Shalat Jenazah
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Ibadah
Dosen Pengampu: Zulfadhli Sultani, M.Sc
Disusun Oleh :
Chadijah (2017353917) - Akuntansi
Muhamad Vikrie (2017353924) – Akuntansi
Moh Hasbiallah (2015024350) - Manajemen
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa
ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah kelompok V
tentang “Shalat Jenazah”. Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan
untuk junjungan Nabi besar, yaitu Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan
keluarganya yang telah menyampaikan ajaran agama islam untuk kita semua.
Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-
banyaknya untuk Bapak Zulfadhli Sultani, M.Sc selaku dosen mata kuliah
Praktikum Ibadah yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami juga berharap dengan
sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna serta bermanfaat dalam
meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait materi “Shalat Jenazah”.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami
tulis di masa yang selanjutnya, sebab kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh
setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.
Kelompok V
1|Page
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
Bab I – Pendahuluan
1. Latar Belakang 3
2. Rumusan Masalah 4
3. Tujuan 4
Bab II – Pembahasan
A. Pengertian Shalat 5
B. Syarat dan Rukun Shalat Fardhu 6
C. Waktu dan Bacaan Niat Shalat Fardhu 7
D. Manfaat Shalat Fardhu 9
E. Macam-macam Shalat Sunnah 9
F. Pengertian Shalat Jenazah 13
G. Hukum Shalat Jenazah 13
H. Syarat Shalat Jenazah 14
I. Sunnah Shalat Jenazah 14
J. Tata Cara Shalat Jenazah 15
Bab III – Penutup
A. Simpulan 26
B. Saran 26
Daftar Pustaka 27
2|Page
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Shalat merupakan salah satu ibadah wajib bagi umat muslim dan
shalat merupakan sarana komunikasi antara seorang hamba dengan
Tuhan-Nya sebagai suatu bentuk ibadah yang di dalamnya terdapat
sebuah amalan yang tersusun dari beberapa ucapan dan perbuatan yang
diawali dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, dan
dilakukan sesuai dengan syarat maupun rukun shalat yang telah
ditentukan (Imam Bashari Assayuthi, 30).
Shalat terdiri dari shalat fardhu (wajib) dan shalat sunnah. Shalat
fardhu (wajib) sendiri terdiri atas 5 waktu antara lain subuh, dzuhur,
ashar, maghrib dan isya’. Shalat dapat membentuk kecerdasan spiritual
bagi siapa saja yang melakukannya (Agustian, 2001).
Selain itu mempelajari shalat merupakan kewajiban bagi setiap
muslim, karena shalat adalah bentuk pengabdian manusia kepada
Allah SWT yang wajib dilaksanakan agar didalam setiap kegiatannya
selalu diberikan keberkahan, kebaikan, kemudahan, dan jalan keluar
dari kesulitan yang menimpa.
Adapun manfaat dari melaksanakan shalat menurut Imam Ja’far
Al-Shadiq antara lain yaitu mengajarkan bagaimana agar kita selalu
mengawali suatu perbuatan dengan niat yang baik, dan ini bisa
tercermin dari sebelum memulai shalat kita harus selalu mengawalinya
dengan niat. Selain itu manfaat shalat yang lainnya yaitu dapat
memperkuat iman, membangun akhlak yang baik dan moralitas yang
tinggi, mengajarkan tentang kesabaran, serta dapat mencegah dari
segala perbuatan yang keji dan mungkar (QS. Al-Ankabut/29:45).
Dalam Islam, Shalat menempati kedudukan yang tidak dapat
ditandingi oleh ibadah lainnya. Selain termasuk rukun islam, yang
berarti tiang Agama, Shalat juga termasuk Ibadah yang pertama
diwajibkan Allah kepada Nabi Muhammad ketika Mi’raj.
3|Page
Disamping itu, Shalat memiliki tujuan yang tidak terhingga.
Tujuan Hakiki dari Shalat, sebagaimana dikatakan Al-jaziri, adalah
tanda hati dalam rangka mengagungkan Allah sebagai pencipta.
Disamping itu Shalat juga merupakan bukti takwa Manusia kepada
Khaliknya. Dalam salah satu ayat-Nya menyatakan bahwa Shalat
bertujuan menjauhkan orang dari keji dan munkar. (Materi Pendidikan
Agama Islam. 2001: 23-24)
Banyak hadits yang menyatakan tentang Hakikat shalat, misalnya:
”Sesungguhnya shalat itu adalah tiang Agama. Barangsiapa
menegakkannya, berarti Dia menegakkan Agama, dan barangsiapa
meninggalkannya, berarti dia merobohkannya”. Akan tetapi,hakikat
shalat bukan hanya tindakan dan ucapan tertentu, tetapi juga harus
disertai dengan kesadaran hati. (Shalat dalam Persfektif Sufi. 2002:
77).
2. Perumusan Masalah
1. Pengertian Shalat
2. Macam-macam Shalat ( Wajib & Sunnah )
3. Shalat Jenazah
3. Tujuan
Tujuan ditulisnya Makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas
mata Kuliah Praktikum Ibadah, juga untuk memaparkan Materi
mengenai Ibadah Shalat.
4|Page
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat
Pengertian shalat secara etimologi berarti do’a dan secara
terminologi atau istilah dari para ahli fiqih membagi arti shalat
secara lahir dan hakiki. Shalat secara lahiriah berarti perkataan dan
perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam,
dan dengan itu kita beribadah kepada Allah SWT menurut syarat
dan rukun yang telah ditentukan (Sidi Gazalba,88).
Dan secara hakikinya shalat ialah “berhadapan hati (jiwa)
kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta
menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan
kekuasaan-Nya” dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah
dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya”
(Hasbi Asy-Syidiqi, 59)
Shalat juga diartikan sebagai salah satu sarana komunikasi
antara seorang hamba dengan Tuhan-Nya, sebagai bentuk ibadah
yang di dalamnya terdapat amalan yang tersusun dari beberapa
ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ikhram dan
diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun shalat
yang telah ditentukan (Imam Bashari Assayuthi, 30). Maka dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat ialah
merupakan salah satu ibadah kepada Allah, yang berupa
perkataan/ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan
diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah
ditentukan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah
ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan tertentu, yang diawali
dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam menurut syarat
dan rukun shalat yang telah ditentukan dalam islam. Sedangkan
shalat fardhu atau yang biasa disebut shalat wajib 5 waktu adalah
5|Page
shalat yang hukumnya fardhu (wajib), dimana shalat yang wajib
dilaksanakan oleh semua umat muslim dan dikerjakan pada 5
waktu yaitu: subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya’.
6|Page
d. Makan dan Minum
7|Page
Waktunya dimulai setelah waktu dzuhur berakhir hingga
matahari terbenam. Antara pukul 15.00-18.00 sore. Shalat
ashar terdiri dari 4 raka’at.
Niat Shalat Ashar:
ِّ / (ت ُم ْستَ ْق ِّب َل اْ ِّلق ْبلَ ِّة اَدَا ًء ) َمأْ ُم ْو ًما
)إ َما ًما( ِّل ِِّ ِّل تَ َعالَى ٍ ض اْل َعص ِّْراَرْ َب َع ر َك َعا
َ ْى فَر َ ُا
ْ ص ِّل
8|Page
Artinya: Aku berniat melakukan shalat fardhu maghrib 4
raka’at, dengan menghadap qiblat (ma’muman/imaman) karena
Allah ta'ala.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa melaksanakan
shalat fardhu (wajib) harus sesuai dengan waktu yang sudah
ditentukan dalam islam, apabila tidak sesuai waktunya maka
berlaku waktu yang tidak diperbolehkan shalat.
9|Page
roka'at shalat dhuha minimal dua rokaat dan maksimal dua belas
roka'at dengan satu salam setiap dua roka'at. Manfaat dari shalat
dhuha adalah supaya dilapangkan dada dalam segala hal, terutama
rejeki. Saat melakukan shalat dhuha sebaiknya membaca ayat-ayat
surat al-waqi'ah, adh-dhuha, al-quraisy, asy-syamsi, al-kafirun dan
al-ikhlas.
3. Shalat Sunah Istikharah
Shalat istikharah adalah shalat yang tujuannya adalah untuk
mendapatkan petunjuk dari Allah SWT dalam menentukan pilihan
hidup baik yang terdiri dari dua hal/perkara maupun lebih dari dua.
Hasil dari petunjuk Allah SWT akan menghilangkan kebimbangan
dan kekecewaan di kemudian hari. Setiap kegagalan akan
memberikan pelajaran dan pengalaman yang kelak akan berguna di
masa yang akan datang. Contoh kasus penentuan pilihan:
- memilih jodoh suami/istri
- memilih pekerjaan
- memutuskan suatu perkara
- memilih tempat tinggal, dan lain sebagainya
Dalam melakukan shalat istikharah sebaiknya juga melakukan,
puasa sunah, shodaqoh, zikir, dan amalan baik lainnya.
4. Shalat Sunah Tasbih
Shalat tasbih adalah solat yang bertujuan untuk memperbanyak
memahasucikan Allah SWT. Waktu pengerjaan shalat bebas.
Setiap rokaat dibarengi dengan 75 kali bacaan tasbih. Jika shalat
dilakukan siang hari, jumlah rokaatnya adalah empat rokaat salam
salam, sedangkan jika malam hari dengan dua salam.
5. Shalat Sunah Taubat
Shalat taubat adalah shalat dua roka'at yang dikerjakan bagi orang
yang ingin bertaubat, insyaf atau menyesali perbuatan dosa yang
telah dilakukannya dengan bersumpah tidak akan melakukan serta
mengulangi perbuatan dosanya tersebut. Sebaiknya shalat sunah
taubat dibarengi dengan puasa, shodaqoh dan shalat.
10 | P a g e
6. Shalat Sunah Hajat
Shalat Hajat adalah shalat agar hajat atau cita-citanya dikabulkan
oleh Allah SWT. Shalat hajat dikerjakan bersamaan dengan ikhtiar
atau usaha untuk mencapai hajat atau cita-cita. Shalat sunah hajat
dilakukan minimal dua rokaat dan maksimal dua belas bisa kapan
saja dengan satu salam setiap dua roka'at, namun lebih baik
dilakukan pada sepertiga terakhir waktu malam.
11 | P a g e
Shalat tahiyatul masjid ialah shalat untuk menghormati masjid.
Disunnahkan shalat tahiyatul masjid bagi orang yang masuk ke
masjid, sebelum ia duduk. Shalat tahiyatul masjid itu dua raka’at.
12. Shalat Tarawih.
Shalat Tarawih yaitu shalat malam pada bulan ramadhan
hukumnya sunnah muakad atau penting bagi laki-laki atau
perempuan, boleh dikerjakan sendiri-sendiri dan boleh pula
berjama’ah.
13. Shalat Hari Raya (Idul Adha dan Idul Fitri).
Sebagaimana telah diterangkan bahwa waktu shalat hari raya idul
fitri adalah tanggal 1 syawal mulai dari terbit matahari sampai
tergeincirnya. Akan tetapi, jika diketahui sesudah tergelincirnya
matahari bahwa hari itu tanggal 1 syawal jadi waktu shalat telah
habis, maka hendaklah shalat di hari kedua atau tanggal 2 saja.
Sedangkan untuk shalat hari raya Idul Adha tanggal 10 Dzulhijjah.
14. Shalat Dua Gerhana.
Kusuf adalah gerhana matahari dan khusuf adalah gerhana
bulan[4]. Shalat kusuf dan khusuf hukumnya sunnah muakaddah
berdasarkan sabda Nabi saw. Yang artinya :
“Sesungguhnya matahari dan bulan tidak mengalami gerhana
karena kematian seseorang maupun kehidupannya. Maka apabila
kalian menyaksikan itu, hendaklah kalian shalat dan berdoa kepada
Allah Ta’ala.” (H.R. Syaikhain).
15. Shalat Rawatib.
Shalat rawatib adalah shalat sunnah yang dikerjakan sebelum dan
sesudah dholat fardu. Seluruh dari shalat rawatib ini yaitu ada 22
rakaat, yaitu :
a. 2 rakaat sebelum shalat subuh (sesudah shalat
subuh tidak ada shalat sunah ba’diyah).
b. 2 rakaat sebelum shalat zuhur. 2 atau 4 rakaat
sesudah zuhur.
12 | P a g e
c. 2 rakaat atau 4 rakaat sebelum shalat ashar,
(sesudah shalat ashar tidak ada shalat ba’diyah).
d. 2 rakaat sesudah shalat maghrib.
e. 2 rakaat sebelum shalat isya.
f. 2 rakaat sesudah shalat isya.
Shalat-shalat tersebut yang dikerjakan sebelum shalat fardhu,
dinamakan “qobliyah” dan sesudahnya disebut “ ba’diyah”.
ِ أن رسو َل هللاِ صلَّى هللاُ عليه وسلَّ َم كان يُؤتى بالرج ِل المي
فيسأل ) هل ترك. عليه الدين، ت َّ
) وإال قال ) صلُّوا على صاحبِكم. لدَينه من قضاءٍ ؟ ( فإن حدث أنه ترك وفا ًء صلَّى عليه
13 | P a g e
Nabi pun menyalatkannya. Jika tidak ada, maka beliau bersabda:
“Shalatkanlah saudara kalian” (HR Muslim no. 1619).
ُ ص ِّلي َعلَ ْي ِّه أ ُ َّمةٌ ِّم ْن ْال ُم ْس ِّل ِّمينَ َي ْبلُغُونَ ِّمائَةً ُكلُّ ُه ْم َي ْشفَعُونَ لَهُ ِّإ ََّّل
ش ِّفعُوا ِّفي ِّه َ ُت ت
ٍ َما ِّم ْن َم ِّي
14 | P a g e
3. Membaca Ta’awuz
4. Banyak Makmum
5. Banyak Shaf
1. Posisi berdiri
Imam berdiri sejajar dengan kepala mayit lelaki dan bila mayitnya
wanita, imam berdiri di bagian tengahnya. Makmum berdiri di
belakang imam. Sebagaimana dalam hadits Abu Ghalib:
“Al ‘Ala bin Ziyad mengatakan: wahai Abu Hamzah (Anas bin
Malik), apakahpraktek Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
dalam shalat jenazah seperti yang engkau lakukan? Bertakbir 3
kali, berdiri di bagian kepala lelaki dan di bagian tengah wanita?
Anas bin Malik menjawab: iya” (HR. Abu Daud no. 3194, At
Tirmidzi no. 1034, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan
Abi Daud).
2. Jumlah shaf
15 | P a g e
Wallahu a’lam, hadits ini lemah karena ‘an’anah Ibnu Ishaq.
Sebagaimana Syaikh Al Albani dalam Dha’if Al Jami‘ (no. 5668)
menyatakan hadits ini lemah.
Takbir shalat jenazah sebanyak empat kali. Ulama ijma akan hal
ini. Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu:
16 | P a g e
“Bahwasanya beliau biasa mengangkat kedua tangannya setiap
kali takbir di shalat jenazah” (dishahihkan Ibnu Hajar
dalam Talkhis Al Habir, 2/291).
17 | P a g e
hari, kami tidak ingin mengganggumu wahai Rasulullah. Maka
beliau pun mendatangi kuburannya dan shalat jenazah di sana”
(HR. Bukhari no. 1247).
18 | P a g e
c. takbir yang kedua, kemudian membaca shalawat
kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Berdasarkan hadits dari Abu Umamah Al
Bahili radhiallahu’anhu:
19 | P a g e
يرنَا َوذَك َِرنَا َوأ ُ ْنثَانَا
ِ ِيرنَا َو َكب َ اللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل َحيِنَا َو َميِتِنَا َوشَا ِه ِدنَا َوغَائِبِنَا َو
ِ ص ِغ
ُ ََّهن الن
اس؛ َّ ترك َّ
َ ،يفعلهن ثالث ِخال ٍل كان رسو ُل هللاِ صلَّى هللا عليه وسلَّم
ُ
ِصالة ِ َّ الجنازة ِمثل الت
َّ سليم في ال َّ
ِ التسلي ُم على:إحداهن
Yaitu salam dilakukan dua kali ke kanan dan ke kiri dan yang
merupakan rukun hanya salam ke kanan saja.
20 | P a g e
mengerjakannya. Hadits ini memiliki hukum marfu’,
karena hal seperti ini tidak mungkin dikerjakan oleh
seorang sahabat dengan hasil ijtihadnya.
21 | P a g e
jumlahnya, maka semakin baik. Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
22 | P a g e
jenazah di kuburan mayat tersebut dan tidak ada batas
waktu tertentu, dengan syarat bahwa ketika mayat
tersebut mati, orang yang menyalatkan sudah menjadi
orang yang sah shalatnya.
23 | P a g e
Usai dirajam, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyalatkannya.
اح ِب ُك ْم
ِ صَ صلُّ ْوا َعلَى
َ
24 | P a g e
r. Shalat jenazah boleh dikerjakan di dalam masjid. Dari
Aisyah Radhiyallahu ‘anha , beliau berkata:
25 | P a g e
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kata Shalat secara Etimologis, berarti do’a. Adapun shalat secara
Terminologis, adalah seperangkat perkataan dan perbuatan yang dilakukan
dengan beberapa syarat tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri
dengan salam.
Shalat yang yang diwajibkan bagi tiap-tiap orang yang dewasa dan
berakal adalah lima kali dalam sehari semalam. Mula-mula turunnya
perintah wajib shalat itu adalah pada malam Isra, setahun sebelum tahun
hijriyah.
Selain shalat fardhu, ada juga yang di namakan dengan shalat
sunnah yang diatur tersendiri, baik waktu maupun pelaksanaannya.
Dikatakan orang, bahwa hikmah adanya ajaran shalat sunnah sehabis
shalat fardhu itu adalah agar menjadi penambah shalat fardhu yang
mungkin kurang tanpa di sengaja seperti kurang adabnya dan shalat
sunnah sebelum shalat fardhu agar lebih konsentrasi dalam memasuki
shalat fardhu itu dengan hati yang lapang mengerjakannya dan siap
menghadapinya.
26 | P a g e
Macam-macam dari shalat sunnah itu sendiri adalah diantaranya
shalat Jama’ah, shalat ’Idain, shalat Istisqa, shalat Tahiyatul masjid, shalat
Dhuha, shalat Tahajud, shalat Jum’at, shalat Rawatib.
B. Saran
Sebaiknya sebagai umat islam yang baik kita senantiasa
mendirikan solat, dan menghidupkan sunah rosul dan dilakukan sesuai
yang dicontohkan rosul.
DAFTAR PUSTAKA
https://muslim.or.id/44196-fikih-pengurusan-jenazah-2-shalat-jenazah.html
https://muslim.or.id/6361-rukun-rukun-shalat.html
https://dalamislam.com/shalat/sholat-jenazah
https://almanhaj.or.id/3070-bimbingan-mengurus-jenazah-1.html
27 | P a g e
28 | P a g e