Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH AIK 3

TAUHID

DISUSUN OLEH
WAHYU RINALDI MAJID (105821113019)

SUMARNI SYARSYAL (105821112319)

A. MUH. FAIZ RAMADHAN (105821110519)

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS TEKNIK

ELEKTRO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR IS

BAB 1 PENDAHULAN

A. Latar Beakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan penulisan

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian Tauhid

B. Macam macam Tauhid

C. Hakikat Tauhid

D. Aplikasi Tauhid Dalam Kehidupan Sehari-hari

E. Fungsi Dan Hikmah Tauhid

F. Perusak Tauhid

BAB 3 PENUTUP

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Tauhid (Arab :‫)توحيد‬, adalah konsep dalam aqidah Islam yang


menyatakan keesaan Allah. Tauhid menurut (salafi) dibagi menjadi 3
macam yakni tauhid rububiyah, uluhiyah dan Asma wa Sifat.
Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirikmerupakan konsekuensi dari
kalimat sahadat yang telah diikrarkan oleh seorang muslim.

Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman: "Dan sesungguhnya Kami


telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu" (QS An Nahl: 36)

"Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa;


tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah
dari apa yang mereka persekutukan" (QS At Taubah: 31)

"Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.


Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari
syirik)" (QS Az Zumar: 2-3)

B. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian tauhid
2. Mengetahui hakikat tauhid
3. Mengetahui macam-macam tauhid
4. Mengetahui aplikasi tauhid dalam kehidupan sehari-hari
5. Mengetahui fungsi dan hikmah tauhid
6. Mengetahui perusak tauhid

C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian tauhid?
2. Bagaimana hakikat tauhid?
3. Sebutkan macam-macam tauhid?
4. Bagaimana aplikasi tauhid dalam kehidupan sehari-hari?
5. Apa fungsi dan hikmah tauhid?
6. Jelaskan hal-hal yang menyebabkan rusaknya tauhid?
BAB 2

ISI

A. Pengertian Tauhid

Kata tauhid berasal dari bahasa arab Wahhada-Yuhawwidu yang


secara etimologis berarti ke-Esaan, sehingga istilah mentauhidkan
berarti, “Mengesakan”. Syekh Muhammad Abduh mengatakan bahwa
“Tauhid ialah suatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-
sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan
kepada-Nya, dan tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib
dilenyapkan dari pada-Nya. Juga membahas tentang rasul-rasul Alah,
meyakinkan kerasulan mereka, apa yang boleh dihubungkan (dinisbatkan)
kepada mereka, dan apa yang terlarang menghubungkan kepada mereka.”

Sementara Affandi al-Jasr mengatakan, ilmu tauhid adalah ilmu


yang membahas hal-hal yang menetapkan akidah agama dengan dalil-dalil
yang meyakinkan. Selain itu Prof.M.Thahir A.Muin memberikan
difinisi : Tauhid ialah ilmu yang menyelidiki dan membahas soal yang
wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah dan bagi sekalian utusan-utusan-
Nya, juga mengupas dalil-dalil yang mungkin cocok dengan akal pikiran
sebagai alat untuk membuktikan ada-Nya zat yang mewujudkan.

Syaikhul islam berkata, “Tauhid yang dibawa oleh para rasul


mengandung penetapan keilahiyahan-Nya semata dengan bersaksi bahwa
tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah. Tiada yang disembah
kecuali Dia, tidak ada tempat bertawakal kecuali kepadaNya, Tidak ada
tempat berloyal kepada siapapun kecuali karenanya, tidaklah memusuhi
siapapun kecuali dalm rangka mencari keridhaan-Nya dan tidak beramal
kecuali karena-Nya. Hal itu semua mencakup penetapan apa yang telah
diteteapkan oleh-Nya terhadap dirinya berupa asma dan sifat-sifat-
Nya. Allah berfirman, “Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang maha Esa tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang maha pemurah lagi
maha penyayang.” (Qs. Al Baqarah (2): 163) Firman-Nya, “ Janganlah
kamu menyembah dua Tuhan. Sesungguhnya Dialah Tuhan yang maha Esa,
maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut.” (Qs. An Nahl (16): 51)
Firman-Nya, “Dan barang siapa menyembah Tuhan yang lain disamping
Allah, padahal tidak ada suatu dalil pun baginya tentang itu, maka
sesungguhnya perhitungnnya disisi Tuhannya, sungguhnya orang-orang
kafir itu tidak beruntung.” (Qs. Al Mu’minun (23): 117) Juga
firman-Nya, “Dan tanyakanlah pada rasul-rasul kami yang telah kami
utus sebelum kamu, adakah kami menetukan Tuhan-Tuhan untuk disembah
selain Allah maha pemurah?” (Qs. Az-Zukhruf (43): 45)

Maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa ilmu tauhid ialah


ilmu yang berghubungan dengan masalah ketuhanan (Allah), rasul atau
nabi, dan masalah-masalah yang berkaitan dengannya.
B. Hakikat Tauhid
Tauhid merupakan kewajiban utama dan pertama yang
diperintahkan Allah. Oleh karena itu sangatlah penting bagi kita kaum
muslimin untuk mengerti hakekat dan kedudukan tauhid.
Hakekat tauhid adalah mengesakan Allah.

Mengesakan Alloh Dalam Nama dan Sifat-Nya maksudnya adalah kita


beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Alloh yang diterangkan dalam
Al-Qur’an dan Sunnah Rosululloh. Dan kita juga meyakini bahwa
hanya Alloh-lah yang pantas untuk memiliki nama-nama terindah yang
disebutkan di Al-Qur’an dan Hadits tersebut (yang dikenal
dengan Asmaul Husna). Sebagaimana firman-Nya “Dialah Alloh Yang
Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, hanya bagi Dialah
Asmaaul Husna.” (Al-Hasyr: 24).

Alloh berfirman, “Sembahlah Alloh dan janganlah kamu


mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada
dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman
sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Alloh tidak
menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan
diri.” (An-Nisa: 36). Dalam ayat ini Alloh menyebutkan hal-hal yang
Dia perintahkan. Dan hal pertama yang Dia perintahkan adalah untuk
menyembahNya dan tidak menyekutukanNya. Perintah ini didahulukan
daripada berbuat baik kepada orang tua serta manusia-manusia pada
umumnya. Maka sangatlah aneh jika seseorang bersikap sangat baik
terhadap sesama manusia, namun dia banyak menyepelekan hak-hak
Tuhannya terutama hak beribadah hanya kepada Alloh semata. Tauhid
inilah yang menjadi intisari dakwah para nabi dan rasul kepada setiap
umat mereka. Allah ta’alaberfirman (yang artinya), “Sungguh Kami
telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang mengajak;
Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.” (QS. an-Nahl: 36).

Dengan tauhid, seorang hamba mempersaksikan bahwa tidak ada


yang berhak diibadahi kecuali Allah semata. Allah ta’ala berfirman
(yang artinya), “Tidaklah Kami mengutus seorang pun rasul sebelum
engkau -wahai Muhammad- melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwasanya
tidak ada sesembahan -yang benar- selain Aku, maka sembahlah Aku
saja.” (QS. al-Anbiyaa’: 25).

Karena hanya Allah yang menciptakan maka hanya Allah pula yang
berhak untuk disembah. Allah ta’alaberfirman (yang
artinya), “Wahai umat manusia, sembahlah Rabb kalian, yaitu yang
telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, mudah-
mudahan kalian bertakwa.” (QS. al-Baqarah: 21)

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Yang demikian itu,


karena Allah adalah al-Haq/sesembahan yang benar, adapun segala yang
mereka seru/sembah selain-Nya adalah batil.” (QS. al-Hajj: 62).
Allah ta’alaberfirman (yang artinya), “Dan ilah (sesembahan)
kalian adalah ilah yang satu. Tidak ada ilah yang benar selain Dia.
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Baqarah: 163).

Oleh sebab itu orang-orang musyrik ketika mendengar dakwah


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamkepada kalimat laa ilaha
illallah maka mereka pun mengatakan (yang artinya), “Apakah dia -
Muhammad- akan menjadikan ilah-ilah itu menjadi satu ilah saja.
Sungguh, ini adalah perkara yang sangat mengherankan.” (QS. Shaad:
5). Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya
mereka itu apabila dikatakan kepada mereka laa ilaha illallah, maka
mereka menyombongkan diri. Mereka mengatakan, “Apakah kami harus
meninggalkan ilah-ilah/sesembahan-sesembahan kami gara-gara ucapan
seorang penyair gila?”.” (QS. ash-Shaffat: 35-36)

Jadi, tauhid bukanlah sekedar pengakuan bahwa Allah sebagai


satu-satunya pencipta dan penguasa alam semesta. Pengakuan semacam
itu belumlah memasukkan ke dalam golongan orang yang bertauhid.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan sungguh, jika engkau
(Muhammad) tanyakan kepada mereka siapakah yang menciptakan langit
dan bumi? Tentu mereka akan menjawab, ‘Yang menciptakannya adalah
Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui’.” (QS. az-Zukhruf: 9)
C. Macam Tauhid
Secara sederhana Tauhid dapat dibagi dalam tiga tingkatan yaitu
Taugid Rububiyah, Tauhid Ulluhiyyah dan Tauhid Asma’dan Sifat.

1. Tauhid rububiyah

Tauhid rububiyah adalah mentauhidkan Allah dalam segala perbuatan-


Nya, seperti menciptakan dan mengatur alam semesta, menghidupkan dan
mematikan, mendatangkan bahaya dan manfaat, memberi rizqi dan
semisalnya. Allah Ta’alaberfirman
“Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam” (Q.S. Al-Fatihah : 1)
Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Engkau adalah
Rabb di langit dan di bumi” (Mutafaqqun ‘Alaih)

2. Tauhid uluhiyah
Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam ibadah, seperti
berdoa, bernadzar, berkurban, shalat, puasa, zakat, haji dan
semisalnya. Allah Ta’ala berfirman
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang” (Q.S. Al-Baqarah : 163)
Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Maka hendaklah
apa yang kamu dakwahkan kepada mereka pertama kali adalah syahadat
bahwa tiada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah” (Mutafaqqun
‘Alaih). Dalam riwayat Imam Bukhari, “Sampai mereka mentauhidkan
Allah”.

3. tauhid asma’ was shifat


Tauhid asma’ was shifat adalah menetapkan nama-nama dan sifat-
sifat Allah sesuai dengan apa yang telah disifati oleh Allah untuk
diri-Nya di dalam Al-Quran atau yang telah ditetapkan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam As-Sunnah yang
shahih tanpa takwil (menyelewengkan makna), tanpa tafwidh
(menyerahkan makna), tanpa tamtsil (menyamakan dengan makhluk) dan
tanpa ta’thil.
Allah Ta’ala berfirman :
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Melihat” (Q.S. Asy-Syuura : 11)
Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Allah tabaraka
wa ta’ala turun ke langit dunia pada setiap malam” (Mutafaqqun
‘Alaih). Di sini turunnya Allah tidak sama dengan turunnya
makhluk-Nya, namun turunnya Allah sesuai dengan kebesaran dan
keagungan dzat Allah. Ahlussunnah hanya mengimani bahwa Allah memang
turun ke langit dunia. Tapi tidak membahas hakikat bagaimana Allah
turun apalagi menyamakan turunnya Allah dengan turunnya makhluk.

4.Tauhid Ubudiyah
Yang dimaksud dengan ubudiyah adalah hal penyembahan kepada Allah.
Tidak ada yang lain yang berhak disembah kecuali hanya Allah yang
wajib disembah (dipuja), tanpa sekutu dalam pemujaan-Nya.
Allah berfirman ;
“ iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in(u) ”
hanya kepada Engkau-lah (Allah) kami menyembah dan hanya kepada
Engkau-lah kami memohon pertolongan. (Quran surat Al-Fatihah: 5).

D. Aplikasi Tauhid dalam kehidupan sehari-hari


Pengucapan kalimat tauhid dengan lisan belaka tidaklah cukup
karena ia mempunyai konsekuensi yg mesti di tunaikan. Para ulama
menegaskan bahwa mengesakan Allah adalah dengan meninggalkan
perbuatan syirik baik kecil maupun besar. Di antara konsekuensi
pengucapan kalimat tauhid itu adalah mengetahui kandungan maknanya
kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Allah
berfirman “Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan
melainkan Allah.” Kalimat Tauhid berarti Pengingkaran kepada segala
sesuatu yg disembah selain Allah SWT dan menetapkan bahwa yg berhak
disembah hanyalah Allah semata tidak kepada selain-Nya.

Aplikasi secara sederhana dari kalimat tauhid laa ilaaha


illallah adl keyakinan yg mutlak yg patut kita tanamkan dalam jiwa
bahwa Allah Maha Esa dalam hal mencipta dalam penyembahan tanpa ada
sesuatu pun yg mencampuri dan tanpa ada sesuatu pun yg sepadan
dengan-Nya kemudian menerima dgn Ikhlas akan apa-apa yg berasal dari-
Nya baik berupa perintah yg mesti dilaksanakan ataupun larangan yg
mesti di tinggalkan semua itu akan mudah ketika hati ikhlas mengakui
bahwa Allah SWT itu Maha Esa.

Konsep tauhid dalam pandangan yang lebih luas, tidak cukup hanya
dengan membenarkan bahwaAllah adalah Tuhan Yang Mahaesa. Pada
hakekatnya, tauhid memerlukan manifestasi dalam realitakehidupan.
Jika tauhid diartikan sebagai pengesaan Tuhan, maka salah
satu aplikasi sosialnya adalah tidak adanya peramal dan dukun, artinya
kita hanya percaya bahwa hanya Allah yang dapatmemberi pertolongan. Aplikasi
inilah yang saat ini kita lihat telah terkikis oleh modernitas denganadanya
dukun dan peramal yang tampil di televisi.Selain itu, makna dan hakekat
fokus pada satu dalam ajaran tauhid dapat pula
diimplementasikandalam kehidupan sehari hari dengan secara serius
melaksanakan amanah, tidak boleh menduakankewajiban terkait
kepentingan umat dengan mendahulukan kepentingan pribadi. Contoh
aktualdalam masyarakat adalah adanya pekerjaan ganda yang
sesungguhnya tidak dapat dilaksanakandengan baik dalam waktu yang
bersamaan. Seorang guru yang notabene PNS, saat ini ada saja yangmencari
pekerjaan lain seperti pengusaha, wiraswasta, pimpinan proyek, dan sebagainya
sehinggaseringkali mengurangi waktu untuk melaksanakan tugas utama
yaitu mendidik murid murid mereka. Dapat dikatakan orang yang seperti
itu telah menyekutukan kewajiban utama merekadengan kepentingan yang
bersifat pribadi dan materi. Tauhid juga dapat dimaknai sebagai
kesetiaan dan ketaatan kita terhadap Tuhan. Artinya, kita tidak cukup
bertauhid tanpa melakukan ibadah ibadah yang diperintahkan
dalam lingkup spiritualmaupun sosial. Sholat, puasa, dan zakat, masih
belum bisa dikatakan sempurna jika tidak dibarengidengan kepekaan terhadap
lingkungan sekitar dan manusia lainnya. Oleh karena itu, sesuai
dengan hakekat manusia sebagai Zoon Politicon yang menurut Plato adalah
mahluk sosial, maka haruslah memiliki kesadaran akan fenomena ketimpangan
sosial dalam masyarakat. Hal ini mengandung artibahwa tauhid tak cukup hanya
menjadi pajangan hati, tanpa implikasi sosial yang berarti. Seharusnya, dengan
implementasi tauhid dalam kehidupan sehari hari maka seorang muslim tidak
cukup hanya menjalankan tauhid dengan meyakini bahwa Allah Yang Maha Esa,
melainkan juga harus mempraktikkan nilai nilai tauhid ke dalam realitas sosial
secara benar, menjalankanperintah-Nya dan peka terhadap urusan
kemanusiaan, sehingga tercipta keseimbangan antaraibadah dan perilaku
sosial. Hal inilah yang disebut sebagai amal shalih. Disamping segala hal
yang berkaitan dengan kepribadian dan karakter manusia yang
telahdisebutkan diatas, tauhid juga mendasari kesatuan gerakan umat
Islam. Dengan penanaman tauhid yang benar dalam niat yang lurus dan tujuan
yang satu maka tauhid akan terwujud sebagai kesatuanumat Islam. Tak ada
arogansi gerakan yang mengatasnamakan golongan taupun lembaga. Dengan
penguatan dan kesatuan niat serta tujuan, maka tidak akan kita
dapati fenomena revolusi pemikiranakibat pengaruh dari agresi
yahudi, zionisme, maupun freemansory. Dapat kita simpulkan, ketika
tauhid telah diimplementasikan dalam setiap karakter dan kepribadian umat
muslim, maka kesatuanniat dan tujuan akan terpatri dalam jiwa umat dan
membentuk satu gerakan perjuangan Islam.

E. Fungsi dan Hikmah Tauhid

Pada bagian ini akan dibahas tentang fungsi dan manfaat dari
ilmu tauhid ini dalam kehidupan manusia. Namun, oleh karena
keterbatasan pengetahuan dan sumber yang penulis dapatkan, maka
bahasan tentang bagian sangat minim.

Perlu diketahui, bahwa pada hakikatnya tauhid ini bukan hanya


sekedar diketahui dan dimiliki oleh seseorang, tetapi lebih dari itu,
ia harus dihayati dengan baik dan benar, karena apabila tauhid telah
dimiliki, dimengerti, dan dihayati dengan baik dan benar, maka
kesadaran seseorang akan tugas dan kewajibannya sebagai hamba Allah
akan muncul dengan sendirinya. inilah salah satu manfaat dari ilmu
tauhid.
Selain itu, tauhid juga berfungsi sebagai pembimbimbing umat
manusia untuk menemukan kembali jalan yang lurus seperti yang telah
dilakukan para Nabi dan Rasul, karena jika diibaratkan sebuah pohon,
tauhid adalah pokok akar untuk menemukan kembali jalan Allah, yang
dapat membawa umat manusia kepada puncak segala kebaikan. Begitu juga
dengan kayakinan (tauhid) akan eksistensi tuhan yang maha esa (Allah)
akan melahirkan keyakinan bahwa semua yang ada di ala mini adalah
ciptaan tuhan; semuanya akan kembali kepada tuhan, dan segala sesuatu
berada dalam urusan yang maha esa itu. Dengan demikian segala
perbuatan, sikap, tingkah laku, dan perkataan seseorang selalu
berpokok pada modus ini. Sebagai mana firman Allah dalam al-Quran
yang artinya :

“Dan Aku tidak ciptakan jin dan manusia melainkan supaya menyembah-
Ku”(al-Dzariyat:56)

“Hanya engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada engkaulah kami
mohon pertolongan”(al-Fatihah:5)

“Katakanlah, “Dialah Allah yang maha Esa. Allah adalah tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu..”(al-Ikhlas:1-2)

Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa ketauhidan tidak hanya


menyangkut hal-hal batin, tetapi juga meliputi sikap tingkah laku,
perkataan, dan perbuatan seseorang. Oleh karena itu, orang-orang yang
telah mampu memahami dan menghayati tauhid dengan dan dan benar akan
membawa kepada kebahagiaan baik itu segi lahir ataupun batin.

Sehingga jelas bagi seseorang, bahwa tauhid tidak cukup untuk


dimiliki dan dihayati, karena jika hanya demikian hanya akan
menghasilkan keahlian dalam seluk beluk ketuhanan, namun tidak
berpengaruh apa-apa terhadap seseorang tersebut, sehingga dirinya
akan berada diluar ketauhidan yang sebenarnya, bahkan mungkin bisa
sampai keluar dari keislamannya, karena maksud dan tujuan tauhid
bukan sekedar diakui dan diketahui saja, tetapi lebih dari itu tauhid
mengadung hal-hal yang beramanfaat bagi kehidupan manusia yaitu :

1. Sebagai sumber dan mutivator perbuatan kebajikan dan keutamaan;

2. Membimbing manusia ke jalan yang benar, sekaligus mendorong mereka


untuk mengerjakan ibadah dengan penuh keikhlasan;

3. Mengerluarkan jiwa manusia dari kegelapan, kekacauan, dan kegoncangan


hidup yang dapat menyesatkan;

4. Mengantarkan umat manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin.5

Dari empat poin yang diatas dapat dipahami bahwa tauhid selain
bermanfaat bagi hal-hal batin, juga bermanfaat bagi hal-hal lahir.
Sehingga dari poin tersebut sangat jelas manfaatnya bagi kehidupan
manusia.

Sementara dalam sumber lain, ada yang menspesifikasikan fungsi


atau manfaat ilmu tauhid bagi kehidupan manusia ialah sebagai
pendoman hidup yang dengannya umat manusia bisa terbimbing kepada
jalan yang diridhai Allah, serta dengan tauhid manusia bisa menjalani
hidup sesuai dengan apa yang telah digariskan oleh Allah SWT. Dengan
tauhid manusia tidak hanya bebas dan merdeka, melainkan juga akan
sadar bahwa kedudukannya sama dengan manusia lain manapun. Tidak ada
manusia yang superior atau inferior terhadap manusia lainnya.

Suatu hal yang tidak boleh dilupakan ialah bahwa kometmen


manusia-tauhid tidak saja terbatas pada hubungan verticalnya dengan
tuhan, melainkan juga mencakup hubungan Horizontal dengan sesama
manusia dan seluruh makhluk, dan hubungan-hubungan ini harus sesuai
dengan kehendak Allah. Sehingga dengan misi ini tauhid dapat
mewujudkan sesuatu bentuk kehidupan social yang adil dan etis.

Dalam kontek pengembangan umat, tauhid berfungsi antara lain


mentranformasikan setiap individu yang meyakininya menjadi manusia
yang lebih kurang ideal dalam arti memiliki sifat-sifat mulia yang
membebaskan dirinya dari setiap belenggu social, politik, ekonomi,
dan budaya. Dengan demikian, akan muncul manusia-manusia tauhid yang
memiliki cirri-ciri positif yaitu :

1. Memiliki komitmen utuh pada tuhannya.

2. Menolak pedoman hidup yang datang bukan dari Allah.

3. Bersikap progresif dengan selalu melakukan penilaian terhadap


terhadap kualitas kehidupannya, adat-istiadatnya, tradisi dan faham
hidupnya.

4. Tujuan hidupnya jelas. Ibadatnya, kerja kerasnya, hidup dan matinya


hanyalah untuk Allah semata-mata.

5. Memiliki visi jelas tentang kehidupan yang harus dibangunnya bersama-


sama manusia lain; suatu kehidupan yang harmunis antara manusia
dengan Tuhannya, dengan lingkungan hidupnya, dengan sesama manusia
dan dengan dirinya sendiri.

Oleh karena itu, Nampak jelas bahwa tauhid memberikan dampak


positif bagi kehidupan manusia. Bila setiap individu memiliki
kometmen tauhid yang kukuh dan utuh, maka akan menjadi suatu kekuatan
yang besar untuk mambangaun dunia yang lebih adil, etis dan dinamis.

F. Perusak Tauhid

Fenomena kesyirikan dan pelanggaran tauhid banyak terjadi di


masyarakat kita, karena kurangnya pengetahuan mereka tentang
masalah tauhid dan keimanan, serta hal-hal yang bisa mendangkalkan
bahkan merusak akidah (keyakinan) seorang muslim.
Kenyataan ini diisyaratkan dalam banyak ayat al-Qur’an, di antaranya
dalam firman Allah Ta’ala,
} ‫{َو َم ا ُيْؤ ِم ُن َأْكَثُر ُهْم ِباِهَّلل ِإاَّل َو ُهْم ُم ْش ِرُك وَن‬
“Dan sebagian besar manusia tidak beriman kepada Allah, melainkan
dalam keadaan mempersekutukan-Nya (dengan sembahan-sembahan lain)”
(QS Yusuf:106).
Ibnu Abbas menjelaskan arti ayat ini, “Kalau ditanyakan kepada
mereka: Siapakah yang menciptakan langit? Siapakah yang menciptakan
bumi? Siapakah yang menciptakan gunung? Maka mereka akan menjawab:
“Allah (yang menciptakan semua itu)”, (tapi bersamaan dengan itu)
mereka mempersekutukan Allah (dengan beribadah dan menyembah kepada
selain-Nya).
Semakna dengan ayat di atas Allah Ta’ala juga berfirman,
} ‫{َو َم ا َأْكَثُر الَّناِس َو َلْو َح َر ْص َت ِبُم ْؤ ِمِنيَن‬
“Dan sebagian besar manusia tidak beriman (dengan iman yang benar)
walaupun kamu sangat menginginkannya” (QS Yusuf:103).
Artinya: Mayoritas manusia walaupun kamu sangat menginginkan dan bersunguh-sungguh
untuk (menyampaikan) petunjuk (Allah), mereka tidak akan beriman kepada Allah
(dengan iman yang benar).

Karena mereka memegang teguh (keyakinan) kafir (dan syirik) yang


merupakan agama (warisan) nenek moyang mereka.
Dalam hadits yang shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam lebih menegaskan hal ini dalam sabda beliau:
» ‫«َال َتُقوُم الَّساَع ُة َح َّتى َتْلَح َق َقَباِئُل ِم ْن ُأَّمِتي ِباْلُم ْش ِرِكيَن َو َح َّتى َيْعُبُدوا اَألْو َثاَن‬
“Tidak akan terjadi hari kiamat sampai beberapa qabilah
(suku/kelompok) dari umatku bergabung dengan orang-orang musyrik dan
sampai mereka menyembah berhala (segala sesuatu yang disembah selain
Allah Ta’ala)”.

Ayat-ayat dan hadits di atas menunjukkan bahwa


perbuatan syirik terus ada dan terjadi di umat Islam sampai
datangnya hari kiamat.

Allah Ta’ala berfirman:

} ‫ ُيْلُقوَن الَّس ْمَع َو َأْكَثُر ُهْم َك اِذ ُبوَن‬، ‫ َتنزُل َع َلى ُك ِّل َأَّفاٍك َأِثيٍم‬، ‫{َهْل ُأَنِّبُئُك ْم َع َلى َم ْن َتنزُل الَّشَياِط يُن‬
“Apakah akan Aku beritakan kepada kalian, kepada siapa syaitan-
syaitan itu turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi banyak
berbuat jahat/buruk (para dukun dan tukang sihir). Syaitan-syaitan
tersebut menyampaikan berita yang mereka dengar (dengan mencuri
berita dari langit, kepada para dukun dan tukang sihir), dan
kebanyakan mereka adalah para pendusta” (QS asy-Syu’araa’:221-
223).

Imam Qatadah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “para pendusta


lagi banyak berbuat jahat/buruk” adalah para dukun dan tukang
sihir, mereka itulah teman-teman dekat para syaitan yang mendapat
berita yang dicuri para syaitan tersebut dari langit.
Bahkan sahabat yang mulia Abdullah bin Mas’ud ketika menafsirkan
firman Allah.

}‫{َو َك َذ ِلَك َجَع ْلَنا ِلُك ِّل َنِبٍّي َع ُدًّو ا َش َياِط يَن اِإْل ْنِس َو اْلِج ِّن ُيوِح ي َبْعُضُهْم ِإَلى َبْع ٍض ُزْخ ُرَف اْلَقْو ِل ُغ ُروًرا‬
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu
syaitan-syaitan (dari kalangan) manusia dan (dari kalangan) jin,
sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-
perkataan yang indah untuk menipu (manusia)” (QS al-An’aam:112).

Allah Ta’ala berfirman :


} ‫{َو َلَقْد َبَع ْثَنا ِفي ُك ِّل ُأَّمٍة َر ُسوال َأِن ُاْع ُبُدوا َهَّللا َو اْج َتِنُبوا الَّطاُغ وَت‬
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus seorang rasul pada tiap-tiap
umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut
itu” (QS an-Nahl:36).

Dalam ayat lain Dia Ta’ala berfirman:

} ‫{َفَم ْن َيْكُفْر ِبالَّطاُغ وِت َو ُيْؤ ِم ْن ِباِهَّلل َفَقِد اْسَتْمَس َك ِباْلُعْر َوِة اْلُو ْثَقى ال اْنِفَص اَم َلَها َو ُهَّللا َسِم يٌع َع ِليٌم‬
“Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah
(semata-mata), maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul
tali yang amat kuat (dan) tidak akan putus (kalimat tauhid Laa
ilaaha illallah). Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS
al-Baqarah:256).

Contoh perusak tauhid :

1) Memakai segala bentuk cincin atau benang-benang buhul baik


terbuat dari kuningan atau tembaga atau terbuat dari besi atau kulit
untuk menolak atau menghilangkan bala. Ini adalah perbuatan syirik.

2) Jampi-jampi atau mantera-mantera bid'ah yang tidak ada


tuntunan dari Rasulullah. , gendam dan segala bentuk Tamimah serta
azimat-azimat dan kata-kata yang tidak dapat dimengerti dari jampi-
jampi, meminta tolong kepada jin dalam mengungkap bentuk penyakit
atau mengobati sihir ataupun dengan mengalungkan tamimah pada
leher-leher manusia atau binatang baik berbentuk benang atau
ikatan-ikatan yang tertulis dengan kalimat-kalimat bid'ah yang tidak
terdapat dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah atau bahkan tertulis dengan
al-Qur'an serta As-Sunnah, karena menurut pendapat yang benar hal ini
tidak dibolehkan, karena perbuatan ini sebagai perantara terjadinya
perbuatan syirik.

Rasulullah . bersabda :

( “ Sesungguhnya Ruqyah - yang berbau syirik - , serta Tamimah dan


Tiwalah adalah syririk " )
HR. Ahmad & Abu Dawud.

Perlu kita perhatikan, perbuatan seperti menggantungkan kertas,


tembaga ataupun besi yang ditulisi ayat-ayat kursi atau perbuatan
meletakkan mushaf / Al Qur'an disertai dengan keyakinan bahwasanya
semuanya itu bisa menyelamatkan atau menolak dari kecelakaan atau
keburukan-keburukan lain. Sebagian kertas-kertas tadi dibentuk
menyerupai telapak tangan atau dalam bentuk menyerupai mata, maka hal
ini tidak dibolehkan selama disertai dengan keyakinan menolak 'Ain.

Rasulullah bersabda :

( “ Barang siapa yang bergantung pada sesuatu maka ia akan


diserahkan kepadanya - sesuatu tersebut, maksudnya Allah akan
berlepas diri darinya” ).

HR. Ahmad, Tirmidzi & Al-Hakim.

3) Termasuk yang merusak tauhid adalah meminta keberkahan kepada


seseorang dan mengusap-usapkan tangan padanya dan meminta berkahnya
atau meminta keberkahan kepada pohon-pohonan, batu-batuan atau benda
lainnya. Bahkan Ka'bah tidak boleh mengusap-usap dindingnya dengan
niat mengambil berkah dari materinya.

Umar bin Khaththab R.A. berkata ketika akan mencium hajar aswad :

( " Sesungguhnya aku mengetahui bahwasannya engkau hanyalah sebuah


batu yang tidak dapat mendatangkan bahaya dan tidak pula mendatangkan
manfa’at, kalau saja aku tidak melihat Rasulullah SAW. mencium-mu
maka aku tidak akan mencium-mu” .

4) Termasuk perkara-perkara yang merusak tauhid adalah berkorban


dengan menyembelih untuk selain Allah Ta'ala seperti untuk para wali,
syetan-syetan dari jin dan manusia dengan maksud untuk mendapatkan
manfaat dan atau menolak bahaya dari mereka, perbuatan inilah yang
disebut syirik besar.
Sebagaimana tidak diperbolehkan menyembelih untuk selain Allah
Ta'ala, tidak diperbolehkan pula menyembelih ditempat yang dilakukan
penyembelihan untuk selain Allah Ta'ala walaupun dia bermaksud
menyembelih untuk Allah Ta'ala ( seperti di tempat peribadatan
orang-orang musyrik, dsb ) yang demikian ini untuk menutup jalan
menuju kesyirikan.

5) Bernadzar kepada selain Allah Ta'ala, karena nadzar adalah


ibadah yang tidak boleh ditujukan kepada selain Allah Ta'ala.

6) Meminta pertolongan serta perlindungan kepada selain Allah


Ta'ala.

Rasulullah bersabda kepada Ibnu Abbas R.A. :

( “ Jika engkau meminta pertolongan, maka mintalah kepada Allah


Ta'ala, dan jika engkau berlindung, berlindunglah kepada Allah Ta'ala
“ )) dari sabda Rosul SAW. diatas kita bisa mengetahui bahwa meminta
pertolongan kepada jin adalah terlarang.

7) Termasuk perkara yang merusak tauhid adalah berlebih-lebihan


dalam mengkultuskan para wali dan orang-orang saleh, yaitu dengan
menyamakan derajat mereka dengan Rasulullah SAW. atau menyangka
bahwasannya diantara mereka ada yang mencapai
derajat ma’sum ( tidak pernah salah ).

8) Perkara lain yang membatalkan tauhid seseorang adalah thowaf


dikuburan. Ini adalah perbuatan syirik. Dan tidak dibolehkan bagi
seorang muslim melakukan sholat dikuburan karena ditakutkan akan
dijadikan sarana untuk berbuat syirik, maka bagaimanakah hukumnya
terhadap mereka yang dengan sengaja sholat dikuburan yang
memperuntukkan (sholatnya) untuk si mayit yang ada dikuburan atau
dengan menjadikan kuburan sebagai tempat untuk melakukan acara ritual
ibadah lainnya ..?!

Naudzubillah.
9) Terdapat larangan untuk mendirikan bangunan diatas kuburan, atau
dengan membangun kubah-kubah serta masjid-masjid diatasnya dan atau
dengan mengkapurnya, hal ini dalam rangka melindungi tauhid sesorang.

10) Perbuatan lainnya yang membatalkan tauhid adalah melakukan


perbuatan sihir, mendatangi tukang sihir, dan para dukun serta para
peramal atau orang-orang yang sejenis dengan mereka. Karena
sesungguhnya para tukang sihir adalah kafir, maka tidak boleh
mendatangi mereka, menanyakan sesuatu kepadanya (yang tidak diketahui
dari perkara ghaib), ataupun mempercayai ucapan mereka walaupun
mereka disebut (oleh masyarakat) sebagai para wali atau syaikh-
syaikh, dan atau yang sejenisnya.

BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan

Kata tauhid berasal dari bahasa arab Wahhada-Yuhawwidu yang


secara etimologis berarti ke-Esaan, sehingga istilah mentauhidkan
berarti, “Mengesakan”. Syekh Muhammad Abduh mengatakan bahwa
“Tauhid ialah suatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-
sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan
kepada-Nya, dan tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib
dilenyapkan dari pada-Nya. Juga membahas tentang rasul-rasul Alah,
meyakinkan kerasulan mereka, apa yang boleh dihubungkan (dinisbatkan)
kepada mereka, dan apa yang terlarang menghubungkan kepada mereka.”
Tauhid merupakan kewajiban utama dan pertama yang
diperintahkan Allah. Oleh karena itu sangatlah penting bagi kita kaum
muslimin untuk mengerti hakekat dan kedudukan tauhid.
Hakekat tauhid adalah mengesakan Allah.

Mengesakan Alloh Dalam Nama dan Sifat-Nya maksudnya adalah kita


beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Alloh yang diterangkan dalam
Al-Qur’an dan Sunnah Rosululloh. Dan kita juga meyakini bahwa
hanya Alloh-lah yang pantas untuk memiliki nama-nama terindah yang
disebutkan di Al-Qur’an dan Hadits tersebut (yang dikenal
dengan Asmaul Husna). Sebagaimana firman-Nya “Dialah Alloh Yang
Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, hanya bagi Dialah
Asmaaul Husna.” (Al-Hasyr: 24).

DAFTAR PUSTAKA

1. Dr. H. Ilyas, Yunahar, Lc.,MA. 2009. Kuliah Aqidah Islam. Lembaga


Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI). Yogyakarta.
2. Dr. Shalih bin Fuzan bin Abdullah Al-Fauzan. 2000. Kitab Tauhid 1.
Yayasan Al- Sofwa. Jakarta.
3. Sabiq, Sayid. 1995. Aqidah Islam: Pola Hidup Manusia Beriman. CV
Diponegoro. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai