Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Tentang
“ KONSEP MANDI WAJIB DALAM AJARAN ISLAM “
Untuk Ujian Tengah Semester (UTS)
Dosen Pengampu : Aden Sudarman, S. Ag., M.Pd.I

Disusun oleh :
KELOMPOK 8

1. Intan Purnamasari (2892150063)


2. Maya Fharsita Putri (2892150340)
3. Rosianah Zulfa (2892150187)

Universitas Panca Sakti Bekasi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Prodi Manajemen
Jl. Raya Hankam No. 54 Jatirahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi 17414
Tahun 2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester (UTS)
dengan judul “ Konsep Mandi Wajib Dalam Ajaran Islam ”. Kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat.

Jakarta, 11 November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1 Pengertian Mandi Wajib..........................................................................................3
2.2 Dasar Hukum Mandi Wajib.....................................................................................3
2.3 Syarat dan Fardu Mandi Wajib................................................................................4
2.4 Hal-Hal Yang Wajib Dilakukan Dengan Mandi Wajib...........................................5
2.5 Hal-Hal Yang Membatalkan Mandi Wajib..............................................................7
2.6 Sunnah Dalam Mandi Wajib..................................................................................11
2.7 Tata Cara Mandi Wajib..........................................................................................11
BAB III PENUTUP..................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................12
3.2 Saran.......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................13

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Islam mengajarkan untuk senantiasa cinta dengan kebersihan.
Terutama dalam melaksanakan ibadah salat dan ibadah lainnya, harus suci dari
hadas besar dan hadas kecil. Oleh karena itu pengetahuan terhadap bersuci
merupakan hal terpenting dalam Islam, karena apapun bentuk ibadah harus
dilakukan dalam keadaan bersih dan suci. Salah satu aspek terrpenting bagi
manusia guna menjalin hubungan yang terbaik kepada Allah SWT, dan
manusia serta alam sekitarnya adalah kebersihan.
Dalam ajaran Islam, bersuci memainkan peranan yang sangat penting
dalam ibadah. Tidak hanya dalam kasus salat, kesucian diri, tubuh, dan tempat
juga sangat mempengaruhi ke sahihan ibadah, dengan begitu, tujuan dari
ibadah tersebut terpenuhi dengan sempurna.
Kesalahan sedikit dalam bersuci akan berakibat fatal terhadap ibadah.
Alih-alih mendapatkan pahala justru dosa yang diperoleh. Akan tetapi banyak
sekali orang yang kurang memperhatikan masalah bersuci tersebut. Hal ini
terjadi bisa saja karena ketidakpahaman mereka tentang bersuci atau memang
mereka paham tetapi tidak mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan memelihara kesucian badan, berarti juga menjaga kesucian
pakaian. Jika memelihara kesucian badna dan pakaian, maka sekaligus akan
memelihara kebersihan badan dan dengan sendirinya akan terpikirkan untuk
memelihara kesucian dan kebersihan rumah. Apabila kebersihan dan kesucian
rumah diperhatikan, dengan sendirinya akan diperhatikan kesucian alat-alat
dan perabotan rumah tangga. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan
dikhususkan tempat salat dirumah, sebagai bukti perhatian terhadap masalah
kesucian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan mandi wajib ?
2. Apa saja yang menjadi dasar hukum mandi wajib ?
3. Apa saja syarat dan fardu mandi wajib ?
4. Apa saja hal yang wajib dilakukan dengan mandi wajib ?
5. Apakah hal-hal yang membatalkan mandi wajib ?
6. Apa saja sunnah dalam mandi wajib ?
7. Bagaimana tata cara mandi wajib ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian mandi wajib
2. Untuk mengetahui dasar hukum mandi wajib
3. Untuk mengetahui syarat dan fardu mandi wajib
4. Untuk mengetahui hal yang wajib dilakukan dengan mandi wajib

1
5. Untuk mengetahui hal-hal yang membatalkan mandi wajib
6. Untuk mengetahui sunnah dalam mandi wajib
7. Untuk mengetahui tata cara mandi wajib

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mandi Wajib


Mandi menurut arti bahasa adalah mengalirkan air secara mutlak terhadap
sesuatu. Sementara menurut arti syara’ adalah sampainya air yang suci
keseluruh badan dengan cara tertentu.
Mandi merupakan cara untuk menjaga kebersihan diri. Tetapi dalam Islam
ada mandi yang dikenal dengan istilah mandi wajib. Mandi wajib merupakan
sebuah aturan dari Allah untuk umat muslim dalam kondisi tertentu dan syarat
tertentu.
Istilah mandi dalam bahasa Arab berasal dari kata Al-Ghuslu, yaitu
mengalirkan air pada sesuatu. Sedangkan berdasarkan istilahnya, Al-Ghuslu
merupakan menuangkan air ke semua bagian badan dengan tata cara yang
khusus dan bertujuan untuk menghilangkan hadast besar. Mandi wajib dalam
Islam dilaksanakan guna untuk membersihkan diri sekaligus menyucikan diri
dari segala najis atau kotoran yang menempel pada tubuh manusia.
Menurut ulama bermadzhab Syafi’i mendefinisikan mandi yaitu,
mengalirkan air keseluruh badan disertai dengan niat. Adapun ulama
bermadzhab Maliki juga membuat suatu pengertian, yaitu sampainya air ke
seluruh badan disertai dengan proses menggosok dengan niat
diperbolehkannya untuk melakukan salat. Adapun tujuan dari mandi itu
sendiri, yaitu selain kita melaksanakan suatu ibadah yang berupa bersuci dari
hadas besar, tapi kita juga membersihkan tubuh kita dari segala kotoran dan
itu sangat dianjurkan oleh nabi seperti dalam haditsnya :

‫الطهور شطر اإليمان‬

Artinya : “ Kesucian adalah sebagian dari iman “

2.2 Dasar Hukum Mandi Wajib


Tentunya ada dasar hukum (dalil) yang mendasari wajibnya mandi junub ini.
Berikut beberapa di antaranya :

1. QS. Al Maidah Ayat 6


‫َوإِ ْن ُك ْنتُ ْم ُجنُبًا فَاطَّهَّرُوا‬

Artinya :
“Dan jika kamu junub maka mandilah”.

2. QS. An Nisa Ayat 43


ْ ‫صالَةَ َوأَنتُ ْم ُس َكا َرى َحتَّ َى تَ ْعلَ ُم‬
‫وا َما تَقُولُونَ َوالَ ُجنُبا ً إِالَّ عَابِ ِري َسبِي ٍل‬ ْ ‫وا الَ تَ ْق َرب‬
َّ ‫ُوا ال‬ ْ ُ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمن‬
ْ ُ‫َحتَّ َى تَ ْغتَ ِسل‬
‫وا‬

3
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu
dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan,
(jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub,
terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi”.

3. Hadits Bukhari
“Bahwasanya Nabi Muhammad apabila mandi janabah ia memulai dengan
membasuh kedua tangannya kemudian wudhu seperti wudhu untuk salat
lalu memasukkan jari-jarinya ke dalam air kemudian menyisirkannya ke
pangkal rambut lalu mengalirkan air ke kepalanya tiga cawukan dengan
kedua tangannya kemudian meratakan air pada seluruh kulit badannya”.

2.3 Syarat dan Fardhu Mandi Wajib


a. Syarat Mandi Wajib
1) Islam
2) Tamyiz (berakal sehat)
3) Mengetahui pekerjaan yang fardu dalam mandi
4) Air yang digunakan harus dengan air yang suci dan menyucikan (air
mutlak)
5) Tidak ada sesuatu pada lahirnya yang menghalangi sampainya air ke
seluruh kulit tubuh
6) Tetap niatnya hingga akhir sempurnanya mandi
7) Tidak ada sesuatu akibat yang dapat mengubah sifat air sampai ke
kulit tubuh
8) Mengalir airnya sampai ke seluruh tubuh

b. Fardu Mandi Wajib


Fardunya mandi wajib ada tiga, yaitu :
1. Niat
Salah satu fardu mandi wajib adalah niat. Maka orang yang junub
berniat menghilangkan hadas janabah atau menghilangkan hadas besar
dan niat-niat sesamanya, dan untuk wanita yang haid dan wanita nifas,
niatnya itu menghilangkan hadas haid atau hadas nifas.
Niat yang dilakukan harus besertaan dengan awal kefarduan, yaitu
awal bagian badan yang dibasuh (seperti halnya pada saat wudhu),
baik dari badan bagian atas atau bagian bawah. Jadi, kalau orang yang
mandi melakukan niat setelah membasuh bagian badan,
maka wajib untuk mengulangi basuhan bagian tersebut.

2. Menghilangkan najis apabila dibadannya terdapat najis


Fardu yang kedua adalah menghilangkan najis jika terdapat di
badannya, yaitu badan orang yang melakukan mandi (besar). Hal ini
(menghilangkan najis) adalah pendapat yang dikuatkan (tarjih ) oleh

4
Imam Ar Rafi’i. Berdasarkan pendapat ini, maka satu basuhan tidak
cukup untuk menghilangkan hadats dan najis sekaligus.
Imam An Nawawi (menguatkan) bahwa satu basuhan sudah
dianggap cukup untuk menghilangkan hadats dan najis sekaligus.
Pendapat Imam An Nawawi ini adalah ketika najis yang berada di
badan adalah najis hukmiyah . Sedangkan jika berupa najis ‘ainiyah ,
maka wajib melakukan dua basuhan untuk najis dan hadats tersebut.

3. Mengalirkan air ke seluruh bagian rambut dan kulit


Fardu ketiga adalah mengalirkan air ke seluruh bagian rambut dan
kulit badan. Dalam sebagian redaksi diungkapkan dengan bahasa
“ushul (pangkal)” sebagai ganti dari bahasa “jami’ (seluruh)”. Tidak
ada perbedaan antara rambut kepala dan lainnya, antara rambut yang
tipis dan yang lebat. Rambut yang digelung, jika air tidak bisa masuk
ke bagian dalamnya kecuali dengan diurai, maka wajib untuk diurai.
Karena yang dikehendaki dengan kulit adalah kulit bagian luar.
Kemudian wajib membasuh bagian-bagian yang nampak dari
lubang kedua telinga, hidung yang terpotong dan cela-cela badan. Dan
wajib mengalirkan air ke bagian bawah kulup bagi orang yang
memiliki kulup (belum disunnat). Lalu mengalirkan air ke bagian farji
perempuan yang nampak saat duduk untuk buang hajat. Di antara
bagian badan yang wajib dibasuh adalah masrobah yaitu tempat
keluarnya kotoran. Karena sesungguhnya bagian itu nampak saat
buang hajat sehingga termasuk dari badan bagian luar.

2.4 Hal-hal Yang wajib Dilakukan Dengan Mandi Wajib


Dalam Islam, ada kondisi-kondisi dimana seorang muslim atau muslimah
diwajibkan untuk melaksanakan mandi (mandi wajib). Hal-hal tersebut
membuat seseorang terhalang untuk salat, masuk ke dalam masjid, dan juga
melaksanakan ibadah lainnya karena dalam kondisi yang tidak suci.

1. Keluarnya Air Mani (Setelah Junub)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu


dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan,
dan (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub,
terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi”. (QS. An-Nisa : 43)

Dalam ayat diatas ditunjukkan bahwa setelah berjunub (berhubungan


suami istri), yang dimana antara laki-laki atau perempuan akan
mengeluarkan cairan dari kemaluannya, maka wajiblah ia untuk
melaksanakan mandi wajib setelahnya. Sedangkan jika tidak, ia tidak bisa
salat dan menghampiri masjid dan jika dilalaikan tentu akan berdosa,
karena meninggalkan yang wajib.

5
Selain itu, sebagaimana Rasulullah SAW dalam sebuah hadist,
mengatakan bahwa :

“Diriwayatkan dari Abu Sa’id berkata,”Rasulullah saw bersabda,’Mandi


diwajibkan dikarenakan keluar air mani” (HR. Muslim)

“Diriwayatkan dari Ummu Salamah bahwa Ummu Sulaim berkata, ’Wahai


Rasulullah sesungguhnya Allah tidak malu tentang masalah kebenaran,
apakah wanita wajib mandi apabila dia bermimpi ? Nabi SAW
menjawab,’Ya, jika dia melihat air.” (HR. Bukhori Muslim dan lainnya)
Sayyid Sabiq, seorang ulama fiqh mengatakan tentang persoalan keluarnya
air mani dan mandi wajib, hal-hal tersebut adalah berikut :
 Jika mani keluar tanpa syahwat, tetapi karena sakit atau cuaca dingin,
maka ia tidak wajib mandi.
 Jika seseorang bermimpi namun tidak mendapatkan air mani maka
tidak wajib baginya mandi, demikian dikatakan Ibnul Mundzir.
 Jika seseorang dalam keadaan sadar (tidak tidur) dan mendapatkan
mani namun ia tidak ingat akan mimpinya, jika dia menyakini bahwa
itu adalah mani maka wajib baginya mandi dikarenakan secara zhohir
bahwa air mani itu telah keluar walaupun ia lupa mimpinya. Akan
tetapi jika ia ragu-ragu dan tidak mengetahui apakah air itu mani atau
bukan, maka ia juga wajib mandi demi kehati-hatian.
 Jika seseorang merasakan akan keluar mani saat memuncaknya
syahwat namun dia tahan kemaluannya sehingga air mani itu tidak
keluar maka tidak wajib baginya mandi.
 Jika seseorang melihat mani pada kainnya namun tidak mengetahui
waktu keluarnya dan kebetulan sudah melaksanakan salat maka ia
wajib mengulang salatnya dari waktu tidurnya terakhir.

2. Bertemunya atau bersentuhannya alat kelamin laki-laki dan wanita,


walaupun tidak keluar mani
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda :
”Apabila seseorang duduk diantara anggota tubuh perempuan yang
empat, maksudnya; diantara dua tangan dan dua kakinya kemudian
menyetubuhinya maka wajib baginya mandi, baik mani itu keluar atau
tidak.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Diriwayatkan dari Aisyah ra bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda,”Apabila dua kemaluan telah bertemu maka wajib baginya
mandi. Aku dan Rasulullah saw pernah melakukannya maka kami pun
mandi.” (HR. Ibnu Majah)
Dari hadist di atas dapat dipahami bahwa bila suami-istri yang telah
berhubungan badan, walaupun tidak keluar mani, sedangkan telah
bertemunya kemaluan dia antara keduanya, maka wajib keduanya mandi
wajib, untuk mensucikan diri.

6
3. Haid dan Nifas
“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu
adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri
dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka,
sebelum mereka suci. apabila mereka telah suci, Maka campurilah
mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang
yang mensucikan diri” (QS : Al-Baqarah : 222)
Darah yang dikeluarkan dari proses Haidh dan Nifas statusnya adalah
suatu kotoran, najis, dan membuat tidak suci diri wanita. Untuk itu wanita
yang telah melewati haidh dan nifas, maka wajib baginya untuk bersuci
dengan mandi wajib, agar bisa kembali beribadah.  Hal ini disebabkan
ada larangan saat haidh dan nifas untuk melangsungkan salat dan puasa,
sebelum benar-benar suci dari hadast. Sedangkan menundanya, merupakan
dosa karena meninggalkan hal wajib, yang dalam kondisi telah melewati
haidh atau nifas.
Melakukan mandi atau keramas saat haidh tentunya tidak menjadikan
diri muslimah suci, sebelum benar-benar berhentinya darah haidh dan
nifas. Hal ini pun sebagaimana dalam Hadist Rasulullah, wanita dalam
kondisi haidh dilarang salat dan wajib untuk mandi setelahnya.
Sabda Rasulullah SAW kepada Fatimah binti Abu Hubaisy ra
adalah,”Tinggalkan salat selama hari-hari engkau mendapatkan haid,
lalu mandilah dan salatlah.” (Muttafaq Alaih)
Sebetulnya bagi wanita, ada kondisi dimana melahirkan diwajibkan juga
untuk mandi wajib. Namun, hal ini terjadi perbedaan pendapat antar ulama
fiqh. Secara umum mewajibkan, sedangkan yang lainnya ada yang tidak
mewajibkan. Muslimah bisa mengambil mana yang sesuai dengan
keyakinan hati dan pertanggungjawaban masing-masing ulama.

4. Karena kematian                                 
“Dari Ibnu Abbas RA, bahwasanya Rasulullah saw bersabda dalam
keadaan berihram terhadap seorang yang meninggal terpelanting oleh
ontanya,”Mandikan dia dengan air dan daun bidara.” (HR.Bukhori
Muslim)
Orang yang mengalami kematian, ia wajib untuk dimandikan. Untuk
itu mandi wajib ini berlaku pula bagi yang meninggal, walaupun ia bukan
mandi oleh dirinya sendiri, melainkan dimandikan oleh orang-ornag yang
lain. Untuk pelaksanaannya, maka setelah dimandikan ada
pelaksanaan salat jenazah dalam islam, sebagai salat terakhir dari mayit.

2.5 Hal-hal Yang Membatalkan Mandi Wajib


1. Tidak Dilakukan Dengan Cara yang Benar
Cara mandi wajib yang paling benar adalah mengikuti cara yang
diriwayatkan oleh Imam At-Tirmizi, yaitu :
 Membaca bismillah sambil berniat untuk membersihkan hadas besar
 Membasuh tangan sebanyak 3 kali

7
 Membasuh alat kelamin dari kotoran dan najis
 Mengambil wudhu sebagaimana biasa kecuali kaki (kaki dibasuh
setelah mandi)
 Membasuh keseluruhan rambut di kepala
 Membasuh kepala beserta dengan telinga sebanyak 3 kali dengan 3
kali menimba air
 Meratakan air ke seluruh tubuh di sebelah lambung kanan dari atas
sampai ke bawah
 Meratakan air ke seluruh tubuh di sebelah lambung kiri dari atas
sampai ke bawah
 Menggosok bagian-bagian yang sulit seperti pusat, ketiak, lutut dan
lain-lain supaya terkena air
 Membasuh kaki
Jika tidak sesuai dengan tata cara mandi wajib yang benar tersebut maka
mandi wajibnya menjadi tidak sah.

2. Tidak Memenuhi Rukun Mandi Wajib


Rukun mandi wajib ada tiga, yaitu :
1. Niat, ini hanya diucapkan di dalam hati dan tidak perlu diucapkan
secara lisan
2. Menghilangkan kotoran dan najis pada badan. Bila ada najis pada
tubuh, membasuhnya bisa berbarengan dengan mandi wajib. Artinya
membersihkan najis boleh disatukan dengan mandi wajib
3. Meratakan air ke seluruh anggota badan yang zhohir (terlihat)
termasuk semua lipatan badan. (Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah). Meliputi
kulit, rambut dan bulu yang ada di badan, dan bulu-bulu yang tipis
ataupun lebat.
Jika tidak memenuhi rukun tersebut maka mandi wajibnya juga tidak sah
atau batal.

3. Tidak Membaca Niat


Niat mandi wajib hendaklah diucapkan apabila mulai mengenakan
air ke bagian anggota mandi. Bila niat dilafalkan setelah seseorang telah
membasuh anggota badannya, mandi wajibnya batal dan harus mengulang
kembali niatnya ketika memulai membasuhkan air ke seluruh anggota
badannya. Begitupun jika seseorang berniat sebelum air sampai ke badan,
niat itu juga batal dan harus mengulang kembali niatnya sambil
membasuhkan air ke seluruh anggota badannya.

4. Tidak Menggunakan Air yang Bersih


Mandi wajib dikerjakan menggunakan air bersih yaitu air yang suci
lagi menyucikan, dan batal jika menggunakan air yang bukannya air bersih
kecuali dalam kondisi susah air yang membuat berlakunya hukum
penyebab boleh tayamum.

8
5. Tidak Mengenakan Air di Seluruh Badan
“Dahulu, jika Rasulullah SAW hendak mandi janabah (junub),
beliau membasuh kedua tangannya. Kemudian menuangkan air dari
tangan kanan ke tangan kirinya lalu membasuh kemaluannya. Lantas
berwuduk sebagaimana berwuduk untuk solat. Lalu beliau mengambil air
dan memasukkan jari-jemarinya ke pangkal rambut. Hingga beliau
menganggap telah cukup, beliau tuangkan ke atas kepalanya sebanyak 3
kali tuangan. Setelah itu beliau guyur seluruh badannya. Kemudian beliau
basuh kedua kakinya.”(HR. Al Bukhari dan Muslim)

6. Rambut dalam Keadaan Tidak Terurai


Jika rambut seseorang itu dikuncir atau disanggul (laki-laki atau
perempuan), sekiranya tidak sampai air ke dalamnya, kuncir atau sanggul
itu wajiblah dibuka. Bulu-bulu dalam lubang hidung tidak wajib dibasuh
kerana dianggap batin (tidak tampak/zhohir). Tetapi apabila bulu-bulu di
dalam hidung itu bernajis, juga wajib dibasuh.

7. Menggunakan Bahan Rambut yang Tidak Bisa Ditembus Air


(Pewarna Rambut, dsb)
Yang menyebabkan mandi wajib orang yang menggunakan pewarna
pada rambutnya batal karena pewarna itu akan membalut rambutnya dan
menghalangi air sampai ke rambut. Ini berbeda dengan inai. Inai hanya
akan meresap ke rambut, tetapi pewarna justru akan membalut rambut dan
menyebabkan air terhalang ke rambut.

8. Masih Terdapat Kotoran di Dalam Kuku


Mengenai kuku, jika di dalam kuku ada kotoran yang bisa
menghalangi air sampai ke badan khususnya di bagian bawah kuku,
kotoran itu wajib dibuang dulu. Membuang kotoran di dalam kuku itu
boleh dilakukan ketika sedang mandi. Begitu juga dengan kuku yang
diwarnai dengan kutek (yang mengkilat di kuku kalau dipakai) wajib
dibersihkan dulu, karena bila tidak akan ada bagian tubuh yang tidak
terkena air. Kecuali kalau pewarna yang dipakai adalah inai.

9. Tidak Menutup Aurat dari Orang Lain Ketika Mandi


Sesungguhnya malu itu sebagian dari iman. Akan tetapi, pada
kenyataanya masih kita dapati sebagian kaum muslimin yang melepas
pakaian malunya. Mereka berdiri di tempat-tempat umum, seperti tepi
sungai atau laut untuk mandi jumat atau mandi janabah di depan orang-
orang tanpa merasa malu.

10. Menutup Kepala Ketika Mandi


Sebagian orang jika hendak mandi meletakkan sesuatu di atas
kepalanya lantaran khawatir bila rambutnya basah. Padahal, hal itu dapat
mencegah masuknya air. Ini merupakan kesalahan besar. Sebab, dengan

9
demikian bersucinya menjadi kurang sempurna lantaran dia menutup
sesuatu yang semestinya wajib untuk dibasuh.

11. Terdapat Benda Di Kulit yang Tak Bisa Ditembus Air


“Jika di permukaan kulit ada getah atau sesuatu yang lengket,
sehingga menghalangi sampainya air ke kulit maka wudhunya tidak sah,
sampai dia hilangkan benda itu dari anggota wudhu, atau dia bersihkan
benda itu, sampai diyakini bahwa air akan bisa sampai ke kulitnya, dan
tidak ada penghalang lainnya.” (Al-Umm, 1:44)

12. Ada Bagian Tubuh yang Masih Kering (Belum Kena Air)
Hadist dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah melihat ada bagian tubuh yang belum terkena air setelah mandi,
kemudian beliau memeras rambutnya yang basah, untuk mengusap bagian
yang kering. (HR. Ibnu Majah 663)

13. Tidak Sesuai Urutan atau Tidak Tertib


Disyariatkannya muwalah mengikuti adanya syariat untuk tertib.
Sementara tertib hanya berlaku jika ada dua anggota tubuh yang berbeda.
Sementara badan orang yang junub seperti satu anggota badan.

14. Memiliki Perawatan Tubuh yang Tak Bisa Ditembus Air (Sulam Alis,
Sulam Bibir, dsb)
“Allah melaknat tukang tato, orang yang ditato, al-mutanamishah,
dan orang yang merenggangkan gigi, untuk kecantikan, yang mengubah
ciptaan Allah.” (HR. Bukhari 4886, Muslim 2125, dan lainnya).
“Larangan tersebut adalah untuk alis dan ujung-ujung wajah.”
(Sharh Shahih Muslim, 14/106). “An-Namishah adalah wanita yang
mencukur bulu alis wanita lain atau menipiskannya agar kelihatan lebih
cantik. Sedangkan Al-Mutanamishah adalah wanita yang menyuruh orang
lain untuk mencukur bulu alisnya.” (Dalil al-Falihin, 8:482).
Sulam alis atau sulam bibir dan bentuk perawatan kecantikan lain
tentu tidak bisa ditembus air dan mengubah ciptaan Allah, sebab itu harus
dilakukan perbaikan terlebih dahulu misalnya dengan menghilangkannya,
namun jika sudah telanjur dilakukan dan orang tersebut dalam keadaan
bertaubat, maka dapat dilakukan mandi junub sesuai syariat islam dan
memohon ampun kepada Allah serta berusaha dengan sungguh untuk
menghilangkan perawatan yang dilarang tersebut.

15. Memiliki Tato di Tubuh


Rasulullah SAW melaknat perempuan yang mentato dan minta ditato,
dan yang mengikir gigi dan yang minta dikikir giginya. (HR At-
Thabarani). Tato tentu terbuat dari tinta yang masuk ke kulit dan tak bisa
ditembus air wudhu, sehingga membuat mandi wajib tidak sah atau batal,
namun terdapat kondisi khusus misalnya bagi orang yang bertaubat dan
belum mampu untuk menghapus tatonya maka diberi keringanan untuk

10
tetap bisa melakukan mandi wajib sesuai anjuran islam dan menyerahkan
semuanya kepada Allah serta memohon ampun kepada Allah sebab ketika
melakukan tato dalam keadaan yang belum mengetahui sehingga dosa-
dosanya diampuni jika bertaubat dengan sungguh-sungguh dan menyadari
kesalahannya.

2.6 Sunnah Dalam Mandi Wajib


Sunnah dalam melakukan mandi wajib antara lain yaitu :
 Membaca basmallah sebelum mandi
 Membersihkan najis lebih dulu
 Membasuh badan sebanyak 3 kali
 Menjalankan wudhu sebelum mandi wajib. Tata cara wudhu untuk mandi
wajib sama saja dengan wudhu seperti biasa tetap jika wudhu untuk mandi
wajib, sesudah membasuh kepala selanjutnya dilanjutkan dengan mandi
wajib lalu setelah mandi ditutup dengan membasuh kedua kaki untuk
menyempurnakan wudhu
 Mandi menghadap kiblat
 Mengutamanakan badan sebelah kanan dibanding yang sebelah kiri.
 Membaca doa’a setelah wudhu
 Dilakukan sekaligus dalam satu waktu (muamalah)

2.7 Tata Cara Mandi Wajib


 Pertama, membaca niat untuk menghilangkan atau membersihkan hadas
besar
 Membersihkan telapak tangan 3x kemudian membersihkan kemaluan dan
kotoran yang ada disekitarnya sampai bersih dengan tangan kiri
 Mencuci tangan sesudah membersihkan kemaluan dengan
menggosokkan tangan ke tanah atau sabun
 Berwudhu
 Mengguyur air di kepala sebanyak 3 kali sampai ke pangkal rambut
 Mencuci kepala bagian kanan, kemudian bagian kiri
 Menyela-nyela rambut dengan jari
 Mengguyur air seluruh tubuh diawali dari sisi kanan, kemudian kiri

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berkenaan dengan bersuci tersebut tentunya seseorang harus memahami
cara-caranya agar bersuci tersebut benar-benar sesuai dengan ketentuan
ajaran Islam. Oleh karena itu, tentunya perlu adanya tuntunan dan bimbingan
untuk memahami hal tersebut agar dapat mengetahui cara-cara bersuci,
karena setiap orang sudah pasti mengalami yang namanya berhadas, baik
hadas besar maupun hadas kecil.

3.2 Saran
Kita sebagai umat Islam, haruslah mulai banyak belajar dalam mengkaji
tentang masalah fiqih ibadah terutama masalah thaharah (bersuci). Hal ini
sebagai upaya perbaikan pendidikan, agar supaya mampu melakukan tata cara
bersuci yang baik menurut ajaran Rasulullah SAW.

12
DAFTAR PUSTAKA

√ Mandi Wajib : Pengertian, Penyebab, Niat, Doa, Tata Cara (pengajar.co.id)


Fardhu Mandi Wajib - Kuliah Islam
Tata Cara Mandi Wajib: Pengertian, Niat, Syarat Dan Rukunnya - Gramedia
Literasi
MAKALAH TENTANG MANDI WAJIB (JANABAH) DALAM ISLAM —
Steemit
https://dalamislam.com/info-islami/hal-yang-membatalkan-mandi-wajib
Niat Mandi Wajib : Pengertian, Tata Cara, Rukun, Sunnah, Penyebab
(seputarpengetahuan.co.id)

13

Anda mungkin juga menyukai