Anda di halaman 1dari 41

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan yang berjudul Sistem Endokrin tepat pada waktunya.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas kuliah Biologi Umum,

selain itu untuk mengetahui dan memahami Sistem Endokrin. Tidak lupa pula

kami mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu

menyelesaikan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena

itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca

yang bersifat membangun.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Sistem Endokrin ini dapat

memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Kendari, September 2017

Penyusun

Sistem Endokrin 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. 1

DAFTAR ISI .............................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 3

A. Latar Belakang .............................................................................. 3

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4

C. Tujuan Pembahasan ..................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 6

A. Pengertian Sistem Endokrin ......................................................... 6

B. Fungsi Sistem Endokrin ................................................................ 7

C. Kelenjar Endokrin pada Manusia ................................................ 8

D. Penyakit pada Sistem Endokrin ................................................. 28

E. Sifat Hormon ................................................................................. 29

F. Mekanisme Aksi Hormon ............................................................. 29

G. Sistem Endokrin pada Hewan ..................................................... 31

BAB III PENUTUP ................................................................................... 40

A. Kesimpulan .................................................................................... 40

B. Saran .............................................................................................. 40

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 41

Sistem Endokrin 2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam tubuh manusia dan hewan terdapat beberapa macam sistem

organ. Setiap sistem organ ini memiliki ciri-ciri, fungsi dan cara kerja masing-

masing. Salah satu diantaranya adalah sistem endokrin. Kata endokrin berasal

dari bahasa yunani yang berarti sekresi ke dalam : zat aktif utama dari sekresi

interna ini disebut hormon, dari kata yunani yang berarti merangsang. Beberapa

dari organ endokrin menghasilkan satu hormon tunggal, sedangkan yang lain lagi

dua atau beberapa jenis hormon. Misalnya kelenjar hipofisis menghasilkan

beberapa jenis hormon yang mengendalikan kegiatan banyak organ lain. Karena

itulah maka kelenjar hipofisis dilukiskan sebagai kelenjar pimpinan tubuh.

Hormone yang diperlukan oleh tubuh kisaran jumlahnya hanya sedikit namun

mempunyai pengaruh yang sangat besar. Fungsi utamanya adalah menghasilkan

dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah.

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang

menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk

memengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan

dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan

menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan.

Pada mulanya belajar tentang hormone hanya dilakukan pada vertebrata. Seperti

halnya manusia, hewan juga memiliki hormone. Sistem endokrin dapat dijumpai

pada semua golongan hewan, baik vertebrata maupun invertebrata. Pada hewan

Sistem Endokrin 3
vertebrata mayoritas jenis hormonnya mirip dengan manusia. Sedangkan pada

hewan tingkat rendah dan invertebrate system hormonnya berkaitan terutama

dengan fungsi kelangsungan hidup, misalnya pertumbuhan, pendewasaan dan

reproduksi. Sistem endokrin (hormon) dari sistem saraf secara bersama lebih

dikenal sebagai super sistem neuroendokrin yang bekerja sama secara kooperatif

untuk menyelenggarakan fungsi kendali dan koordinasi pada tubuh hewan. Pada

umumnya, sistem endokrin bekerja untuk mengendalikan berbagai fungsi fisiologi

tubuh, antara lain aktivitas metabolisme, pertumbuhan, reproduksi, regulasi

osmotik, dan regulasi ionik.

Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh

yang sangat luas. Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam

sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan mempercepat,

memperlambat atau merubah fungsi sel.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan sistem endokrin?

2. Apa fungsi sistem endokrin?

3. Apa saja jenis kelenjar-kelenjar endokrin pada manusia?

4. Apa-apa saja Penyakit Pada Sistem Endokrin?

5. Apa sifat umum yang diperlihatkan hormon?

6. Bagaimana mekanisme aksi hormon?

7. Bagaimana sistem endokrin pada hewan?

Sistem Endokrin 4
C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Biologi

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem endokrin

3. Untuk mengetahui fungsi sistem endokrin

4. Untuk mengetahui jenis-jenis kelenjar endokrin pada manusia

5. Untuk mengetahui penyakit pada sistem endokrin

6. Untuk mengetahui sifat hormon

7. Untuk mengetahui mekanisme aksi hormon

8. Untuk mengetahui sistem endokrin pada hewan

Sistem Endokrin 5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Endokrin

Sistem endokrin adalah suatu sistem dalam tubuh manusia yang bertugas

untuk melakukan sekresi (memproduksi) hormon yang berfungsi untuk mengatur

seluruh kegiatan organ-organ dalam tubuh manusia sesuai dengan yang

dibutuhkan organ tersebut. Sistem endokrin terbagi menjadi beberapa kelenjar

endokrin yang jika dalam satu kesatuan disebut dengan sistem endokrin. Jadi,

sistem endokrin merupakan gabungan dari beberapa kelenjar endokrin. Kelenjar

endokrin itu sendiri ada yang menghasilkan satu macam hormon/tunggal, dan ada

juga yang menghasilkan beberapa hormon/ganda.

Kelenjar Endokrin adalah kelenjar yang mengirim hasil sekresinya langsung

ke dalam darah yang beredar dalam jaringan, kelenjar ini tidak memiliki saluran

tapi mensekresi (mengeluarkan) hormon langsung ke dalam darah sehingga dapat

mencapai setiap sel darah di dalam tubuh. Hormon bekerja pada sasaran jaringan

atau organ tertentu dan mengatur aktivitas mereka.

Hormon mengatur proses seperti pemecahan subtansi kimia dalam

metabolisme, keseimbangan cairan dan produksi urin,pertumbuhan dan

perkembangan tubuh,serta reproduksi seksual. Hasil kerja hormon dari suatu

kelenjar dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor termasuk kadar zat dalam darah

dan masukan dari sistem saraf,karena hormon mengalir dalam darah, setiap

hormon dapat mencapai setiap bagian tubuh. Namun demikian bentuk molekul

Sistem Endokrin 6
khusus dari setiap hormon harus bisa masuk kedalam reseptor (penerima) pada

jaringan atau organ sasaran nya saja (Syafuddin (2009).

Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama di bawah

nama organ endokrin,sebab sekresi yang di buat tidak meninggalkan kelenjarnya

melalui suatu saluran,tetapi langsung masuk ke dalam darah yang beredar dalam

jaringan kelenjar. Kata endokrin berasal dari bahasa yunani yang berarti

sekresi ke dalam. Zat aktif utama dari sekresi interna ini disebut hormon,dari

kata yunani yang berarti merangsang.(Lauralee S, 2011).

Sistem Endokrin pada Manusia

B. Fungsi Sistem Endokrin

Secara keseluruhan, masing-masing kelenjar yang terdapat dalam tubuh

memiliki fungsi yang berbeda-beda tergantung dari mana kelenjar tersebut

dihasilkan. Akan tetapi, secara umum fungsi kelenjar endokrin adalah:

Sistem Endokrin 7
Penghasil Hormon Kelenjar endokrin bertugas untuk menghasilkan

berbagai macam jenis hormon yang nantinya akan disalurkan ke darah

apabila diperlukan oleh jaringan tubuh tertentu.

Mengontrol Aktivitas Kelenjar endoktrin bertugas untuk mengontrol

aktivitas dari kelenjar tubuh agar dapat berfungsi dengan normal dan

maksimal.

Merangsang Aktivitas Kelenjar endoktrin juga bertugas untuk

merangsang aktivitas kelenjar tubuh untuk kemudian disampaikan ke sistem

saraf dan menciptakan suatu efek dari rangsangan tersebut.

Pertumbuhan Jaringan Kelenjar endoktrin juga mempengaruhi

pertumbuhan jaringan pada manusia agar jaringan tersebut berfungsi

maksimal.

Mengatur Metabolisme Kelenjar endoktrin juga berfungsi untuk

mengatur metabolisme dalam tubuh, sistem oksidasi tubuh serta bertugas

untuk meningkatkan absorpsi glukosa dalam tubuh dan pada usus halus

Metabolisme Zat Kelenjar endoktrin bertugas untuk mempengaruhi

fungsi metabolisme lemak, vitamin, metabolisme protein, mineral, air dan

hidrat arang dalam tubuh untuk agar optimal.

C. Kelenjar-kelenjar Endokrin pada Manusia

Di dalam tubuh manusia, terdapat 6 kelenjar endokrin yang masing-masing

berperan dalam menghasilkan hormon-hormon tertentu sesuai dengan kebutuhan

tubuh. Berikut adalah 6 kelenjar tersebut, yaitu :

1. Kelenjar Hipofisis

Sistem Endokrin 8
Kelenjar hipofisis atau disebut juga dengan master of gland (karena

menghasilkan bermacam-macam hormon untuk mengatur kegiatan kelenjar

endokrin lainnya) terletak di bagian otak besar. Kelenjar ini berbentuk bulat

dan berukuran kecil, dengan diameter 1,3 cm. Kelenjar hipofisis ini dibagi

menjadi 3 bagian berdasarkan letaknya, yaitu bagian depan (anterior), bagian

tengah (central), dan juga bagian belakang (posterior). Kelenjar hipofisis juga

bekerja sama dengan hipotalamus (suatu organ dalam otak) untuk

mengendalikan organ-organ dalam tubuh.

Kelenjar Hipofisis

a) Kelenjar Hipofisis Anterior (Adenohipofise)

Sistem Endokrin 9
Kelenjar hipofisis anterior terdiri dari jaringan epitel kelenjar yang

berasal dari penonjolan atap mulut yang disebut adenohipofisis. Hipofisis

anterior di hubungkan melalui pembuluh darah. Pengeluaran hormon dari

anterior dikontrol oleh hipotalamus. Hormon yg dikeluarkan hipofise

anterior yaitu:

1. Hormon Somatotropin, yang berfungsi untuk merangsang metabolisme

protein dan lemak serta merangsang pertumbuhan tulang dan otot.

2. Hormon Tirotropin, yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan

dan perkembangan dari kelenjar gondok (kelenjar tiroid) dan juga untuk

merangsang sekresi tiroksin.

3. Hormon Adenocorticotropin (ACTH), yang berfungsi untuk

mengontrol perkembangan dan pertumbuhan aktifitas kulit ginjal dan

merangsang kelenjar adrenal untuk memproduksi hormon glukokortikoid

(hormon untuk metabolisme karbohidrat).

4. Hormon Lactogenic, yang berfungsi untuk memelihara korpus luteum

(kelenjar endokrin sementara pada ovarium) sehingga dapat

menghasilkan progesteron (hormon perkembangan dan pertumbuhan

primer pada wanita) dan air susu ibu.

5. Hormon Gonadotropin, yang berfungsi untuk merangsang pematangan

folikel dalam ovarium (siklus mentruasi), menghasilkan hormon estrogen

(pertumbuhan dan perkembangan sekunder pada wanita), dan

menghasilkan progesteron pada wanita. Sedangkan pada pria, hormon

gonadotropin berfungsi untuk merangsang terjadinya spermatogenesis

Sistem Endokrin 10
(siklus pembentukan sperma pada pria) serta merangsang sel-sel

interstitial testis untuk menghasilkan hormon androgen dan testosterone.

b) Kelenjar Hipofise Tengah


Kelenjar hipofisis bagian tengah hanya memproduksi satu hormon yang
disebut dengan Melanosit Stimulating Hormon (MSH). Hormon ini
bertanggung jawab terhadap pewarnaan pada kulit manusia. Semakin
banyak melanosit yang diproduksi, maka semakin hitam kulit seseorang.
c) Kelenjar Hipofise Belakang (Neurohipofise)
Secara embriologis kelenjar hipofisis posterior berasal dari pertumbuhan
otak yang terdiri dari jaringan saraf (neurohipofisis). Hipofisis posterior di
hubungkan ke hipotalamus mealuil jalur saraf. Hipofise posterior
membentuk sistem neurosekresi yang mengeluarkan vasopresin dan
oksitosin. Pengeluaran hormon dari hipofise posterior dikontrol oleh
hipotalamus. Menghasilkan 2 macam hormon, yaitu :
1. Hormon Vasopresin atau Hormon Diuretik (ADH), yang
berfungsi untuk mempengaruhi proses reabsorpsi urin pada tubulus distal
ginjal guna mencegah terlalu banyak urin yang keluar.

Sistem Endokrin 11
2. Hormon Oksitosin, yang berfungsi untuk merangsang otot polos
yang terdapat di uterus (alat reproduksi dalam wanita).

Regulasi Hormon ADH

Banyak sedikitnya cairan yang masuk dalam sel akan di deteksi oleh

hipotalamus. Jika cairan (plasma) dalam darah sedikit, maka hipofisis akan

mensekresikan ADH untuk melakukan reabsorpsi (penyerapan kembali)

sehingga darah mendapatkan asupan cairan dari hasil reabsorpsi tersebut.

Dengan demikian kadar cairan (plasma) dalam darah dapat kembali

seimbang. Selain itu, karena cairan pada ginjal sudah diserap, maka

urinenya kini bersifat pekat. Jika seseorang buang air kecil terus menerus,

Sistem Endokrin 12
diperkirakan hipofisis posteriornya mengalami gangguan sebab ADH tidak

berfungsi dengan baik. Nama penyakit ini disebut diabetes insipidus.

2. Kelenjar Tiroid

Kelenjar Tiroid terdiri atas dua lobus yang terletak di sebelah kanan

trakea, diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di

sebelah depan. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher

bagian depan bawah, melekat pada dinding laring. Atas pengaruh hormon

yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar toroid ini

dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin

adalah mengatur pertukaran zat/ metabolisme dalam tubuh dan mengatur

pertumbuhan jasmani dan rohani. Struktur kelenjar tiroid terdiri atas

sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi oleh epitelium silinder,

disatukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera, cairan yang

bersifat lekat yaitu koloid tiroid yang mengandung zat senyawa yodium dan

dinamakan hormon tiroksin. Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan

ke aliran darah baik langsung maupun melalui saluran limfe.

Sistem Endokrin 13
Hipofungsi kelenjar ini menyebabkan penyakit kretinismus dan penyakit

miksedema. Hiperfungsi menyebabkan penyakit eksoftamalik goiter.

Sekresi tiroid diatur oleh sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar

hipofise yaitu oleh hormon tirotropik.

Fungsi kelenjar tiroid sangat erat dengan kegiatan metabolik, adapun

fungsi kelenjar tiroid yaitu sebagai berikut :

1. Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi

2. Mengatur penggunan oksidasi

3. Mengatur pengeluaran karbon dioksida

4. Metabolik dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringan

5. Pada anak memengaruhi perkembangan fisik dan mental

Kelenjer tiroid mempunyai keunikan dibandingkan kelenjer endokrin lain

karena :

Sistem Endokrin 14
1. Kelenjer tiroid mempunyai kemampuan untuk menyimpan hormon

tiroid dalam jumlah besar sekitar 23 minggu.

2. Untuk sintesa hormon tiroid dibutuhkan iodium. Hormon tiroid T3 dan

T4 memegang peranan penting dalam proses pertumbuhan serta

proses meetabolisme hampir semua jaringan dan organ didalam tubuh.

Hormon yang dihasilkan dari kelenjar Tiroid beserta fungsinya :

No Hormon Fungsi

1 Tiroksin Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan,

dan kegiatan system saraf

2 Triiodontironin Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan dan

kegiatan sistem saraf

3 Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium dalam darah dengan cara

mempercepat absorpsi kalsium oleh tulang

3. Kelenjar Paratiroid

Berjumlah empat buah terletak di belakang kelenjar tiroid

Kelenjar ini menghasilkan parathormon (PTH) yang berfungsi untuk

mengatur konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler dengan

cara mengatur : absorpsi kalsium dari usus, ekskresi kalsium oleh

ginjal, dan pelepasan kalsium dari tulang.

Hormon paratiroid meningkatkan kalsium darah dengan cara

merangsang reabsorpsi kalsium di ginjal dan dengan cara

penginduksian selsel tulang osteoklas untuk merombak matriks

Sistem Endokrin 15
bermineral pada osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada

tulang sejati dan melepaskan kalsium ke dalam darah

Jika kelebihan hormon ini akan berakibat kadar kalsium dalam darah

meningkat, hal ini akan mengakibatkan terjadinya endapan kapur pada

ginjal.

Jika kekurangan hormon menyebabkan kekejangan disebut tetanus.

Kalsitonin mempunyai fungsi yang berlawanan dengan PTH, sehingga

fungsinya menurunkan kalsium darah.

Fungsi kelenjar Pratiroid :

a. Memelihara konsentrasi ion kalsium yang teteap dalam plasma.

b. Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal.

c. Kalsium berkurang, hormon paratiroid menstimulasi resorpsi tulang

sehingga menambah kalsium dalam darah.

d. Menstimulasi dan mentraspor kalsium dan fosfat melalui membran

sel.

Sistem Endokrin 16
4. Kelenjar adrenalin (anak ginjal)

Merupakan kelenjar suprarenal yang jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian

atas dari ginjal kiri dan kanan. Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5

sampai dengan 9 gram. Secara struktural dan fungsional kelenjar adrenal terdiri

dari 2 kelenjar endokrin yg menyatu yaitu bagian korteks dan medulla. Kelenjar

suprarenal ini terbagi atas 2 bagian yaitu:

a) Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang

disebut korteks. Korteks adrenal ini secara histologis terdiri dari 3 lapisan (zona),

yaitu Zona glomerulosa yang menghasilkan mineralokortikoid (95 % aldosteron)

yang berfungsi untuk keseimbangan elektrolit dan homeostasis tekanan darah,

Zona fasikulata ( menghasilkan glukokortikoid) yang memiliki efek metabolik ,

berperan dalam adaptasi thd stress, dan Zona retikularis (glukokortikoid) dan

hormon kelamin / seks (gonadokortikoid).

b) Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor adrenalin

(nor epinefrin). Medula adrenal ini terdiri dari sel-sel kromafin ( modifikasi

neuron simpatis) yg bergerombol di sekitar kapiler darah dan sinusoid. Bagian ini

mensekresi katekolamin ( neuron pascaganglion yg mengalami modifikasi ) yaitu

Sistem Endokrin 17
Epinefrin yang merangsang jantung, saraf simpatis dan aktifitas metabolik dan

Norepinefrin yang mempengaruhi vasokonstriksi perifer dan tekanan darah.

Zat-zat ini disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan simpatis.

Sekresinya bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan takut, serta dalam

keadaan asfiksia dan kelaparan. Peningkatan jumlah zat menaikkan tekanan darah

guna melawan shok. Sedangkan Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan

jalan merangsang serabut otot didalam dinding pembuluh darah untuk

berkontraksi, adrenalin membantu metabolisme kar-bohidrat dengan jalan

menambah pengeluaran glukosa dari hati.

Beberapa hormon terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal adalah

Hidrokortison, Aldosteron dan Kortikosteron. Semuanya bertalian erat dengan

metabolisme, pertumbuhan fungsi ginjal dan kondisi otot.

Fungsi kelenjar supra renalis bagian korteks yaitu Mengatur keseimbangan air,

elektrolit dan garam, Mengatur/mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang

dan protein, dan Mempengaruhi aktifitas jaringan limfoid. Fungsi kelenjar

suprarenalis bagian medula terdiri dari Vaso konstriksi pembuluh darah perifer

dan Relaksasi bronkus.

Hipofungsi, menyebabkan penyakit addison. sedangkan Kelainan-kelainan

yang timbul akibat hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal bagian korteks

dengan gejala-gejala pada wanita biasa, terjadinya gangguan pertumbuhan seks

sekunder. Hormon dari kelenjar anak ginjal dan prinsip kerjanya :

No. Hormon Prinsip kerja


1 Bagian korteks adrenal Mengontol metabolisme ion anorganik
a. Mineralokortikoid Mengontrol metabolisme glukosa
b. Glukokortikoid

Sistem Endokrin 18
2 Bagian Medula Adrenal Kedua hormon tersebut bekerja sama
Adrenalin (epinefrin) dan dalam hal berikut :
noradrenalin a. dilatasi bronkiolus
b. vasokonstriksi pada arteri
c. vasodilatasi pembuluh darah otak dan
otot
d. mengubah glikogen menjadi glukosa
dalam
hati
e. gerak peristaltik
f. bersama insulin mengatur kadar gula
darah

Gambar : Regulasi hormon adrenal Gambar : Regulasi hormon medula

adrenal

Stimulus yang mencekam menyebabkan hipotalamus mengaktifkan

medula adrenal melalui impuls saraf dan korteks adrenal melalui sinyal

hormonal. Medulla adrenal memperantarai respons jangka pendek terhadap

stress dengan cara mensekresikan hormon katekolamin yaitu efinefrin dan

norefinefrin. Korteks adrenal mengontrol respon yang berlangsung lebih lama

dengan cara mensekresikan hormone steroid. (Campbell, 1952 : 146).

5. Kelenjar Pankreas

Sistem Endokrin 19
Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada seluruh

pankreas, sehingga dikenal dengan pulau pulau langerhans.

Kelenjar pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin

mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel sel tubuh

menembus membrane sel. Fungsi dari pulau langerhans sebagai unit

sekresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi, menghambat sekresi

insulin glikogen dan polipeptida pankreas.

Di dalam otot glukosa dimetabolisasi dan disimpan dalam bentuk

cadangan.

Di sel hati, insulin mempercepat proses pembentukan glikogen

(glikogenesis) dan pembentukan lemak (lipogenesis).

Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan rangsangan untuk

mensekresikan insulin. Sebagai contoh, insulin akan meningkat setelah

kita makan. Setelah makan, maka kadar glukosa dalam darah akan naik

karena tubuh mendapatkan glukosa dari pemecahan makanan tersebut.

Tubuh mengambil kelebihan glukosa dengan cara mensekresikan insulin

untuk menyeimbangkannya pada kadar normal. Sebaliknya glukagon

Sistem Endokrin 20
bekerja secara berlawanan terhadap insulin. Glukagon berfungsi

mengubah glikogen menjadi glukosa sehingga kadar glukosa naik.

Contohnya pada saat kita berpuasa. Karena tubuh tidak mendapatkan

asupan glukosa ketika berpuasa, maka tubuh mensekresikan glukagon

untuk menyeimbangkan kekurangan glukosa tersebut.

Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan penyakit diabetes

mellitus (kencing manis). Kenapa hal tersebut bisa terjadi?

Insulin berperan mengubah glukosa menjadi glikogen agar dapat

menurunkan kadar gula darah. Jika seseorang tidak dapat memproduksi

insulin, maka glukosa dalam darah terus bertambah karena glukosanya

tidak bisa dirubah menjadi glikogen. Akibatnya urine yang

dikeluarkannya pun mengandung glukosa.

Gambar : Pengaturan kadar gula darah

Sistem Endokrin 21
Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml

pada manusia) merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang

memicu sel sel targetnya untuk mengambil kelebihan glukosa dari

darah. Ketika kelebihan itu telah dikeluarkan atau ketika konsentrasi

glukosa turun dibawah titik pasang, maka pancreas akan merespons

dengan cara mensekresikan glukagon, yang mempengaruhi hati untuk

menaikkan kadar glukosa darah.

Masing-masing sel ini menghasilkan hormon tersendiri, yaitu :

1. Sel Alpha, yang menghasilkan hormon Glukagon yang berperan dalam

produksi glukosa dalam darah.

2. Sel Betha, yang menghasilkan hormon insulin yang berperan dalam

menurunkan kadar glukosa dalam darah.

6. Kelenjar Gonad (Kelenjar Reproduksi)

Sistem Endokrin 22
OVARIUM

Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel

telur, hormone estrogen dan hormone progesterone.

Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh

FSH.

Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda tanda

kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul,

payudara, serta kulit menjadi halus.

Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH

Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat

menerima sel telur yang sudah dibuahi.

Sistem Endokrin 23
Gambar : Regulasi hormon di ovarium

Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:

1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang

dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH.

2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan

hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH.

3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk

mengeluarkan prolaktin.

Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis

merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur).Pada

umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat

menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf

yang membuat estrogen.Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis

mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH

berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke

hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen

Sistem Endokrin 24
terhadap hipotalamus.Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik

akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen.

Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium.Di bawah pengaruh

LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi

terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah

pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon

gonadotropik).Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan

maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar

estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan

degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid

atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus

luteum tersebut dipertahankan.

Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:

1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu

endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan

hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah

2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah

menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi

pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk

perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-

12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut

ovulasi) .

Sistem Endokrin 25
3. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron

dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk

membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim).

Gambar Regulasi Hormon Wanita

TESTIS

Terdapat pada pria di skrotum

Testis pada mammalia terdiri dari tubulus yang dilapisi oleh sel sel

benih (sel germinal), tubulus ini dikenal dengan tubulus seminiferus.

Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi merangsang

pematangan sperma (spermatogenesisi) dan pembentukan tanda tanda

kelamin pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun,

dan membesarnya suara.

Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh

hipofisis bagian anterior.

Sistem Endokrin 26
Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin, yaitu

hormone FSH dan LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh GnRF

(Gonadotropin Releasing Factor) yang berasal dari hipotalamus.

Gambar : Regulasi hormon jantan

Ada beberapa macam hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini, yaitu :

1. Hormon Estrogen, yang berfungsi dalam pertumbuhan dan

perkembangan alat reproduksi sekunder wanita seperti perkembangan

payudara, perkembangan pinggul, dan lain-lain.

2. Hormon Progesteron, yang berfungsi dalam perkembangan dan

pertumbuhan alat reproduksi primer wanita, seperti perkembangan uterus,

dan lain-lain.

3. Hormon Androgen, yang berfungsi dalam pertumbuhan dan

perkembangan primer pada pria, seperti pembentukan sperma.

4. Hormon Testosteron, berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan

sekunder pria, seperti perubahan suara, pertumbuhan jakun, dan lain-lain.

Sistem Endokrin 27
D. Penyakit Pada Sistem Endokrin

Dalam menjalankan fungsinya, kelenjar endokrin juga akan mengalami

peningkatan ataupun penurunan dalam memproduksi hormon-hormon tubuh.

Hal ini juga yang akan menyebabkan penyakit-penyakit pada manusia.

Berikut adalah ulasannya :

1. Penyakit Addison

Terjadi karena berkurangnya produksi dari hormon glukokortikoid. Hal

ini bisa disebabklan oleh kelenjar adrenal yang terinfeksi atau bisa juga

karena proses imun.

2. Sindrom Cushing

Disebabkan karena produksi yang berlebihan dari hormon glukokortikoid.

Gejalanya seperti osteoporosis, otot menjadi lemah, luka yang sulit

sembuh, dan gangguan mental.

3. Sindrom Adrenogenital

Terjadi karena kurangnya produksi hormon glukokortikoid akibat

kekurangan enzim pembentuk glukokortikoidpada kelenjar adrenal.

Contoh sindrom ini adalah timbulnya tanda-tanda pertumbuhan

reproduksi sekunder pria pada wanita.

4. Diabetes Mellitus

Terjadi karena kadar glukosa dalam darah yang meningkat. Hal ini

disebabkan karena produksi glukosa oleh sel alpha yang meningkat atau

penurunan produksi insulin yang berkurang, sehingga tidak dapat

menstabilkan kelebihan glukosa dalam darah.

Sistem Endokrin 28
5. Hipotiroidea
Terjadi akibat kekurangan hormon tiroid. Hal ini dapat menyebabkan
kratinisme (tubuh menjadi pendek karena pertumbuhan tulang dan otot
yang terhambat). Kekurangan hormon ini dapat diperbaiki dengan
mengkonsumsi garam yodium yang sesuai.
6. Hipertiroidea
Terjadi karena hormon tiroid diproduksi secara berlebihan sehingga dapat
menyebabkan penyakit Graves, yaitu penyakit yang memiliki gejala
seperti pembengkakan kelenjar tiroid, pembesaran bola mata, dan lain-
lain.
E. Sifat Hormon
Semua hormon umunya memperlihatkan adanya kesamaan sifat. Beberapa
sifat yang umum diperlihatkan oleh hormon ialah sebagai berikut:
1. Hormon Polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk precursor yang
belum aktif (disebut sebagai prohormon), contohnya proinsulin.
Prohormon memiliki rantai yang panjang daripada bentuk aktifnya.
2. Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah
dan sebagian hormon berumur pendek.
3. Beberapa jenis hormon (misalnya adrenalin) dapat segera beraksi dengan
sel sasaran dalam waktu beberapa detik, sedangkan hormon yang lain
(contohnya esterogen dan tiroksin) bereaksi secara lambat dalam waktu
beberapa jam samapai beberapa hari.
4. Pada sel sasaran, hormon akan berkaitan dengan reseptornya.
5. Hormon kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua dalam
mekanismenya.
F. Mekanisme Aksi Hormon
1. Reseptor Hormon Pada Membran

Sistem Endokrin 29
Reseptor untuk hormon pada suatu sel dapat terletak pada membrane atau

sitoplasma biasanya merupakan reseptor untuk hormon protein atau peptida.

Apabila sudah sampai di dekat sel sasaran, hormon akan segera berikatan dengan

reseptornya dan memebentuk komplekss hormon-reseptor. Pembentukan hormon-

reseptor terjadi melalui mekanisme yang serupa dengan penggabungan antara

anak kunci dan gemboknya. Kompleks hormon-reseptor akan memicu

serangkaian reaksi biokimia yang menimbulkan tanggapan hayati.

Berikut adalah contoh beberapa peristiwa yang dapat diubah oleh hormon

dengan cara kerja seperti di atas :

Perubahan aktivitas enzim : perubahan aktivitas enzim memungkinkan

proses metabolism tertentu dapat terselenggara atau terhenti.

Pengaktifan mekanisme transport aktif : proses transport aktif sangat

penting bagi sel untuk memasukkan tau mengeluarkan suatu zat.

Aktivitas pembentukan mikrotubulus : perubahan aktivitas pembentukan

mikrotubulus dapat mempengaruhi berbagai peristiwa yang tergantung

padanya, antara alin pergerakan ameba dan mitosis sel.

Pengubahan aktivitas metabolism DNA : pengubahan aktivitas

metabolisme DNA dapat memepengaruhi proses pertumbuhan atau

pembelahan sel.

2. Reseptor Hormon Pada Sitoplasma (Reseptor Sitosolik)

Merupakan hormon yang terdapat dalam sitoplasma sel sasaran. Hormon

yang menggunakan reseptor sitosolik adalah hormon steroid dan hormon

Sistem Endokrin 30
turunan asam amino. Hormon tersebut sangat musah larutdalam lipid

sehingga mudah melewati membrane sel sasaran.

Selama dalam peredaran darah ke seluruh tubuh, hormon selalu berkaitan

dengan pengembannnya. Hormon akan terlepas dari molekul pengemban dan

masuk ke sel sasaran. Dalam sitoplasma sel sasaran, hormon berkombinasi

dengan reseptor khusus sehingga menghasilkan kompleks hormon-reseptor

yang aktif. Kompleks tersebut memiliki daya gabung yang sanagt tinggi

terhadap DNA sehingga setelah masuk ke inti, akan segera berkombinasi

dengan DNA. Hal ini yang mengawali transkrip DNA. Pengikatan kompleks

hormon-reseptor pada daerah promoter akan merangsang gen tertentu untuk

aktif atau pasif.

G. Sistem Endokrin pada Hewan

1. Sistem Endokrin pada Invertebrata

Hormon pada invertebrata berfungsi untuk mengatur penyebaran kromatofor,

molting (pergantian kulit), pertumbuhan, reproduksi secara seksual dan

perkembangan. Sejumlah invertebrata tidak mempunyai organ khusus untuk

sekresi hormon sehingga sekresinya dilaksanakan oleh sel neurosekretori. sel

neurosekretori dapat ditemukan pada semua Metazoa (hewan bersel banyak),

antara lain Coelentrata, Platyelminthes, Annelida, Nematoda, dan Mollusca.

a. Coelentrata

Contoh hewan dari golongan ini adalah Hydra. Hydra mempunyai sejumlah

sel yang mampu menghasilkan senyawa kimia yang berperan dalam proses

reproduksi, pertumbuhan, dan regenerasi. Apabila kepala Hydra dipotong,

Sistem Endokrin 31
sisa tubuhnya akan mengeluarkan molekul peptida yang disebut aktivator

kepala. Zat tersebut menyebabkan sisa tubuh Hydra dapat membentuk mulut

dan tentakel, dan selanjutnya membentuk daerah kepala.

b. Platyelminthes

Hewan ini dapat menghasilakan hormon yang berrperan penting dalam

proses regenerasi. Diduga hormon yang dihasilkan tersebut juga terlibat

dalam regulasi osmotic dan ionik, serta dalam proses reproduksi.

c. Annelida

Sejumlah annelida seperti poliseta (mis. neris), oligiseta (mis. Lumbricus),

dan Hirudinae (mis. untuk lintah) sudah memperlihatkan adanya derajat

sefalisasi yang memadai. Otak hewan tersebut memiliki sejumlah besar sel

saraf yang berfunsi sebagai sel sekretori. Hewan ini juga telah memiliki

sistem sirkulasi yang berkembang sangat baik sehingga kebutuhan untuk

menyelenggarakan sistem kendali endokrin dapat terpenuhi. Sistem

endokrin annelida berkaian erat dengan aktivitas pertumbuhan,

perkembangan, regenerasi, dan reproduksi.

d. Nematoda

Sejumlah nematoda dapat mengalami molting hingga empat kali dalam

siklus hidupnya. Hewan ini mempunyai struktur khusus yang berfungsi

untuk sekresi neurohormon, yang berkaitan erat dengan sistem saraf.

Struktur khusus tersebut terdapat pada ganglion di daerah kepala dan

beberapa diantaranya terdapat pada korda saraf.

e. Mollusca

Sistem Endokrin 32
Mollusca terutama siput mempunyai sejumlah besar sel neuroendokrin yang

terletak pada ganglia penyusun sistem saraf pusat. Hewan ini juga memiliki

organ endokrin klasik. Senyawa yang dilepaskan menyerupai protein dan

berperan penting dalam mengendalikan osmoregulasi, pertumbuhan serta

reproduksi. Reproduksi pada Mollusca sangat rumit karena hewan iini

bersifat hermaprodit. Beberapa spesies hewan dari kelompok ini bersifat

protandri (gamet jantan terbentuk terlebih dahulu daripada gamet betina).

Pada hewan ini ditemukan adanya hormon yang merangsang pelepasan telur

dari gonad dan pengeluaran telur dari tubuh.

f. Crustacea

Sistem endokrin pada crustacea umumnya berupa sistem neuroendokrin,

meskipun mempunyai organ endokrin klasik. Fungsi tubuh yang

dikendalikan oleh sistem endokrin antara lain osmoregulasi, laju denyut

jantung, komposisi darah, pertumbuhan, dan pergantian kulit. Sistem

kendali endokrin yang berkembang paling baik ditemukan pada Melacostra

(mis. ketam, lobster, dan udang).

g. Insecta

Pada sistem saraf insecta terdapat tiga kelompok sel neuroendokrin yang

utama, yaitu:

1. Sel neurosekretori medialis

2. Sel neurosekretori lateralis

3. Sel neurosekretori subesofageal

Sistem Endokrin 33
Organ endokrin klasik lainnya yang terdapat pada insecta yaitu kelenjar

protoraks. Pada insecta yang lebih maju, kelenjar protoraks terdapat di

daerah toraks, namun pada insecta yang kurang berkembang dapat

ditemukan di daerah kepala.

Sistem endokrin pada insecta berfungsi untuk mengendalikan berbagai

aktivitas antara lain aktivitas pertumbuhan.

Sistem saraf dan sistem endokrin suatu serangga berperan dalam

mengendalikan respons fisiologis dan tingkah lakunya. Sistem saraf

mengendalikan aktivitas yang memerlukan respon yang cepat. Sebaliknya,

sistem endokrin mengendalikan perubahan-perubahan yang berlangsung

lama dalam perkembangan, pertumbuhan, reproduksi, dan metabolisme.

Sistem endokrin dan informasi sensori yang berasal dari lingkungan

dikoordinasikan melalui otak serangga. Sistem endokrin terdiri dari kelenjar

dan sel-sel khusus yang mengsekresikan hormon.

Beberapa kelenjar dan sel neurosekretori pada serangga telah diketahui

menghasilkan hormon. Fungsi utama dari hormon tersebut adalah untuk

mengendalikan proses reproduksi, pergantian kulit, dan metamorfosis.

Adapun beberapa diantara hormon tersebut adalah:

Hormon Otak atau Hormon Protoraksikotropik (PTTH): berperan dalam

pergantian kulit dan dalam pengendalian diapause. Berperan juga dalam

merangsang penghasilan hormon ekdison.

Sistem Endokrin 34
Hormon Ekdison: berperan dalam hal mengawali pertumbuhan dan

perkembangan serangga, dan juga yang menyebabkan terjadinya apolisis

(peristiwa terjadinya pemisahan epidermis dari kutikula sebagai bagian dari

proses molting).

Hormon Juvenil: berperan dalam hal penghambatan metamorfosis maupun

dalam hal vitellogenesis, aktivitas tanbahan kelenjar reproduksi dan

produksi feromon.

2. Sistem Endokrin pada Vertebrata

Sistem endokrin pada vertebrata terutama tersusun atas berbagai organ

endokrin klasik. Sistem endokrin pada vertebrata dapat dibedakan menjadi :

a. Hipotalamus dan Pituitari

Hipotalamus merupakan baian otak vertebrata yang terletak di bawah

thalamus dan berperan dalam mempertemukan sistem saraf dan endokrin.

Thalamus adalah kumpulan sel saraf yang terletak di bagian tengah otak

vertebrata. Hipotalamus berfungsi mengendalikan kelenjar pituitari,

sementara pituitari juga berfungsi mengendalikan kelenjar endokrin lainnya.

Olek karena itu hipotalamus disebut juga dengan kelenjar induk (master of

gland). Hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan dibawa ke

pituitari. Ada dua jenis hormon dari hipotalamus, yaitu hormon yang

dilepaskan ke pituitari depan (adenohipofisis) dan hormon yang dilepaskan

ke pituitari belakang (neurohipofisis). Hormon hipotalamus yang dilepas

pituitari belakang adalah vasopresin atau hormon antiduretik (ADH) dan

oksitosin. Hormon penting lain yang dikeluarkan oleh hipotalamus yaitu

Sistem Endokrin 35
hormon pelepas (realising hormon, RH) dan hormon penghambat (realize

inhibiting hormone, RIH).

b. Organ Endokrin Tepi

Organ endokrin tepi adalah semua organ endokrin di luar hipotalamus dan

pituitari. Saat ini telah diketahui bahwa jantung juga menghasilkan hormon

yaitu atrial naturetic peptide (ANP). Hampir semua aktivas tubuh hewan

dipengaruhi oleh hormon. Aktivitas tersebut meliputi proses pengenceran,

peredaran darah (yang melibatkan jantung dan pembuluh darah),

pengeluaran, osmoregulasi, termoregulasi dan reproduksi. Dalam mengatur

aktivitas tubuh, sistem endokrin biasanya bekerjasama dengan sistem saraf.

Keseimbangan kadar kalsium dalam darah manusia dapat dicapai

melalui kerja sama antar hormon paratiroid dan kalsitonin. Keseimbangan

kadar kalsium yang normal sangat penting karena akan memengaruhi

kemampuan saraf otak untuk menerima rangsang, pembekuan darah,

permeabilitas membran sel, serta fungsi normal enzim tertentu. Peningkatan

kadar kalsium darah akibat kerja hormon paratiroid.

Sama seperti kadar kalsium, kadar dalam darah juga dikendalikan oleh

hormon, terutama insulin dan glukagon. Peningkatan kadar gula dalam

darah juga disebabkan oleh adanya hormon epineprin dan glukokortikoid.

Hormon lain juga memengaruhi kadar gula dalam darah yaitu hormon

pertumbuhan (growth hormon, GH), hormon pemacu tiroid (TSH), dan

hormon tiroid. GH menyebabakan peningkatan kadar gula darah, sedangkan

Sistem Endokrin 36
TSH dan hormon tiroid memiliki pengaruh yang bersifat kompleks (dapat

menurunkan dan meningkatkan kadar gula darah).

c. Kelenjar Pineal

Terdapat pada permukaan atas talamus diantara hemisfer serebrum. Kelenjar

ini mensekresi melatonin. Melatonin dan serotonin telah diidentifikasi pada

pineal burung dan amfibi. Enzim yang responsibel untuk pembentukan

hormon ini adalah Hydroxyndol-o-methyl transferase.

3. Feromon pada Hewan

Feromon adalah zat kimia yang berasal dari kelenjar endokrin dan

digunakan oleh makhluk hidup untuk mengenali sesama jenis, individu lain,

kelompok, dan untuk membantu proses reproduksi. Berbeda dengan

hormon, feromon menyebar keluar tubuh dan hanya memengaruhi dan

dikenali oleh individu lain yang sejenis (satu spesies).

a. Feromon pada Kupu-Kupu

Ketika kupu-kupu jantan atau betina memgepakkan sayapnya, saat itulah

feromon tersebar di udara dan mengundang lawan jenisnya untuk mendekat

secara seksual. Feromon seks memiliki sifat yang spesifik untuk aktivitas

biologis dimana jantan atau betina dari spesies yang lain tidak akan

merespon terhadap feromon yang dikeluarkan jantan atau betina dari spesies

yang berbeda.

b. Feromon pada Rayap

Untuk dapat mendeteksi jalur yang di jelajahinya, individu rayap yang

berada di depan mengeluarkan feromon penanda jejak (trail following

Sistem Endokrin 37
pheromone) yang keluar dari kelenjar stenum (sternal gland di bagian

bawah, belakang abdomen), yang dapat dideteksi oleh rayap yang berada di

belakangnya. Sifat kimiawi feromon ini sangat erat hubungannya dengan

bau makanannya sehingga rayap mampu mendeteksi obyek makanannya.

Disamping feromon penanada jejak , para pakar etologi (perilaku) rayap

juga menganggap bahwa pengaturan koloni berada di bawah kendali

feromon dasar (primer pheromone).

c. Feromon pada Ngengat

Ngengat gipsi betina dapat memengaruhi ngengat jantan beberapa kilometer

jauhnya dengan memproduksi feromon yang disebut disparlur. Karena

ngengat jantan mmampu mengindra beberapa ratus molekul dari betina yang

mengeluarkan isyarat dalam hanya satu mililiter udara, disparlur tersebut

efektif saat disebarkan di wilayah yang saat besar sekalipun.

d. Feromon pada Semut dan Lebah Madu

Semut menggunakan feromon sebagai penjejak untuk menunjukkan jalan

menuju sumber makanan. Bila lebah madu menyengat, ia tak hanya

meninggalkan sengat pada kulit korbannya, tetapi juga meninggalakan zat

kimia yang memanggil lebah madu lain untuk menyerang. Demikian pula,

semut pekerja dari berbagai spesies mensekresi feromon sebagai zat tanda

bahaya, yang digunakan ketika terancam musuh. Feromon disebar di udara

dan mengumpulkan pekerja lain. Bila semut-semut ini bertemu musuh,

mereka juga memproduksi feromon sehingga isyaratnya bertambah atau

berkurang, bergantung pada sifat bahayanya.

Sistem Endokrin 38
Sistem Endokrin 39
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat di simpulkan bahwa kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang

mensekresikan substansi kimia yang langsung di keluarkan melalui

pembuluh darah.Sistem endokrin adalah jaringan tubuh manusia dari badan

mengatur fungsi tubuh dasar. Didalam sistem endokrin ini terdapat beberapa

macam kelenjar yang sangat berperan penting dalam tubuh manusia seperti

contoh : kelenjar hipofisis, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar

adrenal, pankreas, dan kelenjar reproduksi. Sistem endokrin, dalam

kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh.

Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis

tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat

dibedakan dengan karakteristik tertentu.

Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis,

membatu mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem

persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol

perkembangan seksual dan reproduksi.

B. Saran

Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan

kelainan, baik karena bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau

kesalahan mengkonsumsi makanan. Untuk itu jagalah kesehatan anda agar

selalu dapat beraktivitas dengan baik.

Sistem Endokrin 40
DAFTAR PUSTAKA

http://xrayradiology.blogspot.co.id/2015/06/makalah-sistem-endokrin.html

http://www.ilmudasar.com/2016/11/Pengertian-dan-Fungsi-Sistem-Endokrin-Pada-
Manusia-adalah.html

http://dosenbiologi.com/manusia/sistem-endokrin-pada-manusia

file:///C:/BIOLOGI/catatan%20kuliahku_%20Makalah%20Sistem%20Endokrin.html

https://biologiasyik.wordpress.com/2011/12/16/sistem-endokrin-hormon/

http://syahraini-ritz.blogspot.co.id/2012/07/sistem-endokrin-pada-hewan.html

http://fitriniceidea.blogspot.co.id/2015/01/makalah-sistem-endokrin.html

http://coretansangpengelana.blogspot.co.id/2013/10/makalah-sistem-endokrin.html

makalah-sistem-endokrin.pdf

Sistem Endokrin 41

Anda mungkin juga menyukai