Anda di halaman 1dari 7

KAJIAN AQIDAH SHOHIHAH

Asy-Syaikh Sholih Al-Fauzan

Penulis: Abu Aiman

5-Desember 2019

Bismillahirrohmanirrohim alhamdulillahirobbil ‘alamin wassholatu wassalamu ‘ala nabiyina Muhammad


wa’ala alihi waashabihi ajma’in.

Amma ba’d

Sesungguhnya aqidah adalah pokok dalam agama islam. Aqidah shohihah (keyakinan yang benar) yang
dibangun berdasarkan alquran dan sunnah. Aqidah shohihah adalah pokok dan dasar agama. Ketika
aqidah itu benar dan selamat dari sesuatu yang merusaknya atau yang menguranginya maka
sesungguhnya bagian agama yang sisanya dibangun di atasnya (aqidah). Adapun ketika aqidah
bercampur dengan kerusakan maka sesungguhnya amalannya tidak berfaidah dan agamanya tidak tegak
kecuali dengan aqidah shohihah. Yang dibangun berdasarkan alquran dan sunnah rasulnya shollallohu
‘alaihi wa sallam dan apa apa yang dijalani pendahulu ummat islam ini dari sahabat dan tabiin dan yang
mengikuti mereka dari para imam ulama dan dai dai penyeru kepada Allah.

Oleh sebab inilah, dakwah awal para rasul dakwah mereka yaitu perbaikan aqidah. Maka perkataan awal
para rasul kepada kaumnya: “wahai kaumku sembahlah Allah saja, tiada bagi kalian sembahan
selainnya” (QS: Al A’raf: 59, 65, 73, 85). Dan Nabi Muhammad adalah penutup para Nabi dan pemimpin
para rasul. Ketika Allah mengutusnya, nabi mengajak kepada Allah, awal permulaan dakwahnya yaitu
perbaikan aqidah. Nabi mengajak manusia untuk mengEsakan Allah dalam peribadahan dan
meniggalkan ibadah kepada selain Allah, diantaranya berala, pepohonan, bebatuan, orangorang yang
masih hidup, orang orang yang sudah mati dan makhluk makhluk selain itu. Nabi menetap di Mekkah 13
tahun yaitu mengajak manusia kepada tauhid mengesakan Allah dan perbaikan aqidah. Sebelum
diwajibkannya sholat, zakat, puasa dan haji, yang menunjukkan bahwa amalan amalan ini tidaklah sah
kecuali jika dibangun berdasarkan aqidah shohihah, yaitu (TAUHID) mengesakan Allah dalam
peribadahan dan meninggalkan ibadah kepada selain Allah.

Karena sebab demikian (tauhid) Allah menciptakan ciptaannya. Allah berfirman “dan tidak aku ciptakan
jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepadaku” (QS: adzariyat: 56). Dan Nabi bersabda: “hak
Allah atas hambanya adalah supaya mereka beribadah kepadaNya dan tidak menyekutukanNya dengan
sesuatu apapun”, “hak hamba terhadap Allah bahwa Allah tidak akan menyiksa orang yang tidak
menyekutukanNya” (HR: Bukhori dan Muslim).

Maka kesalahan di dalam aqidah jika kesalahan itu bertentangan dengan aqidah maka kesalahan itu
tidak akan diampuni oleh Allah. Allah ta’ala berfirman: “sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa
syirik dan mengampuni dosa dosa selainnya bagi siapa yang Dia kehendaki” (QS: Annisa: 48). Adapun
dosa dosa di bawah syirik walaupun terasuk dosa besar maka sesungguhnya dosa tersebut terhapus jika
Allah mengampuninya. Maka ini adalah dalil bahwa aqidah merupakan pokok asal dan pondasi dasar
dan manusia wajib mengamalkannya. Sebagaimana tertera dalam Alquran dan sunnah dan sebagaimana
telah mengamalkannya generasi salaf ummat ini. Karena bila seseorang bodoh terhadap aqidah maka
sungguh dia telah terjatuh pada dosa yang menyelisihi aqidah yang benar, khususnya sebab banyak

Page 1 of 7
manusia mempraktekkan sesuatu yang menyelisihi aqidah yang benar, merusaknya, membatalkannya
dan menguranginya.

Jika seseorang tidak mengetahui aqidah yang benar dan tidak mempelajarinya, maka sungguh dia pantas
terjatuh di kesalahan dalam aqidah, tapi dia tidak tahu. Karena sekedar mencocoki apa apa yang
dikerjakan oleh sebagian manusia, atau mengikuti dai dai sesat yang mengajak manusia pada kerusakan
aqidah mereka. Sebagaimana Allah ta’ala berfirman: “Allah pelindung orang orang yang beriman, dia
mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (keimanan) dan orang kafir, pelindung
pelindung mereka adalah Thoghut, yang mengeluarkan mereka dari cahaya menuju kepada kegelapan,
mereka itu adalah penghuni neraka mereka kekal di dalamnya” (QS: Albaqoroh: 257). Yang
mengeluarkan mereka dari cahaya, dari aqidah yang benar dan hidayah menuju kepada kegelapan,
syirik, bid’ah, khurofat, itulah kegelapan. Wal’iyadzubillah

Maka di sinilah terdpat peringatan untuk seorang muslim dari sesuatu yang mencampuri aqidahnya
sedangkan dia tidak menyadarinya. Atau dia menyetujui ajaran dai dai sesat. Nabi bersabda: “yang
paling aku khawatirkan atas umatku adalah pemimpin yang menyesatkan” (hadits shahih. Musnad
Ahmad, sunan at TIrmidzi, sunan Ad Darimi). Dan jumlah mereka para dai dai sesat sungguh banyak,
semoga Allah tidak menambah lagi jumlah mereka. Pembahasan ini telah menjelaskan bahwa wajib bagi
seorang muslim untuk memperhatikan dan mempelajari aqidahnya dari sumber yang benar. Dan
alhamdulillah sungguh telah ditulis banyak kitab kitab yang panjang dan ringkas di dalam penjelasan
aqidah dan penjelasan apa apa yang bertentangan dengan aqidah dan yang merusaknya, kitab kitab ini
tersedia, maka wajib bagi seoerang muslim untuk membaca kitab kitab yang bermanfaat ini yang
bertemakan aqidah sampai dia tegak di atas aqidah dan berhati hati dari apa apa yang bertentangan dan
merusaknya. Maka perkara aqidah bukan perkara mudah atau ringan melainkan perkara yang sangat
penting.

Di sana ada praktek praktek amalan yang dikerjakan oleh banyak manusia. Mereka menanamkan diri
sebagai orang islam dan juga bersifat sebagai orang yang berilmu namun mereka mengerjakan sesuatu
amalan yang menyelisihi aqidah yang benar. Perbuatan amalan itu di antaranya termasuk syirik, syirik
besar dan syirik kecil.

SYIRIK BESAR contohnyha berdoa kepada selain Allah seperti doa kepada para wali, orang orang shalih,
orang yang sudah mati dan selainnya. Karena doa adalah ibadah yakni termasuk bentuk ibadah yang
paling mulia. Karena doa meliputi banyak ibadah seperti ketundukan, kebutuhan kepada Allah. Dan ilmu
bahwa tidak ada yang memberi manfaat dan kemudhorotan kecuali Allah. Bertawakkal dan
mengembalikan segala urusan kepada Allah. Maka doa meliputi semua perkara ibadah ini. Oleh sebab
itulah Allah berfirman: “dan sesungguhnya masjid masjid itu adalah kepunyaan Allah maka janganlah
kamu menyembah seseorangpun di dalamnya Bersama Allah” (QS: Aljinn: 18)

Allah ta’ala berfirman: “dan Rabbmu berfirman: “berdoalah kepada Ku, niscaya akan aku perkenankan
bagimu, sesungguhnya orang orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka
Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS: Ghafir: 60).

Allah ta’ala berfirman: “maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepadaNya, meskipun orang
orang kafir tidak menyukai” (QS: Ghafir: 14). Maka doa itu sangat penting dan sangat mulia. Dan banyak

Page 2 of 7
manusia yang berdoa kepada selain Allah, dalam keadaan penting, berencana dan terdesak, dia berdoa
menyeru dan beristighosah kepda selain Allah. Maka wajib atas muslim, orang yang memperingatkan
dari perkara ini. Karena perkara ini (doa kepada selain Alloh) sangat berbahaya Karena termasuk Syirik
Besar.

Sebagian manusia ada yang menyembelih utuk selain Allah, dalam rangka mendekatkan diri kepada
makhluk orang orang yang sudah mati dan pekuburan, dia menyembelih untuk selain Allah. Maka dia
telah menyekutukan Allah yaitu SYIRIK BESAR. Sebab mendekatkan diri dengan penyembelihan hanya
boleh dikerjakan untuk Allah tidak boleh mendekatkan diri dengan itu untuk selain Allah. Allah
berfirman: “katakanlah, sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah
Rabb alam semesta, tiada sekutu baginya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku
adalah orang yang pertama tama menyerahkan diri kepada Allah” (QS: Al Anam: 162-163). Adapun
Annusuk / ibadah, salah satunya adalah penyembelihan. Allah berfirman: “maka sholatlah untuk
Rabbmu dan berkurbanlah” (QS; Al Kautsar: 2). Maka Allah menetapkan an Nusuk (penyembelihan)
berkaitan dengan sholat dan Allah menetapkan an Nahr yaitu penuyembelihan berkaitan dengan sholat.

Sebagaimana sholat tidak boleh kepada selain Allah, maka demikian juga tidak boleh/ haram
menyembelih untuk selain Allah. Sedangkan sebagian manusia ada yang menyembelih untuk selain
Allah, menyembelih untuk orang orang yang sudah mati. Karena mengharapkan manfaat dari orang orag
yang sudah mati atau berharap dijauhkan dari bahaya, atau untuk menyembuhkan penyakit yang
dideritanya atau yang diderita anak anaknya. Dia menyembelih untuk orang orang yang mati sebab
untuk penyembuhan dan pengobatan. Sebagaimana syaiton syaiton dari manusia dan jin telah
menghiasi kepada mereka, menghiasi perbuatan mereka menyembelih untuk selain Allah.

Adapun di dalam sunnah, Allah melaknat orang yang meyembelih utuk selain Allah sebagaimana tertera
di haditsnya Ali maka syirik besar membatalkan aqidah dari sisi pokok dasarnya. Dan demikian juga
termasuk syirik besar jika memalingkan salah satu bentuk ibadah kepada selain Allah. Seperti doa,
penyembelihan, nadzar dan selain itu, yang perkara perkara syirik besar tersebut kebanyakan terjadi di
sisi pekuburan. Perkara perkara yang terjadi di kebanyakan negara negara kaum muslimin. Dan
terkadang orang bodoh tertipu dengan yang demikian, terutama Karena dia berharap dan dikatakan
kepadanya bahwa dia akan mendapatkan ini dan itu. Maka diapun menyembelih dan bernadzar untuk
selain Allah seraya berkata bahwa prbuatan ini termasuk Tawassul (perantara) dengan orang orang
shalih. Perbuatan ini termsuk syirik walaupun dinamakan tawassul (menjadikan perantara) tetap saja
syirik, Karena NAMA TIDAK MENGUBAH HAKIKAT SEBENARNYA.

Dan juga yang termasuk merusak aqidah yaitu SYIRIK KECIL. Yang bisa terjadi dengan perkataan yang
jelas seperti sumpah dengan selain nama Allah. Nabi bersabda: “barang siapa bersumpah dengan selain
nama Allah maka dia telah kafir atau berbuat syirik” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi). Nabi bersabda:
“janganlah kalian bersumpah atas nama ayah ayah kalian” (HR. Abu Dawud dan an Nasai).

Nabi bersabda “barang siapa yang bersumpah, maka bersumpahlah dengan nama Allah atau hendaknya
ia diam.” (HR. BUkhori). Bersumpah dengan selain nama Allah adalah syirik tetapi termasuk syirik kecil.
Kecuali jika maksudnya untuk memuliakan makhluk sebagaimana setara dengan meuliakan Allah. Maka
sumpah tersebut menjadi syirik besar. Dan syirik ini banyak terjadi pada lisan lisan atau perkataan, yaitu
orang yang bersumpah dengan selain nama Allah. Dan bersumpah dengan nama Nabi, bersumpah
dengan menyebut ka’bah, bersumpah dengan menyebut amanah, maka semua ini syirik. Yaitu syirik
yang bisa menjadi kecil atau besar sesuai dengan niat orang yang mengucapkan sumpah. Hal ini banyak

Page 3 of 7
terjadi pada orang orang yang tidak mengetahui hakikat sebenarnya TAUHID. Dan mereka tidak
membaca larangan tentang haramnya bersumpah dengan selain nama Allah.

Dan termsuk demikian itu (syirik) yaitu apa apa yang terjadi di dalam hati yang termasuk riya, riya dalam
pengamalan ibadah. Seorang hamba yang menunaikan suatu ibadah, penampakan ibadahnya seakan
akan untuk Allah, pdahal dia beribadah niatnya untuk dilihat manusia. Agar dia dipuji, disanjung manusia
atau selain itu yang termasuk maksud maksud niat untuk selain Allah, maka ini adalah riya wal’iyadzu
billah. Nabi bersabda: “maukah kalian kubari tahutentang sesuatu yang menurutku lebih aku
khawawtirkan menimpa kalian daripada fitnah dajjal? mereka berkata” ya wahai Rasululloh, beliau
bersabda: “syirik khofi (yang tersembunyi)” adapun syirik khofi maksudnya adalah riya. Tersembunyi
Karena terjadi di dalam hati, tidak ada yang mengetahuiya selain Allah. Contohnya seorang lelaki berdiri
untuk sholat lalu dia membaguskan sholatnya agar orang lain melihatnya. Allah berfirman: “maka
kecelakaanlah bagi orang orang yang shalat, yaitu orang yang lalai dari shalatnya, orang orang yang
berbuat ria dan enggan menolong dengan barang berguna” (QS. Al Maun:4-7).

Ria merupakan bahaya yang serius, Nabi sunggun sangat khawatir riya menimpa pada para sahabatnya.
Sebab setiap manusia menyukai sanjungan, pujian dan penampilan yang bagus. Terkadang hal hal
tersebut mengandung riya di dalam ibadah ibadah. Keadaannya membaguskan di dalam tubuh, pakaian,
busana, minyak wangi dan penampilan yang baik, hal ini memang yang diminta dalam agama termasuk
ibadah. Adapun keadaannya adalah ia membagusi dalam amal amal ibadah di sisi manusia, dan ia tidak
mengharapkan wajah Allah tetapi mengharapkan pujian manusia, maka ini musibah yang besar, Nabi
bersabda: “sesungguhnya yang paling kukhawatirkan akan menimpa kalian adalah syirik khofiy” dianya
Nabi: “apa itu ya Rasululloh”, Nabi menjawab: “Riya”. Dinamakan riya Karena termasuk penglihatan,
yaitu seseorang ingin agar orang lain melihatnya,

Demikian juga sum’ah, sum’ah itu serupa dengan riya, yaitu seseorang ingin agar orang lain
mendengarnya. Mendengar doanya dan perkataannya yang nampaknya kalimat yang baik dan dzikir
kepada Allah. Padahal dia ingin agar manusia memujinya, menyebutnya sebagai orang yang banyak
berdzikir. Dan orang yang pertama kali masuk neraka pada hari kiamat ada tiga.

1. Seorang lelaki yang telah Allah berikan ilmu maka dia mengajarkannya, tetapi dia
mengajarkannya sebab riya.
Orang seperti ini didatangkan pada hari kiamat, lalu Allah berkata kepadanya: “apa yang telah
kamu kerjakan ”dia berkata: ”wahai rabbku, aku telah belajar dan mengajarkan ilmu tersebut
Karena Engkau”. Allah berkata: “engkau bohong, engkau belajar dan mengajarkan ilmu tersebut
Karena ingin dikatan sebagai orang berilmu” kemudia diperinthkan malaikat untuk menyeretya
ke neraka.
2. Seorang lelaki yang telah Allah berikan padanya harta yang banyak, dan dia bersedekah, tetapi
dia menghendaki pujian manusia, bukan pahala dari Allah semata.
Orang seperti ini didatangkan pada hari kiamat, lalu Allah berkata kepadanya: “apa yang telah
kamu kerjakan” dia berkata: ”wahai rabbku, tidak aku tinggalkan pintu yang aku sukai untuk
memberi sedekah padanya kecuali telah aku berikan sedekah”. Allah berkata: “engkau bohong,
engkau mengerjakannya Karena ingin dikatan sebagai orang dermawan” kemudia diperinthkan
malaikat untuk menyeretya ke neraka.
3. Seorang lelaki yang berjihad di jalan Allah, dia telah membunuh orang orang kafir, tetapi dia
tidak mengharap wajah Allah, sesungguhnya dia ingin disebut sebagai pemberani.

Page 4 of 7
Orang seperti ini didatangkan pada hari kiamat, lalu Allah berkata kepadanya: “apa yang telah
kamu kerjakan” dia berkata: ”wahai rabbku, aku telah berjihad di jalanMu hingga aku terbunuh
mati syahid” dan dia berniat agar manusia memujinya sebagai pemberani. Allah berkata:
“engkau bohong, engkau membunuh Karena ingin dikatan sebagai orang pemberani” kemudia
diperinthkan malaikat untuk menyeretya ke neraka.

Akan tetapi hokum manusia adalah basyar yang syaiton mendatanginya dan membisikkan padanya
kecintaan pada pujian dan sanjungan. Maka manusia menampakkan ibadah agar manusia yang lain
memujinya padahal asalnya dia memulai ibadah tidak menginginkan riya. Dan bila riya itu terus berlanjut
maka sungguh amalannya batal atau terhapus Karena RIYA MEMBATALKAN AMALAN.

Hal lain yang dapat merusak aqidah adalah seperti seseorang pergi ke tukang sihir atau tukang ramal
atau dukun Karena untuk pengobatan, dengan penilain bahwa dia tertimpa penyakit dan mereka ingin
menyembukan atau mengobati penyakit tersebut. Tidak ada dosa padanya dalam pengobatan, Nabi
bersabda: “berobatlah, wahai hamba hamba Allah dan janganlah kalian berobat dengan keharoman,
tetapi jika berobat dengan perkara perkar yag boleh maka dia tidak disalahkan.” Nabi bersabda: “Allah
tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan obatnya”. Seperti ruqyah syar’iah, doa doa. Dapun bila
dia ingin berobat dengan perkara yang haram maka tidak boleh. Seperti berobat dengan menyembelih
untuk selain Allah disisi tukang ramal atau dukun dan tukang sihir. Seperti berobat dengan jimat jimat,
dengan perkara perkara syaiton untuk penyem buhan. Oleh sebab itulah Nabi bersabda: “barangsiapa
yang mendatangi tukang ramal atau dukun dan dia membenarkan apa yang tukan ramal itu katakana,
maka dia sungguh telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi ‘alaihissholatu wa ssalam.” (HR.
Ahmad, al Baihaqi, al Hakim).

Dan Muslim meriwayatkan di kitab shohihnya: “barang siapa mendatangi tukang ramal, sholatnya tidak
akan diterima selama 40 hari.” Maka tidak boleh pergi ke tukang ramal atau dukun untuk berobat atau
menanyakan perkara-perkara yang ghaib atau tentang masa depannya. Orang yg seperti ini dia tidak
bertawakkal kepada Allah dan dia tidak percaya bahwa tidak ada yang mengetahui ilmu ghoib kecuali
Allah.

Demikian juga sihir telah menimpa pada manusia, adapun sihir adlah penyakit yang berbahaya. Nabi
telah disihir oleh orang Yahudi, tetapi obatnya dengan perkara-perkar yang boleh yaitu ruqyah
syar’iyyah. Obatnya dengan obat obat yang boleh. Adapun mengobati sihir dengan sihir maka ini
kekufuran kepada Allah dan kerusakan pada aqidah. Nabi bersabda: “bukan golongan kami, orang yang
melakukan perdukunan dan yang meminta jasanya, atau orang yang meramal dan yang meminta
diramal.” “hanya syaiton syaiton lah yang kafir (mengerjakan sihir) mereka mengajarkan sihir kepada
manusia” (QS. ALbaqarah: 102). “keduanya tidak mengajarkan kepada seorangpun sebelum
mengatakan: “sesungguhnya kami hanyalah cobaan bagimu, oleh sebab itu jangnlah kamu kafir” (QS.
ALbaqarah: 102). Ayat ini menunjukkan bahwa sihir termasuk kekufuran, mempelajarinya dan
mengajarkannya. Demikia juga dengan berobat dengan sihir, maka seseorang tidak boleh pergi ke
tukang sihir utuk mengobati sihir pada dirinya.

Nabi juga pernah terkena sihir akan tetapi beliau berobat dengan ruqyah syar’iyah dengan membacakan
alquran yaitu dengan surat al ikhlash dan muawwidzatain, maka Allah menyembuhkannya.

Demikian juga yang termasuk merusak aqidah yaitu Tathoyyur, yaitu berburuk sangka melalui perantara
benda-benda, burung burung, orang orang tertentu, berburuk sangka melalui perantara hewan ternak

Page 5 of 7
dan tanah atau tempat yang disucikan. Inilah arti tathoyyur yang menunjukkan lemahnya aqidah sebab
seorang mukmin hanya bertawakkal dan bergantung kepada Allah dan tidak melakukan tathoyyur atau
thiyaroh. Nabi bersabda: “thiyaroh adalah syirik, thiyaroh adalah syirik, thiyaroh adalah syirik” (HR. Abu
Dawud dan Ibnu Majah). Ibnu mas’ud berkata “tidak ada yang bisa menghilangkan prasangka buruk di
hatinya”. Maka wajib atas kita bertawakkal kepad Allah dan jangan mengurungkan niatnya beramal
Karena thiyaroh.

Dan juga yang termasuk syirik adalah ucapan: “seasndainya bukan Karena Allah dan kamu”, “apa apa
yang Allah dan engkau kehendaki” dan semisalnya “seandainyha bukan Karena pertolongan Fulan…” ini
termasuk syirik kecil yaitu syirik dalam perkataan. Maka wajib atas setiap muslim untuk menjauhi pada
kalimat: “seandainya….” Nabi bersabda: “bersemangatlah atas hal hal yang bermanfaat bagimu, minta
tolonglah pada Allah dan janganlah kamu bersikap lemah” seandainya sesuatu menimpamu janganlah
kau katakana: “seandainhya saya telah berbuat demikian maka pasti terjadi demikian dan demikian…”
tapi katakanlah: “qodarullohi wamaa syaa’a fa’ala” “ini sudah jadi takdir Allah”, maka sugguh kalimat
“seandainya” membuka pintu pengamalan syaito. (HR. Ahmad, dan Muslim). Nabi bersabda:
“ketahuilah, sesungguhnya jika ummat berkumpul untuk mendatangkan suatu menfaat kepadamu,
niscaya mereka tidak akan dapat memberi manfaat sedikitpun kecuali sesuai apa yang telah dietapkan
Allah bagimu, dan jika mereka berkumpul untuk menimpakan suatu bahaya kepadamu, niscaya mereka
tidak akan bisa menimpakannya padamu kecuali yang telah ditetapka Allah bagimu. (HR. Tirmidzi)” Nabi
bersabda: “yakinlah bahwa apa yang menimpamu tidak akan luput darimu, serta apa yang luput darimu
tidak akan menimpamu” (HR. Tirmidzi). Maka wajib atas muslim untuk menggantungkan hatinya kepada
Allah.

Perkara lain yang trmasuk merusak aqidah yaitu Tabarruk (mencari berkah) dari bekas-bekas benda
peninggalan, pepohonan, dll yaitu keyakinan akan mendapatkan keberkahan dari benda-benda,
sedangkan keberkahan sumbernya dari Allah. Benda benda tersebut tidak memiliki manfaat ataupun
mudhorot. Kecuali benda tersebut dijadikan oleh Allah sebagai tempat yang diberkahi, maka boleh
bertabarruk dengannya seperti air zam-zam, thowaf, sholat dan berdo’a di ka’bah. Dan keberkahan itu
adalah dari Allah bukan dari tempat tempat ini. Sungguh tempat2 ini adalah sarana yang dijadikan oleh
Allah untuk beribadah. Oleh sebab inilah, ketika Nabi pergi menuju perang Hunain, setelah Fathu
Makkah, beliau Bersama sahabatnya yang baru masuk islam, ketika mereka melewati suatu kaum yang
musyrik dan di sisi kaum itu ada sebuah pohon yang dijadkan tempat menari berkah atau tabarruk.
Orang musyrik itu beri’tikaf dan menggantungkan senjata mereka di pohon itu dalam rangka tabarruk.
Kemudian sahabat yang baru msuk islam itu berkata: “ya Rosulalloh, buatkanlah untuk kami dzatu
anwath seperti mereka memiliki dzatu anwath, kemudian nabi marah dan bersabda: “Allahu akbar 3x,
sesungguhnya ini adlah jalan yaitu taklid” <kisah bani israil dalam surah Al-A’raf 138-141>. Dan kisah
Umar dalam mencium batu Hajar aswad dalam shahih bukhori dan muslim.

Penutup: surah Al An’am: 162-164

Waffaqollohul jamiy’a lima yuhibbu wa yardzo

Shollallohu wa sallam ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa ashabihi ajma’in.

Page 6 of 7
Page 7 of 7

Anda mungkin juga menyukai