Anda di halaman 1dari 9

MATEMATIKA BISNIS

Dosen : Sitti Rakhman, SP., MM.


Materi : Deret Ukur ( Kelompok 2 Ruang M-504 )

Di susun oleh :
1. Fifi Juliyanti Cahya Pertiwi
NIM : 43115110013
2. Mukhlis Saduddin Alwi
NIM : 43115110018
3. Allif Alfianto
NIM : 43115110020

Deret Ukur

A. Definisi Deret Ukur


Deret ukur ialah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan perkalian terhadap
sebuah bilangan tertentu. Bilangan yang membedakan suku-suku sebuah deret ukur
dinamakan pengganda, yakni merupakan hasil bagi nilai suatu suku terhadap nilai suku di
depannya.
Contoh :
1. 5, 10, 20, 40, 80, 160 ..
2. 512, 256, 128, 64, 32, 16 ..

(Pengganda = 2)
(Pengganda = 0,5)

A.1 Suku ke-n dari Deret Ukur


Rumus penghitungan suku tertentu dari sebuah deret ukur:

Sn =
n-1
a :ap
suku pertama
p : pengganda
n : indeks suku

Contoh 1:
Nilai suku ke 10 (S10) dari deret ukur 5, 10, 20, 40, 80,160 adalah:
S10 = 5 (2)10-1
S10 = 5 (512)
S10 = 2560
Suku ke 10 dari deret ukur 5, 10, 20, 40, 80,160 adalah 2560.
Contoh 2:
Nilai suku ke 10 (S10) dari deret ukur 512, 256, 128, 64, 32, 16 adalah:

S10 = 512 (0,5)10-1


S10 = 512 (0,00195313)
S10 = 1

Suku ke 10 dari deret ukur 512, 256, 128, 64, 32, 16 adalah 1.

A.2 Jumlah n suku


Seperti halnya dalam deret hitung, jumlah sebuah deret ukur sampai dengan suku
tertentu adalah jumlah nilai suku-sukunya sejak suku pertama sampai dengan suku ke-n yang
bersangkutan.
Berdasarkan Sn = apn-1, maka masing-masing Si dapat di jabarkan sehingga :
Jn = a + ap + ap2 + ap3 + + apn-2 + apn-1

(1)

Jika persamaan (1) ini kita kalikan dengan bilangan pengganda p, maka :
pJn = ap + ap2 + ap3 + ap4 + + apn-1 + apn

(2)

Dengan mengurangkan persamaan (2) dari persamaan (1), di peroleh selisih antara kedua
persamaan ini yaitu:
Jn pJn = a apn
Jn ( 1 p ) = a ( 1 pn )
Dari sini, kita dapat membentuk rumus jumlah deret ukur sampai dengan suku ke-n, yakni:
Jn = a(1 Pn)

atau

Jn = a (Pn 1)

rumus yang di sebelah kiri akan lebih mempermudah


1Dalam
p hal I p I < 1, penggunaan
p1
perhitungan. Di lain pihak jika I p I > 1, perhitungan akan menjadi lebih mudah dengan
menggunakan rumus yang di sebelah kanan.
Untuk kasus deret ukur dalam contoh 1 di atas, dimana a = 5 dan p = 2, jumlahnya
sampai dengan suku ke-10 adalah :
J10 = 5(210 1) = 5(1023) = 5115
21
1
Sedangkan untuk kasus dalam contoh 2, dalam hal ini a = 512 dan p = 0,5, jumlah dari
sepuluh suku pertamanya adalah :
J10 = 512(1 0,510) = 512(1023)/1024) = 1023
21
0,5
Prinsip-prinsip deret banyak di terapkan untuk menelaah perilaku bisnis dan ekonomi,
baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Prinsip deret ukur, bersama-sama dengan
konsep logaritma, serung di gunakan untuk menganalisis perilaku pertumbuhan.

B. Penerapan Ekonomi
Di bidang bisnis dan ekonomi, teori atau prinsip-prinsip sering di terapkan dalam
kasus-kasus yang menyangkut perkembangan dan pertumbuhan. Apabila perkembangan
atau pertumbuhan suatu gejala tertentu berpola seperti perubahan nilai-nilai suku sebuah
deret, baik deret hitung ataupun deret ukur, maka teori deret yang bersangkutan penad
(relevant) diterapkan untuk menganalisisnya.

B.1 Model Bunga Majemuk


Model bunga majemuk merupakan penerapan deret ukur dalam kasus simpan-pinjam
dan kasus investasi. Dengan model ini dapat dihitung, misalnya besarnya pengembalian
kredit di masa datang berdasarkan tingkat bunganya. Atau sebaliknya, untuk mengukur nilai
sekarang dari suatu jumlah hasil investasi yang akan di terima di masa datang.
Jika misalnya modal pokok sebesar P di bungakan secara majemuk dengan suku bunga
per tahun setingkat i, maka jumlah akumulatif modal tersebut di masa datang setelah n
tahun ( F n ) dapat di hitung sebagai berikut :
Setelah 1 tahun : F 1 = P + P.i = P(1 + i)
Setelah 2 tahun : F 2 = P(1 + i) + P(1 + i)i = P(1 + i) 2
Setelah 3 tahun : F 3 = P(1 + i) 2 + P(1 + i) 2 i = P(1 + i) 3
.

Setelah n tahun : F n = (.) + (.) i = P(1 + i) n

Dengan demikian, jumlah di masa datang dari suatu jumlah sekarang adalah:
Fn = P(1 + i)n

atau

Fn = P(1 + i ) mn
m

P : jumlah sekarang
i : tingkat bunga per tahun
n : jumlah tahun

m : frekuensi pembayaran bunga


dalam setahun

Suku (1 + i) dan ( 1 + i ) mn dalam dunia bisnis dinamakan faktor bunga majemuk


m
( compounding interest factor ), yaitu suatu bilangan lebih besar dari 1 yang dapat di pakai
untuk menghitung jumlah di masa datang dari suatu jumlah sekarang.
Rumus pertama mengandung anggapan tersirat bahwa bunag di perhitungkan di
bayarkan satu kali dalam setahun. Apabila bunga di perhitungkan di bayarkan lebih dari satu
kali ( misalnya m kali, masing-masing i/m per termin ) dalam setahun, maka jumlah di masa
datang menjadi rumus kedua.
Dari rumus di atas, dengan sedikit manipulasi matematis, dapat pula di hitung besarnya
niali sekarang apabila yang di ketahui jumlahnya di masa datang. Niai sekarang ( present
value ) dari suatu jumlah uang tertentu di masa datang adalah:
P=

.F

P=

atau

(1 + i)n
Suku 1/(1 + i) n dan 1/(1 + i/m)

.F

(1 + i/m) mn
mn

di namakan faktor diskonto ( discount factor ), yaitu

suatu bilangan lebih kecil dari 1 yang dapat di pakai untuk menghitung nilai sekarang dari
suatu jumlah di masa datang.

B.1.1 Nilai Masa Depan


Nilai Masa Depan atau nilai yang akan datang ( future value ) adalah uang di massa
yang akan datang dengan tingkat bunga tertentu.
Contoh:
Seorang nasabah meminjam uang di bank sebanyak Rp. 5 juta untuk jangka waktu 3 tahun,
dengan tingkat bunga 2% per tahun. Berapa jumlah seluruh uang yang harus di
kembalikannya pada saat pelunasan ? Seandainya perhitungan pembayaran bunga bukan
tiap tahun, melainkan tiap semester, berapa jumlah yang harus ia kembalikan ?

Diketahui:
P = 5.000.000
n=3
i = 2% = 0,02
F n = P(1 + i) n
F 3 = 5.000.000 (1 + 0,02) 3
= 5.000.000 ( 1,061208 ) = 5.306.040
Jadi pada saat pelunasan, setelah tiga tahun, nasabah tadi secara keseluruhan harus
mengembalikan sebanyak Rp. 5.306.040,00. Seandainya bunga di perhitungkan di
bayarkan tiap semester, m = 2, maka:
F n = P(1 + i/m) mn

F 3 = 5.000.000 (1 + 0,01) 6
= 5.000.000 (1,06152) = 5.307.600

Jumlah yang harus di kembalikan menjadi lebih besar, Rp. 5.307.600,00.


B.1.2 Nilai Sekarang
Nilai Sekarang ( present value ) adalah berapa nilai uang saat ini untuk nilai tertentu di
masa yang akan datang. Nilai sekarang atau present value bisa dicari dengan
menggunakan rumus future value.
Sebagaimana kita ketahui bahwa suatu investasi dari P rupiah akan terakumulasi di
masa depan menjadi P(1 + i)n pada akhir tahun ke-n dengan tingkat bunga i per tahun. Tapi
kadang kita perlu menentukan berapa banyak nilai uang sekarang dari seseorang yang
harus diinvestasikan supaya mempunyai jumlah tertentu pada akhir tahun ke-n. Dengan
kata lain kita perlu mengetahui berapa nilai uang sekarang dari sejumlah nilainya di masa
depan.
Contoh:
Tabungan seorang mahasiswa akan menjadi sebesar Rp. 532.400,00 tiga tahun yang akan
datang. Jika tingkat bunga bank yang berlaku 10% per tahun, berapa tabungan mahasiswa
tersebut pada saat sekarang ini ?

Diketahui:
F = 532.400
n=3
i = 10% = 0,1
P=

1
(1 + i)

.F
n

. 532.400 = 400.000

(1 + 0,1)3
Jadi besarnya tabungan sekarang adalah Rp 400.000,00.

B.2 Model Pertumbuhan Penduduk


Penerapan deret ukur yang paling konvensional di bidang ekonomi adalah dalm ahl
penaksiran jumlah penduduk. Sebagaimana yang pernah dinyatakan Robert Malthus bahwa
pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur. Dengan demikian model pertumbuhan penduduk
lebih sesuai dengan deret ukur. Secara matematis, hal ini dapat dirumuskan dengan :

P 1 = P1Rt-1
Di mana R = 1 + r
P1:

jumlah pada tahun pertama (basis)

P2:

jumlah pada tahun ke-1

persentase pertumbuhan per tahun

indeks waktu ( tahun )

Contoh:
Penduduk suatu kota berjumlah 1 juta jiwa pada tahun 1991, tingkat pertumbuhannya 4 % per
tahun. Hitunglah jumlah penduduk kota tersebut pada tahun 2006. Jika mulai tahun 2006
pertumbuhannya menurun menjadi 2,5 %, berapa jumlahnya 11 tahun kemudian ?
Diketahui:
P1

= 1 juta

= 0,04

= 1,04

P tahun 2006 / P16 = 1 juta (1,04)15


= 1 juta (1,800943)
= 1.800.943 jiwa

P1

= 1.800.943

= 0,025

= 1,025

P11 tahun kemudian / P11


P11

= 1.800.943 (1,025)10 = 2.305.359 jiwa

Atau dengan memanfaatkan kaidah logaritma:


P11 = 1.800.943 (1,025)10
log P11 = log 1.800.943 (1,025)10

log P11 = log 1.800.943 + 10 log 1,025


log P11 = 6,255499 + 0,107239
log P11 = 6,362738

P 11 = 2.305.359

Daftar Pustaka

Drs. Danang Sunyanto, SH.,SE.,. 2011. Matematika Ekonomi Dan Bisnis. Penerbit : CAPS.
Yogyakarta.

Dumairy. 1991. Matematika Terapan Untuk Bisnis Dan Ekonomi, Edisi Kedua.Penerbit : BPFE.
Yogyakarta.

Josep Bintang Kalangi. 2006. Matematika Ekonomi Dan Bisnis. Penerbit : Salemba Empat.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai