Anda di halaman 1dari 9

NAMA : CINDY BERLIANA DIAPATY MAYULi

NIRM : 1901060

JAWABAN

1. Tauhid, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesu kata tauhid merupakan kata benda yang
berarti keesaan Allah, kuat kepercayaan bahwa Allah hanya satu. Perkataan tauhid
berasal dari Bahasa Arab , masdar dari kata Wahhada Yuwahhidu Tauhidan.
Secara Etiimologis, tauhid berarti keesaan.maksudnya , keyakinan bahwa Allah
SWT adalah Esa, Tunggal, satu.

2. Tauhid merupakan kewajiban utama dan pertana yang diperintahkan Allah kepada
setiap Hamba-Nya. Tauhid ini merupakan dasar agama kita yang mulia ini. Hakikat
tauhid adalah mengesahkan Allah dengan Tauhid uluhiyah, rububiyah,dan ubudiyah.
Dari pengesahan Allah tersebut, yaitu mengesahkan Allah dalam zat, sifat dan af’al-
Nya. Pengesahan itu diyakini dalam hati , diucapkan dengan lidah dan diamalkan oleh
anggota badan , sesuai dengan hadist tentang rukun iman dengan tiga usnur tersebut.

3. Tauhid Uluhiyah atau tauhid ibadah merupakan konsekuensi dari tauhid rubububiyah.
Hakikat tauhid uluhiyah adalah mengesahkan Allah dalam dalam beribadah.
Menunjukan segala bentuk ibadah hanya kepada-Nya, dan meninggalkan sesembahan
selain-Nya. Ibadah itu sendiri harus dibangun di atas landasan cinta dan pengagungan
kepada-Nya. Tauhid ulihiyah merupakan intisari ajaran islam. Tauhid uluhiyah iniliah
yeng menjadi intisari dakwah para nabi dan rasul dan muatan pokok seluruh kitab suci
yang diturunkan Allah ke muka bumi.

Tauhid Rububiyah adalah mengesahkan Allah dalam tiga perkara yaitu penciptaan-
Nya, Keluasaan-Nya, dan pengaturan-Nya. Makna dari tauhid rububiyah adalah
mengesahkan Allah dari kejadian-kejadian yang hanya Allah bisa lakukan sebagai satu-
satunya ilahi yang berhak di ibadahi seta menyatakan dengan yegas bahwa Allah adalah
Rabb, Raja, pencipta semua makhluk dan hanya Allah yang mengatur dan yang bisa
merubahnya. Konsekuensi tauid rububiyah maka ketika seseorang meyakini bahwa
selain Allah ada yang memiliki kemampuan untuk melakukan seperti di atas, berarti
orang tersebut telah mendzalimi Allah dan menyekutukan-Nya dengan selain-Nya.

Tauhid Ubudiyyah, Ubudiyah dalam segi Bahasa di ambil dari kata ibadah, yaitu
menunaikan perintah Allah dalam kehidupan sehari-hari dengan melaksanakan
tanggung jawab sebagai hamba Allah. Maka dengn demikian, bak yang beribadah
langsung kahadirat Allah SWT seperti sembahyang dan puasa, maupun ibadah social
melalui amal kebaikan untuk kesejahteraan masyarakat tempat kita hidup seperti zakat,
sedekah , penyantunan fakir miskin dan lain-lain, semua itu untuk keselamatan dan
kebahagiaan diri kita sendiri.

4. Kedudukan Tauhid
• Tauhid merupakan dasar dibangunnya dasar dibangunya segala amalan yang
ada di dalam agama ini. Rasulullah bersabda :
“Islam dibangun di atas lima dasar, bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang
benar kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan
shalat, menunaikan zakat, berhaji dan puasa pada bulan Ramadahan.” (Shahih,
HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah Ibnu Umar)
• Tauhid merupakan syarat masuknya seseorang ke dalam surga dan terlindungi
dari neraka Allah, sebagaimana syirik merupakan sebab utama yang akan
menjerumuskan seseorang ke dalam neraka dan di haramkan dari surga Allah.
Allah SWT berfirman
“Sesungguhnya barang siapa yang menyukutukan Allah maka Allah akan
mengharamkan baginya surga dan tempat kembalinya adalah neraka dan tidak
ada bagi orang-orang dzalim seorang penolongpun.”(Al-Maidah:72)
Rasulullah Saw Bersabda ;
“Barang siapa yang mati dan dia mengetahui bahwasannya tidak ada ilahi yang
benar kecuali Allah, dia akan masuk kedalam surga.” (Shahih, HR Muslim
No.26 dari Utsman bin Affan)

Rasulullah Saw bersabda:


“Barang siapa yang kamu jumpai di belakang tembok ini bersaksi terhadap
Lailaha illallah dan dalam keadaan yakin hatinya, maka berilah dia kabar
gembira dengan surga.” (Shahih, HR Muslim No. 31 dari Abu Hurairah)
• Tauhid merupakan perintah Allah yang paling besar dari semua peritah.
Sementara lawannya, yaitu syirik, merupakan larangan paling besar dari semua
larangan.
Allah berfirman:
“Dan Rabbmu telah memrintahkan agar kalian jangan menyembah kecuali
kepada-Nya dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.” (Al-Isra:23)

“Dan sembahalah oleh kalian Allah dan janganlah kalian menyekutukan-Nya


dengan sesuatu apapun.” (An-Nisa:36)
• Tidak ada keraguan lagi bahwa tauhid memiliki kedudukan yang tinggi bahkan
yang paling tinggi di dalam agama. Tauhid merupakan hak Allah yang paling
besar tas hamba-hamba-Nya, sebagiaman dalam hadist Mu’adz bin jabal
radiyallahu’anhu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam berkata kepadanya:
“Hai Mu’adz, tahukah kamu hak Allah atas hamba-Nya dan hak hamba atas
Allah? Ia menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau
mengatakan : “Hak Allah atas hamba-Nya adalah mereka menyembahn-Nya
dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.” (HR. Bukhari dan
Muslim).

5. Tujuan diciptakannya makhluk adalah untuk bertauhid.


Allah Ta’ala berfirman, “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Adz Dzariyaat: 56). Imam Ibnu
Katsir rohimahulloh berkata, yaitu tujuan mereka Kuciptakan adalah untuk Aku
perintah agar beribadah kepada-Ku, bukan karena Aku membutuhkan mereka (Tafsir
Al Qur’anul ‘Adzhim, Tafsir surat Adz Dzariyaat). Makna menyembah-Ku dalam
ayat ini adalah mentauhidkan Aku, sebagaimana ditafsirkan oleh para ulama salaf.

Tujuan Diutusnya Para Rasul Adalah untuk Mendakwahkan Tauhid.

Allah Ta’ala berfirman, “Sungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorang
Rasul (yang mengajak) sembahlah Allah dan tinggalkanlah thoghut.” (An Nahl:
36). Thoghut adalah sesembahan selain Allah. Syaikh As Sa’di berkata, Allah
Ta’ala memberitakan bahwa hujjah-Nya telah tegak kepada semua umat, dan tidak
ada satu umatpun yang dahulu maupun yang belakangan, kecuali Allah telah
mengutus dalam umat tersebut seorang Rasul. Dan seluruh Rasul itu sepakat dalam
menyerukan dakwah dan agama yang satu yaitu beribadah kepada Allah saja yang
tidak boleh ada satupun sekutu bagi-Nya (Taisir Karimirrohman, Tafsir surat An
Nahl). Beribadah kepada Allah dan mengingkari thoghut itulah hakekat makna
tauhid

Tauhid Adalah Kewajiban Pertama dan Terakhir

Rasul memerintahkan para utusan dakwahnya agar menyampaikan tauhid


terlebih dulu sebelum yang lainnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
kepada Mu’adz bin Jabalradhiyallahu ta’ala ‘anhu, “Jadikanlah perkara yang
pertama kali kamu dakwahkan ialah agar mereka mentauhidkan Allah.” (Riwayat
Bukhori dan Muslim). Nabi juga bersabda, “Barang siapa yang perkataan
terakhirnya Laa ilaaha illalloh niscaya masuk surga.” (Riwayat Abu Dawud,
Ahmad dan Hakim dihasankan Al Albani dalam Irwa’ul Gholil)
Tauhid Adalah Kewajiban yang Paling Wajib

Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Allah
mengampuni dosa selain itu bagi orang-orang yang Dia kehendaki.” (An Nisaa’: 116).
Sehingga syirik menjadi larangan yang terbesar. Sebagaimana syirik adalah larangan
terbesar maka lawannya yaitu tauhid menjadi kewajiban yang terbesar pula. Allah
menyebutkan kewajiban ini sebelum kewajiban lainnya yang harus ditunaikan oleh
hamba. Allah Ta’ala berfirman,“Sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukan-
Nya dengan sesuatu apapun, dan berbuat baiklah pada kedua orang tua.” (An Nisaa’:
36)

Kewajiban ini lebih wajib daripada semua kewajiban, bahkan lebih wajib daripada
berbakti kepada orang tua. Sehingga seandainya orang tua memaksa anaknya untuk
berbuat syirik maka tidak boleh ditaati. Allah berfirman, “Dan jika keduanya (orang
tua) memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya…” (Luqman:
15)

Hati yang Saliim Adalah Hati yang Bertauhid

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketahuilah di dalam tubuh


itu ada segumpal daging, apabila ia baik maka baiklah seluruh tubuh. Ketahuilah
bahwa ia adalah hati.” (Riwayat Bukhori dan Muslim). Allah Ta’ala berfirman, “Hari
dimana harta dan keturunan tidak bermanfaat lagi, kecuali orang yang menghadap
Allah dengan hati yang saliim (selamat).” (Asy Syu’araa’: 88-89). Imam Ibnu
Katsir rohimahulloh berkata, yaitu hati yang selamat dari dosa dan kesyirikan (Tafsir Al
Qur’anul ‘Adzhim, Tafsir surat Asy Syu’araa’). Maka orang yang ingin hatinya bening
hendaklah ia memahami tauhid dengan benar.

Tauhid Adalah Hak Allah yang Harus Ditunaikan Hamba

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak Allah yang harus


ditunaikan hamba yaitu mereka menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan
sesuatu apapun…”(Riwayat Bukhori dan Muslim). Menyembah Allah dan tidak
menyekutukan-Nya artinya mentauhidkan Allah dalam beribadah. Tidak boleh
menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun dalam beribadah, sehingga wajib
membersihkan diri dari syirik dalam ibadah. Orang yang tidak membersihkan diri dari
syirik maka belumlah dia dikatakan sebagai orang yang beribadah kepada Allah saja
(diringkas dari Fathul Majid).

Ibadah adalah hak Allah semata, maka barangsiapa menyerahkan ibadah kepada selain
Allah maka dia telah berbuat syirik. Maka orang yang ingin menegakkan keadilan
dengan menunaikan hak kepada pemiliknya sudah semestinya menjadikan tauhid
sebagai ruh perjuangan mereka.

Tauhid Adalah Sebab Kemenangan di Dunia dan di Akhirat

Para sahabat dari kalangan Muhajirin dan Anshor radhiyallahu ta’ala ‘anhum adalah
bukti sejarah atas hal ini. Keteguhan para sahabat dalam mewujudkan tauhid sebagai ruh
kehidupan mereka adalah contoh sebuah generasi yang telah mendapatkan jaminan
surga dari Allah serta telah meraih kemenangan dalam berbagai medan pertempuran,
sehingga banyak negeri takluk dan ingin hidup di bawah naungan Islam. Inilah generasi
teladan yang dianugerahi kemenangan oleh Allah di dunia dan di akhirat.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Orang-orang yang terdahulu (masuk Islam) dari
kalangan Muhajirin dan Anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik,
Allah telah ridho kepada mereka dan mereka pun telah ridho kepada Allah. Allah telah
menyiapkan bagi mereka surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai,
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (At
Taubah: 100)

6. Manfaat Tauhid antara lain ialah :

1. Tauhid dapat memerdekakan umat manusia dari segala perbudakan dan penghambaan
kecuali kepada Allah SWT. Yang menciptakan dengan bentuk yang sempurna.
2. Tauhid dapat membantu dalam pembentukan kepribadian yang kokoh, arah hidup
menjadi jelas, dan tidak mempercayai Tuhan kecuali hanya kepada Allah SWT.
Kepada-Nya tempat menghadap, baik dalam kesendirian atau di tengah keramaian
orang, dan selalu memohon kepada-Nya dalam keadaan sempit maupun lapang.
3. Tauhid dapat memberikan kekuatan jiwa kepada pemiliknya dengan penuh harap
kepada Allah SWT. Dan selalu bertawakal, ridha atas ketentuan-Nya, dan sabar
terhadap musibah.
4. Tauhid yang baik dan benar dapat menghilangkan sifat syirik ( menyekutukan Allah
SWT ) yang hatinya terbagi-bagi untuk tuhan-tuhan dan sesembahan yang banyak,
yakni sesaat menghadap dan menyembah yang hidup, dan suatu saat menghadap dan
menyembah kepada yang mati. Dalam firman-Nya Allah SWT. Menjelaskan : “Hai
penghuni penjara, manakah yang lebih baik tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu,
ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?”. (Q.S Yusuf: 39).
5. Tauhid sebagai pondasi manusia dalam menjalani perintah dan menjauhi segala
larangan-Nya, sebagai hamba yang mulia untuk membentuk pribadi yang beriman dan
bertaqwa.
6. Sebagai sumber dan motivator perbuatan kebajikan dan keutamaan.
7. Membimbing manusia ke jalan yang benar, sekaligus mendorong mereka untuk
mengerjakan ibadah dengan penuh keikhlasan.
8. Mengeluarkan jiwa manusia dari kegelepan, kekacauan, dan kegoncangan, hidup yang
menyesatkan.
9. Mengantarkan umat manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin.

Pengaruh Tauhid dalam kehidupan:

Pertama, orang yang bertauhid dan beriman kepada Allah dan rasul-Nya pasti tahu
mengapa Allah SWT menciptakannya sehingga ia berada di atas jalan yang lurus, ia
mengetahui dari mana awal dan ke mana akhir hidupnya, jauh dari kebutaan dan
kesesatan.

“Maka apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya itu lebih banyak
mendapatkan petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang
lurus?” (QS. Al-Mulk: 22).
Kedua, tauhid menjadikan hati-hati manusia bersatu dengan Rabb yang satu, satu
kitab, satu risalah, dan satu kiblat, dan iman juga menjadikan manusia saling mencintai
dan bersaudara seperti firman Allah SWT :

“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah


(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,
supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujuraat: 10).

Rasulullah SAW bersabda:

“Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, saling menyayangi


dan saling bersikap lemah lembut adalah seperti satu tubuh, jika salah satu anggota
tubuh merasakan sakit maka semua anggota tubuh yang lain akan sulit tidur dan
demam.” (HR. Muslim dari An-Nu’man bin Basyir RA).

Masyarakat beriman adalah masyarakat yang melakukan ta’awun (saling bekerja


sama) dalam kebaikan dan taqwa dimana anggota masyarakatnya saling melarang dari
perbuatan dosa dan permusuhan, semua berusaha untuk sukses menggapai ridha Allah,
individunya merasa takut untuk berbuat zhalim, mencuri, menipu, membunuh, berzina,
menyuap atau menerima suap, berdusta, dengki, ghibah atau perbuatan jahat lain
karena ia takut kepada Allah dan takut kepada hari di mana ia harus berhadapan dengan
Allah SWT untuk mempertanggungjawabkan semua amalnya.

Dan ketika kaum muslimin berpegang teguh dengan tauhid mereka menjadi orang-
orang yang terbaik seperti firman-Nya:

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali-
Imran: 110)
Ketiga, bila iman telah menyebar luas di masyarakat, maka pastilah akan membuahkan
amal shalih yang diridhai Allah swt sehingga membuka berbagai pintu kebaikan dan
mendatangkan pertolongan Allah dalam menghadapi musuh-musuh mereka.

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, Pastilah kami


akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.” (QS. Al-A’raaf: 96)

“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad: 7)

Anda mungkin juga menyukai