Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

SHOLAT
Diajukan sebagai tugas terstruktur mata kuliah Praktek Keagamaan

Disusun oleh:

Danil Mesa

Annisah Rahma

Nursamzila

Dosen Pembimbing:

Drs.Baharuddin,M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) BALAI SELASA

KABUPATEN PESISIR SELATAN

TA.2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim Alhamdulillah , Puji beserta syukur kami


panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan Makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad saw. Makalah ini berisikan tentang
penjelasan ” Praktek Ibadah Shalat ” .

Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada pihak yangTerkait dengan makalah ini, Secara khusus, dosen dan teman-
teman sekalian, yang telah memberikan arahan dan dukungan yang begitu besar
sehingga dapat tersusunnya makalah ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini . Akhir kata , kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah
ini dari awal sampai akhir . Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita . Amin .

Balai Selasa, 15 Oktober 2021

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... I


DAFTAR ISI ........................................................................................................ II
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan .................................................................................. 1

BAB II Pembahasan .............................................................................................. 3


A. Pengertian shalat ........................................................................................3
B. Macam – Macam Shalat.............................................................................3
C. Syarat Dan Rukun Shalat ..........................................................................8
D. Yang Membatalkan Shalat .......................................................................13
E. Sunat-Sunat Shalat .................................................................................. 15

BAB III Penutup ................................................................................................. 18


A. Kesimpulan ............................................................................................ 18
B. Saran ...................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Shalat merupakan salah satu bagian dari Rukun Islam, yang wajib kita
laksanakan sebagai seorang muslim. Shalat tersusun dari berbagai jenis
ibadah. Seperti dzikir mengingat Allah, membaca Al-quran, rukuk, sujud,
menghadap kiblat berdoa, bertasbih dan takbir. Shalat merupakan ibadah yang
paling utama, yang diwajibkan kepada kita semua sebagai muslim. Shalat
merupakan oleh-oleh yang diwahyukan langsung kepada Rasulullah tanpa
pelantara malaikat Jibril, pada malam Isro Miraj nya Rasul ke sidrotul
muntaha. Maka sudah barang jelas bahwa shalat merupakan ibadah
diutamakan dalam Agama Islam. Oleh karena itu mari kita kaji bersama
tentang arti shalat, dan cara mengerjakannya serta beberapa unsur
didalamnya.
Dalam pembahasan kali ini juga di paparkan sholat dan macamnya. Sh
alat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah
mukallaf dan harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam perjalanan.
Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas
lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa
mendirikan shalat ,maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa
meninggalkan shalat,maka ia meruntuhkan agama (Islam).

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusun merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian shalat ?
2. Bagaimana kedudukan shalat dalam islam ?
3. Apakah syarat dan rukun shalat ?
4. Apakah yang membatalkan Shalat?
5. Apakah sunat-sunat shalat ?

1
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui pengertian shalat
2. Mengetahui kedudukan shalat dalam islam
3. Mengetahui syarat dan rukun shalat
4. Mengetahui apa saja yang membatalkan Shalat
5. Mengetahui sunat-sunat shalat

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SHALAT
Sholat secara bahasa adalah do‟a. Dan secara syara‟, sebagaimana
yang di sampaikan oleh imam ar Rafi‟i, adalah ucapan dan pekerjaan yang di
mulai dengan takbir dan di akhiri dengan salam dengan syarat-syarat tertentu.1
Menurut Prof.Dr.Hasby Ash Shiddiqie , shalat secara hakiki ialah” berhadapan
hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta
menumbuhkan didalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-
Nya”atau” mendahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah
yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua-duanya.
Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara
hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk ibadah yang di dalamnya merupakan
amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan
syarat dan rukun yang telah ditentukan syara‟. 2
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat
adalah ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan dengan perbuatan yang diawali
dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah
ditentukan syara”. Juga shalat merupakan penyerahan diri (lahir dan bathin)
kepada Allah dalam rangka ibadah dan memohon rido-Nya. Sholat dalam
agama islam menempati kedudukan yang tidak dapat ditandingi oleh ibadah
manapun juga, ia merupakan tiang agama dimana ia tak dapat tegak
kecuali dengan itu.
B. MACAM - MACAM SHALAT
1. Shalat Wajib
Shalat wajib bagi seorang muslim adalah shalat lima waktu yang
dikerjakan sebanyak lima kali sehari dalam waktu-waktu tertentu. Seperti

1
Al-Khoirat,KSI,terjemahan kitab fathul qarib, https://www.alkhoirot.org/2017/07/kitab-shalat
.html
2
Suhendra, pengertian shalat dan macam-macamnya,2015 https:// www.mengukirperadaban.com
/2015/05/ makalah-salat-pengertian-macam.html

3
yang difirmankan oleh Allah dalam kitab suci Al-qur‟an, surat An-Nisa‟
ayat 103 :
‫َد َعيَى اى َُؤْ ٍِِْيَِْ ِمر َاتًا ٍَّ ْ٘قُ٘ذًا‬
ْ ّ‫ص َي٘ج َ مَا‬
َ ‫اِ َُّ اى‬
Artinya : ”sesunggunhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan
waktunya bagi orang-orang yang beriman”.3
Kecuali berhalangan oleh sebab-sebab tertentu yang dibenarkan
oleh agama, selebihnya Shalat Wajib tidak boleh ditinggalkan oleh
Muslim yang telah pubertas. Shalat Wajib terdiri atas; Shalat Subuh(2
raka‟at), Shalat Dzuhur (4 raka‟at), Shalat Ashar (4 raka‟ at), Shalat
Maghrib (3 raka‟at), dan Shalat „Isya (4 raka‟at).
a. Shalat Shubuh
Shalat shubuh merupakan shalat yang diwajibkan oleh Allah
bagi orang muslim, yang dikerjakn pada waktu fajar menjelang
matahari terbit. Shalat shubuh dikerjakan sebanyak dua rakaat dengan
satu kalam salam, dengan membaca niat :
.‫صثْح رمعريِ ٍُ ْسرَ ْق ِث َو ْاى ِق ْثيَ ِح اَدا ًءا هلل ذ َ َعاىَى‬ َ ‫ص ِيّى فَ ْر‬
ّ ‫ض اى‬ َ ُ‫ا‬
Artinya : “ sengaja aku shalat fardhu shubuh dua raka‟at menghadap
kiblat karna Allah Ta‟ala “.
Dalam pelaksanaan shalat shubuh, para ulama berbeda
pendapat tentang masalah ini. Dikalangan mazhab imam Abu Hanifah ,
qunut hanya dilakukan pada pelaksanaan shalat witir, bukan pada
shalat shubuh. Menurut pendapat imam Ahmad Bin Hambal,
pelaksanaan qunut shubuh ini hanya dilakukan pada momen nazilah,
yaitu ketika umat muslim di landa musibah. Sedangakan menurut
pendapat imam malik, qunut merupakan amalan yang mustahab, yaitu
amalan yang di anjurkan , namun Nabi tidak mengamalkannya secara
terus menerus. Dan menurut mazhab imam Syafi‟i, membaca do‟a

3
Al-qur‟an, surat An-Nisa’ 103,rasm utsmaniy. Hal. 95

4
qunut shubuh termasuk sunnah Ab‟adhl, yang apabila di tinggalkan dia
anjurkan melakukan sujud sahwi.4
b. Shalat Zhuhur
Shalat zhuhur merupakan salah satu shalat dari shalat lima
waktu yang dilakukan setelah matahari tergelincir sampai menjelang
petang. Shalat zhuhur terdiri dari 4 rakaat. Salat Zuhur
ialah shalat harian ke-2 dalam Islam, dilakukan
setelah matahari tergelincir sampai menjelang petang. Dengan
membaca niat :
‫ظ ْٖ ِر أ َ ْرتَ َع َر َم َعا جٍ ٍُ ْسر َ ْق ِث َو اى ِق ْثيَ ِح أَدَا ًءا هللِ ذ َ َعاىَى‬
ُ ‫ص ِيى فَ ْرضا اى‬
َ ُ‫ا‬
Artinya : “ sengaja aku shalat fardhu zhuhur empat rakaat, menghadap
kiblat karna Allah Ta‟ala”.
c. Shalat Ashar
Ashar atau salat Ashar (bahasa Arab: ‫ )صي٘ج اىعصر‬adalah salah
satu shalat wajib dari shalat lima waktu yang dilakukan setelah
panjang bayangan suatu benda sama dengan tinggi benda tersebut
sampai menjelang matahari terbenam. Batas waktu sholat Ashar adalah
ketika matahari tenggelam di ufuk barat. Dalilnya:
Dari Abi Hurairah radhiyallahuanhu berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda, "Dan orang yang mendapatkan satu rakaat sholat Ashar
sebelum matahari terbenam, maka dia termasuk mendapatkan sholat
Ashar." (HR. Muttafaq'alaihi).
Jumhur ulama mengatakan bahwa dimakruhkan melakukan
sholat Ashar ketika sinar matahari sudah mulai menguning yang
menandakan sebentar lagi akan terbenam.5 Karena ada hadits Nabi
yang menyebutkan bahwa sholat di waktu itu adalah sholatnya orang
munafiq.
Dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu berkata, "Aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda,"... itu adalah sholatnya orang munafik
4
Iqbal Syauqi, Muhammad, perbedaan pendapat ulama tentang pelaksanaan qunut,nu online
2018.
5
Mustinda, Lusiana, batas waktu shalat ashar awal dan akhir serta dalilnya,detiknews.2020.

5
yang duduk berhadap matahari hingga saat matahari berada di antara
dua tanduk syetan, dia berdiri dan membungkuk 4 kali, tidak menyebut
nama Allah kecuali sedikit." (HR. Muslim).
Niat shalat ashar adalah :
‫ص ِر أ َ ْر َت َع َر َم َعا جٍ ٍُ ْسر َ ْق ِث َو اى ِق ْثيَ ِح أَدَا ًءا هللِ ذ َ َعاىَى‬ َ ُ‫ا‬
ْ ‫ص ِيى فَ ْرضا اى َع‬
Artinya : “ sengaja aku shalat fardhu ashar empat rakaat menhadap
kiblat karna Allah Ta‟ala”.
d. Shalat Maghrib
Shalat maghrib merupakan salah satu shalat wajib lima waktu,
yang dikerjakan ketika matahari mulai terbenam diufuk barat dan akhir
waktu shalat maghrib adalah hilangnya syafak merah dan masuk nya
waktu shalat isya. Shalat maghrib dikerjakan sebanyak tiga raka‟at,
dengan dua kali salam.
Niat shalat maghrib adalah :
‫ز َر َمعَا جٍ ٍُ ْسرَ ْق ِث َو اى ِق ْثيَ ِح أَدَا ًءا هللِ ذَعَاىَى‬
َ ‫ة ث َ ََل‬ َ ُ‫ا‬
ِ ‫ص ِيى فَ ْرضااى ََ ْغ ِر ْي‬

Artinya : “ sengaja aku shalat fardhu maghrib tiga raka‟at, menghadap


kiblat karna Allah Ta‟ala “.
e. Shalat Isya
Shalat Isya merupakan shalat wajib yang dikerjakan ketika
matahari sudah sempurna terbenam di ufuk barat, atau sudah hilang
nya syafak kemerah-merahan.
Masalah waktu akhir shalat isya, ulama berbeda pendapat :6
1) Waktu akhir Sholat Isya adalah ketika terbit fajar shodiq
(masuknya Sholat Shubuh) tanpa perselisihan antara Imam Abu
Hanifah dan pengikut ulama dari ulama Hanafiyah. Pendapat ini
juga jadi pegangan ulama Syafiiyah, tetapi kurang mashur di
kalangan ulama Malikiyah.
2) Waktu akhir Sholat Isya adalah sepertiga malam. Inilah pendapat
yang masyhur di kalngan ulama Malikiyah.

6
Rakhmayanti Dewi, Intan,batas akhir pelaksanaan shalat isya,Muslim.Okezone.com.2021

6
3) Waktu akhir Sholat Isya adalah sepertiga malam, ini waktu
ikhtiyari. Sedangkan waktu akhir Sholat Isya yang bersifat darurat
adalah hingga terbit fajar. Waktu darurat ini misalnya ketika
seseorang sakit lantas sembuh ketika waktu darurat, maka ia masih
boleh mengerjakan Sholat Isya di waktu itu. Begitu pula halnya
wanita haid dan wanita nifas ketika mereka suci di waktu tersebut.
Inilah pendapat ulama Hanabilah.
4) Waktu Sholat Isya adalah pertengahan malam. Yang berpendapat
demikian adalah Ats-Tsauri, Ibnul Mubarok, Ishaq, Abu Tsaur,
Ash-habur Ro'yi, dan Imam Asy Syafi'i dalam pendapatnya
terdahulu. Untuk menyamakan persepsi, harus pahami bahwa
waktu malam dihitung dari Sholat Magrib hingga waktu Subuh.
Jadi jika misalnya waktu Magrib di daerah Anda jam 6 sore dan
Subuh jam 4 pagi, maka kira-kira pertengahan malamnya adalah
jam 11 malam.
2. Shalat Sunat
Selain shalat fardhu yang lima waktu, ada beberapa shalat
tambahan yang disebut juga dengan shalat nawafil ( shalat sunnah ) , atau
dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan shalat tambahan. Sholat
sunnah atau sholat nafilah merupakan ibadah yang dapat dikerjakan
di luar pelaksanaan sholat wajib lima waktu. Ibadah ini akan
mendatangkan pahala bagi yang mengerjakannya, namun tidak akan
mendatangkan dosa bagi yang meninggalkannya.
shalat sunnah terbagi menjadi dua:
a. shalat sunnah yang tidak disunnahkan (dianjurkan) untuk berjamaah.
Shalat sunnah ini terbagi menjadi dua.
1) Shalat sunnah yang mengikuti shalat fardhu
Shalat sunnah yang mengiringi shalat fardhu adalah shalat sunnah
muakkad dan shalat sunnah ghairu muakkad. Shalat ini juga
biasanya disebut shalat rawatib. Seperti dua rakaat sebelum Shalat
Dhuhur, dua rakaat setelah Maghrib dan lain sebagainya.

7
2) Shalat sunnah yang tidak mengiringi shalat fardu.
Shalat sunnah yang tidak mengiringi shalat fardhu adalah shalat
yang biasanya memiliki sebab-sebab tertentu dan waktu-waktu
tertentu, seperti shalat Tahiyyatul Masjid, Witr, Qiyamul Lail,
shalat Dhuha dan Shalat Istikharah.
b. shalat sunnah yang disunnahkan berjamaah.
Shalat Idul Fitri dan Shalat Idul Adha, Shalat Gerhana (Kusuf dan
Khusuf) dan Shalat Istisqa‟ (shalat untuk meminta hujan).

C. SYARAT DAN RUKUN SHALAT


1. Syarat Sah Shalat
Syarat merupakan sesuatu yang menjadi sahnya salat. Syarat lebih
didahulukan daripada rukun. Sebab, syarar harus dipenuhi sebelum mengerjakan
salat.
Adapun ke-6 syarat sahnya salat berdasarkan kitab Fathul Mu’in yaitu
sebagai berikut:7
a. Thaharah atau bersuci
Bersuci di sini yakni, suci dari hadas kecil dan besar. Hadas kecil adalah
hadas yang dapat disucikan dengan cara berwudu atau tayamum. Sedangkan
hadas besar adalah hadas yang harus disucikan dengan cara mandi.
Contohnya, haid, junub, nifas dan keluarnya mani.

7
Zainuddin, Syeikh, Fathul mu’in: bab shalat, Menara Kudus. 1979.

8
b. Suci badan, pakaian dan tempat dari najis
Yakni, termasuk suci dari badan adalah dalam mulut, hidup dan dua
mata. Sedangkan suci pakaiannya dari segala yang dibawa, meskipun tidak
ikut bergerak dan suci dari tempat mengerjakan salat. Sebagaimana
berdasarkan firman Allah swt:
“Dan sucikanlah pakaiannmu.”
“Tidak mengapa, jika badan orang yang salat berjajaran dengan najis,
tetapi hukumnya adalah makruh, sebagaimana menghadap najis atau
barang yang terkena najis.” (HR. Imam Bukhari)
c. Menutup aurat atau bahkan badan
Yakni, bagi laki-laki, mulai pusar hingga lutut. Sedangkan bagi
perempuan, menutup seluruh badan, selain muka dan kedua telapak tangan
sampai pergelangan tangan. Imam Syafi‟i menganjurkan menggunakan
mukena rukuk (terusan) agar menutup aurat.
d. Mengetahui masuk waktu salat
Harus mengetahui waktu salat tiba dengan penuh keyakinan. Karena
barangsiapa melakukan waktu salat tanpa mengetahui masuknya waktu salat,
maka salatnya tidak sah sekalipun dilakukan dalam waktu. Sebab, penilaian
suatu ibadah adalah keyakinan.
e. Menghadap kiblat
Yakni, menghadapkan dada ke arah kiblat (ka‟bah). Imam Abu
Hamidah r.a., berkata:
“Kecuali bagi orang yang tidak mampu menghadapkan atau ketika salat
khauf sekalipun salat fardu. Salat khauf ini boleh dilakukan saat sedang naik
kendaraan.
f. Mengetahui fardunya salat
Yakni termasuk syarat sahnya salat juga. Karena jika seseorang tidak
mengetahui, salatnya tidak sah. Seperti menurut kitab Al-Majmu karya
Imam Nawawi, bahwa mengetahui kefarduan salat harus dapat membedakan
mana yang fardu dan mana yang sunah.

9
2. Rukun Shalat
Rukun shalat adalah setiap perbuatan dan perkataan yang akan
membentuk hakikat shalat, apabila salah satu rukun ini tidak ada atau
ditinggalkan, shalat tersebut tidak sah menurut syar‟i , dan tidak bisa diganti
dengan sujud sahwi.8 Oleh karena itu, rukun shalat tidak boleh ditinggalkan sama
sekali, baik sengaja ataupun lupa.
Jika rukun shalat di tinggalkan karena sengaja, maka shalatnya tidak sah
atau batal, hal ini sesuai dengan kesepakatan para ulama. Jika rukun shalat tidak
dilaksanakan karna lupa, maka dalam hal ini , ada tiga perkara yang perlu
diperhatikan:9
a. Apabila mampu untuk mendapati rukun itu lagi, wajib untuk melakukannya
kembali. Hal ini sudah menjadi kesepakatan para ulama.
b. Apabila tidak mampu untuk mendapatkan lagi, shalatnya batal ( menurut
ulama-ulama hanafiyah ), sedangkan menurut jumhur ulama atau mayoritas
ulama berpendapat bahwa raka‟at yang tertinggal rukun tadi jadi hilang.
c. Jika yang ditinggalkan adalah takbiratul ihram, shalatnya harus diulangi dari
awal, karena ia tidak mengikuti shalat secara benar.
Rukun-rukun shalat terdiri dari 13 rukun yang tidak boleh terlewatkan
didalam sholat tersebut adalah :10
a. Berdiri bagi yang mampu, bila tidak mampu berdiri maka dudu, bila tidak
mampu duduk maka shalat dlam keadaan berbaring secara miring atau
terlentang.
Firman Allah Subhanahu wa Ta‟ala :
“peliharalah semua shalat dan shalat wustha dan berdirilah untuk Allah
dengan khusyuk” (QS.Al-Baqarah: 283)
Sabda Rasulullah Shallallaahu „alaihi wasallam :

8
Talitha, talita, 13 rukun shalat sesuai tuntunan Rasulullah,Gramedia,2021
9
Talitha, talita, 13 rukun shalat sesuai tuntunan Rasulullah,Gramedia,2021
10
paymuhblog , Seputar Rukun Shalat . 2020. https://paymuhblog.wordpress.com/mimbar-
dakwah/sholat/seputar-sholat/rukun-sholat/

10
“shalatlah sambil berdiri, jika kamu tidak mampu, shalatlah sambil duduk,
dan jika tidak mampu duduk , shalatlah dalam keadaan berbaring.”
(HR.Bukhari dari Imran bin Hushain)
b. Niat beserta takbiratul ihram
c. Takbiratul ihram
Sabda Rasululllah Shallallaahu „alaihi wa sallam :
“Kunci shalat adalah bersuci, dan pengharamnya adalah takbir dan
penghalalnya adalah mengucapkan salam”. (HR. Abu Dawud dan At-
Tirmidzi)
Maksudnya adalah sahnya shalat adalah dengan bersuci, dan shalat diawali
dengan takbir kemudian diakhiri dengan salam.
d. Membaca surat Al-Fatihah
Dari Ubadah bin Ash-Shamit Radhiallaahu „anhu, sesungguhnya Nabi
Shallallahu “alaihi Wasallam bersabda : “tidak sah shalat bagi orang yang
tidak membaca surat al-fatihah” (HR Muslim).
e. Ruku‟
Secara etimologi, rukuk artinya membungkukkan kepala dan
punggung bersamaan dengan tangan memegang lutut. Berikut ini
bacaan saat rukuk adalah:

ٌ‫ى ْاى َع ِظ ِي‬


َ ّ‫س ْث َحاَُ َر ِت‬
ُ
Artinya: "Maha suci Tuhan yang Maha Agung serta memujilah aku
kepada-Nya."
f. I‟tidal
Rukun sholat selanjutnya adalah bangun dari ruku' dan berdiri
tegak yang disebut dengan i'tidal. Gerakan i'tidal dilakukan dengan
tuma'ninah sambil membaca:

ٓ‫سَع هللا ىَِ حَد‬


kemudian di sunnahkan membaca do‟a :
َ ِْ ٍِ َ‫ٍو ُءٍاَشِئخ‬
ُ ‫ش ْيءٍ َت ْعد‬ ِ ‫ٍو ُء ْىَلَ ْر‬
ْ َٗ ‫ض‬ ْ َٗ ‫خ‬ َّ ‫رتَّْا ىَلَ ْاى َح َْد ُ ٍِ ْو ُءاى‬
ِ َ٘ ََ ‫س‬

11
Artinya : “Ya Allah Tuhan Kami! Bagi-Mu lah Segala Puji, sepenuh
langit dan bumi, dan sepenuh barang yang Kau kehendaki sesudah
itu.”
g. Sujud
Selanjutnya adalah sujud. Secara terminologi singkat, sujud bisa
diartikan sebagai meletakkan sebagian dahi yang terbuka ke tanah atau
tempat sholat.
Bacaan sujud adalah :
ِٓ ‫ي األ َ ْعيَى َٗتِ َح َْ ِد‬
َ ِّ‫س ْث َحاَُ َرت‬
Artinya: "Maha Suci Tuhan yang Maha Tinggi serta memujilah aku
kepadanya."
Diriwayatkan dalam hadits Ibnu Hibban dalam shahihnya, Rasulullah
SAW bersabda, "Jika engkau sujud, maka letakkanlah dahimu dan
jangan terburu-buru."
h. Duduk antara dua sujud
Cara duduk yang dicontohkan Rasullah SAW adalah dengan
membentangkan kaki kirinya, lalu duduk di atas telapak kaki kirinya
itu dan menegakkan telapak kaki kanannya serta menghadapkan jari-
jari kaki kanannya ke arah kiblat.

Berikut bacaan duduk di antara dua sujud:

ُ ‫ار ُز ْق ِْى َٗا ْٕ ِد ِّى َٗ َعا ِف ِْى َٗاع‬


‫ْف َع ِّْى‬ ْ َٗ ‫ارفَ ْع ِْي‬ ْ َٗ ‫رب ا ْغ ِفرىي‬
ْ َٗ ‫ار َح َْ ِْى ٗاجثرّي‬

Artinya: “Ya Allah ampunilah aku, rahmatilah aku, perbaikilah


keadaanku, tinggikanlah derajatku, berilah rezeki dan petunjuk
untukku"
i. Thuma‟ninah ketika melakukan setiap rukun shalat. Thuma‟ninah adalah
sikap tenang untuk sementara waktu setelah anggota badan yang digunakan
tetap dan stabil. Jangka waktunya , menurut para ulama, kira-kira sama
dengan satu kali membaca tasbih.

12
j. Tasyahud akhir
Tasyahud akhir atau tahiyat akhir adalah bagian dari rangkaian shalat
yang juga termasuk ke dalam rukun shalat. Tujuannya agar shalat
menjadi sempurna dan sah di mata Allah SWT.
k. Shalawat atas nabi
Shalawat atas Nabi dibaca ketika duduk tasyahud , bacaan shalawat nya
adalah :
‫ِيٌ َٗ َعيَى آ ِه‬ َ ‫صيَّيْدَ َعيَى‬
َ ٕ‫سيِّ ِدَّا إِت َْرا‬ َ ‫ َٗ َعيَى آ ِه‬، ‫سيِّ ِدَّا ٍُ َح ََّ ٍد‬
َ ‫ َم ََا‬، ‫سيِّ ِدَّا ٍُ َح ََّ ٍد‬ َ ٌَّ ُٖ ‫أَىي‬
َ ‫ص ِّو َعيى‬
، ٌ‫ِي‬
َ ٕ‫سيِّ ِدَّا ِإت َْرا‬
َ
‫ َٗ َعيَى آ ِه‬، ٌ‫ِي‬ َ ‫ار ْمدَ َعيَى‬
َ ٕ‫س ِّي ِدَّا ِإت َْرا‬ َ ‫ َٗ َعيَى آ ِه‬، ‫س ِّي ِدَّا ٍُ َح ََّ ٍد‬
َ َ‫ َم ََا ت‬، ‫س ِّي ِدَّا ٍُ َح ََّ ٍد‬ َ ‫ار ْك َعيَى‬
ِ َ‫ٗت‬
َ، ٌ‫ِي‬
َ ٕ‫س ِّي ِدَّا ِإت َْرا‬
َ
ٌ ‫إَِّّلَ َح َِيد ٌ ٍَ ِجيد‬

l. Salam
Salam merupakan penutup dari rangkain ibadah shalat, dengan membaca :
ُٔ‫عيَ ْي ُن ٌْ َٗ َرحْ ََح ُ هللا َٗتَ َرمَاذ‬
َ ًُ ‫أَىس َََّل‬
m. Tertib atau berurutan dalam melaksanakan rukun shalat
Tertib maksudnya , tidak mendahulukan yang terakhir atau mengakhirkan
yang dahulu antara rukun yang satu dengan yang lain.
D. HAL YANG MEMBATALKAN SHALAT
Ada beberapa perkara di dalam sholat yang apabila kita melakukan hal
tersebut maka batal-lah sholat kita. Syaikh Salim Al-Hadromi menyebutkan
setidaknya ada 14 perkara yang membatalkan sholat jika kita lakukan. 14
perkara yang membatalkan sholat itu adalah:11
1. Perkara pertama yang membatalkan sholat adalah datangnya hadast, baik
hadast kecil (misal buang angin atau lainnya) maupun hadast besar seperti
keluar mani.
2. Selanjutnya sholat kita juga batal jika tiba-tiba ada najis yang mengenai
tubuh atau pakaian kita, jika kita dapat menyingkirkan najis itu dengan

11
https://kmnu.or.id/ngaji-fiqh-perkara-perkara-yang-membatalkan-sholat/(di akses 15 oktober
2021) pkl. 15.35

13
segera maka tidak akan membatalkan sholat, namun jika tidak maka batal-
lah sholat kita. Contohnya apabila kita sholat lalu ada bangkai cicak jatuh
di pundak kita, jika dapat dengan sesegera mungkin menyingkirkan
bangkai tersebut maka sholat kita sah-sah saja, namun jika sulit maka batal
sholatnya. Bersihkan dan sucikan bagian yang terkena najis lalu ulangi lagi
sholatnya.
3. Terbukanya aurat dan kita tidak dapat menutupnya dengan segera, hal ini
bisa terjadi karena angin atau karena ulah anak kecil disamping kita.
4. Mengucap kata-kata yang difahami meskipun hanya satu atau dua huruf
secara sengaja. Misal sedang sholat lalu mengucap kata-kata “ro” (fi‟il amr
dari ro‟a) yang berarti “lihatlah”, meskipun hanya satu huruf maka batal
sholatnya.
5. Selanjutnya makan dan atau minum dengan sengaja, namun apabila yang
dimakan banyak maka tetap batal meskipun tidak sengaja/lupa.
6. Perkara yang membatalkan sholat selanjutnya adalah bergerak secara
terus menerus sedikitnya tiga gerakan meskipun secara tidak sadar (lupa).
Hal ini sering dilanggar oleh orang yang sedang sholat (mungkin kita juga
salah satunya) pada saat-saat tertentu seperti saat salam yang pertama
badan ikut bergerak padahal seharusnya hanya kepala sampai leher, atau
saat i‟tidal sering kita melihat ketika selepas ruku‟ tangan seseorang masih
tetap mengayun-ayun hingga cukup lama bahkan sampai hendak sujud.
Sudah pasti gerakannya lebih dari tiga kali, maka secara fiqh sholat orang
tersebut telah batal.
7. Melompat atau berpindah tempat dengan grusah-grusuh. Ini sering terjadi
saat seseorang akan kembali menata shaff dalam sholat, hendaknya
berhati-hati dalam menata shaff ketika sholat sudah berlangsung.
8. Selanjutnya batal sholat seseorang jika memukul sesuatu dengan serius
(dhorbatul mufrithoh).
9. Sholat seseorang juga akan batal jika ia menambah rukun sholat yang
bersifat perbuatan (Ruknin fi’liyyin) secara sengaja.

14
10. Selanjutnya mendahului gerakan imam dalam sholat berjamaah dalam
rukun yang bersifat perbuatan sebanyak 2 rukun berturut-turut, atau
menyelisihi rukun imam sebanyak dua rukun tanpa udzur.
11. Niat membatalkan sholat, jika ada hal ini di dalam hati kita maka saat itu
juga sholat kita telah batal.
12. Menggantungkan niat membatalkan sholat, misalnya jika kita sedang
sholat lalu kita mengucap di dalam hati bahwa jika teman saya datang saya
akan membatalkan sholat saya. Maka saat itu juga sholat kita batal
meskipun belum secara langsung niat untuk membatalkan sholat seperti
poin 12.
13. Yang terakhir adalah ragu-ragu apakah sholat kita batal atau tidak, maka
sholat kita harus diulangi.
E. SUNAT-SUNAT SHALAT
Shalat tidak hanya memiliki syarat dan rukun, tetapi juga memiliki
kesunahan-kesunahan. Kesunahan dalam shalat ada dua, sunah ab‟ad dan
sunah hai‟ah. Beberapa ulama, salah satunya, Zainuddin Al-Malibari bahkan
menjelaskan sunah lain selain ab‟ad dan hai‟ah.
Adapun terkait sunah ab‟ad, Abu Bakar Muhammad bin Syatha‟
Dimyathi dalam kitab I„anatut Thalibin menjelaskan bahwa sunah ab‟ad
adalah sunah yang dianjurkan kuat untuk diganti dengan sujud (sahwi) jika
melewatkannya. Bahkan, menurut Syekh Muhammad bin Syatha‟, sunah itu
dinamai ab„ad karena sunah tersebut menjadi bagian (ba‟dhu) dari rukun
shalat.12
1. Sunah Ab’ad
Menurut Syekh Salim bin Sumair Al-Hadhrami dalam Kitab
Safinatun Naja sunah ab‟ad terdiri atas tujuh:
a. Tasyahud
Tasyahud yang dimaksud dalam hal ini adalah tasyahud yang tidak
dilanjutkan dengan salam, yaitu tasyahud awal. Adapun dalil atas hal
ini adalah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan

12
Nur,M Alvin,sunah-sunah ab’ad dalam ibadah shalat,Nu Online. 2018

15
Muslim yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW hanya duduk sekali
dan dilanjutkan dengan dua sujud. Hadits ini menunjukkan bahwa
Rasul mengganti tasyahud pertama dengan dua sujud.
b. Duduk untuk tasyahud awal
c. Membaca shalawat nabi pada tasyahud awal
Dalam duduk tasyahud awal terdapat tiga hal yang termasuk sunah
ab‟ad. Jika sunah ini ditinggalkan, maka dianjurkan untuk digantikan
dengan sujud sahwi, yaitu duduk tasyahud awal, membaca tasyahud
awal, dan membaca shalawat kepada nabi pada tasyahud awal.
d. Membaca shalawat kepada keluarga nabi pada tasyahud akhir
e. Membaca qunut
f. Membaca shalawat salam kepada nabi pada qunut
g. Membaca shalawat kepada keluarga nabi pada qunut
2. Sunah Hai’at
Sebelumnya telah dijelaskan tentang sunah ab‟adnya salat. Yakni
hal-hal yang disunahkan di dalam salat, tetapi jika ditinggalkan maka
disunahkan menggantinya dengan sujud sahwi. Berikut ini akan dijelaskan
tentang sunah haiat salat. Yakni hal-hal yang disunahkan di dalam salat
dan tidak disunahkan sujud sahwi jika meninggalkannya.
Menurut imam Abu Syuja‟ di dalam kitabnya “Taqrib”, sunah haiat
salat itu ada lima belas sebagaimana berikut:13
a. Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram.
b. Mengangkat kedua tangan ketika (hendak) ruku‟.
c. Mengangkat kedua tangan ketika (bangun) dari ruku‟ (i‟tidal).
d. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri (ketika berdiri setelah
takbiratul ihram).
e. Membaca tawajjuh (membaca doa iftitah).
f. Membaca ta‟awwudz (a‟uzubillahiminasy syaithanir rajim ketika
membaca surah Alfatihah).

13
Hasanah,Annisa Nurul,lima belas sunah hai’ah shalat.2018
https://bincangsyariah.com/ubudiyah/lima-belas-sunah-haiat-salat/

16
g. Mengeraskan bacaan (Alfatihah dan surah) di tempatnya (yakni di
rakaat pertama dan kedua salat Maghrib, Isya‟, Shubuh, Jumat, dan
Hari raya).
h. Melirihkan bacaan (Alfatihah dan surah) di tempatnya (yakni selain
salat/rakaat yang disunahkan untuk mengeraskan bacaan).
i. Membaca Aamiin setelah Alfatihah.
j. Membaca takbir ketika hendak naik dan turun.
k. Membaca Sami‟a Allahu Liman Hamidah Rabbana Lakal Hamdu dan
tasbih ketika ruku‟ dan sujud.
l. Meletakkan kedua tangan di atas kedua paha ketika duduk (tasyahhud)
dan membeberkan tangan kiri dan menggenggam tangan kanan kecuali
jari telunjuk. Karena orang yang salat itu akan memberi isyarat dengan
jari telunjuknya sebagai saksi (yakni telunjuk kanan diangkat ketika
membaca illa Allah, tanpa digerak-gekkan).
m. Duduk iftirasy untuk semua duduk. (Yakni duduk istirahat, duduk di
antara dua sujud dan duduk ketika tasyahhud awal. Duduk iftirasy
adalah duduk yang menjadikan kaki kiri sebagai alas tempat duduk dan
kaki kanan berdiri menancap di atas bumi dengan meletakkan jari-jari
kaki kanannya menghadap ke arah kiblat.)
n. Duduk tawarruk di duduk yang terakhir. Yakni duduk ketika
tasyahhud akhir atau duduk yang terakhir di dalam salat. Duduk
tawarruk adalah duduk yang mengeluarkan kaki kirinya ke arah kanan
dan menempelkan pantat dengan bumi.
o. Salam yang kedua. Adapun salam yang pertama berhukum wajib
karena termasuk rukunnya salat.
Demikianlah kelima belas dari sunah haiatnya salat. Di mana
seseorang yang lupa atau meninggalkannya, maka hal itu tidak
menyebabkan batalnya salat dan tidak perlu menggantinya dengan sujud
sahwi.

17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sholat merupakan inti (kunci) dari segala ibadah juga merupakan tiang
agama,dengannya agama bisa tegak dengannya pula agama bisa runtuh. Sholat
mempunyai dua unsuryaitu dzohiriyah dan batiniyah. Unsur dzohiriyah adalah
yang menyangkut perilaku berdasarpada gerakan sholat itu sendiri, sedangkan
unsur yang bersifat batiniyah adalah sifatnyatersembunyi dalam hati karena
hanya Allah-lah yang dapat menilainya. Shalat banyak macamnya ada shalat
sunnah, ada juga sholat fardhu yang telah ditentukan waktunya. Khilafiyyah
kaum muslimin tentang shalat adalah hal yang biasa karena rujukan
danpengkajiannya semuanya bersumber dari Al-Qur‟an dan hadis, hendaknya
perbedaan tersebutmenjadi hikmah keberagaman umat islam. Shalat banyak
macamnya ada shalat sunnah, ada juga sholat fardhu yang telah
ditentukan waktunya.

B. SARAN
Sebaiknya sebagai umat islam yang baik kita senantiasa mendirikan
solat, dan menghidupkan sunah rosul dan dilakukan sesuai yang dicontohkan
rosul.

18
DAFTAR PUSTAKA
Al-Khoirat,KSI, Terjemahan kitab fathul qarib,nu online.2017

Hasanah,Annisa Nurul, lima belas sunah hai’ah shalat.2018


https://bincangsyariah.com/ubudiyah/lima-belas-sunah-haiat-salat/

Iqbal Syauqi, Muhammad, perbedaan pendapat ulama tentang pelaksanaan


qunut,nu online 2018.

Mustinda, Lusiana, batas waktu shalat ashar awal dan akhir serta
dalilnya,detiknews.2020.

Nur,M Alvin, Sunah-Sunah Ab’ad Dalam Ibadah Shalat, Nu Online. 2018

Rakhmayanti Dewi, Intan,batas akhir pelaksanaan shalat isya, Muslim.


Okezone.com. 2021

Suhendra, pengertian shalat dan macam-macamnya,2015 https://www.mengukir


peradaban. com/2015/05/makalah-salat-pengertian macam.html

Talitha, talita, 13 rukun shalat sesuai tuntunan Rasulullah, Jakarta:


Gramedia,2021

Zainuddin, Syeikh, Fathul mu’in: bab shalat, Jombang: Menara Kudus. 1979.

19

Anda mungkin juga menyukai