Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
1. Nuriyah (504210114)
2. Zhianna Putri (504210102)
3. Yulistiani (504210101)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmnirrohim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena
dengan rahmat, karunia, serta taufiq dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah kami dari mata kuliah Fiqih dan Praktek Ibadah dengan tema “Shalat
Sunnah Rawatib” dengan baik, meskipun banyak kekurangan di dalamnya..
Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya
kritik, sarandan usulan yang bersifat membangun demi memperbaiki makalah
yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Demikian makalah ini kami susun, kami sangat berharap makalah ini dapat
bermanfaat baik bagi diri kami sendiri maupun bagi orang yang membacanya
guna menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Fiqih dan Praktek
Ibadah
i
ii
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita sebagai umat muslim diwajibkan mendirikan sholat, karena
sholat itu tiang agama. Sholat itu merupakan penopang yang akan
menentukan berdiri atau tidaknya agama dalam diri masing – masing
ummat muslim.
Sholat itu sendiri terbagi menjadi dua macam, yang pertama sholat
wajib yakni sholat yang diwajibkan bagi setiap muslim untuk
mendirikannya. Yang kedua sholat sunnah yakni sholat yang hukumnya
sunnah.sholat sunnah pun dibagi menjadi dua macam yakni sholat sunnah
mu’akat dan ghairu mu’akad. Mu’akad artinya dianjurkan, jadi sholat
sunnah itu ada yang dianjurkan untuk ummat muslim melaksanakannya,
ada juga sholat sunnah yang tidak dianjurkan melaksanakannya, tapi
sebagaimana hukumnya sunnah bila dikerjakan berpahala ditinggalkan
tidak apa-apa. Walau demikian kita sebagai ummat muslim tentu ingin
meningkat amalan ibadah dan ketakwaan kita.
Sholat sunnah terbagi menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis sholat
sunnah yang biasa di kerjakan sendirian : sholat rawatib, sholat dhuha,
sholat tahajjud, sholat istiharah, sholat tasbih, sholat hajat, sholat taubat,
sholat wudhu, sholata tahiyyatul masjid, sholat muthlak, dan sholat safar.
Sedangkan sholat sunnah yang dilakukan secara berjamaa: sholat tarawih,
sholat witir, sholat hari raya, sholat istisqa, dan sholat gerhana.
Sholat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang mengiri sholat
wajib. Ada yang dinamakan sholat sunnah qobliyah (sebelum) dan
ba’diyah (sesudah).
Sholat sunnah rawatib disariatkan untuk menyempurnakan sholat
fardu. Karena sholat adalah amal ibadah penentu dari amal ibadah yang
lain dihadapan Allah SWT nanti Rasulullah SAW pernah bersabda:
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis mengangkat beberapa
persoalan sebagai berikut :
1. Apa pengertian sholat sunnah rawatib?
2. Apa saja keutamaan sholat sunnah rawatib?
3. Apa macam-macam sholat sunnah rawatib?
4. Apa hukum sholat sunnah rawatib?
5. Kapan sajakah waktu dan tempat yang afdal untuk pelaksanaan sholat
sunnah rawatib?
6. Bagaimanakah pelaksanaan sholat sunnah rawatib pada umumnya?
BAB II
PEMBAHASAN
Seorang hamba yang muslim melakukan shalat sunnah yang bukan wajib,
karena Allah, (sebanyak) dua belas rakaat dalam setiap hari, Allah akan
membangunkan baginya sebuah rumah (istana) di surga.” (Kemudian)
Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha berkata, “Setelah aku mendengar
hadits ini aku tidak pernah meninggalkan shalat-shalat tersebut.” HSR
Muslim no. 728).
3
4
terbit. Dan tidak ada sholat sesudah sholat Ashar hingga matahari
terbenam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan demikian jelas, bahwa hukum shalat sunnah rawatib
ba’diyah pada shalat Shubuh dan shalat Ashar adalah Haram. Hukum
meninggalkan shalat sunnah rawatib bila sudah dikumandangkan iqamah
Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila sudah dikumandangkan iqamah, maka tidak ada lagi
shalat selain shalat wajib.” (Hadits shahih, diriwayatkan oleh Muslim,
hadits no. 710)
Juga berdasarkan hadits Abdullah bin Sarjis R.A. bahwa ada
laki_laki datang ke masjid Rasulullah SAW pada saat shalat shubuh, lalu
shalat 2 rakaat di samping masjid, kemudian bersama Rasulullah SAW ia
masuk ke dalam masjid untuk shalat berjama’ah. Selesai salam,
Rasulullah SAW bersabda, “Wahai Fulan, dengan shalat yang mana
engkau menganggap (yang wajib), dengan shalatmu sendirian tadi, atau
dengan shalatmu bersama kami?” (Hadits shahih, diriwayatkan oleh
Muslim di dalam kitab Shalatul Musafirin, hadits no. 712)
Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa seseorang muslim bila
mendengar iqamah, maka tidak lagi diperbolehkan untuk melakukan
shalat sunnah, baik itu shalat sunnah rawatib, seperti shalat sunnah
shubuh, zhuhur, ashar atau yang lainnya, di dalam atau di luar masjid,
baik ia dalam keadaan khawatir ketinggalan rakaat pertama atau tidak
khawatir.
Karena kalau ia sibuk menjalankan ibadah sunnah, maka ia akan
ketinggalan takbiratul ihram bersama imam dan sebagian hal yang dapat
menjadi pelengkap yang wajib. Ada juga hikmah lain, yaitu larangan
untuk menyelisihi para imam.”
Ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa shalat sunnah itu
tidak perlu dihentikan bila sudah dikumandangkan iqamah, namun
diteruskan saja dengan ringkas, yang berdasarkan keumuman firman
7
A. Kesimpulan
1. Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang dikerjakan
sebelum dan sesudah shalat wajib lima waktu.
2. Adapun keutamaan sholat sunnah rawatib secara umum adalah
menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi
pada sholat fardu.
3. Mengerjakan sholat sunnah rawatib lebih dianjurkan di rumah
4. Menghentikan sholat sunnah rawatib jika sudah dikumandangkan
iqomah
5. Sholat sunnah rawatib bisa diqodho’ dan dijama
9
10
DAFTAR PUSTAKA
https://septyasputri29.blogspot.com/2020/12/makalah-shalat-sunnah-rawatib-
mk.html?m=1