Dalam teransaksi perbankan, pembayaran pinjaman baik menggunakan sistem anuitas maupun
lainnya nilainya bulat. Oleh karena itu, biasanya anutias dibulatkan ke atas atau ke bawah dengan
kelipatan berdasarkan persetujuann si penerima hutang dengan pihak perbankan, dengan tujuan
agar pembayaran mudah untuk dilaksanakan. Misalkan anuitas di bulatkan ke atas atau ke bawah
dengan kelipatan Rp1.000,00 atau Rp.100,00 dan lain-lain.
Jika anuitas dibulatkan ke atas maka terjadilah kelebihan pembayaran. Sebaliknya jika anuitas
dibulatkan ke bawah, maka akan terjadi kekurangan pembayaran. Kelebihan ataupun kekurangan
pembayaran tersebut akan dihitung pada pembayaran auitas terakhir.
Setiap bilangan yang akan dibulatkan ke atas dalam puluhan, ratusan, ribua, puluhan ribu, dan lain-
lain selalu ditambah satu dari nilai sebelumnya.
Contoh :
Jawab:
AN = Rp.2.351.410,00
Rumus nilai lebih :
At = AN-NL
Keterangan :
NL = Nilai Lebih
A1 = Angsuran 1
AN = Anuitas
L = (AN+) – AN
At = Anuitas terakhir
Contoh :
Suatu pinjaman Rp.20.000.000,00 akan dilunasi dengan anuitas tahunan dengan suku bunga
6%/tahun selama 20 tahun. Jika pembayaran anuitas di bulatkann ke atas dalam puluha ribu,
tentukan pembayaran anuitas terakhir !!!!!
Jawab :
Kita gunakan rumus NL = L+L x Daftar nilai akhir rente kolom i% baris (n-1)
Dik :
M = 20.000.000
I = 6%/tahun|
N = 20 tahun
= 20.000.000 x 0,087184557
= 1.743.691,14
AN+ = 1.750.000
L = (AN+) – AN
= 1.750.000 – 1.743.691,14
= 6.308,86
= 6.308,86 + 6.308,86 x 35,785591204
= 232.075,14
At = AN – NL
= 1.743.691,14 – 232.075,14
= 1.511.616,00
Setiap bilangan yang akan dibulatkan ke bawah dalam puluhan, ratusan, ribuan, dan lain-lain tetap
dari nilai sebelumnya.
Contoh :
Jawab :
A- = 4.357.890,00
Keterangan
NK = Nilai Kurang
A1 = Angsuran 1
AN = Anuitas
K = AN – (AN-)