Anda di halaman 1dari 22

Pada ginjal manusia terdapat beberapa bagian utama yang dapat membantu proses berjalannya

fungsi ginjal secara sempurna, yang dapat melindungi ginjal agar tidak mudah terjadi kerusakan
ke bagian organ tubuh yang lainnya. Ginjal memiliki ukuran yang bervariasi yang tergantung
dari jenis kelamin, umur dan ada tidaknya ginjal pada sisi yang lain. Ginjal juga memiliki organ
yang lainnya yang memiliki fungsi masing-masing untuk membantu proses pencernaan di dalam
tubuh.

Bagian utama ginjal manusia terdiri dari korteks, pelvis, medulla, ureter, vena ginjal dan arteri
ginjal.

Berikut adalah penjelasan dari bagian utama ginjal manusia :

1. Korteks

Bagian bagian ginjal manusia yang paling utama adalah korteks. Tempat inilah yang menjadi
muara asalnya urin berasal. Di dalam korteks terdapat jutaan nefron nefron yang di dalamnya
terletak badan Malpighi. Setiap badan Malpighi tersusun atas glomerulus, kapsula bowman, serta
beberapa tubulus tubulus pendukung untuk proses pemfilteran. Darah manusia akan mulai di
filter pada bagian ini.

Nefron yang terletak di dalam nefron tersebut memiliki struktur dan kegunaan sendiri. bagian
inilah yang menjadi unit terkecil ginjal, di mana memiliki fungsional sendiri. berikut adalah
bagian bagian di dalam nefron :

2. Nefron

Inilah tempat darah yang ada di dalam tubuh di saring. Di dalam setiap nefron terdapat bagian
bagian penting seperti glomerulus, kapsula bowman, tubulus kontortus proximal, tubulus
kontortus distal, tubulus kolektivus serta lengkung henle.

3. Glomerulus

Pada bagian glomerulus ini darah yang masuk akan di saring zat zat yang masih berguna. Seperti
air, garam, asam amino, glukosa (zat gula), serta urea. Hasil penyaringan dari bagian ini adalah
urin primer.

4. Kapsul bowman

Di namakan sebagai kapsul bowman karena bentuk organ ini mirip seperti kapsul atau kantung
yang mana di temukan oleh peneliti Sir William Bowman. Kapsul bowman ini membungkus
glomerulus.

5. Tubulus kontortus proximal


Di tempat inilah yang menghasilkan urin sekunder. Di dalam tubulus kontortus proximal, darah
yang berasal dari glomerulus melakukan penyerapan kembali. Sebab darah yang sudah menjadi
urin primer ini masih mengandung zat zat yang berguna. Pada proses ini di kenal dengan nama
reabsorpsi atau penyerapan kembali. Tubulus kontortus proximal masih menerima glukosa, asam
amino, air serta garam yang penting untuk tubuh.

6. Lengkung henle

Di namakan dengan lengkung henle karena anatomi organ ini memang melengkung. Struktur
seperti ini memang di perlukan dalam menyaring dan sebagai penghubung antara tubulus
kontortus proximal dengan tubulus kontortus distal.

7. Tubulus kontortus distal

Pada bagian ini, urin yang masih dalam tahap urin sekunder melepas zat zat yang masih berguna.
Lalu mendapat tambahan zat zat sisa atau pembuangan yang tidak berguna. Di sinilah
terbentuknya urin yang sesungguhnya, dimana nantinya di keluarkan ke luar tubuh manusia.

8. Tubulus kolektivus

Bagian ini menjadi bagian terakhir di bagian nefron. Bentuknya yang mirip selang menjadi
saluran terakhir dan terpanjang dalam ginjal. Fungsinya untuk menampung urin sesungguhnya
hasil pengolahan dan penyerapan di dalam nefron. Kemudian setelah dari sini, urin urin tersebut
di lanjutkan ke pelvis. Lalu akan di tamping sebelum benar benar di keluarkan di kandung
kemih.

9. Medulla

Medulla ini merupakan jaringan yang berbentuk seperti piramida piramida dimana terletak
lengkung henle. Medulla adalah tempat berkumpulnya pembuluh darah kapiler dan juga kapsul
bowman. Di tempat ini urin primer akan mengalami proses panjang sebelum menjadi urin
sekunder.

Kemudian setelah melalui proses penyerapan yang panjang, urin tadi akan di olah menjadi urin
yang sesungguhnya. Kemudian di keluarkan sebagai air kencing. Medulla ini menjadi tempat
yang menhubungkan antara tubulus kontortus proximal dengan tubulus kontortus distal.

10. Arteri ginjal

Merupakan pembuluh nadi yang berguna untuk membawa darah ke dalam ginjal. Setelah sampai
di dalam ginjal, maka darah tersebut masuk ke dalam glomerulus untuk di filter atau saring.
Darah yang masih terdapat zat zat berguna seperti protein dan asam amino akan kembali di serap
dan di gunakan tubuh. Jika darah tersebut hanya mengandung urea dan zat tidak berguna lainnya,
akan berlanjut sampai kandung kemih.
11. Vena ginjal

Vena ginjal merupakan bagian utama dari ginjal. Vena ginjal adalah pembuluh balik yang
berguna untuk membawa darah keluar dari dalam ginjal menuju vena cava inferior. Urutan
pemprosesan vena ginjal adalah setelah melewati Darah tersebut kemudian akan di alirkan
kembali ke dalam jantung untuk di olah menjadi darah bersih atau yang mengandung oksigen.

12. Ureter

Ureter merupakan erupakan yang sangat berguna untuk mengalirkan urin yang sesungguhnya
dari ginjal ke kandung kemih. Ureter berbentuk seperti saluran maskuler yang silinder di dalam
tubuh. Panjang ureter adalah sekitar 20-30 dengan diameter maksimum sekitar 1,7 cm di dekat
kandung kemih dan yang berjalan dari hilus ginjal yang menuju kandung kemih.

Ureter terbagi menjadi pars abdominalis, pelvis dan intravesikalis. Dan ureter memiliki dinding
ureter yang terdiri dari mukosa yang dilapisi oleh sel-sel transisional.

13. Pelvis

Pelvis ini berguna sebagai sebagai tempat penampungan sementara urin yang sudah di filter atau
di saring di dalam ginjal. Nantinya jika tempat penampungan ini penuh, urin akan turun melalui
ureter menuju kandung kemih. Jika kandung kemihnya penuh, maka syaraf dan otot akan
berkontraksi untuk mengirimkan sinyal sinyal kuat ke bagian bagian otak manusia bahwa diri
ingin segera ‘pipis’.

Bagian Ginjal Lainnya

Selain 12 bagian ginjal pada manusia yang utama di atas, ginjal juga memiliki bagian yang tidak
kalah penting.

Ginjal merupakan organ penting yang berada di dalam tubuh. Ginjal pada manusia terdapat 2
ginjal yaitu sebelah kanan dan kiri, yang memiliki fungsi yang berbeda-beda antar sesama ginjal.
Selain dari bagian bagian utama dari ginjal. Ginjal juga memiliki bagian-bagian terpenting di
dalam ginjal yang berupa jaringan-jaringan untuk membantu pemprosesan berjalannya saluran-
saluran pencernaan yang ada di dalam tubuh serta memiliki fungsi masing-masing dari setiap
organ yang akan bekerja secara maksimal untuk membantu proses pencernaan pada manusia.

Jaringan jaringan tersebut adalah :

Diafragma

Ini merupakan organ yang terletak di atasnya ginjal. Tidak berperan langsung dalam ginjal,
namun dalam proses pernapasan. Fungsi diafragma adalah Saat darah yang mengalir ke tubuh
(darah mengandung oksigen yang berasal dari pernapasan) masuk ke dalam ginjal, akan di olah
sedemikian rupa sehingga menghasilkan urin yang berupa zat pembuangan dan racun tubuh.

Kelenjar adrenal

Merupakan salah satu kelenjar endokrin yang berada di atas ginjal dengan bentuk pyramid.
Sangat berperan dalam control stress tubuh dalam sintesis kortikosteroid dan katekolamin. Stress
dalam tubuh juga mempengaruhi produksi urin yang ada di dalam tubuh.

Vena cava inferior

Merupakan pembuluh balik terbesar yang ada di bagian bawah (dari badan sampai ke dua kaki).
Pembuluh ini berfungsi sebagai penerima darah kotor atau yang mengandung CO2 (karbon
dioksida)

Aorta Abdominalis

Merupakan pembuluh arteri terbesar yang ada, letaknya di civitas abdominalis atau di bagian
rongga perut. Pembuluh ini yang membawa darah kiriman dari aorta decendens.

Kandung kemih

Merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai penyalur dan tempat penampungan air urin
sementara sebelum di buang. Di kandung kemih, urin masuk ke dalam kantung yang mana ketika
sudah mulai penuh akan mengirimkan sinyal sinyal dari bagian otot dan syaraf yang di lanjutkan
ke otak. Nantinya akan muncul respond an hasrat ingin ‘pipis’. Otot akan menahan air tersebut
keluar, sampai individu tersebut menemukan tempat yang pas untuk membuang air kencing. Jika
air urin yang ada di dalam tubuh sudah mencapai batas maksimal, otot tidak akan mampu untuk
menahan kontraksi tersbut. Maka mau tidak mau akan keluar dengan sendirinya.

Uretra
Merupakan saluran yang menyampungkan antara kandung kemih dengan lingkunga di luar
tubuh. Uretra inilah merupakan satu satunya jalan air urin jeluar dari tubuh manusia. Selain
berguna sebagai alat sistem ekskresi, uretra juga berperan dalam sistem seksual manusia.

Diatas adalah penjelasan mengenai bagian-bagian utama serta bagian-bagian terpenting di dalam
ginjal. Untuk mengatasi agar tidak terjadinya kerusakan pada ginjal atau kerusakan tubuh yang
lainnya. Bisa di cegah melalui beberapa cara seperti berikut :
Gambar diatas adalah anatomi hati manusia. Gambar kiri adalah tampak depan hati dan
gambar kanan adalah tampak belakang hati. Hati terdiri dari dua bagian utama yaitu lobus
kiri dan lobus kiri. Namun, jika dilihat lebih lanjut, hati sebenarnya dibagi menjadi empat
bagian dengan tambahan lobus kaudatus dan lobus quadratus. Kedua lobus tersebut
tersembunyi di belakang hati. Di dalam lobus terdapat banyak sel yang mengandung
beberapa enzim. Setiap sel dipisahkan oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah yang
memenuhi hati. Di hati juga terdapat kantung empedu yang berfungsi untuk menyimpan
empedu.

Secara histologi, studi tentang anatomi mikroskopik menunjukkan dua tipe sel hati yaitu sel
parenkimal dan sel non-parenkimal. 80% dari volume hati terdiri dari sel parenkimal yang
sering disebut hepatosit. Sel non-parenkimal mengisi 40% dari total jumlah sel hati namun
hanya menempati 6,5% volume hati.

Hepatosit tersusun tidak beraturan dan bercabang-cabang. Di antara sel-sel hepatosit


tersebut terdapat ruang endothelial-lined yang disebut sinusoid yang diteruskan ke aliran
darah. Sinusoid tersebut terdiri dari sel fagosit dan sel kupffer yang berfungsi untuk
merombak sel darah merah dan menghasilkan empedu. Sinusoid tersebut terhubung
langsung dengan vena pusat.

2. Fungsi Hati dalam Sistem Ekskresi pada Manusia

Hati termasuk ke dalam sistem ekskresi pada manusia karena hati mengekskresikan getah
empedu dan urea. Berikut adalah beberapa fungsi hati yang berkaitan dengan sistem ekskresi
pada manusia:

1. Menghasilkan getah empedu. Getah empedu adalah getah hasil perombakan sel
darah merah. Getah ini terdiri dari dua komponen yaitu garam empedu dan zat warna
empedu. Garam empedu ini memiliki manfaat dalam sistem pencernaan pada
manusia yaitu untuk mengemulsi lemak. Kemudian getah empedu ini keluar bersama
dengan urine dan feses. Zat warna empedu inilah yang membuat feses dan urine
kekuningan.
2. Menghasilkan urea dan amonia. Urea dan amonia adalah salah satu hasil
perombakan protein yang harus dibuang dari tubuh karena beracun. Urea ini akan diserap
ke dalam darah, disaring oleh ginjal, lalu keluar dari tubuh bersama urine. Sedangkan
amonia akan diikat oleh ornitin kemudian dibawa keluar bersama urin atau dimasukkan
ke dalam empedu. Amonia inilah yang akan membuat urin berbau menyengat.

3. Cara Kerja Hati yang Berkaitan dengan Sistem Ekskresi pada Manusia
Karena hati mengekskresikan getah empedu dan urea, maka disini akan dibahas proses
pembentukan getah empedu dan urea.

3.1. Proses Pembentukan Getah Empedu

Getah empedu merupakan hasil dari perombakan hemoglobin sel darah merah (eritrosit) yang
telah tua. Proses pembentukan getah empedu terjadi di dalam sinusoid yang banyak terdapat di
dalam hati. Pertama-tama, hemoglobin dirombak menjadi hemin (kristal), zat besi (Fe), dan
globin. Zat besi dan globin disimpan di dalam hati, kemudian dikirim ke sumsum tulang merah
untuk membentuk antibodi atau hemoglobin baru. Sedangkan hemin dirombak menjadi bilirubin
dan biliverdin. Kedua zat tersebut kemudian menjadi zat warna empedu yang berwarna hijau
biru.

3.2. Proses Pembentukan Urea dan Amonia

Urea terbentuk ketika sel tubuh kelebihan asam amino sehingga mengalami deaminasi. Dalam
proses deaminasi, gugus amin (-NH) dipindahkan dari asam amino. Proses ini menghasilkan
amonia yang beracun.

Di mitokondria terjadi reaksi pembentukan sitrulin. Amonia (NH4+) beraksi dengan CO2, ATP,
dan ADP sehingga menghasilkan karbomoil fosfat (CP). CP bereaksi dengan ornitin dan
menghasilkan sitrulin. Sitrulin akan dibawa ke sitosol dan bereaksi dengan aspartat. Kemudian
hasil reaksi tersebut pecah menjadi arginin (salah satu asam amino esensial) dan fumarat.
Hati dengan bantuan enzim arginase dan air akan mengubah arginin menjadi ornitin dan urea.
Urea akan dibuang melalui ginjal, sedangkan ornitin akan mengikat amonia dan membawanya ke
dalam empedu atau dibawa keluar bersamaan dengan urin.

Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh
tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang memiliki tiga
gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir. Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan
gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput yang disebut selaput pleura.
FUNGSI PARU-PARU
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa paru-paru
manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan
KARBONDIOKSIDA (CO2) dan UAP AIR (H2O). Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran
antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah
menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di
paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung

Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh
tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang memiliki tiga
gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir. Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan
gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput yang disebut selaput pleura.

Paru-paru merupakan organ pernafasan (respirasi) dan organ ekskresi. Sebagai organ ekskresi,
paru-paru mengeluarkan zat sisa pernafasan berupa karbon dioksida (CO2). Paru-paru terletak di
dalam rongga dada. Oksigen yang dihirup ketika kita bernafas akan masuk ke paru-paru. Di
dalam paru-paru terdapat kantung-kantung udara (alveolus) yang berfungsi sebagai tempat
pertukaran oksigen dengan karbon dioksida dari sel darah merah (eritrosit).
Karbon dioksida dan air hasil metabolisme di jaringan diangkut oleh darah lewat vena untuk
dibawa ke jantung, dan dari jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus.
Selanjutnya, H2O dan CO2 dapat berdifusi atau dapat dieksresikan di alveolus paru-paru karena
pada alveolus bermuara banyak kapiler yang mempunyai selaput tipis. Karbon dioksida dari
jaringan sebagian besar (75%) diangkut oleh plasma darah dalam bentuk senyawa HC03,
sedangkan sekitar 25% lagi diikat oleh Hb yang membentuk karboksi hemoglobin (HbC02).

Hati disebut juga sebagai alat ekskresi di samping berfungsi sebagai kelenjar dalam sistem
pencernaan. Hati menjadi bagian dari sistem ekskresi karma menghasilkan empedu. Hati juga
berfungsi merombak hemoglobin menjadi bilirubin dan biliverdin, dan setelah mengalami
oksidasi akan berubah jadi urobilin yang memberi warna pada feses menjadi kekuningan.
Demikian juga kreatinin hasil pemecahan protein, pembuangannya diatur oleh hati kemudian
diangkut oleh darah ke ginjal.

Anatomi dan fisiologis hati


Hati adalah sebuah kelenjar terbesar dan kompleks dalam tubuh, berwarna merah kecoklatan,
yang mempunyai berbagai macam fungsi, termasuk perannya dalam membantu pencernaan
makanan dan metabolisme zat gizi dalam sistem pencernaan. Hati manusia dewasa normal
memiliki massa sekitar 1,4 Kg atau sekitar 2.5% dari massa tubuh. Letaknya berada di bagian
teratas rongga abdominal, disebelah kanan, dibawah diagfragma dan menempati hampir seluruh
bagian dari hypocondrium kanan dan sebagian epigastrium abdomen. Permukaan atas berbentuk
cembung dan berada dibawah diafragma, permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan
lekukan fisura transverses. Permukaannya dilapisi pembuluh darah yang keluar masuk hati.
Hampir seluruh bagian dari organ hati dilapisi oleh peritoneum dan lapisan tebal dari jaringan
penghubung melapisi seluruh bagian hati, letaknya dibawah peritoneum. Organ hati terbagi
menjadi dua buah lobus, yakni lobus kanan yang lebih besar serta lobus kiri, dipisahkan oleh
ligament falciform. Ligament falciform adalah bentuk lanjutan dari parietal peritoneum yang
membujur dari permukaan bawah diaghfragma hingga ke bagian atas hati, diantara dua lobus
hati. Di antara dua lobus, ada bagian batas yang kosong dari ligamental falciform yang
dinamakan ligamentum teres (ligament keliling). Memanjang dari hati
hinggaumbilicus. Ligamentum teres seperti kawat berserat yang ada di umbilicus pada janin.
Bagian bawah hati juga dipisahkan antara bagian kanan dan kiri oleh Fisura longitudinal. Lobus
kanan dirancang dengan banyak anatomi, yang terdiri atas bagian depan yakni lobus
kuadrate dan bagian belakang yakni lobus kaudata. Menurut morfologi dasar, khususnya
aliran darah, lobus kuadrate dan lobus kaudata lebih tepat dianggap sebagai bagian dari lobus
kiri. Bentuk dari hati sangat disesuaikan dengan keadaan sekitarnya. Terdapat bagian yang
dinamakan permukaan depan (parietal surface atau anterior surface), dan permukaan belakang
(posterior surface atau visceral surface) yang memberikan pengaruh pada lambung, usus halus,
ginjal sebelah kanan, dan usus besar. Pengaruh ini diakibatkan oleh vena kafa inferior yang
menjadi batas penanda antara lobus kiri dan lobus kaudata. Selain lobus kaudata, juga terdapat
lobus kaudrata yang terletak diantara lobus kiri dan kandung empedu.
Fungsi hati
Secara fisiologis, fungsi utama dari hati adalah:
a) Membantu dalam metabolisme karbohidrat
Fungsi hati menjadi penting, karena hati mampu mengontrol kadar gula dalam darah. Misalnya,
pada saat kadar gula dalam darah tinggi, maka hati dapat mengubah glukosa dalam darah
menjadi glikogen yang kemudian disimpan dalam hati (Glikogenesis), lalu pada saat kadar gula
darah menurun, maka cadangan glikogen di hati atau asam amino dapat diubah menjadi glukosa
dan dilepakan ke dalam darah (glukoneogenesis) hingga pada akhirnya kadar gula darah
dipertahankan untuk tetap normal. Hati juga dapat membantu pemecahan fruktosa dan galaktosa
menjadi glukosa dan serta glukosa menjadi lemak.
b) Membantu metabolisme lemak
Membantu proses Beta oksidasi, dimana hati mampu menghasilkan asam lemak dari Asetil
Koenzim A. Mengubah kelebihan Asetil Koenzim A menjadi badan keton (Ketogenesis).
Mensintesa lipoprotein-lipoprotein saat transport asam-asam lemak dan kolesterol dari dan ke
dalam sel, mensintesa kolesterol dan fosfolipid juga menghancurkan kolesterol menjadi garam
empedu, serta menyimpan lemak.
c) Membantu metabolisme Protein
Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah dalam deaminasi (mengubah gugus amino, NH2)
asam-asam amino agar dapat digunakan sebagai energi atau diubah menjadi karbohidrat dan
lemak. Mengubah amoniak (NH3) yang merupakan substansi beracun menjadi urea dan
dikeluarkan melalui urin (ammonia dihasilkan saat deaminase dan oleh bakteri-bakteri dalam
usus), sintesis dari hampir seluruh protein plasma, seperti a dan b globulin, albumin, fibrinogen,
dan protombin (bersama-sama dengan sel tiang, hati juga membentuk heparin) dan transaminasi
transfer kelompok amino dari asam amino ke substansi (a-keto acid) dan senyawa lain.
d) Menetralisir obat-obatan dan hormon
Hati dapat berfungsi sebagai penetralisir racun, yakni pada obat-obatan seperti penisilin,
ampisilin, erythromisin, dan sulfonamide juga dapat mengubah sifat-sifat kimia atau
mengeluarkan hormon steroid, seperti aldosteron dan estrogen serta tiroksin.
e) Mensekresikan cairan empedu
Bilirubin, yang berasal dari heme pada saat perombakan sel darah merah, diserap oleh hati dari
darah dan dikeluarkan ke empedu. Sebagian besar dari bilirubin di cairan empedu di
metabolisme di usus oleh bakteri-bakteri dan dikeluarkan di feses.
Dalam proses konjugasi yang berlangsung di dalam retikulum endoplasma sel hati tersebut,
mekanisme yang terjadi adalah melekatnya asam glukuronat (secara enzimatik) kepada salah
satu atau kedua gugus asam propionat dari bilirubin. Hasil konjugasi (yang kita sebut sebagai
bilirubin terkonjugasi) ini, sebagian besar berada dalam bentuk diglukuronida (80%), dan
sebagian kecil dalam bentuk monoglukuronida.
Penempelan gugus glukuronida pada gugus propionat terjadi melalui suatu ikatan ester, sehingga
proses yang terjadi disebut proses esterifikasi. Proses esterifikasi tersebut dikatalisasi oleh suatu
enzim yang disebut bilirubin uridin-difosfat glukuronil transferase (lazimnya disebut enzim
glukuronil transferase saja), yang berlokasi di retikulum endoplasmik sel hati.
Akibat konjugasi tersebut, terjadi perubahan sifat bilirubin. Perbedaan yang paling mencolok
antara bilirubin terkonjugasi dan tidak terkonjugasi adalah sifat kelarutannya dalam air dan
lemak. Bilirubin tidak terkonjugasi bersifat tidak larut dalam air, tapi mempunyai afinitas tinggi
terhadap lemak. Karena sifat inilah, bilirubin tak terkonjugasi tidak akan diekskresikan ke urin.
Sifat yang sebaliknya terdapat pada bilirubin terkonjugasi.
Karena kelarutannya yang tinggi pada lemak, bilirubin tidak terkonjugasi dapat larut di dalam
lapisan lemak dari membran sel. Peningkatan dari bilirubin tidak terkonjugasi dapat
menimbulkan efek yang sangat tidak kita inginkan, berupa kerusakan jaringan otak. Hal ini
terjadi karena otak merupakan jaringan yang banyak mengandung lemak.
f) Mensintesis garam-garam empedu
Garam-garam empedu digunakan oleh usus kecil untuk mengemulsi dan menyerap lemak,
fosfolipid, kolesterol, dan lipoprotein.
g) Sebagai tempat penyimpanan
Selain glikogen, hati juga digunakan sebagai tempat menyimpan vitamin (A, B12, D, E, K) serta
mineral (Fe dan Co). Sel-sel hati terdiri dari sebuah protein yang disebut apoferritin yang
bergabung dengan Fe membentuk Ferritin sehingga Fe dapat disimpan di hati. Fe juga dapat
dilepaskan jika kadarnya didarah turun.
h) Sebagai fagosit
Sel-sel Kupffer’s dari hati mampu memakan sel darah merah dan putih yang rusak serta bakteri.
i) Mengaktifkan vitamin D
Hati dan ginjal dapat berpartisipasi dalam mengaktifkan vitamin D.
j) Menghasilkan kolesterol tubuh
Hati menghasilkan sekitar separuh kolesterol tubuh, sisanya berasal dari makanan. Sekitar 80%
kolesterol yang dibuat di hati digunakan untuk membuat empedu. Kolesterol merupakan bagian
penting dari setiap selaput sel dan diperlukan untuk membuat hormon-hormon tertentu (termasuk
hormon estrogen, testosteron dan hormonadrenal).
Proses pembentukkan empedu
Empedu sebagian besar adalah hasil dari excretory dan sebagian adalah sekresi dari pencernaan.
Garam-garam empedu termasuk ke dalam kelompok garam natrium dan kalium dari asam
empedu yang berkonjugasi dengan glisin atau taurin suatu derifat atau turunan dari sistin,
mempunyai peranan sebagai pengemulsi, penghancuran dari molekul-molekul besar lemak
menjadi suspensi dari lemak dengan diameter ± 1mm dan absorpsi dari lemak, tergantung dari
sistem pencernaannya. Terutama setelah garam-garam empedu bergabung dengan lemak dan
membentuk Micelles (agergat dari asam lemak, kolesterol dan monogliserida), kompleks yang
larut dalam air sehingga lemak dapat lebih mudah terserap dalam sistem pencernaan (efek
hidrotrofik). Ukuran lemak yang sangat kecil sehingga mempunyai luas permukaan yang lebar
sehingga kerja enzim lipase dari pankreas yang penting dalam pencernaan lemak dapat berjalan
dengan baik. Kolesterol larut dalam empedu karena adanya garam-garam empedu dan lesitin.
Gambar bagian-bagian kandung empedu
Zat-zat yang dibentuk dalam empedu antara lain adalah:
Bilirubin, yang juga dikenal sebagai pigmen empedu, merupakan hasil dari metabolisme hem.
Hem, yang merupakan bagian nonprotein dari hemoglobin, akan mengalami perubahan lagi
menjadi biliverdin, lalu bilirubin. Keseluruhan proses perubahan ini berlangsung di hati. Sekitar
70-80% bilirubin diperoleh dari pemecahan hem yang berasal dari hemoglobin ini, dan 20-25%
berasal dari protein hem lain seperti mioglobin, sitokrom (yang mengandung hem) dan katalase.
Sebagian kecil diperoleh dari penghancuran sel eritroid muda (akibat eritropoesis yang tidak
efektif).
Dalam metabolismenya, struktur bilirubin yang dihasilkan dari perubahan-perubahan
hemoglobin itu bersifat tidak larut dalam air, tetapi sangat larut dalam lemak. Karena sifat tidak
larut dalam air ini, maka di dalam plasma darah, bilirubin harus diangkut dengan bantuan suatu
pembawa (karier), dan karier fisiologis tersebut adalah albumin serum. Bilirubin dalam bentuk
ikatan bilirubin-albumin akan beredar di dalam sirkulasi darah, untuk kemudian masuk ke dalam
sel hati. Pada permukaan sinusoid hati, bilirubin tidak terkonjugasi akan melepaskan diri dari
ikatannya dengan albumin, dan masuk melalui membran sel hati dengan cara difusi (facilitated
diffusion).
Di dalam sel hati (hepatosit), bilirubin diikat oleh 2 protein intraseluler utama dalam sitoplasma,
protein sitosolik Y (misalnya, ligandin atau glutathione S-transferase B) dan protein sitosolik z
(dikenal juga sebagaifatty acid–binding protein [FABP]).
Agar bilirubin dapat diekskresikan ke dalam empedu (untuk kemudian dikeluarkan ke usus),
terlebih dulu ia harus dibuat dapat larut dalam air. Untuk mencapai maksud tersebut, maka di
dalam sel parenkim hati, sebagian besar bilirubin akan dikonjugasikan dengan asam glukuronat.
Dua asam empedu utama (primer) yang dibentuk dalam hati adalah asam kolat dan asam
kenodeoksikolat. Dalam usus besar, bakteri mengubah asam kenodoeksikolat dan asam
deoksikolat menjadi asam litokolat. Karena asam deoksikolat dan asam litokolat di bentuk oleh
kerja bakteri, asam deoksikolat dan asam litokolat dinamakan asam empedu sekunder. Konjugasi
asam-asam terjadi dalam empedu dan konjugatnya, misalnya asam glikokolat dan asam
taurokolat membentuk garam natrium dan garam kalium dalam empedu hati yang bersifat alkali.
Proses sekresi empedu
Empedu mengandung beberapa komponen diantaranya yaitu garam empedu, figmen empedu,
elektroloit, kolesterol dan lemak. Namun yang akan di bahas terkait dengan eksekresi getah
empedu yaitu garam empedu dan pigmen hati terutama bilirubin.
Garam empedu
Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan hanya sedikit
empedu yang mengalir dari hati. Makanan di dalam duodenum memicu serangkaian sinyal
hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu berkontraksi. Sebagai akibatnya, empedu
mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan makanan.
Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak
untuk membantu proses penyerapan. Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar
untuk membantu menggerakkan isinya.
Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan kembali ke
dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai Sirkulasi enterohepatik.
Jumlah rata-rata sekresi empedu tergantung oleh berbagai faktor. Rangsangan dari vagal dapat
meningkatkan produksi empedu hingga dua kali lipat lebih banyak. Hormon sekretin yang
merangsang sintesis dari cairan pankreas yang kaya akan Na-bikarbonat, juga merangsang
sekresi empedu. Ketika aliran darah yang melalui hati meningkat, maka sekresi dari empedu juga
akan meningkat. Keberadaan jumlah garam empedu yang tinggi di darah juga akan
meningkatkan sekresi empedu.
Bila makanan masuk ke mulut, resistensi katup Oddi menurun. Asam lemak dalam duodenum
mengeluarkan hormon kolesistokinin (CCK), yang menyebabkan kandung empedu berkontraksi.
Asam hasil pencernaan protein dan Ca2+ juga merangsang sekresi CCK. Zat-zat yang
menyebabkan kontraksi kandung empedu dinamakan kolagogue. Pembentukan empedu
ditambah dengan rangsangan nervus vagus oleh hormon sekretin meningkatkan kadar air dan
HCO3– empedu. Zat-zat yang meningkatkan sekresi dinamakan koleretik. Garam empedu sendiri
merupakan koleretik fisiologis yang penting. Sebenarnya garam-garam empedu yang
direabsorpsi dari usus menghambat sintesis asam-asam empedu yang baru, tetapi garam-garam
empedu sendiri disekresi dengan cepat dan jelas meningkatkan aliran empedu.
Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, lalu keduanya bergabung
membentukduktus hepatikus utama. Duktus hepatikus utama bergabung dengan saluran yang
berasal dari kandung empedu (duktus sistikus) membentuk saluran empedu utama. Saluran
empedu utama masuk ke usus bagian atas pada katup oddi, yang terletak beberapa sentimeter
dibawah lambung. Sekitar separuh empedu dikeluarkan diantara jam-jam makan dan dialirkan
melalui duktus sistikus ke dalam kandung empedu. sisanya langsung mengalir ke dalam saluran
empedu utama, menuju ke usus halus. Jika kita makan, kandung empedu akan berkontraksi dan
mengosongkan empedu ke dalam usus untuk membantu pencernaan lemak dan vitamin-vitamin
tertentu.
Laju aliran dari empedu terjadi paling lambat pada saat puasa, dan sebagian besar empedu
dialihkan ke kantung empedu (gallbladder) untuk dikonsentratkan. Ketika chyme dari makanan
yang telah dicerna memasuki usus halus, asam lemak dan protein menstimulir sekresi dari
sekretin dan kolesistokinin. Hormon-hormon ini mempunyai pengaruh yang amat penting pada
sekresi eksokrin dari pankreas. Hormon-hormon tersebut juga penting untuk sekresi dan aliran
empedu.
 Kolesistokinin : Nama dari hormon ini menggambarkan efeknya terhadap sistem empedu.
Kolesisto = gallbladder (kandung empedu) dan kinin = pergerakan. Rangsangan yang
paling berpotensi untuk dapat dilepaskannya hormon ini adalah kehadiran lemak di
duodenum. Sekali dilepaskan , kolesistokinin akan menstimulir kontraksi dari kandung
kemih dan saluran empedu yang akan mengakibatkan empedu dapat disampaikan ke
dalam usus.
 Sekretin : Hormon ini disekresikan untuk bertanggung jawab terhadap asam di
duodenum. Pengaruhnya pada sistem empedu sangat mirip dengan apa yang terjadi di
pankreas. Sekretin menstimulir sel-sel saluran empedu untuk mensekresikan bikarbonat
dan air, yang akan memperbesar volume dari empedu dan meningkatkan daya alirnya
menuju usus halus
Proses reabsorpsi cairan empedu
Proses penyerapan garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan
dialirkan kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi
enterohepatik. Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12
kali/hari. Dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu masuk ke dalam usus besar
(kolon). Di dalam kolon, bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai unsur pokok.
Beberapa dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang bersama tinja.
Sekitar separuh empedu ini dikeluarkan diantara jam-jam makan dan dialirkan melalui duktus
sistikus ke dalam kandung empedu. Sisanya langsung mengalir ke dalam saluran empedu utama,
menuju ke usus halus. Jika kita makan, kandung empedu akan berkontraksi dan mengosongkan
empedu ke dalam usus untuk membantu pencernaan lemak dan vitamin-vitamin tertentu.

3. Kulit
Kulit adalah lapisan terluar pada tubuh manusia. Kulit dibagi menjadi 3 bagian: bagian terluar
disebut epidermis, bagian tengah mesodermis, dan bagian dalam dermis. Kulit sangat sensitif
terhadap pengaruh lingkungan sekitar, seperti panas matahari, debu, dan asap knalpot.
Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karma mengandung kelenjar keringat (glandula
sudorifera) yang mengeluarkan 5% sampai 10% dari seluruh sisa metabolisme. Pusat pengatur
suhu pada susunan saraf pusat akan mengatur aktifitas kelenjar keringat dalam mengeluarkan
keringat.
Keringat mengandung air, larutan garam, dap urea. Pengeluaran keringat yang berlebihan bagi
pekerja berat menimbulkan hilang melanositnya garam-garam mineral sehingga dapat
menyebabkan kejang otot dan pingsan.
Selain berfungsi mengekskresikan keringat, kulit juga berfungsi sebagai pelindung terhadap
kerusakan fisik, penyinaran, serangan kuman, penguapan, sebagai organ penerima rangsang
(reseptor), serta pengatur suhu tubuh.
Kulit terdiri atas dua bagian utama yaitu: epidermis dan dermis.
1. Epidermis (lapisan terluar) dibedakan lagi atas:
A. Stratum korneum berupa zat tanduk (sel mati) dan selalu mengelupas
B. Stratum lusidum
C. Stratum granulosum yang mengandung pigmen
D. Stratum germinativum ialah lapisan yang selalu membentuk sel-sel kulit ke arah
luar.
E. Dermis
Pada bagian ini terdapat akar rambut, kelenjar minyak, pembuluh darah, serabut saraf, serta otot
penegak rambut.
Kelenjar keringat akan menyerap air dan garam mineral dari kapiler darah karena letaknya yang
berdekatan. Selanjutnya, air dan garam mineral ini akan dikeluarkan di permukaan kulit (pada
pori) sebagai keringat. Keringat yang keluar akan menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh
akan tetap.
Dalam kondisi normal, keringat yang keluar sekitar 50 cc per jam. Jumlah ini akan berkurang
atau bertambah jika ada faktor-faktor berikut suhu lingkungan yang tinggi, gangguan dalam
penyerapan air pada ginjal (gagal ginjal), kelembapan udara, aktivitas tubuh yang meningkat
sehingga proses metabolisme berlangsung lebih cepat untuk menghasilkan energi, gangguan
emosional, dan menyempitnya pembuluh darah akibat rangsangan pada saraf simpatik.
Kulit adalah suatu struktur jaringan diperlengkapi dengan pembungkus yang kedap air
(waterproof) dan melindungi tubuh, mengandung ujung-ujung saraf sensible (perasa) dan
membentuk pengaturan suhu. Didalam lapisan kulit yang lebih dalam terdapat banyak
vaskularisasi dan ujung-ujung saraf sensible sehingga bila terjadi penekanan setempat dalam
waktu lama maka sirkulasi akan mengalami gangguan.
Kulit terdiri dari beberapa lapisan, dari yang paling luar sampai yang paling dalam, dan kulit
tubuh dari satu bagian tubuh dengan bagian yang lain sangat berbeda. Kulit di daerah wajah dan
leher jauh berbeda dengan ketebalan kulit di daerah telapak tangan dan kaki. Kulit menerima
stimulus sakit, perabaan dan perubahan temperatur.
Kelenjar Sebacea yang berada di dalam dermis, sel-sel yang ada dalam kelenjar ini akan
bergabung menimbun butir-butir lemak dan akan dikeluarkan sebagai sebum (sekret kelenjar
Sebacea, berupa zat kental setengah cair yg terdiri dari lemak dan debris epitel) dan akan masuk
kedalam folikel rambut, mengalir mengikuti rambut menuju permukaan kulit.
Sekresi ini mengandung lemak, protein, garam dan air. Sebum ini dapat berfungsi dalam cuaca
dingin mempertahankan suhu badan dengan cara menghalangi penguapan. Kelenjar ini terdapat
banyak di kepala dan wajah dan bentuk yang agak besar terdapat di sekitar lubang hidung, mulut
dan telinga luar.
Kelenjar keringat (sudorifera) terdapat di dalam subkutis membentuk saluran keluar yang cukup
panjang dan bermuara pada suatu lubang kecil pada permukaan kulit, terutama terdapat pada
telapak kaki dan tangan, memberi stimulis untuk berkeringat pada suhu tinggi dan saat emosi
meningkat. Berkeringat karena emosi bisa tampak pada dahi, ketiak, telapak kaki dan tangan.

4. Ginjal
Manusia mempunyai sepasang ginjal. Ginjal manusia dewasa memiliki berat lebih kurang 200
gram dan panjang 10 cm. Ginjal berbentuk seperti kacang merah dan berwarna merah tua, karena
mengan dung banyak kapiler darah. Organ ini terletak di dalam ronga perut bagian belakang
agak ke atas. Ginjal manusia terbagi atas dua lapisan, yaitu korteks (luar) dan medula (dalam).
Pada lapisan korteks ginjal, terdapat satuan struktural dan fungsional terkecil yang disebut
nefron. Satu buah ginjal manusia mengandung kurang lebih 1 juta nefron.
Setiap nefron terdiri atas badan Malpighi (badan renalis) yang tersusun dari kapsul Bowman dan
glomerulus. Kapsul Bowman berdinding rangkap dengan glomerulus di dalam cekungan
kapsulnya. Glomerulus merupakan untaian pembuluh kapiler darah yang dindingnya bertaut
menjadi satu dengan dinding kapsul Bowman. Sementara itu, tubulus-tubulus yang menyusun
nefron adalah tubulus proksimal, tubulus distal, dan tubulus pengumpul/kolektipus yang
dikelilingi oleh pembuluh darah kapiler. Pembuluh darah kapiler ini dinamakan arteriol eferen
yang meninggalkan glomerulus menuju vasa rekta. Vasa rekta merupakan kapiler yang
mengelilingi lengkung Henle. Adapun pembuluh darah kapiler yang menuju glomerulus
dinamakan arteriol aferen. Arteriol ini banyak menyuplai darah bagi glomerulus.
Pada lapisan medula ginjal terdapat lengkung Henle. Lengkung Henle merupakan saluran ginjal
atau tubulus yang menghubungkan antara tubulus distal pada daerah korteks dengan tubulus
proksimal. Saluran lengkung Henle ini ada yang menurun dan menaik. Orang dewasa memiliki
panjang seluruh tubulus lebih kurang 7,5-15 m. Pada lapisan medula juga terdapat tubulus
kolektipus yang mengalirkan zat sisa metabolisme (urine) menuju ureter. Ginjal mengendalikan
potensial air darah yang mele watinya. Substansi yang menyebabkan ketidakseimbangan potensi
air pada darah akan dipisahkan dari darah dan diekskresikan dalam bentuk urine. Sebagai contoh
adalah sisa nitrogen hasil pemecahan asam amino dan asam nukleat.

Proses-proses di dalam Ginjal


Di dalam ginjal terjadi rangkaian proses filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi.
1. Penyaringan (filtrasi)
Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel
endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan.
Beberapa faktor yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan
permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula
pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan
kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat,
garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya
serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Pada filtrat glomerulus masih dapat
ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garamgaram lainnya.
2. Penyerapan kembali (Reabsorbsi)
Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus
akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat
sisa serta urea pada tubulus kontortus distal.
Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa
sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung
ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari
zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin seku Zder yang komposisinya
sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan
ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah,
misalnya ureum dari 0,03, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap melalui
peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osn osis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus
proksimal dan tubulus distal.
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus
distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea,
dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm dan bau pada
urin.
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk
menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin
sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju
kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut,
dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial.
Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh,
misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa
mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi
racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui
melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik
untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos.
C. Kelainan-kelainan Pada Sistem Ekskresi
1. Kelinan pada paru-paru
Penyebab utama yang membuat paru-paru tidak berfungsi secara optimal adalah infeksi virus dan
bakteri serta polusi udara. Polusi udara disebabkan oleh asap pabrik, kendaraan, pembakaran,
dan asap rokok. Penyakit pada paru-paru misalnya asma, TBC, pneumonia, dan kanker paru-
paru.
a. Asma
Asma dikenal dengan bengek yang disebabkan oleh bronkospasme. Asma merupakan
penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru. Gejala penyakit ini ditandai dengan
susah untuk bernapas atau sesak napas.Penyakit ini tidak menular dan bersifat menurun. Kondisi
lingkungan yang udaranya tidak sehat atau telah tercemar akan memicu serangan asma.
b. Tuberculosis (TBC)
TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini
menyerang paru-paru sehingga pada bagian dalam alveolus terdapatbintil-bintil. TBC dapat
menyebabkan kematian. Sebagian besar orang yang terinfeksi oleh bakteri tuberculosis
menderita TBC tanpa mengalami gejala, hal ini disebut latent tuberculosis. Apabila
penderita latent tuberculosis tidak menerima pengobatan maka akan berkembang manjadi active
tuberculosis. Active tuberculosis adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh tidak mampu
untuk melawan bakteri tuberculosis yang terdapat dalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi
terutama pada bagian paru-paru. TBC dapat di atasi dengan terapi. Terapi TBC yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:
 Pengguna vaksin BCG (Bacille Calmette-Guerin) Vaksin BCG diberikan mulai dari bayi.
Perlindungan yang diberikan oleh vaksin BCG dapat bertahan untuk 10 – 15tahun,
sehingga pada usia 12 – 15 tahun dapat dilakukan vaksinasi ulang.
 Pengobatan pada pasien latent tuberculosis.
 Pengobatan pada active tuberculosis dengan menggunakan antibiotik selama kurang
lebih 6 bulan tidakboleh putus.
c. Pneumonia
Penyakit ini disebabkan olehbakteri, virus atau jamur yang menginfeksi paru-paruk hususnya di
alveolus. Penyakitini menyebabkan oksigen susah masuk karena alveolus dipenuhi oleh cairan.
2. Kelainan Pada Hati
Penyakit hati bisa disebabkan oleh infeksi virus, tidakbekerjanya hati dan empedu. Kelainan dan
penyakit yang berhubungan dengan hati misalnya penyakit hepatitis dan kuning.
a. Hepatitis
Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Virus hepatitis ada beberapa macam,
misalnya virus hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis B lebih
berbahaya daripada hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Hepatitia dapat
mencegahnya dengan melakukan vaksinasi.
b. Penyakit kuning
Penyakit kuning disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu yang mengakibatkan cairan
empedu tidak dapat dialirkan ke dalam usus dua belas jari, sehingga masuk ke dalam darah dan
warna darah menjadi kuning. Kulit penderita tampak pucat kekuningan, bagian putih bola mata
berwarna kekuningan, dan kuku jaripun berwarnakuning. Hal ini terjadi karena di seluruh tubuh
terdapat pembuluh darah yang mengangkut darah berwarna kekuningan karena bercampur
dengan cairan empedu.
1. 3. Kelinanan Pada Kulit
Kelainan dan penyakit yang berhubungan dengan kulit sering kita temukan dalam kehidupan
sehari-hari. Ada penyakit yang tidak berbahaya dan berbahaya. Gangguan kulit yang biasa terjadi
adalah sebagai berikut.
a. Biduran
Biduran disebabkan oleh udara dingin, alergi makanan, dan alergi bahan kimia. Biduran ditandai
dengan timbulnya bentol-bentol yang tidak beraturan dan terasa gatal. Biduran dapat berlangsung
beberapa jam dan dapat juga berlangsung berhari-hari. Jika penyakit ini disebabkan oleh alergi,
maka cara pencegahannya adalah dengan menghindari bahan makanan dan produk kimia yang
menyebabkan alergi. Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan resep obat yang
diberikan oleh dokter.

b. Ringworm
Ringworm adalah sejenis jamur yang menginfeksi kulit. Infeksi ini ditandai dengan timbulnya
bercak lingkaran di kulit. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan menjaga agar kulit tetap
kering dan tidak lembab. Pengobatannya dilakukan dengan
mengkonsumsi obat anti jamur.
c. Psoriasis
Psoriasis belum dapat disembuhkan secara total, tetapi pengobatan teratur dapat menekan gejala
menjadi tidak nampak. Gejala yang ditimbulkannya adalah kulit kemerahan yang dapat terjadi di
kulit kepala, sikut, punggung, dan lutut. Penyebab pasti dari penyakit ini belum bisa ditentukan,
tetapi hasil dari banyak penelitian penyakit ini disebabkan adanya gangguan pada sistem
kekebalan tubuh. Ada dua tipe sel darah putih yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh kita,
yaitu sel limfosit T dan limfosit B. Pada psoriaris terjadi aktivasi limfosit T yang tidak normal di
kulit. Ini menyebabkan kulit menjadi meradang secara berlebihan.
d. Kanker kulit
Penyakit kanker kulit disebabkan oleh penerimaan sinar matahari yang berlebihan. Penyakit ini
lebih sering menyerang orang yang berkulit putih atau terang, karena warna kulit tersebut lebih
sensitif terhadap sinar matahari. Pencegahan dapat dilakukan dengan tabir surya atau
menghindarikontak dengan sinar matahari yang terlalu banyak.
4. Kelinana Pada Ginjal
Fungsi ginjal dapat terganggu karena infeksi bakteri,radang, batu ginjal, dan sebagainya. Jika
salah satu ginjal tidak berfungsi atau mengalami gangguan, maka ginjal yang satunya lagi akan
mengambil alih tugas ginjal yang pertama. namun ginjal bisa rusak kedua duanya dan ini akan
berakibat sangat fatal karena urea akan tertimbun dalam tubuh dan menyebabkan kematian.
Berikut ini adalah kelainan dan penyakit pada ginjal.
a. Batu ginjal
Batu ginjal terjadi karena adanya endapan garam kalsium dalam ginjal sehingga menghambat
keluarnya urine dan menimbulkan nyeri. Penyakit ini dapat diatasi dengan pembedahan dan
sinar laser. Tujuan dari pembedahan untuk membuang endapan garam kalium. Tujuan
menggunakan sinar laser untuk memecahkan endapan garam kalsium.
b. Radang ginjal (nefritis)
Radang ginjal disebut nefritis. Radang ginjal terjadi karena adanya kerusakan nefron, khususnya
glomerulus yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Rusaknya nefron mengakibatkan urine masuk
kembali ke dalam darah dan penyerapan air menjadi terganggu sehingga timbul pembengkakan
di daerah kaki. Penderita nefritis bisa disembuhkan dengan cangkokan ginjal atau cuci darah
secara rutin. Cuci darah biasanya dilakukan sampai penderita mendapatkan donor ginjal yang
memiliki kesesuaian jaringan dengan organ penderita.
c. Gagal ginjal
Gagal ginjal terjadi jika salah satu ginjal tidak berfungsi. Kegagalan salah satu ginjal ini akan
diambil alih tugasnya oleh ginjal lain. Namun, keadaan ini akan tetap menimbulkan resiko sangat
tinggi. Karena menyebabkan penimbunan urea dalam tubuh dan kematian. Penyakit ini dapat
diatasi dengan cangkok ginjal atau menggunakan ginjal tiruan sampai ginjal yang asli dapat
kembali berfungsi.

Di dalam sistem ekskresi sendiri terdapat organ-organ dan alat-alat ekskresi pada manusia
diantaranya yaitu kulit, paru-paru, hati dan ginjal.
a. Kulit
Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh,
membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rata 2
meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak
atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang.
Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan
rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti
pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari
yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta
pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari
(Suntoro, 1990: 32).
Kulit terbagi menjadi 3 bagian besar yaitu epidermis, dermis dan juga hipo dermis. Yang
pertama epidermis, epidermis merupakan bagian kulit paling luar. Ketebalan epidermis berbeda-
beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak
tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak
mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat erat pada
dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari
plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis (Sayfuddin,
2004).
Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum
granulosum, dan stratum germinativum. Stratum korneum tersusun dari selsel mati dan selalu
mengelupas. Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berinti dan berfungsi mengganti
stratum korneum. Stratum granulosum tersusun atas sel-sel yang berinti dan mengandung
pigmen melanin. Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang selalu membentuk sel-sel baru
ke arah luar.
 Stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu mengelupas.
 Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk
 Stratum granulosum, mengandung pigmen
 Stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar (Pearce, 2004: 185).
Dermis terdiri dari jaringan ikat yang ada dibawah epidermis, lapisan ini mengandung akar
rambut, pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini adalah
kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea). Kelenjar
keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut berbagai macam garam, terutama
garam dapur. Keringat dialirkan melalui saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam
tubuh melalui poripori. Di dalam kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut.
Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak
kering. Rambut dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di
bawah kantong rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut. Dermis juga
berfungsi sebagai penopang struktur dan nutrisi melalui pembuluh darah yang ada didalam
jonjot-jonjot yang menjorok ke atas, disebut papila dermis. Didalam dermis terdapat serabut-
serabut kolagen , serat-serat elastin, serabut serabut otot dan substansia dasar dari
mukopolisakarida. Ini semua membantu kelenturan kulit yang pada proses penuaan akan mulai
berkurang. Pada lapisan ini didapatkan sel-sel fibroblas, makrofag, sel mast dan limfosit dengan
fungsinya masing-masing (Pearce, 2004: 186).
Hipodermis (lapisan sub kutan) terletak di bawah dermis, terdiri dari jaringan lemak yang
memisahkan dermis dengan otot, tulang dan lain-lain struktur. Lapisan ini banyak mengandung
lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan,
pengaturan suhu tubuh , juga kontur. Sebagai contoh, injury pada epidermis menyebabkan
kaskade sitokin yang akan menimbulkan inflamasi, dan sejalan dengan itu terjadi pembentukan
jaringan parut sebagai mekanisme repair (Pearce, 2004: 186).
Hipodermis pada lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan
limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-
pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi
sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk
kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan (Suntoro, 1990).
Kulit dapat dengan dilihat dan diraba, hidup dan menjamin kelangsungan hidup.
Kulit pun menyokong penampilan dan kepribadian seseorang. Dengan demikian kulit pada
manusia mempunyai peranan yang sangat penting, selain fuungsi utama yang menjamin
kelangsungan hidup juga mempunyai arti llain yaitu estetik, ras, indicator sistemik, dan sarana
komunikasi non verbal antara individu dengan yang lain (Fadhilah, 2012 : 3).
Kerusakan pada kulit akan mengganggu kesehatan manusia maupun penampilan,
sehingga kulit perlu dilindungi dan dijaga kesehatannya. Proses kerusakan kulit ditandai dengan
munculnya keriput, sisik, kering, dan pecah-pecah. Salah satu hal yang menyebabkan kerusakan
kulit adalah radikal bebas. Radikal bebas merupakan suatu bentuk senyawa reaktif yang
memiliki elektron tidak berpasangan. Radikal bebas dalam tubuh manusia bisa berbentuk dengan
metabolisme sel normal, tubuh yang kekurangan gizi, pola makan yang tidak benar, gaya hidup
yang salah, asap rokok, sinar ultraviolet, dan lingkungan yang terpolusi. Hal ini diperlukan suatu
penangkalnya yaitu antioksidan (Purwaningsih, 2014 : 56).
b. Paru-Paru
Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi
oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang memiliki
tiga gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir. Paru-paru sebenarnya merupakan
kumpulan gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput yang disebut selaput pleura (Snell,
2006: 173).
Ekskret dari paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dalam proses pernapasan.
Pada prinsipnya CO diangkut dengan 2 cara yaitu melalui plasma darah ( 15%) dan dingkut
dalam bentuk ion HCO3- ( 30 %) melalui proses berantaiyang disebut pertukaran klorida.
Mekanisme pertukaran klorida sebagai berikut, darah pada alveolus paru-paru mengikat O dan
mengangkutnya kedalam sel-sel jaringan. Dalam jaringan darah mengikat CO untuk
dikeluarkan bersama H2O yang dikeluarkan dalam bentuk uap air (Setiadi, 2007).
Reaksi kimianya dapat ditulis sbb :
CO + H O H CO HCO + H
Ion H yang bersifatracun diikat oleh hemoglobin, sedang HCO keluar dari sel darah
merah masuk kedalam plasma darah. Sementara itu pula, kedudukan HCO digantikan oleh ion
Cl (clorida) dari plasma darah (Setiadi, 2007).
Karbon dioksida dan air hasil metabolisme di jaringan diangkut oleh darah lewat vena
untuk dibawa ke jantung, dan dari jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk berdifusi di
alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2 dapat berdifusi atau dapat dieksresikan di alveolus paru-
paru karena pada alveolus bermuara banyak kapiler yang mempunyai selaput tipis. Karbon
dioksida dari jaringan sebagian besar (75%) diangkut oleh plasma darah dalam bentuk senyawa
HC03, sedangkan sekitar 25% lagi diikat oleh Hb yang membentuk karboksi hemoglobin
(HbC02) (Snell, 2006: 173-174).
Terdapat beberapa bagian dari paru-paru, yaitu:
 Lobus paru-paru
Setiap paru-paru dibagi menjadi segmen anatomis dan fungsional yang disebut lobus
melalui pembagian yang disebut celah interlobar. Paru-paru kanan terdiri dari tiga lobus: lobus
superior, lobus tengah, dan lobus inferior. Fisura horizontal adalah partisi anatomi yang
memisahkan lobus superior dan menengah, sedangkan celah oblikus memisahkan lobus tengah
dan inferior (Snell, 2006 : 178).
Paru-paru kiri sedikit lebih kecil dari kanan, dan dibagi menjadi dua lobus oleh fisura
oblikus. Kedua lobus mirip dengan lobus superior dan inferior dari paru-paru kanan. Lobus
tengah tidak hadir dalam paru-paru kiri (Snell, 2006: 178).
 Bronkus
Trakea atau batang tenggorokan adalah struktur utama yang menghubungkan rongga
hidung dan mulut ke paru-paru. Trakea bifurkasio menjadi cabang utama yang disebut bronkus,
yang masuk ke dalam kedua paru-paru. Bronkus terbuat dari tulang rawan hialin dan otot polos
(Snell, 2006: 154).
Bronkus kiri dan kanan juga berbeda dalam dimensi mereka, dengan bagian kanan menjadi
lebih lebar dari kiri. Cabang-cabang bronkus kanan menjadi tiga bronkus sekunder, dan bronkus
kiri menimbulkan dua bronkus sekunder. bronkus Sekunder tersegmen ke bronkus tersier, yang
selanjutnya menimbulkan bronkiolus. Seiring dengan percabangan, isi tulang rawan hialin
menurun, pengurangan tak ada di bronkiolus, sedangkan peningkatan otot polos (Snell, 2006:
154).
Setiap bronkus tersier menimbulkan unit pernapasan yang berbeda disebut segmen
bronkopulmonalis yang telah menetapkan sendiri dari bronkiolus, alveolus, pembuluh darah, dan
pembuluh limfatik. Trakea, bronkus, dan cabang-cabang berikutnya membentuk saluran udara
yang memfasilitasi masuk dan keluar udara dari paru-paru (Snell, 2006: 154).
 Alveoli
Bronkiolus bagian ujung menjadi kantung-kantung kecil yang disebut alveoli, yang
merupakan situs untuk pertukaran gas antara paru-paru dan darah. Alveoli yang berdinding tipis,
kantung tiup yang diatur dalam cluster. Dinding alveoli terdiri dari:
 Sel alveolar Tipe I yang membentuk dasar struktural.
 Sel alveolar Tipe II yang mengeluarkan surfaktan, yang mengurangi tegangan permukaan pada
antarmuka udara-air.
Selain itu, sel-sel kekebalan yang disebut makrofag juga hadir dalam alveoli untuk
menelan dan menghancurkan patogen dan sampah asing. Dinding alveolar telah sangat pori-pori
yang disebut pori-pori Kohn, yang memungkinkan aliran udara dari satu alveolus ke yang lain
(Snell, 2006: 157).
c. Hati
Hati merupakan “kelenjar” terbesar yang terdapat dalam tubuh manusia. Letaknya di dalam
rongga perut sebelah kanan. Berwarna merah tua dengan berat mencapai 2 kilogram pada orang
dewasa. Hati terbagi menjadi dua lobus, kanan dan kiri (Hall, 2009: 173).
Hepar atau hati berkembang dari bagian median intestinum yang membentuk 1 atau 2
diverticula hepatica. Diverticula posterior membentuk vessica fellea dan diverticula anterior
meluas dan bercabang-cabang membentuk hepar. Darah yang menuju hepar dari vicera melalui
systema portae hepatis, menembus sinusoid tersusun atas satu lapis sel pada mamalia (Suntoro,
1990: 84-85).
Zat racun yang masuk ke dalam tubuh akan disaring terlebih dahulu di hati sebelum
beredar ke seluruh tubuh. Hati menyerap zat racun seperti obatobatan dan alkohol dari sistem
peredaran darah. Hati mengeluarkan zat racun tersebut bersama dengan getah empedu.
Hati merupakan organ yang sangat penting, berfungsi untuk :
 Menghasilkan empedu yang berasal dari perombakan sel darah merah.
 Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit.
 Mengubah zat gula menjadi glikogen dan menyimpanya sebagai cadangan gula.
 Membentuk protein tertentu dan merombaknya.
 Tempat untuk mengubah pro vitamin A menjadi vitamin.
 Tempat pembentukan protrombin yang berperan dalam pembekuan darah (Hall, 2009: 173).
d. Ginjal
Organ ekskretarius utama pada vertebrata adalah ginjal (ren). Ren pada vertebrata pada
umumnya berjumlah sepasang. Ren dihubungkan dengan dunia luar melalui suatu saluran yang
umumnya juga berjumlah sepasang (Suntoro, 1990: 118).
Sistem urinari memiliki tiga fungsi, yaitu metabolisme, hormonal dan ekskresi. Sistem ini
terdiri dari dua bagian, yaitu sistem urinari bagian atas dan bagian bawah. Sistem urinari bagian
atas hanya terdiri dari ginjal sedangkan sistem urinari bagian bawah disusun oleh ureter, vesica
urinaria (gall bladder) dan urethra (Ramdhany, 2014: 86).
Ginjal merupakan organ vital karena mempunyai fungsi multipel yang tidak dapat
digantikan oleh organ lain. Fungsinya antara lain: ekskresi produk sisa metabolic dan bahan
asing, pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan
kosentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan keseimbangan asam basa, sekresi-
metabolisme-ekskresi hormon, dan glukoneogenesis (Sloane, 2003: 148).
Pada sistem urinari, ginjal memiliki peranan yang sangat penting karena ia memiliki dua
fungsi utama, yaitu filtrasi dan reabsorpsi. Selain itu, ginjal juga memiliki peranan penting dalam
sistem sirkulasi darah. Ginjal turut berperan dalam proses pembentukan sel darah merah dan
menjaga tekanan darah (Ramdhany, 2014: 86).
Struktur ginjal terdiri dari : kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula) dan rongga
ginjal (pelvis). Pada bagian kulit ginjal terdapat jutaan nefron yang berfungsi sebagai penyaring
darah. Setiap nefron tersusun dari Badan Malpighi dan saluran panjang (Tubula) yang bergelung.
Badan Malpighi tersusun oleh Simpai Bowman (Kapsula Bowman) yang didalamnya terdapat
Glomerolus (Sloane, 2003: 148).
Apabila ginjal gagal menjalankan fungsinya, maka penderita memerlukan pengobatan
dengan segera. Keadaan dimana ginjal lambat laun mulai tidak dapat melakukan fungsinya
dengan baik disebut juga dengan GGK. GGK makin banyak menarik perhatian dan makin
banyak dipelajari karena walaupun sudah mencapai tahap gagal ginjal terminal akan tetapi
penderita masih dapat hidup panjang dengan kualitas hidup yang cukup baik (Sidabutar, 1992;
Kazama et al., 2009) dalam (Supriyadi, 2011: 108).

Anda mungkin juga menyukai