Dosen Pembimbing:
Deni Irwansyah Lase, M.Sos.
DISUSUN
O
L
E
H
KELOMPOK 4
Siti Zahra 0101222094
Mahzura Alfirah Ritonga 0101222108
Rifky Bas Praptama Sembiring 0101222111
Mata Kuliah : Ilmu Tauhid
i
Daftar Isi
Pembahasan
Kesimpulan......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................10
ii
Pembahasan
Dari penjelasan makna kata Tauhid dan Uluhiyah diatas, dapat kita
ketahui bahwa makna Tauhid Uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam
beribadah, dalam ketundukan dan ketaatan secara mutlak. Oleh sebab itu tidak
diibadahi kecuali Allah semata dan tidak boleh dipersekutukan dengan-Nya
sesuatu apapun baik yang ada di bumi ataupun di langit.
1
Syarh Tsalatsatil Ushul, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, hal. 39.
2
Syarh Tsalatsatil Ushul Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, hal. 39.
1
3
lihat at-Tam-hid li Syarh Kitab at-Tauhid, hal. 6 dan 74-76, lihat juga al-Mufradat Gharib
al-Qur‟an [1/26] karya Imam ar-Raghib al-Ashfahani
Dari sini pula, dapat dipahami bahwa makna yang benar dari kalimat laa
ilaha illallah adalah tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah (laa
ma’buda haqqun illallah). Dalam Q.S QS. al-Hajj ayat 62 allah berfirman :
“Yang demikian itu, karena Allah adalah al-Haq/ sesembahan yang benar,
adapun segala yang mereka seru/ sembah selain-Nya adalah batil.” (QS. al-Hajj:
62).
Allah juga berfirman (yang artinya) “Dan ilah (sesembahan) kalian adalah
ilah yang satu saja. Tidak ada ilah yang benar selain Dia. Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Baqarah: 163).
2
4
lihat Qathfu al-Jana ad-Dani, hal. 56
3
5
lihat al-Qaul al-Mufid fi Adillat at-Tauhid, hal. 25 karya Syaikh Muhammad bin
Abdul Wahhab al-Wushobi
6
Kitab Syarah Riyadhus Shalihin, Syaikh Al Utsaimin I/10
2. Dalam Tawakal.
Allah Ta’ala telah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk selalu
bertawakkal hanya kepada-Nya, sebagaimana dalam Q.S Al-Maidah ayat 23
“Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-
benar orang yang beriman.” (Q.S Al-Maidah: 23)
3. Dalam Nazar.
Nazar termasuk ibadah, sehingga wajib dipersembahkan kepada Allah
Bahkan Allah telah memuji orang-orang yang beriman karena nazar yang
mereka tunaikan, sebagaimana firman-Nya Q.S Al-Insan ayat 7:
ْ يُ ْوفُ ْونَ ِبالنَّ ْذ ِر َويَ َخافُ ْونَ َي ْو ًما َكانَ ش َُّر ٗه ُم
ست َِط ْي ًر
“Mereka memenuhi nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata
di mana-mana.” (Q.S Al-Insan :7)
4
7
Kitab Taysirul „Azizil Hamid, hal. 497
8
Al-Qoulul Mufid, 1/317
4. Dalam Sumpah.
Dalam sumpah terkandung sikap pengagungan kepada yang namanya
disebut dalam sumpah tersebut. Sedangkan pengagungan termasuk jenis ibadah
yang tidak boleh ditujukan, kecuali hanya kepada Allah Azza wa Jalla.
Berdasarkan hal itu, maka bersumpah dengan menyebut nama selain nama Allah
adalah perbuatan syirik. Sebab dalam sumpah tersebut terkandung pengagungan
kepada selain Allah, berdasarkan hadits dari Umar bin Khaththab
Radhiyallahuanhu, bahwa Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam
bersabda :“Barangsiapa yang bersumpah dengan menyebut selain nama Allah,
maka sungguh dia telah kafir atau musyrik”.9
5. Dalam Do’a.
5
8
Al-Qoulul Mufid, 1/317
9
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim, seperti yang dikutip Ibnu Katsir dalam tafsrinya (1/57).
Syaikh Sulaiman berkata dalam Taisirul Aziz (hal 587): „Sanadnya jayyid‟.
Konsekuensi dari tauhid uluhiyah adalah ikhlas mentauhidkan ilah itu sendiri
yaitu mengesakan Allah dalam semua ibadah hanya kepada-Nya dan
6
meninggalkan secara total seluruh bentuk pelanggaran atau penyimpangan
ibadah kepada selain- Nya. Mengikhlaskan ibadah mencakup dua hal.
1. Mengikhlaskan niatnya.
2. Mengikhlaskan sistemnya.
Ini yang terkadang kita kurang pahami, beribadah ikhlas kepada Allah tapi
sistem yang digunakan adalah sistem agama lain. Ini tidak bisa, ketika kita
mengikhlaskan ibadah kepada Allah , kita juga harus mengikhlaskan sistemnya
kepada Allah. Jangan kita gunakan lagi bentuk peribadatan yang
tercampur- campur dengan sistem nenek moyang kita. Seperti kaum kafir
Quraisy dulu ketika mau menerima Allah , tapi mereka tidak mau meninggalkan
tradisi nenek-nenek moyang mereka. Allah berfirman:
Makanya tidak cukup syahadat kita dengan satu kalimat “laa ilaha ilallah,”
saja tapi harus dilengkapi dengan kalimat berikutnya “wa anna
Muhammadarrasulullah.” Para ulama mengatakan bahwa syahadat Muhammad
sebagai rasul Allah adalah syahadat ittiba‟, mengikuti secara murni dan tertib
persis seperti apa yang dicontohkan oleh Rasulullah Shalallohu alaihi wasallam.
Contohnya seperti shalat. Sabda Nabi Shalallohu alihi wasallam: “Sholatlah
kalian sebagaimana aku sholat,”dalam hadits tersebut Nabi shalallohu alaihi
wasallam memerintahkan agar kita mengikuti shalat sebagaimana Ia shalat. Nah,
bagaimana Rasulullah Shalallohu alihi wasallam sholat?
1. Pertama, waktunya. Rasulullah sholat di awal waktu.
2. Yang kedua, tempatnya. Bagi laki-laki, sholat fardhu dilakukan di masjid
bukan di rumah.
Kemudian caranya? Dengan berjama‟ah. Kita bisa lihat kisah mengenai Ibnu
7
Ummu Maktum yang buta namun karena masih mendengar adzan maka tidak
ada udzur baginya untuk sholat berjama‟ah di masjid. Kemudian tata cara
detailnya. Bagaimana sholat berjama‟ah itu? Shof-nya harus rapat, kaki bertemu
dengan kaki, pundak bertemu dengan pundak.
Ini salah satu contoh dalam hal ibadah shalat. Begitu juga dengan keimanan
dan lain-lain harus lurus karena Allah dan sistemnya sesuai dengan contoh Nabi
Shalallohu alihi wasallam. Dan ini artinya kita hanya beribadah menghadap
kepada-Nya semata dengan semua macam-macam ibadah dan bentuknya
(sistemnya).
Demikianlah konsekuensi dari tauhid uluhiyah, bahwa kita menolak sistem
hidup, aturan dan lain sebagainya yang datang dari tuhan-tuhan lain. Dan kita
hanya menerima apa yang datangnya dari Allah semata serta melaksanakannya
sesuai dengan Sunnah Nabi-Nya yang mulia.
8
Kesimpulan
Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam beribadah, dalam
ketundukan dan ketaatan secara mutlak sesuai dengan tuntunan AL-Qur‟an
dan Assunnah. Oleh sebab itu tidak diibadahi kecuali hanya Allah semata dan
tidak boleh dipersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun baik yang ada di bumi
ataupun di langit dan tidak mencontoh dalam tatacara beribadah selain dari
contoh yang telah di contohkan oleh Nabi Shalallohu alaihi wasallam dan
Khulafa Arrasyidin Almahdiyyin. Dengan demikian menjadi wajiblah bagi kita
memahami makna tauhid uluhiyah secara mendalam, yaitu: Mengetahui definisi,
cakupan dan konsekuensinya, Mengetahui beberapa pelanggaran terhadap tauhid
uluhiyah sehingga dapat menjauhinya dan dapat menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
9
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an Al Karim
10