PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tauhid (Arab :), adalah konsep dalam aqidah Islam yang
menyatakan keesaan Allah. Tauhid menurut (salafi) dibagi menjadi 3
macam
yakni
wa
Sifat.
telah
mengutus
rasul
pada
tiap-tiap
umat
(untuk
sembahlah
Allah
dengan
memurnikan
ketaatan
pengertian tauhid
hakikat tauhid
macam-macam tauhid
aplikasi tauhid dalam kehidupan sehari-hari
fungsi dan hikmah tauhid
perusak tauhid
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian tauhid?
2. Bagaimana hakikat tauhid?
3. Sebutkan macam-macam tauhid?
4. Bagaimana aplikasi tauhid dalam kehidupan sehari-hari?
5. Apa fungsi dan hikmah tauhid?
BAB 2
ISI
A. Pengertian Tauhid
Kata tauhid berasal dari bahasa arab Wahhada-Yuhawwidu
yang
secara
etimologis
berarti
ke-Esaan,
sehingga
istilah
utusan-utusan-Nya,
cocok
dengan
juga
akal
mengupas
pikiran
dalil-dalil
sebagai
alat
yang
untuk
kecuali
Dia,
tidak
ada
tempat
bertawakal
kecuali
dalil
pun
baginya
tentang
itu,
maka
sesungguhnya
kamu,
adakah
kami
menetukan
Tuhan-Tuhan
untuk
kewajiban
utama
dan
pertama
yang
dikenal
dengan Asmaul
Husna).
Sebagaimana
firman-
Alloh
berfirman, Sembahlah
Alloh
dan
janganlah
kamu
yang
perintahkan
Dia
perintahkan.
adalah
Dan
untuk
hal
pertama
menyembahNya
yang
dan
Dia
tidak
manusia,
namun
dia
banyak
menyepelekan
hak-hak
setiap
umat
mereka.
Allah taalaberfirman
(yang
yang
berhak
diibadahi
kecuali
Allah
semata.
berhak
untuk
disembah.
Allah taalaberfirman
(yang
(yang
artinya), Yang
demikian
itu,
alaihi
wa
sallamkepada
kalimat laa
ilaha
5).
berfirman
(yang
kami
gara-gara
ucapan
seorang
C. Macam Tauhid
Secara sederhana Tauhid dapat dibagi dalam tiga tingkatan yaitu
Taugid Rububiyah, Tauhid Ulluhiyyah dan Tauhid Asmadan Sifat.
1. Tauhid rububiyah
Tauhid
Allah
dalam
segala
dan
mematikan,
mendatangkan
bahaya
dan
2. Tauhid uluhiyah
Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam ibadah, seperti
berdoa, bernadzar, berkurban, shalat, puasa, zakat, haji dan
semisalnya. Allah Taala berfirman
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang (Q.S. Al-Baqarah : 163)
Dan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Maka hendaklah
apa yang kamu dakwahkan kepada mereka pertama kali adalah
syahadat bahwa tiada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali
Allah (Mutafaqqun Alaih). Dalam riwayat Imam Bukhari, Sampai
mereka mentauhidkan Allah.
namun
turunnya
Allah
sesuai
dengan
hal
penyembahan
kepada Allah. Tidak ada yang lain yang berhak disembah kecuali
hanya Allah yang wajib disembah (dipuja), tanpa sekutu dalam
pemujaan-Nya.
Allah berfirman ;
iyyaka nabudu wa iyyaka nastain(u)
hanya kepada Engkau-lah (Allah) kami menyembah dan hanya
kepada Engkau-lah kami memohon pertolongan. (Quran surat AlFatihah: 5).
maknanya
kemudian
mengaplikasikannya
dalam
tauhid
realitakehidupan.
memerlukan
Jika
tauhid
manifestasi
diartikan sebagai
dalam
pengesaan
secara
serius
menduakankewajiban
melaksanakan
terkait
amanah, tidak
kepentingan
umat
hari
boleh
dengan
mendahulukan
kepentingan
pribadi.
Contoh
aktualdalam
cukup
bertauhid
yang diperintahkan
tanpa melakukan
dalam lingkup
ibadah
ibadah
puasa, dan zakat, masih belum bisa dikatakan sempurna jika tidak
dibarengidengan
kepekaan
terhadap
lingkungan
sekitar
dan
Islam.
Tak
ada
arogansi
gerakan
yang
kesatuan
niat
serta tujuan,
maka
tidak akan
kita
kepribadian umat muslim, maka kesatuanniat dan tujuan akan terpatri dalam
jiwa umat dan membentuk satu gerakan perjuangan Islam.
E. Fungsi dan Hikmah Tauhid
Pada bagian ini akan dibahas tentang fungsi dan manfaat dari
ilmu tauhid ini dalam kehidupan manusia. Namun, oleh karena
keterbatasan pengetahuan dan sumber yang penulis dapatkan,
maka bahasan tentang bagian sangat minim.
Perlu diketahui, bahwa pada hakikatnya tauhid ini bukan
hanya sekedar diketahui dan dimiliki oleh seseorang, tetapi lebih
dari itu, ia harus dihayati dengan baik dan benar, karena apabila
tauhid telah dimiliki, dimengerti, dan dihayati dengan baik dan
benar, maka kesadaran seseorang akan tugas dan kewajibannya
sebagai hamba Allah akan muncul dengan sendirinya. inilah salah
satu manfaat dari ilmu tauhid.
Selain itu, tauhid juga berfungsi sebagai pembimbimbing
umat manusia untuk menemukan kembali jalan yang lurus seperti
yang telah dilakukan para Nabi dan Rasul, karena jika diibaratkan
sebuah pohon, tauhid adalah pokok akar untuk menemukan kembali
jalan Allah, yang dapat membawa umat manusia kepada puncak
segala kebaikan. Begitu juga dengan kayakinan (tauhid) akan
eksistensi tuhan yang maha esa (Allah) akan melahirkan keyakinan
bahwa semua yang ada di ala mini adalah ciptaan tuhan; semuanya
akan kembali kepada tuhan, dan segala sesuatu berada dalam
urusan yang maha esa itu. Dengan demikian segala perbuatan,
sikap, tingkah laku, dan perkataan seseorang selalu berpokok pada
modus ini. Sebagai mana firman Allah dalam al-Quran yang artinya :
Dan Aku tidak ciptakan jin dan manusia melainkan supaya
menyembah-Ku(al-Dzariyat:56)
apa-apa
terhadap
seseorang
tersebut,
sehingga
itu
tauhid
mengadung
hal-hal
yang
beramanfaat
bagi
sumber
dan
mutivator
perbuatan
kebajikan
dan
keutamaan;
2. Membimbing manusia ke jalan yang benar, sekaligus mendorong
mereka untuk mengerjakan ibadah dengan penuh keikhlasan;
3. Mengerluarkan jiwa manusia dari kegelapan, kekacauan, dan
kegoncangan hidup yang dapat menyesatkan;
4. Mengantarkan umat manusia kepada kesempurnaan lahir dan
batin.5
dan
merdeka,
melainkan
juga
akan
sadar
bahwa
misi
ini
tauhid
dapat
mewujudkan
sesuatu
bentuk
F. Perusak Tauhid
Fenomena kesyirikan dan pelanggaran tauhid banyak terjadi
di masyarakat kita, karena kurangnya pengetahuan mereka tentang
masalah tauhid dan
keimanan,
serta
hal-hal
yang
bisa
mendangkalkan bahkan merusak akidah (keyakinan) seorang
muslim.
Kenyataan ini diisyaratkan dalam
antaranya dalam firman Allah Taala,
banyak
ayat
al-Quran,
di
}
{
Dan sebagian besar manusia tidak beriman kepada Allah,
melainkan dalam keadaan mempersekutukan-Nya (dengan
sembahan-sembahan lain) (QS Yusuf:106).
{
}
Dan sebagian besar manusia tidak beriman (dengan iman yang
benar) walaupun kamu sangat menginginkannya (QS Yusuf:103).
Artinya: Mayoritas manusia walaupun kamu sangat menginginkan dan bersunguh-sungguh
untuk (menyampaikan) petunjuk (Allah), mereka tidak akan beriman kepada Allah
(dengan iman yang benar).
alaihi
wa
Tidak akan terjadi hari kiamat sampai beberapa qabilah
(suku/kelompok) dari umatku bergabung dengan orang-orang
musyrik dan sampai mereka menyembah berhala (segala sesuatu
yang disembah selain Allah Taala).
Ayat-ayat
dan hadits di
atas
menunjukkan
bahwa
perbuatan syirik terus ada dan terjadi di umat Islam sampai
datangnya hari kiamat.
{
Apakah akan Aku beritakan kepada kalian, kepada siapa syaitansyaitan itu turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi
banyak berbuat jahat/buruk (para dukun dan tukang sihir). Syaitan-
{
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu
syaitan-syaitan (dari kalangan) manusia dan (dari kalangan) jin,
sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain
perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia) (QS alAnaam:112).
Allah Taala berfirman :
{
}
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus seorang rasul pada tiaptiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah
Thagut itu (QS an-Nahl:36).
}
{
Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada
Allah (semata-mata), maka sesungguhnya dia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat (dan) tidak akan putus
(kalimat tauhid Laa ilaaha illallah). Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui (QS al-Baqarah:256).
perbuatan
syirik.
2)
yang
tidak
ada
atau
mengobati
sihir
ataupun
dengan
kalimat-kalimat bid'ah yang tidak terdapat dalam Al-Qur'an dan AsSunnah atau bahkan tertulis dengan al-Qur'an serta As-Sunnah,
karena menurut pendapat yang benar hal ini tidak dibolehkan,
karena perbuatan ini sebagai perantara terjadinya perbuatan syirik.
Rasulullah . bersabda :
( Sesungguhnya Ruqyah - yang berbau syirik - , serta Tamimah dan
Tiwalah adalah syririk " )
HR. Ahmad & Abu Dawud.
Perlu kita perhatikan, perbuatan seperti menggantungkan kertas,
tembaga ataupun besi yang ditulisi ayat-ayat kursi atau perbuatan
meletakkan
mushaf
Al
Qur'an
disertai
dengan
keyakinan
Rasulullah bersabda :
( Barang siapa yang bergantung pada sesuatu maka ia akan
diserahkan kepadanya - sesuatu tersebut, maksudnya Allah akan
berlepas diri darinya ).
HR. Ahmad, Tirmidzi & Al-Hakim.
3)
padanya dan
meminta berkahnya atau meminta keberkahan kepada pohonpohonan, batu-batuan atau benda lainnya. Bahkan Ka'bah tidak
boleh mengusap-usap dindingnya dengan niat mengambil berkah
dari materinya.
Umar bin Khaththab R.A. berkata ketika akan mencium hajar aswad
:
( " Sesungguhnya aku mengetahui bahwasannya engkau hanyalah
sebuah batu yang tidak dapat mendatangkan bahaya dan tidak pula
mendatangkan manfaat, kalau saja aku tidak melihat Rasulullah
SAW. mencium-mu maka aku tidak akan mencium-mu .
4)
Termasuk
perkara-perkara
yang
merusak
tauhid
adalah
5)
sarana
untuk
berbuat
syirik,
maka
bagaimanakah
dengan
membangun
kubah-kubah
serta
masjid-masjid
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Kata tauhid berasal dari bahasa arab Wahhada-Yuhawwidu
yang
secara
etimologis
berarti
ke-Esaan,
sehingga
istilah
kewajiban
utama
dan
pertama
yang
dikenal
dengan Asmaul
Husna).
Sebagaimana
firman-
DAFTAR PUSTAKA
20.
21. 1.3 Tujuan Masalah
22.
23. Secara umum tujuan makalah ini adalah untuk memperoleh gambaran
26. 2.
27. 3.
28. 4.
29.
30. 1.4 Manfaat
31.
32. Adapun manfaat makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan
47.
48. Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq)
melainkan Allah. (Q.S. Muhammad: 19)
49.
50.
51. Seandainya ada orang tidak mempercayai keesaan Allah atau mengingkari
57.
58.
59.
60.
61.
Hakikat Tauhid
67. Seluruh manusia terlahir ke dunia ini dalam keadaan fitrahnya, yakni
bertauhid. Sebagaimana yang di terangkan dalam ayat Q. S. Ar-Rum: 30.
68. Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Islam;
sesuai fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut
(fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) Agama yang
lurus, tetapi kebanyakan menusia tidak mengetahui. (Q.S. ar-Rum:30)
69.
Manusia pada dasarnya memerlukan suatu bentuk kepercayaan
kepada sesuatu yang gaib, sebab itulah ia disebut makhluk religius, yaitu
makhluk yang memiliki bawaaan primordial (azali) untuk beragama dan
percaya kepada Tuhan. Inilah fitrah manusia yang secara otomatis
memiliki potensi bertuhan sejak kelahirannya. Rasulullah saw. Bersabda:
70. Artinya: setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (bertauhid). Kedua
oangtua nyalah yang menjadikannya seorang Yahudi, Nasrani, atau
Majusi. (H.R. Bukhari dan Muslim).
71.
Untaian kata-kata tauhid dalam Islam dinyatakan dalam kalimat
laa ilaaha ilallaah, Allah sebagai satu-satunya Tuhan.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
Implikas Tauhid
Tauhid dalam Islam yang diekspresikan dengan kalimat laa ilaaha
ilallah merupakan titik tolak untuk membebaskan belenggu. Tauhid ini
pula yang membebaskan manusia dari belenggu manusia lainnya, dari
penyembahan terhadap rasio dan mental, serta dari sikap hidup
materialistis.
Tauhid juga membebaskan manusia dari kependetaan dan hiruk pikuk
dunia. Jadi, tauhid mengandung pengertian bahwa manusia tidak
membutuhkan apa-apa selain Allah, sehingga seseorang yang beriman
diberi kemulyaan dan kepuasan sebagai hamba yang bebas dan benarbenar terhormat.
Sudah jelaslah bahwa konsep tauhid laa ilaaha ilallaah
mempunyai implikasi begitu revolusioner berupa pembebasan. Ia
meniadakan otoritas, apapun bentuknya, untuk berhubungan dengan
Allah swt. Sehingga manusia terbebas dari perbudakan mental dan
penyembahan sesama makhluk. Allah swt., sudah jelas dekat dengan
siapapun. Firman Allah swt.
Artinya
: dan
apabila
hamba-hamba-Ku
bertanya
kepadamu
(Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila dia berdosa kepada-Ku.
Hendaklah mereka itu memenuhi perintah-Ku, agar mereka memperoleh
kebenaran. (Q.S. al-Baqarah: 186)
Inilah diantara hakikat tauhid laa ilaaha ilallaah. Apabila setiap
orang mempunyai tauhid yang benar dan memahami tentang dirinya yang
bebas dari belenggu apapun selain Allah swt., maka seharusnya ia dapat
bekerja dan berkarya lebih baik tanpa gangguan pemikiran-pemikiran
khurafat dan takhayul yang justru menghalangi etos kerja dan karya bagi
kehidupan manusia. (Ismail, 2008: 10-23)
79.
80. 2.2 Bidang Pembahasan Ilmu Tauhid
81. Tauhid mempunyai beberapa pembahasan diantaranya ada 6 yakni:
82. 1.
Iman kepada Allah, tauhid kepada-Nya, dan ikhlash beribadah
83. 2.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
91.
92. 2.3 Tingkatan Tauhid
93. Baik tauhid maupun kemusyrikan ada tingkatan dan tahapannya masing-
masing. Sebelum kita melewati semua tahap dalam tauhid, kita belum
dapat menjadi pengikut atau ahli tauhid (muwahhid) yang sejati.
94.
95.
96. Adapun tingkatan tauhid adalah sebagai berikut.
97. a.Tauhid Zat Allah
98. Yang dimaksud dengan tauhid (keesaan) Zat Allah adalah, bahwa Allah Esa
dalam Zat-Nya. Kesan pertama tentang Allah pada kita adalah, kesan
bahwa Dia berdikari. Dia adalah Wujud yang tidak bergantung pada apa
dan siapa pun dalam bentuk apa pun. Dalam bahasa Al-Qur'an, Dia adalah
Ghani (Absolut). Segala sesuatu bergantung pada-Nya dan membutuhkan
pertolongan-Nya. Dia tidak membutuhkan segala sesuatu. Allah berfirman:
99. Hai manusia, kamulah yang membutuhkan Allah. Dan Allah, Dialah Yang
Maha Kaya (tidak membutuhkan apa pun) lagi Maha Terpuji. (QS. Fthir:
15)
100.
Kaum filosof menggambarkan Allah sebagai eksis sendiri, atau
sebagai wujud yang eksistensinya wajib. Kesan kedua tentang Allah pada
setiap orang adalah, bahwa Allah adalah Pencipta. Dialah Pencipta dan
sumber final dari segala yang ada. Segala sesuatu adalah "dari-Nya". Dia
bukan dari apa pun dan bukan dari siapa pun. Menurut bahasa filsafat, Dia
adalah "Sebab Pertama".
101.
Inilah konsepsi pertama setiap orang tentang Allah. Setiap orang
berpikir tentang Allah. Dan ketika berpikir tentang Allah, dalam benaknya
ada konsepsi ini. Kemudian dia melihat apakah sebenarnya ada suatu
kebenaran, kebenaran yang tidak bergantung pada kebenaran lain, dan
yang menjadi sumber dari segala kebenaran.
102.
Arti dari Tauhid Zat Allah adalah bahwa kebenaran ini hanya satu,
dan tak ada yang menyerupai-Nya. Al-Qur'an memfirmankan:
103.
Tak ada yang menyamai-Nya. (QS. asy-Syr: 11)
104.
Dan tak ada yang menyamai-Nya. (QS. al-Ikhlsh: 4)
105.
Kaidah bahwa sesuatu yang ada selalu menjadi bagian dari spesies,
hanya berlaku pada ciptaan atau makhluk saja. Misal, jika sesuatu itu
bagian dari spesies manusia, maka dapat dibayangkan bahwa sesuatu itu
adalah anggota dari spesies manusia ini. Namun untuk Wujud Yang Ada
Sendiri, kita tidak dapat membayangkan seperti itu. Dia berada di luar
semua pikiran seperti itu. Karena kebenaran yang ada Sendiri itu satu,
maka sumber dan tujuan alam semesta hanya satu. Alam semesta
bukanlah berasal dari berbagai sumber, juga tidak akan kembali ke
berbagai sumber. Alam semesta berasal dari satu sumber dan satu
kebenaran. Allah berfirman:
106.
Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segalanya." (QS. ar-Ra'd: 16)
107.
Segala sesuatu akan kembali ke sumber yang satu dan kebenaran
yang satu. Kata Al-Qur'an,
108.
Ingatlah bahwa kepada Allah lah kembali segala sesuatu. (QS. asySyr: 53)
109.
Dengan kata lain, alam semesta memiliki satu pusat, satu kutub
dan satu orbit. Hubungan antara Allah dan alam semesta adalah
hubungan Pencipta dan makhluk, yaitu hubungan sebab dan akibat, bukan
jenis hubungan antara sinar dan lampu, atau antara kesadaran manusia
dan manusia.
110.
Betul bahwa Allah tidak terpisah dari alam semesta. Dia bersama
segala sesuatu. Al-Qur'an memfirmankan:
111.Dia bersamamu di mana pun kamu berada. (QS. al-Hadd: 4)
112.
Namun demikian, ketidakterpisahan Allah dari alam semesta
tidaklah berarti bahwa Dia bagi alam semesta adalah seperti sinar bagi
lampu atau seperti kesadaran bagi tubuh. Kalau demikian halnya, maka
Allah merupakan efek dari alam semesta, bukan sebab dari alam semesta,
karena sinar adalah efek dari lampu. Begitu pula, ketidakterpisahan Allah
dari alam semesta tidaklah berarti bahwa Allah, alam semesta dan
manusia memiliki orientasi yang sama, dan semuanya eksis dengan
kehendak dan semangat yang sama. Semua ini adalah sifat makhluk yang
adanya karena sesuatu yang lain. Allah bebas dari semua itu. Al-Qur'an
memfirmankan:
113.
Mahasuci Tuhanmu yang mempunyai keperkasaan dari apa yang
mereka katakan. (QS. ash-Shfft: 180)
114.
115.
116.
122.
123.
124.
125.
Allah, artinya adalah keluar total dari Islam. Namun demikian, dari sudut
pandang Islam, ibadah bukan hanya tingkatan yang ini saja. Setiap bentuk
orientasi spiritual dan menerima sesuatu sebagai ideal spiritual, maka hal
itu tergolong ibadah. Al-Qur'an memfirmankan:
138.
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa
nafsunya sebagai Tuhannya. (QS. al-Furqn: 43)
139.
Kalau kita menaati seseorang yang telah dilarang Allah untuk
ditaati, dan tunduk patuh sepenuhnya kepadanya, berarti kita
menyembah atau beribadah kepada orang itu.
140.
Al-Qur'an mengatakan,
141.
Mereka menjadikan para rabbi dan rahib mereka sebagai Tuhan
selain Allah. (QS. at-Taubah: 31)
142.
Dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain
sebagai Tuhan selain Allah. (QS. li 'Imrn: 64)
143.
Dengan demikian tauhid praktis atau tauhid ibadah, artinya adalah
menerima Allah saja sebagai yang layak untuk ditaati tanpa pamrih,
memandang hanya Dia saja yang menjadi ideal dan arah perilaku, dan
menolak selain-Nya serta menganggap selain-Nya tidak layak ditaati
tanpa pamrih, atau tidak layak untuk dijadikan ideal. Tauhid ibadah artinya
adalah tunduk kepada Allah saja, bangkit untuk-Nya saja, dan hidup
untuk-Nya saja, serta mati untuk-Nya saja.
144.
(Nabi Ibrahim berkata): "Sesungguhnya aku menghadapkan diriku
kepada Tuhan yang mendptakan langit dan bumi dengan cenderung
kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang yang
mempersekutukan Tuhan"... Katakanlah, "Sesungguhnya sembahyangku,
ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
Tiada sekutu bagi-Nya. Dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku,
dan aku adalah orang yang pertama tunduk patuh kepada-Nya." (QS. alAn'am: 79, 162-163)
145.
Tauhid Nabi Ibrahim ini merupakan Tauhid praktis atau Tauhid
ibadah. Inilah yang divisualisasikan oleh iman ini: "La ilaha illallah" (tiada
Tuhan selain Allah). (Muthahhari, Murtadha. 2002: 69-73)
146.
147.
148.
Karena itu, hukum mempelajari ilmu tauhid adalah fardhu ain bagi
setiap muslim dan muslimah sampai ia betul-betul memiliki keyakinan dan
kepuasan hati serta akal bahwa ia berada di atas agama yang benar.
Sedangkan mempelajari lebih dari itu hukumnya fardhu kifayah, artinya
jika telah ada yang mengetahui, yang lain tidak berdosa. Allah swt.
berfirman,
151.
152.
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang
Haq) melainkan Allah. (Muhammad: 19)
150.
153.
154.
155.
161.