TAUHID ULUHIYAH
Di susun Oleh :
1. Maman Suryaman
2. Chabibbullah
3. Mohammad Yasin
4. Saepul Bahri
5. Babam
kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas kami
yang berjudul "Tauhid Uluhiyah". Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua anggota kelompok kami yang telah bekerja sama dengan baik untuk
pembuatan makalah ini sehingga terealisasikan tepat pada waktunya.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami maupun bagi para pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
3
BAB I
PENDAHULUAN
Sesungguhnya segala puji hanya bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan
dan ampunan kepada-Nya. Kita berlindung kepada-Nya dari kejahatan diri kita sendiri dan
keburukan amal kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah tak akan ada orang yang
sanggup menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan tak akan ada yang sanggup
menunjukinya.
Bahwasannya tiada ilah yang hak disembah melainkan Allah جعاليsemata, tiada sekutu bagi-
Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad صلي هللا عليه وسلمadalah hamba dan utusan-Nya.
semoga Allah جعاليmerahmati kita, ketahuilah bahwa perkara terbesar berkenaan dengan
diutusnya para rasul dari yang pertama hingga terakhir adalah perintah untuk ibadah kepada
Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya (Tauhid), serta memperingatkan dan melarang
peribadatan kepada selain Allah جعالي.
Demikianlah al-Qur‟an dalam berbagai pembicaraan dan cerita yang dikemukakannya selalu
menjelaskan bahwa tauhid adalah persoalan pokok yang diserukan oleh semua rasul. Setelah
itu, baru turun hukum-hukum dan syari‟at, turun penjelasan tentang halal dan haram. Karena
itulah, Allah جعاليmemerintahkan semua manusia untuk melakukan ibadah itu hanya untuk
Allah جعاليsaja, sebagaimana firman Allah ;جعالي
“Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”
Al-Qur‟an membincangkan tentang al-amr (perintah) dan anbiya‟ ( nabi-nabi Allah ) جعالي
kerana kedua-duanya ada kaitan dengan penciptaan dan kekuasaan Allah جعاليterhadap
makhluk-Nya. Al-Qur‟an menerangkan segala bentuk balasan baik (pahala) untuk mereka
yang mentaati Allah, Rasul dan syariat-Nya.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian tauhid uluhiyah
2. Definisi tauhid uluhiyah
3. Cakupan tauhid uluhiyah
4. Contoh tauhid uluhiyah dan syiriknya
5. Pelanggaran terhadap tauhid uluhiyah
6. Konsekuensi tauhid uluhiyah
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kata uluhiyah berasal dari إلهة – ألىهة- أله – يألهalaha – ya‟lahu – ilahah –
uluhah yang bermakna „menyembah dengan disertai rasa cinta dan
pengagungan‟. Sehingga kata ta‟alluh diartikan penyembahan yang disertai
dengan kecintaan dan pengagungan. 3
Dari penjelasan makna kata Tauhid dan Uluhiyah diatas, dapat kita ketahui
bahwa makna Tauhid Uluhiyah adalah mengesakan Allah جعاليdalam
beribadah, dalam ketundukan dan ketaatan secara mutlak. Oleh sebab itu
1
Syarh Tsalatsatil Ushul, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, hal. 39.
2
Syarh Tsalatsatil Ushul Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, hal. 39.
3
lihat at-Tam-hid li Syarh Kitab at-Tauhid, hal. 6 dan 74-76, lihat juga al-Mufradat fi Gharib
al-Qur‟an [1/26] karya Imam ar-Raghib al-Ashfahani
6
tidak diibadahi kecuali Allah جعاليsemata dan tidak boleh dipersekutukan
dengan-Nya sesuatu apapun baik yang ada di bumi ataupun di langit.
Oleh sebab itu orang-orang musyrik ketika mendengar dakwah Nabi shallallahu
„alaihi wa sallam kepada kalimat laa ilaha illallah maka mereka pun mengatakan
(yang artinya),“Apakah dia -Muhammad- akan menjadikan ilah-ilah itu menjadi
satu ilah saja. Sungguh, ini adalah perkara yang sangat mengherankan.” (QS.
Shaad: 5). Allah جعاليjuga berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya mereka itu
apabila dikatakan kepada mereka laa ilaha illallah, maka mereka
menyombongkan diri. Mereka mengatakan, “Apakah kami harus meninggalkan
ilah-ilah/ sesembahan-sesembahan kami gara-gara ucapan seorang penyair
gila?” (QS. ash-Shaffat: 35-36).
“Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang
yang beriman.” (Al-Maidah: 23)
Asy-Syaikh Sulaiman bin Abdullah rahimahullah berkata, “Dalam ayat ini terdapat
dalil bahwa tawakkal kepada Allah adalah ibadah dan hukumnya wajib, maka
mempersembahkannya kepada selain Allah Ta‟ala adalah syirik.” 7
3. Dalam Nazar. Nazar termasuk ibadah, sehingga wajib dipersembahkan kepada Allah
جعالي. Bahkan Allah جعاليtelah memuji orang-orang yang beriman karena nazar yang
mereka tunaikan, sebagaimana firman-Nya:
َّ ِون ب
الن ْذ ِر َ ُُيوف
“Mereka menunaikan nazar.” (Al-Insan: 7)
6
Kitab Syarah Riyadhus Shalihin, Syaikh Al Utsaimin I/10
7
Kitab Taysirul „Azizil Hamid, hal. 497
8
Asy-Syaikh Al-„Utsaimin rahimahullah berkata, “Allah جعاليtelah memuji orang-
orang yang beriman karena telah menunaikan nazar mereka dan menjadikan hal
tersebut sebagai sebab masuknya mereka ke dalam surga. Dan suatu amalan yang
bisa menjadi sebab masuknya seseorang ke dalam surga adalah ibadah, maka wajib
mempersembahkan ibadah tersebut hanya kepada Allah جعاليsemata.” 8
4. Dalam Sumpah. Dalam sumpah terkandung sikap pengagungan kepada yang
namanya disebut dalam sumpah tersebut. Sedangkan pengagungan termasuk jenis
ibadah yang tidak boleh ditujukan, kecuali hanya kepada Allah Azza wa Jalla.
Berdasarkan hal itu, maka bersumpah dengan menyebut nama selain nama Allah
adalah perbuatan syirik. Sebab dalam sumpah tersebut terkandung pengagungan
kepada selain Allah, berdasarkan hadits dari Umar bin Khaththab Radhiyallahu „anhu,
bahwa Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda :
ون َجهََّن َم ِ َ ب لَ ُكم إِ َّن الَِّذين يستَ ْكبِرون عن ِعب ِ ْ وقَا َل رُّب ُكم ْاد ُعونِي أ
َ ُادتي َسَي ْد ُخم َ َْ َ ُ َْ َ ْ ْ َستَج ُ َ َ
ِ
َ َداخ ِر
ين
9
Bertawakal kepada Allah جعالي
Meminta pertolongan hanya kepada Allah جعالي
Menyandarkan nasib hanya kepada Allah جعالي
Dll.
10
kepada Allah جعالي. Jangan kita gunakan lagi bentuk peribadatan yang tercampur-
campur dengan sistem nenek moyang kita. Seperti kaum kafir Quraisy dulu ketika
mau menerima Allah جعالي, tapi mereka tidak mau meninggalkan tradisi nenek-nenek
moyang mereka. Allah جعاليberfirman:
ِ َّ ِ
اؤ ُه ْم
ُ ان َآب َ َوِا َذا قي َل لَهُ ُم اتَّبِ ُعوا َما أ َْن َز َل المهُ قَالُوا َب ْل َنتَّبِعُ َما أَْلفَ ْيَنا َعمَ ْيه َآب
َ اءَنا ۗ أ ََولَ ْو َك
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulannya Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah جعاليdalam beribadah,
dalam ketundukan dan ketaatan secara mutlak sesuai dengan tuntunan AL-Qur‟an
dan Assunnah. Oleh sebab itu tidak diibadahi kecuali hanya Allah جعاليsemata dan
tidak boleh dipersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun baik yang ada di bumi
ataupun di langit dan tidak mencontoh dalam tatacara beribadah selain dari contoh
yang telah di contohkan oleh Nabi Shalallohu alaihi wasallam dan Khulafa
Arrasyidin Almahdiyyin. Dengan demikian menjadi wajiblah bagi kita memahami
makna tauhid uluhiyah secara mendalam, yaitu: Mengetahui definisi, cakupan dan
konsekuensinya, Mengetahui beberapa pelanggaran terhadap tauhid uluhiyah
sehingga dapat menjauhinya dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3.2 Diskusi
A. Masih banyakkah pelanggran-pelanggaran terhadap tauhid uluhiyah di
Indonesia?
B. Contoh pelanggaran tauhid uluhiyah apa yang paling banyak di jumpai di
masyarakat?
C. Bagaimana cara penghapus kebiasaan ibadah masyarakat yang masih sering
bercampur dengan syirik uluhiyah?
12
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an Al Karim
13