Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

Fiqih Ibadah
Tentang
“Sholat Sunat : Tahajjud, Witir, Tarawih, „Idain, Istisqa, dan
Kusuf/Khusuf (Teori dan Praktek)”

Disusun Oleh:
Kelompok 9
Robin : 2214070163
Fista Harly : 2214070183
Isral Khaira : 2214070187

Dosen Pengampu:
Dr. Zulfan, S.HI., MA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
1444 H/ 2023 M

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan Rahmat, Taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Sholat Sunat : Tahajjud,
Witir, Tarawih, „Idain, Istisqa, dan Kusuf/Khusuf (Teori dan Praktek)”. Makalah
ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari Bapak Dr. Zulfan, S.HI., MA pada
bidang studi Fiqih Ibadah. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan
menambah wawasan kepada pembaca tentang Sholat Sunat : Tahajjud, Witir,
Tarawih, „Idain, Istisqa, dan Kusuf/Khusuf (Teori dan Praktek).

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Zulfan, S.HI.,
MA selaku Dosen mata kuliah Fiqih Ibadah. Berkat tugas yang diberikan ini,
dapat menambah wawasan kita berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis
juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan


banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga
mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan
dalam makalah ini.

Padang, 8 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Sholat Sunat ................................................................................................. 3
B. Sholat Tahajjud ........................................................................................... 4
C. Sholat Witir .................................................................................................. 8
D. Sholat Tarawih ........................................................................................... 13
E. Sholat „Idain ............................................................................................... 16
F. Sholat Istisqa .............................................................................................. 21
G. Sholat Khusuf ............................................................................................. 26
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 29
A. Kesimpulan ................................................................................................ 29
B. Saran ........................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 31

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita sebagai ummat muslim diwajibkan mendirikan sholatkarena sholat
itu tiang agama Sholat itu merupakan penopang yang akan menentukan
berdiri atau tidaknya agama dalam diri masing-masing ummat muslim.
Sholat itu sendiri terbagi menjadi dua macam yang pertama sholat wajib
yakni sholat yang diwajibkan bagi setiap muslim untuk mendirikannyaYang
kedua sholat sunnah yakni sholat yang hukumnya sunnah. Sholat sunnah pun
dibagi menjadi dua macam yakni sholat sunnah mu'akat dan ghairu mu'akad.
Mu'akad artinya dianjurkan jadi sholat sunnah itu ada yang dianjurkan untuk
ummat muslim melaksanakannya ada juga sholat sunnah yang tidak
dianjurkan melaksanakannya tapi sebagaimana hukumnya sunnah bila
dikerjakan berpahala ditinggalkan tidak apa-apa. Walau demikian kita sebagai
ummat muslim tentu ingin meningkat amalan ibadah dan ketakwaan kita.
Dengan semakin banyak kita mengerjakan sholat sunnah tanpa melihat
itu dianjurkan atau tidaknya akan menambah amalan kita di hadapan Allah
Subhana Wata'ala. Dan disini pemakalah ingin membahas tentang shalat
sunnah (shalat tahajud, shalat witir, shalat tarawih, shalat „idain, shalat istisqa,
dan shalat khusuf).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Shalat Tahajjud?
2. Apa itu Shalat Witir?
3. Apa itu Shalat Tarawih?
4. Apa itu Shalat „Idain?
5. Apa itu Shalat Istisqa?
6. Apa itu Shalat Khusuf?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Shalat Tahajjud
2. Untuk mengetahui apa itu Shalat Witir
3. Untuk mengetahui apa itu Shalat Tarawih
4. Untuk mengetahui apa itu Shalat „Idain
5. Untuk mengetahui apa itu Shalat Istisqa
6. Untuk mengetahui apa itu Shalat Khusuf

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sholat Sunat
1. Pengertian Shalat Sunnah
Shalat sunnah disebut juga dengan shalat tathawu', shalat nawafil,
shalat mandub dan shalat mustahab, yaitu shalat yang dianjurkan untuk
dikerjakan. Artinya diberi pahala kepada yang mengerjakannya dan tidak
berdosa bagi yang meninggalkannya. Dalam hal ini shalat jenazah tidak
termasuk yang dikecualikan atau tidak. termasuk shalat sunnah, melainkan
hukumnya fadlu kifayah. Shalat sunnah dibagi menjadi dua, yaitu shalat
sunnah muakkad dan shalat sunnah ghairu muakkad.
2. Dasar Hukum Disyariatkannya Salat Sunah
Salat sunah disyariatkan yakni dianjurkan karena dapat menambal
(menutupi) kekurangan yang mungkin terdapat pada salat-salat fardu.
Selain itu, salat sunah juga mempunyai fadilah yang tidak terdapat pada
ibadah-ibadah yang lain. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu
Hu- rairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:

Artinya: “Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab segala amal


perbuatan manusia pada hari kiamat ialah tentang salat. Tuhan berfirman
kepada malaikat-Nya, sedang Dia Zat Yang Maha Mengetahui, 'Periksalah
salat hamba-Ku, apakah cukup atau kurang? Kalau cukup catatlah bagi

3
mereka cukup, dan kalau kurang (salat mereka), maka Tuhan berfirman
lagi'Periksalah! Adakah hamba-Ku mempunyai amalan salat sunah? Jika
ternyata terdapat salat sunahnya, lalu Tuhan berfirman lagi, 'Cukupkanlah
kekurangan salat fardu hamba- Ku itu dengan salat sunahnya. Kemudian
diperhitungkanlah amal perbuatan itu menurut cara demikian." (HR. Abu
Dawud)1.

B. Sholat Tahajjud
1. Pengertian Shalat Tahajjud
Kata tahajud merupakan gabungan dari to dan al-hujud. Ta merupakan
akronim dari tayoqquzh yang berarti 'terjaga dari tidur, sementara al-hujûd
berarti tidur. Jadi, tahajud adalah sholat sunnah yang dilakukan setelah
tidur, meskipun hanya sebentar. Karenanya, bila sholat ini dilakukan
sebelum tidur, maka ia tidak lagi dapat dirramakan sholat tahajud,
melainkan hanya sholat malam biasa, seperti halnya sholat sunnah yang
lain. Hukum mengerjakan sholat tahajud adalah sunnah muakkad.2
2. Dalil Shalat Tahajjud
Shalat tahajjud itu sangat dianjurkan, sebagaimana firman Allah
sebagai berikut:

Artinya: “Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai


suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu
mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”

1
Drs. H. Moh. Rifa‟i, Fiqih Islam Lengkap, (Semarang : PT. Karya Toha Putra Semarang,
2014), hal.121-124
2
Ustadz Ahmad Rifa‟i, Tuntunan Sholat Fardhu dan Sunnah Panduan Ibadah Muslim
Sesuai Teladan Rasulullah SAW, ( Jakarta : Ranah Buku , 2023), hal.81-82

4
Artinya: “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa
kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka
menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka”.3
3. Waktu Mengerjakan Sholat Tahajud
Waktu mengerjakan sholat tahajud sesudah mengerjakan sholat isya
hingga masuk waktu subuh. Sepanjang malam itu terbagi menjadi tiga
bagian, salah satunya adalah waktu paling utama mengerjakan sholat
takajud seperti berikut
a. Sepertiga malam pertamakira-kira antara pukul 20.30 sampai dengan
pukul 23.00.
b. Sepertiga malam kedua: kira-kira antara pukul 23.00 sampai dengan
pukul 01.30.
c. Sepertiga malam ketiga: kira-kira antara pukul 01.30 sampai dengan
masuknya waktu subuhIni merupakan waku mengerjakan sholat tahajud
yang paling utama.
4. Jumlah Rakaat Shalat Tahajud
Shalat tahajjud minimal 2 rakaat dan paling banyak tidak terbatas.
5. Tata Cara Shalat Tahajjud

Niat shalat tahajjud

Ushallii sunnatat-tahajjudi rak'ataini lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Aku niat shalat sunat tahajud dua rakaat karena Allah"

Melaksanakan sholat malam ini sama halnya dengan mengerjakan


sholat yang lain baik fardhu atau sholat sunah, perbedaannya hanya
terletak pada waktu pelaksanaan yang harus dilakukan pada malam hari
serta niat sholatnya saja.
Berikut ini tata cara melaksanakan shalat tahajud:

3
Drs. .H. Moh Rifa‟i, Fiqih Islam Lengkap, (Semarang : PT. Karya Toha Putra
Semarang, 2014), hal.121-124

5
a. Niat sholat Tahajud, Niat diucapkan dalam hati (bukan diucapkan
dengan lisan) dilakukan pada saat takbiratul Ihrom
b. Melakukan Takbir (Takbirotul Ihrom), „Allahu Akbar‟ sambil
mengangkat ke dua tangan sejajar deangan bahu
c. Membaca surat Alfatihah, Alfatihah wajib hukumnya dibaca, kemudian
dilanjutkan dengan bacaan surat Al-qur‟an yang sudah dihafal
d. Ruku‟, Membungkuk sambil memegang ke dua lutut sehingga kepala
dengan punggung rata
e. I‟tidal, Berdiri tegak setelah selesai ruku‟ (mebaca tasbih)
f. Lanjutkan seperti melaksanakan sholat pada umumnya
6. Doa Setelah shalat tahajud

Artinya: “Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak
langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau
penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu,
Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-
Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu
benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian.
Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad SAW itu benar. Hari
Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya
kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu
aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar
putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang
terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa
lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha terdahulu
dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada
daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.”

6
7. Fadilah Salat Tahajjud
a. Pembuka pintu surga
Banyak jalan untuk menuju surga Allah SWT, pintu-pintu surga
terbuka bagi hamba-hamba yang berhasil meraup timbangan amal yang
baik dan bernilai di hadapan Allah SWT. Salah satu pintu itu adalah
shalat tahajud. Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabda:
“Sebarkanlah salam, berilah makan (orang-orang yang membutuhkan),
sambungkanlah silaturrahim, dan shalatlah pada malam hari ketika
orang lain sedang tidur; niscaya kalian akan masuk surga dengan
selamat.”(HR. Tirmidzi)
b. Menepis kegundahan dalam jiwa
Manusia merupakan makhluk yang bergantung pada Allah. Semua
yang manusia lakukan, di manapun dia berada, apa pun isi hatinya,
hanya Allah yang tahu. Tak ada yang bisa disembunyikan dari Allah
SWT, bahkan bisikan terhalus dari hati dan pikirannya. Semua rasa
takut, gelisah dan gundah yang hadir di hati seseorang, bisa dengan
mudah Allah gantikan dengan ketenangan dan ketentraman. Semua itu,
bisa terwujud dengan mendirikan shalat tahajud. Ibnul Qayyim
rahimahullah mengatakan, “Cobalah renungkan bagaimana Allah
membalas shalat malam yang mereka lakukan secara sembunyi dengan
balasan yang Ia sembunyikan bagi mereka, yakni yang tidak diketahui
oleh semua jiwa. Juga bagaimana Allah membalas rasa gelisah, takut
dan gundah gulana mereka di atas tempat tidur saat bangun untuk
melakukan shalat malam dengan kesenangan jiwa di dalam Surga.”
(Ibnul Qayyim dalam Haadil Arwaah ilaa Bilaadil Afraah: 278)
c. Mendatangkan kemuliaan dan kewibawaan
Selain mendapatkan kedudukan mulia di akhirat kelak, orang-orang
yang ahli shalat tahajud juga akan mendapatkan kedudukan yang mulia
di dunia. Allah akan memberinya kemuliaan dan kewibawaan.

7
Artinya: “Dan ketahuilah, bahwa kemuliaan dan kewibawaan seorang
mukmin itu ada pada shalat malamnya.” (HR. Hakim).
d. Penghapus dosa
Kita semua berharap menjalani kehidupan di dunia ini dengan
membawa bekal amal sholeh yang berlimpah. Namun, tak dipungkiri,
dosa-dosa kecil maupun besar seringkali kita lakukan, bahkan tanpa
disadari. Oleh karena itu, kita tidak boleh berhenti melakukan amalan
agar dosa-dosa kita terhapuskan. Salah satu amalan tersebut adalah
mendirikan shalat tahajud.
“Lakukanlah shalat malam oleh kalian, karena hal itu merupakan
kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian. Ia pun dapat
mendekatkan kalian kepada Rabb kalian, menghapus segala kesalahan
dan mencegah dari perbuatan dosa.” (HR. Tirmidzi).
e. Menjaga kesehatan tubuh

Bangun di sepertiga malam, berwudu dan mendirikan shalat


memberikan efek luar biasa bagi tubuh manusia. Bagi penderita
diabetes, shalat tahajud bisa menekan kandungan kortisol dalam tubuh.
Kortisol memiliki manfaat untuk meningkatkan kandungan gula darah
dengan cara merangsang metabolisme karbohidrat.

Menjalankan shalat tahajud juga berdampak penting bagi otak


manusia. Pada waktu sepertiga malam, otak manusia akan melepaskan
serotonin, beta endorsin, dan melatonin. Lepasnya ketiga zat tersebut
akan membuat seseorang merasa lebih tenang sampai homeostasis
terbangun.

C. Sholat Witir
1. Pengertian Shalat Witir
Shalat witir adalah shalat sunnah yang dilaksanakan pada malam hari
setelah shalat isya hingga terbitnya fajar dengan jumlah rakaat yang ganjil,
paling sedikit satu rakaat dan paling banyak sebelas rakaat. Dan Shalat
witir sebagai penutup dari seluruh shalat malam.

8
Para ulama sepakat bahwa waktu shalat sunnah witir itu adalah
sesudah shalat isya dan terus berlangsung sampai tiba fajar. Sebagaimana
yang diriwayatkan oleh Abu Mas'ud al-Anshari r.a berkata yang artinya:
"Rasulullah saw. itu mengerjakan shalat witir pada awal malam. Kadang-
kadang pula dipertengahan malam dan kadang-kadang pula pada
penghabisan malam itu" (HR Ahmad dengan sanad yang shahih)".
Dan disunnahkan menyegerakan shalat witir pada permulaan malam
bagi seseorang yang khawatir tidak akan bangun pada akhir malam. Akan
tetapi, bagi seorang yang mampu bangun pada akhir malam, maka
disunnahkan mengerjakan witir itu di akhir malam.
Tidak ada dua kali witir dalam semalam. Seseorang yang telah
mengerjakan shalat witir, lalu ingin shalat sunnah lagi, keadaan seperti ini
boleh dilakukan. Akan tetapi, jangan mengulangi lagi shalat witir untuk
kedua kalinya. Hal ini berdasarkan riwayat Abu Daud, Nasa'ldan Tirmidzi
yang menganggapnya hasan, Alir.a berkata: Sholat witir menurut Syafi'i,
Hambali dan Maliki hukumnya adalah sunnah muakkadah sementara
menurut Hanafi hukumnya wajib.4
2. Dalil Shalat Witir
Hadits Ibnu Umar yang berbunyi:

Dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam , beliau berkata: “Jadikanlah


akhir shalat kalian di malam hari dengan Witir”. [Muttafaqun „alaihi]
Hadits Abu Bushrah al-Ghifaari yang berbunyi:

4
Ibnu Asrori Najib, Muro’atul Ibadah Fi At-Thoharah Wa Sholat, (Jombang: Unwaha,
2021), hal. 53

9
Sesungguhnya Allah telah menambah untuk kalian satu shalat, maka
jagalah shalat tersebut. Shalat itu adalah Witir. Maka shalatlah di antara
shalat Isya` sampai shalat fajar. [HR Ahmad dan dishahîhkan Syaikh al-
Albâni dalam Silsilah Ahadits ash-Shahîhah, no. 108 (1/221)
3. Waktu Mengerjakan Sholat Witir
Shalat witir dikerjakan sesudah salat isya sampai terbit fajar, dan
biasanya salat witir itu dirangkaikan dengan salat tarawih
Dalam satu riwayat dari Aisyah ra. disebutkan:

"Dari Aisyah ra, ia berkata, 'Dari semua waktu malam Rasulullah


sawpernah mengerjakan salat witirBeliau pernah mengerjakan salat witir
pada permulaan malam, pernah pada pertengahan malam, dan pernah pada
akhir malam; serta paling akhir beliau mengerjakan salat witir sampai
habis waktu sahur." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Ibnu Umar ra., ia berkata, bersabda Nabi saw. Jadikanlah salat witir
sebagai akhir salat malammu."(HRBukhari dan Muslim)
4. Jumlah Rakaat Shalat Witir
Shalat witir bisa dilakukan 1 rakaat atau 3,5,7,9,11, dan 13.
5. Tata Cara/ Cara Mengerjakan Shalat Witir
Cara mengerjakan sholat witir sama seperti sholat sunnah lainnya.
Perbedaannya hanya niatnya saja. Sholat witir bisa dilakukan dengan satu
salam atau dua salam baik dipisah maupun disambung antar rakaatnya.
Sholat ini disunnahkan untuk dikerjakan pada awal malam. bagi orang
yang tidak yakin bisa terbangun sebelum fajar sebagaimana dituturkan
dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Muslim, dan
Tirmidzi dari Jabir Namun yang paling utama adalah jika dikerjakan pada
sepertiga malam terakhir, karena itulah yang biasa dikerjakan oleh

10
Rasulullah sebagaimana diriwayatkan oleh banyak perawi dalam sebuah
hadits dari Siti Aisyah.
Tata cara nya yaitu:
a. Pertama, urutan tata cara sholat witir 3 rakaat dengan 2 salam adalah
sebagai berikut: Mengucapkan bacaan niat salat witir sendiri untuk 2
rakaat, Mengucapkan takbir ketika takbiratul ihram sambil membaca
niat di dalam hati, Baca Surat Al-Fatihah dan setelah itu membaca salah
satu surat dalam alquran, Rukuk, Itidal, Sujud pertama, Sujud kedua,
Berdiri kembali, lakukan yang sama pada rakaat kedua. Kemudian
kembali sholat satu rakaat.
Niat Shalat Witir 3 rakaat 2 salam: Ushallii sunnatam minal witri
rak‟ataini lillaahhi ta‟aalaa.
Artinya: “Aku niat shalat sunnah witir 2 rakaat karena Allah ta‟ala.”
b. Kedua, urutan tata cara sholat witir 3 rakaat dengan 1 salam adalah
sebagai berikut: Mengucapkan bacaan niat salat witir untuk 3 rakaat,
takbiratul ihram, Baca Surat Al-Fatihah, membaca salah satu surat
dalam alquran, Rukuk, Itidal, Sujud pertama, Duduk di antara dua
sujud, Sujud kedua, Berdiri kembali pada rakaat kedua dan lakukan hal
yang sama.
Niat Shalat Witir 3 rakaat: Ushalli sunnatal witri tsalâtsa raka„âtin
mustaqbilal qiblati adâ‟an lillâhi ta„âlâ
Artinya: “Aku menyengaja sembahyang sunnah shalat witir tiga rakaat
dengan menghadap kiblat, karena Allah Ta‟ala.”

Surah-surah yang dibaca dalam salat witir boleh apa saja sesuai
dengan yang kita kehendaki, karena dalam Al-Qur'an itu tidak ada ayat
yang dapat diabaikan.

Tetapi disunahkan apabila berwitir dengan tiga rakaat, hendaklah


menggunakan surah-surah sebagai- mana yang diriwayatkan oleh Ahmad
dalam sebuah hadis sebagai berikut: Rasulullah saw di dalam salat witir
membaca Sab bihisma rabbikal-a'lā (surah Al-A'la) pada rakaat pertama),

11
Qul ya ayyuhal-kafirün (surah Al-Kafiran pada rakaat kedua, sedangkan
pada rakaat yang ketiga membaca Qul huwallahu aḥad (surah Al-Ikhlas)
dan surah mu'awwiżatain (Qul a'uzu birabbil-falaq dan Qu a'ūzu birabbin-
nās)." (HR. Ahmad, Nasa'i dan Ibnu Majah

6. Doa setelah shalat Witir

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu iman yang


langgeng, hati yang khusyuk, ilmu yang bermanfaat, ditetapkannya
keyakinan yang benar, (dapat melaksanakan) amal yang saleh, tetap dalam
agama Islam, kebaikan yang melimpah-limpah, memperoleh ampunan dan
kesehatan, kesehatan yang sempurna, mensyukuri atas kesehatan kami,
dan kecukupan. Ya Allah, ya Tuhan kami, terimalah salat kami, puasa
kami, rukuk kami dan khusyuk kaini, ketundukan kami dan pengabdian
kami, dan sempurnakanla segala kekurangan kami, ya Allah, ya Allah, ya
Alla Zat Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Dan semoga Allah
memberi rahmat atas sebaik-baik makhluk-Nya yaitu Muhammad beserta
segenap keluarga dan semu sahabatnya. Dan segala puji bagi Allah Tuhan
seluru alam."
7. Fadilah Salat Witir
a. Sebagai tambahan shalat
b. Sebagai penyempurna shalat malam
c. Shalat witir dicintai Allah

12
d. Shalat yang lebih baik dari unta merah
e. Dikabulkan doa nya
f. Shalatnya disaksikan malaikat
g. Tidak pernah ditinggalkan Rasulullah
h. Diberi petunjuk dan kekuatan oleh Allah Swt

D. Sholat Tarawih
1. Pengertian Shalat Tarawih
Shalat tarawih ialah shalat malam yang dikerjakan pada bulan
ramadhan. Shalat ini hukumnya sunnah mu‟akkad, boleh dikerjakan
sendiri-sendiri atau berjamaah.
2. Dalil Shalat Tarawih
"Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pada suatu
malam sholat di masjid, lalu para sahabat mengikuti sholat beliaukemudian
pada malam berikutnya (malam kedua) beliau sholat maka manusia
semakin banyak (yang mengikuti sholat Nabi), kemudian mereka
berkumpul pada malam ketiga atau malam keempatMaka, Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam tidak keluar menemui mereka, lalu ketika
pagi harinya beliau bersabda, "Sungguh aku telah melihat upu yang telah
kalian lakukan, dan tidaklah ada yang mencegahku keluar kepada kalian
kecuali sesungguhnya aku khawatir akan diwajibkan pada kalian. Dan
(peristiwa) itu terjadi di bulan Ramadhan." (HR Muttafaqun Alaih)5
3. Waktu Mengerjakan Sholat Tarawih
Shalat tarawih dikerjakan sesudah shalat Isya sampai waktu fajar dan
sebelum shalat witir.
4. Jumlah Rakaat Shalat Tarawih
Bilangan rakaat shalat tarawih yang pernah dilakukan Rasulullah
adalah 8 rakaat. Umar bin Khattab mengerjakannya sampai 20 rakaat.
Amalan umar bin Khattab ini disepakati oleh Ijma‟.6

5
Mia Siti Aminah, Muslimah Career, (Yogyakarta : Pustaka Grhatama, 2010), hal. 91
6
Drs. H. Moh. Rifa‟i, Fiqih Islam Lengkap, (Semarang : PT. Karya Toha Putra
Semarang, 2014), hal.137

13
5. Tata Cara Shalat Tarawih
Pelaksanaan shalat tarawih biasanya dikerjakan dengan 8 rakaat
dengan 2 salam dan ada juga yang mengerjakan 20 rakaat dengan 10
salam. Tiap-tiap dua raka‟at diakhiri dengan salam. Setelah selesai shalat
tarawih hendaknya diteruskan dengan shalat witir, sekurangkurangnya satu
raka‟at. Tetapi umumnya dikerjakan tiga raka‟at dengan dua salam dan
boleh pula dikerjakan tiga raka‟at satu salam. Tata caranya pun tidak
berbeda dengan tata cara shalat wajib pada umumnya, yaitu sebagai
berikut:
a. Niat

Artinya: “Aku niat shalat sunnah tarawih 2 rakaat karena Allah Ta‟ala.
b. Takbiratul ihram
c. Membaca taawuz dan al-fatihah,
d. Membaca surat pendek dalam Alqur‟an
e. Rukuk
f. I‟tidal
g. Sujud pertama
h. Duduk di antara dua sujud
i. Bangkit dari duduk, kemudian lanjut rakaat kedua dengan gerakan sama
j. Salam
k. Membaca doa Tarawih
6. Doa setelah shalat tarawih

14
Artinya: “Ya Allah, jadikan kami memiliki iman yang sempurna, mampu
melaksanakan kewajiban-kewajiban-Mu, menjaga sholatmenunaikan
zakat, mencari semua kebaikan di sisi-Mu, mengharap ampunan-Mu,
memegangi petunjuk (-Mu), menghindari semua bentuk penyelewengan,
zuhud dunia, mencintai amal untuk bekal di akhirat, rida menerima
ketetapan (-Mu), menyukuri nikmat, sabar menghadapi cobaan, dan berada
dalam satu barisan di bawah naungan panji-panji panutan kami Nabi
Muhammad Jadikan kami dapat melalui telaga yang sejuk, masuk ke
surga, dan selamat dari nerakaJadikan kami' bisa duduk di atas tahta
kehormatan didampingi oleh para bidadari dengan mengenakan baju
kebesaran dari sutra warna warni, menikmati santapan surga, minum susu
serta madu yang suci dalam gelas-gelas dan kendi-kendi yang tak akan
habis.Semuanya akan kami lalui bersama dengan orang-orang yang
Engkau anugerahi nikmat kepada mereka dari golongan para nabi, orang
yang jujur, orang yang mati sahid, dan orang yang saleh. Merekalah
sebaik-baik teman kami. Demikianlah kemurahan dari Allah. Cukuplah
Allah saja Yang Maha Mengetahui Ya Allah jadikan kami pada bulan
yang mulia ini sebagai orang yang bahagia yang terterima dan jangan
jadikan kami sebagai orang yang tidak beruntung dan tertolak. Semuanya

15
dengan rahmat-Mu, wahai Zat Yang Paling Penyayang di antara
penyayang. Sesungguhnya Allah dan para malaikat membaca salawat pada
Nabi Wahai orang-orang yang beriman. bersalawatlah dan ucapkan salam
pada beliau. Doa mereka yang terakhir adalah segala puji bagi Allah
Tuhan seluruh alam".7
7. Fadilah Salat Tarawih
a. Diampuni dosa yang terdahulu
b. Melapangkan rezeki
c. Pahala berlipat ganda saat berjamaah
d. Memakmurkan masjid
e. Berpahala shalat semalam penuh
f. Ajang silaturahmi
g. Meraih keberkahan dibulan Ramadhan
h. Menutupi kekurangan ibadah

E. Sholat „Idain
1. Pengertian Shalat „Idain
Shalat Id adalah shalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan satu
tahun sekali pada dua hari raya yaitu hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul
Adha yang sering dikenal dengan shalat „Idain. Hukum melakukan sholat
idain adalah sunnah mu‟akkad.
a. Shalat Idul Fitri
Shalat Idul Fitri berasal bahasa Arab yaitu dari kata Id dan Fitri.
Kata Id berarti kembali dan kata Fitri berarti suci atau bersih. Jadi kata
Idul Fitri berarti kembali menjadi suci. Shalat Idul Fitri adalah shalat
sunnah dua rekaat yang dilakasanakan oleh seluruh umat Islam setiap
tanggal 1 Syawal. Shalat sunnah ini dilaksanakan setelah kaum
muslimin melaksanakan puasa Ramadhan selama sebulan penuh.
Hal- hal yang disunnahkan sebelum Shalat Idul Fitri adalah :
1) Mandi sebelum berangkat ke tempat shalat
7
Ustadz Ahmad Rifa‟i, Tuntunan Sholat Fardhu dan Sunnah Panduan Ibadah Muslim
Sesuai Teladan Rasulullah SAW, ( Jakarta : Ranah Buku , 2023), hal.87-89

16
2) Niat mandi:
“Saya niat mandi untuk shalat Idul Fitri sunah karena Allah Taala.”
3) Memakai pakaian yang paling bagus dari yang dimiliki
4) Membayar zakat fitrah sebelum melaksanakan sholat id
5) Makan dan minum terlebih dahulu sebelum shalat Id
6) Memakai wangi-wangian
7) Melewati jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang dari Shalat
Id.
8) Mendengarkan khutbah Idul Fitri
9) Mengumandangkan takbir dari terbenamnya matahari akhir bulan
Ramadhan sampai selesainya pelaksanaan shalat Id.
b. Shalat Idul Adha
Shalat Idul Adha adalah shalat sunnah 2 rekaat yang dilaksanakan
ummat Islam setiap tanggal 10 Zulhijjah. Idul Adha berasal dari kata Id
dan Adha. Id berarti kembali dan Adha berarti qurban. Jadi, kata Idul
Adha berarti kembali berqurban, maksudnya kembali melakukan
penyembelihan hewan qurban, sehingga dapat disebut juga dengan
istilah Idul Qurban. Idul Adha dapat disebut juga dengan istilah Idul
Haji karena pada tanggal 10 Zulhijjah tersebut umat Islam yang
menunaikan ibadah haji telah menyelesaikan rangkaian ibadah haji.
Hal-hal yang dikerjakan sebelum melaksanakan shalat Idul Adha adalah
sebagai berikut:
1) Mandi terlebih dahulu dengan niat:
“Aku niat mandi untuk shalat „iedul adha, sunnah karena Allah
ta‟ala.”
2) Memakai pakaian yang paling bagus dari yang dimiliki
3) Tidak makan dan minum sebelum shalat Id
4) Memakai wangi-wangian
5) Melewati jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang dari
tempat Shalat Id
6) Mendengarkan khutbah Idul Adha

17
7) Mengumandangkan takbir mulai malam tanggal 10 sampai dengan
tanggal 13 Zulhijjah.
2. Dalil Shalat „Idain

Artinya: “Kami diperintahkan keluar rumah untuk mengerjakan sholat Idul


Fitri Anak-anak gadis (juga diperintahkan) keluar rumah untuk (bersama-
sama) mengerjakan sholat Idul FitriTermasuk perempuan-perempuan yang
yang sedang haid. Hanya saja wanita yang sedang berhalangan ini berada
di belakang orang-orang (yang mengerjakan sholat).Mereka juga ikut
bertakbir dan berdoa bersama-sama berharap memperoleh keberkahan dan
kesucian hari itu" (HR Bukhari, Ibn Majah, dan Baihaqi )"Adapun untuk
pembacaan takbir maka disunnahkan untuk membacanya mulai dari
setelah maghrib malam idul fitri sampai dengan masuknya imam ke
sholat”.
Diriwayatkan dari Abu Said, ia berkata, adalah Nabi Muhammad
Sawpada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha keluar ke masjid (untuk sholat)
maka pertama yang beliau kerjakan adalah sholat, kemudian setelah selesai
beliau berdiri menghadap kepada manusia sedang manusia masih duduk
tertib pada saf mereka, lalu beliau memberi nasihat dan wasiat (khutbah).
Apabila beliau hendak mengutus tentara atau ingin memerintahkan sesuatu
yang telah beliau putuskan, beliau perintahkan. Setelah selesai, beliau
pergi." (HR Al-Bukhari dan Muslim).
3. Waktu Mengerjakan Sholat „Idain
Sholat id dimulai sejak matahari pagi naik seukuran tombak, yaitu
waktu yang sama dengan sholat duhakira- kira setengah jam setelah
terbitnya mahatari hingga sebelum hilangnya matahariatau menjelang
sholat zuhur.

18
Jika ada yang melaksanakan sholat id setelah terbitnya matahari, tetapi
ketinggiannya hanya setengah tombakmaka sholat tersebut tidak sahSebab
termasuk dalam waktu-waktu yang makruh untuk melaksanakan sholat.
Setiap muslimah harus memerhatikan waktu pelaksanaan sholat id,
sehingga sholat yang dilaksanakannya sesuai dengan ajaran Rasulullah
saw.
4. Jumlah Rakaat Shalat „Idain adalah dua rakaat.
5. Tata Cara Shalat „Idain
a. Pada pagi hari tanggal 1 Syawal atau 10 Zulhijjah, sesudah kita
menunaikan salat subuh dan sesudah kita mandi sunah hari raya, lalu
berangkat menuju masjid atau tanah lapang dengan memperbanyak
mengucapkan takbir.
b. Setelah tiba di masjid, sebelum duduk disunahkan salat tahiyyatul-
masjid dua rakaat. Akan tetapi jika salatnya dilakukan di tanah lapang,
maka tidak disunahkan salat tahiyyatul-masjid. Para jamaah langsung
duduk, dan bersama-sama dengan jamaah lain membaca takbir hingga
salat dimulai.
c. Membaca Niat sholat Id

Artinya: “Saya berniat mengerjakan shalat idul fitri dua rakaat jadi
imam/makmum karena Allah Ta‟ala.

Artinya: “Saya berniat mengerjakan shalat idul adha dua rakaat jadi
imam/makmum karena Allah Ta‟ala.

d. Pada rakaat pertama, sesudah niat dilanjutkan dengan takbiratul-ihram


kemudian membaca doa iftitah (seba- gaimana salat yang lain), dan
dilanjutkan dengan mem- baca takbir sebanyak 7 kali. Dan setiap habis
takbir disunahkan membaca:

19
"Mahasuci Allah dan segala puji bagi Allah, tiada tuhan melainkan
Allah dan Allah Mahabesar."
Setelah takbir 7 kali dan membaca tasbih tersebut, kemudian
membaca surah Al-Fatihah dan disambung dengan membaca surah
yang disukai, dan yang lebih utama yaitu membaca surah Qaf atau
surah Al-A'la (Sabbihisma rabbikal-a'lä).
e. Pada rakaat kedua, sesudah berdiri dilanjutkan membaca takbir
sebanyak 5 kali, dan setiap takbir disunahkan membaca tasbih seperti
tersebut pada rakaat pertama. Kemudian membaca surah Al-Fatihah dan
diteruskan dengan membaca surah yang kita kehendaki, tetapi lebih
utama yaitu membaca surah Al-Gäsyiyah, dibaca dengan suara yang
nyaring. Imam menyaringkan yakni mengeraskan suaranya pada waktu
membaca surah Al- Fatihah dan surah-surah lainnya, sedangkan
makmum tidak nyaring.
f. Solat Id dikerjakan dua rakaat dan dilakukan sebagaimana alat-salat
yang lain.
g. Setelah salat Id; dilanjutkan dengan khutbah dua kali Pada khuthbah
pertama imam membaca takbir sebanya 9 kali dan pada khuthbah kedua
membaca takbir 7 kali. Pembacaan takbir harus berturut-turut.
h. Materi khutbah Idul Fithri hendaknya berisi penerangan tentang zakat
fitrah, dan pada hari raya haji berisi penerangan tentang ibadah haji dan
hukum kurban.
6. Hikmah Salat „Idain
Hikmah yang terkandung dalam pelaksanaan hari raya Idul Fitri
adalah;
a. Meningkatkan kasih saying kepada fakir miskin
b. Mempererat hubungan persaudaraan
c. Menyempurnakan pahala ibadah dibulan Ramadhan.

20
d. Lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt melalui takbir, tahmid tahlil,
dzikir dan doa.
e. Menghapuskan dosa dan kesalahan terhadap orang lain dengan saling
memaafkan.

Hikmah yang terkandung dalam pelaksanaan hari raya Idul Adha


adalah;

a. Tanggung jawab sebagai pondasi aktivitas. Nabi Ibrahim AS


mencontohkan tingginya rasa tanggung jawab itu dalam menunaikan
tugasnya. Ia berupaya istiqamah terhadap amanah yang diembannya.
b. Semangat yang tinggi dalam menjalani sebuah pengorbanan seperti
yang dicontohkan Nabi Ibrahim dan keluarganya yang harus merelakan
buah hatinya di Makkah yang masih tak berpenduduk saat itu.
c. Kemampuan bekerjasama dengan pihak lain. Nabi Ibrahim dan Ismail
mencontohkan kerjasama yang apik di saat mengutarakan maksudnya
hendak mengorbankan putranya karena menjalankan perintah Allah
Swt. Bak gayung bersambut, Ismail dengan lapang dada merespon
dengan baik maksud ayahnya. Kendati yang disambelih ternyata
seekor domba, karena Allah tidak menghendaki qurban dalam bentuk
manusia, tetapi dalam bentuk hewan.8

F. Sholat Istisqa
1. Pengertian Shalat Istisqa
Istiqa artinya meminta hujan. Sholat sunnah Istisqa adalah sholat
sunnah untuk memohon diturunkannya hujan. Sholat ini disunnahkan bagi
orang-orang yang bermukim atau musafir. Istisqa' sendiri berarti meminta
kucuran air. Jadi, dengan melakukan sholat Istisqa, kita memohon kepada
Allah agar ketika terjadi kekeringan tanah atau saat musim kemarau

8
Syaikh Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, Panduan Lengkap Shalat Sunnah (Solo
: Roemah Buku Sidowayah, 2010), hal. 61-67

21
berkepanjangan, hujan segera diturunkan dengan cara-cara yang telah
disyariatkan.9
2. Dalil Shalat Istisqa
Sholat istiqa hukumnya sunnah mu‟akkadah (sangat ditekankan)
ketika terjadi musim kering, karena Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam
memerintahkan hal tersebut, sebagaimana dalam hadits 'Aisyah
Radhiallahu'anha:
“Orang-orang mengadu kepada Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam
tentang musim kemarau yang panjang. Lalu beliau memerintahkan untuk
meletakkan mimbar di tempat tanah lapang, lalu beliau membuat
kesepakatan dengan orang-orang untuk berkumpul pada suatu hari yang
telah ditentukan”. Aisyah lalu berkata, “Rasulullah shallallahu „alaihi
wasallam keluar ketika matahari mulai terlihat, lalu beliau duduk di
mimbar. Beliau shallallahu „alaihi wasallam bertakbir dan memuji Allah
Azza wa Jalla, lalu bersabda, “Sesungguhnya kalian mengadu kepadaku
tentang kegersangan negeri kalian dan hujan yang tidak kunjung turun,
padahal Allah Azza Wa Jalla telah memerintahkan kalian untuk berdoa
kepada-Nya dan Ia berjanji akan mengabulkan doa kalian” Kemudian
beliau mengucapkan: “Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari Pembalasan. (QS.
Al-Fatihah: 2-4). laa ilaha illallahu yaf‟alu maa yuriid. allahumma
antallahu laa ilaha illa antal ghaniyyu wa nahnul fuqara`. anzil alainal
ghaitsa waj‟al maa anzalta lanaa quwwatan wa balaghan ilaa hiin (Tidak
ada sembahan yang berhak disembah kecuali Dia, Dia melakukan apa saja
yang dikehendaki. Ya Allah, Engkau adalah Allah, tidak ada sembahan
yang berhak disembah kecuali Engkau Yang Maha kaya sementara kami
yang membutuhkan. Maka turunkanlah hujan kepada kami dan jadikanlah
apa yang telah Engkau turunkan sebagai kekuatan bagi kami dan sebagai
bekal di hari yang di tetapkan).” Kemudian beliau terus mengangkat kedua
tangannya hingga terlihat putihnya ketiak beliau. Kemudian beliau

9
Mia Siti Aminah, Muslimah Career, (Yogyakarta : Pustaka Grhatama, 2010), hal. 96

22
membalikkan punggungnya, membelakangi orang-orang dan membalik
posisi selendangnya, ketika itu beliau masih mengangkat kedua tangannya.
Kemudian beliau menghadap ke orang-orang, lalu beliau turun dari
mimbar dan shalat dua raka‟at. Lalu Allah mendatangkan awan yang
disertai guruh dan petir. Turunlah hujan dengan izin Allah. Beliau tidak
kembali menuju masjid sampai air bah mengalir di sekitarnya. Ketika
beliau melihat orang-orang berdesak-desakan mencari tempat berteduh,
beliau tertawa hingga terlihat gigi gerahamnya, lalu bersabda: “Aku
bersaksi bahwa Allah adalah Maha kuasa atas segala sesuatu dan aku
adalah hamba dan Rasul-Nya” (HR. Abu Daud no.1173, dishahihkan Al
Albani dalam Shahih Abi Daud.
3. Waktu Mengerjakan Sholat Istisqa
Sholat istisqa dapat dilaksanakan kapan saja, khususnya saat
menghadapi kemarau panjang dan krisis air. Akan lebih baik jika
dilaksanakan secara berjemaah, karena akan membawa efek spiritualitas
yang tinggi. Tetapi jika tidak memungkinkan, dapat dilaksanakan sendiri-
sendiri di rumah.
4. Jumlah Rakaat Shalat Istisqa adalah 2 rakaat.
5. Syarat-syarat mengerjakan Shalat Istisqa:
a. Tiga hari hari sblmnya agar ulama memerintahkan umatnya bertaobat
dgn berpusa & meninggalkan segala kedzaliman serta menganjurkan
berama Ishaleh. Sebab menumpuknya dosa itu mengakibatkan
hilangnya rejeki & datang nya murka" Allah. "Apabila kami hendak
membinasakan suatu negeri, maka lbh dulu kami perbanyak orang-
orang yg fasik, sebab kefasikannyalah mereka disiksa, lalu kami
robohkan (hancurkan) negeri mereka sehancur-hancurnya" (Q.S.Al
Isra:16)
b. Pada hari ke4 semua penduduk termasuk yg lemah dianjurkan pergi
kelapangan dgn pakaian sederana & tanpa wangi-wangian utk shalat
Istisqa'.

23
c. Usai shalat diadakan khutbah 2 kali. Pada khutbah pertama hendaknya
baca istigfar 9x dan pada khutbah kedua 7x. Pelaksanaan khutbah
istisqa berbeda dengan khutbah lainnya, yaitu
1) Khatib disunatkan memakai selendang
2) Isi khutbah menganjurkan banyak beristigfar,berkeyakinan bahwa
Allah SWT akan mengabulkan permintaan mereka.
3) Saat berdo'a hendaknya mengangkat tangan setinggi-tingginya
4) Saat berdo'a pada khutbah kedua, khatib hendaknya menghadap
kiblat membelakangi makmumnya.
6. Tata Cara Shalat Istisqa
Niat sholat istisqa :

Artinya: Aku menyengaja shalat sunnah minta hujan 2 rakaat sebagai


makmum karena Allah Ta‟ala.

Sholat istisqa' sama halnya dengan sholat-sholat yang lain.


Dilaksanakan dua rakaat. Tidak ada bacaan khusus. Jika dilaksanakan
berjemaah, maka seorang imam membaca surat Al-Fatihah dan surat-surat
pendek di dalam Al-Qur'an dengan suara nyaring sebagaimana dalam
sholat id, tetapi tidak perlu didahului dengan azan dan ikamah. Setelah
selesai sholat, maka imam menyampaikan khutbah mengingatkan para
jemaah agar senantiasa bertobat dan istigfar.

Setelah khutbah selesai, maka imam menghadap kiblat lalu berdoa,


dengan membaca doa yang dianjurkan Rasulullah saw. setelah sholat
istisqa', sebagai berikut:

24
Artinya: "Ya Allah, turunkanlah hujan bagi kami, hujan yang deras,
lebat, menyenangkan, merata, dan mengalir terus-menerus. Ya Allah,
turunkan hujan di berbagai bukit, tempat tumbuhnya pohon-pohon, dan
pusatnya lembah-lembah. Ya Allah, kami mohon ampunan kepada-Mu,
sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun. Turunkanlah hujan yang
lebat dari langit kepada kami. Ya Allah, turunkanlah hujan, dan jangan
jadikan kami golongan orang-orang yang berputus asa. Ya Allah,
tumbuhkanlah bagi kami tanaman-tanaman yang subur, hilangkan haus
dahaga binatang ternak kami, siramkanlah hujan dari kemurahan langit,
dan tumbuhkanlah bagi kami tanaman dari kemurahan bumi. Ya Allah,
hilangkanlah kelelahan, kelaparan, dan kesalahan kami. Jauhkanlah kami
dari cobaan, di mana tidak ada yang dapat menjauhkannya kecuali diri
Mu."

7. Fadilah Salat Istisqa


a. Meminta kepada Allah agar diturunkan hujan
b. Percaya dan pasrah kepada Allah
c. Mendekatkan diri kepada Allah
d. Memohon rahmat dan ampunan Allah
e. Mengikuti teladan nabi Muhammad Saw.

25
G. Sholat Khusuf
1. Pengertian Shalat Khusuf
Sholat Kusuf Ain adalah sholat sunnah Dua Gerhana, yaitu sholat
sunnah karena terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari. Sholat
sunnah karena terjadinya gerhana bulan disebut sholat Khusuf, sedangkan
karena terjadinya gerhana matahari disebut sholat Kusuf. 10
2. Dalil Shalat Khusuf
Hadis yang menerangkan tentang pengerjaan sholat gerhana ini adalah:
"Telah terjadi gerhana matahari pada hari wafatnya Ibrahim putra
Rasulullah Saw. Berkatalah manusia, "Telah terjadi gerhana matahar
karena wafatnya Ibrahim'. Maka, bersabdalah Rasulullah Saw.
'Bahwasanya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda
kebesaran Allah. Allah mempertakutkan hamba-hamba-Nyadengan
keduanyaMatahari gerhana bukanlah karena matinya seseorang atau
lahirnya. Maka, apabila kamu melihat yang demikian, hendaklah kamu
sholat dan berdoa sampai selesai gerhana." (HR Bukhari dan Muslim)
Para ulama sepakat bahwa sholat Kusuf adalah sunnah muakkad, baik
untuk lelaki maupun perempuan.
Sesungguhnya sholat gerhana bulan bukanlah sekedar sunnah, tetapi ia
juga merupakan syi'ar Islam yang berguna untuk menghilangkan
kepercayaan (keyakinan) yang berkembang di sebagian masyarakat bahwa
gerhana itu terkait dengan hidup dan matinya seseorang
Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: “Sesungguhnya matahari dan bulan adal dua bukti kebesaran


Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian dan kehidupan

10
Mia Siti Aminah, Muslimah Career, (Yogyakarta : Pustaka Grhatama, 2010), hal. 94-
95

26
seseorang. Jika kalian melihat gerhana, maka sholatlah. (HR. al-Bukhari
dan Muslim).11
3. Waktu Mengerjakan Sholat Khusuf
Waktu dikerjakannya sholat Gerhana Bulan mulai dari terjadinya
gerhana sampai terbit kembali atau sampai bulan tampak utuh. Sedangkan
waktu sholat Gerhana Matahari yaitu dari timbul gerhana sampai matahari
kembali seperti biasa atau sampai terbenam.
4. Jumlah Rakaat Shalat Khusuf
Sholat Khusuf (gerhana bulan) dilakukan sebanyak dua raka'at.
5. Tata Cara Shalat Khusuf
Sholat itu lebih utama dikerjakan secara berjamaah, walaupun berjamaah
bukan menjadi syarat utama sahnya sholat tersebut. Jumhur ulama
mengatakan bahwa sholat itu dilakukan sebanyak dua rakaat. Setiap rakaat
harus dilakukan dua kali rukuk.
Caranya, pada rakaat pertama setelah rukuk dan i'tidal membaca Al-
Fatihah lagi kemudian terus rukuk dan i'tidal lagi, kemudian sujud
sebagaimana biasa. Begitu pula pada rakaat kedua. Dengan demikian,
sholat sunnah Kusuf Ain dilakukan sebanyak dua rakaat dengan jumlah
empat rukuk, empat Al-Fatihah, dan empat sujud.
Perincian shalat kusuf adalah:
a. Membaca niat

11
Saiful Hadi El-Sutha, Buku Panduan Sholat Lengkap (Jakarta Selatan: PT Wahyu
Media, 2012) , hal. 143

27
b. Takbiratul Ihram
c. Doa iftitah, surah al-Fatihah, surah panjang sekira al-Baqarah
d. Ruku‟ perdana
e. Tasmi‟ & tahmid (Sami‟allahu liman hamidahu & Rabbana walakal
hamdu), lalu bersedekap & membaca al-Fatihah & surah panjang.
f. Ruku‟ ke-2.
g. I‟tidal lengkap: Tasmi‟ dan tahmid.
h. Sujud, duduk, sujud lagi.
i. Lalu rakaat ke-2 dilakukan dengan cara yang sama, dengan bacaan
surah panjang sekira Ali „Imran.
6. Fadilah Salat Khusuf
a. Membuat manusia mengingat kekuasaan Allah SWT
b. Membuat manusia takut kepada Allah SWT
c. Kesempatan untuk segera beramal sholeh
d. Mendatangkan ridho Allah dan Ampunan Allah Swt12

12
Mia Siti Aminah, Muslimah Career, (Yogyakarta : Pustaka Grhatama, 2010), hal. 101-102

28
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Shalat sunnah disebut juga dengan shalat tathawu', shalat nawafil, shalat
mandub dan shalat mustahab, yaitu shalat yang dianjurkan untuk dikerjakan.
Artinya diberi pahala kepada yang mengerjakannya dan tidak berdosa bagi
yang meninggalkannya. Dalam hal ini shalat jenazah tidak termasuk yang
dikecualikan atau tidak. termasuk shalat sunnah, melainkan hukumnya fadlu
kifayah. Shalat sunnah dibagi menjadi dua, yaitu shalat sunnah muakkad dan
shalat sunnah ghairu muakkad.

Shalat tahajud adalah sholat sunnah yang dilakukan setelah tidur,


meskipun hanya sebentar. Karenanya, bila sholat ini dilakukan sebelum tidur,
maka ia tidak lagi dapat dirramakan sholat tahajud, melainkan hanya sholat
malam biasa, seperti halnya sholat sunnah yang lain. Hukum mengerjakan
sholat tahajud adalah sunnah muakkad.

Shalat witir adalah shalat sunnah yang dilaksanakan pada malam hari
setelah shalat isya hingga terbitnya fajar dengan jumlah rakaat yang ganjil,
paling sedikit satu rakaat dan paling banyak sebelas rakaat. Dan Shalat witir
sebagai penutup dari seluruh shalat malam.

Shalat tarawih ialah shalat malam yang dikerjakan pada bulan ramadhan.
Shalat ini hukumnya sunnah mu‟akkad, boleh dikerjakan sendiri-sendiri atau
berjamaah.

Shalat Id adalah shalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan satu tahun
sekali pada dua hari raya yaitu hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha
yang sering dikenal dengan shalat „Idain. Hukum melakukan sholat idain
adalah sunnah mu‟akkad.

29
Sholat sunnah Istisqa adalah sholat sunnah untuk memohon
diturunkannya hujan. Sholat ini disunnahkan bagi orang-orang yang
bermukim atau musafir. Istisqa' sendiri berarti meminta kucuran air. Jadi,
dengan melakukan sholat Istisqa, kita memohon kepada Allah agar ketika
terjadi kekeringan tanah atau saat musim kemarau berkepanjangan, hujan
segera diturunkan dengan cara-cara yang telah disyariatkan.

Sholat Kusuf Ain adalah sholat sunnah Dua Gerhana, yaitu sholat sunnah
karena terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari. Sholat sunnah karena
terjadinya gerhana bulan disebut sholat Khusuf, sedangkan karena terjadinya
gerhana matahari disebut sholat Kusuf.

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang
perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan
penulis.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa
terus menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak
orang. Dan penulis mengucapkan terimah kasih kepada dosen yang sudah
membimbing kami serta kepada teman-teman yang memberikan masukan
terhadap makalah kami agar lebih sempurna lagi

30
DAFTAR PUSTAKA

Rifa‟i. (2014). Fiqih Islam Lengkap. Semarang : PT. Karya Toha Putra Semarang
Rifa‟i, Ahmad. (2023). Tuntunan Sholat Fardhu dan Sunnah Panduan Ibadah
Muslim Sesuai Teladan Rasulullah SAW. Jakarta : Ranah Buku
Asrori Najib, Ibnu. (2121). Muro’atul Ibadah Fi At-Thoharah Wa Sholat.
Jombang: Unwaha,
Siti Aminah, Mia. (2010). Muslimah Career. Yogyakarta : Pustaka Grhatama
Abu Malik Kamal, Syaikh. (2010). Panduan Lengkap Shalat Sunnah. Solo :
Roemah Buku Sidowayah
Hadi El-Sutha, Saiful. (2012). Buku Panduan Sholat Lengkap. Jakarta Selatan:
PT Wahyu Media

31

Anda mungkin juga menyukai