(shalat)
Salat adalah salah satu jenis ibadah di dalam agama Islam yang dilakukan oleh Muslim. Kegiatan
salat meliputi perkataan dan perbuatan yang diawali dengan gerakan takbir dan diakhiri dengan
gerakan salam. Kedudukan salat di dalam Islam ialah sebagai rukun Islam yang kedua.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memperdalam pengetahuan kita mengenai
hakekat shalat, mengapa Allah mewajibkan shalat, tujuan dan fungsi shalat, akhlak dalam shalat,
hikmah shalat, makna spiritual shalat, ancaman bagi yang meninggalkan shalat, dan praktek
shalat yang benar.
makalah ini juga dibuat agar pembaca mendapatkan informasi mengenai hukum atau hakekat
shalat itu sendiri maupun tata cara melaksanakan shalat yang baik dan benar sesuai kaidah yang
telah diajarkan oleh Rasullulah SAW. Dan agar umat muslim juga menyadari pentingnya
melaksanakan shalat lima waktu dan mendapat pengetahuan mengenai ancaman dari Allah SWT
bagi mereka yang meninggalkan shalat.
Selanjutnya untuk data penelitian sendiri penulis mengambilnya dengan cara membaca literatur
yang relevan dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, kemudian diklasifikasikan. Data-
data yang didapatkan kemudian diolah dengan bentuk penafsiran menggunakan ketentuan-
ketentuan yang berlaku.
Daftar isi :
Hakekat Shalat………………………………………….3
Mengapa Allah mewajibkan shalat……………….…….4
Tujuan dan Fungsi shalat……………………………….5
Akhlak dalam shalat…………………………………….6
Hikmah Shalat…………………………………………..7
Makna Spiritual Shalat………………………………….8
Ancaman bagi yang meninggalkan Shalat………………9
Prakek shalat yang benar……………………………….10
Kesimpulan……………………………………………..11
Daftar Pustaka…………………………………………..12
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis bisa menyelesaikan makalah yang bertemakan shalat ini Tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah membantu penulis dalam mengerjakan
makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini memberikan panduan mengenai tata cara shalat yang baik dan benar sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan
karya penulis. Penulis juga berharap semoga makalah ini mampu memberikan pengetahuan
tentang pentingnya mengetahui hakekat maupun ketentuan cara shalat yang baik dan benar.
Pendahuluan
Salat (pengucapan bahasa Indonesia: [salat]; bahasa Arab: صاَل ة َّ ٱلaṣ-ṣalāh, bahasa Arab: صلَ َوات
َّ ٱل
aṣ-ṣalawāt; disebut juga: solat, sholat, shalat) adalah salah satu jenis ibadah di dalam agama
Islam yang dilakukan oleh Muslim. Kegiatan salat meliputi perkataan dan perbuatan yang
diawali dengan gerakan takbir dan diakhiri dengan gerakan salam. Kedudukan salat di dalam
Islam ialah sebagai rukun Islam yang kedua. Salat merupakan suatu ibadah yang istimewa di
dalam Islam karena perintah pelaksanaannya diterima oleh Nabi Muhammad dari Allah secara
langsung. Salat dijadikan sebagai penanda utama dalam status keimanan seorang muslim.
Mengerjakan salat merupakan tanda awal keislaman sedangkan meninggalkan salat merupakan
tanda awal kekafiran.
Menurut syariat Islam, praktik salat harus sesuai dengan segala petunjuk tata cara yang
dicontohkan oleh Nabi Muhammad sebagai figur pengejawantahan perintah Allah. Dalil
mengenai kewajiban pelaksanaan salat terdapat di dalam Al-Qur'an, hadis maupun ijmak para
ulama. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam melaksanakan salat ada sembilan, yaitu Islam,
berakal, mumayyiz, bersuci, menutup aurat, bersih dari najis, mengetahui waktu pelaksanaan
salat, menghadap ke kiblat dan memiliki niat. Selain itu terdapat rukun salat yang jumlahnya
sebanyak empat belas macam gerakan dan ucapan, serta delapan hal yang membatalkan salat.
Salat secara umum terbagi menjadi dua jenis yaitu salat fardu dan salat sunah. Salat fardu terbagi
menjadi 5 waktu tertentu yang dikerjakan setiap hari dan bersifat wajib. Sementara itu, salat
sunah bersifat dianjurkan untuk dikerjakan pada waktu tertentu, khususnya pada hari raya Islam.
Oleh karena itu makalah ini dibuat agar pembaca mendapatkan informasi mengenai hukum atau
hakekat shalat itu sendiri maupun tata cara melaksanakan shalat yang baik dan benar sesuai
kaidah yang telah diajarkan oleh Rasullulah SAW. Dan agar umat muslim juga menyadari
pentingnya melaksanakan shalat lima waktu dan mendapat pengetahuan mengenai ancaman dari
Allah SWT bagi mereka yang meninggalkan shalat.
Rumusan Masalah :
1. Bagaimana hakekat shalat dalam islam?
2. Mengapa Allah SWT mewajibkan shalat?
3. Apa tujuan dan fungsi shalat?
4. Apa saja akhlak dalam shalat?
5. Apa saja hikmah yang dapat diambil dari shalat?
6. Apa saja makna spiritual shalat?
7. Bagaimanakah ancaman bagi yang meninggalkan shalat?
8. Bagaimana tata cara praktek shalat yang benar?
A. HAKIKAT SHALAT
Hakikat shalat adalah menghadapkan hati dan jiwa kepada Allah dengan cara yang dapat
mendatangkan perasaan takut dan cinta kepada-Nya, serta menumbuhkan dalam jiwa akan
kebesaran-Nya. Sedangkan jiwa shalat adalah menghadap Allah dengan khusyu’, ikhlas dan
kesadaran hati baik dalam berdzikir maupun memuji.
Shalat adalah kewajiban peribadatan (formal) yang paling penting dalam sistem keagamaan
Islam. Kitab Suci banyak memuat perintah agar kita menegakkan shalat (iqamat al-shalah, yakni
menjalankannya dengan penuh kesungguhan), dan menggambarkan bahwa kebahagiaan kaum
beriman adalah pertama-tama karena shalatnya yang dilakukan dengan penuh kekhusyukan.
Sebuah hadits Nabi saw. menegaskan,"Yang pertama kali akan diperhitungkan tentang
seorang hamba pada hari Kiamat ialah shalat: jika baik, maka baik pulalah seluruh amalnya; dan
jika rusak, maka rusak pulalah seluruh amalnya." Dan sabda beliau lagi,"Pangkal segala perkara
ialah al-Islam (sikap pasrah kepada Allah),tiang penyangganya shalat, dan puncak tertingginya
ialah perjuangan di jalan Allah."
صلَ ٰوةَ تَ ْنهَ ٰى َع ِن ْٱلفَحْ َشٓا ِء َو ْٱل ُمن َك ِر ۗ َولَ ِذ ْك ُر ٱهَّلل ِ َأ ْكبَ ُر ۗ َوٱهَّلل ُ يَ ْعلَ ُم َما ِ َك ِمنَ ْٱل ِك ٰت
َّ ب َوَأقِ ِم ٱل
َّ صلَ ٰوةَ ۖ ِإ َّن ٱل َ ٱ ْت ُل َمٓا ُأو ِح َى ِإلَ ْي
َتَصْ نَعُون
Artinya: "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya
dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."
3. Menghapus Kesalahan
Berdasarkan sabda Nabi SAW: "Salat lima waktu, jum'at ke jum'at berikutnya, ramadhan
ke ramadhan berikutnya adalah penghapus (kesalahan) di antara waktu-waktu tersebut
apabila dijauhi dosa-dosa besar" (HR. Muslim no. 233).
4. Diangkat Derajatnya
Berdasarkan pesan Nabi SAW kepada Tsauban selaku budak yang dibebaskan oleh
beliau yaitu:
"Hendaknya engkau memperbanyak sujud, karena sesungguhnya engkau tidak sujud
sekali melainkan Allah tinggikan satu derajat untukmu dan menghapus satu
kesalahanmu" (HR. Muslim no. 488).
"Maka bantulah aku atas dirimu dengan memperbanyak sujud." (HR. Muslim no. 489).
Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri, dan dia ingat nama Tuhannya, lalu
dia sembahyang. Allah SWT (وهللا اعلم ) dalam ayat ini seolah-olah berkata “telah beruntunglah
orang yang hendak membersihkan diri, dan hendak berdzikir mengingat nama Tuhannya maka
ia shalat” yakni dengan mentakdirkan lafadz أرادsebelum lafadz تَزَ َّكى yg berarti hendak seperti yg
sudah maklum dalam bahasa arab dimana kata kerja terkadang disebutkan namun yg dimaksud
adalah hendak melakukan pekerjaan.
D. AKHLAQ DALAM SHALAT
4. Meninggikan Derajat
Allah akan meninggikan derajat dan menghapus kesalahan orang yang melaksanakan sholat.
Rasulullah SAW bersabda: Hendaknya engkau memperbanyak sujud kepada Allah. Karena
engkau tidak sujud kepada Allah satu kali, melainkan Allah akan mengangkamu satu derajat
dan menghapuskan satu kesalahan dari dirimu.” (HR. Muslim dari Tsauban)
Kata shalat oleh kalangan sufi dihubungkan dengan derivasi besar Derivasi ini bisa mengungkap
hakikat dan rahasia shalat. Seorang yang shalat berarti melakukan hubungan langsung (direct
connecting) dengan Allah SWT. Dengan demikian, tercipta rasa aman, tenang, damai, indah,
sejuk, dan lapang di dada, seperti yang dilukiskan Allah dalam ayat, "(Yaitu) orang-orang yang
beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allahlah hati menjadi tenteram. Melaksanakan shalat secara rutin sebagaimana
waktu-waktu yang ditentukan Allah SWT diharapkan dapat melahirkan hamba-hamba yang
istimewa, yakni hamba yang selalu berada di "dunia atas".
sebagaimana sabda Rasulullah SAW. Orang-orang yang berada di "dunia atas" ialah "mereka
yang selalu menggunakan mata Tuhan untuk melihat dan telinga Tuhan untuk mendengar",
seperti dinyatakan dalam hadis. Orang-orang di "dunia atas" tidak lagi lebih tertarik terhadap
urusan dan keperluan duniawi yang ada di "dunia bawah" (al-'alam al-sufla). Bukan berarti
mereka tidak suka itu, tetapi mereka sudah melihat sesuatu dalam etalase Tuhan yang jauh lebih
menarik daripada keseluruhan apa yang ada di dunia bawah. Bagaimana tidak tenang jika Tuhan
sendiri meyakinkan mereka: "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih;
dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu."
(QS Fushshilat [41]:30).
Untuk meraih shalat yang memungkinkan seseorang mikraj ke "dunia atas", seseorang betul-
betul harus mengindahkan petunjuk dan directions Tuhan untuk sesuatu yang berhubungan
dengan shalat. Antara lain melakukan penyempurnaan thaharah, seperti mandi junub bagi orang
yang janabah, berwudhu atau bertayamum dengan baik, menggunakan penutup aurat yang bersih
dan muru'ah, melaksanakan atau menjawab suara azan, menghadap ke kiblat, dan melakukan
amaliah shalat secara tumaninah.
Shalat yang khusyuk menurut kalangan sufi dimulai saat seseorang mengambil air wudhu. Di
antara mereka ada yang mengatakan, orang yang tidak khusyuk saat mengambil air wudhu sulit
untuk khusyuk di dalam shalat. Mereka menyarankan agar jangan ada kata-kata duniawi seusai
mengambil air wudhu sampai selesai shalat. Jika seseorang telah melakukan dosa, meskipun
secara fikih wudhu belum batal, disarankan agar memperbaharui wudhunya. Energi spiritual
pada wudhu diperlukan untuk melahirkan shalat khusyuk. Allahu a'lam.
G. Ancaman bagi yang meninggalkan shalat
Sabda Nabi SAW: “Barang siapa yang menyepelekan sholat (menggampangkan sholat), maka
Allah akan menyiksanya dengan lima belas macam siksaan; enam siksaan di dunia, tiga siksaan
ketika menjelang mati, tiga siksaan dialam kubur dan tiga siksaan ketika keluar dari alam kubur“.
(Qurtubi(Qurratul ‘uyun: hlm.2)).
Bahwasanya orang yang meninggalkan sholat dia akan mati dalam keadaan hina;
Bahwasanya orang yang meninggalkan sholat dia akan mati dalam keadaan lapar;
Bahwasanya orang yang meninggalkan sholat dia akan mati dalam keadaan haus, walau
air lautan di dunia diminumkan kepadanya, maka tetap tidak akan pernah menghilangkan
rasa haus dahaganya.
Kuburnya akan disempitkan oleh Allah dan dihimpitnya sampai tulang rusuknya hancur
berantakan;
Didalam kuburnya akan dinyalakan api neraka, kemudian orang yang meninggalkan
sholat siang malam, ia akan dipanggang dan dibolak-balikan diatas bara api tersebut;
Ular yang bernama Syuja’al-Aqro’ akan datang pada orang-orang yang meninggalkan
sholat. Ular syuja’al aqro’ itu tercipta dari api neraka, kukunya terbuat dari besi, dan
setiap kuku panjangnya seperti ukuran perjalanan satu hari
3 Macam Siksaan Pada Hari Kiamat bagi orang yang meninggalkan sholat yaitu:
1). Shubuh : Maka Allah akan menenggelamkannya kedalam Neraka Jahannam selama 60 tahun.
Jadi kurang lebih 60.000 tahun jika mengikuti hitungan di dunia. Karena 1000 tahun di dunia
sama seperti 1 hari di akhirat.
2). Dzuhur : Yang meninggalkan sholat dzuhur sama seperti dosanya orang yang membunuh
1000 muslim.
4). Magrib : Sama seperti dosanya orang yang berzina dengan orangtuanya sendiri
5). Isya : Sesungguhnya Allah ta’ala berseru: “Hai orang yang meninggalkan sholat isya, bahwa
Aku tidak ridho jika kamu tinggal dibumiKu dan menggunakan segala nikmat-nikmatKu, segala
yang dikerjakan dan digunakan ialah berdosa kepada Allah SWT“.
H. Praktek Shalat yang benar
Untuk melaksanakan salat 5 waktu, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Tanpa satu dari
persyaratan di bawah ini, maka salat 5 waktu tidak akan sah dan mendapatkan pahala.
Selain syarat salat, setiap umat muslim juga harus memenuhi rukun salat. Rukun salat yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
Kita sebagai umat muslim hendaknya melaksanakan kewajiban kita untuk shalat wajib lima
waktu, karena itu telah menjadi hakekat umat muslim untuk melaksanakan perintah Allah dan
menjauhi segala larangannya. Ada begitu banyak manfaat maupun hikmah yang dapat kita ambil
dari shalat. Oleh karena itu jagalah shalat kita sebagai umat muslim yang baik dan benar, serta
hendaknya kita dapat mengikuti kaidah-kaidah atau aturan aturan yang telah berlaku dan yang
sudah diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Daftar Pustaka
https://slideplayer.info/slide/5316626/
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5914800/mengapa-sih-seorang-muslim-harus-salat
https://taimullah.wordpress.com/2010/02/25/fungsi-shalat/
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/alamin/article/view/3880
https://kumparan.com/berita-hari-ini/6-hikmah-sholat-yang-wajib-dipahami-setiap-muslim-
1wMNNhDo9E4 https://kumparan.com/berita-hari-ini/6-hikmah-sholat-yang-wajib-dipahami-
setiap-muslim-1wMNNhDo9E4 https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/ancaman-bagi-
orang-yang-meninggalkan-atau-menyepelekan-sholat/ https://www.orami.co.id/magazine/sholat-
5-waktu/