Anda di halaman 1dari 18

KALIMAT PERINTAH DALAM HADIS

Tinjauan Pragmatik (Tindak Tutur)


Makalah
Disusun Untuk Mmnuhi Tugas
Mata Kuliah! "ilsa#at $ahasa! T%ri&t%ri Smi%tik dan Linguistik
D%sn Pngam'u! Pr%#( Dr( H( Kalan) M(S(
*lh
Niila Kh%iru Amali+a
,-(./0(1/2
K*NSENTRASI STUDI AL&3UR4AN DAN HADIS
PR*5RAM STUDI A5AMA DAN "ILSA"AT
PR*5RAM PAS6A SAR7ANA
UNI8ERSITAS ISLAM NE5ERI SUNAN KALI7A5A
9*59AKARTA
.,,2
0
KALIMAT PERINTAH NA$I DALAM HADIS
Tinjauan Pragmatik (Tindak Tutur)
A( Pndahuluan
Bahasa merupakan sarana manusia dalam berinteraksi. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi
berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat seenang-enang dan
kon!ensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan
dan pikiran.
"
#alah satu komponenya adalah kalimat, yang merupakan kesatuan
u$ar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan.
%

Dalam pembagiannya, kalimat ada bermacam-macam. Berdasarkan
maknanya, ada kalimat berita, perintah, tanya maupun seru. Dalam Bahasa &rab
dikenal ada kalimat insya thalabi dan insya ghoiru thalabi. Insya thalabi
memiliki lima bagian, yaitu al-amru (kalimat perintah), al-nahyu (kalimat
larangan), al-istifham (kalimat tanya), al-tamanny (kalimat mengandai) serta an-
Nida (kalimat seru)
'
Dalam dakahnya kepada manusia, sebagai manusia yang berkomunikasi
dan berinteraksi dengan orang lain, (abi dalam kehidupannya )sebagai seorang
(abi- utusan *uhan penyampai agama(ya- tentu syarat dengan kalimat-kalimat
dakah, a$akan, seruan, perintah, larangan akan hal-hal yang tidak baik dan
sebagainya. Dapat dikatakan, baha sebagai salah satu aspek berbahasa, hadis
"
*im +enyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia (,akarta- Balai +ustaka, "..0), hlm.//
%
Ibid., hlm. '00
'
#ebagaimana dikutip 1ard$oko Idris dalam 2Kalimat 3arangan Dalam &l-4ur5an6 &l-
4ur5an dan 7adis, 8ol.8II, (o.", ,anuari %009dari &li ,arim dan &min, Al-Balaghatu al-Wadlihat
(1esir- Dar al-1a5arif, ".:"), hlm. "9/-%"0
"
(abi dapat merupakan 2u$aran6 beliau. ;leh karenanya, dalam tulisan ini akan
mencoba mendekati 2u$aran6 tersebut dengan tin$auan pragmatik. &sumsinya di
sini adalah baha tidak semua kalimat perintah dalam hadis berfungsi menuntut
dilakukannya suatu perbuatan, tapi $uga fungsi lain yang sesuai dengan konteks
saat u$aran itu disampaikan< bisa berupa fungsi mea$ibkan, mengan$urkan,
harapan atau malah semacam 2nglulu6 ($aa) yaitu kalimat perintah yang maksud
sebenarnya adalah melarang )biasanya berupa keburukan- yang karena sudah
$elas buruk, tetap sa$a diperintahkan oleh (abi supaya umat berfikir sendiri dan
tahu mana yang harus dipilih, apakah tetap melakukannya atau meninggalkannya.
#elain itu, seperti dalam analisa keilmuan agama (fi=ih-ushul fi=ih), ada beberapa
kriteria dalam menentukan hukum suatu amalan. Di antaranya kriteria dalil yang
menggunakan kalimat perintah, memiliki implikasi hukum a$ib. &pakah semua
yang menggunakan kalimat perintah mengandung hukum yang sama (a$ib) atau
tidak akan coba ditelusuri dalam tulisan ini.
$( Pm:ahasan
/( Mngnal Pragmatik
Ka$ian linguistik dengan pendekatan pragmatik dianggap ka$ian yang
relatif baru secara histories. 3eech, dianggap yang telah memberikan gambaran
baha ka$ian pragmatik dalam linguistik terasa dianaktirikan.
>

&dalah ?harles 1orris yang dianggap sebagai orang pertama yang
menggunakan 2piranti6 pragmatik dalam ka$ian semantik. 1orris menyatakan
>
Ibid., dengan mengutip dari @eoffry 3eech, Principles of Pragmatic, diter$emahkan
oleh 1.D.D ;ka dengan $udul Prinsip-Prinsip Pragmati (,akarta- AI +ress, "..'
%
adanya tiga konsep dasar, yaitu sintaksis, semantik dan pragmatik. #intaksis
mengka$i tentang hubungan antara tanda-tanda bahasa, semantik tentang
hubungan antara tanda dan obyek sedangkan pragmatik mengka$i hubungan antara
tanda dan penafsir.
:
Bahasa dalam sistem semiotik dibedakan dalam tiga komponen sistem,
yaitu ") #intaksis, yang berkaitan dengan lambang atau sign serta bentuk
hubungannya %) #emantik, unsur yang berkaitan dengan masalah hubungan antara
unsur dengan dunia luar yang diacunya serta ') +ragmatik yaitu bidang ka$ian
yang berkaitan dengan hubungan antara pemakai dengan lambang dalam
pemakaian.
/

&da dua tradisi dalam pragmatik, yaitu &nglo-&merika dan Kontinental.
Kesepakatan dari para pengikut dua tradisi ini adalah mengakui baha pragmatik
adalah bidang di dalam linguistik yang mengka$i tentang maksud u$aran bukan
makna kalimat yang diu$arkan.
9
#edangan menurut 3eech, +ragmatik adalah studi mengenai makna dalam
hubungannya situasi-situasi u$ar. &spek-aspek situasi u$ar itu meliputi penyapa
dan pesapa, konteks sebuah tuturan, tu$uan sebuah tuturan, tuturan sebagai sebuah
bentuk tindakan dan tuturan sebagai produk satuan tindak !erbal.
0
3ebih lan$ut,
unsur-unsur konteks itu meliputi siapa yang mengatakan, kepada siapa, tempat
dan aktu diu$arkannya suatu kalimat.
.
:
Ibid,
/
&minuddin, !emanti" Pengantar !tudi tentang #ana (1alang- #inar Baru, %00"),
hlm. '0
9
1ard$oko Idris, 2Kalimat +erintahB6, hlm. 0
0
Ibid., #ebagaimana dikutip dari buku Principles of Pragmati
.
Ibid,
'
Dari apa yang telah dipaparkan dapat ditarik pengertian baha pi$akan
utama pragmatik adalah konteks, dan konteks itu meliputi penutur, mitra tutur,
latar aktu, lokus sosio budaya yang men$adi setting lahirnya suatu u$aran.
Dengan kata lain, $ika semantik mengka$i makna kata atau kalimat bebas konteks
maka pragmatik mengka$i makna yang terkait dengan konteks. 7al ini karena
keberadaan u$aran tidak bisa lepas dari pemakainya dan akan lebih bisa difahami
$ika dikembalikan kepada konteks budaya yang dimilikinya.
"0
.( Tntang Tindak Tutur
*eori tindak tutur dikenalkan oleh Bapak +ragmatik, ,ohn 3angsha
&ustin (".""-"./0) atau yang dikenal dengan &ustin. *eori ini, sebagaimana
disebutkannya dalam bukunya $o% to &o 'hings %ith Words adalah salah satu
fenomena dalam pragmatik yang dapat di$adikan alat dalam mengungkap fungsi
kalimat-termasuk kalimat perintah.
""
Dalam tindak tutur, &ustin membedakan tindak tutur kepada tiga bagian,
yaitu - ") *indakan 3okusi ((ocutionary Act) %) *indakan Illokusi (Illocutionary
Acts) dan ') *indakan +erlokusi (Perlocutionary Acts).
"%
Dengan kata lain, tindak
lokusi adalah makna dasar dan referensi suatu u$aran, tindak ilokusi adalah daya
yang ditimbulkan oleh pemakainya bisa sebagai doa, an$uran, tamanni (harapan),
atau sebagai pu$ian sedangkan tindak perlokusi adalah hasil atau efek dari apa
yang diucapkan terhadap pendengarnya.
"0
Ibid.,
""
Ibid., hlm. "0. 3ihat pula dalam 3ouis ?ummings, ter$. Cti #etiaati et.all, Pragmati)
!ebuah Perspetif #ultidisipliner (Dogyakarta- +ustaka +ela$ar, %009), hlm.0-.
"%
Kaelan 1#, Eilsafat Bahasa #asalah dan Perembangannya (Dogyakarta- +aradigma,
%00%), hlm. "/.-"99. lihat pula FiGal 1ustansir, *ilsafat Analiti " !e+arah, Perembangan dan
Peranan Para 'oohnya (Dogyakarta- +ustaka +ela$ar, %009), hlm. "'>-">'
>
*entang teori ini, #ebagaimana dikutp 1ard$oko Idris, @unaan
men$elaskan baha- ") *indak lokusi adalah tindak berbicara, dengan makna kata
dan makna kalimat yang sesuai dengan makna kata itu dalam kamus. *idak
dibicarakan maksud dan fungsi u$aran yang merupakan perpan$angan atau
perluasan dari makna harfiah. %) *indak Ilokusi adalah tindak melakukan sesuatu,
dibicarakan $uga maksud, fungsi atau daya u$aran yang bersangkutan dan
pertanyaannya adalah 2untuk apa u$aran itu diu$arkanH6 ') *indakan perlokusi,
menurut &ustin mengacu pada effek yang dihasilkan penutur dengan mengatakan
sesuatuIu$aran.
"'

Dengan kata lain, tindak lokusi berkaitan dengan makna u$aran
sebagaimana yang eksplisit dalam u$aran itu. *indak ilokusi berkaitan dengan
melakukan sesuatu dengan maksud tertentu, seperti permohonan, $an$i, ancaman,
pu$ian, an$uran sedangkan tindak perlokusi berkaitan dengan dampak atau efek
yang ditimbulkan oleh u$aran terhadap yang dia$ak bertutur.
0( Hadis&hadis +ang Mngandung Kata Printah
#ebagai manusia yang berkomunikasi, bertutur, (abi dalam kehidupannya
tentu tidak lepas dari berbagai bentuk tuturan, baik yang bersifat berita
(informatif), perintah maupun larangan yang diucapkan (abi dalam berbagai
kapasitas beliau ketika menyabdakan kalimat-kalimat tersebut. Inilah yang
kemudian disebut sebagai hadis (abi.
7adis (abi kemudian men$adi hal yang penting dalam agama, karena
fungsinya yang sangat urgen dalam memahami al-4ur5an sebagai kalam Ilahi
"'
1ard$oko Idris, 2Kalimat +erintahB6, hlm. "0-""
:
yang nota-bene sebagai pedoman hidup manusia. #elain itu, (abi sendiri telah
berasiat kepada kaum muslimin $ika ingin tidak tersesat dalam hidupnya maka
cukuplah berpegang pada al-4ur5an dan #unnah atau hadis.
Dari sinilah kemudian, bagaimana memahami hadis men$adi sesuatu yang
penting karena $ika salah memahami suatu hadis, maka akan salah pula dalam
mengamalkan suatu amalan. 1engetahui dan memahami kapasitas (abi ketika
menyabdakan suatu hadis serta konteks historis munculnya suatu hadis sangat
penting dalam proses pemahaman hadis. &pakah kapasitas (abi sebagai Fasul,
sebagai kepala keluarga, pemimpin perang, atau sebagai manusia biasa sangat
penting untuk diketahui karena akan berimplikasi berbeda terhadap hadis yang
disabdakan, yaitu pada sifat ketentuan yang dimiliki hadis. Konteks suatu hadis,
kepada siapa (abi mengucapkan suatu hadis, dalam rangka apa kalimat tersebut
diucapkan $uga sangat penting untuk diperhatikan. 7al-hal tersebut akan sangat
berpengaruh terhadap apa yang disabdakan karena, $ika dikaitkan dengan fikihI
agama hal ini akan sangat penting dalam rangka memberi ketentuan hukum
terhadap suatu hadis, apakah a$ib untuk diamalkan, sunnah sa$a atau yang
lainnya.
&$aran-a$aran (abi #&J yang tertuang dalam hadis, memiliki berbagai
bentuk kalimat. Di antaranya yaitu kalimat perintah. #ebagaimana disebutkan di
atas, kalimat perintah biasanya bermakna a$ib, kecuali ada dalil lain yang
mengikutinya (memberikan keterangan tambahan terhadapnya)
Dalam kitab-kitab hadis, banyak terdapat hadis (abi yang memiliki
redaksi kalimat perintah. *entu hal ini $uga sangat terkait terkait dengan fungsi
/
beliau sebagai utusan *uhan, seorang yang memiliki kapasitas dalam memberikan
perintah-perintah dalam agama maupun aturan kehidupan lainnya. #ehingga, tidak
akan mungkin bagi penulis untuk meneliti semuanya dalam kesempatan ini. oleh
karenanya di sini hanya akan disa$ikan beberapa contoh sa$a hadis yang
mengandung kalimat perintah. Di antaranya adalah-
". 7adis Fiayat Bukhari dalam kitab Adab (omor. :.::.
">
K L
M
NM O
P
Q R
M
S
P
T
U
V
P
QW
U
X
Y
M Z[
M
\] ^M _P `] aU Zb
U
\P ^
U
c
U
d
Y
e
U
W
U
fM TPd
U
g
U
X
Y ]
Q hd
Y
i
U
X
Y
M Q j
]
Se
]
k
U
j
U
Zl
U
j
U
Zl
U
mU L
U
`PL
U
n] o[
M
p
U
\P g
U
q
U
r
U

L
M
NM O
P
Q R
M
S
P
T
U
V
P
QW
U
X
Y
M Z[
M
\] ^M _P `] aU Zb
U
\P ^
U
W
U
f] s
U
TPtU R
P
L
M
u
P
T]d
P
r
U
L
M
NM O
P
Q R
M
S
P
T
U
V
P
QW
U
X
Y
M Z[
M
\] ^M _P `] aU Zb
U
\P ^
U
W
U
v]k
U
Zw
U
xM_P `]
y
P
z
]
{
P
T
U
VM W
P
p
U
QL| TPNU }
P
~
]
T
U
d
P
r
U
2Dari &bu 7urairah berkata baha Fasul #&J bersabda baha
barang siapa beriman kepada &llah dan hari akhir maka $anganlah
menyakiti tetangganya dan barang siapa beriman kepada &llah dan hari
akhir maka hormatilah tamunya dan barang siapa yang beriman kepada
&llah dan hari akhir maka berkatalah yang baik atau diam.6
%. 7adis Fiayat Imam *irmiGi.
,ZVQ Z`Q Z` - cde W fTdg XQ odi XQ jSek jZl -jZl Rqe \[ XQ g \P g
U
R
U
q
U

Y
VQ QS
]
r
P
p
U
Rq[ VQ SdN RZT ZVQW }TVZ[ QSdiW R
U
Z
U

Y
VQ QSz
]
M
P
p
U
W
U
RZkQ Sd

i W
2Dari &bdullah bin #alam berkata telah bersabda Fasulullah #&J-
7ai manusia, sebarkanlah salam dan sambungkanlah silaturrahim dan
berilah makan dan shalatlah pada aktu malam ketika orang-orang pada
tidur, niscaya kamu masuk surga dengan se$ahtera6
'. 7adis Fiayat Imam Bukhari
c
U
d
Y
e
U
W
U
fM TPd
U
g
U
X
Y ]
Q hd
Y
i
U
X
Y
M Q j
]
Se
]
k
U
j
U
Zl
U
j
U
Zl
U
K VMZ^
U
\
M
[P
M
Up
U
\P g
U

{
Y
VQ
U
`
U
S
M

U
aY
M
r
U
c
P
u
]
r
U
Ss
]
i
]
QWS

e
U
mM q
U
{
Y
VQ R
M
Zz
U

U
\P ^M
2Dari &nas bin 1alik berkata baha Fasul #&J bersabda
rapikanlah barisanmu, sesungguhnya kerapian barisan adalah sebagian dari
sempurnanya shalat6
>. 7adis Fiayat Imam Bukhari
j
U
Zl
U

U
^
]
MZNU Up
U
c
K
TPd
U
e
]
R

p
]
y
P
V
U
Zl
U
j
U
Zl
U
f]
P
g
U
X
Y ]
Q o
U
tM k
U
Z
|
Up
U
y
]
P zM e
U
j
U
Zl
U
mU UZ
U
l
U
\P g
U
f]V
U
Z^
U
LP Mb
P
p
U
c
Y
] d
Y
VQ
f]
U
TP
U
gP p
U
Zz
U
TrM f] V
U

P
k
M
Z[
U
W
U
v]UV
U
W
U
W
U
">
#eluruh hadis diambi dari ?D #ausuah al-$adis al-!yarif al-utub al-'isa
9
Dari 4atadah berkata- saya telah mendengar &nas r.a. berkata
baha Ammu #ulaim telah berkata yang mengatakan baha &nas adalalah
pembantumu lalu (abi berkata- 2Jahai &llah, perbanyaklah hartanya dan
anaknya serta berkahilah ia dalam setiap apa yang Cngkau berikan
padanya6
:. 7adis Fiayat Imam 1uslim !hahih #uslim, Kitab Al-,aat, Bab Karahatu
al-#asalati li al-Naas, (o."9%/.
Zz
U

M
r
U
QL|

u
U

U
c
P
] V
U
QS
U
^
P
p
U

U
Z
Y
VQ j
U

U
e
U
\P ^
U
c
U
d
Y
e
U
W
U
fM TPd
U
g
U
X
Y ]
Q hd
Y
i
U
X
Y
M Q j
]
Se
]
k
U
j
U
Zl
U
j
U
Zl
U
mU L
U
`PL
U
n] o[
M
p
U
\P g
U
j
]

P
`
U
LMu
P

P
T
U
VM W
P
p
U
}
Y
~M
U

P
T
U
d
P
r
U
QL| z
P
w
U
P
Dari &bi 7urairah berkata baha Fasul #&J bersabda - 2Barang
siapa meminta-minta untuk memperbanyak kekayaannya, ia tiada lain
hanya memperbanyak bara api. 1aka terserah padanya kurangilah atau
tambahlah6
/. 7adis riayat Imam Bukhari dalam !hahih Buhari, kitab al-A-an, Bab Ii+ab
al-'abir %a Iftitahi fi al-!halat. (o./."
L
U
Yb
U
Qx
U

M
r
U
fM [
M
c
Y

U
_P T]VM R
]
Z^
U

P
M
Q }
U
M w] Zz
U

M
W
P
p
U
QWL] u
U
r
U

U
b
U
k
U
Qx
U

M
W
U
QS] b
U
kP Zr
U

U
r
U
k
U
Qx
U

M
W
U
QS] r
U
kP Zr
U
j
U
Zl
U
Qx
U

M
W
U

v]UzM
U
\P z
U
VM X
Y ]
Q
U
zM e
U
]z
P

U
V
P
Q
U
V
U
ZU[Yk
U
QSV
]
S~
]
r
U
U
U
e
U
Qx
U

M
W
U
QW]] e
P
Zr
U
2#esungguhnya imam itu di$adikan untuk diikuti, maka apabila ia
bertakbir bertakbirlah kalian. &pabila dia ruku5, maka ruku5lah kalian.
&pabila dia mengucap 2!amia Allahu liman hamidahu (&llah mendengar
setiap orang yang memu$inya), maka katakanlah ./abbana %a laa al-
$amdu0 (ahai *uhan kami hanya untuk-1ulah segala pu$ian) dan
apabila dia bersu$ud maka su$udlah kalian.6
9. 7adis riayat Imam Bukhari dalam !hahih Buhari, Kitab al-(ibas, Bab Ifa u
al-(iha %a Katsiru atsurat am%alahum, (o.:.>>'
c
U
d
Y
e
U
W
U
fM TPd
U
g
U
X
Y ]
Q hd
Y
i
U
X
Y
M Q j
]
Se
]
k
U
j
U
Zl
U
QSu
]

P
Q
U
k
M
QS
U

Y
VQ QSs
]
gP p
U
W
U
h
U
d

VQ
2Fasulullah #&J bersabda - guntinglah kumis dan pan$angkanlah
$enggot6
0
Demikian beberapa contoh hadis yang akan coba dilihat dari perspektif
teori tindak tutur &ustin. +ada contoh pertama, penuturnya adalah (abi #&J,
yang memberi perintah untuk menghormati tamu dan berkata baik yang ditu$ukan
kepada umat muslim sebagai mitra tutur. (abi menuturkan konteksnya dalam
kapaitas beliau sebagai (abi, utusan *uhan yang menyeru kepada manusia.
,ika dilihat dari teori tindak tutur, maka tindak lokusi nya adalah u$ud
formal perintah tersebut yaitu (W
P
p
U
QL| TPNU }
P
~
]
TUd
P
r
U
L
M
NM O
P
Q R
M
S
P
TUV
P
QW
U
X
Y
M Z[
M
\] ^M _P `] aU Zb
U
\P ^
U
W
U
f] sUTPtU R
P
L
M
u
P
T]d
P
r
U
yP z] {P TUVM) untuk menghormati tamu dan berkata baik atau diam. #edangkan tindak
illokusinya adalah an$uran kepada umat muslim, yaitu supaya umat muslim tidak
menyia-nyiakan tamu, tetapi menghormati serta an$uran untuk berkata yang baik,
$ika tidak bisa demikian, maka lebih baik diam. &dapun tindak perlokusinya
adalah efek dari u$aran tersebut, yaitu timbulnya kesadaran dalam diri umat
muslim untuk selalu menghormati tamu dan berkata baik, lebih men$aga adab dan
lisan dari tindakan yang tercela.
+ada contoh kedua, berisi tentang perintah (abi berkaitan dengan
silaturrhim. Dalam konteks ini penuturnya adalah (abi dan yang dia$ak bertutur
(mitra tuturnya) adalah umat muslim. &pabila dilihat dari teori tindak tutur, maka
tindak lokusinya adalah u$ud formal perintah tersebut (RZkQ Sd

i W R
U
q
U
Y VQ QS
]
r
P
p
U
}TVZ[ QSdiW R
U
Z
U

Y
VQ QSz] M
P
p
U
W
U
) (#ebarkanlah salam, sambunglah silaturahim, berilah
makan dan shalatlah malam). #edangkan tindak illokusinya adalah an$uran kepada
umat muslim supaya menyebarkan salam, men$alin silaturahim, memberi makan
serta melakukan shalat malam. dan tindak perlokusinya adalah adanya kesadaran
.
dalam hati umat muslim untuk selalu menyebarkan salam, men$aga silaturrahim,
memberi makan kepada yang membutuhkan dan men$aga shalat malam.
Dalam contoh yang ketiga berkaitan dengan tata cara dalam shalat
ber$amaah. +enutur dalam konteks ini adalah (abi #&J dan yang men$adi mitra
tuturnya adalah umat muslim. Dalam konteks pelaksanaan shalat $amaah, (abi
memerintahkan kepada umat muslim untuk merapikan barisan shaf shalat karena
kerapian barisan (saf) dinilai sebagai bagian dari sempurnanya shalat.
Dalam kaca mata *indak tutur, yang merupakan tindakan lokusinya adalah
bentuk formal kalimat perintah tersebut yaitu (c
P
u
]
r
U
Ss
]
i
]
QWS

e
U
) (rapikanlah barisan
shaf kamu sekalian). #edangkan tindak ilokusinya adalah an$uran (abi #&J
sebagai rasul utusan &llah kepada umat muslim untuk merapkan saf ketika shalat
ber$amaah. (abi $uga memberitahu baha sebagian dari sempurnanya salat adalah
rapinya barisan shafnya.
#edangkan dalam contoh keempat, konteksnya adalah do5a (abi untuk
sahabat &nas bin 1alik. Dalam konteks ini penuturnya adalah (abi #&J.
#edangkan mitra tuturnya adalah &llah #J*. *uturan ini diu$arkan dalam konteks
baha (abi mendoakan sahabat &nas supaya diberi harta yang banyak oleh &llah,
anak-anak dan $uga diberi anugerah keberkahan dalam riGkinya.
&pabila dilihat dari teori tindak tutur, maka tindak lokusinya adalah u$ud
formal dari perintah tersebut yaitu (f]
U
TP
U
gP p
U
Zz
U
TrM f] V
U

P
k
M
Z[
U
W
U
v]UV
U
W
U
W
U
f]V
U
Z^
U
LP Mb
P
p
U
)
perbanyaklah hartanya, anaknya dan berkahilah setiap apa yang Kau berikan
kepadanya. #edangkan tindak ilokusinya adalah ZgdV (permohonan kepada &llah).
Dan tindak perlokusinya adalah efek tindakan yang ditimbulkan dari u$aran
"0
tersebut, yaitu baha laan tutur (&llah) berkenan memberi riGki kepada &nas
bin 1alik (orang yang didoakan (abi) baik berupa harta yang banyak, anak-anak
maupun keberkahan dalam riGkinya.
+ada contoh kelima, berkaitan dengan perilaku meminta-minta di kalangan
muslim masa lalu atau adanya kecenderungan tidak mau beker$a dan meminta
bukan karena memang benar-benar terpaksa. Dalam hal ini yang men$adi
penuturnya adalah (abi #&J dalam kapasitas beliau sebagai Fasul utusan &llah
dan yang men$adi mitra tuturnya adalah kaum muslim (abi mengingatkan dengan
perumpamaan baha barang siapa yang meminta harta hanya karena ingin
memperbanyak hartanya, maka perilaku seperti itu seperti mengumpulkan bara
api, maka sedikitkanlah atau perbanyaklah, terserah umat.
&pabila dilihat dari teori tindak tutur, maka yang men$adi tindak lokusinya
adalah bentuk formal kalimat perintahnya, yaitu LMu
P

P
T
U
VM W
P
p
U
}
Y
~M
U

P
T
U
d
P
r
U
P (maka
sedikitkanlah atau perbanyaklah) sedangkan tindak illokusinya, ada dua macam.
Dari kata }

~M
U

P
T
U
d
P
r
U
, mengandung maksud an$uran untuk mensedikitkan minta-
minta karena mengumpulkan harta dengan meminta-minta seperti mengumpulkan
bara api. #edangkan dari kata LMu
P

P
T
U
VM (perbanyaklah) merupakan semacam nglulu
($aa) yaitu baha telah diketahui bersama baha sesuatu itu buruk tapi disuruh
untuk melakukannya, dengan maksud untuk dihindari karena telah diasumsikan
baha yang dia$ak bicara telah mengetahui mana yang baik dan buruk sehingga
tahu mana yang harus dipilih. #edangkan tindakan perlokusinya adalah efek yang
diharapkan dari u$aran kalimat tersebut, dalam hal ini adalah baha adanya
""
kesadaran dalam diri umat muslim baha meminta-minta adalah perilaku yang
tidak terpu$i dan sebaiknya di$auhi.
?ontoh keenam, berkaitan dengan aturan dalam shalat, yaitu perintah (abi
bagi para makmum untuk mengikuti imam. #ebagaimana disebutkan baha $ika
imam takbir, makmum harus mengikuti takbir, $ika ruku harus ikut ruku5, $ika
mengucap !amia Allahu liman hamidah maka harus men$aab dengan /abbana
%a laa al-hamdu, dan $ika imam su$ud, maka makmum $uga harus su$ud. 7al ini
disampaikan (abi dalam kapasitas beliau sebagai Fasul, penyampai risalah
agama-(ya dan kaitan materi yang disampaikan $uga tentang ritual ibadah a$ib,
maka hukum mengikuti apa yang diperintahkan dalam hadis ini adalah a$ib.
*indak lokusi dari kalimat ini adalah bentuk formal dari kata perintah ini,
Daitu- QWL] u
U
r
U
(bertakbirlah), QS] b
U
kP Zr
U
(ruku5lah), QS] r
U
kP Zr
U
(bangun dari ruku5 dengan
membaca samia Allahu liman hamidah), QSV
]
S~
]
r
U
(ucapkanlah), QW]] e
P
Zr
U
(su$udlah).
*indak illokusinya yaitu mea$ibkan kepada umat muslim untuk mengikuti imam
dalam shalat. #edangkan tindak perlokusinya adalah adanya ketaatan dalam diri
muslim untuk mengikuti imam ketika shalat ber$amaah.
#edangkan contoh yang ketu$uh adalah berkaitan dengan memotong kumis
dan meman$angkan $enggot. Konteks munculnya hadis ini adalah baha pada
masa lalu, muslim aal, tidak ada bedanya antara orang muslim dan orang kafir
dari segi penampilan luar. ;leh karenya, dengan berbagai pertimbangan yang
mungkin $uga untuk keselamatan umat muslim, maka rasul memerintahkan kaum
muslim untuk membedakan diri dari orang kafir. #ehingga, karena pada masa itu
orang kafir mempunyai kebiasaan memotong $enggot, maka supaya berbeda dari
"%
mereka rasulpun menyuruh umat muslim untuk memeliharanya, supaya dapat
dibedakan antara kaum muslim dan kaum kafir. #ehingga sebagai mitra tutur
dalam hadis ini adalah kaum muslim laki-laki pada masa itu, dan (abi yang
menuturkan kalimat pada masa itu dalam kapasitas beliau sebagai pemimpin umat
pada masa itu, karena materi perintahnya tidak berkaitan dengan agama, tapi lebih
pada aspek sosiologis yaitu untuk membedakan penampilan orang muslim dan
orang kafir.
1aka tindak lokusi dari hadis ini adalah formalitas kalimat perintahnya
yaitu (guntinglah kumis) QSu
]

P
Q
U
k
M
QS
U

Y
VQ (pan$angkanlah $enggot) QSs
]
gP p
U
W
U
h
U
d

VQ .
&dapun tindakan illokusinya yaitu supaya umat muslim membuat pembeda
dengan orang kafir yaitu dengan meman$angkan $enggot supaya mudah dikenali.
#edangkan tindak perlokusinya adalah kesadaran para kaum muslim baha
mereka berbeda dengan kaum kafir dan oleh karenanya penampilanpun $uga harus
dibedakan.
7adis yang terakhir ini sering difahami berbeda oleh kaum muslim masa
sekarang. &da yang memahami secara tekstuali dan ada yang kontekstual. Dang
tekstualis menganggap baha perintah (abi dalam hadis ini mengandung suatu
kea$iban dan merupakan bagian dari agama, sehingga perintah ini harus benar-
benar diamalkan oleh umat muslimin pada masa kapanpun dan di daerah
manapun.
&kan tetapi bagi yang kontekstual, hadis ini difahami dengan melihat
konteksnya, yaitu dengan melihat latar historis munculnya hadis baha maksud
(abi memberikan perintah ini adalah supaya pada masa iu umat muslim dapat
"'
dengan mudah dibedakan dengan kaum kafir hal ini karena mungkin pada masa
itu pembedaan semacam ini adalah men$adi sesuatu yang penting, entah mungkin
dapi aspek keamanan atau yang lainnya. ;leh karenaya, hadis ini tidak perlu
dianggap mea$ibkan untuk meman$angkan $enggot, karena $ika demikian akan
menimbulkan persoalan, terlebih bagi umat muslim yang secara biologis tidak
berpotensi memiliki $enggot sebagaimana orang-orang &rab $uga *imur tengah
yang memiliki aspek biologis yang hampir sama, yaitu berpotensi memiliki
$enggot yang tebal. &pakah mereka harus memaksakan diri menumbuhkan
$enggot dan meman$angkannya dengan berbagai pengobatanH &pakah demikian
yang dikehendaki oleh agama &llahH apakah di sini substansi dari hadis (abi
tersebutH &tau bagaimanaH ,ika intinya adalah untuk berbeda dengan kaum kafir,
apakah tidak lebih baik yang di$adikan barometer pembedanya adalah hal lainnya,
seperti akhlak yang baik.H Dapat dilihat pula baha pada masa sekarang $enggot
nampaknya $uga men$adi semacam trend untuk tampil 2keren6. Banyak pula artis
yang meman$angkannya. 7al ini sudah bukan persoalan muslim atau bukan
muslim, karena banyak pula yang tidak muslim yang meman$angkan $enggot.
Demikianlah pemahaman terhadap hadis (abi. +emahaman yang terakhir
$uga bukan berarti tidak berdasar. Karena, secara realita banyak hadis-hadis (abi
yang mungkin secara temporal atau geographical tidak bisa diterapkan secara
uni!ersal. 7al inipun sudah diisyaratkan oleh (abi sendiri dalam sabdanya
W
P
p
U

]
^
U
L
M
u
P
gM j
U
Zl
U
L
U
[
U
ZUp
U
Zz
U

M
r
U

K
p
P
k
U
\P ^M K o
P

U
[
M
c
P
u
]

]
LP ^
U
p
U
Qx
U

M
W
U
fM [
M
QW
]

]
r
U
c
P
u
]
M`M \P ^M K o
P

U
[
M
c
P
u
]

]
LP ^
U
p
U
Qx
U

]
`
U
c
P
V
U
W
U
y
P
U s
U
Ur
U
L
M
~MP z
U
V
P
Q j
U
Zl
U
Q
U
nU S
U
P U
">
2,ika aku memerintahkan sesuatu kepada kalian tentang agamamu
maka ambillah dan $ika aku perintahkan kalian tentang sesuatu dari
pendapatku sendiri maka aku hanyalah seoreang manusia biasa6
":
Dari hadis ini kiranya dapat diketahui baha tidak semua apa yang
diperintahkan oleh (abi adalah adalah bermuatan syariah yang a$ib
dilaksanakan, akan tetapi perlu adanya pemilahan mana hadis yang mengandung
syariah dan mana yang bukan. &nalisa melalui teori tindak tutur &ustin yang
sangat menekankan pada konteks ini, menurut penulis dapat membantu dalam
problem ini. Karena dengan teori ini akan diketahui konteks, siapa mitra tuturnya
$uga tu$uan dari pemberian tuturan tersebut. #ehingga problem pemahaman
terhadap hadis dapat terbantu dengan teori ini.
6( Pnutu'
Demikian apa yang dapat dipaparkan, kekurangan tentu tidak lepas dari
tulisan ini. Dari yang sedikit ini kiranya dapat dikatakan baha apa yang
dikehendaki dari kalimat perintah adalah tuntutan akan dilaksanakannya perintah
tersebut. Eungsi kalimat perintah dalam hadis ini dapat diungkapkan dengan teori
tindak tutur &ustin yang meliputi tindak lokusi, ilokusi dan perlokusi. #edangkan
fungsi dalam kalimat perintah dalam contoh hadis di atas antara lain sebagai
an$uran (contoh pertama sampai ketiga) serta ada yang merupakan permohonan
(contoh keempat). Dari contoh yang kelima dapat diketahuibaha fungsinya tidak
hanya an$uran tapi $uga 2nglulu6 ($aa), dari yang keenam merupakan perintah
":
7adis Fiayat Imam 1uslim, !hahih #uslim, Kitab *adlail, Bab Wu+ubu Imtitsalu
#aa 1aalahu !yaran &uuna #aa &-aarahu #in #aayisy, (o. >.':9 penelusuran melalui ?D
#ausuah al-$adis al-!yarif
":
yang mea$ibkan dan dari hadis yang ketu$uh, mengandung perintah yang untuk
masa kini tidak dapat diberlakukan lagi seperti ketika u$aran (hadis) itu muncul.
Demikianlah apa yang dapat dipaparkan, salah satu catatan penting penulis di sini
adalah baha ternyata dengan bantuan teori tindak tutur ini, problem pemahaman
terhadap hadis dapat terbantu, yaitu dengan mengungkapkan konteks historisnya.
7al ini yang nampaknya belum pernah disinggung dalam studi hadis. 1enurut
penulis, ini merupakan peluang dalam mengembangkan keilmuan hadis.
"/
DA"TAR PUSTAKA
&minuddin, !emanti" Pengantar !tudi tentang #ana. 1alang- #inar Baru, %00"
?D #ausuah $adis al-!yarif al-utub al-tisa,
?ummings, 3ouis. ter$, Pragmati) !ebuah Perspetif #ultidisipliner, ter$. Cti
#etiaati et.all Dogyakarta- +ustaka +ela$ar, %009
Idris, 1ard$oko. 2Kalimat 3arangan Dalam &l-4ur5an6 2urnal Al-1uran dan
$adis, 8ol.8II, (o.", ,anuari %009
Kaelan 1#, Eilsafat Bahasa) #asalah dan Perembangannya. Dogyakarta-
+aradigma, %00%
1ustansir, FiGal. *ilsafat Analiti " !e+arah, Perembangan dan Peranan Para
'oohnya Dogyakarta- +ustaka +ela$ar, %009
*im +enyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus
Besar Bahasa Indonesia. ,akarta- Balai +ustaka, "..0
"9

Anda mungkin juga menyukai