AHAMMIYAH ASY-SYAHAADATAIN
(Kepentingan Dua Kalimat Syahadah)
Urgensi syahadat (ahammiyah asy-syahaadatain) perlu dijabarkan kepada masyarakat agar dapat benar-
benar memahami syahaadah secara konsepional dan secara operasional aplikatif.
Kenapa syahaadah penting karena dengan bersyahadah seseorang bisa menyatakan dirinya sebagai
muslim, syahaadah sebagai pintu bagi masuknya seseorang ke dalam Islam. Pemahaman seorang muslim
terhadap syahaadatain akan dapat melakukan peru-bahanperubahan individu, keluarga ataupun
masyarakat. Dalam sejarah para nabi dan rasul, syahaadah merupakan kalimat yang diper-juangkan. Dan
kalimat inilah yang meng-gerakkan dakwah nabi dan rasul.
Dengan syahaadah tentunya setiap muslim akan mendapatkan banyak pahala dan ganjaran yang besar
dari Allah SWT: Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang
patut disembah kecuali Allah semata dan tidak menyekutukanNya, dan bahwa Nabi Muhammad adalah
hambaNya dan utusanNya, bahwa Nabi Isa adalah hamba Allah dan utusanNya, serta RuhNya
dicampakkan ke dalam din Maryam, surga dan neraka adalah Haq, is akan dimasukkan ke dalam surga
oleh Allah sesuai dengan amal perbuatannya (HR. Bukhari). Begitu pula dalam hadits yang lain
bahwa siapa yang bersaksi tiada Tuhan yang patut disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah
Rasulullah, Allah telah mengharamkan badannya untuk disentuh neraka.
Mereka yang mendapatkan pahala dari Allah adalah yang bersyahadat. Pengakuan syahadat manusia
terhadap laa ilaaha illa Allaah belum dianggap syahadat jika tidak mengandung makna pengakuan bahwa
tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah semata dengan akal dan dengan hati, kemudian
syahadat diucapkan dengan lidah, dengan tegas serta tidak boleh berubah atau murtad.
Ahammiyah Asy-Syahaadatain (Kepentingan Bersyahadat)
Syahaadatain adalah rukun Islam yang pertama. Urgensisyahaadah ini karena syahaadah sebagai dasar
dan asas bagi rukun Islam lainnya dan menjadi tiang untuk rukun Iman dan Dien. Syahaadatain ini
menjadi ruh (semangat), inti dan landasan seluruh ajaran Islam. Oleh sebab itu, sangat
penting syahaadah dalam kehidupan setiap muslim. Sebab-sebab kenapa syahaadah penting bagi
kehidupan muslim karena syahadah adalah :
1. Pintu masuknya Islam.
2. Intisari ajaran Islam.
3. Dasar-dasar perubahan menyeluruh.
4. Hakikat dakwah para rasul.
5. Keutamaan yang besar.
1. Madkhal Ilaa Al-Islaam (Pintu Masuk ke Dalam Islam)
Sahnya iman seseorang adalah dengan menyatakansyahaadatain. Tanpa mengucapkan
kalimat syahadatainmaka amal yang dikerjakan bagaikan abu atau fatamorgana yang terlihat tapi tidak
ada. Allah menyebutkan bagaikan debu yang beterbangan kepada amal baik sekalipun yang tidak didasari
oleh syahadat.
Kesempurnaan iman seseorang bergantung kepada pemahaman dan pengamalan syahaadatain.
Syahaadatainmenjadi pembeda manusia kepada muslim dan kafir.
Pada dasarnya setiap manusia telah bersyahadahRubbubiyah di alam arwah, tetapi ini saja belum cukup,
untuk menjadi muslim mereka harus bersyahadah Uluhiyah dansyahaadah Risalah di dunia. Manusia
bersyahadah di alam arwah sehingga fitrah manusia mengakui keesaan Allah SWT. Ini perlu
disempurnakan di dunia dengan membacasyahaadatain sesuai ajaran Islam.
Pentingnya mengerti, memahami dan melaksanakansyahaadatain. Manusia berdosa akibat melalaikan
pemahaman dan pelaksanaan syahaadatain.
Manusia menjadi kafir karena menyombongkan diri terhadapLaa ilaaha illa Allaah.
Yang dapat bersyahadat dalam arti sebenarnya adalah hanya Allah SWT, para Malaikat dan orang-orang
yang berilmu yaitu para Nabi dan orang yang beriman kepada mereka.
Dalil
Hadits. Rasulullah SAW memerintahkan Mu'az bin Jabal untuk mengajarkan dua
kalimat syahaadah, sebelum pengajaran lainnya.
Hadits. Pernyataan Rasulullah SAW tentang misi Laa ilaaha illa Allaah dan kewajiban manusia untuk
menerimanya.
Q. 47:19. Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah dan mohonlah
ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah
mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.
Hadits. Diriwayatkan dari Utsman RA yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda barang siapa
meninggal sedang ia mengetahui bahwa tak ada tuhan disembah kecuali Allah, ia masuk surga. Dalam
Kitab As Sahih.
Q. 37:35. Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illa Allaah" (tiada
Tuhan melainkan Allah) mereka menyombongkan diri.
Q. 3:18. Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan.
Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan
melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Q. 7:172. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka
dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"
Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu)
agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang
lengah terhadap ini (keesaan Tuhan) ".
Q. 25:23. Dan Kami menghadap kepada apa yang mereka telah kerjakan dari amal (baik), lalu Kami
jadikan dia debu yang beterbangan.
Q.39: 64-65. Katakanlah apakah patut sesuatu yang lain dari Allah, kamu suruh aku menyembah,hai
orang-orang yang bodoh? Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada mereka yang
sebelummu, bahwa jika engkau menyekutukan Allah, niscaya gugur amalmu dan tentulah engkau
termasuk orang-orang yang rugi.
2. Khulaashah Ta'aaliim Al-Islaam (Intisari Ajaran Islam)
Pemahaman muslim terhadap Islam bergantung kepada pemahaman pada syahaadatain. Seluruh ajaran
Islam terdapat dalam dua kalimat yang sederhana ini. Ada 3 hal prinsip syahaadatain
1. Pernyataan Laa ilaaha illa Allaah merupakan penerimaan penghambaan atau ibadah
kepada Allah SWT saja. Melaksanakan minhajillah(sistem/aturan Allah SWT)
merupakan ibadah kepadaNya.
2. Menyebut Muhammad Rasulullah meru-pakan dasar penerimaan cara penghambaan itu
dari Muhammad SAW Rasulullah adalah teladan dan ikutan dalam
mengikuti Minhajillah.
3. Penghambaan kepada Allah SWT meliputi seluruh aspek kehidupan. la mengatur
hubungan manusia dengan Allah SWT dengan dirinya sendiri dan dengan
masyarakatnya.
Makna laa ilaaha illa Allaah adalah penghambaan kepada Allah SWT Wujud penyerahan diri hanya
kepada Allah saja yang menciptakan manusia.
Rasul diutus dengan membawa ajaran tauhid yaitu kalimatlaa ilaaha illa Allaah. Melalui contoh Nabi
SAW, manusia melakukan ibadah yang tepat dalam melaksanakan syariat Islam.
Muhammad SAW adalah teladan dalam setiap aspek kehidupan termasuk bagaimana cara mentauhidkan
Allah SWT.
Aktifitas hidup hendaknya mengikuti ajaran Mu-hammad SAW, karena dengan mengikutinya akan
mendapatkan berkah dan rahmat dari Allah SWT.
Seluruh aktivitas hidup manusia secara individu, masyarakat dan negara mesti ditujukan kepada
mengabdi Allah SWT saja.
Islam adalah satu-satunya syariat yang diridhai Allah SWT Tidak dapat dicampur dengan syariat lainnya.
Dalil
Q. 2:21. Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa.
Q. 51:56. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.
Q. 21:25. Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan
kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".
Q. 33:21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Q. 3:31. Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu: Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Q. 6:162. Katakanlah: "Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah, Tuhan semesta alam".
Q. 3:19. Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang
yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang
ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat
cepat hisabNya.
Q. 3:85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama
itu) daripadanya, dan diakhirat termasuk orang-orang yang merugi.
Q. 45:18. Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu,
maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orangorang yang tidak mengetahui.
Q. 6:153. Dan bahwa (yang kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari
jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.
Sirah Shahabat
3. Asaas Al-Inqilaab (Dasar-dasar Perubahan)
Syahaadatain mampu merubah manusia dalam aspek ke-yakinan, pemikiran, maupun jalan hidupnya.
Perubahan meliputi berbagai aspek kehidupan manusia secara individu atau masyarakat.
Ada perbedaan penerimaan syahaadatain pada generasi pertama umat Muhammad dengan generasi
sekarang. Perbedaan tersebut disebabkan pemahaman terhadap makna syahaadatain secara bahasa dan
pengertian/ pemaknaan, serta sikap konsisten terhadap syahaadahtersebut dalam pelaksanaan ketika
menerima maupun menolak.
Umat terdahulu langsung berubah ketika menerimasyahaadatain. Sehingga mereka yang tadinya bodoh
menjadi pandai, yang kufur menjadi beriman, yang bergelimang dalam maksiat menjadi takwa
dan abid (penghamba), yang sesat mendapat hidayah. Masyarakat yang tadinya bermusuhan menjadi
bersaudara di jalan Allah SWT Syahaadatain telah berhasil merubah masyarakat
dahulu maka syahaadatain pun dapat merubah umat sekarang menjadi baik.
Penggambaran Allah SWT tentang perubahan yang terjadi pada para sahabat Nabi, yang dahulunya
berada dalam kege-lapan jahiliyah kemudian berada dalam cahaya Islam yang gemilang.
Perubahan individu contohnya terjadi pada Mush'ab bin Umair yang sebelum mengikuti dakwah rasul
merupakan pemuda yang paling terkenal dengan kehidupan yang glamour di kota Mekkah tetapi setelah
menerima Islam, ia menjadi pemuda sederhana yang dai, duta rasul untuk kota Madinah. Kemudian
menjadi syuhada Uhud. Saat syahidnya rasulullah membacakan ayat ini.
Beberapa reaksi masyarakat Quraisy terhadap kalimat tauhid sangat beragam. Mereka yang menggunakan
akalnya akan dapat mudah menerima kalimat tauhid tetapi sebaliknya mereka yang menggunakan hawa
nafsu serta adanya berbagai kepentingan akan menyulitkan mereka memahami kalimat tauhid.
Reaksi musuh terhadap keimanan kaum mukminin terhadap Allah SWT, di antaranya adalah penyiksaan,
penahanan, pemboikotan bahkan pembunuhan.
Musuh Allah seperti kaum musyrikin senantiasa memerangi mereka yang konsisten dengan pernyataan
Tauhid. Orang yang beriman dalam sejarah selalu mampu mempertahankan keimanannya dalam
menghadapi serangan musuh secara fisik, tetapi serangan opini dan pemikiran terkadang umat Islam kalah
seperti yang terjadi pada saat ini.
Dalil
Q. 6:122. Dan apakah orang yang sudah mati kemudian Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya
cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia,
serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari
padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka
kerjakan.
Q. 33:23. Di antara orang-orang mukmin itu ada orangorang yang menepati apa yang telah mereka
janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang
menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya).
Q. 37:35-37. Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illa Allaah
(Tiada Tuhan melainkan Allah) mereka menyombongkan diri, dan mereka berkata: 'Apakah
sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?"
Sebenarnya dia (Muhammad) telah datang membawa kebenaran dan membenarkan rasul-rasul
sebelumnya.
Q. 85:6-10. Ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat
terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan
karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
Q. 18:2. Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi
Allah dan memberi ber`ita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh,
bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik.
Q. 8:30. Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk
menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya
dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.
Hadits. Laa ilaaha illa Allaah, kalimat yang dibenci penguasa zalim.
Hadits. Janji Rasul bahwa kalimat tauhid akan memuliakan kaumnya.
4. Haqiiqah Da'wah Ar-Rusul (Hakikat Seruan ParaRasul)
Setiap Rasul semenjak nabi Adam AS hingga nabi besar Muhammad SAW membawa misi dakwah yang
sama yaitusyahaadah. Makna syahaadah yang dibawa juga sama yaituLaa ilaaha illa Allaah. Dakwah
rasul senantiasa membawa umat kepada pengabdian Allah SWT saja.
Nabi Ibrahim berdakwah kepada masyarakat untuk membawanya kepada pengabdian Allah SWT saja.
Para nabi semenjak nabi Adam AS hingga Muhammad SAW membawa dakwah bahwa ilah hanya satu
yaitu Allah SWT saja. Allah sebagai ilah adalah misi para Nabi untuk disampaikan kepada seluruh
manusia.
Dalil
Q. 60:4. Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang
bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri
daripada kamu dan daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah
nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman
kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku akan memohonkan
ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim
berkata) "Ya Tuhan kami hanya Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat
dan hanya kepada Engkaulah kami kembali".
Q. 18:110. Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan
kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barangsiapa mengharap
perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
5. Fadhaail 'Azhiimah (Ganjaran yang Besar)
Banyak ganjaran dan pahala yang diberikan oleh Allah SWT dan dijanjikan oleh Nabi Muhammad SAW
Ganjaran dapat berupa material ataupun moral. Misalnya kehahagiaan di dunia dan akhirat, rezeki yang
halal serta keutamaan lainnya. Keu-
tamaan ini selalu dikaitkan dengan
aplikasi dan
implikasisyahaadah dalam kehidupan
sehari-hari. Dihindarkannya kita dari
segala macam penyakit dan kesesatan di
dunia dan di akhirat.
Dalil
Hadits. Allah SWT akan menghindarkan
neraka bagi mereka yang menyebut
kalimat syahaadah.
Hadits. Orang yang pada akhir kalimatnya (waktu ajal) mengucapkan Laa ilaaha illa Allaah dijamin
masuk surga.
Hadits. Dua perkara yang pasti, Kata Rasulullah SAW Maka seorang sahabat bertanya, Apakah perkara
itu ya Rasulullah? Rasulullah SAW menjawab, Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak
menyekutukan Allah dengan sesuatu, is tetap masuk surga (HR. Ahmad).
Madlulu Syahadatain (Kandungan kalimat Syahadat)
Selasa, 05 Juni 20122komentar
Syahaadatain begitu berat diperjuangkan oleh para sahabat, Nabi SAW bahkan mereka siap dan tidak
takut terhadap segala ancaman orang kafir. Sahabat nabi misalnya Habib berani rnenghadapi siksaan yang
dipotong tubuhnya satu-satu oleh Musailamah, Bilal bin Rabah tahan menerima himpitan batu besar di
siang hari yang panas dan beberapa deretan nama sahabat lainnya. Mereka
mempertahankan syahadatain. Muncullah pertanyaan kenapa mereka bersedia dan berani
mempertahankan-kalimat syahaadah? Ini disebabkan karena kalimat syahaadah mengandung makna.
yang sangat mendalam bagi mereka. Syahaadah bagi mereka dipahami dengan arti yang sebenarnya yang
melingkupi Pengertian ikrar, sumpah dan janji.
Mayoritas umat Islam mengartikan syahadat sebagai ikrar Saja, apabila mereka tahu
bahwa syahaadah juga mengandung arti sumpah dan janji, serta tahu bahwa akibat janji dan sumpah
maka mereka akan benar-benar mengamalkan Islam dan beriman. Iman sebagai dasar dan juga hasil dari
pengertian syahaadah yang betul. Iman merupakan pemyataan yang keluar dari mulut, juga diyakini oleh
hati dan diamalkan oleh perbuatan sebagai pengertian yang sebenarnya dari iman. Apabila kita
mengamalkan syahaadah dan mendasarinya dengan iman yang konsisten dan istiqamah, maka beberapa
hasil akan dirasakan seperti keberanian, ketenangan dan optimis menjalani kehidupan. Kemudian Allah
SWT memberikan kebahagiaan kepada mereka di dunia dan di akhirat.
َّ ) َم ْدلُ ْو ُل ال
Kandungan Kalimat Syahadat ( شهَادَة
Syahadah adalah prinsip dasar yang dianut setiap mukmin. Ia merupakan kombinasi antara keyakinan dan
pemahaman. Keyakinan saja yang tidak didasari oleh pemahaman masih akan dapat diguncang.
Sementara pemahaman tanpa keyakinan, juga akan menyebabkan syahadah menjadi mandul dan tidak
memiliki daya dorong yang kuat. Harus dipahami bahwa Syahadah yang benar mengandung unsur-unsur
yang tanpanya syahadah tidak akan dapat tegak. Adapun unsur dimaksud adalah :
A. Pernyataan ( ُ) ا َ ِإل ْق َرار
Iqrar yaitu suatu pernyataan seorang muslim mengenai apa yang diyakininya. Pernyataan ini sangat kuat
karena didukung oleh Allah SWT, Malaikat dan orang-orang yang berilmu (Para nabi dan orang yang
beriman). Jika sajaُseorangُmukminُmengatakanُ“LaُIlaahaُIllallah”,ُmakaُpertama-tama adalah bahwa
pernyataan itu harus diucapkan dengan segenap keyakinan dan kesadaran bahwa yang penting dari
pernyataan itu adalah pembuktian. Hasil dari ikrar ini adalah kewajiban kita untuk menegakkan dan
memperjuangkan apa yang diikrarkan. Oleh karena yang menjadi saksi bagi pernyataan itu adalah Allah
sendiri. Allah lebih tahu bahwa Ia adalah Tuhan. Yang oleh karena itu Allah akan menuntut bukti agar
hambanya yang mengucapkan pernyataan itu dapat membuktikan bahwa ia meng-Ilahkan Allah dalam
setiap sisi kehidupannya. Tidak ada tempat dan waktu yang kosong dari pembuktian bahwa dirinya
memang betul memperhamba dirinya kepada Allah. Allah adalah Tuhannya dalam keadaan sedih maupun
senang, sendiri ataupun di tengah keramaian, diam atau bicara. Ia sadar dan yakin bahwa Allah adalah
Murabbiُbaginya.ُKarenaُAllahُadalahُrabbulُ‘alamin.
Persaksian kebenaran syahadat langsung oleh Allah, malaikat dan orang-orang mukmin. Malaikat adalah
makhluk yang langsung menyaksikan kebesaran Allah. Dan oleh karenanya mereka tidak sedikitpun
membangkangُ kepadaُ Allah.ُ Sementaraُ orangُ mu’minُ adalahُ merekaُ yangُ hatinyaُ (Qs.ُ 49:14)ُ
merasakan ketundukan kepada Allah Dalam surat Ali Imran,3:18. Allah menyatakan bahwasanya tidak
ada Tuhan melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu
(juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha perkasa lagi Maha
Bijaksana.
Keterangan tersebut di atas menunjukkan adalah wajar jika seorang mukmin memiliki kemantapan
hati.Keyakinan hati inilah yang menyebabkan mereka tidak ragu sedikitpun untuk terus
mengumandangkan kalimat tauhid. Bahkan mereka dengan bangga akan mengumandangkan kalimah itu,
walau apapun resikonya. Bilal ibn Rabbah tetap saja mengucapkan kata-kataُ“ahad”ُwalaupunُUmayyahُ
ibn Khalaf, majikannya terus menyiksanya.
Ikrar Syahadah merupakan pernyataan keyakinan seorang hamba mukmin terhadap pemeliharaan Allah
terhadap dirinya. Nyaris seluruh sistem dalam tubuhnya langsung dikendalikan oleh kekuatan Rabbul
‘alamin.ُ Sistemُ peredaranُ darahnya,ُ debaranُ jantungnya,ُ pencernaannyaُ danُ banyakُ lainnyaُ langsungُ
tunduk pada sistem rabbaniyah. Itulah kenapa manusia tidak dapat menolak rasa ketuhanan (God
Conciousness) yang muncul dalam dirinya. Bahkan itu sudah menjadi fitrah dirinya
(Qs. 7:172) yang berbunyi “Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari Para nabi:
“Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadarnu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu
seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman
kepadanya dan menolongnya”. Allah berfirman: Apakah karnu mengakui dan menerima perjanjianKu
terhadap yang dernikian itu?” Mereka menjawab: “Kami mengakui”. AlIah berfirman: “Kalau begitu
saksikanlah (hai Para nabi) dan Aku menjadi saksi (Pula) bersama. kamu”.
Ayat senada terdapat dalam
Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku berikan
kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa
yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. Allah
berfirman: “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” Mereka
menjawab: “Kami mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku
menjadi saksi (pula) bersama kamu”.Q. 3:81
Ikrar Para nabi mengakui kerasulan Muhammad SAW meskipun mereka hidup sebelurn kedatangan
Rasulullah SAW. Oleh karena keyakinanُ iniُ datangُ dariُ Rabbulُ ‘alamin,ُ makaُ tidakُ adaُ perbedaanُ
muwashofat (sifat, karakter) dari mereka yang berikrar syahadah. Semua mereka adalah saudara yang
salingُ mendukung,ُ salingُ membela.ُ Merekaُ dihubungkanُ menjadiُ saudaraُ denganُ ikatanُ ‘aqidahُ ini.
Tidak ada lagi ikatan-ikatan kecil yang layak dibanggakan setetalh Allah menghubungkan nasab mereka
menjadiُ sesamaُ muslim.ُ Bilalُ binُ Rabbahُ pernahُ mengatakanُ ‘pantangُ bagikuُ untukُ menyakitiُ
saudaraku sendiri, walau untuk itu mereka akan menguliti tubuhku’.ُ Hilanglahُ
berbagai ‘ashabiyah(kebanggaan akan suku, kelompok), berganti dengan ikatan persaudaraan yang
dibangun di atas landasan aqidah Islamiyah. Diriwayatkan oleh Al-HafizhُAbuُYa’laُMushiliُdariُAnasُ
bin Malik RA. Berkata Rasulullah SAW membacakan kepada kami ayat, “Sesungguhnya orang-orang
yang mengatakan “Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka meneguhkan pendiriannya, sungguh telah
banyak diucapkan oleh banyak orang kemudian kebanyakan mereka kafir, Maka barang siapa yang
mengatakannya sampai mati sesungguhnya orang itu telah beristiqamah diatasnya”
َ َ) ا َ ْلق
B. Sumpah ( ُسم
Sumpah yaitu pernyataan kesediaan menerima akibat dan resiko apapun dalam
mengamalkan syahaadah. Muslim yang menyebut asyhadu berarti siap dan bertanggungjawab dalam
tegaknya Islam dan penegakan ajaran Islam.Sebenarnya kesiapan menerima resiko bermula dari
keyakinan dan kepahaman mereka terhadap syahadah yang mereka ucapkan. Syahadah
adalah agreement antara seorang hamba dengan Tuhannya. Dengan perjanjian itu, Alllah menjanjikan
kepada mereka ridho dan syurga-Nya (Qs. 61:10). Namun untuk mendapatkan janji Allah itu mereka
harus menyerahkan diri dan hartanya di jalan Allah (Qs.9:111). Penyerahan itu ditandai dengan kesiapan
total untuk menjadikan Islam sebagai minhaj al-hayah (Qs. 2:208). Di titik inilah seorang mukmin harus
menyadari bahwa akan selalu ada mereka yang tidak rela jika mukmin melakukan ketundukan total
kepada Allah. Mereka tidak hanya tidak suka, tapi juga mengumumkan peperangan terhadap Hizb
Allah ini. Sunnatullah sudah menunjukkan dimana dalam sejarah pelaku dakwah selalu saja bertemu
denganُ merekaُ yangُ terusُ menerusُ menyakitiُ paraُ da’iُ fillah.ُ Dalamُ 13ُ tahunُ pertamaُ dakwahُ
Rasulullah Saw dan para sahabat ra di Makkah, tidak ada satu haripun yang menyenangkan. Tapi betapa
mencengangkan bahwa ternyata tidak ada berita yang sampai kekita bahwa ada di antara mereka yang
murtad karena tidak tahan penyiksaan kaum kuffar. Ada berita Ammar ibn Yasir sempat mengucapkan
kalimat kafir karena beratnya penyiksaan yang dilakukan kepada mereka. Namun itu sangat disesali
olehnya, sampai akhirnya turun ayat yang memaafkan yang berlaku pada Ammar ibn Yasir itu. Satu hal
yangُpatutُditanyaُadalah,ُ“kenapaُparaُsahabatُraُdemikianُteguhnyaُmemegangُkeyakinanُmerekaُitu?”ُ
Tentu saja, karena mereka sadar bahwa konsekuensi dari syahadah yang mereka ucapkan adalah
kebencian dan permusuhan kaum kuffar terhadap mereka. Dan itu tetap saja mereka tahankan dengan
sabar dan tegar (Tsabat) oleh karena mereka tetap berharap janji Allah atas mereka.
Bukan tidak mungkin ada yang tidak tahan memegang syahadah karena beratnya resiko kalimat ini.
Mereka masih menyimpan syahwat mereka terhadap dunia dan kesenangannya. Atau juga tidak tahan
menghadapi penderitaan di atas jalan dakwah. Akhirnya mereka meninggalkan sebagian atau seluruh
keyakinan mereka dan menukarnya dengan kesenangan dunia (tsamanan qalila). Akhirnya mereka
melakukan pelanggaran terhadap sumpah. Pelanggaran terhadap sumpah ini adalah kemunafikan dan
tempat orang munafik adalah neraka jahanam.
Syahaadah berarti sumpah. Orang-orang munafiq berlebihan dalarn pernyataan syahaadahnya, padahal
mereka tidak lebih sebagai pendusta Q. 63:1-2 yang berbunyi “Apabila orang-orang munafik datang
kepadamu, mereka berkata: “Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah”.
Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.
Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan
Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.” Syahadah bukan persaksian lisan
saja. Tapi harus bermula dari keyakinan hati yang kukuh.
Beberapaُ ciriُ orangُ yangُ melanggarُ sumpahnyaُ yaituُ memberikanُ walaa’ُ kepadaُ orang~orangُ kafir,ُ
memperolok-olok ayat Allah SWT, mencari kesempatan dalam kesempitan kaurn muslimin,
menunggu-nunggu kesalahan kaum muslimin, malas dalam shalat dan tidak punya pendirian.
Orang-orang mukmin yang sumpahnya teguh tidak akan bersifat seperti tersebut. Sebagaimana diungkap
dalam Q. 4:138-145 yang berbunyi
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu)
orang-orang yang mengambil orangorang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan
orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya
semua kekuatan kepunyaan Allah. Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al
Qur’an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok olokkan (oleh
orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki
pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa
dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang -orang kafir di dalarn jahannam,
orang munafik dan orang orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjad i pada
dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata:
“Bukankah kami (turut berperang) beserta kamu?” Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan
(ketenangan) mereka berkata: “Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari
orang-orang mukmin?” Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiarnat dan Allah
sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memususnahkan orang-orang yang
beriman. Sesungguhnya oang-orang munafik itu menipu Allah, clan Allah akan membalas tipuan mereka.
Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan
shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah merekamenyebut Allah kecuali sedikit sekali. Mereka dalam
keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini
(orang-orang ‘beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir). Barangsiapa yang
disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi baginya. Hai
orang-orang yang beriman, janganlah karnu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan
meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk
menyiksamu)? Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah
dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.”
1. Taat dalam giat atau malas, di saat susah atau senang dan mudah, baik disukai atau tidak. Ubadah ibn
Tsamitُ mengatakan:ُ “Rasulullahُ memintaُ kamiُ untukُ berbai’atُ kepadanya,ُ makaُ kamipunُ berbai’atُ
kepadanyaُ untukُ selaluُ mendengarُ danُ mentaatinyaُ disaatُ giatُ danُ malas,ُ susahُ danُ mudah.”ُ (HR.ُ
Bukhari Muslim) Q. 2:285. Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-mataikat
Nya, kitab-kitabُ Nyaُ danُ rasulrasulNya.ُ (Merekaُ mengatakan):ُ “Kamiُ tidakُ membedabedakanُ antaraُ
seorangpunُ (denganُ yangُ lain)ُ dariُ rasulrasuNya”,ُ danُ merekaُ mengatakan:ُ “Kamiُ dengarُ danُ kami
taat”.ُ(Merekaُberdoa):ُ“AmpunilahُkamiُyaُTuhanُkamiُdanُkepadaُEngkaulahُtempatُkembali”.
· Sur’atul Istijabah (segera menyambut dan melaksanakan perintah). Tidak lamban, tidak merasa
berat, tidak enggan dan ragu.
· Taharrid diqqah (melaksanakan perintahُ sesuaiُ denganُ arahanُ syari’ahُ danُ bukanُ mengikutiُ
pendapat dan keinginan sendiri).
·ُTidakُmeninggalkanُtugasُtanpaُizinُ(jikaُkonteksnyaُdalamُjama’ah)ُkecualiُdalamُkeadaanُ
sangat darurat. Itupun harus tetap dibarengi dengan istighfar dan menyesal karena tidak dapat
mengikuti perintah.
Seorang mukmin mengetahui bahwa syahadah yang sudah diucapkannya harus dibarengi dengan
kesungguhan mewujudkannya. Ia sadar bahwa Allah Swt memperhatikannya dalam segala keadaan. Oleh
karenanya di saat hatinya merasa lemah (mengalami gejala futur) maka ia bersegera memohon kepada
Allah Swt agar diberi ketegaran dan semangat baru dalam menjalankan ketundukannya kepada Allah. Di
antaraُ do’aُ hambaُ mukminُ adalah “Rabbana la tuzi’ qulubana ba’da iz hadaitanaa wahablana min
ladunka rahmah innaka antal wahhab” atauُjugaُberdo’aُsepertiُRasulullahُSaw “Ya muqallibal Qulub
tsabbit qalbi ‘ala dinika”. Untuk dapat teguh memegang janji, maka seorang hamba mukmin dapat
melakukan hal-hal berikut:
1. Dawamuluju ilallah (senantiasa kembali kepada Allah) atau dengan kata lain, ia membangun
kesadaran muraqabatullah (senantiasa dalam pengawasan dan kedekatan dengan Allah).
2. Ma’rifatu thabi’atu thariq (mengenal karakter jalan dakwah). Dimana dalam dakwah ini sedikit orang
yang mau terlibat (qillatul ‘amilin), banyak bebannya, banyak musuhnya, serta lama dan panjang (Thulu
thariq). Justru disinilah para mukmin harus memperkuat istiqamah, kesabaran dan tawakkal, serta
bersungguh mempersiapkan kekuatan.
3. ‘adamu tanazu’ (menghindari konflik).
Pelanggaran terhadap mitsaq ini berakibat laknat Allah SWT seperti yang pernah terjadi pada orang-orang
Yahudi sebagaimana dinyatakan dalam Q. 2:93. Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu
dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya Kamiُberfirman):ُ“Peganglahُteguh-teguh apa yang
Kamiُ berikanُ kepadamuُ danُ dengarkanlah!ُ ”ُ Merekaُ menjawab:ُ “Kamiُ mendengarkanُ tetapiُ tidakُ
mentaati”.ُ Danُ telahُ diresapkanُ keُ dalamُ hatiُ merekaُ ituُ (kecintaanُ menyembah)ُ anakُ sapiُ karenaُ
kekafirannya. Katakanlah: Amat jahat perbuatan yang diperintahkan imanmu ,kepadamu jika betul kamu
berimanُ(kepadaُTaurat)ُ“.
Ketiga unsur dimaksud, al iqrar, al qasam, dan al mitsaq menjadi satu kesatuan unsur yang harus dimiliki
dalam syahadah. Seseorang baru dapat disebut sebagai mukmin jika memiliki ketiga unsur tersebut di
dalam keimanannya (Qs. 49:14)
Membentuk Iman Berkualitas ( ُ) ا َ ِإل ْي َمان
Iman adalah keyakinan tanpa keraguan, penerimaan menyeluruh tanpa rasa keberatan, kepercayaan tanpa
pilihan lain terhadap semua keputusan Allah SWT. Iman adalah sikap hidup yang merupakan cermin
identitas Islam Iman sebagai dasar bagi seluruh kegiatan dan tingkah laku manusia agar mendapatkan
ridha dari Allah SWT Iman bukanlah hanya angan-angan, tetapi sesuatu yang tertanam di dalarn hati dan
harus diamalkan dalarn bentuk produktif Amal yang dikerjakan harus merupakan amalshalih. yang
dilakukan dengan ihsan dan penyerahan kityang-sempurna kepada kehenclak Allah SWT. Dalam
melakukan amal tersebut, seorang mukmin merasa dilindungi oleh Allah SWT. Di antara kekeliruan umat
Islam adalah mencontoh sikap Yahudi. Misalnya merasa bahwa neraka merupakan siksaan yang sebentar
sehingga tidak risau masuk neraka. Atau mereka merasa akan masuk surga semata-mata karena imannya
sehingga tidak perlu beramal shaleh lagi.
Syahadah yang dinyatakan seorang muslim dengan penuh kesadaran sebagai sumpah dan janji setia ini
merupakan iman, yaitu: ucapan (al-qaul), membenarkan (as tashdiiq) dan perbuatan (al-’aml). Terdapat
banyakُ ayatُ dalamُ Alُ Qur’anُ yangُ menunjukkan bagaimana seharusnya iman itu ditampilkan Di
antaranya surat 49:15 yang berbunyi “Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang
yang beriman kepada Allah dan RasuNya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan
harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” Selanjutnya
dinyatakanُpulaُdalamُsuratُalُNisa’,ُ4:65ُyangُberbunyi
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim
terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu
keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.
Iman akan melahirkan ketaatan tanpa reserve kepada Allah Swt dan Rasulnya dan ini merupakan ciri
mukmin sebagaimana disebutkan dalam surat al Ahzab, 33:36.
Dan tidaklah patut bagi taki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila
Allah dan RasuNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang
urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasuNya maka sungguhlah dia telah sesat,
sesat yang nyata.
Q. 3:64. Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada
perselisiban antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah Dan tidak kita persekutukan
Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjaclikan sebagian yang lain sebagai tuhan
selain daripada Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: ‘Saksikanlah, bahwa
kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri (kepada Allah)’.
Q. 4:123-125. (Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula)
menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi
pernbalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya
selain dari Allah. Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik ia laki-laki maupun seclang ia
orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam syurga dan mereka tidak di aniaya walau
sedikitpun. Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya
kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan
Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.
Q.2-80. Dan mereka berkata: “Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama
beberapa hari saja”.katakanlah: “Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan
memungkiri janjiNya, ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?”.
Iman tidak bolehg sekedar menjadi keyakinan atau pemahaman belaka. Oleh karenanya ia harus dapat
direalisasikan dalam diri individu muslim, melalui:
ْ َ) ا َ ْلق
Ucapan ( ُـــــول
Ucapan yang senantiasa sesuaiُdenganُisiُhatinyaُyangُsuci.ُ‘Perkataanُmaupunُkalimatُyangُkeluarُdariُ
lidahnya yang baik serta mengandungi hikmah. Syahaadah diucapkan dengan penuh
kebanggaan/ketinggian iman (isti’la-ul iman) berangkat dari semangat isyhadu biannaa muslimin (saya
adalah muslim). Ucapan lisan tanpa membenarkan dengan hati adalah sikap nifaq i’tiqadi. Berbicara
dengan mulutnya sesuatu yang tidak -ada dalam hatinya.
Dalil
Q. 2:8. Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian
padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
Q. 63:1-2. Apabila orang-orang munafik datang kepadamu,mereka berkata: “Kami mengakui, bahwa
sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah”. Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu
benar-benar RasuNya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar
orang pendusta. Mereka menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi
(manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.
Q. 48:11. Orang-orang Badui yang tertinggal (tidak turut ke Hudaibiyah) akan mengatakan: “Harta dan
keluarga kami telah merintangi kami, maka mohonkanlah ampunan untuk kami”; mereka mengucapkan
dengan lidahnya apa yang ticlak ada dalam hatinya. Katakanlah: “Maka siapakah (gerangan) yang
dapat menghalang-halangi kehenclak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia
menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan!’.
ْ َّ ) اَلت
Membenarkan ( ُص ِديْق
Membenarkan dengan had tanpa keraguan. Yaitu sikap keyakinan dan penerimaan dengan tanpa rasa
keberatan atau pilihan lain terhadap apa yang didatangkan Allah SWT
Dalil
Q. 49:15. Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang,orang yang beriman kepada Allah
dan RasuINya kemudian mereka ticlak ragu,ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka
pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.
Dalil
Q. 11:112-113. Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan
(juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan jangantah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim
yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kah kamu tiada mempunyai seorang
penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.
Q. 17:73-74. Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan
kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara. bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu
tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu,
niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka.
Q. 42:15. Maka karena itu serulah (mereka kepada agama itu) dan tetaplah sebagaimana diperintahkan
kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: “Aku beriman kepada semua
kitab yang ‘Jiturunkan Allah dan aku cliperintahkan supaya berlaku adil di antara. kamu. Allahlah
Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu, Allah
mengumpulkan antara kita dan kepadaNyalah kembali (kita)”.
Jika keimanan sudah direalisasikan secara istiqamah, maka keistiqamahan akan memberikan buah-buah
yang luar biasa pengaruhnya dalam diri seorang mukmin.Di antara buah keistiqamahan itu adalah :
A. Keberanian ( ُعة َّ ) اَل
َ ش َجا
Keberanian muncul karena keyakinan sebagai hamba Allah SWT yang selalu dibela dan didukung Allah
SWT. Tidak takut menghadapi tantangan hidup, siap berjuang untuk tegaknya yang haq (kebenaran).
Keberanian juga bersumber keyakinanُ terhadapُ qadha’ُ danُ qadarُ Allahُ SWTُ pasti.ُ Tidakُ takutُ padaُ
kernatian karena kematian di jalan Allah SWT merupakan anugerah yang selalu merindukannya. Orang
yang beristiqamah didukung Malaikat yang akan menjadikannya berani, tenang dan
optimis. Sumber keyakinan tentang qadha’ dan qadar yang Menimbulkan keberanian, kecelakaan atau
kemudharatan. Hanyalah ketentuan Allah SWT belaka. Kemuliaan merupakan anugerah Allah SVVT
bagi orang orang mukmin sehingga mereka tidak takut menyampaikan risalah kebenaran, (yaitu) orang-
orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut
kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan. Q. 33:39.
Dalil
Q.41:30-32.Sesungguhnyaorang-orangyangmengatakan: .Tuhan kami ialah Allah”kemuclian mereka
meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan):
“Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan
(memperoleh) syurga yang telah dijanjikall Allah kepadamu”. Kamilah Pelindung-pelindungmu dalarn
kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan clan
memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Q. 9:52. Katakanlah: “Tidak yang kamu tunggu-tunggu bagi kami kecuali salah satu dari dua kebaikan.
Dan kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang besar)
dari sisiNya, atau (azab) dengan tangan kami. Sebab itu tunggulah, sesungguhnya kami
menunggu-nunggu bersamamu”.
Q. 3:157-158. Dan sungguh kalau kamu gugur di jalan Allah atau meninggal, tentulah ampunan Allah
dan rahmatNya lebih baik (bagimu) dari harta rampasan yang mereka kumpulkan. Dan sungguh jika
kamu meninggal atau gugur, tentulah kepada Allah saja kamu dikumpulkan.
ْ ) ا َ ِال
B. Ketenangan ( ُطمِ ئْنَان
Ketenangan berasal dari keyakinan terhadap perlindungan Allah SWT yang memelihara orang-orang
mukmin secara lahir dan batin. Dengan senantiasa ingat pada Allah SWT dan selalu berpanduan kepada
petunjukNya (kitabullah dan sunnah), maka ketenangan akan selalu hidup di dalam hatinya. Ketenangan
dapat diperoleh dengan mengingat Allah SWT Bahkan Allah menyebutkan bahwa hanya mengingat Allah
saja hati tenang sedangkan mengingat selain Allah hanya memperoleh ketenangan yang semu.
Ketenangan yang diperoleh karena tawakkal terhadap janji perlindungan Allah SWT yang pasti sehingga.
timbul pula keberanian menghadapi musuh.-Ilinu Taimiyah berkata, Apa yang hendak dilakukan
musuh,musuhku terhadapku? Sesungguhnya surga aku terletak dihatiku. Dimanapun aku berada Ia selalu
bersamaku. Sesungguhnya kematianku adalah syahid. Penjaraku adalah rasa manis, sedangkan
Mengusirku bagiku adalah travelling.
Dalil
Q.13:28. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allahlah hati menjadi tentram
Q.47:7; Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
Q. 3:173. (Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang
yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah m n pasukan untuk menyerang kamu, karena kepada
mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi
Penolong kami dan Allah adalah sebaik baik pelindung”.
Q.33:23. Di antara orang-orang mukmin itu ada orang orang yang menepati apa yang telah mereka
janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang
menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah janjinya).
Dalil
Hadits. Abi Amr atau Abi Amrah Sufyan bin Abdillah, ia berkata: “Aku berkata: Wahai Rasulullah
katakanlah kepadaku tentang suatu perkataan yang aku tak akan dapat menanyakannya kepada
seseorang kecuali kepadamu’. Bersabdalah Rasulullah, katakantah: “Aku telah beriman kepada Allah
SWT kemudian berlaku istiqamahlah kamu”. (Muslim).
Ibnu Qayyim mengambil perkataan seorang alim “Sesungguhnya kita berada dalarn kelezatan (hati)
yang seandainya anak-anak raja mengetahuinya tentu mereka ingin mengambilnya dengan
pedang-pedang mereka.”
Q. 3:160. Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah
membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu
(selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin
bertawakal.
Q. 33:22-23. Dan tatkala orang-orang mukrriin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka
berkata: “Inilah yang dijanjikan Allah dan RasulNya kepada kita”. Dan benarlah Allah dan RasutNya.
Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukkan. Di antara
orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah;
maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan
mereka sedikitpun ticlak merubah janjinya)
Hadits, Rasulullah yakin akan mengalahkan Rumawi dan parsi dengan menjanjikan kepada Saraqah bin
Malik akan memberikan gelang dan mahkota Parsi dengan keislamannya. Hal ini kemudian terbukti
dengan kemenangan kaum muslimin dalam perang Qadissiyya.
Tentu saja buah-buah luar biasa itu yang diperoleh melalui keimanan yang istiqamah tidak hanya akan
memberi kebahagiaan dunia tapi juga kebahagiaan akhirat.
َّ ) اَل
Kebahagiaan ( ُسعَادَة
Ketiga hasil istiqamah tadi akan membuat kebahagiaan bagi orang yang memilikinya. jadi
hanya syahaadah sejati dapat menimbulkan sa’adah. Hanya Islam dengan konsep syahaadah yang dapat
memberikan kebahagiaan kepada manusia & dunia maupun di akhirat.AI,Quran menyebutkan bahwa
orang beriman akan mendapatkan kebahagiaan atau hasanah di dunia ataupun di akhirat
Dalil
Q. S 3:185. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan Ainasukkan ke dalam syurga, maka.
sesungguhnya ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu ticlak lain hanyalah kemenangan yang
memperdayakan.
MA'NA AL-ILAAH
(Makna Kata Tuhan)
Sinopsis
Kalimat Laa ilaaha illa Allaah tidak mungkin difahami kecuali dengan memahami terlebih dahulu
makna ilah yang berasal dari `aliha' yang memiliki berbagai macam pengertian. Dengan memahaminya
akan terjelaskan motif-motif manusia mengilahkan sesuatu. Ada empat makna utama
dari aliha yaitu sakana ilahi, istijaara bihi, asy syauqu ilaihi dan wull'a bihi.
Aliha bermakna abaduhu (mengabdi/me-nyem-bahnya) karena empat perasaan itu demikian mendalam
dalam hatinya, maka dia rela dengan penuh kesadaran untuk menghambakan diri kepada ilah (sembahan)
tersebut. Dalam hal ini ada tiga sikap yang mereka berikan terhadap ilahnya yaitu
kamalul mahabah, kamalut tadzalul, dan kamalul khudu'. Al Ilah dengan ma'rifat yaitu sembahan yang
sejati hanyalah hak Allah SWT saja, tidak boleh diberikan kepada selain-Nya. Dalam menjadikan Allah
SWT sebagai Al Ilah terkandung empat pengertian yaitu al marghub, al mahbub, al matbu' dan al
marhub. Al Ma'bud merupakan sesuatu yang disem-bah secara mutlak. Karena Allah SWT adalah
satu-satunya Al Ilah, tiada syarikat kepada-Nya, maka Dia adalah satu-satunya yang disembah dan
diabdi oleh seluruh kekuatan yang ada pada manusia. Pengakuan Allah SWT sebagai al
Ma'bud dibuktikan dengan penerimaan Allah SWT sebagai pemilik segala loyalitas, pemilik ketaatan
dan pemilik hukum.
Dalil
· Q. 72:6. Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada
beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.
· Q. 36: 74 - 75. Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar mereka mendapat
pertolongan. Berhalaberhala itu tiada dapat menolong mereka; padahal berhala-berhala itu menjadi
tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka.
3. Al-llaah (Tuhan)
Dalil
· Q. 2:163-164. Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia. Yang
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih
bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di taut membawa apa yang berguna bagi
manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan
bumi sesudah mati (kering) - nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan,
dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-
tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Dalil
· Q. 2:186. Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya
Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepadaKu,
maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman
kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
· Q. 40:60. Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka
Jahannam dalam keadaan hina dina".
· Q. 94:7-8. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-
sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
· Hadits. Ibnu Abi Hatim berkata dengan sanadnya dari Muawiyah bin Haidah Al-Qusyairi,
"Seorang Badui bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah Tuhan kita itu dekat sehingga kami dapat
bermunajat kepada-Nya ataukan jauh hingga perlu kami seru?" Nabi diam sejenak,
kemudian turunlah ayat, "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
sesungguhnya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila
memohon kepada-Ku", Apabila kamu menyuruh mereka berdo'a kepada-Ku, maka berdo'alah
kepada-Ku, niscaya Aku mengabulkan.
· Q. 21:90-91. Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan
Kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu
bersegera dalam (mengerjakan) perbuatanm-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada
Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu kepada Kami. Dan
(ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)
nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi
semesta alam.
· Q. 2:40. Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmatKu yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan
penuhilah janjimu kepadaKu, niscaya Aku penuhi janjiKu kepadamu; dan hanya kepadaKulah
kamu harus takut (tunduk).
· Q. 9:13. Mengapakah kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah (janji) nya, padahal mereka
telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama kali memulai memerangi
kamu? Mengapakah kamu takut kepada mereka padahal Allahlah yang berhak untuk kamu takuti, jika
kamu benar-benar orang yang beriman.
· Q. 33:39. (Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepadaNya dan
mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai
Pembuat perhitungan.
· Hadits. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Said AlKhudri R.A, dia berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda, " Janganlah salah satu dari kamu meremehkan dirinya sendiri saat dia melihat urusanAllah
SWT yang semestinya dikemukakan, lalu dia diam dan tidak
mengemukakannya. Lalu Allah bertanya,"Mengapa kamu tidak mengemukakannya?" Dia
menjawab, Aku takut kepada manusia, lalu Allah berfirman,"Akulah yang paling berhak ditakuti"
(HR Ahmad).
Dalil
· Q. 51:50. Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi
peringatan yang nyata dari Allah untukmu.
· Q. 37:99. Dan Ibrahim berkata: "Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia
akan memberi petunjuk kepadaku".
Dalil
· Q. 2:165. Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah; mereka mencintainya sebagai mana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat
zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu
kepunyaan Allah semuanya, bahwa Allah amat berat siksaanNya (niscaya mereka menyesal).
· Q. 8:2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah
iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal.
· Q. 9:24. Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri kaum keluargamu, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-
rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya
dan (dari) berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya". Dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
4. Al-Ma'buud (Yang Diabdi)
A. Shaahib Al-Walaayah (Pemilik kepada Segala Loyalitas)
Shaahib Al-Walaayah merupakan perwalian atau pemegang otoritas atas seluruh makhluk termasuk
dirinya. Dengan demikian loyalitas mukmin hanya diberikan kepada Allah SWT dengan kesadaran
bahwa loyalitas yang diberikan pada selain Nya adalah kemusyrikan. Pernyataan mukmin bahwa
pengabdianNya hanya untuk Allah SWT saja dan sekali-kali tidak akan
mengabdi selainNya. Rasul diutus dengan risalah pengabdian pada Allah SWT saja dan
menjauhi segala yang diabdi selain Allah SWT Perintah Allah SWT untuk mengabdi kepadaNya
saja dengan tidak mengambil selain Allah SWT sebagai tandingan-tandingan. Pernyataan
mukmin bahwa wali (pemimpin) nya hanya Allah SWT saja. Berwalikan kepada Allah SWT berarti
melepaskan manusia dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam.
Dalil
· Q. 109:1-6. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan
kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menj adi penyembah apa yang kamu
sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu,
dan untukkulah, agamaku".
· Q. 16:36. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah taghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang
diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan
baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-
orang yang mendustakan (rasul-rasul).
· Q. 2:21. Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa.
· Hadits. Dari Ibnu Mas'ud , dia berkata,"Saya bertanya,"Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling
besar di sisi Allah ? Nabi bersabda," kamu menjadikan sekutu bagi Allah, padahal Dialah yang telah
menciptakanMu". (HR. Bukhari dan Muslim). Mu'adz mengatakan, "Tahukah kamu apa yang menjadi
hak Allah sebagai kewajiban atas hamba-Nya ? yaitu, hendaklah mereka menyembah-Nya dan tidak
menyekutukan-Nya dengan apapun".
· Q. 7:196. Sesungguhnya pelindungku ialah Allah Yang telah menurunkan Al Kitab (Al Quran)
dan Dia melindungi orang-orang yang saleh.
· Q. 2:257. Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan
(kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindungpelindungnya ialah
syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka
itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.