Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH TAUHID

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MUHAMMAD IKHSAN

20160610190

ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seseorang hanya boleh tawakkal kepada Allah SWT semata, tidak

memohon kepada makhluk serta tidak memperdulikan celaan mereka. Ia

ridha kepada Allah SWT, mencintaiNya dan tunduk kepada hukumNya.

Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan

manusia, karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal yang dilakukan.

Hanya amal yang dilandasi dengan tauhidullah, menurut tuntunan Islam,

yang akan menghantarkan manusia kepada kehidupan yang baik dan

kebahagiaan yang hakiki di alam akhirat nanti.

Adapun macam-macam taufid :

1. Tauhid Asm wa Sifat

Yaitu meyakini secara mutlak akan ke-Esaan Allah yang

Maha mulia dengan segala kesempurnaan-Nya, dan dengan

sifat-sifat-Nya yang agung, mulia lagi indah yang tiada sekutu

bagi-Nya dalam bentuk apapun. Yang demikian itu dengan

cara menetapkan apa yang telah Allah tetapkan untuk diri-

Nya atau yang telah ditetapkan Rasul akan keagungan dan

kemuliaan nama dan sifat-Nya, memahami secara benar

tentang makna dan hukumnya sesuai yang dimaksud dalam

Al-Quran dan As-Sunnah tanpa adanya penafan


(meniadakan), tathil (menghilangkan), tahrif (merubah)

maknanya dan tamtsil (menyerupakan) dengan yang lain.

Dan juga menafkan apa yang Allah nafkan untuk diri-Nya

atau yang dinafkan Rasul untuk Nya, seperti sifat-sifat cela,

aib, kekurangan dan hal-hal yang bias menghilangkan

kesempurnaan-Nya.

2. Tauhid Rububiyah

Yaitu hendaknya hamba meyakini bahwa Allah adalah

Rabb yang Esa, Yang Menciptakan, memberi rizki dan

mengatur alam dengan sendirian. Dia yang mengatur semua

makhluk dengan nikmatnya, khususnya para anbiya dan

pengikutnya yang berakhidah shalihah, berakhlak baik,

ilmunya bermanfaat dan beramal kebajikan. Inilah tarbiyah

yang sangat bermanfaat untuk hati dan ruh demi

mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat.

3. Tauhid Uluhiyah

Tauhid ini disebut juga Tauhid Ibadah. Yaitu mengilmui dan

mengakui hanya Allah-lah yang berhak atas uluhiyah dan

ubudiyah dari seluruh makhluk, mengkhususkan segala

bentuk peribadatan hanya kepada-Nya dan memurnikan dien

hanya untuk Allahsaja.

Tauhid Uluhiyah menuntut adanya tauhid Rububiyah dan


Tauhid Asmawa sifat. Tauhid ini mencakup keduanya. Sebab

tauhid ini adalah salah satu sifat yang mencakup segala sifat

kesempurnaan, termasuk di dalamnya sifat-sifat rububiyah

dan keagungan.

Sesungguhnya Dia adalah al-Maluh (yang diilahkan)

dan al-Mabud (yang diibadahi), karena Dialah yang

memberi segala keutamaan dan kebaikan kepada para

hamba Nya. Ke-Esaan Allah dengan segala sifat

kesempurnaan dan ke-Esaan-Nya dengan Rububiyah-Nya

menuntut pengesaan terhadap Uluhiyah-Nya, yaitu agar

mereka hanya beribadah kepada Allah saja.

Semua rasul menyeru kepada tauhid ini. Mereka melarang

kesyirikan dan Berbagai macam tandingan, khususnya

dengan Muhammad dan Al-Quran.

Sesungguhnya Allah telah memerintahkan perkara ini dan

mewajibkannya. Dia telah menetapkannya dengan

penetapan yang agung dan menjelaskannya dengan

penjelasan yang agung pula. Ia mengabarkan bahwa tiada

kebahagian dan keberhasilan kecuali dengan tauhid ini.

Semua dalil aqli, naqli, alamiah dan kejiwaan merupakan

bukti yang menunjukkan tauhid ini serta kewajibannya.

Tauhid adalah hak Allah yang wajib dilaksanakan oleh


hamba, ini merupakan urusan yang paling besar, landasan

yang paling pokok landasan dari semua amal.

Orang-orang yang beriman dan tidak menodai iman

mereka dengan kezhaliman

(syirik), mereka itulah yang mendapatkan ketentraman

dan mereka itulah yang

mendapatkan hidayah. (QS. Al-Anam : 82).

Keistimewaann tauhid yang merupakan hasil dari

pengaruhnya yang mulia dan buahnya yang indah. Tidak ada

sesuatupun yang bisa membuahkan hasil sebaik tauhid.

Dengan tauhid kehidupan di dunia dan akhirat menjadi baik.

Siapa yang mengakui Tauhid Rububiyah saja, niscaya dia bukanlah

seorang yang bertauhid dan bukan pula seorang muslim, serta tidak

dihormati/diharamkan darah dan hartanya sampai dia mengakui dan

menjalankan Tauhid Uluhiyah. Sehingga dia bersaksi bahwa tidak ada Ilah

(sesembahan) yang berhak disembah selain Allah SWT semata, tidak ada

sekutu bagiNya. Dan dia mengakui hanya Allah SWT saja yang berhak

disembah, bukan yang lainnya. dan konsekuensinya adalah hanya beribadah

kepada Allah SWT saja, tidak ada sekutu bagiNya.

Oleh sebab itu disini kami menekankan pembahasan tentang tauhid

uluhiyah

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami akan membahas masalah Tauhid Uluhiyah

dalam Islam yaitu sebagai berikut :

1) Pengertian Tauhid Uluhiyah Dan Ia Adalah Inti Dakwah Para Rasul


2) Dalil Tauhid Uluhiyah Allah
3) Penjelasan Dalil
4) Contoh Penyimpangan Uluhiyah Allah
5) Nasehat Ibnul Qoyyim

C. HAKEKAT DAN KEDUDUKANNYA

Allah berfirman:

Aku ciptakan jin dan manusia tiada lain hanyalah untuk

beribadah kepadaKu (QS.

Adz-Dzariyat : 56)

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus seorang rasul

pada tiap umat untuk

menyerukan : Beribadahlah kepada Allah saja dan jauilah

thaghut. (QS. An-Nahl:36)

Beribadahlah kamu sekalian kepada Allah (saja) dan jangan

berbuat syirik

kepadaNya (An-Nisa : 36)


Tauhid secara mutlak adalah berilmu dan mengakui keesaan

Allah dengan sifat-

sifat-Nya yang sempurna, mengikrarkan ketauhidan-Nya

dengan sifat-sifat-Nya yang

agung lagi mulia dan mengesakan-Nya dalam ibadah.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tauhid Uluhiyah Dan Ia Adalah Inti Dakwah Para Rasul


Tauhid, yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah SWT adalah Esa, tidak

ada sekutu bagi-Nya dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma` dan

Sifat-Nya. dan Uluhiyah adalah ibadah sedangkan Tauhid Uluhiyah adalah

mengesakan Allah dengan perbuatan para hamba berdasarkan niat yang

disyariatkan seperti doa, nadzar, kurban, raja (pengharapan), takut, inabah

(kembali/taubat), dll. Dan juga memiiki arti segala peribatan yang mengesakan

Allah SWT, yang sesuai dengan syariat. Dan segala peribatan tersebut tidak boleh

di palingkan kepada siapa pun, apakah nabi yang diutus atau malaikat yang dekat

disisi Allah, bahkan terlebih kepada orang lain intinya kita beribah hanya kepada
Allah. Dan tauhid uluhiyan ini adalah inti dakwah para rasul, mulai rasul yang

pertama hingga yang terakhir. Allah SWT berfirman :


Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat

(untuk menyerukan): Sembahlah Allah (Saja), dan jauhilah thaghut iu.

(An- Nahl:36)

Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan

Kami wahyukan kepadanya, Bahawasannya tidak ada Tuhan (yang hak)

melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku. (Al-

Anbiya: 25).

Setiap rasul selalu memulai dakwahnya dengan perintah tauhid uluhiyah,

sebagaimana yang diucapkan oleh Nabi Nuh, Hud, Shalih, Syuaib, dan lain-lain.

Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu

selain-Nya. (Al-Araf: 59, 65, 73, 85).

Dan ingatlah Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya, Sembahlah

olehmu Allah dan bertakwalah kepada-Nya. (Al-Ankabut: 16).

Dan, diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw :

Katakanlah: Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah

Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)

agama. (Az-Zumar: 11).

Rasulullah saw. Sendiri bersabda :


Saya diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi

bahwa tiada ilah (sesembahan) yang hak kecuali Allah, dan bahwa

Muhammad adalah rasulullah. (HR Bukhari dan Muslim).

Kewajiban awal bagi setiap mukallaf adalah bersaksi laa ilaaha illallaah

(tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah) serta mengamalkannya.

Allah SWT berfirman,

Maka ketahuilah bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)

melainkan Allah, dan mohonlah ampunan bagi dosamu .

(Muhammad: 19).

Dan, kewajiban pertama bagi orang yang ingin masuk Islam adalah

mengikrarkan dua kalimah syahadah.

Jadi, jelaslah bahawa tauhid uluhiyyah adalah maksud dari dakwah para rasul.

Disebut demikian, kerana uluhiyyah adalah sifat Allah yang ditunjukkan oleh

nama-Nya, Allah, yang artinya dzul uluhiyyah (yang memiliki uluhiyyah).

Juga, disebut tauhid ibadah, kerana ubudiyyah adalah sifat abd (hamba)

yang wajib menyembah Allah secara ikhlas, karena ketergantungan mereka

kepadanya.

Syeikh Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, Ketahuilah, keperluan seorang

hamba untuk menyembah Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun

tidak memiliki bandingan yang dapat dikiaskan, tetapi dari sebagian segi mirip
dengan keperluan jasad kepada makanan dan minuman. Akan tetapi, di antara

keduanya ini terdapat perbedaan mendasar. Karena, hakikat seorang hamba adalah

hati dan rohnya, ia tidak boleh baik, kecuali dengan Allah yang tiada Tuhan

selain-Nya. Ia tidak boleh tenang di dunia, kecuali dengan mengingat-Nya.

Seandainya hamba memperolehi kenikmatan dan kesenangan tanpa Allah, maka

hal itu tidak akan berlangsung lama, tetapi akan berpindah-pindah dari satu

macam ke macam yang lain, dari satu orang kepada orang lain. Adapun Tuhannya,

maka Dia diperlukan setiap saat dan setiap waktu; di mana pun ia berada, maka

Dia selalu bersamanya. (Majmu Fatawa, I/24).

Tauhid ini adalah inti dari dakwah para rasul, karena ia adalah asas dan

fondasi tempat dibangunnya seluruh amal. Tanpa merealisasikannya, semua amal

ibadah tidak akan diterima. Karna, kalau ia tidak wujud, menanglah lawannya,

yaitu syirik. Sedangkan Allah SWT berfirman,

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik. (An-Nisa:

48, 116).

Seandainya mereka mempersekutukan Allah, nicaya lenyaplah dari

mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (Al-Anam: 88).

Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu

dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (Az-Zumar:

65).
Dan, tauhid jenis ini adalah kewajiban pertama segenap hamba. Allah

SWT berfirman,

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan

sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang tua ibu bapak .

(An-Nisa: 36).

Dan, beberapa ayat-ayat lainnya yang isinya tentang hal ini.

B. Dalil Tauhid Uluhiyah Allah

Allah SWT berfirman di dalam Al Quran:

Hanya kepada-Mu ya Allah kami menyembah dan hanya kepada-Mu ya

Allah kami meminta. (QS. Al Fatihah: 5)

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah membimbing Ibnu Abbas

radhiallahu anhu dengan sabda beliau:

Dan apabila kamu minta maka mintalah kepada Allah dan apabila

kamu minta tolong maka minta tolonglah kepada Allah. (HR. Tirmidzi)

Allah SWT berfirman:

Dan sembahlah Allah dan jangan kalian menyekutukan-Nya dengan

sesuatu apapun (QS. An Nisa: 36)

Allah berfirman:
Hai sekalian manusia sembahlah Rabb kalian yang telah menciptakan

kalian dan orang-orang sebelum kalian, agar kalian menjadi orang-

orang yang bertaqwa. (QS. Al Baqarah: 21)

C. Penjelasan Dalil

Dengan ayat-ayat dan hadits di atas, Allah dan Rasul-Nya telah jelas

mengingatkan tentang tidak bolehnya seseorang untuk memberikan

peribadatan sedikitpun kepada selain Allah karena semuanya itu hanyalah

milik Allah semata.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: Allah berfirman

kepada ahli neraka yang paling ringan adzabnya. Kalau seandainya kamu

memiliki dunia dan apa yang ada di dalamnya dan sepertinya lagi, apakah

kamu akan menebus dirimu? Dia menjawab ya. Allah berfirman: Sungguh

Aku telah menginginkan darimu lebih rendah dari ini dan ketika kamu berada

di tulang rusuknya Adam tetapi kamu enggan kecuali terus menyekutukan-

Ku. ( HR. Muslim dari Anas bin Malik Radhiallahu Anhu )

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: Allah berfirman

dalam hadits qudsi: Saya tidak butuh kepada sekutu-sekutu, maka barang

siapa yang melakukan satu amalan dan dia menyekutukan Aku dengan selain-

Ku maka Aku akan membiarkannya dan sekutunya. (HR. Muslim dari Abu

Hurairah Radhiallahu Anhu )

D. Contoh Penyimpangan Uluhiyah Allah


Contoh konkrit penyimpangan uluhiyah Allah di antaranya ketika

seseorang mengalami musibah di mana ia berharap bisa terlepas dari musibah

tersebut. Lalu orang tersebut datang ke makam seorang wali, atau kepada

seorang dukun, atau ke tempat keramat atau ke tempat lainnya. Ia meminta di

tempat itu agar penghuni tempat tersebut atau sang dukun, bisa

melepaskannya dari musibah yang menimpanya. Ia begitu berharap dan takut

jika tidak terpenuhi keinginannya. Ia pun mempersembahkan sesembelihan

bahkan bernadzar, berjanji akan beritikaf di tempat tersebut jika terlepas dari

musibah seperti keluar dari lilitan hutang.

E. Nasehat Ibnul Qoyyim

Ibnul Qoyyim mengatakan: Kesyirikan adalah penghancur tauhid

rububiyah dan pelecehan terhadap tauhid uluhiyyah, dan berburuk sangka

terhadap Allah.

F. Tafsiran TAUHID dan Syahadah LA ILAHA ILLALLAH

Diriwayatkan dalam shahih Muslim, bahwa Nabi

Muhammad saw bersabda:

Barang siapa yang mengucapkan La Ilaha Illallah dan

mengingkari sesembahan selain Allah, haramlah harta dan


darahnya, sedang hisap (pehitungannya) nya adalah

terserah kepada Allah Aza wa jalla.

Makna dari kedua lafadz (tauhid dan syahadat) adalah

sama, satu bahasan yang sama maksudnya dan saling

berhubungan. Hakekat tafsir dari syahadat yang sempurna

adalah bara (berlepas diri) dari sesembahan selain Allah,

tidak membuat tandingan-tandingan bagi Allah, tidak

mencintai sesuatupun melebihi cintanya kepada Allah, atau

mentaati mereka seperti taatnya kepada Allah dan tidak

beramal untuk mereka sebagaimana beramal untuk Allah

yang kesemuanya bisa menafkan La Ilaha Illallah. Bahwa

mengucapkan La Ilaha Illallah haruslah yakin akan kewajiban

ibadah yang hanya kepada Allah saja, tidak ada sekutu-Nya

dan mengikrarkannya lisan maupun keyakinannya. Disamping

keharusan beribadah hanya kepada Allah saja, tunduk dan

taat kepada-Nya, jugas harus bara kepada selain-Nya dalam

hal beribadah, ketaatan dan ketundukan yang bisa

menghilangkan makna syahadat, baik ucapan perbuatan

maupun dalam keyakinan.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Diantara fadhilah tauhid adalah bahwa ia merupakan penyebab terbesar untuk

mencegah kesempitan hidup di dunia dan di akhirat dan bisa terhindar dari siksa

keduanya. Karena tauhidlah seseorang tercegah dari kekekalan di neraka bila di dalam

hatinya masih terdapat iman walaupun sebesar biji sawi.

Bila tauhid seseorang sempurna ia akan terhindar dari neraka. Orang bertauhid

sempurna akan mendapatkan petunjuk secara sempurna pula dan merasa aman di dunia

dan di akhirat. Tauhid adalah satu-satunya sebab untuk mendapatkan ridha Allah dan

pahalanya.

Dari pembahasan yang telah di uraikan di atas dapat lah kita menarik kesimpulan

bahwa tauhid uluhiyah adalah kewajiban yang pertama bagi setiap manusia, karena

sebagai intisari peribadatan manusia, dan tauhid ini juga inti dakwah dari para rasul, dan

mnusia di syariatkan hanya menyembah kepada Allah SWT saja dan tidak boleh

menyembah selainnya baik Rasul maupun malaikat, bahkan terlebih kepada orang lain.

B. Saran

Setelah pembahasan makalah ini selesai saya berharap kepada para mahasiswa

khususnya dan umat muslim pada umumnya, dapat memahami makna dan manfaat tauhid

uluhiyah ini sehingga dapat mengamalkannya di kehidupan sehari-hari.karena tauhid


uluhiyah adalah kebutuhan seorang hamba kepada Allah, seperti yang di katakan imam

Taimiyah bahwa seorang hamba untuk menyembah Allah tanpa menyekutukan-Nya

dengan sesuatu pun tidak memiliki bandingan yang dapat dikiaskan.

Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang dilindungi Allah SWT dari

perbuatan syirik yang mengantar kita ke neraka jahannam. Amin


DAFTAR PUSTAKA

1. Dr. Shalih Bin Fauzan Bin Abdullah Al Fauzan, Kitab Tauhid Jakarta: Akafa press,

1998, Cet.ke- 1.

2. Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Tauhid Uluhiyah, (HTTP;//Almanhaj.or.id)

3. Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety, Rahasia di balik kalimat Tauhid dalam

ayat-ayat Al Quran,

(http://www.4shared.com/file/41066124/ed75e1eb/RAHASIA_KALIMAT_TAUHID.

html?s=1, 2008)

4. Syaikh Muhammad At-Tamimi, Dasar-dasar Memahami Tauhid, (www.perpustakaan-

islam.com, Islamic Digital Library, 2001)

Anda mungkin juga menyukai