Anda di halaman 1dari 22

Makalah

Shalat Dan Hikmahnya Serta Hukum Shalat Berjama’ah

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Fiqih Ibadah)

Dosen Pengajar : Muhammad Amin Nasution MA.

KELOMPOK 3

Hafiza Zahra Al Jawawi (0201221146)

Alhaydi Fauzan (0201221030)

M. Ridwan Nasution (0201221029)

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA

T.A 2022-2023
Kata Pengantar

Segala Puji Milik Allah Rabb Semesta Alam. Shalawat Dan Salam
Semoga Untuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Keluarganya, Dan
Para Shahabatnya. Puji Syukur Diucapkan Kehadirat Allah Swt Atas Segala
Rahmat- Nya Sehingga Makalah Ini Dapat Tersusun Sampai Dengan Selesai.
Tidak Lupa Kami Mengucapkan Terimakasih Terhdap Bantuan Dari Pihak
Yang Telah Berkontribusi Dengan Memberikan Sumbangan Baik Pikiran
Maupun Materinya.

Penulis Sangat Berharap Semoga Makalah Ini Dapat Menambah


Pengetahuan Dan Pengalaman Bagi Pembaca. Bahkan Kami Berharap Lebih
Jauh Lagi Agar Makalah Ini Bisa Pembaca Praktekkan Dalam Kehidupan
Sehari-Hari.

Bagi Kami Sebagai Penyusun Merasa Bahwa Masih Banyak


Kekurangan Dalam Penyusunan Makalah Ini Karena Keterbatasan Pengetahuan
Dan Pengalaman Kami. Untuk Itu Kami Sangat Mengharapkan Kritik Dan
Saran Yang Membangun Dari Pembaca Demi Kesempurnaan Makalah Ini.

Medan, Desember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................I

DAFTAR ISI................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah................................................................................1

Rumusan Masalah.........................................................................................2

Tujuan Penulisan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian shalat............................................................................................3

Hikmah-hikmah shalat...................................................................................6

Macam-macam shalat....................................................................................9

Hukum shalat berjama’ah.............................................................................13

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN...........................................................................................14

SARAN ......................................................................................................14

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................15
Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Shalat terdiri dari shalat fardhu (wajib)dan shalat sunnah. Shalat fardhu
(wajib) sendiri terdiri atas 5 waktu antara lain subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan
isya’. Shalat dapat membentuk kecerdasan spiritual bagi siapa saja yang
melakukannya.

Selain itu mempelajari shalat merupakan kewajiban bagi setiap muslim,


karena shalat adalah bentuk pengabdian manusia kepada Allah SWT yang wajib
dilaksanakan agar didalam setiap kegiatannya selalu diberikan keberkahan, kebaikan,
kemudahan, dan jalan keluar dari kesulitan yang menimpa.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian shalat secara menyeluruh?


2. Jelaskan beberapa hikmah dalam shalat!
3. Sebutkan rukun, syarat dan hal-hal yang membatalkan shalat!
4. Bagaimana hukum shalat berjama’ah?

C. Tujuan

1. Menjelaskan pengertian shalat secara menyeluruh


2. Menjelaskan beberapa hikmah dalam shalat
3. Mengetahui rukun, syarat dan hal-hal yang membatalkan dalam shalat
4. Dapat Menjelaskan bagaimana hukum shalat berjama’ah
BAB II
Pembahasan
1. Pengertian shalat

Shalat merupakan salah satu ibadah wajib bagi umat muslim dan shalat
merupakan sarana komunikasi antara seorang hamba dengan Tuhan-Nya sebagai
suatu bentuk ibadah yang di dalamnya terdapat sebuah amalan yang tersusun dari
beberapa ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ikhram dan diakhiri
dengan salam, dan dilakukan sesuai dengan syarat maupun rukun shalat yang telah
ditentukan.

Shalat terdiri dari shalat fardhu (wajib)dan shalat sunnah. Shalat fardhu
(wajib) sendiri terdiri atas 5 waktu antara lain subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan
isya’. Shalat dapat membentuk kecerdasan spiritual bagi siapa saja yang
melakukannya.

Selain itu mempelajari shalat merupakan kewajiban bagi setiap muslim,


karena shalat adalah bentuk pengabdian manusia kepada Allah SWT yang wajib
dilaksanakan agar didalam setiap kegiatannya selalu diberikan keberkahan, kebaikan,
kemudahan, dan jalan keluar dari kesulitan yang menimpa.1

Adapun manfaat dari melaksanakan shalat menurut Imam Ja’far Al-Shadiq


antara lain yaitu mengajarkan bagaimana agar kita selalu mengawali suatu perbuatan
dengan niat yang baik, dan ini bisa tercermin dari sebelum memulai shalat kita harus
selalu mengawalinya dengan niat. Selain itu manfaat shalat yang lainnya yaitu dapat
memperkuat iman, membangun akhlak yang baik dan moralitas yang tinggi,
mengajarkan tentang kesabaran, serta dapat mencegah dari segala perbuatan yang keji
dan mungkar (QS. Al-Ankabut/29:45)

1
Ismail “Metode Penentuan Awal Waktu Shalat dalam Perspektif Ilmu Falak” Jurnal IlmiahIslam Futura, Vol.14, No.
2, (2015), h. 219
Al-Qur’an juga menyebutkan bahwa shalat ialah kewajiban yang pelaksanaannya
dibagi kedalam beberapa waktu yang ditentukan. Shalat adalah ibadah yang tak bisa
ditinggalkan. Dalam mengerjakan shalat lima waktu, kaum muslimin sepakat bahwa
shalat lima waktu harus dikerjakan pada waktunya dan sesuai dengan pembagian
waktu-waktunya.
Dalam bahasa Arab, perkataan “shalat” digunakan untuk beberapa arti; di
antaranya digunakan untuk arti “do‟a”, digunakan untuk arti “rahmad” dan untuk arti
“mohon ampunan”. Dalam istilah fiqih, shalat adalah salah satu macam atau bentuk
ibadah yang diwujudkan dengan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu disertai
dengan ucapan-ucapan tertentu dan dengan syarat-syarat tertentu pula.

Digunakannya istilah “shalat”, tidak jauh berbeda dari arti yang digunakan
oleh bahasa di atas, karena di dalamnya mengandung do‟a-do‟a, baik yang berupa
permohonan rahmad, ampunan dan lain sebagainya. Shalat merupakan rukun Islam
yang kedua setelah membaca syahadat, yaitu kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.

Secara definitif, ada dua macam pengertian shalat, pertama dilihat dari sudut
lahiriah dan kedua dari sudut batiniyah. Dari sudut lahiriyah dikemukakan oleh ahli
fiqih, shalat adalah ibadah yang terdiri dari perbuatan (gerakan) dan perkataan
(ucapan tertentu) yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Dari sudut
batiniyah shalat adalah menghadapkan hati kepada Allah SWT yang mendatangkan
takut kepada-Nya dan menumbuhkan di dalam hati rasa keagungan dan kebesaran-
Nya.

Namun ada pendapat yang menggabungkan kedua definisi tersebut, sehingga


dapat dinyatakan bahwa shalat ialah suatu ibadah yang dilakukan dengan anggota
lahir dan batin dalam bentuk gerakan dan ucapan tertentu yang sesuai dengan arti
shalat yaitu melahirkan niat (keinginan) dan keperluan seorang muslim kepada Allah
Tuhan yang disembah, dengan perbuatan (gerakan) dan perkataan yang keduanya
dilakukan secara bersamaan.

Pengertian shalat juga dijelaskan dalam firman Allah surat at-Taubah 103
yang artinya, dan mendo`alah untuk mereka. Sesungguhnya do`a kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(Q.S. at-Taubah: 103)

Pendapat lain, ada yang mengatakan bahwa dinamakan shalat karena


merupakan “shilah” (penghubung) antara hamba dengan Tuhannya. Seperti halnya
kita mengenal istilah silaturahim, yang mana merupakan jalinan ukhuwah atau
persaudaraan, baik antar sesama manusia maupun mereka yang seakidah dalam
naungan agama Islam.

Secara etimologi kata jama'ah diambil dari kata al-ijtima‟ yang berarti
kumpulan atau al-jam'u yang berarti nama untuk sekumpulan orang. al-jam'u adalah
bentuk masdar. Sedangkan al-jama'ah, al-jami' sama seperti al-jam'u.

Dalam Kamus Al-Munawir pengertian jamaah adalah kelompok, kumpulan,


sekawan. Secara terminology shalat berjamaah adalah: Apabila dua orang shalat
bersama-sama dan salah seorang di antara mereka mengikuti yang lain, keduanya
dinamakan shalat berjamaah. Orang yang diikuti (yanghadapan) dinamakan imam,
dan yang mengikuti di belakang dinamakan makmum.2

2
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: CV Darus Sunnah,2014), h. 96
2. Hikmah Shalat
Berikut beberapa hikmah dalam shalat, yaitu:
a) Sholat merupakan rukun Islam yang kedua dan merupakan rukun Islam yang
terpenting setelah dua kalimat syahadat, sebagaimana sabda Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam:

‫ َع َلى َأْن ُيَو ِّحَد َهللا (َو ِفْي ِر َو اَيٍة َع َلى َخ ْم ٍس) َش َهاَد ِة َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو َأَّن ُمَحَّم ًدا‬: ‫ُبِنَي ْاِإل ْس َالُم َع َلى َخ ْمَسٍة‬
‫َر ُسْو ُل ِهللا َو ِإَقاِم الَّص َالِة َو ِإْيَتاِء الَّز َك اِة َو ِصَياِم َر َم َض اَن َو اْلَح ِّج‬

Artinya : “Islam dibangun atas lima perkara yaitu mentauhidkan Allah, dalam riwayat
lain : bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan sholat, menunaikan zakat, puasa
Ramadhan dan haji.” (HR. Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Umar
rodhiyallahu anhuma)

b) Sholat merupakan media penghubung antara seorang hamba dengan


Tuhannya, sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam:

‫ِإَّن َأَح َد ُك ْم ِإَذ ا َص َّلى ُيَناِج ي َر َّبُه‬

Artinya : “Sesungguhnya seorang dari kamu jika sedang sholat, berarti ia sedang
bermunajat (berbisik-bisik) dengan Tuhannya”. (HR. Bukhari, dari Anas bin Malik
rodhiyallahu anhu)
c) Sholat adalah penolong dalam segala urusan penting. sebagaimana firman
Allah ta’ala:

‫َو اْسَتِع يُنوا ِبالَّصْبِر َو الَّص َالِة‬

Artinya : “Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu”. (QS. Al Baqarah : 45)

d) Sholat adalah pencegah dari perbuatan maksiat dan kemungkaran,


Sebagaimana firman Allah ta’ala:

‫َو َأِقِم الَّصَالَة ِإَّن الَّصَالَة َتْنَهى َع ِن ْالَفْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر‬

Artinya : “Dan dirikanlah sholat karena sesungguhnya sholat itu mencegah dari
perbuatan keji dan munkar”. (QS. Al Ankabuut : 45)

e) Sholat adalah cahaya bagi orang-orang yang beriman yang memancar dari
dalam hatinya dan menyinari ketika di padang Mahsyar pada hari kiamat,
sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

‫الَّص َالُة ُنْو ٌر‬

Artinya : “Sholat adalah cahaya ”. (HR. Muslim, dari Abu Malik Al-Asy’ari
rodhiyallahu anhu)

‫َم ْن َح اَفَظ َع َلْيَها َكاَنْت َلُه ُنْو ًرا َو ُبْر َهاًنا ََو نَج اًة َيْو َم ْالِقَياَم ِة‬

Artinya : “Barangsiapa yang menjaga sholatnya niscaya ia kan menjadi cahaya, bukti
dan penyelamat (baginya) pada hari kiamat.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban, dari
Abdullah bin ‘Amr rodhiyallahu anhu)

f) Sholat adalah kebahagiaan jiwa orang-orang yang beriman serta penyejuk


hatinya, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam:

‫ُج ِع َلْت ُقَّر ُة َأْع ُيِنْي ِفي الَّص َالِة‬

Artinya : “Dijadikan penyejuk hatiku di dalam sholat”. (HR. Ahmad, dan, Nasa’i, dari
Anas bin Malik radhiyallahu anhu)
g) Sholat adalah penghapus dosa-dosa dan pelebur segala kesalahan,
sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

: ‫َيْغ َتِس ُل ِفْيِه ُك َّل َيْو ٍم َخ ْمَس َم َّراٍت َهْل َيْبَقى ِم ْن َد َرِنِه َش ْي ٌء ؟ َقاُلْو ا‬ ‫َأَر َأْيُتْم َلْو َأَّن َنْهًرا ِبَباِب َأَحِد ُك ْم‬
‫ َك َذ ِلَك َم َثُل الَّص َلَو اِت اْلَخ ْم ِس َيْم ُحو ُهللا ِبِهَّن ْالَخ َطاَيا‬: ‫َقاَل‬. ‫َال َيْبَقى ِم ْن َد َر ِنِه َْش ٌء‬

Artinya : “Apa pendapat kalian jika di depan pintu seseorang di antara kalian terdapat
sungai, di dalamnya ia mandi lima kali sehari, apakah masih tersisa kotoran (di
badannya) meski sedikit ?” Para shahabat menjawab : “Tentu tidak tersisa sedikit pun
kotoran (di badannya)” Beliau berkata: “Demikian pula dengan sholat lima waktu,
dengan sholat itu Allah menghapus dosa-dosa”. (HR. Bukhari, dan Muslim, dari Abu
Hurairah rodhiyallahu anhu)

‫الَّص َلَو اُت اْلَخ ْم ُس َو اْلُج ُمَع ُة ِإَلى اْلُج ُمَعِة َو َر َم َض اُن ِإَلى َر َم َض اَن ُم َك ِّفَر اٌت ِلَم ا َبْيَنُهَم ا ِإَذ ا اْج ُتِنَبِت ْالَك َباِئُر‬

Artinya : “Sholat lima waktu dan dari Jum’at ke Jum’at dan dari Romadhon ke
Romadhon, merupakan pelebur (dosa kecil yang dilakukan) di antara keduanya,
selama tidak melakukan dosa-dosa besar”. (HR. Muslim, dari Abu Hurairah
rodhiyallahu anhu)

h) Sholat merupakan tiang agama, barangsiapa yang menegakkannya maka ia


telah menegakkan agama, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam:

‫َر ْأُس ْاَألْم ِر اِإل ْس َالُم َو َع ُم ْو ُد َه الَّص َالُة َو َذ ْر َو ُة َس َناِمَه الِج َهاُد ِفْي َس ِبْيِل ِهللا‬

Artinya : “Pokok dari perkara-perkara adalah Islam, tiangnya adalah sholat dan
puncak tertingginya adalah jihad di jalan Allah”. (HR. AT-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan
Ahmad, dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu anhu)
i) Sholat merupakan pembeda antara orang yang beriman dengan orang yang
kafir dan musyrik, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

‫َبْيَن الَّرُج ِل َو َبْيَن ْالُك ْفِر َو الِّش ْر ِك َتْر ُك الَّص َالِة‬

Artinya : “Batas pemisah antara seseorang dengan kekafiran dan kesyirikan adalah
meninggalkan sholat”. (HR. Muslim, dari Jabir bin Abdullah rodhiyallahu anhu)

j) Sholat merupakan sebaik-baik amalan, sebagaimana sabda Nabi shallallahu


alaihi wasallam:

‫ الَّص َالُة َع َلى َو ْقِتهَا‬: ‫ِع ْنَد َم ا ُس ِئَل َع ْن َأِّي ْاَألْع َم اِل َأْفَض ُل ؟ َفَقاَل‬

Artinya : Ketika beliau ditanya tentang amalan apa yang paling utama, maka beliau
menjawab : “Sholat pada waktunya”. (HR. Bukhari, dan Muslim, dari Abdullah bin
Mas’ud rodhiyallahu anhu)

k) Sholat adalah perkara pertama yang akan dihisab (diperhitungkan) pada setiap
hamba, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

‫إَّن َأَّو َل َم ا ُيَح اَس ُب الَّناُس ِبِه َيْو َم ْالِقَياَم ِة ِم ْن َأْع َم اِلِهْم الَّص َالُة‬

Artinya : “Sesungguhnya perkara pertama yang akan dihisab (diperhitungkan) dari


amal perbuatan manusia pada hari kiamat adalah masalah sholat ”. (HR. Ahmad dan
Abu Dawud, dari Abu Hurairah rodhiyallahu anhu)
3. Macam – macam Sholat
Shalat secara umum terbagi menjadi dua, yaitu shalat wajib dan shalat sunna.
Berikut adalah rincian dari macam-macam shalat.

A. Sholat Wajib
1) Sholat Subuh
2) Sholat Dhuhur
3) Sholat Asyar
4) Sholat Magrib
5) Sholat Isya’
B. Sholat Sunnah
1. Sholat Rawatib ialah sholat sunnah yang menyertai sholat fardhu
2. Sholat Sunnah Wudhu ialah sholat yang dikerjakan selesai berwudhu
3. Sholat Dhuha ialah sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu
matahari sedang naik
4. Sholat tahyyatul masjid ialah sholat sunnah yang dekerjakan oleh
jama’ah yang sedang masuk ke masjid , baik pada hari jum’at maupun
lainnya, diwaktu malam atau siang.
5. Sholat Tahajud ialah sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu
malam; sedikitnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknnya tidak terbatas.
6. Sholat istikharah ialah sholat sunnah dua rakaat untuk memohon
kepada allah ketentuan pilihan yang baik diantara dua hal yang belum
dapat ditentukan baik buruknya.
7. Sholat sunnah mutlaq ialah sunnah yang boleh dikerjakan pada waktu
kapan saja, kecuali pada waktu yang terlarang untuk mengrjakan
sholat sunnah dan jumlah rakaatnya tidak terbatas
8. Sholat Sunnah taubah ialah sholat yang disunnahkan untuk dilakukan
setelah seseorang melakukan dosa atau merasa berbuat dosa, lalu
bertobat kepada allah swt.
9. Sholat Sunnah Hajad ialah sholat sunnah yang dikerjakan karna
mempunyai hajat agar diperkenankan hajadnya oleh tuhan.
10. Sholat Tarawih ialah sholat malam yang dikerjakan pada bulan
ramadhan.
11. Sholat witir ialah sholat sunnah malam yang berjumlah rakaat ganjil
dan sebagai penutup sholat lail.
12. Sholat Id/hari raya ialah sholat sunnah dua hari raya yang dikerjakan
pada pagi hari tanggal 1 syawal dan tanggal 10 Dzulhijjah
13. Sholat Dua gerhana/ kusufain ialah sholat dua gerhana, yakni sholat
karna gerhana bulan dan gerhana matahari
14. Sholat Istisqa’ (memohon hujan) ialah sholat sunnah untuk memohon
hujan dan disunnahkan bagi orang-orang yang muqim atau
musyhaafir, dikala sangat mengjadkan air karena tidak ada hujan
keputusan air dari sumbernya3

3
Ahsin W. Al-Hafidz, Kamus Ilmu Al-Qur‟an, (Jakarta: Amzah, 2005), 264
Menurut T.A Lathief Rousydy sebagaimana yang dikutip oleh Riznanto dan
Rahmawati, pengertian shalat terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

1. Menurut bentuk, sifat dan kaifiyahnya


Shalat adalah perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan
diakhiri dengan salam, dengan cara Tuhan disembah disertai dengan cara-cara
tertentu.
2. Menurut hakikatnya
Shalat adalah menghadapkan jiwa kepada Allah menurut cara yang
mendatangkan rasa takut kepada-Nya serta membangkitkan rasa kagum di
dalam hati atas kebesaran-Nya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya.
3. Menurut ruh atau jiwanya
Shalat adalah menghadap Allah dengan sepenuh jiwa dan khusyu‟ di
hadapan-Nya serta ikhlas kepada-Nya disertai dengan ketulusan hati dalam
berdzikir, berdo‟a dan memuji.4

4
Ahmad Musonnif, Ilmu Falak (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2011), h. 57
Adapun hal-hal yang termasuk rukun shalat dan hal-hal yang membatalkan shalat
sebagai berikut:

A. Rukun Shalat
1) Niat
2) Takbiratul Ihram
3) Berdiri untuk shalat fardu bagi yang kuasa. Jika berhalangan karena
sakit, maka boleh dengan duduk, tidur miring atau berbaring
4) Membaca surat Al-Fatihah pada tiap-tiap rakaat
5) Ruku’ dengan tuma’ninah
6) I’tidal dengan tuma’ninah
7) Sujud dua kali dengan tuma’ninah
8) Duduk antara dua sujud dengan tuma’ninah
9) Duduk tahiyyat (tasyahhud) akhir
10) Membaca salawat Nabi pada tsyahhud akhir
11) Membaca salam yang pertama
12) Tertib (berurutan dalam mengerjakan rukun).
13) Sunnah Shalat
14) Do’a Istiftaah
15) Meletakkan (telapak) tangan kanan di atas (punggung) tangan kiri
pada dada tatkala berdiri sebelum ruku’
16) Mengangkat kedua tangan dengan jari-jari rapat yang terbuka (tidak
terkepal) setinggi bahu atau telinga tatkala takbir pertama, ruku’, bangkit dari
ruku’, dan ketika berdiri dari tasyahhud awal menuju rakaat ketiga
17) Tambahan dari sealam sholataalam sholataalam sholataalam
sholataalam sholatakali tasbih dalam tasbih ruku’ dan sujud
18) Tambahan dari ucapan robbana walakal hamdu setelah bangkit dari
ruku’
19) Tambahan dari satu permohonan akan maghfiroh (yaitu bacaan
robbighfirlii) di antara dua sujud
20) Meratakan kepala dengan punggung dalam ruku’
21) Berjauhan antara kedua lengan atas dan dengan kedua sisi, antara
perut dengan kedua paha dan antara kedua paha dengan kedua betis pada
waktu sujud
22) Mengangkat kedua siku dari lantai ketika sujud dengan kedua sisi,
antara perut dengan kedua paha dan antara kedua paha dengan kedua betis
pada waktu sujud
23) Duduk iftiraasyi (duduk di atas kaki kiri sebagai alas dan menegakkan
kaki kanan) pada tasyahhud awal dan di antara dua sujud
24) Duduk tawarruk (duduk pada lantai dan meletakkan kaki kiri di
bawah kaki kanan yang tegak) pada tasyahhud akhir dalam sholat tiga atau
empat raka’at
25) Mengisaratkan dengan telunjuk pada tasyahud awal dan tasyahud
akhir sejak mulai duduk sampai selesai tasyahud
26) Mendo’akan shalawat dan berkah untuk Nabi Muhammad SAW dan
keluarga beliau serta untuk Nabi Ibrahim AS dan keluarga beliau pada
tasyahud awal
27) Berdo’a pada tasyahud akhir
28) Mengeraskan (jahr) bacaan pada shalat subuh, jum’at, dua hari raya ,
istisqaa (minta hujan), dan pada dua rakaat pertama pada shalat maurib dan
isya’
29) Merendahkan (sirr) bacaan pada shalat dhuhur,ashar, pada rakaat
ketiga shalat magrib dan dua rakaat terakhir shalat isya’
30) Membaca lebih dari surat al fatihah5

5
Tahmid Amri “ Waktu Shalat Perspekti Syar’i ” Jurnal Asy-Syari’ah, Vol. 16,No.3, Desember (2014), h. 207
B. Syarat sah shalat ada delapan, yaitu:

1) Suci dari hadats besar dan kecil.


2) Suci pakaian, badan dan tempat dari najis.
3) Menutup aurat.
4) Menghadap kiblat.
5) Masuk waktu sholat.
6) Mengetahui rukun-rukan sholat.
7) Tidak meyakini bahwa diantara rukun-rukun sholat adalah
sunnahnya.Menjauhi semua yang membatalkan sholat.6

6
Fadhl Ilahi, Mengapa Harus Shalat Jamaah,( Copyright Ausath 2009), 116.
C. Hal-hal yang membatalkan sholat
a. Berbicara dengan sengaja yang sesuai dengan penbicaraan manusia, baik
itu berhubungan dengan kebaikannya sholat atau tidak
b. Berbuat sesuatu yang banyak secara berturut-turut, seperti melangkah tiga
kali dengan sengaja atau tidak
c. Adanya hadas kecil dan besar
d. Secara tiba-tiba ada najis yang tidak diampuni
e. Terbukanya aurat secara sengaja
f. Berubah niatnya, seperti tiba-tiba niat keluar dari sholat
g. Membelakangi kiblat
h. Makan dan minum, baik banyak atau sedikit, kecuali bila seseorang yang
sholat itu memang tidak mengetahui keharamannya
i. Tertawa
j. Murtad, yaitu putusnya islamnya, sebab ucapan atau perbuatan.7

7
Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang: PT Toha Putra, 1995), 279.
4. Hukum Shalat Berjamaah.

Sebagian ulama mengatakan shalat berjamaah itu adalah fardhu ain (wajib
ain), sebagian lagi berpendapat bahwa shalat berjamaah itu fardhu kifayah, sebagian
lagi berpendapat sunat muakkat (sunat istimewa).8

Yang akhir inilah hukum yang lebih layak selain shalat jumat. Menurut kaidah
persesuaian beberapa dalil dalam masalah ini seperti tersebut diatas, berkata
pengarang Nailul Authar: Pendapat seadil-adil dan sehampir-hampirnya pada yang
betul ialah shalat berjamaah itu sunat muakat. Shalat lima waktu dengan barjamaah di
masjid lebih baik daripada shalat berjamaah di rumah, kecuali shalat sunat, maka
dirumah lebih baik.9

Selain itu sebagian orang beranggapan bahwa sholat berjamaah hukumnya


sunnah; jika dikerjakan berpahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa. Anggapan ini
menurut mereka didukung oleh pendapat mayoritas ulama dari Madzhab Malikiyah,
Hanafiyah, dan safi‟iyah. Dari perbedaan-perbedaan ini yang dianggap paling benar
adalah nash yang jelas dalam Al-Qur'an dan sunah. Maka siapapun yang bersama
nash, dialah yang benar.

8
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam,(Sinar Baru Bandung, 1990), 111.

9
Ahmad Sarwat, Seri Fiqih Kehidupan (3): Shalat(Jakarta: Rumah Fiqih Publishing, 2015), h. 105
BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

Dalam bahasa Arab, perkataan “shalat” digunakan untuk beberapa arti; di


antaranya digunakan untuk arti “do‟a”, digunakan untuk arti “rahmad” dan untuk arti
“mohon ampunan”. Dalam istilah fiqih, shalat adalah salah satu macam atau bentuk
ibadah yang diwujudkan dengan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu disertai
dengan ucapan-ucapan tertentu dan dengan syarat-syarat tertentu pula.

Shalat terdiri dari shalat fardhu (wajib)dan shalat sunnah. Shalat fardhu
(wajib) sendiri terdiri atas 5 waktu antara lain subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan
isya’. Shalat dapat membentuk kecerdasan spiritual bagi siapa saja yang
melakukannya.

Sebagian ulama mengatakan shalat berjamaah itu adalah fardhu ain (wajib
ain), sebagian lagi berpendapat bahwa shalat berjamaah itu fardhu kifayah, sebagian
lagi berpendapat sunat muakkat (sunat istimewa).

Yang akhir inilah hukum yang lebih layak selain shalat jumat. Menurut kaidah
persesuaian beberapa dalil dalam masalah ini seperti tersebut diatas, berkata
pengarang Nailul Authar: Pendapat seadil-adil dan sehampir-hampirnya pada yang
betul ialah shalat berjamaah itu sunat muakat.

B. Saran

Sebagai umat islam seharusnya kita dapat menjaga dan memelihara antara
waktu shalat dan pekerjaan. Karena seiring berjalannya era digital, semakin banyak
yang lalai dalam beribadah apalagi mengingat Allah SWT. Maka dari itu, marila
seksama mengajak kepada kebaikan berseru kepada keadilan serta menolong dalam
kebajikan.
BAB IV

Daftar Pustaka

Ismail “Metode Penentuan Awal Waktu Shalat dalam Perspektif Ilmu Falak” Jurnal

IlmiahIslam Futura, Vol.14, No. 2, (2015), h. 219

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: CV Darus


Sunnah,2014), h. 96

Ahmad Musonnif, Ilmu Falak (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2011), h. 57

Tahmid Amri “ Waktu Shalat Perspekti Syar’i ” Jurnal Asy-Syari’ah, Vol. 16,No.3,
Desember (2014), h. 207

Ahmad Sarwat, Seri Fiqih Kehidupan (3): Shalat(Jakarta: Rumah Fiqih Publishing,
2015), h. 105

Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang: PT Toha Putra, 1995), 279.

Ahsin W. Al-Hafidz, Kamus Ilmu Al-Qur‟an, (Jakarta: Amzah, 2005), 264

Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam,(Sinar Baru Bandung, 1990), 111.

Fadhl Ilahi, Mengapa Harus Shalat Jamaah,( Copyright Ausath 2009), 116.

Anda mungkin juga menyukai