana imannya berkurang,
karena perbuatan maksiat mengurangi kesempurnaan iman.

21
Masalah syirik adalah masalah yang luar biasa dalam Islam, dan
bahayanya sangat besar. Syirik menyebabkan orang keluar dari Islam, dan
menjauhkannya dari kebahagiaan. Allah sangat memperingatkan hamba-Nya
dari bahaya syirik ini, bahkan Allah mengingatkan bahwa Dia tidak akan
mengampuni orang yang musyrik.
Allah swt berfirman dalam surat An-Nisa’ ayat 48 :
              
      
Artinya :
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, Dan Dia
mengampuni segala dosa selain (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”.

Dalam ayat yang lain Allah menyebutkan bahwa Allah mengharamkan


surga untuk orang yang musyrik dan mengancamnya dengan neraka. Allah
berfirman dalam surat al-Maidah ayat 72 yang berbunyi :
            
    
Artinya :
“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan syurga untuk orang yang
musyrik, sedangkan tempat kembali mereka adalah neraka. Dan orang-
orang yang dzalim itu tidak ada yang bisa menolong”.

Rasulullah saw menyebutkan bahwa orang yang meninggal dalam


keadaan mensyarikatkan Allah swt dengan yang lain pasti masuk neraka.

22
Sabda Rasulullah saw :
]}‫من مات وهو يدعو من دون هللا ندا دخل النار {رواه بخاري‬

Artinya :
“Orang yang mati dalam keadaan menyerukan adanya tandingan selain
Allah, sudah pasti masuk neraka”.

Macam-Macam Syirik

Syirik terbagi dua yaitu :


Pertama : Syirik Besar (Syirik Akbar)
Yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam masalah yang
merupakan kekhususan Allah swt Atau Syirik Akbar adalah menjadikan
tandingan di sisi Allah dalam hal ibadah, atau memalingkan salah satu bentuk
ibadah kepada selain Allah. Kesyirikan bisa dalam bentuk berdoa kepada selain
Allah, bernadzar, berqurban, tawakal, meminta pertolongan dan ibadah yang
lain.
Kategori syirik (Akbar) inilah yang mengeluarkan seseorang dari
keislamannya dan tak akan diampuni oleh Allah swt. Syirik akbar semacam
saja, bermacam-ragam diantaranya adalah :

1. Syirik dalam doa (Syirku ad-Du'a);


yaitu dengan memohon kepada selain Allah, tanpa kecuali. Kepada
siapa dan apa pun selain Allah seseorang berdoa, maka dia telah
mensekutukan Allah dan keluar dari Islam. Walaupun yang diminta doa
adalah malaikat, para Nabi, wali dan orang shalih, tetaplah perbuatan syirik.
Allah swt berfirman :
             
   

23
Artinya :
“Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat
dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika
kamu berbuat (yang demikian), itu, Maka Sesungguhnya kamu kalau
begitu Termasuk orang-orang yang zalim". (Q.S. Yunus : 106)

2. Syirik dalam niat (Syirku an-Niyah)


yaitu beramal kebaikan hanya untuk meraih dunia, materi semata.
Beramal shalih, menuntut ilmu, bersedekah dan amalan yang lain tidak
niatkan mencari pahala di sisi Allah namun ia inginkan mencari kedudukan,
prestise, pujian , harta, isteri/suami dan hal-hal keduniaan. Allah berfirman :
       
         
           
  
Artinya :
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya,
niscaya Kami berikan kepada mereka Balasan pekerjaan mereka di
dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan
dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat,
kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka
usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”.
(Q.S.Hud : 15-16)

3. Syirik kecintaan (syirku al-Mahabbah)


adalah mencintai selain Allah sebagaimana mencintai Allah.
Membagi atau memadu cinta adalah model syirik yang satu ini. Cinta
kepada Allah namun cinta pula kepada yang selain Allah. Cinta yang
dimaksud adalah cinta ibadah, yang berisi ketundukan, dan perendahdirian.
Dengan cinta ini seorang rela untuk tunduk, patuh taat, mendekatkan diri,
sujud, ruku', meninggalkan perintah Allah, melanggar aturan Allah.

4. Syirik ath-Tho'ah (syirik dalam ketaatan)

24
Ini adalah syirik dalam mentaati ulama, para syaikh, kiyai dan ustadz
dalam hal kemaksiatan kepada Allah ta'ala. Di negeri ini, syirik ketaatan
sangat luas menyebar, segala hal yang dikatakan oleh pemuka agamanya
(kiyai) mesti benar, tak ada yang salah.
Melihat hal ini, tak heran, bila sihir dikatakan halal dan bagus, maka
para pengikut pun mengangguk dan taat. Syirik ketaatan seperti yang
difirmankan Allah :
      
Artinya :
“Mereka menjadikan ahli-ahli ilmu dan ahli-ahli ibadah mereka sebagai
Tuhan selain Allah”(Q.S.At-Taubah : 31)

Ketaatan adalah ibadah tetapi dikatakan sebagai maksiat karena


mentaati rahib dan ruhban (Kyai atau Ulama) dalam menghalalkan apa yang
telah diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang telah dihalalkan Allah.
Kita telah selesai memperbincangkan tentang syrik besar dan macam-
macamnya. Kita juga membicarakan pula bahaya syirik besar. Ia
menghapuskan amalan kebajikan seseorang, menjadi tak bernilai di sisi
Allah ta'ala. Plus pelakunya keluar dari dienul islam, alias murtad-
naudzubillahi min dzalik.
Ini semua sesuai dengan firman Allah ta'ala :
         
    
Artinya :
”Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-
nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya
akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang
merugi”.(Q.S.Az-Zumar : 65)

Kedua : Syirik Kecil (Syirik Ashgor)

Yaitu apa yang ada nash-nash syari’at mengatakannya yang dinamai


dengan syirik, akan tetapi tidak sampai kepada syirik yang besar. Syirik kecil

25
pun ternyata tidak hanya memiliki satu macam bentuk saja. Ada beberapa
macam bentuk syirik model ini yang semestinya kita waspadai.
1. Al- Riya'
Yang dimaksudkan dengan syirik ini adalah berbuat sesuatu untuk
mencari ridha makhluq. Contohnya adalah seseorang muslim beramal
melakukan sholat untuk Allah namun di saat itu pula ia membaguskan
sholatnya dengan tujuan mendapatkan sanjungan dan pujian manusia. Atau
bentuk-bentuk amalan kebajikan yang lain, semula untuk mencari ridha
Allah, kemudian meleset kepada tujuan manusia.
Firman Allah :

         
   

Artinya :

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka


hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”.
(Q.S.Al-Kahfi : 110)

2. Bersumpah dengan nama selain Allah


Sumpah dengan nama selain Allah tergolong dalam syirik kecil.
Misalnya bersumpah dengan nama suatu makhluq, demi langit, demi bumi,
demi ka'bah, demi matahari, rembulan dan sebagainya. Ini semua adalah
syirik kecil . sebuah hadits nabi menunjukkan yang demikian ini.

3. Syirik Khafi
Bentuk syirik yang satu ini adalah seperti ucapan-ucapan ”Kalau
Allah menghendaki dan engkau juga menghendaki”, "atau atas kehendak
Allah dan kehendakmu”, ini kita ucapkan misalnya di saat kita terhindar

26
dari kecelakaan karena pertolongan teman kita. Maka ini adalah bentuk
syirik kecil. Pada ungkapan di atas terdapat kata "dan" yang seakan
mensejajarkan Allah dengan makhlukNya.
Ini tidak boleh dilakukan, kalaupun kita ingin ungkapkan rasa
terimakasih kita kepada teman tersebut maka kita gunakan kalimat "Atas
kehendak Allah kemudian engkau".

Perbedaan Dosa Syirik Besar dan Dosa Syirik Kecil


1. Syirik besar menghapus semua amal, sedangkan syirik kecil tidak.
2. Syirik besar menyebabkan pelakunya kekal di neraka, sedangkan syirik
kecil tidak.
3. Syirik besar menyebabkan pelakunya keluar dari Islam sedangkan syirik
kecil tidak.
Berdasarkan bahaya-bahaya yang telah disebutkan di atas maka setiap
muslim wajib waspada dan hati-hati serta menghindarkan diri dari syirik ini,
baik besar maupun kecil dan selalu berlindung kepada Allah swt dengan
membaca :

‫اللهم إني أعوذبك أن أشرك بك و أنا أعلم و أستغفرك من الذنب الذي ال أعلم‬
Artinya :
”Ya Allah, aku berlindung kepada engkau kalau aku sengaja berbuat
syirik kepada engkau dan aku mohon ampun kepada engkau dari segala
dosa yang tidak aku sadari”

Bentuk-Bentuk Syirik

Bentuk-bentuk syirik itu sebenarnya banyak, antara lain :


1. Bersumpah Dengan Selain Allah (‫)الحلف بغير هللا‬

27
‫ الحلف‬artinya bersumpah dengan sesuatu yang dianggap besar untuk
menguatkan maksud dalam mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya.
Maka bersumpah dengan sesuatu berarti membesarkannya dan
menghormatinya. Sedangkan penghormatan seperti itu hanyalah hak Allah
swt yang tidak pantas dipakaikan untuk selain Dia. Oleh sebab itu tidak
pantas bersumpah dengan makhluk walau bagaimanapun mulianya makhluq
tersebut, walau nabi sekalipun.
Para ulama telah sepakat bahwa bersumpah itu hanyalah dengan
Allah swt ataupun dengan sifat-sifat-Nya dan mengharamkan bersumpah
dengan lainnya. Banyak sekali hadis yang melarang bersumpah dengan
selain Allah, antara lain :

a. Hadis riwayat Imam Tarmizi yang berbunyi :


‫من حلف بغير هللا فقد كفر أو أشرك‬
Artinya :
”Siapa saja yang bersumpah dengan selain Allah swt berarti telah
kafir atau musyrik”

b. Hadis Imam Bukhari yang berbunyi :

‫إن هللا ينهاكم أن تحلفوا بآبائكم] من كان حالفا فليحلف باهلل أو ليصمت‬
Artinya :
”Sesungguhnya Allah melarang kamu untuk bersumpah dengan
memakai nama nenek moyang kamu, siapa yang ingin bersumpah,
hendaklah dia bersumpah dengan Allah, kalau tidak lebih baik diam”.

Diantara contoh bersumpah dengan selain Allah adalah apa yang


telah terkenal dalam ucapan kebanyakan orang seperti : Demi Nabi, Demi
Rasul, Demi Ka’bah, Demi Hidup engkau dan lain-lain.
Banyak sekali hadis yang melarang ungkapan sumpah yang
menyamakan antara Allah dengan yang lainnya, atau menyandarkan hasil
sesuatu kepada selain Allah, seperti kata :

28
a. ‫(م]]ا ش]]اء هللا و ش]]ئت‬apa yang dikehendaki Allah dan yang
engkau kehendaki)
Misalnya : Ahmad ditolong oleh Ali, kemudian Ahmad berkata : ” apa
yang dikehendaki Allah dan yang engkau kehendaki”. Dalam hal ini,
Ahmad menyamakan kehendak Allah dengan kehendaknya Ali.
b. ‫( ل]]وال ال]]دواء لهلكت‬kalau bukan karena obat itu, saya pasti
celaka)
c. ‫(ل]]]وال الكلب ل]]]دخل اللص الم]]]نزل‬kalau bukan karena adanya
anjing, pasti maling itu telah masuk ke dalam rumah)
Untuk semuanya itu seharusnya orang berkata : kalau bukan
kehendak Allah, kalau bukan karena Allah, saya sudah pasti celaka, dan
kalau bukan karena Allah (yang menjaga), pasti maling telah masuk ke
dalam rumah.

2. ( ‫) تعليق الخيط و الحلقة و نحوهما لرفع البالء أو دفعه‬


Menggantungkan benang atau sejenisnya untuk menolak bala atau penyakit

Banyak orang yang menggantungkan benang atau sejenisnya (setelah


diberi mantra) di leher atau memakainya di jari seperti memakai cincin, yang
tujuannya adalah untuk pengobatan atau tangkal penyakit. Perbuatan tersebut
sudah jelas tidak cocok dengan akal sehat seorang muslim yang telah diberi
Allah, yang melepaskan mereka dari segala jenis khurafat dan tahyul.
Penyembuhan suatu penyakit, tidak boleh dengan cara memakai apa yang
diharamkan Allah. Penyembuhan penyakit dalam Islam, hanyalah dengan
menggunakan apa yang dibolehkan Allah, sekaligus dengan adanya
keyakinan bahwa Allah-lah satu-satunya yang bisa menyembuhkan,
sedangkan obat hanyalah sarana.

29
Rasulullah melarang seorang yang dia lihat sedang memakai gelang
yang terbuat dari kuningan, lalu beliau marah seperti dijelaskan dalam
hadisnya yang berbunyi :

‫عن عمران بن حصين رضي] هللا عنه أن رسول] هللا صلى هللا عليه و س]]لم رأى رجال في ي]]ده حلق]]ة من‬
‫ فقال انزعها فإنها التزيدك إال وهنا فإن]]ك ل]]و مت و هي علي]]ك م]]ا‬.‫ ما هذه؟ قال من الواهنة‬: ‫صفر فقال‬
}‫أفلحت أبدا {رواه اإلمام أحمد‬
Artinya :
”Dari Imran bin Husain, semoga Allah meredhainya. Rasulullah saw
melihat seorang laki-laki memakai gelang yang terbuat dari kuningan,
lalu dia bertanya : kenapa engkau pakai ini? Orang itu menjawab :
karena penyakit yang menimpa tangan. Rasulullah berkata : cabutlah,
karena ssungguhnya dia hanya akan menambah penyakitmu,
sesungguhnya apabila engkau mati dalam keadaan gelang ini ada di
tanganmu, kamu tidak akan beruntung selamanya”.

Abu Huzdaifah melihat seorang laki-laki yang sedang demam panas


memakai gelang benang di tangannya, lalu dia putus dan membaca surat
Yusuf ayat 106 yang berbunyi :
       
Artinya :
”Kebanyakan mereka tidak beriman kepada Allah, akan tetapi
mereka itu musyrik”

3. Sembelihan untuk selain Allah ( ‫) الذبح لغير هللا‬


Menyembelih (hewan qurban) itu adalah ibadah, sedangkan
meniatkan sembelihan bukan karena Allah merupakan syirik yang besar.
Dalam surat al-Kautsar Allah menggandengkan perintah shalat dengan
perintah qurban yaitu :
   
Artinya :
”Laksanakan shalat, lalu berqurbanlah”

30
Shalat merupakan ibadah badaniyah yang paling afdhal, sedangkan
qurban termasuk ibadah maaliyah yang paling afdhal. Oleh sebab itu shalat
dan qurban tidak boleh diniatkan untuk selain Allah, karena memalingkan
niat ibadah untuk selain Allah adalah syirik. Penyembelihan binatang bukan
karena Allah termasuk dosa yang sangat besar. Sabda Rasulullah saw :
‫لعن هللا من ذبح لغير هللا‬
Artinya :
”Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah”.
(HR.Muslim)

4. ( ‫ ) السفر لزيارة قبور األولياء‬Ziarah ke kubur para wali.

Rasulullah saw bersabda :


‫ ال تجعلوا بيوتكم] قبورا و ال‬: ‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم‬: ‫عن أبي سعيد رضي] هللا عنه قال‬
}‫تجعلوا قبري] عيدا و صلوا علي فإن صالتكم] تبلغني حيث كنتم {رواه أبو داود‬

Artinya :
”Janganlah kamu jadikan rumahmu kuburan, jangan kamu jadikan
kuburanku tempat upacara, bershalawatlah kamu kepadaku,
sesungguhnya shalawat kamu itu akan sampai kepadaku dimana saja
kamu berada”.

Rasulullah saw melarang orang menjadikan kuburannya tempat


ibadah sebagai antisipasi agar umatnya terpelihara dari syirik. Imam Malik
tidak senang kalau penduduk Madinah mendatangi kuburan Nabi agar tidak
menjadi kebiasaan yang turun temurun. Imam Malik berkata :
‫لن يصلح هذه األمة إال ما أصلح أولها‬
Artinya :
”Tidak akan baik umat ini kecuali kalau pendahulunya juga baik”

31
Apa yang dikerjakan orang dikuburan?
Ada dua macam yang dikerjakan orang dikuburan, yaitu pekerjaan yang
disyari’atkan dan pekerjaan yang dilarang.

a. Yang Boleh
Berdoa untuk isi kubur baik oang lain maupun karib kerabat dan
kenalannya. Pekerjaan ini mempunyai keuntungan ganda, yaitu keuntungan
untuk dirinya dan untuk ahli kubur itu sendiri. Keuntungan untuk diri
diantaranya karena mengikuti sunnah dan mengingatkannya tentang akhirat.
Sedangkan untuk ahli kubur adalah permintaan maaf dan ampunan dari
penziarah.

b. Yang Dilarang

 Melaksanakan perbuatan yang mengarah kepada syirik seperti


 mengusap kubur dengan menganggap barakah,
 shalat di dekatnya (apalagi di atasnya),
 menyalakan lampu dan sejenisnya,
 berlebihan mendandaninya serta
 berlebihan dalam memuji ahlinya. Semua itu diharamkan karena
syirik
 Melaksanakan perbuatan yang mengarah kepada kafir seperti
 Meminta do’a kepada ahli kubur.
 Minta tolong kepada mereka dengan keyakinan bahwa mereka bisa
memberi manfaat atau memberi mudharat.
 Meminta kebutuhan dunia dan akhirat kepada mereka. Hal ini adalah
syirik besar yang sangat harus dihindari, dan kedudukannya sama
dengan penyembah berhala.

32
5. Tabaruk (meminta berkah kepada orang yang sudah meninggal/mayit)

Tabaruk kepada orang yang sudah meninggal adalah meminta berkah


dan mengharapkan keberkahan darinya. Barang siapa yang mengharapkan
keberkahan atau kemanfaatan dari orang yang telah meninggal maka dia
telah membuka jalan menuju syirik. Sebagaimana yang telah terjadi pada
kaum Nuh mereka terjerumus dalam kesyirikan karena mengagung-
agungkan orang-orang shaleh yang telah meninggal dan meminta kebaikan
dan keberkahan darinya.

Termasuk syirik akbar adalah :


 berdoa memohon kepada mayit agar memenuhi segala kebutuhannya
dengan cara menuliskannya di atas kertas : ”wahai Tuhanku penuhilah
permintaanku .... aku ingin .....”
 Meletakkan wewangian di atas kuburannya
 Mengambil tanah kuburannya untuk meminta berkah (bertabarruk
dengannya), dan lain-lain sebagaimana yang telah meraja lela di
masyarakat kita sampai saat ini. Sebagian dari mereka meyakini bahwa
mayit dapat mendengar perkataan orang yang masih hidup dan
mengabulkan permintaannya.

Hal ini bertentangan dengan al-Qur’an, yang termaktub dalam surat al-
Maidah ayat 108 :
         
          
   

Artinya :

33
”Itu lebih dekat untuk (menjadikan Para saksi) mengemukakan
persaksiannya menurut apa yang sebenarnya, dan (lebih dekat untuk
menjadikan mereka) merasa takut akan dikembalikan sumpahnya
(kepada ahli waris) sesudah mereka bersumpah[456]. dan bertakwalah
kepada Allah dan dengarkanlah (perintah-Nya). Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

Dalam ayat tersebut Allah mengabarkan bahwa orang yang sudah


meninggal tidak mengetahui perihal apapun tentang keadaan orang yang
masih hidup. Apakah benar jika manusia meminta dan memohon kepada
mayit, sedangkan mayit tidak mengetahui keadaannya, dikatakan dan
diperbuat. Sebagaimana yang disebutkan dalam surat al-Ahqaf ayat 5-6 :

            
         
     
Artinya :
”Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah
sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan
(doa) nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan)
doa mereka?Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat)
niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan
mengingkari pemujaan-pemujaan mereka.

Inti sari dari ayat ini adalah :


1}. Barang siapa yang memohon atau
meminta sesuatu pada mayit, dia tidak akan pernah bisa mengabulkan.
2}. Bahwa mayit tidak mengetahui
apapun yang dia katakan dan yang diminta.
3}. Mayit akan menjadi musuh orang
yang berdoa kepadanya di hari kiamat. Karena ahli tauhid adalah
musuh / lawan ahli syirik (musyrik) di dunia dan akhirat.
Tidak diragukan lagi bahwa orang-orang yang menyekutukan Allah
(musyrik) telah jauh dari al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah, mereka lebih

34
mempercaya khurafat dan cerita-cerita dusta yang tidak ada dasarnya. Maka
kewajiban seorang da’i adalah manusia kepada agama Allah yang benar,
jauh atau bersih dari kemusyrikan dan bid’ah sebagaimana yang telah
diajarkan Rasulullah kepada umatnya.

35

Anda mungkin juga menyukai