Anda di halaman 1dari 2

CONTOH LEGENDA

Asal Mula Bone Malei (Pasir Merah), Wolio Kota Bau-Bau


Bahasa wolio
Saangu wakutu tana wolio siy apanntangia Raja Mulae zamani yincia sumai yi Bone Tobungku
yi Kaponturi dhangia te kaheru. Baana kaheru yinca sumako , La Bolontio. Roonamo mia yincia
sumaysaompole mea matana. Tapanamo kasegana te amalanga yincana. Bhari-bharia mia yindamo te
matarana. Araatana posa rampasimea yincia. Ane yinda aalea adhaki-dhakia.
Saopea-saopea kaheru yincia sumay akawamo yi kamali lelena. Raja mulae arangomo. Laosaka
apadhangia kambotu. Yincema- yincema momembalina apekamate La Bolontio. Bhea dhawua
ponambo, eapakawia te anana Wa Tampaydongi. Sarona yi kamali Bhoroko Malanga.
Lele yincia sumay atoresamo sabhawaangia siy. Yapayaka mia momasegana posalingkamo yi
Bone Tobungku. Murhum, samia alingkamo dhuka. Kooniwae Murhum wakutuu yincia sumay asawi
koli-koli. Sadhompana koli-kolina Murhum asapomo. Sasampona Murhum apara make-makempamo
aporope yi La Bolontio. Tula-tulana kooniu La Bolontio alingkaysimo dhuka Murhum. Samakasuna La
Bolontio Murhum aontomo. Oaena apapesuamea yinuncana bhone.Kasiympo apapenea asepaakamo La
Bolontio. Wakutu yincia yitu matana La Bolontio abukeakamo bone, te aseserakamo yindamo
apokamaata. Murhum abindumo ewangana kaatobokiaka La Bolontio maka yinda katea. Madey-dey
Murhum aagoy ewangana La Bolontio kasiympo atobokia La Bolontio, lausaka amate. Sakamatana
yincia yitu sabhangkana Murhum aosemo sabhangkana La Bolontio. Kaapoewangi sagaa amate, saga
atorako ,sagaa dhuka apalay.
Satoba tane La Bolontio atarimea obhorokona kasiympo baana adawuakea miana siompu
ambuliakea madhey yi kamali te pakawa yi raja,te apatium baakea matana La Bolontio mako yi raja
Mulae mamudhaakana akamatea saompole matana. Padha yincia sumay Murhum adhodhomo
kaumaneana La Bolontio sumay.
Kawa sapadhana yincia sumay Murhum atopakawimo te bhoroko Malanga. Bhana La Bolontio
atomaniuakamo, te miana Siompu ambuliakamea yi siompu kaatodhika-dhika, yi nuncana lia yi
bahawona bhatu yi lontoy. Kasiympo rampana kabharina momatena yi Bhone Tobungku obhona wakutu
yincia yitu posa maleiaka raa. Siytumo sababuna bona tobungku yi kapuntori atosarongimo BONE
MALEI.
TANGKANAPO
Bahasa Indonesia.
Suatu saat buton diperintah oleh seorang raja yakni Raja Mulae. Pada zaman itu di Bone Tobungku
Kapuntori ada huru-hara yang di pimpin oleh La Bolontio. Rakyat yang tinggal di Bone Tobungku sangat
takut dengan La Bolontio karena dia hanya memiliki satu mata saja. Ia kejam dan tinggi hati, semua orang
merasa tidak tenteram. Harta bendanya dirampas, diambil atau dirusakkan. Beberapa saat kemudian huru-
hara tersebut sampailah beritanya di Istana dan telah diketahui olah raja. Setelah itu raja mengadakan
keputusan, siapa-siapa yang dapat membunuh La Bolontio, akan diberi hadiah, dikawinkan dengan
putrinya yang bernama Wa Tanpaydongi. Namanya diIstana di kenal dengan Boroko Malanga.
Beritanya tersebut menyebarkan di seluruh kerajaan. Para satria yang berani semua menuju Bone To
bungku. Murhum pun ikut mengadu untung. Menurut berita Murhum saat ini naik sampan menuju Bone
Tobungku. Setelah tiba, Murhum naik ke darat. Setelah menginjakkan kaki di pantai , ia berpura-pura
pincang berjalan menuju La Bolontio. Menurut Cerita, La Bolontio berjalan pula menuju Murhum.
Setelah La Bolontio mendekat,Murhum memasukkan kakinya kedalam pasir, dan secara tiba-tiba
disentakkan kearah mata La Bolontio, sehingga penuh dengan pasir. Akhirnya ia terhuyung-huyung
karena matanya sudah buta akibat dikena pasir. Murhum menghunus kerisnya lalu menikam La
Bolontio,tetapi tidak mampan. Melihat itu Murhum merampas keria La Bolontio kemudian ditikamkan
pada La Bolontio denagn kerisnya sendiri. Saat itu La Bolontio terbanting lalu meninggal dunia. Melihat
itu kawan-kawan Murhum lalu mengejar pasukan La Bolontio untuk berkelahi, sebagian meninggal
,sebagian ditawan dan sebagian lagi melarikan diri.
Saat itu juga Murhum memenggal leher La Bolontio dan kepalanya dibawa segera pada raja supaya raja
yakin bahwa La Bolontio yang bermata satu telah dikalahkan. Sesudah itu Murhum memotong pula alat
fital dari La Bolontio untuk di persembahkan kepada Raja Mulae sebagai bukti bahwa yang membunuh
La Bolontio adalah Murhum. Kemudian dari pada itu Murhum telah diakui Raja Mulae dan langsung
dikawinkan dengan Boroko Malanga. Akhirnya kepala La Bolontio diserahkan kepada orang siompu
untuk disimpan dalam gua yang berada diatas batu di Lontoi. Saat pertempuran di Bone Tobungku sangat
banyak pasukan La Bolontio yang terbunuh sehingga pasir menjadi berwarna merah karena darah. Itulah
sebabnya Bone Tobungku di gelar dengan nama Bone Malei. Sekian,,semoga bermanfaat,,

Anda mungkin juga menyukai