MAKALAH
Tentang:
DISUSUN
O
L
E
H:
ROSALINA
KELAS : XII IPS
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
karenaNya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai HUKUM MANDI WAJIB
dalam mata pelajaran Ushul Fiqih yang dibimbing oleh Umi Nur ‘Aini, S.Ag. M. Pd .
Atas dukungan yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, Penulis mengucapkan
terimakasih.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian dengan makalah ini. Oleh
karena itu, Penulis menharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini selanjutnya.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
1.2 Rumusan Masalah
Adapunn Rumusan Masalah dalam makalah ini:
1) Bagaimanakah defenisi Mandi Wajib dalam pandangan syara’?
2) Bagaimanakah hukum Mandi Wajib dilihat dari sisi hukum taklifi dan hukum
wadh’i?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulis membahas judul makalah ini adalah agar para pembaca
maupun penulis pribadi dapat lebih mengetahui dan lebih mengerti tentang HUKUM
MANDI WAJIB (Menurut Hukum Taklifi Dan Hukum Wadh’i) tersebut.
Penulis membatasi Permasalahan yang akan di bahas dalam makalah ini yakni
hanya mencakup “HUKUM MANDI WAJIB (Menurut Hukum Taklifi Dan Hukum
Wadh’i)” dan disertai dalil - dalilnya.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Mandi Wajib
Mandi wajib atau disebut juga mandi junub merupakan bentuk mensucikan diri dari
hadas besar. Dalam Islam, mandi atau al ghuslu menjadi salah satu cara ibadah yang
terbilang mudah. Dalam bahasa arab, mandi berasal dari kata Al-Ghuslu, yang artinya
mengalirkan air pada sesuatu. Menurut istilah, Al-Ghuslu adalah menuangkan air ke
seluruh badan dengan tata cara yang khusus bertujuan untuk menghilangkan hadast
besar. Mandi wajib dalam islam ditujukan untuk membersihkan diri sekaligus
mensucikan diri dari segala najis atau kotoran yang menempel pada tubuh manusia.
Qs. Al-Maidah : 6
ِ ۗ امْس ح ُْوا ِب ُرء ُْو ِس ُك ْم َواَرْ ُجلَ ُك ْم ِالَى ْال َكعْ َبي
ْْن َواِن َ اغ ِس لُ ْوا وُ ُج ْو َه ُك ْم َواَ ْي ِد َي ُك ْم ِالَى ْال َم َرافِ ِق َو ْ ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْٓوا ِا َذا قُ ْم ُت ْم ِالَى الص َّٰلو ِة َف
ص ِعي ًْداَ غَا ِٕىطِ اَ ْو ٰل َمسْ ُت ُم ال ِّن َس ۤا َء َفلَ ْم َت ِجد ُْوا َم ۤا ًء َف َت َي َّم ُم ْوا ۤ ضى اَ ْو َع ٰلى َس َف ٍر اَ ْو َج ۤا َء اَ َح ٌد ِّم ْن ُك ْم م َِّن ْال ٓ ٰ ْاط َّهر ُْو ۗا َواِنْ ُك ْن ُت ْم مَّر َّ ُك ْن ُت ْم ُج ُنبًا َف
امْسح ُْوا ِبوُ ج ُْو ِه ُك ْم َواَ ْي ِد ْي ُك ْم ِّم ْن ُه ۗ َما ي ُِر ْي ُد هّٰللا ُ لِ َيجْ َع َل َعلَ ْي ُك ْم مِّنْ َح َر ٍج وَّ ٰلكِنْ ي ُِّر ْي ُد لِي َُطه َِّر ُك ْم َولِ ُي ِت َّم نِعْ َم َت ٗه َعلَ ْي ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت ْش ُكر ُْو َن
َ َط ِّيبًا َف
v
Hukum wadh’i adalah firman Allah swt. yang menuntuk untuk menjadikan sesuatu
sebab, syarat atau penghalang dari sesuatu yang lain.
Pelaksanaan Mandi Wajib, juga disebutkan dalam ketentuan syara’ baik dari
segi hukum taklifi maupun hukum wadh’inya. Berdasarkan surah Al-Maidah : 6,
1
https://galamedia.pikiran-rakyat.com/humaniora/pr-35582467/al-quran-menjelaskan-tata-cara-mandi-
wajib-tatkala-sedang-sakit-atau-tak-tersedia-air
2
Prof. Dr. H. Alaidin Koto, M.A, Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih, (Jakarta, Rajawali Press: 2016) , Hal. 46
vi
2) Syarat
Syarat merupakan segala sesuatu yang tergantung adanya hukum dengan
adanya sesuatu tersebut3, dan semikian pula sebaliknya. Diantara syarat-
syarat sahnya Pelaksanaan Mandi ialah :
Niat mandi wajib
Mengalirkan air ke seluruh anggota badan, mulai ujung rambut sampai
ujung kaki. Pastikan seluruh anggota badan tersiram dengan air terutama
pada bagian-bagian yang tertutup misalnya yang di bawah kuku, dubur
yang luar, kulit di bawah rambut dan lain-lain.
Menghilangkan najis yang melekat di badan.4
3) Mani’ (Penghalang)
Mani’ merupakan segala sesuatu yang dengan keberadaannya dapat
menghalangi atau membatalkan atau meniadakan sebab hukum. Dalam
pelaksanaan Mandi ada beberapa hal yang dapat menjadi penghalang,
diantaranya adalah belum berhentinya haid, belum habisnya/keringnya nifas.
4) Sah & Batal
Sah dan batalnya Pelaksanaan mandi wajib bergantung pada terpenuhi atau
tidaknya syarat dan rukunnya, jika syarat dan rukun waris sudah terpenuhi
maka sah-lah mandi tersebut.
5) Rukhsah & Azimah
ضى اَوْ ع َٰلى َسفَ ٍر اَوْ َج[ ۤا َء اَ َح[ ٌد ِّم ْن ُك ْم ِّمنَ ْالغ َۤا ِٕى ِط اَوْ ٰل َم ْس[تُ ُم النِّ َس[ ۤا َء فَلَ ْم ٓ ٰ َْواِ ْن ُك ْنتُ ْم ُجنُبًا فَاطَّهَّرُوْ ۗا َواِ ْن ُك ْنتُ ْم َّمر
هّٰللا
ج و َّٰل ِك ْنٍ ص ِع ْيدًا طَيِّبًا فَا ْم َسحُوْ ا بِ ُوجُوْ ِه ُك ْم َواَ ْي ِد ْي ُك ْم ِّم ْنهُ ۗ َما ي ُِريْ[ ُد ُ لِيَجْ َع[ َل َعلَ ْي ُك ْم ِّم ْن َح[ َر َ تَ ِج ُدوْ ا َم ۤا ًء فَتَيَ َّم ُموْ ا
َي ُِّر ْي ُد لِيُطَهِّ َر ُك ْم َولِيُتِ َّم نِ ْع َمتَهٗ َعلَ ْي ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُوْ ن
3
Ibid. Hal. 47
4
https://dalamislam.com/info-islami/mandi-wajib
vii
Artinya : “Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah
dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu)
itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan
kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.”
ضى اَ ْو َع ٰلى َس َف ٍر اَ ْو َج ۤا َء اَ َح ٌد ِّم ْن ُك ْم م َِّن ْالغ َۤا ِٕىطِ اَ ْو ٰل َم ْس ُت ُم ال ِّن َس ۤا َء َفلَ ْم َت ِج د ُْوا َم ۤا ًء َف َت َي َّم ُم ْوا ٓ ٰ َْواِنْ ُك ْن ُت ْم ُج ُنبًا َفا َّط َّه ُر ْو ۗا َواِنْ ُك ْن ُت ْم مَّر
امْسح ُْوا ِبوُ ج ُْو ِه ُك ْم َواَ ْي ِد ْي ُك ْم ِّم ْن ُه ۗ َما ي ُِر ْي ُد هّٰللا ُ لِ َيجْ َع َل َعلَ ْي ُك ْم مِّنْ َح َر ٍج َّو ٰلكِنْ ي ُِّر ْي ُد لِ ُي َطه َِّر ُك ْم َولِ ُي ِت َّم نِعْ َم َت ٗه َعلَ ْي ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم
َ ص ِع ْي ًدا َط ِّيبًا َف َ
َت ْش ُكر ُْو َن
Artinya : Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan
atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika
kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci);
usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan
kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya
bagimu, agar kamu bersyukur.”
viii
ضى اَوْ ع َٰلى َسفَ ٍر اَوْ َج ۤا َء اَ َح[ ٌد ِّم ْن ُك ْم ِّمنَ ْالغ َۤا ِٕى ِط اَوْ ٰل َم ْس[تُ ُم النِّ َس[ ۤا َء فَلَ ْم ت َِج[ ُدوْ ا َم[ ۤ[ا ًء ٓ ٰ َْواِ ْن ُك ْنتُ ْم ُجنُبًا فَاطَّهَّرُوْ ۗا َواِ ْن ُك ْنتُ ْم َّمر
ج و َّٰل ِك ْن ي ُِّر ْي[ ُد ِليُطَه َِّر ُك ْم َولِيُتِ َّم هّٰللا
ٍ [ل َعلَ ْي ُك ْم ِّم ْن َح[ َرَ [طيِّبًا فَا ْم َسحُوْ ا بِ ُوجُوْ ِه ُك ْم َواَ ْي ِد ْي ُك ْم ِّم ْن[هُ ۗ َم[[ا ي ُِر ْي[ ُد ُ لِيَجْ َع َ ص ِع ْيدًا َ فَتَيَ َّم ُموْ ا
َنِ ْع َمتَهٗ َعلَ ْي ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُوْ ن
Artinya : “Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan,
maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik
(suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin
menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.”
ix
BAB III
3.1 Kesimpulan
Mandi wajib adalah mandi yang dilakukan untuk menhilangkan hadas-hadas besar.
Ada sebab-sebab yang mengharuskan kita untuk melakukan mandi wajib, seperti selesai
menstruasi, usai berhubungan seksual, mengeluarkan air mani, melahirkan, dan orang
yang meninggal Mereka yang melakukan mandi wajib haruslah dilakukan secara benar
dan sah. Kewajiban ini memang harus dilakukan ketika kita hendak menjalankan ibadah
yang mewajibkan diri dalam keadaan suci.
Penulis menyadari bahwasanya Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan dan
masih terdapat banyak kesalahan – kesalahan untuk itu saya sangat mengaharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk lebih baiknya makalah
saya di kedepan hari. Dan saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua,khususnya diri saya pribadi untuk menambah wawasan kita bersama tentang
HUKUM PELAKSANAAN QISHASH ; dilihat dari sudut pandang “HUKUM MANDI
WAJIB (Menurut Hukum Taklifi Dan Hukum Wadh’i)” ini.
x
xi
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. H. Alaidin Koto, M.A, Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih, (Jakarta, Rajawali Press: 2016)
https://dalamislam.com/info-islami/mandi-wajib
https://galamedia.pikiran-rakyat.com/humaniora/pr-35582467/al-quran-menjelaskan-tata-
cara-mandi-wajib-tatkala-sedang-sakit-atau-tak-tersedia-air