Anda di halaman 1dari 15

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

"SHALAT"

OLEH :

NAMA : RAHMIZAH HAMZAH

NIM : J1A122164

KELAS : C

TUGAS : II

PRODI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

2022/2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan nikmat
yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ”SHALAT"

Terselesainya makalah ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak yang telah memberikan
kepada penulis berupa motivasi, baik materi maupun moril. Oleh karena itu, penulis bermaksud
mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu, dan semua yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum mencapai kesempurnaan, sehingga
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari berbagai pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ......................................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................. 2


BAB II PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN dan MAKNA SHALAT............................................................... 3

B. SEJARAH SHALAT.......................................................................................... 4

C. MACAM-MACAM SHALAT. ........................................................................... 5

D . SHALATNYA ORANG BERIMAN DAN ORANG FASIQ.................................... 6

E. MANFAAT SHALAT............................................................................................. 7

F. WAKTU YANG DILARANG UNTUK SHALAT..................................................... 8

G. SYARAT WAJIB SHALAT.................................................................................... 9

H. GERAKAN SHALAT DAN KONOTASI SIMBOLIKNYA........................................11

BAB III PENUTUP

A KESIMPULAN ................................................................................................ 10

B. SARAN ........................................................................................................ 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Shalat adalah ibadah yang agung dalam Islam yang menempati posisi nomor dua dalam rukun
Islam. Begitu pentingnya ibadah ini, para ulama sejak generasi awal hingga generasi ini, terus
memberikan perhatian luar biasaterhadap masalah shalat dari berbagai seginya baik dengan
pengajian kitab, diskusi ilmiah, mau pun menulis buku.1 Tujuan pokok Penciptakan manusia
adalah agar mereka beribadah semata-mata kepada Allah SWT. Ubudiyah ini mengandung
pengertian ikhlas kepada Allah dalam niat, perkataan, perbuatan, tunduk dan patuh kepada
ketentuan Allah serta mengikuti jalanNya. Salah satu ibadah yang terpenting lagi utama adalah
shalat.

Ibadah shalat merupakan salah satu bentuk ibadah yang menempati urutan yang terpenting
dan utama dari serangkaian kewajiban yang diberikan Allah terhadap umat Islam. Tidak ada cara
untuk memohon atau menyampaikan kebutuhan-kebutuhan kepada Allah seperti halnya dengan
shalat, karena bencana-bencana besar yang terhindar dari orang-orang terdahulu itu hanya
dengan shalat serta jarang sekali orang yang ditimpa bencana melainkan usaha untuk
menghindarkannya dengan mengerjakan shalat.Shalat dikatakan sebagai doa karena esensi dari
semua bacaan yang diucapkan dalam shalat mengandung makna doa kepada Allah Swt. Semua
perkataan yang diucapkan saat shalat adalah pengagungan kepada Allah Swt., seperti takbir,
tasbih, dan tahmid. Takbir dengan mengucapkan “Allahu Akbar”. Tasbih dengan mengucapkan
“Subhanallah”. Tahmid dengan mengucapkan “Alhamdulillah”, dan perkataan lainnya yang
berisi doa danpengagungan kepada Allah Swt. dari hamba-Nya.

Adapun yang dimaksudkan dengan perbuatan dalam shalat adalah semua gerakan seperti duduk,
berdiri, mengangkat tangan, sujud, rukuk, dan lain sebagainya. Gerakan shalat tersebut ada
ketentuannya, sehingga jangan sampai dilakukan gerakanshalat yang menyimpang dari ajaran
Nabi Muhammad Saw. Jadi, shalat tersebut dilakukan dengan memadukan perbuatan lisan dan
perbuatan gerakan, yan semua dilakukan dengan penuh keikhlasan dan kerendahan kepada Allah
Swt. serta semata-mata untuk mendapatkan keredhaan-Nya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian dan Makna shalat


2. Sejarah shalat
3. Macam - macam shalat
4. Shalatnya orang beriman dan orang fasiq
5. Manfaat shalat
6. Waktu yang dilarang untuk shalat
7. Syarat Wak shalat
8. Gerakan shalat dan konotasi simbolnya
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN dan MAKNA SHALAT

Shalat menurut bahasa adalah do'a, sedangkan menurut istilah adalah pekerjaan dan ucapan yang
diawali oleh takbiratul ihram dan diakhiri oleh salam. Permulaan shalat, shalat didirikan dengan
membaca kalimah kebesaran Allah. Yaitu bertakbir dengan mengucapkan Allahu Akbar, maka
serempak jiwanya bergerak menghadap ke Hadirat Allah Yang Mahatinggi-Mahamulia.
Sementara musholi meninggalakan seluruh urusan dunianya dan memusatkan pikirannya untuk
menghadap Allah SWT. Sehingga, sudah barang tentu ia putus hubungan dengan (makhluk) di
bumi, meskipun jasadiahnya ada di atas hamparan bumi. Sesungguhnya shalat dengan adzan dan
iqamatnya, berjamaah dengan keteraturannya, dengan dilakukan di rumah-rumah Allah, dengan
kebersihan dan kesucian, dengan penampilan yang rapi, menghadap ke kiblat, ketentuan
waktunya dan kewajiban-kewajiban lainnya seperti gerakan, tilawah, bacaan-bacaan dan
perbuatan-perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan ini
semuanya maka shalat mempunyai nilai lebih dari sekedar ibadah bumi, seraya berdoa selamat
(mengucap salam) kepada makhluk bumi, keselamatan dan kesejahteraan yang diperuntukkan
bagi sesama makhluk-Nya. Sebab itulah shalat berawal dengan takbir ihram. Allahu Akbar dan
berakhir dengan salam. 'Assalamu'alaikum.

B. SEJARAH SHALAT

Perintah mendirikan shalat yaitu melalui suatu proses yang luar biasa yang dilaksanakan oleh
Rasulullah SAW yaitu melalui Isra dan Mi'raj, dimana proses ini tidak dapat dipahami hanya
secara akal melainkan harus secara keimanan schingga dalam sejarah digambarkan setelah Nabi
melaksanakan Isra dan Mi'raj, umat Islam ketika itu terbagi tiga golongan, yaitu yang secara
terang-terangan menolak kebenarannya itu, yang setengah-tengahnya, dan yang yakin sekali
kebenarannya. Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka shalat merupakan kewajiban yang
utama, yaitu mengerjakan shalat dapat menentukan amal - amal yang lainnya, dan mendirikan
shalat berarti mendirikan agama dan banyak lagi yang lainnya.

C. MACAM-MACAM SHALAT

Shalat terbagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Shalat Fardhu

Yaitu shalat yang diwajibkan Alloh SWT kepada hamba-hamba-Nya sesuai batasan-batasan
yang telah dijelaskan-Nya, baik melalui perintah maupun larangan. Dalam hal ini adalah shalat 5
waktu dalam sehari semalam, yaitu:

1. Dzuhur, waktunya dari tergelincirnya matahari kearah barat sampai panjang bayangan
dua kali lipat dari panjang benda aslinya
2. 'Ashar, waktunya dari panjang bayangan dua kali lipat dari panjang benda aslinya sampai
tenggelamnya matahari.
3. Magrib, waktunya dari tenggelamnya matahari sampai hilangnya mendung merah
dilangit.
4. 'Isya', waktunya dari hilangnya mendung merah dilangit sampai munculnya fajar shodiq.
5. Shubuh, waktunya dari menculnya fajar shodiq sampai terbitnya matahari.

2. Shalat Tathowwu'

Yaitu shalat sunnah atau tambahan dari shalat-shalat fardhu 5 waktu.

 Shalat Tathowwu' Muthlaq Yaitu shalat sunnah yang batas dan ketentuannya tidak
ditentukan oleh syara'.
 Shalat Tathowwu' Muqoyyad
Yaitu shalat yang batas dan ketentuannya telah ditentukan oleh syara'.Ibnu Umar
rodhiallohu anhuma berkata: "Aku mengahafal 10 rokaat (shalat) dari Nabi sholallohu
alaihi wa sallam. 2 rokaat sebelum Dzuhur dan 2 rokaat sesudahnya. 2 rokaat setelah
maghrib dirumahnya, 2 rokaat setelah isya' dirumahnya, dan 2 rokaat sebelum shubuh
disaat Nabi sholallohu alaihi wa sallam tidak boleh dimasuki orang lain". (HR. Bukhori:
118, dan Muslim: 729)
Shalat lain yang disyariatkan dalam bagian ini antara lain, shalat-shalat sunah seperti
shalat tahajud, shalat witir dan rowatib, shalat istihoroh, shalat dhuha, shalat taubat,
shalat tahiyyatul masjid, dan shalat tasbih.

D. SHALATNYA ORANG BERIMAN DAN ORANG FASIQ

Shalatnya orang beriman :

 Orang beriman melaksanakan shalat sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh
Allah SWT, serta sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Sebagaimana
sabdanya: "Aku lakukan hal ini agar kalian dapat mengikuti aku (bermakmum) dan agar
kamu sekalian tahu shalatku" (HR. Bukhari-Muslim) Shalatlah kalian sebagaimana kalian
melihat aku shalat" (HR. Bukhari Muslim)
 Orang yang beriman melakukan shalat tidak hanya berupa gerakan dan ucapan yang telah
dicontohkan Rasulullah melainkan menekankan pada esensi shalat yaitu terdapatnya
kekhusuan. "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (yaitu) orang-orang
yang khusu' dalam shalatnya." (Al Mu'minun: 9).

Shalatnya orang fasiq:

A. Golongan pertama adalah golongan orang yang telah mengetahui ilmu tentang shalat,
yaitu mengenai syarat dan rukunnya, perkara-perkara yang membatalkannya, tentang
bersuci dari hadas, begitu juga bacaannya sudah betul dan lain sebagainya. Akan tetapi
golongan ini tidak mampu melawan nafsu. Sehingga godaan dan tarikan dunia mudah
memalingkan mereka daripada menunaikan kewajiban kepada Tuhannya seperti perintah
shalat ini. Bila mereka sedang ada mood maka ditunaikannya juga shalat. Tetapi bila ada
urusan pekerjaan, maka mereka lupakan saja shalat dan mendahulukan apa saja tuntutan
pekerjaan mereka walaupun mereka tahu perbuatan itu berdosa. Dengan kata yang lain,
mereka tidak istiqomah di dalam mengerjakan perintah shalat. Golongan ini dihukumkan
sebagai orang fasiq. Seperti firman Allah di dalam Al Quran: "Barangsiapa yang tidak
berhukum dengan apa yang telah Allah turunkan, maka mereka itu adalah orang-orang
yang fasiq".
B. Golongan kedua yaitu orang-orang yang sudah mengerjakan shalat dan sudah tahu
ilmunya, akan tetapi tidak khusyuk dalam mengerjakannya. Yakni, jiwa dan fikirannya
tidak ditumpukan untuk mengingati Allah dengan menghayati bacaan-bacaan dalam
shalat. Fikirannya melayang layang memikirkan hal-hal lain di luar shalat, seperti
pemiagaannya, kerjanya, istrinya, anaknya, dan lain-lain lagi. Golongan ini tidak
menjiwai shalatnya, malah pekerjaannya di luar shalat itu yang dijiwai sehingga
mengganggu ibadah shalatnya. Mereka diancam oleh Allah SWT dengan firmanNya:
Maka kecelakaanlah (neraka Wail) bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang
lalai di dalam shalatnya" (QS. Al Ma'un 4-5) Ciri orang yang munafik juga dapat dilihat
dari pelaksanaan shalat itu sendiri: "Sesungguhnya orang munafik itu menipu Allah dan
Allah membalas tipuan mereka dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri
dengan malas. Mereka bermaksud riya(dengan shalat) dihadapan manusia, dan tidaklah
mereka menyebut Allah melainkan dengan sedikit sekali" (Qs. Annisa: 142).

E. MANFAAT SHALAT

1. Shalat dapat menghapuskan dosa

Ibnu Mas'ud meriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda: " Kamu sekalian berbuat dosa,
maka kamu telah melakukan shalat subuh maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu
sekalian berbuat dosa, maka jika kamu melakukan shalat zhuhur, maka shalat itu
membersihkannya, kemudian berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat asar maka
shalat itu membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan
shalat maghrib, maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa lagi, maka jika
kamu melakukan shalat isya", shalat itu akan membersihkannya, kemudian kamu tidur maka
tidak lagi di catat dosa bagi kamu hingga kamu bangun." (HR. Thabrani)

2. Manfaat shalat bagi kesehatan

 Berikut ini beberapa manfaat dari gerakan shalat yang baik untuk kesehatan:
 Berdiri lurus adalah pelurusan tulang belakang, dan menjadi awal dari sebuah latihan
pernapasan, pencernaan dan tulang.
 Takbir merupakan latihan awal pernapasan. Paru-paru adalah alat pernapasan, Paru kita
terlindung dalam rongga dada yang tersusun dari tulang iga yang melengkung dan tulang
belakang yang mencembung, dengan begitu kita tidak mudah terserang penyakit, tulang
belakang juga akan lurus.
 Takbir berarti kegiatan mengangkat lengan dan merenggangkannya. hingga rongga dada
mengembang seperti halnya paru-paru.
 Dan mengangkat tangan berarti meregangnya otot-otot bahu hingga aliran darah yang
membawa oksigen menjadi lancar.
 Ruku' berarti memperlancar aliran darah dan getah bening ke leher oleh karena sejajarnya
letak bahu dengan leher. Aliran akan semakin lancar bila ruku' dilakukan dengan benar
yaitu meletakkan perut dan dada lebih tinggi daripada leher. Sujud juga melancarkan
peredaran darah hingga dapat mencegah wasir.
 Sujud dengan cepat tidak bermanfaat. Ia tidak mengalirkan getah bening dan tidak
melatih tulang belakang dan otot. Tak heran kalau ada di sebagian sahabat Rasul
menceritakan bahwa Rasulullah sering lama dalam bersujud.
 Duduk di antara dua sujud dapat mengaktifkan kelenjar keringat karena bertemunya
lipatan paha dan betis sehingga dapat mencegah terjadinya pengapuran. Gerakan ini
menjaga supaya kaki dapat secara optimal menopang tubuh kita.
 Gerakan salam yang merupakan penutup shalat, dengan memalingkan wajah ke kanan
dan ke kiri bermanfaat untuk menjaga kelenturan urat leher. Gerakan ini juga akan
mempercepat aliran getah bening di leher ke jantung.
3. Mencegah perbuatan keji dan mungkar

".... sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar..." (Qs.Al-Ankabut ayat
45). Shalat adalah salah satu aplikasi dari keimanan yang diambil dari konsekuensi rukun islam
yang pertama. Sebagai muslim yang memiliki iltizam terhadap apa yang telah menjadi
konsekuensi pengakuannya terhadap keimanannya pada Allah, maka shalat akan menjadi
pencegah kemaksiatan dan kemungkaran dari dirinya sebagaimana telah disebutkan dalam ayat
tadi.

4. Dzikir, tilawah dan doa-doa dalam shalat sangat baik untuk membersihan jiwa dan
melunakkan perasaan, menenangkan pikiran dan perasaan.

Shalat dengan dipersyaratkannya membaca AL Fatihah di dalamnya, sementara AL Qur'an


menjadi kurikulum Tsaqafah Islamiyah yang sempurna telah memberikan bekal pada akal dan
fikiran dengan berbagai hakekat ilmu pengetahuan, sehingga orang yang shalat dengan baik akan
schat tubuhnya, lembut perasaannya dan akalnya pun mendapat gizi.

5. Pembeda dengan orang-orang munafik

Melakukan shalat berjamaah secara rutin bisa menjauhkan seorang muslim dari menyerupai
orang-orang menafik yang oleh Allah diancam bakal menempati Neraka paling bawah, Na
'udzubillah

6. Memperbaiki penampilan dan jati diri

Diantara manfaat shalat berjamaah yaitu ia pada galibnya membuat seorang muslim
memperhatikan diri dan penampilannya, kebersihan pakaia dan parfumnya. Yang demikian itu
karena ia berkumpul dengan saudara saudaranya dan bertemu dengan mereka sepanjang siang
dan malam.
F. WAKTU YANG DILARANG UNTUK SHALAT

1. Setelah shalat fajar hingga ukuran matahari setinggi tombak.

2. Setelah Shalat Ashar hingga matahari tenggelam Tidak boleh dilaksanakannya shalat

sunnah setelah 2 waktu tersebut berdasarkan hadits-hadits berikut:

 Hadits Ibnu Abbas, ia berkata Saya diajari oleh banyak orang yang kejujuran dan
keagamaannya tidak diragukan lagi termasuk didalamnya adalah Umar- Sesunguhnya
Nabi melarang melaksanakan shalat setelah Subuh hingga terbit matahari dan setelah
Shalat Ashar hingga matahari tenggelam", (HR Bukhari 581 dan Muslim 826)
 Hadits Abu Sa'id, ia berkata bahwa Rasulullah r bersabda: " Tidak ada pelaksanaan shalat
setelah shalat subuh hingga matahari meninggi, dan tidak ada shalat setelah shalat Ashar
hingga matahari terbenam." (HR Bukhari 586 dan Muslim 727)

3. Ketika tengah hari Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Uqbah bin Amir, ia berkata:
"Tiga waktu yang dilarang oleh RAsulullah untuk melaksanakan shalat atau mengubur mayit
kami; Ketika matahari terbit dan bersinar terang hingga meninggi, ketika tengah hari hingga
matahari tergelincir, ketika matahari condong kebarat hingga tengelam ". (HR Muslim 831) 1.
Islam Syarat ini sudah pasti harus dipenuhi, karena orang yang tidak islam

G. SYARAT WAJIB SHALAT

1. tidak wajib mengerjakan Shalat, tetapi la pasti akan mendapatkan siksa di Akhirat.

2. Berakal Karena shalat merupakan jalinan hubungan antara manusia dengan ALLAH maka
manusia yang bisa berfikir secara logislah yang diwajibkan menjalankan Shalat, orang-orang
yang tidak berakal atau orang yang tidak sehat akalnya seperti orang gila, orang yang baru
mabuk (walaupun orang itu normal tapi saat itu sedang dalam keadaan diluar akalnya atau diluar
kesadarannya maka ia tidak bisa berpikir, sehingga orang yang mabuk juga termasuk orang yang
tidak berakal), dan juga orang yang pingsan tidak diwajibkan Shalat karena dalam kondisi yang
tidak sadar.

3. Baligh (Dewasa) Orang yang belum baigh tidak diwajibkan mengerjakan shalat,

berikut adalah beberapa ciri atau tanda-tanda orang yang sudah baligh:

 Sudah menginjak umur kurang lebih 13-15 tahun


 Mimpi bersetubuh (mimpi basah) untuk anak laki-laki
 Mulai keluar darah haid atau sering disebut datang bulan untuk anak perempuan

Berikut adalah salah satu cara/metode untuk melatih anak menjadi terbiasa untuk melaksanakan
Shalat. Bagi orang tua yang memiliki anak sudah berumur sekitar 7 tahun orang tua harus sudah
menyuruh untuk melaksanakan Shalat, apabila anaknya sudah berumur 10 tahun dan belum
mengerjakan Shalat maka orang tua itu wajib untuk menyuruh dengan lebih keras (maksudnya
lebih disiplin) bahkan orang tua diwajibkan memukulnya, semua itu dilakukan agar tertanam
dalam diri anak itu agar tidak meninggal kan shalat.

4. Telah sampainya dakwah kepadanya Orang yang belum pernah mendapatkan dakwah seruan
agama, tidak wajib mengerjakan Shalat, dan dia tidak mendapat siksa diakhirat, belum mendapat
seruan disini dimaksudkan seperti seorang anak kecil/bayi yang meninggal, bukan orang yang
tidak mau mendapatkan seruan agama, karena belajar Ilmu agama itu wajib.

5. Suci dari haid dan nifas Seorang wanita yang sedang datang bulan atau habis melahirkan tidak
diwajibkan melaksanakan Shalat karena dalam kondisi yang tidak Suci

6. Jaga Maksudnya orang yang sedang tidur tidak diwajibkan untuk melaksanakan shalat. (tanpa
disengaja ).

H. GERAKAN SHALAT DAN KONOTASI SIMBOLIKNYA


 Berdiri Menghadap Kiblat Bekerja secara sistemik simbiotik dan sinergik.
 Takbiratulihram Komitmen pada religiositas, yaitu berfungsi sebagai isyarat akan
pentingnya menyembah dan mengagungkan Allah diatas segalanya.
 Ruku, i'tidal dan sujud Kerendahan hati dan kesopanan.
 Tasyahud Motivasi terciptanya kerja tim (Teamwork) dan Ukhuwah.
 Dua Salam Hal ini memiliki hubungan terhadap kepedulian sosial. Mengucapkan salam
bertujuan mendoakan orang lain agar mendapat keselamatan da kesejahteraan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir
dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat-
syarat yang telah ditentukan. Sedangkan secara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa)
kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada Nya serta menumbuhkan di dalam
jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya atau melahirkan hajat dan
keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau
dengan kedua-duanya.
Orang beriman melaksanakan shalat sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh
Allah SWT, serta sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Selain itu shalat
juga mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan manusia. untuk kesehatan manusia itu
sendiri, ketenangan hati dan pikiran, dan keselamatan di akhirat karena amal yang
pertama dihisab adalah shalat.

B. Saran
Shalat sebagai suatu tarbiyyah yang begitu luar biasa yang mengajarkan kebaikan dalam
segala aspek kehidupan, sebagai pencegah kemungkaran dan kemaksiatan, sebagai
pembeda antara orang yang beriman dan orang yang kafir, shalat sebagai syariat dari
Allah dalam kehidupan, semoga dapat difahami, diamalkan dan diaplikasikan dengan
benar dalam kehidupan kita. Kebenaran datang dari Allah semata dan kesalahan-
kesalahan takkan lepas dari kami sebagai manusia yang memiliki banyak kekurangan.
Maka teruslah berusaha untuk menjauhi segala yang menjadi larangannya dan
melaksanakan segala perintahnya, meneladani Nabi kita Nabi Muhammad SAW.
DAFTAR PUSTAKA

Noer, Jefri. 2000. Pembinaan Sumberdaya Manusia Berkualitas dan Bermoral melalui Shalat
yang Benar. Jakarta: Kencana. Al-Qathani, Abu Abdillah Musnid. 1997. 40 Manfaat Shalat
Berjamaah. Jakarta: Yayasan Al-Sofwa.

http://abiyazid.wordpress.com/2008/03/06/waktu-yang-terlarang-untuk-shalat/

http://islamic-indo.blogspot.com/2011/01/syarat-wajib-shalat.html

http://dwianggaraputra.blogspot.in/2012/06/makalah-agama-tentang-shalat.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai