Anda di halaman 1dari 13

Perekonomian Indonesia

Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro

Disusun oleh :
Kelompok 5

Bima Adhitya Nugroho 12030118120095 - Konten


Dean Dwi Mahendra 12030118120047 - Konten
Faishal Irza M 12030118140259 - Konten
Faishal Rasyid 12030118140249 - Konten
Hanif Patria 12030118130211 - Konten
Imam Akram 12030118120015 - Konten
Louis Valentino 12030118140231 - Konten
Muhammad Gavra 12030118130183 - Konten
Muhammad Fawwaz Arkaan 12030118130241 - Editor
Rois Alfabana 12030118130179 - Editor
Wildan Ansyar 12030118130116 - Infografis
Naura Husniah 12030118140186
Perekonomian Indonesia

Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro

KEMISKINAN DI
INDONESIA

Pembahasan:

Teori 01

Kondisi Sebelum Covid-19 06

Kondisi Sesudah Covid-19 07

Kasus Nyata 08

Kesimpulan 10

Perekonomian Indonesia
SEPT. 2020 |

KEMISKINAN DI
INDONESIA

Definisi kemiskinan
Sama halnya dengan negara lain, Indonesia Permasalahan kemiskinan ini tidak hanya
memiliki banyak permasalahan yang masih belum sekedar bentuk ketidakmampuan pendapatan, akan
terselesaikan sampai ke akarnya. Salah satunya adalah tetapi telah meluas pada bentuk ketidakberdayaan
masalah kemiskinan yang hingga kini belum bisa secara sosial dan politik. Masalah ini juga dianggap
sebagai bentuk permasalahan pembangunan yang
dituntaskan oleh pemerintah negara. Berbagai kebijakan
diakibatkan adanya dampak negatif dari
telah dikerahkan demi menekan angka kemiskinan di
pertumbuhan ekonomi yang tidak seimbang
Indonesia, namun tetap saja masalah tersebut masih ada sehingga memperlebar kesenjangan pendapatan
di negara ini.. antar masyarakat maupun kesenjangan pendapatan
Kemiskinan menurut BAPPENAS adalah situasi antar daerah (Harahap, 2006).
serba kekurangan karena keadaan yang tidak dapat
dihindari oleh seseorang dengan kekuatan yang
dimilikinya. Sedangkan menurut world bank (2000),
kemiskinan adalah kehilangan kesejahteraan.
Kemiskinan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan
seseorang dalam memenuhi kesejahteraan atau dengan
kata lain kekurangan akses terhadap sumber daya untuk
memenuhi kebutuhan lainnya. Kondisi ini ditandai
dengan rendahnya kemampuan pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan pokok baik berupa sandang,
pangan, dan papan. Kondisi ini berpengaruh pada
standar kesehatan dan pendidikan seseorang.
AUGUST 22, 2019 SEPT. 2020 |

Jenis Kemiskinan
Kemiskinan Subjektif. Jenis kemiskinan ini Pendidikan. Faktor-faktor yang berkorelasi
terjadi karena seseorang memiliki dasar dengan kemiskinan memperlihatkan
pemikiran sendiri dengan beranggapan bahwa hubungan berbentuk kurva cembung
kebutuhannya belum terpenuhi secara cukup, (convex relationship) dengan jenjang
walaupun orang tersebut tidak terlalu miskin. pendidikan, yakni koefisien korelasinya
Kemiskinan Absolut. Dimana seseorang/ lebih tinggi dengan semakin tingginya
keluarga memiliki penghasilan di bawah standar tingkat pendidikan.
kelayakan atau di bawah garis kemiskinan. Gender. Pada 2002, kesenjangan gender ini
Pendapatannya tidak dapat memenuhi semakin melebar menjadi 15,8 persen di
kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, daerah perkotaan dan 31,1 persen di daerah
dan kesehatan. pedesaan. Hasil yang tampak berlawanan
Kemiskinan Relatif. Terjadi karena pengaruh
antara analisis regresi (yang
kebijakan pembangunan yang belum
mengindikasikan bahwa rumah tangga
menyentuh semua lapisan masyarakat.
dengan kepala keluarga perempuan jauh
Kebijakan tersebut menimbulkan ketimpangan
lebih miskin) dan analisis deskriptif
penghasilan dan standar kesejahteraan.
sederhana (yang menunjukkan bahwa
Kemiskinan Alamiah. Ini merupakan
rumah tangga dengan kepala keluarga
kemiskinan yang terjadi karena alam sekitarnya
perempuan sedikit kurang miskin), hanya
langka akan sumber daya alam.Kemiskinan
dapat dijelaskan oleh karakteristik-
KulturalKemiskinan yang terjadi karena
karakteristik yang tak teramati, seperti
kebiasaan atau sikap masyarakat dengan budaya
kecenderungan yang lebih tinggi untuk
santai dan tidak memperbaiki taraf hidupnya
seperti masyarakat modern. mengalami goncangan dan rendahnya akses

Kemiskinan Struktural. Kemiskinan ini terjadi kepada instrumen-instrumen untuk

karena struktur sosial tidak mampu meredam dan menghadapi goncangan, yang
menghubungkan masyarakat dengan sumber mungkin berkorelasi dengan aspek gender
daya yang ada. kepala rumah tangga.
Lokasi geografis. Dewasa ini, di samping

Indikator Kemiskinan wilayah


Indonesia,
yang sangat
dimungkinkan
luas yang dimiliki
untuk
Besar kecilnya kemiskinan di suatu wilayah bisa menggunakan teknik disagregasi geografis
dilihat atau diketahui dengan memakai sejumlah yang lebih baik untuk mengonfirmasi
alat ukur yang umum disebut sebagai indikator ketimpangan-ketimpangan tersebut dan
indikator kemiskinan. Indikator indikator utama memfokuskan upaya penanggulangan
kemiskinan dijelaskan berikut ini. kemiskinan pada tingkat yang terendah.
Pendapatan atau konsumsi per Minggu / Indonesia terdiri dari 33 provinsi; 440
Bulan/ Tahun. Yang digunakan untuk kabupaten atau kota; 5.850 kecamatan dan
mengukur apakah seseorang miskin/tidak 73.219 desa/kelurahan. Namun, sejalan
adalah jumlah pendapatan hasil kerja atau usaha dengan tujuan penilaian atas kemiskinan
Jumlah atau nilai aset, seperti tanah, rumah nasional ini, meskipun penting untuk
atau gedung, dan aset aset lainnya yang menangkap berbagai gambaran yang
bergerak juga bisa digunakan sebagai salah satu terpisah sebanyak mungkin, penilaian ini
indikator kemiskinan. diputuskan untuk secara khusus difokuskan
Total kekayaan. Jumlah kekayaan seseorang pada perbedaan-perbedaan geografis dan
adalah per definisi jumlah dari semua aset yang temuan-temuan di enam wilayah
dimiliki seseorang itu ditambah dengan jumlah pengelompokan kepulauan yang luas:
pendapatan yang didapatkan dari segala Sumatera, Jawa/Bali, Kalimantan, Sulawesi,
sumber. Nusa Tenggara/Maluku and Papua.
AUGUST 22, 2019 SEPT. 2020 |

Kesenjangan Pada akhir abad lalu, Indonesia telah


mencapai suatu pencapaian besar
Keberhasilan suatu pembangunan ekonomi tidak dapat dengan mencanangkan reformasi pada
hanya diukur dari laju pertumbuhan output atau sektor ekonomi dan juga pemerintahan.
peningkatan pendapatan secara agregat atau per kapita. Di saat yang bersamaan, sejumlah
Tetapi bahkan lebih penting harus dilihat juga dari pola pemimpin dari penjuru dunia
distribusi dari peningkatan pendapatan tersebut. Oleh berkumpul di New York untuk
karena itu pola distribusi pendapatan suatu variabel juga
merumuskan “Deklarasi Milenium” yang
harus diamati perkembangannya selama pembangunan.
merumuskan poin-poin untuk
Dengan mengikutsertakan distribusi pendapatan dalam
pengembangan manusia yang di dalam
analisis keberhasilan pembangunan ekonomi, maka
nya memuat penghapusan kemiskinan.
pembangunan ekonomi di Indonesia selama ini dapat
Poin-poin itu kemudian dikenal sebagai
dikatakan ekonomi apabila kesenjangan bisa diperkecil.
“Millennium Development Goals”.
Pencapaian target MDGs ini pun juga
Selain kesenjangan pendapatan, ketimpangan ekonomi
menjadi sebuah target negara Indonesia
antarwilayah di Indonesia juga terjadi. Proses transisi
untuk meningkatkan kesejahteraan dunia
ekonomi menuju ekonomi modern atau perkotaan yang
melalui aksi nyata.
membuat sektor produktif semakin mendominasi
ekonomi nasional. Semakin terpusatnya kegiatan sektor di
wilayah tertentu karena menguntungkan bagi wilayah MDGs:

tersebut (ketersediaan SDM, sumber modal, dan To eradicate extreme poverty and
prasarana pendukung lainnya). hunger.
1. Target yang digunakan: proporsi
Menurut Bappenas.go.id, indikasi penyebab ketimpangan jumlah orang yang memiliki
adalah : pendapatan per kapita < $1 per
Kebijakan sektoral, kontribusi sektoral terhadap hari (5,9% pada 2008)
pertumbuhan ekonomi 2. Jumlah anak dengan berat badan
Pertumbuhan penduduk dan upah, pertumbuhan kurang (18,4% pada 2007)
penduduk tinggi dan kurangnya akses sumber daya 3. Target pengurangan kemiskinan
produktif mencapai angka 8-10% pada 2014
Kebijakan tenaga kerja, belum maksimalnya daya 4. Kesimpulan: Indonesia telah
serap pasarAkses pelayanan dan kepemilikan, mencapai target-target MDG
kesempatan memperoleh kepemilikan aset dan pertama namun masih dapat
perbedaan latar belakang hidup meningkatkan peningkatan
Konektivitas, kurangnya masyarakat bagian timur dengan prosedur yang diberikan
UNDP
To achieve universal primary
education
To promote gender equality and
empower women
To reduce child mortality
To improve maternal health
To combat HIV/AIDS, malaria,
and other diseases
To ensure environmental
sustainability
To develop a global partnership
for development
AUGUST 22, 2019 SEPT. 2020 |

World bank (2000) memberikan


resep baru dalam memerangi
kemiskinan dengan 3 pilar:

Pemberdayaan yaitu proses


peningkatan kapasitas penduduk
miskin untuk mempengaruhi
lembaga-lembaga pemerintah
yang mempengaruhi kehidupan
mereka, dengan memperkuat
partisipasi mereka dalam proses
politik dan pengambilan
keputusan tingkat lokal.
Keamanan yaitu proteksi bagi
orang miskin terhadap goncangan
yang merugikan, melalui
manajemen yang lebih baik dalam
menangani goncangan ekonomi

Kebijakan Anti-Kemiskinan makro dan jaringan


yang lebih komprehensif.
pengaman

Kesempatan yaitu proses


Untuk mengetahui kenapa diperlukan kebijakan anti peningkatan akses dari kaum
kemiskinan dan distribusi pendapatan, perlu diketahui miskin terhadap modal fisik dan
terlebih dahulu bagaimana hubungan alamiah antara modal manusia (SDM) dan
pertumbuhan ekonomi, kebijakan, kelembagaan, dan peningkatan tingkat pengembalian
penurunan kemiskinan. Hubungan antara pertumbuhan dari aset aset tersebut.
ekonomi, kebijakan, kelembagaan dan penurunan
kemiskinan disajikan dan gambar berikut ini.
Kebijakan lembaga dunia mencakup World Bank, ADB,
UNDP, ILO, dsb.World bank (1990) lewat laporannya
World Development Report on Poverty mendeklarasikan
bahwa suatu peperangan melawan kemiskinan perlu
dilakukan secara serentak pada tiga front, yaitu melalui:

Pertumbuhan ekonomi yang luas dan padat karya


menciptakan kesempatan kerja dan pendapatan bagi
kelompok miskin.
Pengembangan SDM (pendidikan, kesehatan, dan
gizi), yang memberi mereka kemampuan yang lebih
baik untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan
yang diciptakan oleh pertumbuhan ekonomi.
Membuat suatu jaringan pengaman sosial bagi
penduduk miskin yang tidak mampu memperoleh dan
menikmati pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja
serta pengembangan SDM sebagai akibat dari cacat
fisik dan mental, bencana alam, konflik sosial atau
wilayah yang terisolasi.
AUGUST 22, 2019 SEPT. 2020 |

ADB (1999) menyatakan ada 3 pilar untuk


mengentaskan kemiskinan:

Pertumbuhan berkelanjutan yang


prokemiskinan
Pengembangan sosial yang mencakup:
pengembangan SDM, modal sosial,
perbaikan status perempuan, dan
perlindungan sosial
Manajemen ekonomi makro dan
pemerintahan yang baik, yang
dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan
dari dua pilar pertama.
Factor tambahan: Pembersihan polusi
udara dan air kota-kota besarReboisasi
hutan, penumbuhan SDM, dan perbaikan
tanah

Strategi oleh pemerintah dalam mengentaskan


kemiskinan:

Jangka pendek yaitu membangun sektor pertanian,


usaha kecil dan ekonomi pedesaan.

Jangka menengah dan panjang mencakup:

1. Pembangunan dan penguatan sektor swasta


2. Kerjasama regional
3. Manajemen APBN dan administrasi
4. Desentralisasi
5. Pendidikan dan kesehatan
6. Penyediaan air bersih dan pembangunan perkotaan
7. Pembagian tanah pertanian yang merata
AUGUST 22, 2019 SEPT. 2020 |

Faktor kedua adalah meningkatnya


Nilai Tukar Petani (NTP) yang pada
bulan Juli 2019, Agustus 2019, dan
September 2019 selalu berada diatas
100 dan terus meningkat, dengan
nilai berturut-turut sebesar 102,63,
103,22, dan 103,88. Faktor ketiga
adalah rendahnya angka inflasi secara
umum selama periode Maret 2019 –
September 2019 yang tercatat sebesar
1,84 persen,” lanjut dia. Kemudian,
faktor selanjutnya adalah adanya
penurunan harga eceran beberapa
komoditas pokok pada periode Maret
2019 – September 2019. Penurunan
harga eceran beras pada periode

Kondisi Sebelum Covid-19 tersebut sebesar 1,75 persen,


kemudian daging ayam ras turun 2,07
persen, minyak goreng 1,59 persen,
Sebelum terjadinya pandemi covid 19 Angka telur ayam ras 0,12 persen, dan ikan
kemiskinan di Indonesia cenderung menurun dalam 21 kembung 0,03 persen. Selanjutnya,
tahun terakhir. Pada 1998 tingkat kemiskinan yang faktor turunnya kemiskinan juga
awalnya mencapai 24,2% terus turun menjadi hanya satu karena adanya peningkatan rata-rata
digit pada 2019. Tercatat persentase penduduk miskin pengeluaran per kapita pada desil 1.
pada September 2019 sebesar 9,22%. Angka ini menurun
0,19% terhadap Maret 2019 dan 0,44% terhadap September
2018. Persentase penduduk miskin di perdesaan lebih
besar daripada di perkotaan dengan masing-masing
Menurut desil pengeluaran per kapita
sebesar 12,6% dan 6,56%. Dibandingkan dengan Maret
per bulan, rata-rata pengeluaran per
2019, jumlah penduduk miskin September 2019 di daerah kapita pada kelompok penduduk Desil 1
perkotaan turun sebanyak 137.000 orang (dari 9,99 juta periode Maret 2019 – September 2019
orang pada Maret 2019 menjadi 9,86 juta orang pada mengalami peningkatan sebesar 4,01
September 2019). Sementara itu, daerah pedesaan turun persen, lebih tinggi dibandingkan
sebanyak 221.800 orang (dari 15,15 juta orang pada Maret pertumbuhan garis kemiskinan pada
2019 menjadi 14,93 juta orang pada September periode tersebut yang sebesar 3,60
2019).Badan Pusat Statistik (BPS) menjabarkan faktor persen. Lalu komitmen pemerintah
yang menyebabkan turunnya angka kemiskinan di dalam menyalurkan bantuan pangan non
Indonesia pada September 2019. Faktor pertama adalah tunai (BPNT) juga turut andil
adanya perubahan rata-rata upah buruh per hari dengan menurunkan angka kemiskinan nasional.
rata-rata upah nominal buruh tani per hari pada Realisasi pelaksanaan Program BPNT
September 2019 naik 1,02 persen dibanding Maret 2019 Jumlah Kabupaten/Kota penerima
Program Bantuan Pangan Non Tunai
atau dari Rp53.873 menjadi Rp54.424. Suhariyanto
(BPNT) pada Triwulan III 2019 mencapai
mengatakan rata-rata upah nominal buruh bangunan per
509 kab/kota, meningkat 289 kab/kota
hari pada September naik 0,49 persen dibanding Maret
dibandingkan dengan Triwulan I 2019.
2019 atau naik dari Rp88.637 menjadi Rp89.072.
AUGUST 22, 2019 SEPT. 2020 |

Jumlah penduduk miskin pada Maret 2020 sebesar


26,42 juta orang, meningkat 1,63 juta orang terhadap
September 2019 dan meningkat 1,28 juta orang
terhadap Maret 2019. Persentase penduduk miskin di
daerah perkotaan pada September 2019 sebesar 6,56
persen, naik menjadi 7,38 persen pada Maret 2020.
Sementara persentase penduduk miskin di daerah
pedesaan pada September 2019 sebesar 12,60 persen,
naik menjadi 12,82 persen pada Maret 2020.
Dibanding September 2019, jumlah penduduk miskin
Maret 2020 di daerah perkotaan naik sebanyak 1,3
juta orang (dari 9,86 juta orang pada September 2019
menjadi 11,16 juta orang pada Maret 2020). Sementara
itu, daerah pedesaan naik sebanyak 333,9 ribu orang
(dari 14,93 juta orang pada September 2019 menjadi
15,26 juta orang pada Maret 2020). Garis Kemiskinan
pada Maret 2020 tercatat sebesar Rp454.652,-/
kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan
Makanan sebesar Rp335.793,- (73,86 persen) dan Garis
Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp118.859,-
(26,14 persen). Pada Maret 2020, secara rata-rata
rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,66
orang anggota rumah tangga. Dengan demikian,
besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin
secara rata-rata adalah sebesar Rp2.118.678,-/rumah
tangga miskin/bulan.

Kondisi Setelah
Covid-19
Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers
virtual, Rabu (15/7) mengatakan peningkatan jumlah
penduduk miskin terjadi karena pengaruh
menurunnya pendapatan masyarakat sejak pandemi
virus corona atau covid-19 masuk ke Indonesia pada
Maret 2020."Hasil survei pendapatan seluruh
masyarakat menurun, khususnya masyarakat
berpendapatan rendah, di mana 7 dari 10 masyarakat
pendapatan rendah di bawah Rp1,8 juta terpengaruh.
Masyarakat pendapat tinggi di atas Rp2,7 juta juga
turun pendapatannya," jelasnya. Selain itu, juga
dipengaruhi oleh harga eceran komoditas pokok
yang meningkat misalnya beras, daging ayam ras,
minyak goreng, telur ayam ras, dan gula pasir.
Persentase penduduk miskin pada Maret 2020
sebesar 9,78 persen, meningkat 0,56 persen poin
terhadap September 2019 dan meningkat 0,37 persen
poin terhadap Maret 2019.
SEPT. 2020 |

KESIMPULAN

KEMISKINAN, COVID-19, DAN INDONESIA

Kemiskinan adalah masalah yang belum terselesaikan oleh pemerintah Indonesia. Kemiskinan
tidak hanya sekadar ketidakmampuan pendapatan yang berdampak pada kesejahteraan seseorang,
namun meluas pada dampak negatif di bidang sosial, politik, ekonomi. Kemiskinan terdiri dari
enam jenis di antaranya adalah kemiskinan subjektif, kemiskinan absolut, kemiskinan relatif,
kemiskinan alamiah, kemiskinan kultural, dan kemiskinan struktural. Lalu kemiskinan yang ada di
suatu daerah dapat kita ukur besar kecilnya melalui beberapa indikator, terdapat enam indikator.
Yaitu, pendapatan atau konsumsi per minggu/bulan/ tahun, aset, pendidikan, gender, lokasi
geografis, dan total kekayaan.

Kemiskinan memiliki segudang permasalahan yang membuntutinya salah satunya kesenjangan,


kesenjangan adalah ketidakmerataan distribusi pendapatan selama pembangunan ekonomi. Selain
kesenjangan ketimpangan ekonomi antarwilayah juga terjadi, karena proses pertumbuhan
ekonomi terpusat di kota sehingga kemudahan akses terhadap ketersediaan SDM, Sumber modal,
dan prasarana pendukung di daerah selain pusat ekonomi tidak selengkap daerah kota.
Kesenjangan menurut Bappenas disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, kebijakan sektoral,
pertumbahan penduduk dan upah, kebijakan tenaga kerja, akses pelayanan dan kepemilikan, dan
konektivitas.

Pemerintah pernah melakukan pencapaian besar melalui reformasi pada sektor ekonomi dan
pemerintahan bersamaan pada saat itu para pemimpin dunia berkumpul dan merumuskan
Deklarasi Milenium yang terdiri dari poin-poin penghapusan kemiskinan yang disebut sebagai
MDG’s (Millenium Development Goals). Pencarian jalan keluar dari masalah kemiskinan ini juga
dilakukan world bank, ADB, UNDP, ILO, dsb.
Sebelum kasus kemiskinan di kala pandemi COVID-19 statistik menunjukkan
penurunan dalam 21 tahun terakhir karena peningkatan upah buruh dan meningkatnya
nilai tukar petani, dan saat pandemi angka kemiskinan cenderung naik disebabkan
penurunan tingkat pendapatan masyarakat, meningkatnya harga komoditas pokok.
SEPT. 2020 |

REFERENSI
Aris, A. (2020, January 15).Ekonomi . Retrieved from Bisnis:
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200115/9/1190395/garis-kemiskinan-pada-
september-2019-capai-rp440.538kapitabulan

Badan Pusat Statistik. (2020, July 15). Retrieved from Badan


Pusat Statistik:
https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/07/15/1744/persentase-penduduk-
miskin-maret-2020-naik-menjadi-9-78-persen.html

Badan Siber dan Sandi Negara. (2017, August 10). Retrieved


from Badan Siber dan Sandi Negara website: https://bssn.go.id/indonesia-
development-forum-memerangi-ketimpangan-untuk-pertumbuhan-yang-
lebih-baik/

CNN Indonesia. (2020, July 15). Retrieved from CNN


Indonesia:https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200715121015-532-
524894/penduduk-miskin-ri-membengkak-jadi-2642-juta-karena-corona

Fachrudin, A. (2020, May 3). Retrieved from Akurat:


https://akurat.co/news/id-1104172-read-efektivitas-bantuan-sosial-covid19

Ihsanuddin. (2020, August 26). Kompas Nasional. Retrievedfrom Kompas:


https://nasional.kompas.com/read/2020/08/26/09222471/ada-7-bantuan-
pemerintah-selama-pandemi-covid-19-berikut-rinciannya

Jayani, D. H. (2020, January 15). Kataboks. Retrieved from


Katadata:https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/01/15/tingkat-
kemiskinan-menurun-dalam-21-tahun-terakhir#

Musyaffa, I. (2020, January 15). Ekonomi. Retrieved from AA:


https://www.aa.com.tr/id/ekonomi/bps-ungkap-penyebab-turunnya-
kemiskinan-pada-september-2019/1703012

Pirnas. (2019, September 21). Retrieved from Pirnas: https://pirnas.org/tentang


kemiskinan/

Prabowo, D. (2020, April 29). Kompas Nasional. Retrieved from Kompas:


https://nasional.kompas.com/read/2020/04/29/11144001/akurasi-data-
diperlukan-agar-penyaluran-bansos-tepat-sasaran?page=all

United Nation's Development Programme. (n.d.). Retrieved from United


Nation's
Development Programme Website:
https://www.undp.org/content/undp/en/home/sdgoverview/mdg_goals.html

Yuliani, P. A. (2020, July 16). Retrieved from Media Indonesia:


https://mediaindonesia.com/read/detail/328982-kemiskinan-di-jakarta-
meningkat-kesenjangan-sosial-kian-lebar

Anda mungkin juga menyukai