Anda di halaman 1dari 7

PEMBAHASAN

A. Tauhid, Asas Dakwah Para Nabi dan Rasul


Dakwah artinya : seruan, ajakan atau panggilan.
Dakwah adalah menyampaikan seruan islam, mengajak dan memanggil ummat
manusia, agar menerima dan mempercayai keyakinan dan pandangan hidup agama islam.
Islam adalah agama dakwah dan mempertahankan kebebasan dakwah itu secara
konsekwen.1
Siapa yang memanggil ? dan dipanggil kemana ? Al-Qur’an Karim menegaskan
bahwa Allah dan Rasul memanggil kita, manusia, kepada “apa-apa yang menghidupkan
kita”.

       


...  

“Wahai orang-orang beriman, berilah sambutan kepada (seruan) Allah Rasul, apabila ia
memanggilmu kepada apa-apa yang menghidup-kan kamu...” (Al-Anfal : 24)2

Mengesakan Allah (tauhid) dan menolak penyekutuan (syirik) terhadap-Nya


merupakan doktrin terpenting yang mendominasi pemahaman-pemahaman dan ajaran-
ajaran samawi. Hal itu juga merupakan asas segala macam ilmu dan ajaran Ilahiyah yang
dibawa oleh para Nabi dan Rasul, sebagaimana tercantum dalam kitab-kitab suci yang
diwahyuhkan kepada mereka. Selain itu, tauhid dan syirik termasuk diantara masalah-
masalah yang disepakati oleh seluruh kaum Muslimin.

Allah SWT adalah satu-satunya Ma’bud (yang ditunjukan ibadah kepada-Nya). Tak
ada Ma’bud selain-Nya dan sama sekali tidak dibolehkan adanya ibadah kepada sesuatu
apa pun selain-Nya.3
1. Tugas Para Nabi dan Rasul
Sesungguhnya para Nabi dan Rasul dari yang pertama sampai yang terakhir, mereka
disuruh Allah untuk mengajak manusia meyakini bahwa Allah itu satu dengan dibuktikan
hanya mengabdikan kepada Allah yang satu itu. Dan setiap Rasul pertama yang diserukan

1
M. Isa Anshary, Mujahid Da’wah, (Bandung: CV Diponegoro, 1995), hlm. 17
2
Abdul Munir Mulhkan, Ideologisasi Gerakan Dakwah, (Yogyakarta: Sipress, 1996), hlm. 60
3
Syaikh Ja’far Subhani, Tauhid dan Syirik, (Bandung: Mizan, 1985), hlm. 13
adalah mengajak kaumnya untuk menghamba kepada Tuhan Yang Maha Esa, seperti
Firman-Nya : Dalam surah Hud (11) ayat 50

       

Artinya : Hud berkata : “Hai kaumku, berhambalah kepada Allah, sekali-kali tidak
ada bagimu Tuhan selain Allah".

Surah Huud (11) ayat 2 :

         


Artinya : Agar kamu tidak berhamba selain kepada Allah.

Dalam surah Nuh (71) ayat 3

    


Artinya : Berhambalah kepada Allah, bertaqwalah kepada-Nya dan taatlah kepada-Ku.
Dan ayat-ayat itu semua juga sudah tersirat dalam kalimat :

  
Artinya : Tidak ada Tuhan selain Allah.
Setiap Rasul mengajak umatnya untuk mengucapkan kalimat itu dan meyakini isi
kandungannya, tidak sekedar mengucapkan dengan lisannya saja. Pengertiannya adalah
pengesaan Tuhan dalam kepercayaan, dalam penghambatan dan melarang untuk
berhamba kepada selain Allah serta harus menjauhkan dari penghambatan kepada selain
Allah. Dan ini adalah pokok yang terkandung dalam kalimat itu, tidak perlu diragukan,
karena tidak sempurna iman seseorang sehingga ia mengetahui masalah ini.4

B. Dakwah Kepada Syahadat “La Ilaha Ill Allah”

Firman Allah SWT :

4
A. Darin dan Didi R, Meluruskan Aqidah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1989), h. 11-12
          


“Katakan ya Muhammad, inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang
mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata.” (QS. Yusuf, 108)

Potongan ayat ini mengandung dua pelajaran:

1) Dakwah hanya kepada tauhid.


2) Peringatan akan pentingnya ikhlas, karena kebanyakan orang walaupun mereka
menyeru kepada kebenaran, sayangnya mereka menyeru kepada diri mereka sendiri.

() artinya : dengan penuh pengertian dan keyakinan.


Maksud dari potongan ayat ini, bahwasanya dakwah itu harus dilandasi dengan
ilmu pengetahuan dan keyakinan.5

Ibnu Abbas r.a. berkata: ketika Rasulullah SAW mengutus Muadz bin Jabal ke
Yaman, beliau berkata kepadanya: “Engkau akan mendatangi orang-orang ahli kitab
(Yahudi dan Nasrani) maka pertama kali yang harus engkau dakwah akan kepada
mereka adalah kalimat “La Ilaha Ill Allah”

Hadits ini menjelaskan bahwa dakwah kepada Islam pada hakekatnya adalah dakwah
kepada tauhid, karena tauhid merupakan rukun Islam yang terpenting, yaitu dengan
bersaksi bahwa tiada Tuhan yang haq untuk disembah kecuali Allah dan Muhammad
SAW adalah utusan Allah.
Ditambah lagi dengan kewajiban berdakwah kepada hak-hak Allah dan kewajiban-
kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah, serta menjauhi larangan-larangan-Nya,
karena itu tema dakwah yang paling utama adalah al-Islam, yang tonggak utamanya
adalah tauhid, yang merupakan penjelasan dari dua kalimat syahadat, kemudian
penjelasan tentang larangan dan perintah Allah SWT.
Dalam riwayat yang lain dikatakan: “Sampai mereka mentauhidkan Allah semata, jika
mereka menerima, maka beritahulah mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada
mereka shalat lima waktu dalam sehari semalam,jika mereka menerima beritahulah

5
Syekh Shaleh Bin Abdul Aziz Bin Muhammad Bin Ibrahim Aly Syekh, (Ghoyatul-Murid) Keterangan
Tentang Kitab Tauhid, (Riyadh: Darussalam, 2003), h. 37
mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka untuk membayar zakat yang
diambil dari orang.6
C. Berbagai Tuntutan Kalimat “La Ilaha Ill Allah” Dalam Dakwah Muhammad SAW
Sudah merupakan takdir Allah, bahwa ummat yang memikul dakwah terakhir adalah
ummat Muhammad SAW. Dakwah ini ditujukan kepada seluruh ummat manusia, sebagai
penyempurna bagi dakwah-dakwah sebelumnya dan mencakup semua kebutuhan manusia
sampai hari kiamat. Semua ini berkaitan dengan kalimat “Tiada Tuhan selain Allah”
dalam kehidupan mereka.7
Firman Allah SWT :

      


   
“Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, telah Kucukupkan kepadamu
nikmat-Ku dan telah kurestui Islam itu menjadi agama bagimu.” (Al-Maidah: 3)
Tuntutan kalimat “tiada Tuhan selain Allah” menjadi banyak dan jalin-menjalin antara
satu sama lain dan mencakup semua sisi kehidupan manusia, lalu hal itu menjadi sistem
kehidupan yang Allah inginkan agar manusia menerapkannya. Supaya mereka bahagia di
dunia dan mendapat ridha di akhirat, di hari Allah mengatakan kepada mereka : “Allah
berfirman:

         


 
          
 
“Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran
mereka. Bagi mereka surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya, Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha
terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar.” (Al-Maidah: 119)
Karena kalimat, “tiada Tuhan selain Allah”, dalam dakwah terakhir ini, dipenuhi
dengan berbagai tuntutan, atau katakanlah dipikulkan kepadanya beberapa beban yang
belum pernah dipikul oleh dakwah mana pun sebelumnya, maka sesuai dengan takdir
Allah, dakwah ini harus melekat kuat dan menghunjam dalam ke dalam perasaan ummat
6
Ibid, hlm. 38
7
Syafril Halim, Fikrah dan Harakah Islamiyah, (Jakarta: Robbani Press, 1996), h. 37
yang memikulnya. Sehingga ummat itu mampu mampu melaksanakan tugas besar yang
dibebankan kepadanya, bukan hanya dalam lingkungan ummat saja, tapi mencakup
lingkungan seluruh ummat manusia. Seperti diketahui dari Kitabullah, bahwa ummat ini
dilahirkan bukan hanya supaya konsisten dengan tuntutan Rabbnya dalam lingkungannya
seperti yang diharapkan dari berbagai ummat di masa lalu. Tetapi juga agar mereka
menjadi pelopor dan saksi bagi seluruh ummat manusia.8
Karena itu, Al-Qur’an memantapkan dan menghunjamkan akar kalimat “tiada Tuhan
selain Allah” itu dalam hati ummat ini, serta menjadikannya bagian dari kebaikan yang
dituliskan Allah untuknya:

     

“Kamu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.” (Ali-Imran: 110)

Hikmah dan Pelajaran yang terkandung dalam tuntutan kalimat “La Ilaha Ill Allah”
Dalam Dakwah Muhammad SAW
1) Dakwah kepada “La Ilaha Ill Allah” adalah jalannya orang-orang yang setia
mengikuti Rasulullah SAW.
2) Pengertian akan pentingnya ihlas, sebab banyak orang yang kelihatanya mengajak
kepada kebenaran, tetapi hakekatnya mereka mengajak kepada kepentingan
pribadi.
3) Mengetahui hujjah yang benar adalah termasuk kewajiban.
4) Termasuk bukti kebenaran tauhid adalah mengagungkan Allah dan mensucikan-
Nya.
5) Bukti kejelekan syirik adalah merendahkan Allah.
6) Termasuk hal yang sangat penting adalah menjauhkan orang Islam dari orang-
orang musyrik agar tidak menjadi seperti mereka, walaupun belum jatuh dalam
kemusyrikan.
7) Tauhid adalah kewajiban pertama yang harus didakwahkan.
8) Tauhid harus didakwahkan sebelum mendakwahkan sholat.
9) Sesungguhnya maksud dari “mereka harus mentauhidkan Allah” adalah makna
dari “La Ilaha Ill Allah.”

8
Syafril Halim, Op.Cit., h. 38
10) Seseorang terkadang termasuk ahli kitab tapi ia tidak memahami hakikat syahadat,
atau ia memahami namun tidak mengamalkannya.
11) Peringatan akan pentingnya sistem pengajaran dengan bertahap.
12) Prioritas amal harus diawali dari hal yang sangat penting kemudian yang penting
dan seterusnya.
13) Salah satu dari orang-orang yang berilmu adalah berhak menerima zakat adalah
orang fakir.
14) Kewajiban orang yang berilmu adalah membuka tabir kesalahfahaman dari orang
yang belajar.
15) Dilarang mengambil harta yang terbaik dalam penarikan zakat.
16) Menjaga diri dari doanya orag-orang yang teraniaya.
17) Pemberitahuan bahwa doanya orang yang teraniaya itu dikabulkan.
18) Diantara bukti pelaksanaan tauhid adalah adanya ujian yang pernah terjadi pada
Rasulullah dan para kekasih Allah, baik berupa kesulitan, kelaparan maupun
wabah penyakit.
19) Sabda Rasul: “akan saya serahkan bendera ...” adalah salah satu dari tanda-tanda
kenabiannya.
20) Kesembuhan kedua mata Ali dengan ditiupkan ludah Rasulullah adalah termasuk
juga bukti dan tanda kenabiannya.
21) Keutamaan sahabat Ali bin Abi Thalib r.a.
22) Keutamaan para sahabat Rasul yang tampak dari perbincangan mereka semalam
suntuk dan kesibukan mereka untuk meraih kemenangan.
23) Kewajiban mengimani takdir Allah, karena bendera tidak diserahkan kepada
orang-orang yang menginginkannya, akan tetapi diserahkan kepada orang yang
tidak berusaha untuk meraih kemenangan.9
24) Adab dalam berjihad, sebagaimana yang terkandung dalam sabda Rasul:
“berangkatlah engkau dengan tenang.”
25) Diperintahkan untuk mendakwahi musuh sebelum memeranginya.
26) Syariat ini berlaku juga terhadap mereka yang sudah didakwahi dan diperangi
sebelumnya.
27) Dakwah harus dilaksanakan dengan bijaksana, sebagaimana yang terkandung
dalam sabda Nabi: “ beritahu mereka tentang hak-hak Allah yang harus
dilakukan.”
9
Syekh Shaleh Bin Abdul Aziz Bin Muhammad Bin Ibrahim Aly Syekh, Op.Cit., h. 40-41
28) Wajib mengenal hak-hak Allah dalam Islam.
29) Besarnya pahala bagi orang yang bisa memasukkan seseorang kedalam agama
Islam.
30) Diperbolehkan bersumpah dalam memberikan fatwa.10
D. Makna Tauhid dan Syahadat “La Ilaha Ill Allah”
Firman Allah SWT :
“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka,
siapa diantara mereka yang lebih dekat (kepada Allah).” (QS. Al-Isra : 57)

10
Ibid, hlm. 42

Anda mungkin juga menyukai