Anda di halaman 1dari 5

DI ANTARA KEUTAMAAN TAUHID

Oleh: Syaikh Prof.Dr Abdulqadir bin Muhammad ‘Atha Shufi 1 Juli 2020

Penerjemah: Ust. Abdullahroy

Penulis: Abu Yumna 6 Juli 2020

Pembukaan oleh syaikh:


bismillahirrohmanirrohim, alhamdulillahi robbil ‘alamain. Washolatu wassalamu ala anbiyai wa imamul
mursalin. Nabiyina Muhammadin wa’ala alihi wa ashabihi ajma’in. ayyakumulloh ayyuhal ikhwah almustami’un
wal akhowat almustami’aat wabaroka fiikum. Waasalulloha tabaroka wata’ala an yakhrifa su’a an biladina wa
biladikum wa an yaskifa ummata ‘an ummati Muhammadin saw. Ana sa’idun jiddan fi wujudi bainakum bihadha
tartib alladhi rottabahu waladi alhabib dr.Roy Abdulloh. Wa tholaba minni an atakallama an ahammiyatit
tauhid alladhi huwa ashluddini waro’suhu. Attauhid min asmaihi ushuluddin fahuwa ro’suddin. Wa la
yaqbalullohu ta’ala amalan illa bihi. Yaghfiru laisa bihi. Walayaghfiru liman taroka…..dst…

Artinya pembukaan:

….. Alloh tidak menerima amal ibadah kecuali dengan tauhid. Dan Alloh mengampuni dengan sebab tauhid ini
dosa seseorang hamba. Dengan tauhid ini kita akan mendapatkan berbagai kebaikan dan kebahagiaan dan kita
akan selamat dari adzab di akhirat. Dan tauhid ini adalah hikmah dari penciptaan jin dan manusia sebagaimana
firmanNya “wamaa kholaqtul jinna wal insa illa liya’buduni” dan Alloh tidaklah mengutus para rasul kecuali
untuk mendakwahkan tauhid ini dan tidaklah Alloh menurunkan kitab-kitab kecuali untuk menjelaskan tauhid
ini. Dan tauhid ini sebagai pembeda seorang muslim dengan lainnya karena seseorang dinamakan muslim
karena tauhidnya. Barang siapa yang mengesakan Alloh di dalam ibadah dan meninggalkan kesyirikan maka dia
adalah seorang yang muwahid yaitu orang yang bertauhid.

Isi taklim:

Sesi 1: bahwasanya tauhid ini adalah hikmah diciptakannya jin dan manusia oleh Alloh ‘azza wajalla. Jadi tujuan
diciptakannya jin dan manusia adalah untuk mentauhidkan Allah di dalam ibadah. Alloh mengatakan “wamaa
kholaqtul jinna wal insa illa liya’budun”. Apa yang dimaksud “untuk beribadah kepadaku?” maksudnya adlaah
“supaya mereka mengesakan Allah di dalam ibadah”. Sebagaimana dinukul oleh Abdullah bin abbas (ibnu
abbas). Sehingga ibadah ini kita khususkan untuk Alloh saja. Baik itu sholat, puasa, sembelihan, nazar, doa.
Sebagaimana firman Alloh “qul inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil ‘alamin, laa
syariikalah.” Tauhid ini adalah Hak Allah atas hambanya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat
Albukhori dan Muslim yaitu hadits dari Mu’ads ketika Nabi bertanya kepada Mu’ads “ya mu’ads, ma haqqullah
‘alal ‘ibadi wama haqqul ‘ibadi ‘alallah” kemudian dia berkata “Allohu wa rasuluhu a’lam” kemudian Nabi
bersabda “haqqulloh ‘alal ibadi an ya’buduhu walaa yusyriku bihi syai’an.” Maka di sini kita memahami
bahwasanya tauhid ini adalah hak Alloh atas kita semua. Makna ibadah dalam ayat “wamaa kholaqtul jinna illa
liya’budun” adlaah tidak dinamakan suatu ibadah kecuali bersama tauhid. Dan ibadah adalah ismun jami’ yaitu
seluruh perkara yang dicintai dan diridhoi oleh Alloh baik berupa ucapan maupun perbuatan yang dhohir
maupun yang batin. Jadi bukan hanya arkanul islam saja, tetapi mencakup semua yang dicintai dan diridhoi oleh
Allah ‘azza wajall. Bahkan julusuna (duduknya kita) pada majlis dengan niat ikhlash karena Alloh maka termasuk
ibadah. Jadi semua aktivtas keseharian kita termasuk ibadah jika memenuhi 2 syarat yaitu ikhlash dan
mutaba’ah. Sebagaimana firman Allah “wamaa atakumurrasul wamanahakum annahu fantahu” artinya “dan apa
yang diberikan oleh rasul ambillah dan apa yang beliau larang maka tinggalkanlah.”

Sesi 2 (keutamaan tauhid 1):

Dakwah para rasul adalah tentang tauhid. Di dalam alquran dijelaskan “dan tidaklah kami mengutus seorang
rasul sebelummu wahai Muhammad kecuali kami wahyukan kepadanya bahwasanya TIDAK ADA SESEMBAHAN
YANG BERHAK DISEMBAH KECUALI DIRIKU maka hendaklah kalian menyembahku.” Menunjukkan bahwasanya
inilah dakwah mereka. Imamul qurtubi di dalam tafsirnya beliau menyampaikan bahwa maksud dari ayat ini
adalah bahwa Alloh berkata kepada semuanya bahwasanya Laa Ilaha Illa Alloh. Dan disana ada juga dalil-dalil
akal yang menunjukkan bahwasanya tidak ada yang berhak disembah kecuali Alloh. Disebutkan oleh seorang
Salaf yaitu Qotadah bahwa dakwah para rasul yaitu dakwah tauhid. Adapun syariat mereka berbeda-beda.
Rasulullah shollallohu ‘alahi wasallam bersabda “para nabi adalah bersaudara ” maksudnya adalah agama
mereka satu yaitu attauhid islam akan tetapi syariat mereka berbeda-beda sesuai zamannya adapun syariat Nabi
Muhammad cocok dan baik untuk semua zaman.

Sesi 3 (keutamaan tauhid 2):

Di sana ada ayat khusus yang menjelaskan bahwa dakwah para nabi adalah dakwah tauhid. Contoh Nabi Nuh
alaihi ssalam beliau adalah rasul yang pertama. Sebagaiman disebutkan di dalam hadits riwayat imamul bukhori
bahwasanya beliau adalah awwalurrasul. Antara Nabi Nuh dan Nabi Adam kurang lebih 1000 tahun dan di sana
tidak ada terjadi kesyirikan. Kesyirikan pertama kali terjadi pada zaman Nabi Nuh alaihissalam. Di antara dalil
tersebut adalah Alloh subhanahu wa ta’ala mengatakan “sungguh kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya
untuk mengatakan wahai kaumku hendaklah kalian menyembah Alloh, tidak ada sesembahan yang hak bagi
kalian selain Alloh.” Kemudian setelahnya datang Nabi Hud alaihissalam. Alloh mengatakan “wahai kaumku
sembahlah Alloh tidak ada sesembahan yang hak bagi kalian kecuali Alloh.” Dan kepada kaum samud Alloh
mengutus kepada mereka Nabi Sholeh. Ucapannya sama yaitu “wahai kaumku sembahlah Alloh tidak ada
sesembahan yang hak bagi kalian kecuali Alloh.” Begitu juga ketika Alloh mengutus Nabi Su’aib ucapannya sama.
Intinya dakwah mereka satu yaitu dakwah tauhid.

Sesi 4 (keutamaan tauhid 3):

Tidaklah Alloh menurunkan kitab-kitabnya kecuali untuk menjelaskan tentang masalah tauhid yaitu agar mereka
menyembah Alloh saja dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun. Dalil dari surah Hud ayat 1 “alif lam
ra, kitab alquran yang dikokohkan ayat-ayatnya, diperinci dari Alloh subhanahu wa ta’ala yang maha bijaksana
lagi maha mengetahui.” Tujuannya adalah “’ala ta’budu illalloh…” yaitu supaya kalian tidak menyembah kecuali
hanya kepada Alloh saja. Penjelan tersebut dinukil dari ucapan Syaikh Amin Syaqiqi yang menulis kitab tafsir
yang berjudul “abwabul bayan.”

Sesi 5 (keutamaan tauhid 4):

Alloh subhanahu wa ta’ala telah mengambil perjanjian dengan bani Adam untuk mentauhidkan Alloh subhanahu
wa ta’ala dan memfitrahkan manusia untuk bertauhid. Dalam surah Al A’rof ayat 172 “dan ketika Rabbmu
mengambil perjanjian dari anak-anak Adam dari punggung-punggung mereka kemudian Alloh mengambil
persaksian dari mereka “bukankah aku adalah Rabb kalian? Yang telah menciptakan kalian, sembahan kalian,
mereka mengatakan “iya ya Alloh kami bersaksi bahwasanya engkau adalah Rabb kami, supaya kalian tidak
berkata nanti di hari kiamat “sesungguhnya kami lalai dari perjanjian ini”. Maka ini menunjukkan bahwa tauhid
ini adalah fitrah manusia.
Kapan? Page 2
Sesi 6 (keutamaan tauhid 5)

Masih tentang fitrah manusia tentang tauhid bahwasanya Alloh telah memerintahkan kepada Nabi Muhammad
shollallahu ‘alaihi wa sallam untuk meluruskan wajahnya yaitu meluruskan agama ini hanya untuk Alloh. Alloh
mengatakan di dalam hadits kudsi “sesungguhnya aku menciptakan hamba-hambaku dalam keadaan hanif tidak
terkecuali…” di dalam hadits yang lain “tidak ada orang yang dilahirkan kecuali dia di atas fitrah tetapi kedua
orang tuanya yang menjadikan ia yahudi, nasrani atau majusi” kedua hadist ini adalah shohihain.

Sesi 7 (keutamaan tauhid 6)

Ketahuilah bahwa para rasul ketika menyuruh orang lain untuk berdakwah maka yang mereka suruh adalah
supaya mereka berdakwah kepada tauhid terlebih dahulu sebelum yang lain. Ketika rasululloh mengutus Mu’adz
bin Jabbal beliau berpesan “maka hendaklah yang pertama engkau dakwahkan kepada mereka adalah supaya
mereka mengesakan Alloh (bersahadat).”

Amalan sholeh tidak akan sah kecuali dengan tauhid. Oleh sebab itulah setiap amalan sholeh yang diiringi
dengan kesyirikan maka amalan tersebut batal. Dalam riwayat Imam Muslim “tidaklah kaum musyrikin
memakmurkan masjid-masjid Alloh dengan kekufuran” Alloh berkata “merekalah orang-orang yang batal
amalan mereka dan di dalam neraka mereka akan kekal.” Tidak ada pintu untuk masuk ke dalam agama islam ini
kecuali melalui pintu tauhid. Maka jika seseorang masuk islam bukan dari pintu tauhid maka segeralah mereka
mengoreksi diri agar mentauhidkan Alloh azza wa jalla. Alloh berkata “barang siapa yang mencari selain agama
islam maka tidak akan diterima darinya dan di akhirat mereka termasuk orang-orang yang merugi, dan barang
siapa yang meninggal dalam keadaan menyekutukan Alloh maka tempat kembalinya adalah neraka.” Dalam
hadits riwayat Imam Muslim “seseorang bertanya kepada Rasululloh: apa dua hal yang diharuskan? Beliau
bersabda “barang siapa yang meninggal tidak menyekutukan Alloh dengan sesuatu apapun maka dia akan
masuk syurga dan siapa yang meninggal dengan menyekutukan Alloh maka dia masuk neraka”” hadits shahih.

Sesi 8 (keutamaan tauhid 7):

Tauhid adalah salah satu syarat diterimanya amal sholih kita. Allah berfirman “dan kami akan mendatangi apa
yang mereka amalkan di dunia kemudian kami akan jadikan malan tersebut seperti debu yang beterbangan.”
Nama lain dari tauhid adalah ushuluddin yaitu pondasi agama yang dengannya akan diterima sebuah ibadah. Di
akhir surah Al Kahfi dimana Alloh berfirman “katakanlah sesungguhnya aku adalah manusia seperti kalian
diwahyukan kepadaku bahwasanya sesembahan kalian adalah sesembahan yang satu.” Kemudian Alloh
mengatakan “barangsiapa yang mengharapkan pertemuan dengan Allah maka hendaknya dia melaksanakan
amalan sholih dan tidak menyekutukan dengan sesuatu apapun.” Kemudian beliau menyebutkan sebuah hadits
riwayat At Tirmizi “ketika Alloh mengumpulkan seluruh manusia di hari kiamat maka ada yang memanggil dan
mengatakan barang siapa yang menyekutukan Alloh di dalam sebuah amalan yang khusus untuk Alloh maka
hendaklah dia meminta pahalanya dari selain Alloh itu, karena Alloh tidak butuh dengan kesyirikan.”

Sesi 9 (keutamaan tauhid 8):

Yang pertama kali ditanyakan di alam kubur adalah tentang tauhid. Dan orang yang beriman maka dia akan
dikuatkan oleh Allah tentang kalimat tauhid. Allah berfirman “Allah akan menguatkan orang-orang yang beriman
dengan alqoulu tsaabit yaitu kalimat laa ilaha illallah di dunia dan akhirat” yang dimaksud akhirat adalah di alam

Kapan? Page 3
kubur. Dan Allah juga berfirman “apakah engkau tidak melihat bagaimana Allah membuat permisalan sebuah
kalimat tauhid seperti pohon yang baik yaitu akarnya yang kokoh dan cabangnya menjulang ke atas”

Sesi 10 (keutamaan tauhid 9)

Tauhid ini adalah sebab seseorang diampuni dosanya. Di dalam hadits kudsi “wahai anak adam, seandainya
engkau datang kepadaku dengan sepenuh bumi dosa kemudian engkau bertemu dengan aku tanpa
menyekutukan aku dengan sesuatu apapun maka aku akan mendatangkan ampunan sepenuh bumi itu”.
Ampunan tersebut hanya jika Allah menghendaki. Diantara keyakinan ahlussunnah wal jamaah adalah jika
seorang muslim datang kepada Allah dengan dosa besar selain dosa syirik maka jika Allah menghendaki maka
dia akan diampuni dan jika Allah menghendaki maka dia akan diazab terlebih dahulu, namun pada akhirnya dia
akan masuk syurga.

Sesi 11 (keutamaan tauhid 10)

Tauhid ini adalah jalan satu-satunya menuju syurga dan termasuk syarat mutlak untuk masuk ke dalam syurga.
Tauhid ini adalah jalan untuk mendapatkan syafaat di hari kiamat. Allah berfirman “pada hari tersebut tidak
akan bermanfaat yang namanya syafaat kecuali orang yang Allah izinkan dan ridho dengan ucapannya yaitu
tauhid” didalam sebuah hadits “siapakah yang paling gembira dengan syafaatmu ya Rasulullah?” beliau
menjawab “barang siapa yang mengucapkan laa ilaha illallah ikhlas dari hatinya”

Sesi 12 (keutamaan tauhid 11)

Tauhid adalah perintah yang pertama yaitu mengesakan Allah ‘azza wajalla. Di dalam sebuah ayat Allah
mengatakan “kesinilah wahai kalian akan aku bacakan apa yang Allah haramkan atas kalian, yaitu supaya kalian
tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, berbuat baik kepada kedua orang tua, tidak membunuh anak
anak karena takut kemiskinan, …” dalam ayat ini jelas bahwa tauhid adalah perintah yang pertama kali. Hal ini
jelas bahwa tidaklah Allah memberikan sebuah perintah bersama perintah lainnya melainkan yang pertama
adalah perintah untuk bertauhid dan tidaklah Allah menyebutkan larangan kecuali yang pertama adalah
larangan berbuat kesyirikan.

Selesai.

Pertanyaan dari Syaikh:

1. Seandainya seseorang ingin masuk ke dalam islam tetapi dia tidak melalui pintu tauhid. Apa yang wajib
dia lakukan?
Aljawab: Dia harus mengoreksi dirinya dan kembali kepada islam dengan mentauhidkan Allah melalui
pintu tauhid yaitu ucapan laa ilaha illallah
2. Sebutkan hadits nabawi bahwa manusia diciptakan diatas fitrah.
Aljawab: Ma min mauludin illa yuwladu ‘alal fitrah. Hadits dari Abu Hurairah.

Kapan? Page 4
Pertanyaan dari Peserta:

1. Didaerah saya tersebar kesyirikan, kebidahan dan kristenisasi, dan kaum muslimin lemah di sana.
Bagaimana cara mendakwahi mereka?
Aljawab: Para ulama adalah pewaris para nabi. Bagaiman cara mereka berdakwah? Diawal dakwah
beliau bersama seorang wanita (khadijah) ada seorang budak (zaid bin haritsah) ada abu bakar dan ali
bin abi tholib yang nasih kecil. Beliau istiqomah berdakwah. Hendaklah kita berdakwah dengan lembut
dan HIKMAH sebagaimana firman Allah “berdakwahlah di jalan Allah dengan hikmah dan juga dengan
nasihat yang baik dan kalau berdebat maka debatlah dengan cara yang paling baik”
2. Bagaimana cara menasihati orang tua yang masih melakukan kesyirikan atau bidah?
Aljawab: nasihati dengan lemah lembut dan hikmah. Kita bisa mengatakan “wahai bapakku, wahai
keluargaku, kita adalah muslim dan konsekuensi seorang muslim adalah kita menjalankan perintah dan
menjauhi larangannya termasuk kesyirikan karena kesyirikan adalah dosa yang paling besar.” Kita hanya
berdakwah saja menyampaikan ilmu adapun hidayah maka sejatinya adalah di tangan Allah ‘azza
wajalla.

Kapan? Page 5

Anda mungkin juga menyukai