[EPIDIDIMITIS]
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG Sistem reproduksi merupakan hal utama yang diperlukan untuk memiliki
keturunan dan memenuhi kebutuhan seksual manusia dewasa. Tetapi pengetahuan tentang reproduksi seharusnya didapat sejak dini untuk pengetahuan agar tidak menjadi topik yang tabu dikalangan masyarakat sebab dari reproduksi itu sendiri banyak sekali masalah yang ditimbulkan jika terjadi ketidaktahuan terutama tentang hal-hal berbahaya seperti penularan penyakit.1 Kelainan anatomi serta penyakit infeksi pada sistem reproduksi
terutama pada pria yang belum banyak diketahui dimasyarakat ternyata telah banyak terjadi di kalangan masyarakat kelas manapun.2 Penyakit infeksi pada system reproduksi mempunyai penyebaran yang sangat cepat. Karena setiap manusia pasti memiliki kebutuhan masing-masing mengenai reproduksi.Salah satu penyakit pada sistem reproduksi terutama pada pria adalah penyakit infeksi epididimitis yaitu peradangan pada epididimis yang bias bersifat akut dan kronik. Hal ini bisa menimbulkan berbagai masalah seperti timbulnya nyeri dan bengkak disertai dengan timbulnya indurasi pada skrotum. Apabila tidak segera dilakukan intervensi maka akan menimbulkan komplikasi yang membahayakan nyawa. Untuk mencegah agar komplikasi ini tidak terjadi pada pasien yaitu adanya penatalaksanaan yang cepat dan tepat.3
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
Adapun yang berperan dalam menangani pasien dengan epididimitis ini yaitu dokter bedah, perawat, serta tenaga medis yang lain.4
1.2 A.
TUJUAN Tujuan Umum Mangetahui masalah-masalah yang terjadi pada system reproduksi pria
B.
Tujuan Khusus 1. Mengetahui definisi epididimitis. 2. Mengetahui etiologi pada epididimitis. 3. Mengetahui manifestasi klinis dari epididimitis. 4. Bagaimanakah patofisiologi dari epididimitis ? 5. Apakah pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan pada epididimitis ? 6. Apakah penatalaksanaan dari epididimitis ? 7. Apakah komplikasi dari epididimitis ? 8. Bagaimanakah pencegahan dari epididimitis ? 9. Apakah prognosa dari epididimitis ?
C.
RUMUSAN MASALAH 1. Apakah definisi dari epididimitis ? 2. Apakah etiologi dari epididimitis ? 3. Apakah manifestasi klinis dari epididimitis ? 4. Bagaimanakah patofisiologi dari epididimitis ? 5. Apakah pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan pada epididimitis ? 6. Apakah penatalaksanaan dari epididimitis ?
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
7. Apakah komplikasi dari epididimitis ? 8. Bagaimanakah pencegahan dari epididimitis ? 9. Apakah prognosa dari epididimitis ? 1.4 MANFAAT Agar mahasiswa lebih mengerti tentang definisi dan masalah pada individu yang mengalami Epididimitis.
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
2 .1
Gambar. anatomi reproduksi pria sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria. Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksidalam dan organ Reproduksi luar: A. Organ Reproduksi Dalam5 Organ reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris. 1. Testis5 Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
terdapatdi bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi olehsuatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos. Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.
2.
Saluran Pengeluaran 5 Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari
epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra. Epididimis Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang disebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens. Vas deferens Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis). Saluran ejakulasi Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan
kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
Uretra Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat didalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang u rin dari kantung kemih.
3.
b a h a n berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper. Vesikula seminalis Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan sumber makanan bagi sperma. Kelenjar prostat Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma. zat makanan yang merupakan
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
Kelenjar Cowper Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).
B.
Organ Reproduksi Luar 6 Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
1.
Penis 6 Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di
bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi). Skrotum 6 Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakkan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar
2.
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah dari pada suhu tubuh.
3.
seminiferus.
Spermatogenesis
mencakup
pematangan
sel
epitel
germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel .Yang mana bertujuan untuk membentuk sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium=tunggal). Spermatogonia
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel -sel epitel tubulus seminiferus. 6 Spermatogonia terus-menerus membelah untuk meperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma. Pada tahap pertama spermatogenesis, spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul ditepi membrane epitel germinal yang disebut spermatogenia tipe A. Spermatogenia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogoniatipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid. 6 Setelah melewati beberapa minggu, setiap spermatosit primer
membelah secara miosis membentuk dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid. Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid. Spermatid merupakan calon sperma yang belum memiliki ekor dan bersifat haploid (n atau mengandung 23 kromosom yang tidak berpasangan). Setiap spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa (sperma). 6 Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor. Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma. Pada bagian membrane permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi u ntuk menembus lapisan pelindung ovum. Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma. Badan sperma banyak mengandung mitikondria yang berfungsi sebagai penghasil energy untuk pergerakan sperma. Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruhsel-sel sertoli yang memiliki fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan mengatur proses spermatogenesis. 6
C.
Hormon Pada Pria 7 Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormone, yaitu testoteron, LH
(Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone),estrogen dan hormon pertumbuhan. 1. Testoteron
7
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder. 2. LH (Luteinizing Hormone)7 LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron. 3. FSH (Follicle Stimulating Hormone) 7
10
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
FSH juga disekresikan oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi. 4. Estrogen7 Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan esterogen serta membawa keduanya kedalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormone ini tersedia untuk pematangan sperma. 5. Hormon Pertumbuhan Hormon
7
pertumbuhan
diperlukan
untuk
mengatur
fungsi
metabolism testis. Hormone pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
11
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
3.1
pada epididimis. Epididimis merupakan suatu struktur berbentuk kurva (koil) yang menempel di belakang testis dan berfungsi sebagaitempat penyimpanan sperma yang matur.8 Berdasarkan timbulnya nyeri, epididimitis dibedakanmenjadi
epididimitis akut dan kronik. Epididimitis akut memiliki waktu timbulnya nyeri dan bengkak hanya dalam beberapa hari sedangkan pada epididimitis kronik, timbulnya nyeri dan peradangan minggu
pada epididimis telah berlangsung sedikitnya selama disertai dengan timbulnya indurasi pada skrotum.8
enam
Perkiraan insiden epididimitis di Amerika Serikat mencapai sekitar 600.000 kasus epididimitis pada laki-laki (0,69%). Insiden infeksi tertinggi dilaporkan pada laki-lakiumur 16-30 tahun, disertai oleh mereka yang berumur 51-70 tahun. Hal itu terkait dengan penyebab epididimitis yang dapat terjadi karena faktor riwayat aktivitas seksual, hygiene dan penyakit degenerative seperti prostat. Epididimitis yang terjadi pada g o l o n g a n u s i a m u d a s e b a g i a n besar juga merupakan penjalaran dari uretritis (infeksi uretra). Oleh karena
12
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
3.2
ETIOLOGI 4,9 Bermacam penyebab timbulnya epididimitis tergantung dari usia pasien,
sehingga penyebab dari timbulnya epididimitis dibedakan menjadi : Infeksi bakteri non spesifik Bakteri coliforms (misalnya E coli, Pseudomonas, Proteus,
Klebsiella) menjadi penyebab umum terjadinya epididimitispada anak-anak, dewasa dengan usia lebih dari 35 tahun dan homoseksual. Ureaplasma urealyticum, Corynebacterium ,Mycoplasma and Mima polymorpha juga dapat ditemukan pada golongan penderita tersebut. Infeksi yang disebabkan oleh Haemophilus influenza
13
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
Penyakit Menular Seksual Chlamydia merupakan penyebab tersering pada laki-laki berusia kurang dari 35 tahun dengan aktivitas seksual aktif.
Infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, Treponema pallidum, Trichomonas dan Gardnerella vaginalis juga sering terjadi pada populasi ini. Virus Virus menjadi penyebab yang cukup dominan pada anak-anak. Pada epididimitis yang disebabkan oleh virus tidak didapatkan adanya pyuria. Mumps merupakan virus yang sering menyebabkan epididimitis selain coxsackie virus A dan varicella. Tuberkulosis Epididimitis yang disebabkan oleh basil tuberkulosis sering terjadi di daerah endemis TB dan menjadi penyebab utama terjadinya TB urogenitalis. Penyebab infeksi lain (seperti brucellosis, coccidioidomycosis,
blastomycosis, cytomegalovirus (CMV), candidiasis, CMV pada HIV dapat terjadi pada individu dengan system imun tubuh yang rendah atau menurun. Obstruksi (seperti BPH, malformasi urogenital)
m e m i c u terjadinya refluks. Vaskulitis (seperti Henoch-Schnlein purpura pada anak-anak) sering menyebabkan epididimitis akibat adanyaproses infeksi sistemik.
14
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
Penggunaan Amiodarone dosis tinggi Amiodarone adalah obat yang digunakan pada kasusaritmia jantung dengan dosis awal 600 mg/hari 800 mg/ hariselama 1 3 minggu secara bertahap dan dosis pemeliharaan400 mg/hari. Penggunaan Amiodarone dosis tinggi ini (lebihdari 200 mg/hari)
akan menimbulkan antibodi amiodarone HCLyang kemudian akan menyerang epidididmis sehinggatimbullah gejala epididimitis. Bagian yang sering terkena adalahbagian cranial dari epididimis dan kasus ini terjadi pada 3-11 % pasien yang menggunakan obat amiodarone. Prostatitis Prostatitis merupakan reaksi inflamasi pada kelenjar prostat yang dapat disebabkan oleh bakteri maupun non bakteri yang dapat menyebar ke skrotum, menyebabkan timbulnya epididimitis dengan rasa nyeri yang hebat, pembengkakan, kemerahan dan jika disentuh terasa sangat nyeri. G e j a l a ya n g j u g a s e r i n g selangkangan, daerah antara penis menyertai dan anus adalah nyeri di
serta punggung
bagian bawah, demam dan menggigil. Pada pemeriksaan colok dubur didapatkan prostat yang membengkak dan terasa nyeri jika disentuh. Prostatektomi dapat menimbulkan epidimitis karena terjadinya infeksi preoperasi pada traktus urinarius. Hal initerjadi pada 13% kasus yang dilakukan prostatektomi suprapubik.
15
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
pemasangan instrumentasi
dipicu oleh
3.3
PATOFISIOLOGI 5,9 Disebabkan oleh aliran balik dari urin yang mengandung bakteri
dari
duktus
ejakulatorius vesika seminalis, ampula dan vas deferens. Oleh karena itu, penyumbatan yang terjadi di prostat dan uretra serta adanya anomali kongenital pada bagian genito-urinaria sering menyebabkan timbulnya epididimitis karena tekanan tinggi sewaktu miksi. Setiap kateterisasi maupun instrumentasi seperti sistoskopi merupakan faktor resiko yang sering
menimbulkan epididimitis bakterial. Infeksi berawal di kauda epididimis dan biasanya meluas ke tubuh dan hulu epididimis. Kemudian mungkin terjadi orkitis melalui radang kolateral. Tidak jarang berkembang abses yang dapat menembus kulit dorsal skrotum. Jarang sekali epididimitis disebabkan oleh refluks dari jalan kemih akibat tekanan tinggi intra abdomen karena cedera perut.
16
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
Menyerang epididimis
EPIDIDIMITIS
Inflamasi
Peningkatan suhu
Muncul infiltrat
Hipotermi
nyeri
17
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
3.4 A.
MANIFESTASI KLINIS 5,9 GEJALA KLINIS Gejala yang timbul tidak hanya berasal dari infeksi local namun
juga berasal dari sumber infeksi yang asli. Gejala yang sering berasal dari sumber infeksi asli seperti duh uretra dan nyeri atau itching pada uretra (akibat uretritis), nyeri panggul dan frekuensi miksi yang meningkat, dan rasa terbakar saat miksi (akibat infeksi pada vesika urinaria frekuensi
daerah
perineum,
miksi yang meningkat, urgensi, dan rasa perih dan terbakar saat miksi (akibat infeksi pada prostat yang disebut prostatitis), demam dan nyeri pada regio flank (akibat infeksi pada ginjal yang disebut pielonefritis). Gejala lokal pada epididimitis berupa nyeri pada skrotum. Nyeri mulai timbul dari bagian belakang salah satu testis namun dengan cepat akan menyebar ke seluruh testis, skrotum dan kadang kala ke daerah inguinal disertai peningkatan suhu badan yang tinggi. Biasanya hanya mengenai salah satu skrotum saja dan tidak disertai dengan mual dan muntah.
B.
TANDA KLINIS 4,9 Tanda klinis pada epididimitis yang didapat saat melakukan pemeriksaan
fisik adalah : Pada pemeriksaan ditemukan testis pada posisi yang normal, ukuran kedua testis sama besar, dan tidak terdapat peninggian pada salah satu testis dan epididimis membengkak di permukaan dorsal testis yang sangat nyeri.
18
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
hari, epididimis dan testis tidak dapat bengkak yan g juga meliputi
udem dan infiltrat. Funikulus spermatikus juga turut meradang menjadi bengkak dan nyeri. Hasil pemeriksaan refleks kremaster normal Phren sign bernilai positif dimana nyeri dapat berkurang bila skrotum diangkat ke atas karena pengangkatan ini akan mengurangi regangan pada testis. Namun pemeriksaan ini kurang spesifik. Pembesaran kelanjar getah bening di regio inguinalis. Pada colok dubur mungkin didapatkan tanda prostatitis kronik yaitu adanya pengeluaran sekret atau nanah setelah dilakukan masase prostat. B i a s a n ya didapatkan eritema dan selulitis pada
kongenital pada traktus urogenitalis seperti ureter ektopik, vas deferens ektopik, dll.
19
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
3.5
PEMERIKSAAN LABORATORIUM 4,9 Pemeriksaan laboratorium yang dapat digunakan untuk mengetahui
adanya suatu infeksi adalah: Pemeriksaan darah dimana ditemukan leukosit meningkat dengan shift to the left (10.000-30.000/l) K u l t u r u r i n d a n p e n g e c a t a n g r a m u n t u k k u m a n p e n ye b a b infeksi Analisa urin untuk melihat apakah disertai pyuria atau tidak Tes penyaringan untuk klamidia dan gonorhoeae. Kultur darah bila dicurigai telah terjadi infeksi
s i s t e m i k pada penderita
3.6
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS 7,9 Sampai saat ini, pemeriksaan radiologis yang dapat digunakan adalah :
1. Color Doppler Ultrasonography7,9 Pemeriksaan ini memiliki rentang kegunaan yang luas
dimana pemeriksaan ini-lebih banyak digunakan untuk membedakan epididimitis dengan penyebab akut skrotum lainnya. Keefektifan pemeriksaan ini dibatasi oleh nyeri dan ukuran
anatomi pasien (seperti ukuran bayi berbeda dengan dewasa) Pemeriksaan menggunakan ultrasonografi dilakukan
untuk melihat aliran darah pada arteri testikularis. Pada epididimitis, aliran darah pada arteri testikularis cenderung meningkat.
20
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
Ultrasonografi juga dapat dipakai untuk mengetahui adanya abses skrotum sebagai komplikasi dari epididimitis. Kronik epididimitis dapat diketahui melalui pembesaran testis dan epididimis yang disertai penebalan tunika vaginalis dimana hal ini akan menimbulkan gambaran echo yang heterogen pada ultrasonografi.
Gambar. Color Doppler Ultrasonography Acute epididymitis in a 9-year-old boy with scrotal pain and redness. Longitudinal US scan shows that the epididymal head and body (arrows) are enlarged and hypoechoic relative to the normal testis (T). Wall thickening (*) and reactive hydrocele (h) are also seen. Power Doppler imaging showed increased perfusion of the epididymis.
21
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
22
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
23
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
2. Nuclear Scintigraphy 7,9 Pemeriksaan ini menggunakan technetium -99 tracer dan dilakukan untuk mengkonfirmasi hasil pemeriksaan aliran darah yang meragukan dengan memakai ultrasonografi. Pada epididimitis penangkapan kontras Memiliki sensitivitas dan spesifitas 90 -100% dalam menentukan daerah iskemia akibat infeksi. Pada keadaan skrotum yang hiperemis akan timbul diagnosis negative palsu Keterbatasan dari pemeriksaan ini adalah harga yang mahal dan sulit dalam melakukan interpretasi 3. Vesicouretrogram (VCUG), cystourethroscopy, dan USG abdomen 7,9 Pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui suatu anomaly congenital pada pasien anak-anak dengan bakteriuria dan epididimitis. akut, akan terlihat gambaran peningkatan
24
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
Condition
Typical presentation
tenderness that progresses to epididymis with testicular swelling and increased blood flow on color Doppler
abdomen; symptoms of tenderness; normal lower urinary tract infection cremasteric reflex; pain relief with testicular elevation (Prehn sign) Orchitis Abrupt onset of testicular pain Testicular swelling and tenderness; normal cremasteric reflex
Testicular torsion
cremasteric reflex; pain with blood flow on color testicular elevation Doppler
3.7
DIAGNOSIS 7,9
Diagnosis epididimitis dapat ditegakkan melalui : a) Anamnesa b) Pemeriksaan fisik c) Pemeriksaan Laboratorium d) Pemeriksaan penunjang lainnya
[Type the company name]|Kks Bagian Radiologi RSUD DR.RM.Djoelham Binjai 25
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
3.8
1.
Orkitis
Gambar. Orkhitis Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas. Etiologi : Kuman patogen Bakteri Non spesifik : C.Trachomatis Spesifik : M..Tuberculosa Virus : Mumps Imunologis : auto imun
26
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
2.
Hernia inguinalis inkarserata 4,9 Hernia merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian
3.
Torsio testis4,9 Torsio testis adalah terpeluntirnya funikulus spermatikus yang berakibat terjadinya
gangguan aliran darah pada testis. Keadaan ini diderita oleh 1 diantara 4000 pria yang berumur kurang dari 25 tahun, dan paling banyak diderita oleh anak pada masa pubertas (12-20 tahun). Di samping itu tidak jarang janin yang masih berada di dalam uterus atau bayi baru lahir menderita torsio testis yang tidak terdiagnosis sehingga mengakibatkan kehilangan testis baik unilateral ataupun bilateral.
27
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
Gambar. Torsio testis Perbedaan antara torsio testis dan epididimitis dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Diagnosis of Selected Conditions Responsible for the Acute Scrotum6
Surgical exploration
28
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
4.
Seminoma testis11 Tumor testis merupakan pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel
testis yang telah mengalami transformasi (abnormal), yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung zakar). Pertumbuhan sel-sel tumor ini dapat cepat ataupun lambat. Tumor testis bisa berasal dari sel germinal atau jaringan stroma testis.
29
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
Tabel. Diagnosis Banding Pembesaran Skrotum yang Lazim Dijumpai12 Umur Lazim Diagnosis Epididimitis Torsio testis Tumor testis Hidrokel Spermatokel Hernia (Tahun) Semua umur < 35 < 35 Semua umur Semua umur Semua umur Transiluminasi Tidak Tidak Tidak Ya Ya Tidak Eritema Skrotum Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Nyeri Berat Berat Minimal Tidak ada Tidak ada Tidak ada sampai sedang* Varikokel > 15 Tidak Tidak Tidak ada
3.9
PENATALAKSANAAN 9,12 Penatalaksanaan epididimitis meliputi dua hal yaitu penatalaksanaan medis
dan bedah, berupa : a. Penatalaksanaan Medis Antibiotik digunakan bila diduga adanya suatu proses infeksi. Antibiotik yang sering digunakan adalah : Fluorokuinolon, namun penggunaannya telah dibatas karena terbukti resisten terhadap kuman gonorhoeae Sefalosforin (Ceftriaxon)
30
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
Levofloxacin atau ofloxacin untuk mengatasi infeksi klamidia dan digunakan pada pasien yang alergi penisilin Doksisiklin, azithromycin, dan tetrasiklin digunakan untuk men gatasi infeksi bakteri non gonokokal lainnya Penanganan epididimitis lainnya berupa penanganan suportif, seperti : Pengurangan aktivitas Skrotum lebih ditinggikan dengan melakukan tirah baring total selama dua sampai tiga hari untuk mencegah regangan berlebihan pada skrotum. Kompres es Pemberian analgesik dan NSAID Mencegah penggunaan instrumentasi pada urethrae. Penatalaksanaan Bedah9,12
b.
Penatalaksanaan di bidang bedah meliputi : Scrotal exploration Tindakan ini digunakan bila telah terjadi komplikasi dari
epididimitis dan orchitis seperti abses, pyocele, maupun terjadinya infark pada testis. Diagnosis tentang gangguan intrascrotal baru
31
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
Gambar. Scrotal exploration Epididymectomy9,12 Tindakan ini dilaporkan telah berhasil mengurangi nyeri disebabkan oleh kronik epididimitis pada 50% kasus.
Gambar. Epididymectomy
32
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
Epididymotomy9,12 Tindakan ini dilakukan supurativa. pada pasien dengan epididimitis akut
3.10
KOMPLIKASI 8,12
Komplikasi dari epididimitis adalah : a . A b s e s d a n p yo c e l e p a d a s k r o t u m b. Infark pada testis c. Epididimitis kronis dan orchalgia d. Infertilitas sekunder sebagai obstruksi dari duktus epididimis e. Atrofi testis yang diikuti hipogonadotropik hipogonadism f. F i s t u l a k u t a n e u s akibat dari inflamasi atau pun
3.11 PENCEGAHAN 8,12 Pemberian profilaksis Menjaga hygiene alat kelamin Menggunakan alat pelindung Tidak mlakukan hubungan seksual
33
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
3.12
PROGNOSIS8,12 Epididimitis akan sembuh total bila menggunakan antibiotik yang tepat
dan adekuat serta melakukan hubungan seksual yang aman dan mengobati partner seksualnya. Kekambuhan epididimitis pada seorang pasien adalah hal yang biasa terjadi. Jika epididimitis tidak diobati maka akan memperparah kondisi dan dapat berlangsung dalam waktu lama (kronis)
34
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
BAB IV PENUTUP
4.1
KESIMPULAN Epididimitis akut dapat dianggap sebagai infeksi asendens saluran kemih.
Epididimitis sering ditemukan sebagai penyulit infeksi saluran kemih. Oleh karena itu, obstruksi uretra distal dari prostat sering menyebabkan timbulnya epididimitis karena tekanan tinggi sewaktu miksi. Setiap kateterisasi atau instrumentasi, seperti sistoskopi pada pasien dengan uretrisis, beresiko terjadinya epididimitis bacterial. Beragam masalah penyakit infeksi pada system reproduksi pria yang telah dibahas dalam makalah ini diantaranya penyakit epididimitis yang menimbulkan masalah dengan manifestasi klinis yang berbeda-beda sesuai dengan factor penyebab timbulnya penyakit. Penatalaksanaan yang harus dilakukan pun menyesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit bahkan dibutuhkan tindakan pembedahan. Epididimitis dimana penyakit infeksi tersebut merupakan penyakit yang mudah penularannya tetapi mengakibatkan efek masalah yang mempengaruhi nyawa karena komplikasi yang ditimbulkan.
35
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
4.2
SARAN Pengetahuan mengenai kelainan anatomi dan penyakit epididimitis pada organ reproduksi
pria penting dan wajib untuk diketahui bagi mahasiswa kedokteran. Diharapkan makalah ini dapat menjadi sumber informasi mengenai anatomi dan infeksi epididimitis pada organ reproduksi pria utamanya bagi mahasiswa kedokteran
36
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
DAFTAR PUSTAKA
1. Bloom & Fawcett,12. 1994. Buku Ajar Histologi . Jakarta: EGC. 2. Putz.R, R. Pabst,22. 2006. Sobotta Jilid 2 . Jakarta: EGC. 3. Purnomo, B. B. 2000. Dasar-dasar Urologi . Jakarta: CV Info Medika. 4. R.Sjamsuhidajat, Wim De Jong. 2002. Buku Ajar Ilmu Bedah Jilid 2. Jakarta : EGC 5. http://www.scribd.com/doc/53010792/EPIDIDIMITIS#download 6. http://www.scribd.com/doc/93407676/Regio-Pelvis 7. http://medicalera.com/info_answer.php?thread=5416 8. http://www.google.co.id/search?hl=id&pq=penyakit+tentang+testis&cp=2 8&gs_id=91&xhr=t&q=makalah+tentang+epididimitis&bav=on.2,or.r_gc. r_pw.r_qf.&biw=1040&bih=636&um=1&ie=UTF8&tbm=isch&source=og&sa=N&tab=wi 9. http://ml.scribd.com/doc/88898026/EPIDEDEMITIS 10. www.aafp.org/afp/2009/0401/p583.html
11. http://www.darrylvirgiawan-blog.com/2008/07/g-ambaran-usg-pada-
tumor-testis-darryl.html
12. http://dokterkecil.wordpress.com/2008/11/03/hernia/
37
REFARAT Radiologi
[EPIDIDIMITIS]
38