HADITS
Oleh:
Kelompok 5
Ainun Nurul Badri (7220021)
Maria Ulfah (1523103)
Ummu Zahroh (8220020)
Uswatun Hasanah (7220029)
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillah, was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena berkat rahmat-Nya
kami bisa menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Hadits.
Meskipun telah berusaha menyelesaikan makalah ini sebaik mungkin, kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca
dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................2
BAB II...............................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Wudhu’....................................................................................................3
B. Keutamaan Sholat....................................................................................3
BAB III.............................................................................................................4
KESIMPULAN.................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melaksanakan sholat merupakan kewajiban bagi umat muslim. Namun,
sebelum melaksanakan sholat harus mensucikan diri terlebih dahulu dengan
berwudhu’. Jadi wudhu’ dan sholat adalah 2 hal yang sangat penting dalam Islam
dan memiki keterkaitan yang erat, karena wudhu’ merupakan salah satu dari
syarat sahnya sholat. Hal ini telah ditegaskan oleh Allah dalam surat Al-Maidah;
َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنٓو ْا ِإَذ ا ُقۡم ُتۡم ِإَلى ٱلَّص َٰل وِة َفٱۡغ ِس ُلوْا ُوُجوَهُك ۡم َو َأۡي ِدَيُك ۡم ِإَلى ٱۡل َم َر اِفِق َو ٱۡم َس ُحوْا ِبُر ُء وِس ُك ۡم
َو َأۡر ُج َلُك ۡم ِإَلى ٱۡل َك ۡع َبۡي ِن
"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan
sholat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki... (Qs. Al-
Maidah: 6).
1
itu ada keutamaannya sendiri yang sudah Allah siapkan bagi setiap hambanya
yang ikhlas melaksanakannya.
Oleh karena itu, insyaaAllah dalam makalah ini kami akan sedikit
mengulas tentang keutamaan wudhu’, keutamaan sholat, dan keutamaan sholat
berjama’ah beserta dalil-dalilnya.
B. Rumusan Masalah
1. Hadits tentang wudhu’ beserta penjelasannya.
2. Hadits tentang keutamaan sholat beserta penjelasannya.
3. Hadits tentang keutamaan sholat jama’ah terutama di masjid beserta
penjelasannya.
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pentingnya wudhu’ dan keutamaannya beserta dalilnya.
2. Mengetahui keutamaan sholat beserta dalilnya.
3. Mengetahui keutamaan sholat jama’ah terutama di masjid beserta
dalilnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Wudhu’
Anjuran Bersuci
«َالُّطُه ْو ُر: َق اَل َر ُس ْو ُل ِهللا َص َّلـى ُهللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم: َق اَل، َع ْن َأِبـْي َم اِلٍك اْلـَح اِر ِث ْبِن َعاِص ٍم اَألْش َع ِر ِّي َر ِض َي ُهللا َع ْنُه
، َو ُس ْبَح اَن ِهللا َو اْلـَحْم ُد ِهلل َتـْم ألِن َأْو َتـْم ُأل َم ا َبْيَن الَّس َم ـاِء َو اَألْر ِض، َو اْلـَحْم ُد هلِل َتـْم ُأل اْلـِم ْيَز اَن، َش ْطُر اِإل ْيـَم ـاِن
َفَب اِئٌع َنْفَس ُه َفُم ْع ِتُقَه ا: ُك ُّل الَّناِس َيْغ ُد ْو، َو اْلُقْر آُن ُحـَّج ٌة َلَك َأْو َع َلْيَك، َو الَّصْبُر ِضَياٌء، َو الَّصَد َقُة ُبْر َهاٌن، َو الَّص َالُة ُنْو ٌر
َر َو اُه ُم ْس ِلٌم.»َأْو ُم ْو ِبُقَها
Dari Abu Mâlik al-Hârits bin ‘Ashim al-Asy’ari Radhiyallahu anhu, ia berkata,
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Bersuci adalah sebagian iman,
alhamdulillâh (segala puji bagi Allah Azza wa Jalla ) memenuhi timbangan. Subhânallâh
(Maha suci Allah Azza wa Jalla) dan alhamdulillâh (segala puji bagi Allah Azza wa Jalla )
keduanya memenuhi antara langit dan bumi; shalat adalah cahaya; sedekah adalah
petunjuk; sabar adalah sinar, dan al-Qur`ân adalah hujjah bagimu. Setiap manusia
melakukan perbuatan: ada yang menjual dirinya kemudian memerdekakannya atau
membinasakannya.’” Diriwayatkan oleh Muslim. Hadits ini dishahîhkan oleh Syaikh
Muhammad Nâshiruddin al-Albâni dalam Shahîh al-Jâmi’ish Shaghîr (no. 925, 3957) dan
Takhrîj Musykilatil Faqr (no. 59).
Dalam hadits ini disebutkan wudhu’ sebagian dari iman, sebagaimana disebutkan
dalam riwayat Imam Ahmad, Nasâ-i, at-Tirmidzi, Abu ‘Awânah, Ibnu Mâjah, dan Ibnu
Nashr al-Marwazi dengan lafazh:
…ِإْس َباُغ اْلُوُضْو ِء َش ْطُر ْاِإل ْيَم ـاِن
(“Menyempurnakan wudhu’ adalah sebagian dari iman.” )
Jadi, wudhu’ adalah sebagian dari iman, dan dikatakan juga bahwa wudhu’ adalah
sebagian dari shalat karena shalat menghapus dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan dengan
syarat wudhu’ dilakukan dengan sempurna dan baik. Oleh karena itulah, wudhu’ menjadi
separuh shalat dalam konteks ini, sebagaimana disebutkan dalam Shahîh Muslim dari
‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
3
“Tidaklah seorang muslim bersuci kemudian menyempurnakan bersuci yang diwajibkan
kepadanya, kemudian mengerjakan shalat lima waktu ini, melainkan shalat-shalat tersebut
menjadi penghapus (kesalahan) di antara shalat-shalat tersebut.”
Dalam riwayat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga disebutkan:“Barangsiapa
menyempurnakan wudhu’ seperti yang diperintahkan Allah Azza wa Jalla kepadanya,
maka shalat-shalat wajib adalah penghapus (kesalahan) di antara shalat-shalat tersebut.”
Shalat juga merupakan kunci surga dan wudhu’ adalah kunci shalat. Masing-
masing dari shalat dan wudhu’ adalah sebab dibukakannya pintu surga,[5] sebagaimana
disebutkan dalam Shahîh Muslim dari ‘Uqbah bin ‘Amir Radhiyallahu anhu yang
mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah seorang Muslim berwudhu’ dan memperbaiki wudhu’nya kemudian
mengerjakan shalat dua raka’at dengan mengarahkan hati dan wajahnya di kedua raka’at
tersebut, melainkan surga menjadi wajib baginya.” Jika wudhu’ beserta dua kalimat
syahadat mewajibkan terbukanya pintu-pintu surga, maka wudhu’ menjadi separuh iman
kepada Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam konteks
ini.
Selain itu, wudhu’ termasuk sifat iman yang tersembunyi yang tidak dijaga kecuali
oleh orang mukmin,[7] sebagaimana terdapat dalam hadits Tsauban Radhiyallahu anhu
dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:
“…Tidak ada yang senantiasa menjaga wudhu’ kecuali seorang Mukmin.”
Perintah berwudhu tertuang dalam Surat Al-Maidah ayat 6 yang berbunyi: " Wahai
orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah
wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu
sampai ke kedua mata kaki.
B. Keutamaan Sholat
Shalat memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Dia adalah tiang agama juga
batas pemisah antara keislaman dengan kekufuran dan kemunafikan. Oleh karena itu, Rasulullah
memberikan perhatian ekstra terhadap masalah shalat. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
memberikan contoh pelaksanaannya secara detail, dari awal sampai akhir, dari takbir sampai salam.
Ini semua menunjukkan pentingnya shalat dalam Islam. Harusnya ini sudah cukup sebagai
motivasi bagi kita, kaum Muslimin untuk selalu bersemangat dalam melaksanakan shalat. Terlebih
jika kita memperhatikan berbagai keitimewaan shalat, maka tidak ada alasan lagi bagi kita untuk
bermalas-malasan dalam melaksanakannya. Diantara 5 keutamaan Shalat adalah sebagai berikut:
1. Shalat itu bisa mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar.
4
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
اْتُل َم ا ُأوِح َي ِإَلْيَك ِم َن اْلِكَتاِب َو َأِقِم الَّص اَل َة ۖ ِإَّن الَّص اَل َة َتْنَهٰى َع ِن اْلَفْح َشاِء َو اْلُم ْنَك ِر ۗ َو َلِذ ْك ُر ِهَّللا َأْك َبُر ۗ َو ُهَّللا َيْع َلُم َم ا َتْص َنُعوَن
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (al-Quran) dan dirikanlah shalat!
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allâh (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadath-ibadah
yang lain). dan Allâh mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Al-Ankabût/29:45]
2. Shalat merupakan amalan terbaik setelah dua kalimat syahadat
Ini berdasarkan hadits dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu yang mengatakan:
َقاَل ُقْلُت ُثَّم َأٌّى. ِبُّر اْلَو اِلَد ْيِن: َقاَل ُقْلُت ُثَّم َأٌّى َقاَل. الَّص َالُة ِلَو ْقِتَها: َأُّى اْلَع َمِل َأْفَض ُل َقاَل: َس َأْلُت َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى هللا َع َليِه َو َس َّلَم
اْلِج َهاُد ِفى َس ِبيِل ِهَّللا: َقاَل.
Aku pernah bertanya kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , “Apakah amalan yang
paling afdhal (terbaik)?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Shalat pada waktunya.”
Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu mengatakan, “Lalu aku bertanya lagi, “Lalu apa?” Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Ibnu Mas’ud
Radhiyallahu anhu mengatakan lagi, “Lalu aku bertanya lagi, “Lalu apa?” Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam menjawab, “Jihad di jalan Allâh
3. Shalat bisa membersihkan dosa-dosa
Dari Jâbir Radhiyallahu anhu , dia mengatakan bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
َم َثُل الَّص َلَو اِت اْلَخ ْم ِس َك َم َثِل َنَهٍر َج اٍر َغ ْم ٍر َع َلى َباِب َأَحِد ُك ْم َيْغ َتِس ُل ِم ْنُه ُك َّل َيْو ٍم َخ ْمَس َم َّراٍت
Shalat (fardhu) yang lima waktu itu seperti sebuah sungai yang airnya mengalir melimpah di
depan pintu rumah salah seorang di antara kalian. Ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali
4. Shalat bisa menggugurkan dosa
Disebutkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
الَّص َلَو اُت اْلَخ ْم ُس َو اْلُج ُمَع ُة ِإَلى اْلُج ُمَعِة َو َر َم َض اُن ِإَلى َر َم َض اَن ُم َك ِّفَر اٌت َم ا َبْيَنُهَّن ِإَذ ا اْج َتَنَب اْلَك َباِئَر
Shalat yang lima waktu, Jumat yang satu ke Jumat lainnya, Ramadhan yang satu ke Ramadhan
lainnya, itu bisa menjadi penghapus dosa di antara keduanya selama pelakunya menjauhi dosa-
dosa besar.
5. Shalat adalah cahaya di dunia dan akhirat bagi orang yang melakukannya
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhuma , diriwayatkan bahwa suatu hari Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam membicarakan tentang shalat lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
5
َم ْن َح اَفَظ َع َلْيَها َكاَنْت َلُه ُنورًا َو ُبْر َهانًا َو َنَج اًة َيْو َم اْلِقَياَم ِة َوَم ْن َلْم ُيَح اِفْظ َع َلْيَها َلْم َيُك ْن َلُه ُنوٌر َو َال ُبْر َهاٌن َو َال َنَج اٌة َو َك اَن َيْو َم اْلِقَياَم ِة
َم َع َقاُروَن َوِفْر َعْو َن َو َهاَم اَن َو ُأَبِّى ْبِن َخ َلٍف
Barangsiapa yang menjaga shalat lima waktu, maka shalat itu akan menjadi cahaya, bukti dan
keselamatan baginya pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak
mendapatkan cahaya, bukti, dan juga tidak mendapat keselamatan. Dan pada hari kiamat, orang
yang tidak menjaga shalatnya itu akan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.
Disebutkan dalam hadits Abu Malik al-Asy’ari Radhiyallahu anhu : َو الَّص َالُة ُنوٌر- Shalat itu
adalah cahaya.
Juga dalam hadits Burairah Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َبِّش ِر اْلَم َّش اِئيَن ِفى الُّظَلِم ِإَلى اْلَم َس اِج ِد ِبالُّنوِر الَّتاِّم َيْو َم اْلِقَياَم ِة
Berilah kabar gembira bagi orang yang berjalan ke masjid dalam keadaan gelap, bahwa ia akan
mendapatkan cahaya yang sempurna pada hari kiamat.
6
An-Nawawi rahimahullah berkata, ”Maksudnya adalah sangat mencintai masjid dan senantiasa
melaksanakan shalat berjamaah di dalamnya.” Langkah orang-orang yang pergi menuju masjid
itu dicatat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َيا َبِني َسِلَم َة ِدَياَر ُك ْم ُتْك َتْب آَثاُر ُك ْم
“Wahai Bani Salimah, tetaplah di rumah-rumah kalian, niscaya langkah-langkah kalian akan
dicatat.” (HR. Muslim)
[Hadits ini berkenaan dengan keinginan Bani Salimah untuk pindah ke dekat masjid karena
daerah di sekitar masjid kosong. Keinginan itu terdengar oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam kemudian beliau bersabda sebagaimana hadits tersebut di atas, pent.]
2. Sesungguhnya Allah Ta’ala menetapkan pahala bagi orang yang berangkat menuju masjid dan
kembali lagi ke rumahnya
Sesungguhnya ada seorang lelaki dari kaum Anshar yang berkata kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam,
َو ُرُجوِع ي ِإَذ ا َرَج ْع ُت ِإَلى َأْهِلي، ِإِّني ُأِريُد َأْن ُيْك َتَب ِلي َم ْم َشاَي ِإَلى اْلَم ْس ِج ِد، َم ا َيُسُّر ِني َأَّن َم ْنِزِلي ِإَلى َج ْنِب اْلَم ْس ِج ِد
“Aku tidak ingin rumahku berada di dekat masjid. Aku ingin agar ditetapkan pahala bagiku
dari langkahku ke masjid dan dari langkahku saat kembali ke keluargaku.”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ َق ْد َج َم َع ُهللا َل َك َذ ِل َك ُك َّل ُهAllah telah
mengumpulkan semuanya itu untukmu.” (HR. Muslim).
7
maupun kembali.” (HR. Ahmad, dan di-shahih-kan oleh Syaikh Ahmad Syakir). Bahkan yang
lebih hebat lagi adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
، ِبُك ِّل ُخ ْط َو ٍة َيْخ ُطوَها ِإَلى اْلَم ْس ِج ِد َع ْش َر َح َس َناٍت، َكَتَب َلُه َكاِتَباُه َأْو َكاِتُبُه، ُثَّم َأَتى اْلَم ْس ِج َد َيْر َعى الَّص اَل َة،ِإَذ ا َتَطَّهَر الَّرُجُل
َو ُيْك َتُب ِم َن اْلُمَص ِّليَن ِم ْن ِح يِن َيْخ ُرُج ِم ْن َبْيِتِه َح َّتى َيْر ِج َع ِإَلْيِه،َو اْلَقاِع ُد َيْر َعى الَّص اَل َة َكاْلَقاِنِت
”Jika seseorang bersuci kemudian pergi ke masjid untuk memelihara shalatnya, maka dicatat
baginya sebanyak sepuluh kebaikan untuk setiap langkahnya ke masjid. Dan orang yang duduk
(menunggu shalat) untuk memelihara shalatnya, dia seperti orang yang melaksanakan ketaatan
dan dicatat sebagai orang yang mengerjakan shalat ketika keluar dari rumahnya sampai
kembali lagi.“ (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban. Di-shahih-kan oleh Syaikh Albani). Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َم ْن َخ َرَج ِم ْن َبْيِتِه ُم َتَطِّهًرا ِإَلى َص اَل ٍة َم ْكُتوَبٍة َفَأْج ُر ُه َك َأْج ِر اْلَح اِّج اْلُم ْح ِرِم
”Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan berwudhu untuk menunaikan shalat
wajib, maka pahalanya seperti pahala orang yang berihram untuk melaksanakan haji.” (HR.
Abu Dawud, di-hasan-kan oleh Syaikh Albani)
4. Orang yang berangkat untuk shalat mendapatkan jaminan dari Allah Ta’ala. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
8
BAB III
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
Referensi : https://almanhaj.or.id/9578-keutamaan-shalat.html
Sumber: https://muslim.or.id/43231-keutamaan-dan-kewajiban-shalat-berjamaah-bag- 4.html
Sumber: https://muslim.or.id/43231-keutamaan-dan-kewajiban-shalat-berjamaah-bag- 3.html
Sumber: https://muslim.or.id/43225-keutamaan-dan-kewajiban-shalat-berjamaah-bag-2.html
Sumber: https://muslim.or.id/43223-keutamaan-dan-kewajiban-shalat-berjamaah-bag-1.html
Referensi : https://almanhaj.or.id/12210-anjuran-bersuci-berdzikir-sedekah-dan-sabar-
2.html
10