Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Dalam
manusia dewasa, ukuran ginjal sekitar 11 sentimeter panjangnya. Ginjal menerima darah dari
sepasang arteri renalis, dan darah keluar lewat vena renalis. Setiap ginjal berhubungan
dengan ureter, tabung yang membawa urin keluar ke kandung kemih
Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea)
dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran
yang mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi.
DEFINISI ANFIS
Anatomi adalah Ilmu yang mempelajari susunan / struktur dari tubuh manusia dan
hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya , anatomi juga mempunyai
pengertian urai dari tubuh manusia,
ana = bagian
tomi = memotong
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi dari tubuh manusia dalam keadaan
normal,
keterangan fungsi dari tubuh manusia dijabarkan dalam fungsi setiap organ dari
fungsi masing masing sistem dalam tubuh manusia dalam keadaan normal.
Anatomi dan fisiologi ini hubungannya sangat erat sekali, tidak bisa dipisah pisahkan
,
ex : ada kelainan di dari susunan / struktur suatu organ maka fungsi dari organ tadi akan
terganggu.
ex : organ paru paru ( pulmo ) organ paru paru yang terkena penyakit TBC akan mengalami
kerusakan baik sel selnya,
jaringan jaringannya sehingga fungsi dari paru paru dalam proses pernafasan
mengalami gangguan , sehingga kita bisa mendeteksi / mengetahui pasien tersebut
mengalami sesak nafas, nyeri waktu bernafas, batuk batuk mengeluarkan darah.
BAGIAN BAGIAN GINJAL
1. Korteks (Cortex)
Korteks ginjal adalah bagian ginjal paling luar. Tepi luar korteks ginjal dikelilingi
oleh kapsul ginjal dan jaringan lemak, untuk melindungi bagian dalam ginjal.
2. Medula (medulla)
Medula ginjal adalah jaringan ginjal yang halus dan dalam. Medula berisi lengkung
Henle serta piramida ginjal, yaitu struktur kecil yang terdapat nefron dan tubulus.
Tubulus ini mengangkut cairan ke ginjal yang kemudian bergerak menjauh dari
nefron menuju bagian yang mengumpulkan dan mengangkut urine keluar dari ginjal.
2. Tubulus ginjal
Tubulus ginjal adalah serangkaian tabung yang dimulai setelah kapsul Bowman
dan berakhir di tubulus pengumpul (collecting duct). Setiap tubulus memiliki beberapa
bagian:
Limbah atau cairan yang disaring dari nefron dilewatkan ke dalam tubulus
pengumpul, yang mengarahkan urine ke pelvis ginjal. Pelvis ginjal dengan ureter
memungkinkan urine mengalir ke kandung kemih untuk ekskresi.
Tahap kedua
Setelah urine primer tersimpan sementara dalam kapsul Bowman, kemudian akan
menuju saluran pengumpul. Dalam perjalanan menuju saluran pengumpul inilah, proses
pembentukan urine melalui tahapan reabsorpsi.
Zat-zat yang masih dapat digunakan seperti glukosa, asam amino, dan garam
tertentu akan diserap lagi oleh tubulus proksimal dan lengkung Henle. Penyerapan
kembali dari urine primer akan menghasilkan urine sekunder. Urine sekunder memiliki
ciri berupa kandungan kadar ureanya yang tinggi.
Tahap ketiga
Proses pembentukan urine yang terakhir adalah pengeluaran zat (augmentasi).
Urine sekunder yang dihasilkan tubulus proksimal dan lengkung Henle akan mengalir
menuju tubulus distal.
Urine sekuder akan melalui pembuluh kapiler darah untuk melepaskan zat-zat
yang sudah tidak lagi berguna bagi tubuh. Selanjutnya, terbentuklah urine yang
sesungguhnya.
Tahap keempat
Saat kandung kemih memenuhi kapasitas, sinyal yang dikirim ke otak
memberitahu seseorang untuk segera pergi ke toilet. Ketika kandung kemih kosong, urine
mengalir keluar dari tubuh melalui uretra, yang terletak di bagian bawah kandung kemih.
Secara umum, ginjal berguna untuk mempertahankan homeostasis (keseimbangan
berbagai fungsi tubuh) di dalam tubuh dan membantu mengendalikan tekanan darah.
Ginjal menjaga keseimbangan dalam elektrolit, asam basa, dan cairan dalam
darah. Ginjal membuang limbah nitrogen dari tubuh (kreatinin, urea, amonia) dan
menjaga zat-zat penting yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi sebagaimana mestinya
Penyakit ginjal terdiri dari beberapa jenis, antara lain:
Infeksi ginjal. Infeksi ginjal terjadi bila bakteri dari kandung kemih menyebar naik
menuju ke salah satu atau kedua ginjal. Kondisi ini muncul akibat dari komplikasi infeksi
saluran kemih.
Batu ginjal. Garam dan mineral yang seharusnya disaring oleh ginjal tetapi malah
mengeras dan tertimbun dalam ginjal sehingga terbentuk batu ginjal. Hal ini biasanya
terjadi karena urine yang terlalu pekat, sehingga garam dan mineral mengkristal.
Penyakit ginjal polikistik. Merupakan penyakit keturunan berupa munculnya kista
(kantong berisi cairan) yang berkelompok di dalam ginjal. Penyakit ginjal polikistik tidak
ganas, namun dapat mengakibatkan penurunan fungsi ginjal. Selain terjadi di ginjal, kista
pada ginjal polikistik juga bisa muncul di organ hati atau bagian lain dalam tubuh.
Gagal ginjal akut. Gagal ginjal akut adalah kondisi dimana ginjal tidak dapat berfungsi
normal secara tiba-tiba. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan
menumpuknya garam dan zat kimia lainnya di dalam tubuh dan memengaruhi fungsi
organ tubuh lainnya.
Penyakit ginjal kronis. Penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal kronis yaitu penurunan
fungsi ginjal yang menetap selama tiga bulan. Kondisi ini ditandai beberapa gejala,
seperti sesak napas, mual, dan kelelahan. Namun kondisi ini tidak dirasakan oleh pasien
bila masih stadium 1-3. Oleh karena itu, banyak orang tidak menyadari sedang
mengalami kondisi ini hingga mencapai stadium lanjutan.
Pencegahan Penyakit Pada Ginjal
Banyak minum air putih
Cara mencegah penyakit ginjal yang pertama adalah dengan banyak minum air putih.
Jangan khawatir kalau Anda jadi sering buang air kecil, karena itu justru cara tubuh untuk
membuang zat sisa dan racun, sebelum zat-zat tersebut mengendap dan menjadi batu ginjal.
Sumbatan karena batu ginjal bisa menimbulkan nyeri yang menyiksa, selain juga
mengakibatkan gangguan lainnya pada ginjal.
Berhenti merokok
Salah satu dari sekian banyak kerusakan yang dapat disebabkan oleh rokok adalah
kerusakan pada organ ginjal.
Obat-obatan. Dalam mengobati penyakit ginjal, dokter akan memberikan salah satu
obat darah tinggi dari golongan ACE inhibitors (contohnya ramipril, captopril) atau
ARBs (contoh valsartan, irbesartan). Selain mengontrol tekanan darah, kelompok obat
ini juga bisa mengurangi kadar protein di dalam urine. Hormon erythropoietin (EPO)
juga dapat diberikan pada penderita penurunan fungsi ginjal dengan anemia. Untuk
infeksi ginjal dokter akan memberikan antibiotik selama satu sampai dua minggu.
Prosedur terapi batu ginjal. Batu ginjal yang kecil dan dengan gejala yang ringan
tidak perlu tindakan khusus untuk mengatasinya. Pasien akan dianjurkan untuk
minum 2 sampai 3 L per hari untuk membilas saluran kemih, diberikan obat
penghilang rasa sakit seperti paracetamol atau ibuprofen, serta diberikan obat untuk
melemaskan otot saluran kemih (alpha blocker) sehingga batu dapat keluar dengan
cepat dan tanpa nyeri. Bila batu cukup besar dan dianggap tidak dapat keluar sendiri,
dilakukan beberapa prosedur untuk mengeluarkan batu dari ginjal, yaitu:
o Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL). Batu dihancurkan menjadi
ukuran yang lebih kecil sehingga dapat dibuang bersama urine dengan
menggunakan gelombang suara yang menghasilkan getaran dari mesin ESWL.
o Ureteroscopic Lithotripsy (URS). Melalui metode URS akan dimasukkan
selang yang dilengkapi dengan kamera ke dalam saluran kemih melalui lubang
tempat urine keluar. Kemudian, batu akan dihancurkan dengan alat khusus
sehingga menjadi ukuran yang lebih kecil, agar dapat dikeluarkan lewat
saluran kemih.
o Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL). PCNL dilakukan dengan
mengambil batu dengan alat khusus yang dimasukkan melalui punggung
untuk mencapai ginjal. Tindakan ini membutuhkan pembiusan (anestesi)
umum.
Diet. Ginjal berfungsi untuk menyaring zat limbah tubuh, beberapa mineral dan
cairan. Bila terdapat penurunan fungsi ginjal, sulit bagi ginjal untuk membuang zat-
zat limbah tersebut. Oleh karena itu pola diet yang sebaiknya dijalani oleh penderita
penurunan fungsi ginjal adalah diet rendah protein dan beberapa mineral seperti
natrium, kalium, serta fosfat. Selain itu penting untuk membatasi asupan cairan,
sehingga cairan tidak menumpuk dalam tubuh.
Terapi pengganti ginjal. Jika ginjal sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya,
terdapat tiga cara untuk menggantikan tugas ginjal, yaitu:
o Cuci darah atau hemodialisis. Menggunakan mesin yang dihubungkan
dengan pembuluh darah untuk menyaring dan membuang zat yang tidak
diperlukan oleh tubuh di dalam darah. Diperlukan akses di pembuluh darah
untuk dihubungkan ke dalam mesin. Bila diperlukan untuk cuci darah segera,
akan dipasang kateter di pembuluh darah vena di leher, yaitu selang seperti
infus yang biasa dipasang di tangan, namun dipasang pada pembuluh darah
besar di leher. Bila cuci darah dilakukan secara terencana dan untuk jangka
waktu yang lama, akan dipasang akses di lengan atau tungkai dengan
menghubungkan pembuluh darah arteri dan vena, akses ini dinamakan cimino.
o Continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD). Berbeda dengan cuci
darah, CAPD menggunakan selaput pada dinding perut dalam untuk mencuci
darah. Sama halnya dengan cuci darah, CAPD juga membutuhkan akses
permanen seperti selang yang akan dipasang melalui dinding perut. Cairan
yang digunakan untuk mencuci darah akan dimasukkan ke dalam selang
tersebut dan didiamkan beberapa waktu sebelum akhirnya dibuang.
o Cangkok ginjal atau transplantasi ginjal. Dilakukan dengan memindahkan
satu ginjal dari donor yang cocok dan ditanamkan ke dalam tubuh penderita.
Sebelum dilakukan transplantasi, akan dilakukan beberapa pemeriksaan untuk
menentukan apakah pasien merupakan kandidat yang baik untuk transplantasi
ginjal. Dan setelah dilakukan cangkok, pasien akan minum sejumlah obat agar
tubuh dapat menerima organ donor. Bila transplantasi sukses, pasien tidak
perlu menjalani terapi pengganti ginjal yang lain.