Anda di halaman 1dari 5

PENERAPAN BARISAN DAN DERET DALAM ILMU

EKONOMI
Terdapat beberapa metode perhitungan yang ada pada ilmu ekonomi yang didasari oleh teori
barisan dan deret pada matematika. Berikut adalah beberapa contoh penerapan barisan dan
deret dalam ekonomi:
 Model Perkembangan Usaha
Model perkembangan usaha bisa dimodelkan dalam bentuk deret (deret ukur maupun
deret hitung) jika penambahan-penambahan nilai variabelnya (produksi, biaya,
pendapatan, penggunaan tenaga kerja, atau penanaman modal) bertambah mengikuti
aturan deret pada tiap periodenya.
 Penerapan dalam kasus simpan pinjam dan investasi.
o Model Bunga Tunggal
o Model Bunga Majemuk
Dengan penerapan model ini kita dapat menghitung jumlah besarnya pengembalian
kredit di masa datang berdasarkan tingkat bunganya. Atau sebaliknya, untuk
mengukur nilai sekarang dari suatu jumlah hasil investasi yang akan diterima di masa
datang.
 Model Pertumbuhan Penduduk
Penerapan deret yang paling konvensional di bidang ekonomi adalah dalam hal
penaksiran jumlah penduduk. Sebagaimana pernah dinyatakan oleh Malthus,
penduduk dunia tumbuh mengikuti pola deret ukur (deret geometri).

1. PENERAPAN BARISAN DAN DERET ARITMETIKA DALAM ILMU EKONOMI


Barisan dan deret aritmetika biasanya digunakan pada perhitungan modal, tingkat suku
bunga, angsuran dan banyaknya periode bunga dengan dasar bunga tunggal.
Dasar bunga tunggal adalah dasar bunga yang diberikan oleh pemberi modal (Bank,
Koperasi, dll) dimana besaran bunga pada tiap periode akan selalu sama.

Rumus Bunga Tunggal


Misalkan modal awal M 0 dibungakan secara bunga tunggal sebesar i persen dalam n periode,
maka nilai modal tersebut tiap periode dapat dilihat pada tabel berikut:

Periode Bunga (I) Nilai Modal

1 I =i x M 0 M 1=M 0 + I

M 2=M 1+ I

2 I =i x M 0 M 2=( M 0 + I )+ I
M 2=M 0 +2 I

3 I =i x M 0 M 3=M 2 + I
M 3=( M 0+ 2 I )+ I
M 3=M 0 +3 I

M 4 =M 2 + I

4 I =i x M 0 M 4 =( M 0 +3 I )+ I
M 4 =M 0+ 4 I

n-1 I =i x M 0 M n−1=M 0 +( n−1)I

n I =i x M 0 M n=M 0 +¿

Rumus untuk mencari nilai modal akhir pada suatu


sistem simpan pinjam dengan dasar bunga tunggal

M n=M 0 +¿

*Catatan Penting
Dari perhitungan modal akhir yang menggunakan bunga tunggal dapat dilihat dengan
jelas bahwa jumlah modal pada periode selanjutnya merupakan jumlah modal periode
sebelimnya ditambah besaran bunga I . Maka dapat dikatakan bahwa perhitungan
tersebut merupakan aplikasi dari barisan aritmatika dengan nilai beda b=i x M 0=I
dan suku pertama a=M 0 + I .

Hal ini dapat dibuktikan dengan penurunan rumus sebagai berikut dengan
menggunakan rumus barisan aritmetika:
Dik : a=M 0 + I .
n=n
b=i x M 0=I

Dit : U n =… ?

Penyelesaian : U n =a+(n−1) b
U n =(M 0 + I )+( n−1)I
U n =(M 0 + I )+( ¿−I )
U n =M 0+ I +¿−I
U n =M 0+¿

Contoh Soal 1:
Pada awal Januari 2011, Jonny menabung di Bank Makmur sebesar 10 juta, pihak bank
memberikan bunga tunggal sebesar 10% per tahun. Berapakah jumlah tabungan Jonny setelah
5 tahun?
Dik : M 0=Rp 10.000.000
n=5
i=10 %
I =i x M 0=10 % ×10.000 .000
I =1.000 .00 0

Dit : M 5=… ?

Penyelesaian : M n=M 0 +¿
M 5=10.000 .000+5(1.000 .000)
M 5=10.000 .000+5 .000.000
M 5=15 .000 .000

Contoh Soal 2:

Sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi alat tulis berupa pulpen. Pada bulan
Januari perusahaan menghasilkan 15.000 buah pulpen. Karena permintaan terus menerus
meningkat diiringi dengan penambahan tenaga kerja dan modal kerja, setiap bulannya
perusahaan mampu menambah jumlah produksi sebanyak 300 buah. Jika pertambahan
jumlah produksi tersebut setiap bulannya adalah tetap, berapakah jumlah produksi pada bulan
ke-7 di tahun yang sama? Dan berapa banyak pulpen yang telah dihasilkan dari bulan
pertama (Januari) sampai bulan ke-8?

Jabaw:
Dik : a=15.000
b=300

Dit : a. Jumlah produksi pada bulan ke 7 tahun yang sama? (Bulan


Juli) n=7
b. Banyaknya keseluruhan pulpen yang telah dihasilkan dari
bulan januari sampai agustus? n=8

Penyelesaian : a. U n =a+(n−1) b
U 7 =15000+(7−1)300
U 7 =15000+(8) 30 0
U 7 =15000+ 24 0 0
U 7 =17400
Maka diketahui bahwa jumlah produksi pulpen pada bulan Juli
adalah sebanyak 17.400

1
b. Sn= n(2 a+ ( n−1 ) b)
2
1
S8= (8)(2(15000)+ ( 8−1 ) 300)
2
S8=4 (30000+ ( 7 ) 300)
S8=4 (30 .000+ 2100)
S8=4 (32100)
S8=128.400
Maka diketahui bahwa banyaknya keseluruhan pulpen yang
telah dihasilkan dari bulan januari sampai agustus adalah
sebanyak 128.400 buah pulpen
Latihan:
Latihan 1:
Yanti ingin mengetahui berapa banyak nilai uang yang harus diinvestasikan di Bank saat ini,
jika tingkat bunga di Bank per tahun 15 persen (bunga tunggal) agar supaya pada akhir tahun
kelima nilai uangnya menjadi Rp. 20.000.000

Latihan 2:
Nina menabung di Bank Makmur sebesar 8 juta, pihak bank memberikan bunga tunggal
sebesar 10% per tiga bulan. Berapakah jumlah tabungan Jonny setelah 3 tahun?

2. PENERAPAN BARISAN DAN DERET GEOMETRI DALAM ILMU EKONOMI


Barisan dan deret geometri biasanya digunakan pada perhitungan modal, tingkat suku bunga,
angsuran dan banyaknya periode bunga dengan dasar bunga majemuk.

Misalkan modal awal Mo dibungakan secara bunga majemuk sebesar i persen dalam n
periode, maka nilai modal tersebut tiap periode dapat dilihat pada tabel berikut:

Periode Bunga (I) Nilai Modal


M 1=M 0 +i M 0
1 I =i x M 0 M 1=M 0 (1+i)

M 2=M 1+ i M 1
M 2=M 1 (1+i)
2 I =i x M 1 M 2=M 0 (1+i)(1+i)
M 2=M 0 (1+i)2

M 3=M 2 +i M 2
M 3=M 2 (1+i)
3 I =i x M 2 M 3=M 0 (1+i)2 (1+i)
M 3=M 0 (1+i)3

M 4 =M 3 +i M 3
M 4 =M 3 (1+i)
4 I =i x M 3 M 4 =M 0(1+i)3 (1+i)
M 4 =M 0( 1+i)4
...n I =i x M n−1 M n=M n−1 +i M n−1

M n=M 0 (1+i) n

Rumus untuk mencari nilai modal akhir pada suatu


sistem simpan pinjam dengan bunga majemuk

M n=M 0 (1+i) n

Latihan 1:
Modal sebesar Rp 1.000.000,00 dibungakan dengan bunga majemuk sebesar 4% per triwulan.
Hitunglah besarnya modal setelah 10 tahun?

Latihan 2:
Modal sebesar Rp 3.000.000,00 jika modal diperbungakan selama lima tahun dengan dasar
bunga majemuk 5% per tiga bulan. Hitunglah nilai akhir modal tersebut!

Anda mungkin juga menyukai