SOLAT
Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Fiqih
Disusun Oleh :
Nama : IRYATI
NIM : 23112132
Semester : 1 (Satu)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telahmelimpahkan rahmat, hidayah,
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapatmenyelesaikan makalah ilmiah tentang
pengamalan pancasila dalam kehidupansehari-hari.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkanbantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalahini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yangtelah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih adakekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenaitu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembacaagar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini tentang pengamalanpancasila dalam
kehidupan sehari-hari untuk masyarakat ini dapat memberikanmanfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
BAB III.................................................................................................................. 19
PENUTUP ............................................................................................................. 19
Kesimpulan ........................................................................................................... 19
Saran ......................................................................................................,.............. 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah mukallaf dan
harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam perjalanan. Shalat merupakan rukun
Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah
shalat, sehingga barang siapa mendirikan shalat ,maka ia mendirikan agama (Islam), dan
barang siapa meninggalkan shalat,maka ia meruntuhkan agama (Islam).
Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat.
Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim
mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. Selain shalat wajib ada juga shalat – shalat sunah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Sholat?
2. Apa dalil tentang wajib shalat?
3. Apa syarat-syarat wajib shalat?
4. Kapan waktu-waktu mengerjakan shalat?
5. Apa syarat-syarat sah shalat?
6. Bagaimana cara mengerjakan shalat?
7. Apa hikmah dilaksanakannya shalat?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sholat
Menurut A. Hasan (1991) Baqha (1984), Muhammad bin Qasim As-Syafi’i (1982) dan
Rasyid (1976) shalat menurut bahasa Arab berarti berdo’a. ditambahakan oleh Ash-
Shiddiqy (1983) bahwa perkataan shalat dalam bahasa Arab berarti do’a memohon kebajikan
dan pujian. Sedangkan secara hakekat mengandung pengertian “berhadap (jiwa) kepada
Allah dan mendatangkan takut kepadanya, serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa
keagungan, kebesaran-Nya dan kesempurnaan kekuasaannya.[1]
Solat yang berarti do’a terlihat dari firman Allah dalam Surah At-Taubah ayat 103:
“dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa
bagi mereka”
Secara dimensi Fiqh shalat adalah beberapa ucapan atau rangkaian ucapan dan perbuatan
(gerakan) yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam yang dengannya kita
beribadah kepada Allah, dan menurut syarat-syarat yang telah di tentukan oleh Agama.[2]
2. Kewajiban Mengerjakan Shalat
Solat merupakan salah satu kewajiban yang menduduki kedua setelah syahadat dalam rukun
islam. Sehingga di dalam Al-Qur’an dan hadits banyak sekali dijelaskan mengenai kewajiban
untuk mengerjakan solat. Diantara dalil Al-Qur’an yang menjelaskan mengenai kewaiban
salat adalah:
Firman Allah dalam surah Al-Bayyinah ayat 5:
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.”
Sedangkan hadits-hadits yang menjelakan tentang kewajiban solat antara lain adalah:
رو ا ه احمد و ا لطبرا نى و ا لبيهقي. ا ال سال م يجب ما قبله:عن عمر و بن عا ص ا ن ا لنبي صلو ا هلل عليه و سلم قا ل
Dari Amr bin Ash bahwa Nabi SAW bersabda: islam memutuskan apa yang sebelumnya
(sebelum masuk islam). HR Ahmad, Al-Thabrani dan Al-baihaqi).
2. Baligh, anak-anak kecil tidak dikenakan kewajiban shalat berdasarkan sabda Nabi SAW,
yang artinya:
Dari Ali r.a. bahwa Nabi SAW berkata: Diangkatkan pena ( tidak ditulis dosa) dalam tiga
perkara: Orang gila yang akalnya tidak berperan sampai ia sembuh, orang tidur sampai ia
bangun dan dari anak-anak sampai dia baligh. (HR Ahmad, Abu Daud dan Al-Hakim).
3. Berakal. Orang gila, orang kurang akal (ma’tuh) dan sejenisnya seperti penyakit sawan
(ayan) yang sedang kambuh tidak diwajibkan shalat, karena akal merupakan prinsip
dalam menetapkan kewajiban (taklif), demikian menurut pendapat jumhur ulama alasannya
adalah hadits yang diterima dari Ali r.a. yang artinya:
“dan dari orang gila yang tidak berperan akalnya sampai dia sembuh”
Namun demikian menurut Syafi’iyah disunatkan meng-qadha-nya apabila sudh senbuh.
Akan tetapi golongan Hanabilah berpendapat, bagi orang yang tertutup akalnya karena sakit
atau sawan (ayan) wajib mneg-qadha shalat. Hal ini diqiyaskan kepada puasa, Karena puasa
tidak gugur disebabkan penyakit tersebut.[4]
Ayat tersebut menetapkan bahwa shalat dilaksanakan sesuai dengan waktu-waktu yang telah
ditetapkan. Shalat yang lima waktu, memiliki lima waktu yang tertentu. Dalam Al-Qur’an
surat Hud ayat 114 menegaskan sebagai berikut:
$Zÿs9ã— Í‘$pk¨]9$# Ç’nût•sÛ no4qn=¢Á9$# ÉOÏ%r&ur
3“t•ø.ÏŒ y7Ï9ºsŒ 4 tû÷ùÏdõ‹ãƒÏN$t«ÍhŠ¡¡9$# ÏM»uZ|¡ptø:$# ¨bÎ) 4 È@øŠ©9$# urz`ÏiB
ÇÊÊÍÈ šúïÌ•Ï.º©%#Ï9
“Dan Dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada
bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang
yang ingat”.
Dalam ayat tersebut terdapat ketentuan waktu shalat, yaitu:
1. Tharfin-nahar, yaitu pagi dan petang;
2. Zulfal-lail, permulaan malam.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, S.A. Zainal, Kunci Ibadah, (Semarang: PT.Karya Toha Putra Semarang, 2001)
Hamid ,Abdul. Beni HMd Saebani, Fiqh Ibadah, (Bandung: Pustaka Setia, 2009).
[1] Drs. Sentot Haryono, M.Si, Psikologi Salat, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2003), hlm. 59.
[2] Ibid
[3] http://salampathokan.blogspot.com/2012/12/hadits-tentang-shalat-kewajiban-shalat.html.
diunduh tgl 26 april 2013, di mataram pukul 22.13 WITA.
[4] Dr. A. Rahman Ritoga, M.A. Dr. Zainuddin, M.A, Fiqh Ibadah, ( Jakarta: Gaya Media
Pratama, 2002), hlm. 94-96.
[5] Drs. K.H. Abdul Hamid, M.Ag, Drs. Beni HMd Saebani, M.Si. Fiqh Ibadah, (Bandung:
Pustaka Setia, 2009), hlm.191-192.
[6] S.A. Zainal Abidin, Kunci Ibadah, (Semarang: PT.Karya Toha Putra Semarang, 2001),
hlm.47-48.
[7] Ibid, hlm. 48.
[8] Dr. A. Rahman Ritoga, M.A. Dr. Zainuddin, M.A, Fiqh Ibadah, hlm.93.
[9] S.A. Zainal Abidin, Kunci Ibadah, hlm. 48.
[10] Ibid, hlm. 48.
[11] Dr. A. Rahman Ritoga, M.A. Dr. Zainuddin, M.A, Fiqh Ibadah, hlm.96-98.
[12] Ibid, hlm.103.
[13] Ibid, hlm.88-89;
[14] Ibid, hlm. 89-90.
[15] Ibid, hlm. 90-91.